Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

PUSKESMAS (Pusat Kesehatan Masyarakat)

DOSEN PENGAMPU :

Elvi Susanti Lubis, SKM, M.Kes

DISUSUN OLEH :

1. Sisi Nurhalizah (19.055)


2. Anjeliana (19.052)
3. Sihot Marulitua Sinamo (19.054)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


STIKes BINALITA SUDAMA MEDAN
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi sebaik-baik nikmat
berupa nikmat iman dan islam. Salawat dan do’a keselamatan terlimpahkan selalu
kepada Nabi Agung Muhammad SAW berserta keluarga dan para sahabat-sahabat
Nabi semuanya. Alhamdulillah, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan Tugas Makalah Mata Kuliah Keperawatan Komunitas.

Penulis menyadari bahwa didalam penyajian tugas makalah ini masih


banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari Dosen
Pengampu tentunya demi menyempurnakan tugas makalah ini agar lebih baik.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Elvi Susanti Lubis,
SKM, M.Kes yang telah memberikan tugas makalah ini guna meningkatkan
pengetahuan para mahasiswa di bidang Keperawatan.

Medan, 08 Oktober 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................................................4

BAB II PERMASALAHAN
2.1. Rumusan Masalah................................................................................................5
2.2. Tujuan Penulisan ................................................................................................5
2.3. Manfaat................................................................................................................6
2.4. Metode.................................................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN


3.1. Pengertian............................................................................................................7
3.2. Visi dan Misi Puskesmas.....................................................................................7
3.3. Peran Puskesmas.................................................................................................8
3.4. Fungsi Puskesmas................................................................................................8
3.5. Struktur Puskesmas.............................................................................................9
3.6. Tata Kerja Puskesmas..........................................................................................9
3.7. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas....................................9
3.8. Program Pokok Puskesmas................................................................................13
3.9. Azaz Penyelenggaraan Puskesmas....................................................................14
3.10. Faktor-faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas...........................................16
3.11. Solusi Mengatasi Masalah dalam Puskesmas..................................................21

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan........................................................................................................22
4.1. Saran..................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

iiiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah


yang tidak lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap
anggotanya dalam koridor kebersamaan. Dalam angan setiap anggota masyarakat,
negara yang dibentuk oleh mereka ini akan melaksanakan fungsinya menyediakan
kebutuhan hidup anggota berkaitan dengan konstelasi hidup berdampingan
dengan orang lain di sekelilingnya. Di kehidupan sehari-hari, kebutuhan bersama
itu sering kita artikan sebagai “kebutuhan publik”. Salah satu contoh kebutuhan
publik yang mendasar adalah kesehatan.
Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat
kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat
mutlak, negara dan aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang
bermutu dan mudah didapatkan setiap saat. Salah satu wujud nyata penyediaan
layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya Puskesmas. Tujuan utama dari
adanya Puskesmas adalah menyediakan layanan kesehatan yang bermutu namun
dengan biaya yanng relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat
dengan kelas ekonomi menengah ke bawah.
Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai “Pelayanan
Puskesmas” karena Puskesmas sebagai bentuk nyata peran birokrasi dalam
memberikan pelayanan publik kepada masyarakat, khususnya dalam bidang
kesehatan sdan karena Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan
masyarakat.

BAB II
4
PERMASALAHAN

2.1. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Puskesmas ?
2. Sebutkan visi dan misi Puskesmas ?
3. Apa peran Puskesmas ?
4. Apa fungsi Puskesmas ?
5. Sebutkan struktur Puskesmas ?
6. Sebutkan tata kerja Puskesmas ?
7. Bagaimana Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas ?
8. Sebutkan progam pokok Puskesmas ?
9. Sebutkan Azas Penyelenggaraan Puskesmas ?
10. Apa faktor-faktor penghambat pelayanan Puskesmas?
11. Bagaimana solusi mengatasi masalah yang muncul di lingkup
Puskesmas ?

2.2. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian Puskesmas
2. Mengetahui visi dan misi Puskesmas
3. Mengetahui peran puskesmas
4. Mengetahui fungsi puskesmas
5. Mengetahui struktur puskesmas
6. Mengetahui tata kerja puskesmas
7. Mengetahui Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
8. Mengetahui progam pokok puskesmas
9. Mengetahui Azas Penyelenggaraan Puskesmas
10. Mencari dan menemukan faktor-faktor penghambat pelayanan di
lingkup Puskesmas
12. Mengetahui solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di
lingkup Puskesmas.
5
2.3. Manfaat
Dari pembahasan materi yang tersedia dalam makalah ini, diharapkan
dapat memberikan manfaat kepada pembaca untuk mengetahui tentang definisi,
fungsi, peran, tujuan, struktur, tata kerja Puskesmas, serta mengetahui
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas. Selain itu
pembaca dapat mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan
kesehatan di lingkup Puskesmas dan mencari serta menemukan faktor-faktor
penyebab terjadinya masalah-masalah di lingkup Puskesmas, sekaligus dapat
mengetahui solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup
Puskesmas.

2.4. Metode
1. Studi Pustaka
2. Internet.

BAB III
PEMBAHASAN
6
3.1. Pengertian
Puskesmas adalah Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi
sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan
pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk
masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek
pembiayaan. (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008)

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan


kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.

3.2. Visi dan Misi Puskesmas


a. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia
Sehat. Indikator Kecamatan Sehat:
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku sehat
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan

b. Misi Puskesmas
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
7
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.

3.3. Peran Puskesmas


Peran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan
rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.

3.4. Fungsi Puskesmas


a. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:


a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program.

3.5. Struktur Organisasi


1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha :
8
3. Data dan Informasi,
4. Perencanaan dan Penilaian,
5. Keuangan, Umum dan Kepegawaian
6. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:
7. UKM / UKBM
8. UKP
9. Jaringan pelayanan Puskesmas:
10. Unit Puskesmas Pembantu
11. Unit Puskesmas Keliling
12. Unit Bidan di Desa/Komunitas

3.6. Tata Kerja


1. Kantor Camat → koordinasi
2. Dinkes → UPT → bertanggung jawab ke Dinkes
3. Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama → sebagi mitra
4. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat → sebagai pembina
5. Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan →kerjasama
6. Lintas sektor → koordinasi
7. Masyarakat → perlu dukungan/partisipasi →BPP (Badan Penyantun
Puskesmas)

3.7. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas

Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia


Sehat. Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal).
Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu
untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang
berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup : jenis
pelayanan, indikator, dan nilai (benchmark).

Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM)


9
diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1457/MENKES/SK/X/2003 dibedakan atas : UW-SPM yang wajib
diselenggarakan oleh seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-
SPM spesifik yang hanya diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai
keadaan setempat. UW-SPM wajib meliputi penyelenggaraan pelayanan
kesehatan dasar, penyelenggaraan perbaikan gizi masyarakat,
penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular, penyelenggaraan promosi
kesehatan, dll. Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan
kerja, pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria, dll. Hal ini diperkuat
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal.

RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD


PELAYANAN MINIMAL

Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan

1. Penyelenggaraan Pelayanan  Pelayanan kesehatan ibu dan


Kesehatan Dasar bayi baru lahir
 Pelayanan kesehatan bayi dan
anak pra sekolah
 Pelayanan kesehatan anak usia
sekolah dan remaja
 Pelayanan kesehatan usia
subur
 Pelayanan kesehatan usia
lanjut
 Pelayanan imunisasi
 Pelayanan kesehatan jiwa
masyarakat
 Pelayanan pengobatan /

10
perawatan
2. Penyelenggaraan pelayanan  Pelayanan kesehatan dengan 4
kesehatan rujukan dan penunjang kompetensi dasar (kebidanan,
bedah, penyakit dalam, anak)
 Pelayanan kesehatan darurat
 Pelayanan laboratorium
kesehatan yang mendukung
upaya kesehatan perorangan
dan kesehatan masyarakat
 Penyediaan pembiayaan dan
jaminan kesehatan

3. Penyelenggaraan pemberantasan  Penyelenggaraan penyelidikan


penyakit menular epidemiologi dan
penanggulangan Kejadian Luar
Biasa (KLB)
 Pencegahan dan
pemberantasan penyakit polio
 Pencegahan dan
pemberantasan penyakit TB
paru
 Pencegahan dan
pemberantasan penyakit
malaria
 Pencegahan dan
pemberantasan penyakit kusta
 Pencegahan dan
pemberantasan penyakit ISPA
 Pencegahan dan
pemberantasan penyakit HIV-
AIDS

11
 Pencegahan dan
pemberantasan penyakit DBD
 Pencegahan dan
pemberantasan penyakit diare
 Pencegahan dan
pemberantasan penyakit
fliariasis

4. Penyelenggaraan perbaikan gizi  Pemantauan pertumbuhan


masyarakat balita
 Pemberian suplemen gizi
 Pelayanan gizi
 Penyuluhan gizi seimbang
 Penyelenggaraan kewaspadaan
gizi
5. Penyelenggaraan promosi  Penyuluhan prilaku sehat
kesehatan  Penyuluhan pemberdayaan
masyarakat dalam upaya
kesehatan
6. Penyelenggaraan kesehatan  Pemeliharaan kualitas
lingkungan dan sanitasi dasar lingkungan fisik, kimia,
biologi
 Pengendalian vektor
 Pelayanan hygiene sanitasi di
tempat umum
7. Pencegahan dan penanggulangan  Penyuluhan P3 NAPZA
penyalahgunaan narkotika, (Pencegahan dan
psikotropika dan zat adiktif lain Penanggulangan
Penyalahgunaan NAPZA)
yang berbasis masyarakat

12
8. Penyelenggaraan pelayanan  Penyediaan obat dan
kefarmasian dan pengamanan perbekalan kesehatan untuk
sediaan farmasi, alat kesehatan pelayanan kesehatan dasar
serta makanan dan minuman  Penyediaan dan pemerataan
pelayanan kefarmasian di
saranan pelayanan kesehatan
 Pelayanan pengamanan
farmasi alat kesehatan

3.8. Program Pokok Puskesmas


Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga
maupun fasilitasnya, karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat
berbeda-beda. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan
seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2. Keluarga Berencana
3. Usaha Peningkatan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8. Usaha Kesehatan Sekolah
9. Kesehatan Olah Raga
10. Perawatan Kesehatan Masyarakat
11. Usaha Kesehatan Kerja
12. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13. Usaha Kesehatan Jiwa
14. Kesehatan Mata
15. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
13
17. Kesehatan Usia Lanjut
18. Pembinaan Pengobatan Tradisional

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga


sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas
ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari
masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok Puskesmas
dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
( PKMD ). Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok
Puskesmas seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta
untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat
( contoh: Pekan Imunisasi Nasional ). Dalam hal demikian, baik petunjuk
pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat
bersama Pemerintah Daerah. Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat
terjadi, misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana
alam. Untuk mengatasi kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau
menunda kegiatan lain.

3.9. Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun


2004

1. Azas pertanggungjawaban wilayah


1) Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.
2) Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
3) Ditunjang dengan puskesmas pembantu, Bidan di desa, puskesmas
keliling

2. Azas pemberdayaan masyarakat


a. Puskesmas harusmemberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat
agar berperan aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
14
b. Potensi masyarakat perlu dihimpun

3. Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
a. Keterpaduan lintas program
1) UKS : keterpaduan Promkes, Pengobatan, Kesehatan Gigi, Kespro,
Remaja, Kesehatan Jiwa

b. Keterpaduan lintassektoral
1) Upaya Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama, dunia usaha, koperasi, PKK
2) Upaya Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama

4. Azas rujukan
a. Rujukan medis/upaya kesehatan perorangan
1) rujukan kasus
2) bahan pemeriksaan
3) ilmu pengetahuan

b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat


1) rujukan sarana dan logistik
2) rujukan tenaga
3) rujukan operasional

3.10. Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas


Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki
masalah-masalah. Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas
itu diakibatkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: (Tjiptoherijanto dan Said
Zainal Abidin, 1993: 44-46)
15
a. Faktor Internal
1) Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan
dalam mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas.
Dimana fungsi manajemen itu untuk planning, organaizing, leading, dan
controling. Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak
berjalan sehingga kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang
dianggap ‘baik/sudah biasa’. Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah
adanya upaya pengembangan. Serta tidak pernah terpikir untuk
mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang disebabkan kurangnya
pengetahuan, peralatan, dan perhatian tersita pada upaya pengobatan.
Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada masalah-
masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik. Dapat dikatakan juga
bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplin/etos kerja staff, menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan.
Tentu hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat
dalam bidang kesehatan.

2) Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam
mencapai target dari program-program Puskesmas. Tetapi apa yang terjadi
pada Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah
dengan alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau, sehingga
sarana dan prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas, baik
berupa alat medis maupun obat-obatan. Hal ini terjadi akibat dari sumber
keuangan yang dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan
puskesmas pun menjadi rendah karena tidak sesuai dengan standart
kesehatan.

3) Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan
16
ketidakmampuannya melaksanakan program dari Dinas Kesehatan.
Misalanya program Posyandu yang tidak tepat sasaran. Jumlah tenaga
medis sedikit karena insentif dari pemerintah daerah. Faktor kesejahteraan
pegawai memang hal penting karena berkaitan dengan satu-satunya
pendapatan resmi mereka adalah gaji. Untuk mencapai penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan pimpinan yang mau
memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi kebutuhan hidupnya.

4) Sumber keuangan Puskesmas


Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang
didapat tidak sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas
sehingga biaya pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang
terdapat di sana tidak sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga
hal ini berdampak kepada masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit
saja yang fasilitas lebih baik daripada Puskesmas. Adapun sumber-sumber
keuangan Puskesmas sebagai berikut:
a) Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas
dana pembangunan dan dana anggaran rutin. Dana ini diturunkan
secara bertahap ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten.
b) Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan
besarnya ditentukan oleh Pemerintah Daerah.
c) PT. ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT. ASKES yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil
(PNS)
d) PT. JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT. JAMSOSTEK yang
peruntukannya sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu
17
Pegawai / karyawan yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga
Kerja.
e) BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat


membiayai operasinal dari program-program Puskesmas. Hal ini diakibatkan
oleh beberapa faktor yaitu, birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas.

5) Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk


Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di
Puskesmas dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan Puskesma.Tenaga-tenaga yang diperbantukan di
Puskesmas biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari
daerah tersebut, sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing.
Apalagi jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk, maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas.

b) Faktor Eksternal
1. Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah
pelosok atau setingkat dengan kecamatan. Dimana kecamatan tiap-tiap
daerah memilki keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan puskesmas. Memang ada kecamatan-kecamatan yang
hanya dengan satu Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk.
18
Tetapi ada juga puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk
yang bermukim di dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal
jauh dari Puskesmas. Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk
menggunakan alat-alat transportasi atau memang tempat tinggalnya
terpencil sehingga penduduknya lebih senang tinggal di rumahnya
daripada pergi ke Puskesmas.

2. Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas
pemahaman pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak
legslatif dan eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan
kesehatan sebagai tulang punggung pendapatan daerah. Ini berarti orang
sakit dijadikan tualng punggung pendapatan daerah. Padahal upaya
menyehatkan masyarakat sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat
UU. No.22 dan UU No. 25 tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mengembangkan demokrasi
menuju peningkatan kesejahteraan rakyat. Disamping itu alokasi anggaran
kesehatan berbagai daerah mencerminkan kurangnya perhatian terhadap
investasi hak-hak dasar pembangunan manusia diantaranya pelayanan
kesehatan dasar.

3. Keadaan Ekonomi Penduduk


Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya
mengupayakan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Jumlah warga
negara Indonesia mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang
mana kondisi ekonominya kurang memadai. Walaupun ada ketentuan
yang memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah
membayar retribusi di Puskesmas, namun kenyataannya orang-orang yang
demikian justru enggan datang ke Puskesmas.

4. Kondisi Pendidikan Penduduk


19
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat
pelayanan yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan
kesehatan pada tingkat pertama, karena pada umumnya pendidikan
masyarakat desa masih rendah, maka pola pikir mereka sangat sederhana
dan kurang atau bahkan belum paham akan arti kesehatan. Mereka
cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional yang sejak dulu dipegang oleh
masyarakat dan lingkungannya.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki


tingkat pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk
Indonesia lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia,
sehingga hal berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam
mewujudkan masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga
Puskesmas yang letaknya dekat dengan masyarakat tersebut. Selain itu
juga disebabkan Rumah Sakit lebih baik sarana dan prasarananya, padahal
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang paling dasar dalam
lingkungan masyarakat setempat.

5. Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek
melayani penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk
dibandingkan dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai
upaya pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk. Dengan kata
lain pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada
tindakan kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif.
Selain itu Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan
pengawasan terhadap pelaksanaan program-program Puskesmas yang
sudah ada sehingga tidak terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat
basis.

3.11. Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas


20
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah. Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkan/meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan
melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang
efektif dan efisien di Puskesmas, peningkatan jumlah dan kualitas tenaga
kesehatan/revitalisasi kader PKK, pembentukan standar pelayanan kesehatan
minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang komprehensif, serta memperbaiki
sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Puskesmas adalah Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi
sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan
pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk
masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara
21
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan kesehatan.
Peran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan
rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit. Dan struktur organisasi dalam
puskesmas adalah :
1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha :
3. Data dan Informasi,
4. Perencanaan dan Penilaian,
5. Keuangan, Umum dan Kepegawaian
6. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:
7. UKM / UKBM
8. UKP
9. Jaringan pelayanan Puskesmas:
10. Unit Puskesmas Pembantu
11. Unit Puskesmas Keliling
12. Unit Bidan di Desa/Komunitas.

4.2. Saran
1. Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan
kesehatan dan pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh.
2. Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi
terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.
3. Merestrukturisasikan peran Puskesmas.
4. Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
5. Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat
untuk mengubah citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh
masyarakat.

22
DAFTAR PUSTAKA

Tjiptoherijanto, prijono, Said Z. Abidin, Reformasi Administrasi dan


Pembangunan Nasional. 1993. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia:
Jakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai