Anda di halaman 1dari 35

TUGAS MATA KULIAH

FARMASI VETERINER

BSO PADAT: PULVIS ET PULVERES DAN KAPSUL

KELOMPOK 3
Stephanie Ariella Gunawan 1909511067
Annisa Budiani 1909511068
Polikarpus Endyo Juan Pradana 1909511071
Rafi Ahmad Farhan 1909511079
Made Shanty Meidiana 1909511082
Mawar Datu Allo Dendang 1909511085

KELAS C

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan paper mata kuliah Farmasi Veteriner yang berjudul
“BSO Padat: Pulvis et Pulveres dan Kapsul” ini dengan tepat waktu. Dengan membuat paper
ini, kami berharap untuk membagikan ilmu kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana serta pembaca lainnya tentang BSO Padat khususnya mengenai Pulvis
et Pulveres dan Kapsul.
Paper ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada para dosen mata kuliah Farmasi Veteriner yang telah
membimbing kami dalam penyelesaian tugas paper ini. Tak lupa juga kepada teman-teman
yang telah memberi dorongan dan masukan demi terselesaikannya paper ini.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan paper ini untuk
mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Namun, kami menyadari bahwa paper ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan paper selanjutnya. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Denpasar, 5 April 2022


Hormat kami,

Kelompok C3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….…. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….….. iii
1.1 Latar Belakang…………………………………………………..…. iii
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………..… iii
1.3 Tujuan……………………………………………………….……... iv
1.4 Manfaat…………………………………………………….…….… iv
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….…. 5
2.1 Pendahuluan…………..……………………………………………. 5
2.1.1 Pengertian BSO……………………………………………… 5
2.1.2 Manfaat Pemilihan BSO……………………………………... 5
2.1.3 Landasan Pemilihan BSO……………………………………. 5
2.2 Sediaan Serbuk………..……………………………………….…... 6
2.2.1 Pulvis………………………………………………………… 6
2.2.2 Pulveres……………………………………………………… 9
2.2.3 Perbedaan Pulvis dan Pulveres………………………………. 10
2.2.4 Keuntungan dan Kerugiaan Sediaan Serbuk………………… 10
2.3 Sediaan Kapsul………………………………………..…………… 11
BAB III PENUTUP………………………………………………………….…... 16
3.1 Kesimpulan……………………………………………………….... 16
3.2 Saran……………………………………………………………..… 16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..….. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat merupakan suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit. Bahan aktif obat agar digunakan nyaman,
aman, efisien dan optimal dikemas dalam bahan sediaan obat (BSO) atau disebut sediaan
farmasi. Bahan sediaan obat dapat mengandung satu atau lebih komponen bahan aktif.
Akibat perkembangan dari teknologi, kini obat tidak lagi dikonsumsi dalam bentuk
murninya namun dibuat dalam bentuk sediaan obat.
Obat dibedakan atas beberapa jenis, diantaranya obat jadi, obat generik, obat
paten, obat baru, obat asli, obat tradisional dan lain sebagainya. Bentuk sediaan obat
merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai dengan kebutuhan, mengandung
satu zat aktif atau lebih dalam pembawa yang digunakan sebagai obat dalam maupun luar.
Ada berbagai bentuk sediaan obat dibidang farmasi, yang dapat diklasifikasikan
menurut wujud zat dan rute pemberian sediaan. Berdasarkan wujud zat, bentuk sediaan
obat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sediaan bentuk cair (larutan sejati, suspensi dan
emulsi), bentuk sediaan semi padat (krim, lotion, salep, gel, supositoria), bentuk gas
(inhalasi/spray/aeorosol) dan bentuk sediaan solida/padat (tablet, kapsul, pil, granul dan
serbuk).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, adapun perumusan masalah yaitu sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Bentuk Sediaan Obat, Pulvis, Pulveres, dan Kapsul?
2. Apa saja manfaat dari Bentuk Sediaan Obat?
3. Bagaimana landasan pemilihan Bentuk Sediaan Obat?
4. Bagaimana penggolongan dari Pulvis dan Kapsul?
5. Bagaimana contoh resep Pulvis, Pulveres, dan Kapsul?
6. Apa saja perbedaan dari Pulvis dan Pulveres?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Sediaan Serbuk dan Sediaan Kapsul?

iii
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pembuatan paper ini yaitu sebagai
berikut:
1. Mengetahui pengertian dari Bentuk Sediaan Obat, Pulvis, Pulveres, dan Kapsul
2. Mengetahui manfaat dari Bentuk Sediaan Obat
3. Memahami landasan pemilihan Bentuk Sediaan Obat
4. Memahami penggolongan dari Pulvis dan Kapsul
5. Memahami contoh resep Pulvis, Pulveres, dan Kapsul
6. Mengetahui perbedaan dari Pulvis dan Pulveres
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Sediaan Serbuk dan Sediaan Kapsul

1.4 Manfaat
Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pengampu
mata kuliah Farmasi Veteriner. Melalui paper ini diharapkan kalangan mahasiswa
Universitas Udayana, khususnya mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan memiliki
wawasan lebih tentang bentuk sediaan obat padat, khususnya mengenai pulvis, pulveres,
dan kapsul.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendahuluan
2.1.1 Pengertian BSO
Bentuk sediaan obat (BSO) merupakan sediaan farmasi dalam bentuk
tertentu sesuai dengan kebutuhan, mengandung satu zat aktif yang digunakan
sebagai obat dalam ataupun obat luar. Bentuk sediaan obat diperlukan agar
penggunaan senyawa obat/zat berkhasiat dalam farmakoterapi dapat digunakan
secara aman, efisien dan atau memberikan efek yang optimal.
Umumnya BSO mengandung satu atau lebih senyawa obat atau zat
berkhasiat dan bahan dasar/vehikulum yang diperlukan untuk formulasi tertentu.
Obat dapat diberikan kepada pasien dalam bentuk pil, kapsul, suspensi, serbuk,
salep, dan obat tetes. Bentuk sediaan obat yang diberikan akan berpengaruh
terhadap kecepatan dan takaran jumlah obat yang diserap oleh tubuh. Selain itu,
bentuk sediaan obat akan berpengaruh pada kegunaan terapi obat.

2.1.2 Manfaat Pemilihan BSO


Bentuk sediaan obat yang dipilih bermanfaat untuk:
1. Dapat melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh
2. Dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat
3. Dapat melengkapi kerja obat yang optimum (topikal, inhalasi)
4. Sediaan yang cocok untuk:
a. Obat yang tidak stabil dan tidak larut
b. Berbagai penyakit

2.1.3 Landasan Pemilihan Bentuk Sediaan Obat (BSO)


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bentuk sediaan
obat (BSO), antara lain:
● Sifat bahan obat
Biasanya dilihat dari misalnya rasa pahit maka diberikan bentuk
sediaan obat kapsul atau emulsi.

5
● Kondisi penderita
Memperlihatkan umur penderita dimana bentuk sediaan obat yang
diberikan berbeda di setiap umurnya, misalnya untuk hewan yang baru lahir
(bayi) dipilih bentuk obat tetes, untuk hewan dewasa relatif semua BSO bisa
dipilih. Kemudian keadaan penderita atau kesadaran emergensi misalnya
penderita sedang mengalami muntah, tidak sadarkan diri, setelah mengalami
operasi, atau penderita tidak bisa mengkonsumsi obat, maka bentuk sediaan
obat yang akan dipilih yaitu injeksi. Keadaan sosial ekonomi penderita juga
berpengaruh terhadap pemilihan bentuk sediaan obat yang akan diberikan,
misalnya pemilik hewan yang kurang mampu sebaiknya diberikan bentuk
sediaan obat yang relatif murah.

● Kondisi penyakit
Jika keadaan penyakit pasien berat/akut maka perlu pengobatan/efek
obat yang cepat, misalnya secara injeksi. Bila keadaan penyakit pasien
ringan/kronis maka bisa memilih bentuk sediaan obat yang peroral, misalnya
tablet, kapsul, atau sirup. Kondisi penyakit juga dilihat dari lokasinya.
Pengobatan lokal, bentuk sediaan obat yang dipilih tergantung penyakitnya
misalnya jika penyakitnya di kulit maka BSO yang dipilih yaitu salep.

● Bioavailabilitas
Persentase dan kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat yang
mencapai atau tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/aktif setelah
pemberian obat.

2.2 Sediaan Serbuk


2.2.1 Pulvis
1. Pengertian
Pulvis (serbuk tidak terbagi) adalah campuran kering bahan obat atau zat
kimia yang dihaluskan dengan atau tanpa bahan tambahan berbentuk serbuk dan
relatif stabil serta kering, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian
luar. Serbuk tak terbagi ini terbatas pada obat yang tidak poten, seperti laksan;
antasida; makanan diet dan beberapa analgesik tertentu.
6
Pulvis memiliki sifat yang cocok untuk obat yang tidak stabil dalam
bentuk cairan, absorpsi obat lebih cepat dibanding dalam bentuk tablet, tidak
cocok untuk obat yang mempunyai rasa tidak menyenangkan, dirusak
dilambung, iritatif, dan mempunyai dosis terapi yang rendah. Bentuk sediaan
obat serbuk memiliki keuntungan, yaitu memiliki permukaan yang luas sehingga
serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang
dipadatkan.

2. Penggolongan Pulvis
Pulvis dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain :
a) Pulvis Effervescent: merupakan serbuk biasa yang sebelum ditelan
dilarutkan terlebih dahulu dalam air dingin atau air hangat, serbuk
mengeluarkan gas CO2, kemudian beberapa saat membentuk larutan yang
jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam sitrat,
asam tartrat) dengan basa (Na karbonat, Na bikarbonat). Dalam
pembuatannya, bagian asam maupun basa harus dikeringkan secara terpisah.
Gas C02 (karbon dioksida) digunakan untuk pengobatan, mempercepat
absorpsi atau untuk menyegarkan rasa larutannya.
b) Serbuk gigi (Pulvis Dentrificius): biasanya menggunakan carmin sebagai
pewarna yang dilarutkan terlebih dahulu dalam chloroform atau etanol 90%
c) Serbuk luka: contohnya antara lain Nebacetin Powder, dan Daktarin
Powder.
d) Serbuk tabur (Pulvis adspersorius): serbuk ringan untuk penggunaan
topikal, dapat dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus
untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Umumnya serbuk tabur harus
melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan
iritasi pada bagian yang peka. Harus bebas dari butiran kasar dan
dimaksudkan untuk obat luar. Tidak boleh digunakan untuk luka terbakar.
Talkum, Kaolin dan bahan mineral lainnya yang digunakan untuk serbuk
tabur harus memenuhi syarat bebas dari bakteri Clostridium tetani dan
Clostridium Welchii dan Bacillus anthracis. Syarat pulvis adspersorius ini
antara lain homogen, bebas dari sifat fisik yang menyebabkan iritasi, mudah
mengalir tersebar merata dan melekat di kulit. Contoh sediaan serbuk tabur :

7
Herocyn Powder, Zinc Undecylenatis Pulvis adspersorius, Sulfanilamidi
Pulvis Adsp, dan Pulvis Salicylatis Compositus.
e) Serbuk insufflasi (Insufflation powder) : serbuk obat yang ditiupkan ke
dalam daerah tertentu, seperti telinga, hidung, tenggorokan dan vagina
(Compound Clioquinol powder, USP).
f) Pulvis sternutatorius: Serbuk bersin yang penggunaannya dihisap melalui
hidung, sehingga serbuk tersebut harus halus sekali.
g) Serbuk kering sirop antibiotika: jika akan digunakan dilarutkan dalam air
dengan volume yang ditentukan (direkonstitusi), waktu penggunaan tidak
lebih dari 7 hari (Penbritin sirup).
h) Serbuk kering untuk injeksi: khusus untuk bahan obat yang tidak stabil
dalam larutan injeksi, waktu akan digunakan dilarutkan dengan air untuk
injeksi steril yang tersedia dalam wadah tersendiri, setelah larut segera
disuntiikan (Ampicillin sodium Injection).

3. Contoh resep
R/ Acidum Salicylicum 2%
Talk ad 100
m. f. Pulv. adsp
s.u.e salicyl bedak

Analisis resep :
● R/ = recipe = ambilah
● m.f. = misce fac = campur dan buatlah
● Pulv. adsp= Pulvis adspersorius = bedak tabur (serbuk tidak terbagi)
● Talk = talcum
● ad = tambahkan
● s.u.e = Signa usus externa = untuk pemakaian luar

Acidum salicylicum atau asam salisilat pada kucing berfungsi sebagai


antijamur. Bedak talcum juga diformulasikan untuk semua jenis kucing. Talcum
powder digunakan untuk mandi kering sehari-hari, dapat menyerap keringat dan
tidak menggumpal. Talcum Powder ini juga mengandung triclosan sebagai anti
bakteri dan jamur, iritasi serta dengan Zink Oxide sebagai anti ketombe.
8
2.2.2 Pulveres
1. Pengertian
Pulveres atau obat puyer merupakan obat dalam sediaan serbuk yang
dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama (umumnya 300-500 mg), yang
dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok.
Sediaan pulveres ditujukan untuk pemakaian oral/pemakaian dalam.
Pulveres memiliki beberapa keuntungan antara lain dosis mudah
disesuaikan dengan berat badan secara tepat, obat dapat dikombinasikan sesuai
kebutuhan pasien, praktis, serta cara pemberian yang mudah.
Adapun kekurangan dari pulveres yaitu kemungkinan efek samping dan
interaksi obat meningkat, waktu untuk menyediakan obat puyer relatif lebih
lama, berat tiap bungkus berbeda karena pulveres tidak ditimbang satu per satu
untuk tiap bungkus, kemungkinan terdapat kesalahan menimbang, sulit
melakukan kontrol kualitas, menurunnya stabilitas obat, dapat meningkatkan
toksisitas, efektivitas obat dapat berkurang karena sebagian obat akan menempel
pada blender/mortir dan kertas pembungkus, tingkat higenisitasnya cenderung
lebih rendah daripada obat yang dibuat di pabrik, serta peresepan obat racik
puyer meningkatkan kecenderungan penggunaan obat irasional karena
penggunaan obat polifarmasi tidak mudah diketahui oleh pasien.
Pembagian serbuk dilakukan dengan tanpa menimbang (kasat mata)
yaitu dengan membagi rata serbuk maksimal menjadi 20 bungkus karena
keterbatasan pandangan manusia. Penyimpangan bobot isi serbuk antara satu
bungkus dengan bungkus lainnya adalah paling besar 10 % (Murtini, 2016).

2. Contoh Resep
R/ Aneurin HCl 0,050
Vit. B6 0,025
Vit. B12 mcg 25
Lactosum q.s
m.f.pulv.d.t.d No. X
s.t.d.d.pulv.I
d.i.d
pro : Kucing
9
Analisis resep:
● R/ = recipe : ambilah
● qs = quantum satis : berikan secukupnya
● m.f = misce fac : campur dan buat
● pulv = pulvis : serbuk
● dtd = da tales doses : berikan sekian takaran
● no = nomero : nomor
● X = decem = sepuluh
● S = signa : tandai
● t.d.d : ter de die = tiga kali sehari
● d.i.d = da in dimido = berikan setengahnya (setengah dari sediaan)
● I = uno : satu
● Pro : Diperuntukkan

2.2.3 Perbedaan Pulvis dan Pulveres

Kelas Terapi Pulvis Pulveres

Definisi Serbuk yang tidak dibagi-bagi Serbuk yang dibagi-bagi

Pemakaian Tiap kali belum tentu dosis- Tiap kali dengan dosis yang sama
dosisnya sama

Signa Obat luar : s. u.e -


Obat dalam: s.3dd.cth.I Obat dalam: s.3dd. Pulv.I

Pembuatan Setelah obat-obat dicampur, Setelah obat dicampur lalu dibagi


dimasukkan ke dalam tempat dengan sama banyak setelah itu
seperti dus atau pot dibungkus

2.2.4 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Serbuk


1. Keuntungan sediaan serbuk
a. Mempunyai permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih
larut dari pada bentuk sediaan yang dipadatkan
b. Sebagai alternatif bagi hewan yang sukar menelan kapsul atau tablet
10
c. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dalam
ukuran lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
d. Lebih stabil dibandingkan bentuk sediaan cair
e. Keleluasaan dokter hewan dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan
pasien
2. Kerugian sediaan serbuk
a. Rasa yang tidak enak tidak tertutupi (pahit, kelat, asam, lengket dilidah), dan
hal ini dapat diperbaiki dengan penambahan corrigens saporis
b. Untuk bahan obat higroskopis, mudah terurai jika ada lembab
c. Kurang baik untuk zat yang mudah terurai
d. Peracikan membutuhkan waktu yang lebih lama

2.3 Sediaan Kapsul


1. Pengertian
Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan yang mengandung satu
macam bahan obat atau lebih yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil
yang umumnya dibuat dari gelatin keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang
biasanya terbuat dari gelatin, metil selulosa, polimer, atau bahan lain yang sesuai.
Kapsul terutama digunakan untuk anjing dan kucing, tetapi ada beberapa
kapsul suplemen vitamin dan mineral yang diformulasikan untuk ternak. Kapsul
gelatin yang digunakan untuk manusia dapat digunakan untuk kedokteran hewan jika
anjingnya kecil (misalnya ukuran no. 000, no. 00), tetapi juga ada kapsul hewan yang
sangat besar dengan berbagai ukuran mulai dari no.13 (2-3 gr) hingga no.7 (14-24 gr).
Penyimpanan kapsul yaitu disimpan dalam wadah tertutup, baik ditempat yang
sejuk dan terlindung dari sinar matahari. Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat
dari adanya perubahan warna, berbau, tidak kompak lagi sehingga tablet pecah/retak,
timbul kristal atau benyek.

2. Jenis Kapsul
Berdasarkan bentuknya, kapsul dalam farmasi dibedakan menjadi dua yaitu
kapsul keras (capsulae durae, hard capsule) dan kapsul lunak (capsulae molles, soft
capsule). Kapsul keras berisi bahan obat yang kering, sementara kapsul lunak berisi
bahan obat berupa minyak/larutan obat dalam minyak. Perbedaannya yaitu sebagai
berikut:
11
Kapsul Keras Kapsul Lunak

Terdiri atas tubuh dan tutup Satu kesatuan


Tersedia dalam bentuk kosong Selalu sudah terisi
Isi biasanya padat, dapat juga cair Isi biasanya cair, dapat juga padat
Cara pakai per oral Bisa oral, vaginal, rectal, topical
Bentuk hanya satu macam Bentuknya bermacam-macam

a) Kapsul Keras
Kapsul gelatin cangkang keras terbuat dari gelatin berkekuatan gel
relatif tinggi dibandingkan kapsul gelatin cangkang lunak (Hidayat, 2016).
Mayoritas dari produk kapsul terbuat dari gelatin kapsul keras. Kapsul keras
dibuat dua cangkang yaitu badan cangkang kapsul dan penutupnya yang lebih
pendek dari badan cangkang kapsul. Penutup kapsul menyelubungi sesuai
dengan ujung badan kapsul. Cangkang kapsul keras terbuat dari bahan utama
berupa gelatin, gula (pengeras), dan air (10-15%). Juga dicampur dengan
bahan tambahan seperti pewarna, pengawet (misalnya SO2), pemburam
(TiO2), dan flavoring agent.
Adapun beberapa sifat dari kapsul keras yaitu cukup stabil dalam
penyimpanan dan transportasi, dapat menutupi bau dan rasa yang tidak
menyenangkan, tepat untuk obat yang mudah teroksidasi, bersifat higroskopik,
dan mempunyai rasa dan bau yang tidak menyenangkan. Selain itu, kapsul
lebih mudah ditelan dibandingkan bentuk tablet. Setelah cangkang larut di
dalam lambung, bahan aktif terbebas serta terlarut maka proses absorbsi baru
terjadi (di gastrointestinal). Contoh kapsul keras yaitu tetrasiklin kapsul.
Cangkang kapsul gelatin keras dapat rusak jika kapsul tersebut
mengandung bahan-bahan seperti :
a) Zat-zat higroskopis
Zat ini tidak hanya mengabsorpsi lembab udara tetapi juga akan
menyerap air dari kapsulnya sendiri sehingga menjadi rapuh dan
mudah pecah. Penambahan laktosa atau amilum (bahan inert) akan
menghambat proses ini. Contohnya kapsul yang mengandung kalium
iodida (KI), natrium iodida (NaI)
12
b) Campuran euteticum
Bahan yang dicampur akan memiliki titik lebur lebih rendah dari pada
titik lebur bahan awal sehingga menyebabkan kapsul rusak atau
lembek. Contohnya kapsul yang mengandung campuran asetosal
dengan hexamin, kamfer dengan menthol, hal ini dapat dicegah dengan
mencampur bahan inert ke dalam masing-masing obat, kemudian
bahan yang sudah dibalut tersebut dicampur dan masukkan ke dalam
kapsul.
c) Minyak menguap, kreosot dan alcohol
Zat-zat ini akan bereaksi dengan gelatin dalam kapsul sehingga gelatin
rusak atau meleleh, maka harus diencerkan terlebih dahulu dengan
minyak lemak sampai kadarnya di bawah 40%

b) Kapsul Lunak
Kapsul gelatin lunak (soft gel atau gel lunak) terdiri dari satu bagian
cangkang lunak yang tertutup rapat. Kapsul cangkang lunak sedikit lebih tebal
dibanding kapsul cangkang keras sehingga dapat ditambahkan plasticizer,
yaitu senyawa alkohol polihidrat, seperti sorbitol atau gliserin (Murtini, 2016).
Bahan tambahan plasticizer memiliki fungsi dapat meningkatkan elastisitas
dan ketahanan gelatin.
Kapsul gelatin lunak dapat mengandung pigmen atau pewarna, bahan
opak seperti titanium dioksida, pengawet seperti metilparaben dan/atau
propylparaben untuk mencegah pertumbuhan mikroba, pengharum, dan
pemanis (sukrosa) 5%. Cangkang gelatin lunak umumnya mengandung air 6-
13% serta umumnya berbentuk bulat atau silindris atau bulat telur (disebut
pearles atau globula). Kapsul cangkang lunak tidak dipakai di apotek tetapi
diproduksi secara besar-besaran di pabrik dan biasanya diisi dengan cairan
(Murtini, 2016).
Kapsul lunak memiliki beberapa sifat yang sama seperti kapsul keras
yaitu cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi serta dapat menutupi
bau dan rasa yang tidak menyenangkan. Namun, absorbsi obat kapsul lunak
lebih baik daripada kapsul keras karena obat dalam kapsul lunak langsung
dapat diabsorbsi setelah cangkangnya larut. Selain itu, sediaan ini tidak dapat
diberikan dalam bentuk sediaan pulveres. Contoh kapsul lunak yaitu Natur E.

13
3. Keuntungan dan Kerugian Sediaan Kapsul
a) Keuntungan:
● Bentuk menarik dan praktis
● Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang
kurang enak
● Mudah ditelan dan cepat hancur di dalam perut sehingga bahan segera
diabsorbsi usus
● Dokter hewan dapat memberikan resep kombinasi dari bermacam-
macam bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut
kebutuhan hewan
● Kapsul dapat diisi dengan cepat, tidak memerlukan bahan penolong
seperti pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi
absorbsi bahan obatnya
b) Kerugian:
● Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang
tidak menahan penguapan
● Tidak untuk zat-zat yang higroskopis (mudah mencair)
● Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul
● Tidak bisa dibagi (misal ¼ kapsul)

4. Contoh Resep Sediaan Kapsul


R/ ampicillin 225 mg
codein HCl 4 mg
phenobarbital 20 mg
saccharin q.s
m.f.pulv.dtd.no.XVI
da in caps
S. 4 dd. caps. I

Analisis resep:
● R/ = ambillah
● q.s = quantum satis = secukupnya
● m.f. = misce fac = buatlah
● Pulv. = Pulvis = serbuk 14
● dtd = da tales dosis = sesuai dosis
● No. = Numero = banyaknya
● XVI = enam belas
● da in caps = da in capsule = buat dalam bentuk kapsul
● S. = Signal = tandailah
● 4 dd caps I = Quadra De Die Capsule Uno = 4 Kali Sehari Satu Kapsul.

Ampicillin digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Codein digunakan untuk


mengobati nyeri ringan hingga sedang pada hewan peliharaan. Codein juga dapat
digunakan untuk mengobati batuk atau dan obat anti-diare. Phenobarbital adalah obat
untuk mengontrol dan meredakan kejang, yang salah satunya adalah akibat epilepsi.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bentuk sediaan obat (BSO) merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu
sesuai dengan kebutuhan, mengandung satu zat aktif yang digunakan sebagai obat dalam
ataupun obat luar. Bentuk sediaan obat dipilih agar dapat melindungi dari kerusakan baik
dari luar maupun dalam tubuh, dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat,
dapat melengkapi kerja obat yang optimum (topikal,inhalasi). Sediaan cocok untuk: obat
yang tidak stabil, tidak larut, dan penyakit pada berbagai tubuh. Dilihat dari definisi
pulvis merupakan serbuk yang tidak dibagi-bagi sementara pulveres serbuk yang dibagi-
bagi. Pulvis dalam pemakaian tiap kali belum tentu dosis-dosisnya sama sementara
pulveres pemakaian tiap kali dengan dosis yang sama. Pulvis memiliki signa obat luar : s.
u.e dan obat dalam : s.3 dd.cth.I, pulveres memiliki signa obat dalam : s.3 dd. Pulv.I .
Untuk perbedaan dari pembuatannya pulvis setelah obat-obat dicampur, dimasukkan ke
dalam tempat seperti dus atau pot. Pulveres setelah obat dicampur, lalu dibagi dengan
sama banyak setelah itu dibungkus.

3.2 Saran
Dengan sudah disediakannya berbagai jenis obat dan juga bentuknya, diharapkan
dapat membuat semua orang tidak salah saat memilih bentuk sediaan obat seperti apa
yang akan digunakan untuk pasien atau lainnya. Dengan begitu obat dapat bekerja dengan
baik saat digunakan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Allerton, F. (2020). BSAVA Small Animal Formulary. 10 th edition. Part A: Canine and
Feline. Gloucester: British Small Animal Veterinary Association
Bishop, Y. (2005). The Veterinary Formulary. 6th edition. USA: Pharmaceutical Press
Fahmy, R.M. & Martinez, M.N. (2018). Principles of Pharmaceutics and Veterinary Dosage
Forms. Veterian Key
Griffin, J.P., Posner, J. & Barker, G.R. (2013). The Textbook of Pharmaceutical Medicine. 7 th
edition. UK: Wiley-Blackwell
Hsu, W.H. (2008). Handbook of Veterinary Pharmacology. Iowa: Wiley-Blackwell
Murtini, G. (2016). Farmasetika Dasar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Reeves, P.T., Roesch, C. & Raghnaill, M.C. (2017). Routes of Administration and Dosage
Forms. MSD Vet Manual.

17
BSO PADAT:
PULVIS ET PULVERES
DAN KAPSUL
Farmasi Veteriner
Stephanie Ariella Gunawan
1909511067

Annisa Budiani
1909511068

Polikarpus Endyo Juan Pradana


Kelompok 3 1909511071

Kelas C Rafi Ahmad Farhan


1909511079

Made Shanty Meidiana


1909511082

Mawar Datu Allo Dendang


1909511085
Pendahuluan
Pengertian BSO
● Bentuk sediaan obat (BSO) merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu
sesuai dengan kebutuhan, mengandung satu zat aktif yang digunakan sebagai obat
dalam ataupun obat luar.
● Obat dapat diberikan kepada pasien dalam bentuk pil, kapsul, suspensi, serbuk,
salep, dan obat tetes.
● Bentuk sediaan obat yang diberikan akan berpengaruh terhadap kecepatan dan
takaran jumlah obat yang diserap oleh tubuh.

Manfaat
1. Melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh
2. Menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat
3. Melengkapi kerja obat yang optimum (topikal, inhalasi)
4. Sediaan yang cocok untuk:
a. Obat yang tidak stabil dan tidak larut
b. Berbagai penyakit
Landasan Pemilihan Sediaan Bentuk Obat
1. Sifat bahan obat

2. Kondisi penderita
❖ Umur
❖ Keadaan/kesadaran emergensi penderita
❖ Keadaan sosial-ekonomi

3. Kondisi penyakit
❖ Berat/akut
❖ Ringan/kronis
❖ Lokasi/area penyakit

4. Bioavailabilitas
BSO Padat

Serbuk
● Pulvis
● Pulveres

Kapsul
Serbuk: Pulvis
Pulvis = Serbuk tidak terbagi
● Pengertian : Campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan dengan
atau tanpa bahan tambahan berbentuk serbuk dan relatif stabil serta kering, ditujukan
untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.

● Contoh untuk pemakaian oral atau dalam : Laksansia,


antasida, dan makanan diet
● Contoh untuk pemakaian luar : Serbuk gigi dan serbuk
tabur
Jenis Pulvis
● Pulvis Effervescent
● Serbuk gigi (Pulvis Dentrificius)
● Serbuk tabur (Pulvis adspersorius)
● Serbuk Luka
● Serbuk insufflasi (Insufflation powder)
● Pulvis sternutatorius
● Serbuk kering sirop antibiotika
● Serbuk kering untuk injeksi
Contoh Resep
Sediaan
Pulvis R/ Acidum Salicylicum 2%
Talk ad 100
m. f. Pulv. adsp
s.u.e salicyl bedak
Serbuk: Pulveres
● Pulveres atau obat puyer merupakan
obat dalam sediaan serbuk yang dibagi
dalam bobot yang lebih kurang sama
(umumnya 300-500 mg)
● Dibungkus dengan kertas perkamen atau
bahan pengemas lain yang cocok
● Untuk Pemakaian Dalam
● Serbuk dibagi menjadi maksimal 20
bagian/bungkus dengan penyimpangan
bobot masing masing bagian/bungkus
maksimal 10 % (Murtini, 2016)
Contoh Resep
Sediaan R/ Aneurin HCl 0,050
Pulveres Vit. B6 0,025
Vit. B12 mcg 25
Lactosum q.s
m.f.pulv.d.t.d No. X
s.t.d.d.pulv.I
d.i.d
pro : Kucing
Perbedaan Pulvis & Pulveres
KELAS PULVIS PULVERES
TERAPI

DEFINISI Serbuk yang tidak dibagi-bagi Serbuk yang dibagi-bagi

PEMAKAIAN Tiap kali belum tentu dosis-dosisnya Tiap kali dengan dosis yang sama
sama

SIGNA Obat luar : s.u.e -


Obat dalam: s.3dd.cth.I Obat dalam: s.3dd.Pulv.I

PEMBUATAN Setelah obat-obat dicampur, Setelah obat dicampur lalu dibagi


dimasukkan ke dalam tempat seperti dengan sama banyak setelah itu
dus atau pot dibungkus
Keuntungan dan Kerugian Sediaan Serbuk
1. Keuntungan sediaan serbuk
a. Mempunyai permukaan yang luas
b. Sebagai alternatif bagi hewan yang sukar menelan kapsul atau tablet
c. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dalam ukuran lazim,
dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
d. Lebih stabil dibandingkan bentuk sediaan cair
e. Keleluasaan dokter hewan dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan pasien
2. Kerugian sediaan serbuk
a. Rasa yang tidak enak tidak tertutupi
b. Untuk bahan obat higroskopis, mudah terurai jika ada lembab
c. Kurang baik untuk zat yang mudah terurai
d. Peracikan membutuhkan waktu yang lebih lama
Kapsul
Pengertian Kapsul
Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan yang mengandung satu macam
bahan obat atau lebih yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil yang
umumnya dibuat dari gelatin keras atau lunak yang dapat larut

Ukuran Kapsul
Hewan kecil: kapsul untuk manusia (no. 000, no. 00)
Hewan besar: no. 13 (2-3 gr) hingga no. 7 (14-24 gr)

Penyimpanan Kapsul
Disimpan dalam wadah tertutup (tempat sejuk & terlindung dari sinar matahari)

Kerusakan Kapsul
● Perubahan warna ● Tidak kompak lagi sehingga tablet pecah/retak
● Berbau ● Timbul kristal atau benyek
Jenis Kapsul

Kapsul Keras Kapsul Lunak


(capsulae durae, hard capsule) (capsulae molles, soft capsule)
Berisi bahan kerjng Berisi minyak/larutan obat dlm minyak
Terdiri atas tubuh dan tutup Satu kesatuan
Tersedia dalam bentuk kosong Selalu sudah terisi
Isi biasanya padat, dapat juga cair Isi biasanya cair, dapat juga padat
Cara pakai per oral Bisa oral, vaginal, rectal, topical
Bentuk hanya satu macam Bentuknya bermacam-macam
Absorbsi lebih lama Absorbsi lebih cepat
Bisa diberikan dlm bentuk pulveres Tdk bisa diberikan dlm bentuk pulveres
Contoh: tetrasiklin kapsul, dll Contoh: Natur E, dll
Keuntungan Sediaan Kapsul
● Bentuk menarik dan praktis
● Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang enak
● Mudah ditelan dan cepat hancur di dalam perut sehingga cepat diabsorbsi usus
● Dokter hewan dapat memberikan resep kombinasi dari bermacam-macam bahan
obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan hewan
● Kapsul dapat diisi dengan cepat, tidak memerlukan bahan penolong seperti pada
pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi bahan obatnya

Kerugian Sediaan Kapsul


● Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak menahan
penguapan
● Tidak untuk zat-zat yang higroskopis (mudah mencair)
● Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul
● Tidak bisa dibagi (misal ¼ kapsul)
Contoh Resep
Sediaan R/ ampicillin 225mg
Kapsul codein HCl 4mg
phenobarbital 20 mg
saccharin q.s
m.f.pulv.dtd.no.XVI
da in caps
S. 4 dd. caps. I
Thank
You
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai