Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FARMAKOLOGI OBAT

BENTUK SEDIAAN OBAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Farmakologi

DOSEN PENGAMPU :

dr. RAGIL SEKAR KINANTI HUTABARAT, M.Kes

DISUSUN OLEH :

ANJELIANA (19.052)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


STIKES BINALITA SUDAMA MEDAN
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬


‫م َعلَى خَ ي ِْر ْاألَن َِام َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬Gُ ِّ‫صلِّ ْي َونُ َسل‬ َ ُ‫ َون‬G.‫ْال َح ْم ُد ِهللِ الَّ ِذيْ أَ ْن َع َمنَا بِنِ ْع َم ِة ْا ِإل ْي َما ِن َو ْا ِإل ْسالَ ِم‬
‫صحْ بِ ِه أَجْ َم ِع ْينَ أَ َّما بَ ْع ُد‬
َ ‫َو َعلَى اَلِ ِه َو‬

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi sebaik-baik nikmat
berupa nikmat iman dan islam.Salawat dan doa keselamatan terlimpahkan selalu
kepada Nabi Agung Muhammad SAW berserta keluarga dan para sahabat-sahabat
Nabi semuanya.Alhamdulillah karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan Tugas Makalah Mata Kuliah Farmakologi yang berjudul
Bentuk Sediaan Obat.

Penulis menyadari bahwa didalam penyajian tugas makalah ini masih


banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari Dosen
Pengampu tentunya demi menyempurnakan tugas makalah ini agar lebih
baik.Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu dr.
Ragil Sekar Kinanti Hutabarat, M.Kes yang telah memberikan tugas makalah ini
guna meningkatkan pengetahuan para mahasiswa di bidang Kesehatan
Keperawatan.

Medan, 20 April 2020

Penulis

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan Masalah...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Bentuk Sediaan Obat.........................................................................3
2.2. Pengertian Macam-macam Bentuk Sediaan Obat...............................................3
2.3. Macam-macam Sediaan Padat, Semi Padat dan Cair..........................................5
2.4. Alasan Dibuat Bentuk Sediaan Obat...................................................................9

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan........................................................................................................10
3.2. Saran..................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Obat merupakan suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau
memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional. Bahan
aktif obat agar digunakan nyaman, aman, efisien dan optimal dikemas dalam
bentuk sediaan obat (BSO) atau disebut sediaan farmasi. Bentuk sediaan obat
(BSO) dapat mengandung satu atau lebih komponen bahan aktif. Formulasi BSO
memerlukan bahan tambahan contohnya antara lain bahan pelarut atau bahan
pelicin. Macam bahan tambahan tergantung macam Bentuk Sedian Obat. Bahan
tambahan bersifat netral. Dalam era globlalisasi sekarang ini, industri farmasi
dituntut untuk dapat bersaing dengan industri farmasi baik dalam maupun luar
negeri agar dapat memperebutkan pangsa pasar dan memenuhi kebutuhan obat
bagi masyarakat. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan pemenuhan
kebutuhan obat yang bermutu bagi masyarakat. Berdasarkan hal tersebut,
diperlukan pedoman bagi industri farmasi untuk dapat menghasilkan produk yang
bermutu yaitu dengan CPOB (cara pembuatan obat yang baik). Pada tahun 2006,
pemerintah telah memperbarui cpob ini, yang kemudian lebih dikenal dengan
cpob terkini atau cgmp (current gmp).
Produksi obat di apotik jauh lebih mudah bandingakan dengan produksi
industri, tidak perlu mengadakan kajian preformulasi secara khusus tetapi cukup
dengan menerapkan dan memahi dasar – dasar preformulasi, sehingga di dapatkan
sebuah produk obat yang sesuai. Preduksi obat di apotik dapat meliputi peracikan
obat atas permintaan tertulis dokter dalam sebuah resep atau melakukan
pengemasan ulang sediaan obat dalam skala kecil untuk memenuhi kebutuhan
pasar yang tersedia.

1
Sedian farmasi yang beraneka ragam jenisnya tentulah harus dipertibangkan
dan di perhatikan dalam mendesainnya sehingga di dapat suatu sediaan yang
stabil, efektif dan aman. Tahapan yang tidak kalah pentingnya dari proses sediaan
farmasi adalah preformulasi sediaan farmasi.
Pengkajian preformulasi ini berpusat pada sifat – sifat fisika kimia zat aktif
serta bahan tambahan obat yang dapat mempengaruhi penampilan obat dan
perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi.

1.2.  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapat yaitu:
A. Apakah yang dimaksud dengan bentuk sediaan obat?
B. Apa saja macam-macam bentuk sediaan obat?
C. Apa saja macam-macam sediaan padat,sediaan semi padat dan sediaan
cair?
D. Mengapa dibuat bentuk sediaan obat?

1.3.  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
A. Untuk mengetahui bentuk sediaan obat.
B. Mengetahui pembagian dari bentuk sediaan obat.
C. Mengetahui macam-macam sediaan obat padat,semi padat dan caair.
D. Untuk mengetahui alasan dibuatnya bentuk sediaan obat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bentuk Sediaan Obat.


Bentuk sediaan obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu
sesuai dengan kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam pembawa
yang digunakan sebagai obat dalam ataupun obat luar. Ada berbagai bentuk
sediaan obat di bidang farmasi, yang dapat diklasifikasikan menurut wujud zat
dan rute pemberian sediaan. Berdasarkan wujud zat, bentuk sediaan obat dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu sediaan bentuk cair (larutan sejati, suspensi, dan
emulsi), bentuk sediaan semipadat (krim, lotion, salep, gel, supositoria), dan
bentuk sediaan solida/padat (tablet, kapsul, pil, granul, dan serbuk).
Perkembangan dalam bidang industri farmasi telah membawa banyak kemajuan
khususnya dalam formulasi suatu sediaan, salah satunya adalah bentuk sediaan
solida. Sediaan solida memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan
sediaan bentuk cair, antara lain: takaran dosis yang lebih tepat, dapat
menghilangkan atau mengurangi rasa tidak enak dari bahan obat, dan sediaan
obat lebih stabil dalam bentuk padat sehingga waktu kadaluwarsa dapat lebih
lama (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).
Sehingga didapat Definisi BSO (Bentuk Sediaan Obat) adalah sediaan
obat yang mengandung satu atau lebih bahan berkhasiat dan biasanya ditambah
vehikulum (bahan pengisi atau bahan pelarut).

2.2. Pengertian Macam-macam Bentuk Sediaan Obat.


2.2.1. Sediaan Padat.
Sediaan padat adalah sediaan yang mempunyai bentuk dan tekstur
yang padat dan kompak.Bentuk ini paling banyak beredar di Indonesia
disebabkan karena bentuk “tablet” adalah bentuk obat yang praktis
dan ekonomis dalam produksi, penyimpanan dan pemakaiannya.
Pembuatan tablet ini selain diperlukan bahan obat juga diperlukan zat
tambahan, yaitu :

3
- Zat pengisi untuk memperbesar volume tablet.Misalnya :
saccharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii Phoshas, Calcii Carbonas
dan zat lain yang cocok.
- Zat pengikat ; dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak,
dapat merekat.Biasanya digunakan mucilage Gummi Arabici 10-20 %
(panas), Solution Methylcelloeum 5 %.
- Zat penghancur, dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam
perut.Biasanya digunakan : Amylum Manihot kering, Gelatinum,
Agar- agar, Natrium Alginat.
- Zat pelicin, Dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan.
Biasanya digunakan Talcum 5 %, Magnesii Streras, Acidum
Strearicum.
Pengertian lainnya yaitu merupakan sediaan padat kompak dibuat
secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua
permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau tanpa bahan tambahan.

2.2.2. Sediaan Semi Padat.


Adalah sediaan setengah padat yang bersifat topical dan
penggunaannya untuk kulit bagian luar.Bentuk sediaan semi padat
memiliki konsistensi dan wujud antara solid dan liquid, dapat
mengandung zat aktif yang larut atau terdispersi dalam pembawa
(basis). Bentuk sediaan semi padat biasanya digunakan secara topical,
yaitu diaplikasikan pada permukaan kulit atau sleput mukosa. Namun
demikian sediaan topical tidak harus semi padat. Bentuk sediaan semi
padat jika dibandingkan dengan bentuk sediaan solid dan liquid,
dalam pemakaian topical, memiliki keunggulan dalam hal adhesivitas
sediaan sehingga memberikan waktu tinggal yang relative lebih
lama.Selain itu fungsi perlindungan terhadap kulit lebih nampak pada
penggunaan sediaan semi padat. Namun, sediaan semi padat tidak
umum diaplikasikan dalam area permukaan kulit yang luas,
sebagaimana halnya sediaan solid maupun liquid. Kemudahan

4
pengeluaran dari kemasan primer juga menjadi pertimbangan yang
harus diantisipasi dalam desain sediaan semi padat, terutama semi
padat steril (contoh: salep mata), terkait dengan viskositas yang
dimiliki oleh sediaan tersebut.

2.2.3. Sediaan Cair.


Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia
yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-
bahannya,cara peracikan, atau penggunaannya,tidak dimasukan dalam
golongan produk lainnya. Cara penggunaannya yaitu larutan oral
(diminum) dan larutan topical.Formula obat berbentuk cair tidak hanya
mudah ditelan tapi juga bisa diberi tambahan rasa. Kebanyakan formula
obat untuk anak dibuat dalam bentuk ini. Beberapa jenis suplemen
(seperti vitamin E) juga dibuat dalam bentuk cair agar lebih mudah
dipakai di kulit. Tetes mata atau obat batuk merupakan jenis lain dari
obat bentuk cair.

2.3. Macam-macam Sediaan Padat, Sediaan Semi Padat dan Sediaan Cair.
2.3.1. Sediaan Padat (Solid).
Sediaan solid adalah sediaan yang mempunyai bentuk dan tekstur
yang padat dan kompak. Macam-macam sediaan solid pada obat
antara lain: serbuk, tablet, kapsul, pil, suppositoria, ovula, dll.
1) Serbuk adalah campuran keringbahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan. Sediaan serbuk diharapkan tidak higroskopis
sehingga tidak mudah mencair ataupun menguap sehingga
penyimpanan serbuk obat harus terlindung dari lembab, udara,
panas dan oksigen serta memperhatikan homogenitas dalam 
pencampuran.
2) Granul yaitu Granulasi dilakukan untuk meningkatkan sifat
aliran yang berarti uniformitas massa dari sediaan, mencegah
pemisahan komponen campuran, meningkatkan karakteristik
dari campuran, mengurangi bahaya lingkungan untuk pekerja

5
karena pembentukan debu dari bahan toksik dan meningkatkan
penampilan produk.
3) Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan
atau tanpa bahan pengisi. Harus merupakan produk menarik
yang mempunyai identitas sendiri serta bebas dari serpihan,
keretakan, pemucatan, kontaminasi. Harus mempunyai
permukaan yang halus, baik dalam penampilan dan harus
kompak sehingga tidak akan mengalami friabilitas,
pengelupasan dalam wadah dan sanggup menahan guncangan
mekanik selama produksi dan pengepakan. Harus mempunyai
stabilitas kimia dan fisika untuk mempertahankan sediaan dari
pengaruh lingkungan dan penurunan mutu zat berkhasiat.
4) Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Kapsul harus
mudah ditelan dan tidak memiliki rasa dan bau yang tidak enak.
Sifat penting dari bahan aktif adalah ukuran partikel dan
kelarutan, formulasi kandungan kapsul lunak, baik cairan,
larutan dan suspensi yang diisikan ke dalam kapsul harus
homogen.
5) Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan
bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra,
umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.
Supositoria tidak toksik dan tidak merangsang, dapat tercampur
(kompatibel) dengan bahan obat, dapat melepas obat dengan
segera, mudah dituang ke dalam cetakan dan dapat dengan
mudah dilepas dari cetakan, stabil terhadap pemanasan di atas
suhu lebur, stabil selama penyimpanan.
6) Pil adalah sediaan padat yang berbentuk bulat seperti kelereng
yang mengandung satu atau lebih bahan obat.Berat 100 mg (pil
kecil)-500 mg (pil besar).

6
7) Pulvers adalah sediaan padat dari suatu campuran yang terdiri
dari 1 atau lebih bahan obat yang dibuat dalam bentuk terbagi-
bagi,yang kering,halus dan homogen.

2.3.2. Sediaan Semi Padat.


Sediaan semi solid meliputi satu kelompok produk yang
diaplikasikan pada kulit atau pada membran mukosa. Termasuk
sediaan semisolid yaitu salep, krim, gel dan pasta.
1) Salep (ungueta) adalah sediaan semi solid yang ditujukan
untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir
(menurut Farmakope Indonesia edisi IV). Tujuan Pembuatan
Salep Pengobatan lokal pada kulit, Melindungi kulit (pada
luka agar tidak terinfeksi), Melembabkan kulit.
2) Krim (cream) adalah sediaan semi solid yang mengandung
satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan
dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan
untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi
relatif cair diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak
atau minyak dalam air. Krim dapat digunakan untuk
pemberian obat, melalui vaginal. (Farmakope Indonesia edisi
IV). Krim berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari
60% air, yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe krim
ada 2 yaitu: krim tipe air/minyak (w/o) dan krim minyak/air
(o/w) umumnya disebut vanishing cream, mengandung air
dalam persentase yang besar dan asam stearat. Rata-rata jenis
krim o/w lebih mudah dibersihkan daripada kebanyakan salep.
3) Gel atau jelly merupakan sistem semipadat terdiri dari
suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau
molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan
(Farmakope Indonesia edisi IV). Gel dapat digolongkan baik
dalam sistem 2 fase atau dalam sistem satu fase. Sistem 2 fase
sering disebut juga magma atau susu. Massa gel dapat terdiri

7
dari gumpalan partikel-partikel kecil dan bukan molekul-
molekul besar seperti ditemukan pada gel aluminium
hidroksida, magma bentonit dan magma magnesium.
4) Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau
lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.
Konsistensi pasta seperti suspensi yang padat karena
mengandung konsentrasi bahan padat yang tinggi sekitar 30-
70%. Pasta umumnya dibuat dengan mencampurkan zat padat
langsung ke dalam sistem yang dikentalkan dengan menggerus
sebagai basis untuk membentuk massa seperti pasta. Pasta
sebagai sediaan memiliki perubahan bentuk plastis dengan
suatu batas mengalir. Pasta mengandung lebih banyak bahan
padat dan oleh karena itu lebih kental dan kurang meresap
daripada salep. Pasta biasanya digunakan karena kerjanya
yang melindungi dan kemampuannya menyerap kotoran serum
dari luka-luka di kulit.

2.3.3. Sediaan Cair (Liquid).


Ada beberapa bentuk sediaan obat ini antara lain:
1) Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sakarosa,kecuali disebutkan lain kadar sakarosanyaantara
64%-66%.
2) Larutan, Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut  Terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang
sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.Contoh :
sirup (± 60% gula).
3) Suspensi, Adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat
tidak larut yang terdispersi (tercampur) dalam fase cair.
4) Emulsi Adalah sediaan cair sistem dua fase (minyak dan air)
yang salah satu cairannya terdispersi (tercampur) dalam cairan
lain, dalam bentuk tetesan kecil.

8
5) Ear Drops, Bentuk sediaan : larutan, suspensi, emulsi atau
suspensi digunakan melalui telinga dengan cara diteteskan.
6) Injeksi, Sediaan steril yang disuntikkan dengan cara merobek
jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput
lendir. Memberikan efek sistemik (langsung melalui peredaran
darah).
7) Eye Drops, Sediaan steril larutan atau suspensi mengandung
satu atau lebih bahan obat digunakan pada mata.
8) Ticture merupakan larutan yang mengandung etanol atau
hidroalkohol dibuat dari tumbuhan atau senyawa kimia.
9) Eliksir merupakan sediaan cairan jernih dan rasanya yang
enak,larutan hidroalkoholyang digunakan dalam pemakain
oral.

2.4. Alasan Dibuat Bentuk Sediaan Obat.

Berikut adalah alasan-alasan dibuatnya bentuk sediaan obat dalam farmasi.

1. Untuk melindungi zat obat dari pengaruh yang merusak dari


oksigen udara atau kelembapan (misalnya tablet salut,ampul
tertutup).
2. Untuk melindungi zat obat tehadap pengaruh yang merusak dari
asam lambung sesudah pemberian secara oral (misalnya tablet
bersalut enteric).
3. Menutupi rasa pahit,asin atau menjijikan atau bau dari zat obat
(misalnya kapsul,tablet bersalut,sirupsirup yang diberi pengenak
rasa).
4. Menyediakan bentuk sediaan cair dan zat yang larut dalam
pembawa yang diinginkan (misalnya larutan).
5. Menyediakan obat dengan kerja yang luas,dengan cara mengatur
pelepasan obat (misalnya tablet,kapsul dan suspense yang
pe;epasan obatnya diatur).

9
6. Memperlengkap kerja obat yang optimum dari tempat pemberian
secara topical (misalnya salep,krim,tempelan transdermal,obat
mata,telinga dan hidung).
7. Memberikan penempatan obat kedalam salah satu lubang dari
badan (misalnya supositoria melalui anus atau vagina).
8. Memberikan penempatan obat secara langsung kedalam aliran
darah atau kedalam jaringan tubuh (misalnya injeksi).

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bentuk sediaan obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu
sesuai dengan kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam
pembawa yang digunakan sebagai obat dalam ataupun obat luar. Ada berbagai
bentuk sediaan obat di bidang farmasi, yang dapat diklasifikasikan menurut
wujud zat dan rute pemberian sediaan. Berdasarkan wujud zat, bentuk sediaan
obat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sediaan bentuk cair (larutan sejati,
suspensi, dan emulsi), bentuk sediaan semipadat (krim, lotion, salep, gel,
supositoria), dan bentuk sediaan solida/padat (tablet, kapsul, pil, granul, dan
serbuk).
Sediaan padat adalah sediaan yang mempunyai bentuk dan tekstur yang
padat dan kompak. Bentuk ini paling banyak beredar di Indonesia disebabkan
karena bentuk “tablet” adalah bentuk obat yang praktis dan ekonomis dalam
produksi, penyimpanan dan pemakaiannya.

3.2. Saran
Diharapkan pemahaman mahasiswa keperawat terhadap bidang ilmu
farmakologi dalam hal ini aspek bentuk sediaan obat dalam kesehatan untuk
terus ditingkat seiringan dengan makin maju teknologi dalam bidang farmasi
yang kita alami saat sekarang ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Howard C. Ansel,2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.Ed 4.: Jakarta.


http://repository.wima.ac.id/6897/2/BAB%201.pdf
diakses pada tanggal 20:04:2020 jam 19.51 WIB.
https://www.academia.edu.

11

Anda mungkin juga menyukai