Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada bapak drh. Rusli, M.S.
selaku dosen mata kuliah Ilmu Penyakit Dalam Hewan Besar yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1. Etiologi......................................................................................................3
2.2. Gejala Klinis..............................................................................................4
2.3. Pathogenesis..............................................................................................4
2.4. Diagnosa....................................................................................................5
2.5. Pengobatan................................................................................................5
2.6. Pencegahan................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................7
KESIMPULAN........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sapi merupakan salah satu hewan ternak yang memiliki potensi dalam hal
ekonomi yang cukup tinggi, baik sebagai ternak bibit maupun sebagai produk
hewani yang menghasilkan daging, susu, dan lainnya. Oleh karena itu diperlukan
usaha peningkatan kualitas dan kuantitasnya. Salah satu faktor yang menghambat
produksi dan reproduksi ternak adalah penyakit. Salah satu penyakit yang serius
bagi sapi adalah penyakit pada sistem respirasi.
1
perubahan cuaca atau stress jumlah Pasteurella spp akan meningkat sehingga
dapat menjadi pathogen khususnya pada sapi-sapi muda atau anakan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Etiologi
Shipping fever adalah penyakit saluran pernafasan yang akut yang terjadi
pada hewan ternak khusunya sapi. Shipping fever juga dikenal dengan nama
Bovine Respiratory Disease, enzootic pneumonia, bovine pasteurellosis,
septikemia hemorrhagi, dan transit fever. Bovine Respiratory Disease (BRD)
disebabkan oleh virus dan stress, penyebab keduanya adalah lebih dari satu
spesies dan serotipe Pasteurella. Pada septikemia hemorrhagi disebabkan oleh
serotipe spesifik dari spesies Pasteurella multocida. Bakteri Pasteurella yang
terkait dengan penyakit pernafasan pada sapi sebagian besar adalah Pasteurella
haemolytica tipe A dan Pasteurella multocida serogrup kapsuler A (De Alwis,
1999).
Shipping fever secara primer disebabkan infeksi virus PI-3, virus IBR,
PPLO dan virus dari kelompok PL. penyebab sekundernya disebabkan oleh
bakteri P. multocida dan P. haemolytica. Faktor-faktor lain seperti padatnya
3
populasi sapi pada saat transportasi, kelelahan, stress, perubahan cuaca, perubahan
makanan dan minumam semuanya sangat menunjang terjadinya penyakit ini.
Penyakit shipping fever sebagian besar ditemukan pada sapi muda (6-8
bulan) pada keadaan stress, misalnya saat transportasi, kelaparan, dehidrasi, dan
lain-lain. Penyakit ini disebabkan oleh P. multocida tipe A. Penyakit ini juga
dapat ditemukan bersamaan dengan infeksi organisme lain seperti virus Infectious
Bovine Rhinotracheitis (IBR), mikoplasma, atau bakteri lainnya (Taopan et al.,
2016).
2.3. Pathogenesis
Terjadinya penyakit shipping fever dimulai dengan infeksi dari virus yang
masuk ke alat pernafasan melalui udara yang dihirup (airborne), lalu virus tersebut
menginfeksi selaput lendir dari alat pernafasan bagian atas yaitu trachea dan
bronkus. Virus berkembang biak di dalam sel-sel epitel alat pernafasan sehingga
terjadi kerusakan-kerusakan sel epitel dan menyebabkan terbentuknya ulser-ulser
4
disertai nekrosa. Pada permukaan saluran pernafasan terdapat reruntuhan sel hasil
dari nekrosa beserta eksudat radang yang menumpuk sehingga menyebabkan
penyumbatan.
Kemudian terjadi infeksi lagi oleh bakteri flora normal yang terdapat
dalam tractus respirasi. Bakteri ini apabila dalam keadaan yang kurang baik akan
berkembang biak sehingga menjadi patogen dan terjadi pneumoni secara
sekunder. Derajat kerusakan dalam paru-paru berhubungan dengan sistem
pertahanan dari hewan dan virulensi dari virus.
2.4. Diagnosa
5
2.5. Pengobatan
2.6. Pencegahan
Penyakit ini dapat dicegah dengan memberikan vaksinasi bakteri dan virus
pada sapi yang akan melakukan perjalanan panjang. Usaha-usaha lain untuk
mencegah penyakit yaitu dengan cara memberikan penanganan yang baik selama
hewan di perjalanan dan pasca perjalanan. Pada saat perjalanan panjang usahakan
sapi tidak mengalami stress dengan cara mengurangi kepadatan populasi,
menghindarkan kelelahan yang berlebih, memberi makanan sehat dan sebisa
mungkin lakukan perjalanan saat cuaca baik. Sapi-sapi yang baru tiba baiknya
diisolasi dan dipisahkan dari sapi-sapi yang ada di kandang.
6
BAB III
KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA
Adi, A.A.A.M. (2014). Buku Ajar Patologi Veteriner Sistemik: Sistem pernafasan.
Mandra Ketut (MDR), Bali.
Taopan, H.S., sanam, M.U.E. dan Tangkonda, E. (2016). Isolasi, identifikasi dan
uji sensitivitas antibiotik terhdapa Pasteurella multocida asal sapi yang
dipotong di rumah pemotongan hewan Oeba Kupang. Jurnal Veteriner
Nusantara, 1(1):1-9.