Anda di halaman 1dari 8

JSTFI

Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology


Vol.,III No.1, Januari 2014

ANALISIS KANDUNGAN DIOKSIN, DAYA SERAP


DAN KANDUNGAN KLORIN (Cl2) DALAM PEMBALUT WANITA

Fellycia Gufita1, Diar Herawati1, Syarif Hamdani2


1
Jurusan Farmasi Universitas Islam Bandung, 2Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Abstrak

Dioksin adalah nama untuk kelompok senyawa hidrokarbon heterosiklik yang berasal dari
berbagai industri seperti pemutihan pulp dan kertas. Dioksin terdapat dalam pembalut wanita
yang menggunakan kertas dan pulp sebagai bahan baku yang telah mengalami proses pemutihan
dengan menggunakan klorin. Salah satu senyawa dioksin adalah 2,3,7,8-tetrachloro-dibenzo-
dioxin (TCDD), yang dikenal sebagai racun reproduksi, imunotoksin dan karsinogenik.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan dioksin dalam pembalut wanita,
khususnya yang beredar di kota Bandung serta analisis tambahan mengenai daya serap dan
kandungan klorin (Cl2). Sampel pembalut wanita diekstraksi menggunakan pelarut metanol
untuk menarik dioksin. Ekstrak dioksin diukur konduktivitasnya menggunakan konduktometer.
Data konduktivitas dikonversi terhadap kurva standar dioksin. Hasil menunjukkan bahwa
seluruh sampel mengandung dioksin dengan kadar tertinggi adalah 6,51 pg/g dan kadar terendah
adalah 0,97 pg/g, seluruh pembalut wanita memenuhi persyaratan daya serap, dan tidak ada
kandungan klorin (Cl2) di seluruh pembalut wanita. Dari hasil data menunjukan bahwa kadar
dioksin dalam pembalut wanita berada di atas batas maksimum kandungan dioksin yang
diperbolehkan dalam makanan.

Kata kunci: Dioksin, pembalut wanita, konduktometri, TCDD.

Abstract

Dioxin is a name for a family of heterocyclic hydrocarbon that are byproducts of many
industrial processes such as the bleaching of paper and pulp. Dioxin contained in sanitary
napkins that use the pulp and paper as raw material has been bleached with chlorine. The
reference compound is 2,3,7,8-tetrachloro-dibenzo-dioxin (TCDD), known as a reproductive
toxin, an immunotoxin, and a carcinogen. The goal of this research was to investigate the
sanitary napkins containing dioxin, especially sanitary napkins distributed in Bandung city and
additional analysis of the absorptive capacity, chlorine (Cl2) contained. A sample of the
sanitary napkins was extracted using methanol solvent. Extract of dioxin was measured its
conductivity using conductometer to get conductivity data. Conductivity data are converted to
the standard curve of dioxin. The result showed that all of the sanitary napkins containing
dioxin with the highest level at 6.51 pg/g and the lowest level at 0.97 pg/g and all of the sanitary
napkins absorptive capacity requirements, and there was found no chlorine (Cl2) in all of the
sanitary napkins. Data shown that the levels of dioxin in sanitary napkins were above the
maximum allowable content of dioxin in food.

Keywords: Dioxin, sanitary napkins, conductometry, and TCDD.

1
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.,III No.1, Januari 2014

PENDAHULUAN industri pulp dan kertas mengandung


Bagi setiap wanita pembalut sudah dioksin (Martunus,2007). Dioksin sering
menjadi kebutuhan pokok. Setiap bulan digunakan untuk menyatakan tiga senyawa
wanita dari seluruh kalangan masyarakat kimia dengan toksisitas akut yaitu dioksin,
membutuhkan pembalut untuk menyerap furan dan poliklorodipenil (PCBs) yang
darah menstruasi. Kebanyakan wanita yang semuanya memiliki dua cincin benzen dan
menggunakan pembalut hanya empat klor. Dioksin yang paling beracun
memperhatikan faktor kenyamanan dari adalah 2,3,7,8-tetrakloro dibenzo-p-dioksin
pembalut tanpa memperhatikan faktor (TCDD) (Martunus,2007). Dioksin dapat
keamanan dari pembalut tersebut. Pembalut mengakibatkan berbagai gangguan
yang baik adalah pembalut yang kesehatan karena sifatnya yang persisten
menggunakan kapas dan bahan lain sesuai dan dapat terbioakumulasi dalam lemak
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). tubuh. Beberapa penyakit yang dapat
Namun, terdapat pembalut yang ditimbulkan oleh paparan dioksin yang
menggunakan pulp kertas yang merupakan telah diteliti diantaranya adalah, diabetes
hasil limbah kertas, karton dan kardus dan mellitus, gangguan jantung, chloracne,
lain sebagainya melalui proses daur ulang. beberapa jenis kanker, aberasi gigi,
Masyarakat tidak menyadari bahwa penurunan produksi hormon testoteron,
pembalut dengan bahan baku yang berasal endometriosis, serta penurunan sistem imun
dari pulp kertas telah mengalami proses (Juniarti, 2005).
bleaching dengan menggunakan klorin atau Pada tahun 1998 WHO menetapkan
disebut dengan proses kraft. Klorin yang ambang batas aman konsumsi dioksin, yaitu
digunakan dalam proses kraft akan bereaksi 1-4 pikogram/kg berat badan (pikogram =
dengan lignin yaitu serat dari kayu yang 10−12g = part per trilion = ppt). Hasil
merupakan bahan baku pembuat kertas penelitian dari universitas Kiel dan EPA
membentuk senyawa beracun yaitu dioksin menunjukkan bahwa secara normal tubuh
(Yasmidi, 2008). manusia dewasa dapat menerima dioksin 1-
Dioksin adalah sekelompok senyawa 10 pg/kg bb/hari tanpa membahayakan
organik terklorinasi yang memiliki empat kesehatan, sedangkan konsentrasi yang
klor, dua oksigen, dan dua cincin benzen. aman untuk bayi adalah 0,008 pg/kg bb/hari
Klor merupakan unsur halogen yang sangat (Widyatmokko,1999). Selain itu beberapa
reaktif sehingga mudah bereaksi dengan negara juga menerapkan aturan ambang
senyawa organik atau senyawa lainnya. batas toleransi konsentrasi dioksin yang
Sebagian besar organoklorin seperti dioksin diijinkan dalam tubuh manusia, antara lain
dan furan menimbulkan efek racun. Dalam adalah Amerika 0,006 pg/kg bb/hari,
sebuah penelitian, limbah air buangan Kanada 10 pg/kg bb/hari, dan Jerman

2
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.,III No.1, Januari 2014

1pg/kg bb/hari, sedangkan Indonesia belum Bahan


mempunyai baku mutu ambang batas Bahan yang digunakan dalam
toleransi sendiri. Namun, Indonesia penelitian ini adalah pembalut wanita
memiliki nilai ambang batas kandungan berbagai merek yang beredar di Kota
dioksin untuk beberapa makanan. Bandung dengan pengelompokan Sampel A
Berdasarkan OSPAR Commission (harga jual ≤ Rp. 500,-), Sampel B (harga
tahun 2007, saat ini analisis kimia dari jual Rp. 500,- – Rp. 1000,-), Sampel C
dioksin dilakukan dengan kromatografi gas (harga jual > Rp. 1000,-) dengan masing-
resolusi tinggi atau high-resolution gas masing 3 sampel, metanol, dioksin (2,3,7,8-
chromatography dikombinasi dengan tetrachloro-dibenzo-p-dioxin / TCDD)
spektrometri masa resolusi tinggi atau high- (Aldrich), larutan standar kalibrasi
resolution mass spectrometry (HRGC- konduktometri 1.413 µS/cm dan 12,88
HRMS). Pada penelitian ini dilakukan µS/cm (Mettler Toledo), air bebas ion,
analisis dioksin dengan alat yang lebih aquadest, larutan Kalium Iodida (KI) 10%
sederhana yaitu konduktometer. (Merck), larutan amilum 2%.
Konduktometri adalah salah satu metoda
analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya Pengukuran daya serap
hantar listrik suatu larutan. Daya hantar Sebanyak 6 gram pembalut wanita,
listrik (G) suatu larutan bergantung pada diletakkan dengan sisi yang menyerap
jenis dan konsentrasi di dalam larutan. menghadap ke atas pada kaca arloji besar
Analisis kandungan dioksin menggunakan yang telah diketahui bobotnya, kemudian
konduktometri, dimana jika sejumlah dituangkan air perlahan-lahan di atas
dioksin dilarutkan dalam pelarut organik seluruh permukaan sampai melimpah,
maka akan memberikan arus listrik, dimana dibiarkan 1 menit, kemudian ditimbang.
arus listrik inilah yang akan dibaca oleh alat Daya serap adalah selisih berat keseluruhan
konduktometri (Martunus, 2007). dikurangi berat kaca arloji.

METODOLOGI Pengujian kandungan klorin (Cl2)


Alat Satu buah pembalut utuh yang telah
Alat yang digunakan adalah dilepas kertas perekatnya dan dibuang
timbangan analitik, seperangkat alat bagian plastiknya direndam dengan
konduktometri Mettler Toledo (Seven Multi menggunakan aquades sebanyak 100 mL
S70), kertas saring, gunting, dan peralatan selama 30 menit sambil di aduk, kemudian
gelas laboratorium kimia. disaring menggunakan kertas saring. Filtrat
kemudian diambil sebanyak ± 1 mL.
Kemudian ditambahkan larutan KI 10%,

3
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.,III No.1, Januari 2014

dan larutan amilum 2% dan dikocok sampai Penelitian Utama


homogen. Perubahan warna yang terjadi Dioksin / TCDD di ekstraksi dari
diamati poositif, dan mengandung klorin sampel dengan cara merendam sampel utuh
apabila terjadi perubahan warna dari tidak yang telah dilepas kertas perekatnya dan
berwarna menjadi warna biru. bagian plastik dengan pelarut metanol
sebanyak 100 mL, kemudian diaduk dan
Penentuan kurva standar konsentrasi didiamkan selama 30 menit, kemudian
dioksin disaring. Filtrat diukur konduktivitasnya
Mula-mula campuran TCDD dan menggunakan konduktometer. Hasil
metanol dengan konsentrasi 1 pg/1mL, penelitian dalam bentuk konduktivitas
diukur konduktivitasnya. Dengan langkah TCDD ini, harus diubah ke dalam bentuk
yang sama, pengukuran dilakukan pada konsentrasi dengan menggunakan
konsentrasi dioksin 2 pg/mL; 3 pg/mL; 4 persamaan yang diperoleh pada penelitian
pg/mL; 5 pg/mL dan 6 pg/mL. Data kurva standar sebelumnya.
konduktivitas dan konsentrasi TCDD dalam
metanol yang diperoleh dibuat dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
bentuk persamaan yang akan digunakan Pengujian Daya Serap
dalam penelitian utama. Pengujian daya serap dari seluruh sampel
diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Pengujian Daya Serap


̅
𝒙 ̅ perkategori
𝒙
Sampel (gram) (gram)
A1 70, 103
A2 62, 588 72, 023
A3 83, 377
B1 73, 647
B2 95, 236 79,215
B3 68, 762
C1 105, 060
C2 86, 990 95,252
C3 93, 706

Dari data di atas dapat ditarik pembalut yang digunakan adalah 6 gram,
kesimpulan bahwa seluruh sampel jadi hasil daya serap yang memenuhi syarat
memenuhi persyaratan daya serap yang adalah lebih dari 60 gram. Jika dirata-
telah ditentukan oleh SNI nomor 16-6363- ratakan setiap kategori sampel, maka
2000, yaitu dapat menyerap air lebih 10 kali sampel C (> Rp. 1000,-) yang memiliki
bobot pembalut. Dalam percobaan ini bobot daya serap paling besar. Dengan kata lain,

4
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.,III No.1, Januari 2014

semakin tinggi harga suatu pembalut, maka persamaan ini akan digunakan untuk
daya serapnya semakin besar. mengetahui kadar TCDD dalam sampel.

Pengujian kandungan klorin (Cl2) Pengujian Kandungan Dioksin


Analisis klorin diawali dengan uji Pada dasarnya senyawa dioksin dapat
kualitatif menggunakan reagen larutan KI memberikan arus listrik bila dilarutkan
10% dan larutan kanji 2%. Positif adanya pada pelarut organik, dan arus listrik inilah
klorin ditunjukkan perubahan warna dari yang akan dibaca oleh alat konduktometer
tidak berwarna menjadi warna biru. (Martunus, 2007). Dioksin dapat
Berdasarkan persamaan reaksi berikut : memberikan arus listrik karena dalam
Cl2(aq) + 2KI(aq)  2KCl(aq) + I2(aq) struktur TCDD terdapat banyak pasangan
I2(aq) + amilum(s)  iod amilum(s) (biru) elektron bebas. Pasangan elektron bebas ini
Hasil analisis terhadap seluruh akan mudah mengalami resonansi sehingga
sampel menunjukkan tidak adanya elektron-elektron tersebut berpindah.
perubahan warna dari I2, yang artinya tidak Elektron yang pindah ini menyebabkan
terdapat kandungan klorin pada semua ikatan rangkap yang terdapat di senyawa
pembalut. Hasil negatif ini kemungkinan dioksin akan bergeser dan berlangsung
karena Cl2 yang terdapat dalam pembalut secara reversibel. Elektron-elektron yang
bukan berbentuk ion tetapi berbentuk berpindah inilah yang menyebabkan
senyawa. Senyawa yang dimaksud adalah terjadinya arus listrik.
senyawa organik terklorinasi seperti Namun, tidak semua pelarut organik
2,3,7,8-tetrachloro-dibenzo-p-dioxin. dapat digunakan. Dalam percobaan, pelarut
toluen dan kloroform tidak memberikan
Kurva standar dioxin arus listrik sedangkan pelarut metanol dapat
memberikan arus listrik. Hal ini
10
dikarenakan toluen dan kloroform termasuk
konduktivitas

8
(µS/cm)

6 ke dalam pelarut aprotik. Pelarut aprotik


4 adalah pelarut yang tidak menerima dan
2
0 tidak memberi proton. Metanol dan
0 5 10 golongan alkohol merupakan pelarut
Konsentrasi (pg)
amfiprotik, dimana pelarut amfiprotik
Gambar 1. Kurva standar konsentrasi bekerja sebagai penerima proton dan
TCDD
pemberi proton (Martin, 380).
Dari kurva standar dioksin diperoleh Metanol sendiri memiliki muatan,
persamaan y= 0,888x + 3,106 dengan nilai ketika ditambahkan larutan standar TCDD
koefisien korelasi sebesar 0,996, dimana maka muatannya bertambah. Muatan

5
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.,III No.1, Januari 2014

larutan standar TCDD dapat diperoleh dari dikurangi muatan metanol. Pemilihan
selisih muatan larutan standar TCDD
metanol didasarkan pada pertimbangan dengan persamaan regresi liniear yang
bahwa TCDD dapat larut di dalam metanol didapatkan dari kurva standar dioksin,
dengan kelarutan 0,01 g/L, lebih kecil sehingga diperoleh data konsentrasi seperti
dibandingkan dengan pelarut yang lain. pada tabel 2. Hasil analisis menunjukkan
Selanjutnya yang dilakukan adalah bahwa seluruh sampel baik sampel A, B,
mengukur konduktivitas filtrat hasil maupun C memiliki kandungan TCCD
ekstraksi sampel dengan konduktometer. secara variatif dari mulai kadar 0,97 pg/g
Konduktivitas sampel diperoleh dari selisih (C3) sampai dengan 6,51 pg/g (C1). Kadar
konduktivitas sampel dikurangi TCDD masih berada di baah ambang batas
konduktivitas pelarut methanol, kemudian WHO bila dionversikan terhadap bobot
data konduktivitas ini dikonversikan manusia normal.

Tabel 2. Hasil Pengujian Kandungan TCDD


Rata-rata Konsentrasi Bobot pembalut Kadar*
Sampel
(pg/sampel) (gram) (pg/gram)
A1 35,30 ± 3,42 7,13 4,95
A2 8,67 ± 0,48 7,38 1,18
A3 13,81 ± 0,23 6,25 2,21
B1 24,09 ± 0,32 6,19 3,89
B2 33,81± 0,39 6,80 4,98
B3 15,18 ± 0,27 6,66 2,28
C1 55,34 ± 0,24 8,50 6,51
C2 18,50 ± 0,23 12,05 1,54
C3 11,93 ± 0,15 12,25 0,97
Keterangan: *) Kadar : rata-rata konsentrasi / bobot pembalut

Tabel 3. Validasi metoda analisis


No. Parameter kinerja analitik Hasil pengujian
1. Linieritas
 Koefisien korelasi (r) 0,996
 Simpangan baku 0,17
 Standar deviasi 0,19
 Koefisien variansi 5,43%
2. Limit deteksi 0,57 pg
3. Limit kuantitasi 1,91 pg
4. Presisi
 %RSD (standar 1pg) 1,04%
 %RSD (sampel B1) 1,24%
5. Akurasi 96,35%

6
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.,III No.1, Januari 2014

SIMPULAN Chlorinated Dioxin/Furan Data


Dari hasil penelitian yang dilakukan Review. USEPA Analytical
mengenai analisis daya serap, kandungan Operations/Data Quality Center
klorin (Cl2), dan kandungan dioksin dalam (AOC). Washington DC.
pembalut wanita yang terdapat di kota Food and Drug Administration. 1999.
Bandung, dapat disimpulkan bahwa seluruh Tampon Safety and Research Act of
sampel pembalut memenuhi persyaratan 1999. Food and Drug Administration
daya serap yang ditetapkan oleh SNI 16- (FDA). Amerika Serikat.
6363-200 tentang pembalut wanita,yakni (http://www.fda.gov/MedicalDevices
lebih dari 10 kali bobot pembalut. Pada /Safety/AlertsandNotices/PatientAler
semua sampel pembalut tidak terdapat ts/ucm070003.htm): Diunduh pada
kandungan klorin. Dalam semua sampel 26 Oktober 2011.
pembalut terdapat kandungan dioksin Food and Drug Administration. 2005.
(2,3,7,8-tetrachloro-dibenzo-p-dioxin) Guidance for Industri and FDA Staff.
dengan kadar tertinggi dan terendah Menstrual Tampons and Pads:
terdapat dalam sampel C (>Rp. 1000,-), Information for Premarket
yaitu kadar terendah terdapat pada sampel Notification Submissions (510(k)s).
C3 dengan kadar 0,97 pg/g, dan kadar Departement of Health and Human
tertinggi terdapat dalam sampel C1 dengan Services. United States.
kadar 6,51 pg/g. Food and Drug Administration. 2010.
Cancer. IARC Classification.
DAFTAR PUSTAKA (http://www.fda.gov/downloads/Advi
Archer, Jeffrey C. et al. 2005. “Dioxin and soryCommittees/CommitteesMeeting
Furan Levels Found in Tampons. Materials/TobaccoProductsScientific
Journal of Women’s Health. Volume AdvisoryCommittee/UCM215717.pd
14(4). Mary Ann Liebert, Inc. f): diunduh pada 26 oktober 2011
Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Harmita. 2004. “Petunjuk Pelaksanaan
2005. Penetapan Batas Maksimum Validasi Metode Dan Cara
Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Perhitungannya”. Majalah Ilmu
Makanan. Badan Pengawasan Obat Kefarmasian, 1(3).
dan Makanan (BPOM). Jakatra. Juniarti. 2005. Pengaruh Dioksin Terhadap
Basset J, et al. 1994. Vogel: Kimia analisis Kesehatan. Jurnal Kedokteran Yarsi.
Kuantitatif Anorganik. Penerbit Buku 13(2): 244-252.
Kedokteran (EGC). Jakarta. Martin Alferd dkk. 1990. Dasar-Dasar
Environmental Protection Agency. 2002. Farmasi Fisik dalam Ilmu
National Functional Guidelines for Farmasetik. Edisi ketiga. Terjemahan

7
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.,III No.1, Januari 2014

Yoshita. Penerbit Universitas Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai


Indonesia. Jakarta. Penelitin Tanah. Badan Peneliti dan
Martunus, Z. H . 2007. “Ekstraksi Dioksin Pengembangan Pertanian,
dalam Limbah Air Buangan Industri Departemen Pertanian. Bogor.
Pulp dan Kertas dengan Pelarut Svehla G. 1990. Vogel Buku Teks Analisis
Toluen”. Jurnal Sains dan Teknologi Anorganik Kualitatif makro dan
6 (1), 1-4. Semimikro. Bagian II, Edisi ke lima.
OSPAR Commision. 2007. Dioxins, Hazard Terjemahan Ir. L. setiono dkk, PT.
Substances Series, OSPAR Kalman Media Pustaka. Jakarta.
Commision 2007 update. Virginia, B. 2009. “Beralih ke Popok
(http://www.ospar.org/documents/db Kain”. The Epoch Times. 26
ase/\publications/p00308_revised%2 Desember hal B4 (kesehatan) kol 1.
0bd%20on%20dioxins.pdf): diunduh Warlina L. 2008. “Model Dampak
pada 26 oktober 2011. Pencemaran Untuk Penyusunan
Pranita L., Fauzan A., Dewi T. P. 2009. Kebjakan Pengendalan
Kapuk sebagai Bahan Dasar Dioksin/Furan (Studi Kasus Industri
Alternatif Pengganti Bahan dasar Logam Di Kawasan Cilegon)”.
Pembalut Wanita yang Aman dan Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana,
Terjangkau. Institut Pertanian Bogor, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Bogor. Winarti C., Munarso S. J. 2014. “Kajian
Sigma Aldrich. 2011. Dioxin and PCB Kontaminasi Dioksin pada Bahan
Analysis. Supelco Analytical. Pangan”. Prosiding seminar
(http://sigma-aldrich.com/analytical): Nasional Teknologi Inovatif Pasca
diunduh pada 26 oktober 2011. Panen untuk Pengembangan Industri
Sinuhaji D.N. 2009. “Perbedaan Berbasis Pertanian. Balai Besar
Kandungan Klorin (Cl2) pada Beras Penelitian dan Pengembangan
Sebelum dan Sesudah Dimasak Pacapanen Pertanian, 1208-1217.
Tahun 2009”. Skripsi. Fakultas World Health Organization. 2000.
Kesehatan Masyarakat, Universtas Polychlorinated Dibenzodioxins and
Sematera Utara, Medan. Dibenzofurans. WHO Regional
Standar Nasional Indonesia. 1998. Office for Europe. Denmark.
Pembalut Wanita (16-6363-2000). Yasmidi, Roosmini D. 2006. “Analisis
Badan Standardisasi Nasional (BSN). Kandungan Senyawa Organik
Jakarta. Terklorinasi (AOX) pada perairan di
Sulaeman, Suparto, Eviati. 2005. Petunjuk sekitar Industri Pulp dan Kertas”.
Teknis analisa Kimia Tanah, Berita Selulosa Vol. 43(1), hal 29-38.

Anda mungkin juga menyukai