Anda di halaman 1dari 10

Penyakit Jembrana pada

Sapi Bali
KELOMPOK 1A
ANGGOTA:
FEBRIANTI 1809511024
RAHMA ANISSA PRAYOKO 1909511005
I GUSTI BAGUS ARYANTA KUSUMA PUTRA 1909511013
DESAK GEDE SANTHI CAHAYANI 1909511022
FIKRI ALIF ABDILLAH 1909511029
Definisi dan Etiologi
Penyakit Jembrana merupakan penyakit viral (disebabkan oleh virus) yang bersifat
menular pada sapi Bali, Penyebab penyakit Jembrana adalah virus yang masuk
dalam famili Retroviridae, subfamili Lentivirinae (virus penyebab turunnya daya
kekebalan tubuh).

Virus ini diketahui dapat bereplikasi dengan mudah dan konsisten hanya pada sapi
bali. Virus ini berbentuk pleomorf, beramplop dengan materi genetik tersusun atas
single stranded Ribonucleic Acid (ss-RNA), berukuran 80-120 nm.

Gambar 1. Virus Jembrana


Sumber:
(http://www.vetbiomed.murdoch.edu.au/research/vir
ology/lentiv.jpg)
Patogenesis
•Patogenesis → masuknya agen penyakit - masa inkubasi - tanda klinis -
kesembuhan/kematian
•Masa inkubasi → titer virus tinggi dalam darah → demam 41o- 42o C ,
lesu, anoreksia
•Perubahan sistem lomforetikuler → pembengkakan kelenjar limfe
(sumber : Abdul Roni, 2017) superficial

(sumber : Kementrian Pertanian Balai Veteriner Bukittinggi, 2015)


Patogenesis
(sumber :
Heru, 2011)
•Perubahan hematologis → leukopenia, limfositopenia, trombositopenia, eosinopenia,
neutropenia, hipoproteinemia dan anemia

•Anemia → kepucatan pada selaput lendir mulut, mata maupun alat kelamin

•Trombositopenia → keterlambatan proses pembekuan darah → gigitan nyamuk atau (sumber :


Kementrian
lalat penghisap darah → keringat darah
Pertanian Balai
Veteriner
•Limfositopenia → penurunan limfosit B → kekebalan tubuh menurun → infeksi Bukittinggi, 2015)

sekuder → pneumonitis, nephritis dan enteritis

•Nephritis → urea tidak bisa dibuang dalam urine → urea masuk dalam peredaran
darah → sel epitel menjadi rapuh → erosi pada selaput lidah dan mukosa mulut →
hipersalivasi & leleran hidung (sumber :
sumbarsatu.c
om)
•Enteritis → pendarahan lapisan mukosa → diare berdarah

(sumber : Kementrian
Pertanian Balai Veteriner
Bukittinggi, 2015)

•Perubahan sistem vaskuler → eksudasi dan perdarahan ringan → pada fase akut sering terlihat
perdarahan berupa petekie dan ekimose pada organ dalam

(sumber : Kementrian
Pertanian Balai Veteriner
Bukittinggi, 2015)
Tanda Klinis
•Demam tinggi (39,5-42°C), anoreksia
•Diare berdarah
•Erosi selaput lendir mulut dan perdarahan pada basis lidah →
hipersalivasi
•Leleran hidung
•Bercak darah atau keringat darah pada kulit
•Pembengkakan kelenjar limfe superfisial (prescapularis,
prefemoralis, parotis)
Diagnosa Penyakit
• Penyakit Jembrana didiagnosa berdasarkan data epidemiologi, gejala klinis, patologis, hematologis dan
serologis.

• Genom RNA virus JD dalam jaringan yang telah diblok dengan parafin dapat dideteksi dengan teknik in situ
hybridization.

• Pengujian antibodi dapat dideteksi dengan enzime linked immunosorbent assay (ELISA). Pada sapi yang
terinfeksi, antibodi tidak dapat dideteksi sampai 11-33 minggu pasca infeksi dan tetap dapat dideteksi sampai
dengan 59 minggu pasca infeksi.

• Teknik yang lebih spesifik seperti Western immunoblotting yang dapat mendeteksi protein 26K virus JD
dalam serum. Protein ini secara konstan dapat dideteksi pada minggu ke-6 pasca infeksi. Hal ini sesuai
dengan munculnya plasmasitosis dan meningkatnya jumlah IgG (Trisnadi, Giyono., 2016).
Diagnosa Banding
Penyakit Jembranamemiliki gejala klinisdan patologis sangatmirip dengan berbagai penyakit viral seperti Malignant Catarrhal
Fever (MCF), Rinderpest, Bovine Viral Diarrhea-Mucosadisease (BVD-MD), Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Bovine
Ephemeral Fever (BEF) dan penyakit bakterial seperti Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit parasit darah seperti Surra
(Trisnadi, Giyono., 2016).

Pengambilan dan Pengiriman Spesimen


• Pengambilan sampel dari hewan terserang yang masih hidup dapat berupa serum untuk uji serologi dan darah
dengan antikoagulan (Heparin/EDTA) untuk pemeriksaan PCR.
• Pada hewan yang mati, sampel dapat berupa limpa, kelenjar limfe, hati, ginjal, otak, paru dan adrenal.
Treatment
• Untuk mencegah infeksi sekunder dan memperkuat daya tahan tubuh ternak, dilakukan
pengobatan dengan antibiotika dan roboransia (vitamin dan obat penyakit lainnya).
• walau vaksin untuk penyakit jembrana sudah ada, tetapi vaksin tersebut belum bisa
memberi perlindungan menyeluruh, vaksinasi hanya menekan durasi dan tingkat
keparahan penyakit pada tingkat yang bervariasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai