Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................


DAFTAR ISI.....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................................
1.3 Tujuan.......................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................

2.1 Pengertian ................................................................................................................................

2.2 Etiologi ....................................................................................................................................

2.3 Patogenesis ..............................................................................................................................

2.4 Tanda dan Gejala .....................................................................................................................

2.5 Patofisiologi ............................................................................................................................

2.6 Penatalaksanaan ......................................................................................................................

2.7 Manifestasi Klinis ...................................................................................................................

2.8 Diagnosa Keperawatan ............................................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................................

3.2 Saran ........................................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian dari Kolibasilosis?
2. Apa etiologi dari Kolibasilosis?
3. Bagaimana patogenesis Kolibasilosis?
4. Apa saja tanda dan gejala Kolibasilosis?
5. Bagaimana patofisiologi Kolibasilosis?
6. Bagaimana penatalaksanaan Kolibasilosis?
7. Bagaimana manifestasi klinis Kolibasilosis?
8. Bagaimana Asuhan Keperawatan Kolibasilosis?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisannya adalah sebagai berikut :


1. Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai Kolibasilosis kepada pembaca.
2. Untuk memberikan refrensi pembelajaran kepada para pembaca mengenai asuhan
keperawatan kepada pasien dengan Kolibasilosis.
3. Untuk menambah kaidah wawasan penulis.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Colibacillosis adalah penyakit pada hewan, terutama menyerang hewan muda disebabkan
oleh bakteri Escherichia coli (E.coli). pada unggas, infeksi E.coli dapat menyebabkan penyakit
seperti omphalitis, air sacculitis, peritonitis dan salphingitis.

E coli pertama kali diisolsi oleh Esherich pada tahun 1885, dan feses manusia pada anak muda.
Penyebaran bakteri inni sangat luas, lazin ditemukan dalam usus (terutama usus bagian baawah)
baik pada hewan maupun manusia. Bakteri ini sering dihubungkan dengan kejadian seperti
infeksi pusar, infeksi persendian, mastitis, pyelonephritis cervicitis dan metritis pada sapi serta
pada babi dikenal dengan “gut oedema”

2.2 Etiologi

Penyebab colibacillosis adalah bakteri berbentuk batang. Bakteri ini tidak selalu berbentuk,
melainkan dapat dijumpai dengan bentuk cocccoid bipolar hingga filament. Kedudukan sel
bakteri satu dengan yang lain lazimnya sendiri-sendiri, tetapi dapat pula merupakan rantai
pendek (short chains). Skema antigenic genus didasarkan pada adanya berbagaimacam tipe
antigen yaitu O, H dan K yang terakhir dibagi menjadi antigen L,A dan B

E.coli tergolong gram positif, tidak tahan asam, motil, memfermentasi laktosa, merupakan basil
yang tidak membentuk spora, berbentuk batan dengan ukuran 0,5x1.0-3.0mm.

E. coli mudah ditumbuhkan pada berbagai media laboratorium. Biakan diatas media dapat umur
muda berbentuk granular halus (dengan diameter 1-3mm) yang menjadi kasar bila umur biakan
menjadi bertambah tua. Bakteri dapat tumbuh pada berbagai media yang lazim digunakan untuk
mengisolasi bakteri dan membutuhkan temperatur 18-44ºC atau lebh rendah.
Kolibacillosis merupakan kelompok penyakit pada unggas yang disebabkan sejumlah serotype
Escherichia colli yang bersifat pathogen dan dapat menyerang ayam dari semua kelompok umur.
Infeksi dengan Escherichia colli dapat berbentuk kematian embrio pada telur tetas, infeksi yolk
sac, omfalitis, koliseptisemia, air sacculitis (radang kantong udara), enteritis, infeksi alat
reproduksi (oofaritis, salpingitis), kolinogranuloma, arthritis, panolptalmitis dan bursitis
sternalis(radang bursa sternalis). (Tabbu,2000)
Escherichia colli paling banyak terdapat di usus. Escherichia colli yang ditemukan pada unggas
tidak menyebabkan infeksi pada hewan lain dan manusia.
Escherichia colli antara lain dapat menyebabkan collibasilosis, collisepticaemia, Hjarre’s disease,
colligranuloma, peritonitis, salphingtis, synovitis, omphalitis, dan air sacculitis. Banyak variasi
dari strain E.colli dapat menginfeksi mamalia dan burung. Penyakit yang klinis paling banyak
menyerang ayam, kalkun dan bebek. (Calnek, 1991)

2.3 Patogenesis
Evolusi E. coli patogen yang telah menghasilkan pembentukan pathotypes berbeda yang mampu
berkolonisasi di saluran gastrointestinal, saluran kemih atau meninges menggambarkan
bagaimana strain genetik dapat beradaptasi ke lingkungan host yang berbeda. Proses evolusi
telah menghasilkan spesies yang sangat yang mampu mampu berkolonisai, melipatgandakan, dan
merusak lingkungan yang beragam. Aktivitas sel inang yang dipengaruhi oleh strain patogen E.
coli ini mencakup spektrum fungsi yang luas, termasuk transduksi sinyal, sintesis protein, fungsi
mitokondria, fungsi sitoskeletal, pembelahan sel, sekresi ion, transkripsi dan apoptosis.

2.4 Tanda dan gejala

Berikut ini gejala yang timbul pada penyakit ini adalah:

1. Napsu makan menurun


2. Diare
3. Mual
4. Muntah
5. Perut terasa tidak nyaman
2.5 Patofisiologi

Pada kejadian enteric-toxaemic dan septicaemic colibacillosis mungkin tidak didapatkan


kelainan pasca mati yang berarti, oleh karena itu diagnose didasarkan kepada isolasi agen
penyebab. Pada kasus yang tidak begitu hebat, dapat ditemukan perdarahan dari submukosa
maupun subserosa, gastritis maupun enteritis. Kadang ditemukan juga eksudat berfibrin dalam
persediaan dan ruangan-ruangan serosa, pneumonia, meningitis atau omphalophelibitisApabila
ditemukan meningitis maka cairan cerebrospinal berwarna keruh. Pada kejadian enteric
colibacillosis, kelainan yang Nampak hanya berupa gastroenteritissaja. Pada unggas kelainan
yang dapat ditemukan juga cairan berfibrin dalam persendian dan ruang-ruang serosa, pnemonia,
meningitis atau omphalitis. Bila terjadi meningitis maka cairan fibrin, salphingitis, opthalmia dan
pada anak ayam ditemukan omphalitis, enteritis serta synovitis

Embrio yang terinfeksi E.coli, kandungan yolk sac akan menjadi encer dan berwarna kuning
kecoklatan atau menyerupai keju, yang biasanya berbau busuk. Anak ayam terinfeksi
menunjukan warna kemerahan pada karkas dan jaringan subkutan. Perubahan mencolok adalah
adanya yolk sac yang belum terserap, ukuran lebih besar dari normal, dengan isi dan viskositas
yang abnormal, warna menjadi hijau kecoklatanm lebih cair dan berbau tidak sepat dan dapat
juga menjadi lebih kental. Kerap kali yolk sac mengalamu ruptur sehingga isinya terbebas dalam
rongga perut atau rongga dada. Umbilikus sering belum menutup berwarna kemeraham basah
dan membengkak dengan warna merah kehitaman.pada hati sering ditemukan adanya
perihepatitis dan nekrosis multifocal pada permukaannya. Usus terutama bagian depan
mengandung material encer warna kekuningan bercampur busa, dan mukosa usus sering terlihat
kongesti. Bakteri E.coli masuk dalam sirkulasi darah, menginfeksi berbagai jaringan melalui luka
pada usus atau saluran pernapasan.

2.6 Penatalaksanaan
2.7 Manifestasi kliniks

Bermacam-macam anitibiotik diketahui memberikan hasil baik terhadap kejadian colibaacillosis,


diantaranya tetracycline, neomycin dan streptomycin. Kebiasaan memberikan antibiotic kepada
anaak ternak sering menimbulkan resistensi, pemberian aantibiotik padaa ternak potong
dihentikan sekurang-kurangnya 7 hari sebelum dipotong. Selain pemberian antibiotic atau
sulfonamide, obat-obatan penunjang lainnya, sebaiknya diberikan juga infus dengan NaCl
fisiologis.

2.8 Diagnosa keperawatan


NO Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan
1. Hipertermi b.d proses Hipertermi teratasi 1. kompres hangat pasien
infeksi bakteri dengan kriteria hasil: 2. atur sirkulasi udara
-pasien akan menunjukan kamar pasien
termoregulasi 3. anjrkan pasien
(keseimbangan produksi menggunakan pakaian tipis
panas, peningkatan 4. anjurkan klien banyak
panas, dan kehilangan minum
panas) 5. pantau TTV
-suhu tubuh kembali
normal 36,5ºC
-nadi 60-100x/mnt
-TD 120/80mmHg
-RR 16-20x/mnt

2. Kekurangan volume Kekurangan volume 1. monitor TTV


cairan b.d kehilangan cairan teratasi dengan 2. monitor tanda-tanda
cairan berlebih seperti: kriteria hasil: ketidakseimbangan cairan
diare muntah -nadi dalam batas normal dan elektrolit
(80-100x/mnt) 3. ajarkan pasien untuk
-kesemibangan intake- meningkatkan asupn ciran
output dalam 24 jam memlaui orl
tidak terganggu 4. memberikan suplemen
-berat badan stabil yang mengandung elektrolit
noraml yang dibutuhkan klien
-turgor kult normal 5. monitor cairan masuk
-kelembaban membran dan cairan keluar
mukosa tidak terganggu

3. Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan 1. kaji adanya alergi


nutrisi kurang dari nutrisi kurang dari makanan
kebutuhan tubuh b.d kebutuhan tubuh teratasi 2. beri pasien makanan
keidakmampuan menelan dengan kriteria hasil: selagi hangat
makanan -adanya peningkatan BB 3. beri pasien makan sedikit
-mampu tapi sering
mengidentifikasi 4. anjurkan pasien untuk
kebutuhan nutrisi meningkatkan protein dan
-tidak ada tanda-tanda vitamin
malnutrisi 5. timbang BB pasien setiap
-menunjukan 1 minggu 1x
peningkatan fungsi
pengecapan dan menelan
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

E.coli mudah ditumbuhkan pada berbagai media laboratium. Biakan di ata media pada umur
muda berbentuk granular halus (dengan diameter 1-3 mm) yang menjadi kasar bila umur biakan
menjadi bertambah tua. Pada medium agar Mac Conkey pertumbuhan E.coli berwana merah
dadu. Dalam media cair pertumbuhan ditandai dengan kekeruhan dan adanya endapan di bagian
bawah tabung. Bakteri dapat tumbuh pada berbagai medis yang lazim digunakan untuk
mengisolasi bakteri dan membutuhkan temperatur 18-44 derajat C atau lebih rendah

Kolibasilosis adalah penyakit yang disebabkan oleh E. coli. Penyakit inisering menyerang babi,
khususnya pada babi yang baru lahir sampai sesaatsetelah disapih. Gejala klinis yang muncul
antara lain diare dan dehidrasi. Selain itu gejala yang terlihat berupa diare berwarna putih
(White Scours). Pengobatan non drug dapat menggunakan kunyit dan dengan pemberian infuse.
Sedangkan dengan drugs dapat digunakan antibiotika diantaranya adalah tetrasiklin,
streptomisin, polimiksin, sulfanamida, dan golongan penisilin beserta derivatnya seperti
ampisilin, karbenisilin, gentamicin dan sefalosporin. Pencegahan kolibasilosis dengan vaksin
ETEC. Vaksin diinjeksikan di daerah leher di belakang telinga. Anak babi yang baru lahir
diusahakan dapat menyusu induknya segera setelah dilahirkan. Kolostrum merupakan maternal
antibodi yang dapat mencegah infeksi pada periode neonatal, dan daya proteksi antibodi dalam
susu babi dapat mencapai 3-4.

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai