Anda di halaman 1dari 34

RADIOLOGI VETERINER

ROENTGENOLOGI SISTEM KARDIOVASKULAR: HEARTWORM PADA


HEWAN KECIL

OLEH:
KELOMPOK 3

Leny Beatry Veronica S. 1809511007 Alviona 1809511098


Voni Cornelia Br Sembiring 1809511009 Rahma Anissa Prayoko 1909511005
Ni Putu Dyah Prashanti P. 1809511010 Kezia Joana Limarta 1909511006
Varhan Dwiyan Indra 1809511044 Winda Ara Yulisa 1909511037
Nyoman Ayu Mikayanti 1809511045 Pingkan Elia 1909511038
Jessy Filomena F. B 1809511046 Ayu Talia Shalsa Billa 1909511066
Kevin Dominika 1809511038 Stephanie Ariella Gunawan 1909511067
Putu Intan Kusuma Wardani 1809511054 Rafi Ahmad Farhan 1909511079
Deva Mutiara Giri Putri 1809511065 Luh Andrea Calista A. 1909511093
Dwi Arum Permatasari 1809511097 I Dewa Putu Bagus M. A 1909511096

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan paper mata kuliah Radiologi Veteriner yang
berjudul “Roentgenologi Sistem Kardiovaskular: Heartworm pada Hewan Kecil” ini dengan
tepat waktu. Dengan membuat paper ini, kami berharap untuk membagikan ilmu kepada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana serta pembaca lainnya tentang
roentgenologi sistem kardiovaskular khususnya hewan worm pada hewan kecil.
Paper ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen-dosen selaku pengampu mata kuliah Radiologi Veteriner yang telah
membimbing dalam penyusunan paper ini
2. Teman-teman yang telah memberi dorongan dan masukan demi terselesaikannya
paper ini
Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan paper ini untuk
mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Namun, kami menyadari bahwa paper ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan paper selanjutnya. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Denpasar, 15 Oktober 2021


Hormat kami,

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI……………..……………………………………………….…. iii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. v
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………….…. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….… 2
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………….….. 2
1.4 Manfaat Penulisan.......…………………………………….…… 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………….……………………..…… 3
2.1 Definisi Radiografi..…...…………………………………..…… 3
2.2 Radiografi pada Sistem Kardiovaskular……...……..………..… 4
2.3 Anatomi Radiografi Jantung Normal..………………………..… 5
2.4 Penjelasan Umum Heartworm..….………………………….… 7
2.4.1 Definisi…………………....…………………………….… 7
2.4.2 Etiologi………………………………………………….… 8
2.4.3 Gejala Klinis………………………………………………. 8
2.4.4 Patogenesis……………………………………………….. 9
2.4.5 Diagnosis dan Prognosis………………………………….. 9
2.4.6 Pengobatan dan Pencegahan……………………………… 9
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………… 10
3.1 Persiapan Alat dan Bahan Rontgen…………………………….. 10
3.2 Posisi Pemeriksaan……………………………………………… 14
3.3 Prosedur Pemeriksaan…………………………………………... 15
3.4 Interpretasi Hasil X-ray………………………………………… 16
3.4.1 Location (Lokasi)…………………………………………. 16
3.4.2 Margin (Tepi atau Batas)…………………………………. 19
3.4.3 Number……………………………………………………. 20
3.4.4 Opacity (Opasitas)..……………………………………….. 21
3.4.5 Size (Ukuran)……………………………………………... 22
3.4.6 Shape (Bentuk)…………………………………………… 23

iii
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………. 26
4.1 Kesimpulan…………………………………………………….. 26
4.2 Saran…………………………………………………………… 26
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 27

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pengambilan posisi lateral (kiri)…...……………………………... 4


Gambar 2. Pengambilan posisi lateral (kanan)……………………………….. 4
Gambar 3. Pengambilan posisi ventrodorsal (VD)…………………………… 4
Gambar 4. Pengambilan posisi dorsoventral (DV)…………………………… 5
Gambar 5. Penampakan organ lateral………………………………………… 5
Gambar 6. Nilai normal dengan grid atau tanpa grid…………………………. 5
Gambar 7. Anatomi Radiografi Jantung Normal……………………………... 6
Gambar 8. Mesin X-Ray pada Praktik Hewan Kecil…...…………………….. 11
Gambar 9. Film Rontgen……………...………………………………………. 12
Gambar 10. Kaset Rontgen………….....……………………………………... 12
Gambar 11. Processing Film…………...……………………………………... 13
Gambar 12. Apron……………………...…………………………………….. 13
Gambar 13. Sarung Tangan Proteksi......……………………………………... 13
Gambar 14. Posisi lateral recumbency……...………………………………… 14
Gambar 15. Posisi ventrodorsal dan dorsoventral……………………….…… 15
Gambar 16. Radiologi Jantung Normal………………………………………. 17
Gambar 17. Gambaran skematis sistem skala vertebral ukuran jantung........... 17
Gambar 18. Skema tampilan radiografi thoraks lateral………………………. 18
Gambar 19. Pembengkakan pada Arteri Pulmonalis…………………………. 18
Gambar 20. Radiografi thoraks lateral kiri……...……………………………. 19
Gambar 21. Lesi radiografik ringan heartworm anjing Gembala Jerman……. 19
Gambar 22. Lesi radiografik parah heartworm anjing Boxer posisi VD..……. 20
Gambar 23. Topografi Jantung Anjing Normal Posisi Lateral….……………. 20
Gambar 24. X-ray Thoraks Anjing Penderita Dirofilariasis…………………. 21
Gambar 25. Right Lateral Thoracic Anjing Normal………………………….. 21
Gambar 26. Ventrodorsal dan Lateral Thoracic Anjing dengan Heartworm…. 22
Gambar 27. Perhitungan VHS rontgen anjing kintamani Bali……………….. 22
Gambar 28. Jantung dengan Heartworm……………………………………… 23
Gambar 29. Jantung Normal………………………………………………….. 23
Gambar 30. Tampak Dorsoventral Anjing Normal…………………………... 24
Gambar 31. Tampak Lateral Anjing Normal…………………………………. 24
v
Gambar 32. Pembengkakan pada Jantung Bagian Kanan…………………….. 25
Gambar 33. Pembengkakan pada Arteri Pulmonalis…………………………. 25

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeriksaan radiologi adalah cara-cara pemeriksaan yang menghasilkan gambar
bagian dalam tubuh hewan untuk tujuan diagnostik. Menurut Patel (2005), radiologi
merupakan ilmu kedokteran yang digunakan untuk melihat bagian tubuh manusia yang
menggunakan pancaran atau radiasi gelombang elektromagnetik maupun gelombang
mekanik. Modalitas pencitraan (modality) merupakan istilah dari alat-alat yang digunakan
dalam bidang radiologi untuk melakukan diagnosa terhadap penyakit. Pemeriksaan
radiologi memungkinan suatu penyakit terdeteksi pada tahap awal sehingga akan
meningkatkan keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Jenis pemeriksaan ini dilakukan
dengan menggunakan peralatan pencitraan diagnostik yang perkembangannya sangat
dipengaruhi oleh kemajuan ilmu fisika, kimia, dan biologi serta teknologi elektronika, dan
computer.
Radiografi thoraks merupakan salah satu metode yang dilakukan untuk
pemeriksaan sistem kardiovaskular dan sistem respirasi. Salah satu penyakit yang
menyerang sistem kardiovaskular pada hewan adalah heartworm.
Penyakit heartworm disebabkan oleh cacing Dirofilaria immitis dan merupakan
penyebab penyakit parasit yang serius pada anjing. Cacing tersebut hidup pada arteri
pulmonalis dan ventrikel kanan, sehingga disebut sebagai cacing jantung. Cacing D.
immitis di samping menginfeksi anjing, juga menginfeksi kucing, serigala, rubah, coyote
dan lain lain. Dirofilaria immitis adalah cacing jantung pada anjing yang tergolong
sebagai cacing nematoda. Dirofilariasis pada anjing dapat menyebabkan kombinasi
masalah kesehatan yang melingkupi disfungsi dari paru-paru, jantung, hati, dan ginjal.
Anjing belum menunjukkan gejala klinis pada infeksi awal. Anjing baru menunjukkan
beberapa gejala klinis seperti batuk pada infeksi D. immitis ringan. Pada infeksi
Dirofilaria yang sedang sampai parah, anjing akan kehilangan berat badan, rambut kasar,
batuk kronis, mudah lelah, dyspnoe, suara jantung yang abnormal, hepatomegali,
syncope, hydrothoraks, ascites, suara jantung yang abnormal, dan right-sided congestive
heart failure (gagal jantung sebelah kanan).

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun masalah yang dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam rontgen sistem kardiovaskular?
2. Bagaimana posisi pemeriksaan rontgen sistem kardiovaskular?
3. Bagaimana prosedur pemeriksaan rontgen sistem kardiovaskular?
4. Bagaimana interpretasi hasil x-ray hewan yang terinfeksi Heartworm?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penulisan paper ini
yaitu:
1. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam rontgen sistem kardiovaskular
2. Mengetahui posisi pemeriksaan rontgen sistem kardiovaskular
3. Mengetahui prosedur pemeriksaan rontgen sistem kardiovaskular
4. Mengetahui interpretasi hasil x-ray hewan yang terinfeksi Heartworm

1.4 Manfaat Penulisan


Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pengampu
mata kuliah Radiologi Veteriner. Melalui paper ini diharapkan kalangan mahasiswa
Fakultas Kedokteran Hewan memiliki wawasan lebih tentang radiografi sistem
kardiovaskular, khususnya mengenai penyakit heartworm pada hewan kecil.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Radiografi


Radiografi adalah rekaman gambar dalam sebuah film khusus yang terdiri dari
bentuk struktur bayangan dan objek yang terbentuk oleh pancaran sinar-x, penggunaan
radiografi selalu digunakan untuk menindak lanjut sebuah proses penyakit dan memonitor
efektifitas terapi yang dilakukan pada hewan misalnya ortopedik, kardiak pulmonary, atau
penyakit onkologik. Radiografi merupakan sarana penunjang diagnostik yang sudah
berkembang pesat baik didunia kedokteran manusia maupun dalam dunia kedokteran
hewan yang bertujuan untuk kesejahteraan. Pemanfaatan sinar-x dalam radiodiagnostik
dunia kedokteran hewan sangat menunjang dalam penegakkan diagnosa. Sinar-x
memungkinkan dokter hewan untuk memeriksa adanya cedera atau penyakit pada hewan.
Aplikasi sinar-x harus hati-hati dikarenakan sinar-x dapat menimbulkan kelainan biologi
seperti kerusakan sel-sel hidup, kerontokan rambut, serta dapat menyebabkan nekrosa
yang kemudian berkembang menjadi kanker kulit (Corwin, 2001).
Radiasi sinar-x merupakan suatu gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
sinar lampu, ultra violet, infra merah, gelombang radio, televisi, sinar gamma, dan sinar
kosmik tetapi dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar-x mempunyai daya
tembus yang cukup tinggi terhadap bahan yang dilaluinya. Pancaran sinar-x dapat
diperoleh dengan menembak target bermuatan positif (anoda, yang biasanya terbuat dari
tungsten) dengan aliran elektron berkecepatan tinggi pada tabung sinar-x. Bila elektron
bergabung dengan atom target, foton sinar-x dengan berbagai energi yang disebut radiasi
primer akan keluar target. Dengan demikian sinar-x dapat dimanfaatkan sebagai alat
diagnosis dan terapi di bidang kedokteran hewan. Sinar-x untuk diagnosis disebut dengan
photo rontgen sedangkan yang untuk terapi disebut Linec (Linier Accelerator). Dengan
perkembangan teknologi dewasa ini maka photo Rontgen dapat di tingkatkan fungsinya
lebih luas yaitu melalui alat baru yang disebut dengan CT Scan (Computed Tomography
Scan). Adanya peralatan-peralatan yang menggunakan sinar-x maka akan membantu
dalam mendiagnosis dan pengobatan (terapi) suatu penyakit, sehingga dapat
meningkatkan kesehatan hewan.

3
2.2 Radiografi pada Sistem Kardiovaskular
Radiologi pada sistem kardiovaskular diantara banyak metode dapat dilakukan
salah satunya radiologi thoraks. Indikasi radiologi thorak yaitu pemeriksaan penyakit
intratorak dan screening penyakit sistemik. Radiologi thoraks digunakan untuk
mengidentifikasi keberadaan penyakit, lokasi penyakit, tipe lesi dantingkat lesi,
memberikan rincian diagnosa dan diferensiasinya dan mendokumentasikan
perkembangan lesi
Pemeriksaan radiologi thoraks menggunakan dua tampilan, yaitu secara lateral
dan dorsoventral (DV) atau ventrodorsal (VD). Pada posisi lateral pancaran sinar-x
datang secara horizontal yang terpusat pada tulang rusuk ke 5 dan posisi sternum dengan
tulang belakang harus sejajar, lateral kanan sangat disukai pada pemeriksaan radiologi
thoraks karena kemudahan dalam melakukan pemerikasaan.
Posisi lateral sangat penting digunakan untuk melihat secara langsung tampilan
perubahan pada jantung dan vaskularisasi darah, proyeksi paparan lateral saat puncak
inspirasi biasanya digunakan khusus untuk kasus penyakit paru-paru. Berikut merupakan
contoh pengambilan dari radiologi pada hewan kecil:

Gambar 1. Pengambilan posisi lateral (kiri) Gambar 2. Pengambilan posisi lateral (kanan)

Gambar 3. Pengambilan posisi ventrodorsal (VD)

4
Gambar 4. Pengambilan posisi dorsoventral (DV) Gambar 5. Penampakan organ lateral

Tabel ini menunjukan nilai normal pada saat penggunaan grid ataupun tidak, pada radiologi
thoraks hewan kecil

Gambar 6. Nilai normal dengan grid atau tanpa grid

2.3 Anatomi Radiografi Jantung Normal


Jantung adalah organ terbesar di dalam thorak dan terletak di mediastinum yang
terbentang dari ruang interkostal keempat sampai keenam. Pada radiograf lateral, bagian
basal lebih lebar dan merupakan bagian paling dorsal dari jantung, sedangkan apeks lebih
sempit dan berorientasi ke kaudal dan mengarah ke abdomen. Pada kucing, sumbu
panjang siluet jantung pada tampilan lateral terletak lebih sejajar dengan tulang costae
dibandingkan pada anjing, terutama pada kucing geriatrik. Pada proyeksi ventro-
dorsal/dorso-ventral, arah apeks kucing lebih bervariasi dibandingkan pada anjing,
pusatnya sedikit ke kiri dan lebih dekat ke garis tengah. Garis luar yang sebenarnya dari
jantung dan ruang bagian dalamnya tidak terlihat pada proyeksi radiografi thoraks.
Dalam gambaran lateral, ada dua atrium yang relatif paralel, saling bertumpangan
satu sama lain, dan terletak tepat di bawah percabangan trakea di dasar hati. Ventrikel
kanan membungkus ventrikel kiri yang terletak sedikit kaudal (Bahr, 2013). Batas kranial
dan kaudal siluet jantung menegaskan tepi kranial dan caudal ventrikel kanan dan kiri.
Metode clock face analogy telah digunakan untuk menjelaskan lokasi ruang tertentu
(Bahr, 2013). Pada gambaran lateral, batas dorso-kaudal dan ventrocaudal dari siluet

5
jantung dipisahkan oleh atrium kiri (Left Atrium) dan ventrikel kiri masing masing dari
pukul 12:00-02:00 dan 02:00-05:00. Pada kucing, lokasinya lebih ke kranial dari atrium
kiri dibandingkan dengan anjing, hal ini membuatnya lebih sulit untuk diidentifikasi pada
tampilan lateral (Bahr, 2013). Perbatasan kranio-ventral dikaitkan dengan sisi kanan
jantung dengan ventrikel kanan dari 05.00-09.00 dan arteri pulmonalis utama dan
aurikularis kanan dari 09:00-10:00. Pada gambaran dorso-ventral atau ventro-dorsal,
atrium kiri dan aurikularis kiri berada di 01.00-02.00 dan ventrikel kiri pukul 02:00-
05:00. Ventrikel kanan ditemukan pada pukul 05:00-09:00 dan atrium kanan pada 09:00-
11:00. Margin kranial dari siluet (dari pukul 11.00-01.00) sudah terisi oleh lengkung
aorta, sedangkan arteri utama paru lebih ke kranial arteri kiri atau tidak terlihat sama
sekali.

Gambar 7. Anatomi Radiografi Jantung Normal. Gambar A dan B tampak lateral kanan, dan
gambar C tampak Ventrodorsal pada kucing yang sehat, menggambarkan lokasi ruang jantung
dan pembuluh darah besar. (A) Dinding / ruang jantung sisi kiri (garis putus-putus merah untuk
arium kiri dan putih untuk Ventrikel kiri) dan aorta (garis putus-putus putih) . (B) Dinding/ruang
jantung sisi kanan (garis putus-putus biru dan putih untuk atrium dan ventrikel kanan, masing-
masing) dan arteri pulmonalis (garis putus-putus putih) adalah diuraikan. (C) Dinding/ruang
jantung sisi kiri (garis titik-titik merah), dinding / ruang jantung sisi kanan dan pembuluh darah
(garis putus-putus biru), aorta (garis putus-putus putih). Aurikularis kanan dan kiri ditandai
dengan * dan **. Keterangan: Ao= aorta; LA= atrium kiri; LV= ventrikel kiri; CrVC= vena kava
kranial; CaVC= vena cava caudal; PA= arteri pulmonalis; RA= atrium kanan; RV= ventrikel
kanan.
6
Somatotipe kucing lebih seragam dibandingkan dengan anjing, dan oleh karena itu
jantung kucing normal seperti yang diproyeksikan radiograf umumnya kurang
terpengaruh oleh keturunan/breed. Variasi posisi tubuh dapat menyebabkan perubahan
tampilan radiografi dari siluet jantung, tetapi perbedaan ini kurang menonjol
dibandingkan dengan yang dilaporkan sebelumnya pada anjing. Secara khusus, perubahan
bentuk yang paling jelas adalah kontur jantung yang lebih membulat dari aspek bagian
kranial kanan pada radiografi ventro-dorsal dibandingkan dengan gambaran dorso-
ventral. Perbatasan siluet jantung kranial pada kucing gemuk mungkin tampak kabur pada
proyeksi lateral, dan lemak mungkin menyerupai massa mediastinal kranial. Pada
proyeksi ventro-dorsal, mediastinum kranial dapat melebar dan kontribusi lemak
perikardial dari siluet jantung mungkin tidak terlihat. Lemak perikardial biasanya lebih
jelas pada radiografi lateral dibandingkan dengan ventro-dorsal.
Jantung anak kucing pada umumnya tampak lebih besar daripada kucing dewasa
karena volume paru-paru yang lebih kecil, sehingga menghasilkan peningkatan rasio
kardiothoraks (CTR/RKT; yaitu, rasio dari lebar maksimal hati dengan lebar thoraks pada
ruang interkostal yang sama). Posisi jantung lebih horizontal di tampilan lateral, sedikit
berbelit dan aorta yang membesar sering terlihat pada radiografi thoraks kucing yang
lebih tua, disebut ‘senile remodeling’ yang merupakan efek respirasi pada radiografi
thoraks kucing, tetapi lebih menonjol pada anjing.

2.4 Penjelasan Umum Heartworm


2.4.1 Definisi
Penyakit heartworm disebabkan oleh cacing Dirofilaria immitis. Setidaknya
70 spesies nyamuk dapat berfungsi sebagai inang perantara; Aedes, Anopheles, dan
Culex adalah genus yang paling umum bertindak sebagai vektor. Infeksi paten
mungkin terjadi pada banyak spesies hewan liar dan hewan peliharaan. Reservoir
hewan liar termasuk serigala, coyote, rubah, anjing laut abu-abu California, singa
laut, dan rakun. Pada hewan peliharaan, infeksi heartworm didiagnosis terutama
pada anjing dan lebih jarang pada kucing dan musang. Penyakit heartworm telah
dilaporkan secara umum di sebagian besar negara dengan iklim sedang, semitropis,
atau tropis, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Australia, Amerika Latin, dan
Eropa selatan.

7
Pada hewan peliharaan, risiko infeksi paling besar pada anjing dan kucing
yang ditempatkan di luar ruangan. Meskipun setiap anjing atau kucing, di dalam
atau di luar ruangan, dapat terinfeksi, sebagian besar infeksi didiagnosis pada anjing
berukuran sedang hingga besar, berusia 3 hingga 8 tahun yang tinggal di luar di
daerah endemik (Atkins, 2020).

2.4.2 Etiologi
Dirofilaria imminitis merupakan cacing ramping yang cenderung berwarna
putih dan memiliki ukuran untuk jantan 12-20 cm, sedangkan cacing betina 25-31
cm. Cacing betina bersifat vivipar, yang vulvanya dekat ujung anterior cacing.
Dirofilaria immitis adalah cacing jantung pada anjing yang tergolong
sebagai cacing nematoda. Cacing dapat dijumpai pada ventrikel kanan dan arteri
pulmonum dari jantung anjing. Cacing kadang kala juga ditemukan pada beberapa
lokasi lain seperti ruang mata depan dan rongga peritonium.
Menurut Fan et al., (2001), cacing ini dapat berkembang luas di daerah tropis,
subtropis dan daerah beriklim sedang. Cacing jantung ini dapat ditularkan
menginfeksi manusia dalam bentuk mikrofilaria melalui perantara vektor gigitan
nyamuk (Genchi et al., 2007). Berbagai jenis nyamuk dapat menularkan bentuk
mikrofilaria cacing dari anjing ke manusia. Manusia dapat terinfeksi melalui
perantara gigitan nyamuk tersebut (Svobodova et al., 2005). Di Indonesia,
berdasarkan hasil penelitian telah diketahui bahwa nyamuk dari genus Aedes
aegypti, Aedes albopictus, Anopheles subalbatus, dan Culex quinquefasciatus dapat
menjadi vektor D. immitis (Karmil, 2002).

2.4.3 Gejala Klinis


Anjing belum menunjukkan gejala klinis pada infeksi awal. Kategori gejala
klinis dari anjing dirofilariasis adalah mild/ringan (asimptomatik dan batuk),
moderate/sedang (batuk, suara abnormal paru, lemas), severe/berat (batuk, suara
jantung dan paru abnormal, hepatomegali, ascites) dan caval syndrome (kelesuan
dan kelemehan tiba-tiba disertai hemoglobinemia dan hemoglobinuria) (Suhendro et
al., 2020).

8
2.4.4 Patogenesis
Tingkat keparahan patologi cardiopulmonary pada anjing ditentukan oleh
berapa banyak cacing, respon imun host, durasi infeksi serta tingkat aktivitas dari
host. Cacing dewasa dapat menyebabkan trauma mekanis langsung, serta faktor
lain (misal antigen dan ekskresi) yang diperkirakan secara langsung mengiritasi atau
merangsang sistem kekebalan inang. Ini merusak pembuluh darah, menyebabkan
endarteritis proliferatif dan perivaskular cuffing dengan sel-sel inflamasi, termasuk
infiltrasi eosinofil dalam jumlah besar. Cacing heartworm hidup memiliki efek
imunosupresif. Namun, keberadaan cacing mati menyebabkan reaksi vaskular yang
lebih parah, bahkan berada di area paru-paru yang secara tidak langsung
berhubungan dengan cacing heartworm yang mati. Infeksi jangka panjang dengan
berbagai faktor (iritasi langsung, kematian cacing, dan respon imun) mengakibatkan
lesi kronis.

2.4.5 Diagnosis dan Prognosis


Berdasarkan anamnesis dan temuan pemeriksaan fisik, diagnosis penyakit
heartworm harus dipastikan dengan menggunakan uji deteksi antigen cacing
jantung serta uji deteksi mikrofilaria menggunakan teknik konsentrasi; uji Knott
atau filtrasi yang dimodifikasi. Pada beberapa lokasi geografis, kepadatan
mikrofilaria yang beredar mencapai puncaknya pada sore dan malam hari, terutama
setelah hewan tersebut makan. Pengambilan darah selama periode ini akan
mengurangi kemungkinan tes deteksi mikrofilaria negatif palsu. Harus diperhatikan
untuk membedakan secara morfologi mikrofilaria D. immitis dari parasit filaria lain
yang terdapat di daerah tersebut (misalnya Dirofilaria repens, Acanthocheilonema
spp., Brugia spp.). Penilaian status cardiopulmonary sangat diperlukan untuk
mengevaluasi prognosis anjing,

2.4.6 Pengobatan dan Pencegahan


Pengobatan heartworm tidak sederhana dan tidak dijamin berhasil. The
American Heartworm Society merekomendasikan penggunaan melarsomine
dihydrochloride (2,5 mg/kg) secara intramuskular. Studi terbaru menunjukkan
bahwa pemberian ivermectin dan doxycycline selama beberapa bulan sebelum
melarsomine dihydrochloride atau bahkan mungkin tanpa melarsomine, dapat
menghilangkan heartworm dewasa dengan risiko tromboemboli rusak lebih rendah
9
daripada dengan menggunakan melarsomine saja dan dapat memblokir transmisi
parasit.
Infeksi cacing jantung umumnya dapat dicegah sepenuhnya dengan
Chemoprophylaxis. Pencegahan disarankan ketika anjing berusia 6-8 minggu.
Macrocyclic lactones (ivermectin, milbemycin oxime, moxidectin, dan selamectin)
adalah chemoprophylaxis yang paling umum digunakan: mereka aman, efektif dan
dapat diberikan secara oral, topikal, atau parenteral pada interval satu atau enam
bulan. Obat ini efektif melawan larva stadium tiga (L3) dan L4 Dirofilaria immitis,
yang telah berkembang dalam 30 hari sebelumnya, sehingga mencegah penyakit
yang disebabkan oleh cacing dewasa. Selain itu, pencegahan juga dilakukan dengan
mengurangi populasi reservoir dan mengurangi prevalensi infeksi pada anjing yang
tidak dilindungi.

10
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Persiapan Alat dan Bahan Rontgen


Adapun beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan saat melakukan rontgen atau x-
ray yaitu :
1. Mesin X-Ray
Berfungsi untuk mengambil gambar foto. Sinar X mampu menembus tubuh
hewan diserap oleh bagian yang lebih padat seperti tulang. Sebelum menggunakan
mesin x-ray selalu periksa perangkat collimation atau penyejajaran diafragma berkas
cahaya, filter aluminium, voltase saluran dan catatan layanan. Ketika pemeriksaan x-
ray dilakukan, mesin akan mengirimkan gelombang radiasi elektromagnetik secara
singkat ke tubuh untuk memindai kondisi tubuh bagian dalam.

Gambar 8. Mesin X-ray pada Praktik Hewan Kecil

2. Film Rontgen
Film Rontgen adalah film yang digunakan untuk pengambilan gambar bagian
dalam tubuh. Kualitas radiograf atau foto rontgen yang diperoleh sangat dipengaruhi
oleh kondisi penyinaran serta proses pengolahan film. Untuk menjaga kualitas film
sebelum digunakan maka perlu diperhatikan kondisi penyimpanan film. Syarat
penyimpanan film yang baik meliputi suhu kira-kira 13°C, kelembapan udara
maksimum 50%, terlindung dari radiasi pengion (sinar-X) dan sinar gamma, jauh dari
bahan kimia seperti developer atau fixer, serta tidak terjadi tekanan mekanik, baik
diantara kotak-kotak film atau oleh bendabenda lainnya (Curry, 1990). Adapun jenis-
jenis film sinar-X terbagi atas: Jenis film menurut lapisannya. jenis film menurut
sensitivitasnya dan jenis film menurut butir emulsi.
11
Gambar 9. Film Rontgen

3. Kaset
Digunakan untuk melindungi film dari pengaruh cahaya dan menjaga agar
kontak antar film dengan screen tetap rata. Kaset memiliki berbagai fungsi,
diantaranya adalah melindungi intenyfing screen dari kerusakan akibat tekanan
mekanik, menjaga intenyfing screen dari kotoran debu. Selain itu kaset juga berfungsi
menjaga agar film dapat dengan rapat menempel pada kedua intenyfing screen yang
terletak di depan dan dibelakang kaset tersebut. Kaset harus berisi film dengan
kombinasi layar film yang benar, dengan ukuran yang sesuai untuk tampilan
radiografi yang diperlukan, memiliki layar yang kuat dan tidak tembus cahaya
tampak.

Gambar 10. Kaset Rontgen

4. Processing Film
Merupakan alat yang mengubah gambar laten pada film x-ray menjadi
permanen sehingga terlihat gambar yang disebut dengan radiograf. Kualitas
diagnostik yang terlihat dari gambar tergantung pada rangkaian tahapan prosesing.
12
Gambar 11. Processing Film

5. Apron Proteksi Tubuh


Digunakan sebagai pelindung tubuh operator dalam melakukan pemeriksaan
radiografi. Apron proteksi tubuh yang digunakan untuk pemeriksaan radiografi
dengan tabung puncak sinar-X hingga 150 kVp harus menyediakan sekurang-
kurangnya setara 0,5 mm lempengan Pb. Tebal kesetaraan timah hitam harus diberi
tanda secara permanen dan jelas pada apron tersebut.

Gambar 12. Apron


6. Sarung Tangan Proteksi
Sarung tangan proteksi yang digunakan untuk fluoroskopi harus memberikan
kesetaraan atenuasi sekurang-kurangnya 0,25 mm Pb pada 150 kVp.Proteksi ini harus
dapat melindungi secara keseluruhan, mencakup jari dan pergelangan tangan.

Gambar 13. Sarung Tangan Proteksi


13
Bekerja dalam radiologi mempunyai risiko baik secara langsung maupun tidak
langsung, risiko tersebut dapat terjadi bila kelalaian dan sebab-sebab lain di luar
kemampuan manusia. Menjadi tanggung jawab bagi manusia untuk mempelajari
kemungkinan adanya bahaya dalam pekerjaan agar mampu mengendalikan bahaya serta
mengurangi risiko sekecil-sekecilnya melalui pemahaman mengenai berbagai aspek
bahaya dalam lingkungan radiologi, mengarahkan para pekerja dalam melaksanakan
keselamatan dan kesehatan kerja.

3.2 Posisi Pemeriksaan


1. Sudut pandang lateral
Untuk melihat kondisi jantung, posisi lateral kanan lebih baik digunakan,
karena gambar posisi jantung lebih konsisten serta perincian jantung yang lebih baik.
Teknik lateral recumbency yaitu dengan cara memposisikan hewan ke kanan
atau kiri lateral recumbency. Tarik kaki depan ke arah depan untuk menghindari
superimposition dari otot triceps di atas lobus cranial paru-paru. Penguluran perlahan
kepala dan leher untuk menghindari variasi posisi dari trachea. Sternum dan vertebrae
harus setingkat satu sama lain. Pusat sinar pada aspek bagian caudal dari skapula dan
dua pertiga bawah dari bagian dada.

Gambar 14. Posisi lateral recumbency

2. Sudut pandang dorsoventral dan ventrodorsal


Pemeriksaan radiografi secara dorsoventral (DV) lebih disukai daripada
ventrodorsal (VD) untuk evaluasi jantung, karena pada posisi DV terlihat bayangan
hitam jantung untuk tampilan standar dan terlihat pembuluh darah di bagian caudal
pulmonary dan mudah mengenali penyakit jantung. Sedangkan pada posisi VD
berguna untuk evaluasi parenchyma pulmonary dan mudah mengenali penyakit
pernapasan.
14
Teknik dorsoventral (DV) dilakukan dengan cara memposisikan hewan di
sternal recumbency dengan elbow menyentuh dada dan kaki belakang difleksorkan
dan menghasilkan posisi bungkuk. Sternum dan vertebrae ditumpukkan lurus. Leher
diulur perlahan. Pusat sinar pada di antara scapula bagian caudal.
Sedangkan teknik ventrodorsal (VD) dilakukan dengan memposisikan hewan
di dorsal recumbency. Tarik kaki depan maju dan posisi seperti “kaki katak”. Sternum
dan vertebrae ditumpukkan lurus. Pusat sinar pada pusat sternum.

Gambar 15. Posisi ventrodorsal (kiri) dan dorsoventral (kanan)

3.3 Prosedur Pemeriksaan


Salah satu prosedur pemeriksaan penyakit heartworm pada hewan yaitu
menggunakan X-ray meskipun cara ini tidak terlalu efektif akan tetapi dapat membantu
dalam mendeteksi tingkat keparahan dari penyakit. Pemeriksaan radiografi thoraks yang
dilakukan ada dua posisi pemeriksaan yaitu secara lateral kiri dan kanan, dorsoventral
(DV). Pada posisi lateral pancaran sinar-x datang secara horizontal yang terpusat pada
tulang rusuk ke 5 dan posisi sternum dengan tulang belakang harus sejajar.
Radiografi (sinar X) adalah sebuah radiografi anjing dengan heartworms
biasanya akan menunjukkan pembesaran jantung dan pembengkakan arteri besar (arteri
pulmonal) yang mengarah ke paru-paru dari jantung. Tanda-tanda ini dianggap sebagai
bukti dugaan penyakit heartworm. Radiografi juga dapat mengungkapkan kondisi
jantung, paru-paru, dan pembuluh paru. Memungkinkan untuk memprediksi
kemungkinan peningkatan komplikasi yang berhubungan dengan pengobatan.
Elektrokardiogram (EKG) adalah penelusuran arus listrik yang dihasilkan oleh
jantung. Hal ini paling berguna untuk menentukan adanya irama jantung yang abnormal.
Tes ini juga dapat mendeteksi pembesaran dalam ukuran ruang jantung dan membantu
menentukan apakah seekor anjing dapat dengan aman menjalani pengobatan penyakit
heartworm.
15
Ekokardiografi (USG jantung) adalah pemeriksaan ultrasonik menunjukkan
ruang jantung yang memungkinkan status umum jantung dievaluasi. Cacing jantung juga
dapat divisualisasikan di dalam jantung dan arteri pulmonalis.

3.4 Interpretasi Hasil X-ray


3.4.1 Location (Lokasi)
1. Lokasi Jantung Normal
Lokasi normal jantung yaitu terletak di antara dua sisi dada (thoraks),
dikelilingi oleh paruparu, dan berada dalam tempat sebuah struktur yang disebut
mediastinum, terdiri atas dua pompa yang terpisah, yaitu jantung kanan yang
memompakan darah ke paru-paru, dan jantung kiri yang memompakan darah ke
organ-organ perifer, setiap bagian jantung yang terpisah ini merupakan dua
ruang pompa yang dapat berdenyut, terdiri atas satu atrium dan satu ventrikel.
Jantung memberikan dua jalur sirkulasi yang terpisahkan, pertama
adalah lokasi pulmonar dimana darah dipompa menuju paru-paru untuk
merubah karbondioksida menjadi oksigen, dan sirkulasi yang kedua
mengalirkan darah sampai ke sirkulasi sistemik yang mengalirkan darah kaya
akan oksigen dan nutrisi bergerak masuk ke tubuh pada. Jantung normal pada
anjing sekitar 0,7% sampai 0,8% dari berat badan, walaupun keanekaragaman
ini berhubungan dengan jenis kelamin, umur, breed, dan tingkat aktifitas.
Pada tampilan Dorsoventral dan Ventrodorsal Parameter Jantung,
Jantung berotasi pada sumbu panjangnya sehingga bilik kanan berorientasi ke
kanan dan ke kranial, dan bilik kiri berada di kiri dan kaudal. Tingkat rotasi
lebih sedikit pada kucing. Rotasi kranial-kaudal paling signifikan ketika
menentukan lokasi masing-masing atrium kiri dan kanan.
Jantung anjing tampak secara radiografis sebagai opasitas elips dengan
orientasi sumbu apex dasar kira-kira 30 derajat ke kiri dari garis tengah. Lebar
jantung melintasi titik terlebarnya biasanya 60% sampai 65% dari lebar thoraks
pada lokasinya di dalam thoraks. Pada kucing, sumbu jantung paling sering
berada dekat dengan garis tengah, dan lebarnya biasanya tidak melebihi 50%
dari lebar rongga dada selama inspirasi penuh.

16
Gambar 16. Radiologi Jantung Normal

Gambar 17. Gambaran skematis untuk sistem skala vertebral ukuran jantung. Jumlah
jantung vertebral (VHS) adalah jumlah dari dimensi sumbu panjang jantung (L) dan
dimensi sumbu pendek tegak lurus maksimal (S). S dan L diukur dalam unit vertebral
mulai dari T4 (Thoraks ke-4). CVC, vena cava kaudal.

17
Gambar 18. Skema tampilan radiografi thoraks lateral yang menguraikan perkiraan
lokasi dari empat ruang jantung. TB, bifurkasi trakea; CVC, vena cava kaudal; RA,
atrium kanan; LA, atrium kiri; RV, ventrikel kanan; LV, ventrikel kiri.

2. Lokasi Jantung dengan Heartworm


Pada kasus heartworm, penderita akan menunjukkan gangguan fungsi
katup jantung, terutama bila cacing berada di dalam atrium kanan, ventrikel
kanan dan arteri pulmonalis. Jantung kanan juga menderita dilatasi dan
hipertropi. Heartworm disease dengan tanda radiografi berupa pembesaran
ventrikel dexter, atrium dexter dan arteri pulmoner. Perubahan radiografi
jantung anjing yang terinfeksi cacing jantung adalah pembesaran ventrikel
kanan dan penonjolan pada segmen arteri pulmonalis yang dapat menyebabkan
posisi jantung atau lokasi jantung berubah. Arteri pulmonalis dikatakan tidak
normal apabila ukurannya lebih besar dari diameter costae ke sembilan.

Gambar 19. Pembengkakan pada Arteri Pulmonalis

18
3.4.2 Margin (Tepi atau Batas)
Rasio jantung diperkirakan dengan menggambar garis secara ventral dari
carina yang berjalan sejajar dengan kranial dan tepi kaudal jantung (Gambar 20).
Karena margin kranial biasanya melengkung, menggambarkan garis sejajar dengan
margin dorsal kranial dari jantung (seperti pada Gambar 20) atau bersinggungan
dengan aspek paling kranial dari kurva permukaan mungkin diperlukan. Rasio
gambaran jantung harus 3/5 (jantung kanan) kranial ke garis dan 2/5 (jantung kiri)
caudal ke garis. Jika lebih besar dari 3/5 kranial ke garis, dianggap mengarah pada
pembesaran ventrikel kanan.

Gambar 20. Radiografi thoraks lateral kiri. Jantung normal. Rasio jantung kanan dan kiri
diperkirakan dengan garis hitam secara ventral dari carina yang berjalan paralel dengan
batas kranial dan kaudal jantung.

Gambar 21. Lesi radiografi ringan heartworm pada anjing Gembala Jerman berusia 5 tahun,
posisi lateral. Pada gambar terlihat hampir normal namun, arteri pulmonalis tampak apikal
dan sedikit lebih besar dari biasanya, menunjukkan terjadinya hipertensi pulmonal. (Ao:
aorta; CVC: vena cava kaudal; PA: arteri pulmonalis; PV: vena pulmonalis; RA: atrium
kanan; LA: atrium kiri; RV: ventrikel kanan; LV: ventrikel kiri).
19
Gambar 22. Lesi radiografik parah heartworm pada anjing Boxer berusia 6 tahun, posisi
ventrodorsal (VD). Terjadi kardiomegali (pembesaran jantung) kanan yang menghasilkan
gambaran "D terbalik", tonjolan di daerah arteri pulmonalis utama, dan arteri pulmonalis
kaudal kiri yang membesar. MPA: arteri pulmonalis utama; RA: atrium kanan; RV:
ventrikel kanan; RPA: arteri pulmonalis kanan; LPA: arteri pulmonalis kiri.

3.4.3 Number
1. Number Jantung Anjing Normal
Berikut merupakan gambaran topografi jantung anjing normal:

20
Gambar 23. Topografi Jantung Anjing Normal Posisi Lateral (1. Mediastinum cranial;
2. Trakea; 3. Aorta descenden; 4. Vena cava caudal; 5. Arteri pulmonari cranial (pink),
vena pulmonari cranial kiri (biru); 6. Arteri pulmonari cranial kanan (biru); 7. Atrium
kanan; 8. Ventrikel kanan; 9. Atrium kiri; 10. Ventrikel kiri; 11. Krura diafragma
kanan; 12. Krura diafragma kiri; 13. Lemak nukleus pada perikardium; 14. Arteri
pulmonari kanan; 15. Arteri pulmonari kiri)

2. Number Jantung Anjing dengan Heartworm


Gambar dibawah merupakan gambar bagian thoraks anjing ras German
Shepherd yang menderita dirofilariasis. Pada hasil x-ray anjing penderita
dirofilariasis, perubahan number pada thoraks yaitu tidak terlihatnya arteri
pulmonalis dengan jelas.

Gambar 24. X-ray Thoraks Anjing Penderita Dirofilariasis

3.4.4 Opacity (Opasitas)


1. Opacity Jantung Normal

Gambar 25. Right Lateral Thoracic Anjing Normal


21
2. Opacity Jantung dengan Heartworm

Gambar 26. (A) Ventrodorsal (B) Lateral Thoracic Anjing Dengan Heartworm

Siluet jantung muncul sebagai "D" terbalik dan arteri pulmonalis lobar
kaudal membesar, berliku-liku, dan sering terpotong. Perubahan vaskular ini
disertai dengan berbagai tingkat penyakit parenkim paru. Pada opasitas semua
terlihat jelas tanpa ada penurunan atau peningkatan opasitas, dan yang berubah
hanya bentuk dan melebarnya arteri pulmonalis.

3.4.5 Size (Ukuran)


1. Size Jantung Normal
Hasil pengukuran VHS pada seluruh anjing yang dilakukan foto Rontgen
adalah: pada kelompok umur 12 bulan diperoleh hasil 9.4v±1.6 dan kelompok
umur 24 bulan diperoleh hasil 9.4v±0.8. Nilai VHS pada anjing normal berkisar
antara 8.7v sampai 10.7v (Kraetschmer et al., 2008), sedangkan pada kucing
6.8-8.1v.

Gambar 27. Perhitungan Vertebrae Heart Size (VHS) pada foto Rontgen anjing
kintamani bali berdasarkan long axis (LA) dan short axis (SA)
22
2. Size Jantung dengan Heartworm
Jantung akan mengalami pembengkakan pada jantung yang terinfeksi,
biasanya cacing akan menginfeksi ventrikel kanan sehingga jantung tidak
terlihat simetris dan lebih besar jantung kanan.

Gambar 28. Jantung dengan Heartworm Gambar 29. Jantung Normal

Dari pengukuran jantung metode vertebral heart scale (VHS) pada


anjing dan kucing dengan heartworm disease (53 kasus), gambaran jantung
memiliki siluet yang membesar pada radiografi thorax. Pada radiografi lateral,
VHS rata-rata untuk kelompok yang terinfeksi cacing jantung secara signifikan
lebih besar dari nilai referensi untuk kucing dan anjing (kucing p=0,009, anjing
p<0,001). Pada radiografi lateral kucing dan anjing yang terinfeksi, ada korelasi
yang signifikan antara diameter rata-rata vena cava caudal dan VHS (kucing
p=0,002, r=0,59; anjing p=0,012, r=0,53). Rasio rata-rata lebar arteri pulmonalis
kanan (kucing) atau arteri lobaris caudal kanan (anjing) dengan lebar sampai
rusuk 9 lebih tinggi dari nilai referensi untuk setiap spesies.

3.4.6 Shape (Bentuk)


1. Bentuk Jantung Normal
Bentuk normal jantung anjing dapat dilihat dari posisi jantung anjing
yang tidak berdekatan tampak jelasnya siluet jantung dan pembuluh darahnya.
Untuk melihat bentuk jantung anjing dapat diilustrasikan dengan analogi jam.
23
Keterangan:
11:00 – 01:00 : aortic arch
01:00 – 02:00 : main pulmonary artery
02:30 – 03:00 : left auricle
05:00 – 09:00 : right ventricle
09:00 – 11:00 : right atrium

Gambar 30. Tampak Dorsoventral Anjing Normal

Keterangan:
12:00 – 02:00 : left atrium
02:00 – 05:00 : left Ventricle
05:00 – 09:00 : right ventricle
09:00 – 10:00 : main pulmonary artery
dan right auricle
10:00 – 11:00 : aortic arch

Gambar 31. Tampak Lateral Anjing Normal

Keterangan: A=Aorta; LA = Left atrium; LAu = Left auricle; LV = Left


Ventricle; MPA = Main pulmonary artery; RA = Right atrium; RAu = Right
auricle; RV = Right ventricle.

2. Bentuk Jantung dengan Hearworm


Radiografi thoraks tidak terlalu efektif untuk mendiagnosa cacing
jantung, namun cara ini dapat membantu dalam mendeteksi tingkat keparahan
penyakit dan mengevaluasi perubahan parenkim diopulmoner. Perubahan
radiografi paru-paru anjing yang terinfeksi cacing jantung adalah pembesaran
ventrikel kanan dan penonjolan pada segmen arteri pulmonalis. Untuk
mengevaluasi ukuran dari pembuluh pulmonalis dapat dilakukan dalam posisi
dorsoventral. Arteri pulmonalis dikatakan tidak normal apabila ukurannya lebih
besar dari diameter costae ke sembilan.
24
Gambar 32. Pembengkakan pada Jantung Bagian Kanan

Gambar 33. Pembengkakan pada Arteri Pulmonalis

25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Radiografi thoraks merupakan salah satu metode yang dilakukan untuk
pemeriksaan sistem kardiovaskular dan sistem respirasi. Salah satu penyakit yang
menyerang sistem kardiovaskular pada hewan adalah heartworm yang disebabkan oleh
cacing Dirofilaria immitis yang menyebabkan penyakit parasit serius pada anjing. Posisi
pemeriksaan dalam melakukan rontgen jantung yaitu dari sudut pandang lateral atau
sudut pandang dorsoventral dan ventodorsal. Prosedur pemeriksaan penyakit heartworm
pada hewan yaitu dengan radiografi, elektrokardiogram, atau ekokardiografi. Perubahan
radiografi jantung anjing yang terinfeksi heartworm adalah pembesaran ventrikel kanan
dan penonjolan pada segmen arteri pulmonalis yang dapat menyebabkan posisi jantung
atau lokasi jantung berubah. Hal ini mengakibatkan perubahan number pada thoraks yaitu
tidak terlihatnya arteri pulmonalis dengan jelas, namun tidak ada perubahan pada
opasitas.

4.2 Saran
Kejadian Heartworm pada hewan kecil terutama anjing dan kucing dapat dihindari
dengan pemberian pengobatan untuk menghilangkan cacing dewasa dan larva cacing
(mikrofilaria), serta pencegahan agar tidak terinfeksi ulang. Pengobatan cacing jantung
mahal dan sulit dilakukan, sehingga pencegahan infeksi perlu diutamakan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Adams, D. S., Marolf, A. J., Valdés-Martínez, A., Randall, E. K., dan Bachand, A. M. 2017.
Associations between thoracic radiographic changes and severity of pulmonary
arterial hypertension diagnosed in 60 dogs via Doppler echocardiography: A
retrospective study. Veterinary Radiology & Ultrasound. 58(4): 454-462
Alia, Y.Y., May, H.K. dan Amall, H.A. 2013. Serological study of Dirofilaria immitis in
human from some villages in Al-Hindya part of Karbala Governorate. Int J of Sci and
Nature 4: 185-188.
Andre, A.Z dan Rupiasih, N.N. Pengolahan Film Radiografi Secara Otomatis Menggunakan
Automatic X-Ray Film Processor Model Jp-33. Bul Fis. 2017. 18(2):53
Atkins, C. 2020. Heartworm Disease in Dogs, Cats, and Ferrets. DVM. DACVIM. College of
Veterinary Medicine. North Carolina State University
Ayers, S. 2012. Small Animal Radiographic Techniques and Positioning. Willey-Blackwell.
Oxford, UK.
Bahr, R. 2013. The heart and pulmonary vessels. In: Thrall DE, editor. Textbook of
veterinary diagnostic radiology. 6th ed. St. Louis: Elsevier Saunders
Barnette, C. 2010. Testing for Heartworm Disease in Dogs: Diagnosis, Pet Services
Carlisle, C. H. 1980. Canine Dirofilariasis: Its Radiographic Appearance. Veterinary
Radiology. 21(3): 123–130
Fan et al. 2001. Seroepidemiologic Survey of Dirofilaria immitis Infection Among Domestic
Dogs In Taipei City and Mountain Aboriginal Districts In Taiwan (1998 – 1999). Vet.
Parasitol. 102: 113 – 120.
Hoch, H., dan Strickland, K. 2008. Canine and feline dirofilariasis: life cycle,
pathophysiology, and diagnosis. Compendium. 30(3): 133
Kangmaruf. 2014. Radiologi Thoraks pada Hewan. URL:
https://mydokterhewan.blogspot.com/2016/02/radiologi-thoraks.html. Diakses tanggal
13 Oktober 2021
Karmil, T.F. 2002. Studi Biologis dan Potensi Vektor Alami Dirofilaria immitis sebagai
Landasan Penyiapan Bahan Hayati. Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor. Bogor
Kealy, J. K. 1979. Diagnostic Radiology of the Dog and Cat. WB Saunder Co
Lee et al. 2000. The first Korean case of human pulmonary dirofilariasis. Yonsei Med J. 41:
285–288
27
Litster, A., Atkins, C., Atwell, R., dan Buchanan, J. 2005. Radiographic cardiac size in cats
and dogs with heartworm disease compared with reference values using the vertebral
heart scale method: 53 cases. Journal of veterinary cardiology : the official journal of
the European Society of Veterinary Cardiology. 7(1):33–40
Losonsky J. M, Thrall D. E, dan Lewis R. E. 1983. Thoracic radiographic abnormalities in
200 dogs with heartworm infestation. Vet Radiology. 24:124
Mauragis, D. dan Berry, C.R. 2011. Small Animal Thoracic Radiography. Philadelphia:
Saunders Elsevier
Poteet, B. A. 2016. Radiology of The Heart. Chapter 2. Veterinary Key. URL:
https://veteriankey.com/radiology-of-the-heart/. Diakses pada 13 Oktober 2021
Risaharti et al,. 2020. Gambaran Nilai Densitas Radiografi dengan Klinis Ileus Obstruksi dan
Perforasi pada Pemeriksaan Abdomen 3 (Tiga) Posisi di Instalasi Radiologi Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2019. Jurnal
Aceh Medika. 4(2):80-89
Rudorf, H., Taeymans, O. dan Johnson, V. 2008. Basics of thoracic radiography and
radiology . Di dalam: Schwarz T, Johnson V, editor. BSAVA Manual of Canine and
Feline Thoracic Imaging. BSAVA Publications: Cheltenham
Schwarz et al. 2008. BSAVA Manual of Canine and Feline Thoracic Imaging. British Small
Animal Veterinary Association
Suhendro et al. 2020. Studi Kasus: Kajian Awal Dirofilariasis Pada Anjing Di Kota
Pontianak
Ulum, M. F. 2008. Sinar X untuk Kedokteran Hewan. Konferensi Ilmiah Veteriner Nasional
X. PDHI 2008. Bogor. Indonesia
Ulum, M. F. dan Noviana, D. 2008. Pemanfaatan Radiografi Sebagai Sarana Diagnostik
Penunjang Dalam Dunia Kedokteran Hewan Yang Aman Bagi Hewan, Manusia Dan
Lingkungan. Bogor Agricultural University
Vierra et al. 2014. Prevalence of canine heartworm (Dirofilaria immitis) disease in dogs.
Portugal

28

Anda mungkin juga menyukai