Anda di halaman 1dari 4

Nama : Isnaini Hazizah

NIM : 19.050

Prodi : D3 Keperawatan

Mata Kuliah : Gizi dan Diet

Dosen Pengampu : Widyawati S.Kep, Ners, M.Kes

CONTOH PEMBERIAN NUTRISI MELALUI PARENTERAL

1. Kandungan dan Komposisi Pan-Amin G

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua
jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang
dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan,
terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh
manusia. Kategori yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai
eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk
mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja.

Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari
kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat
penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi
Pan-Amin G adalah:
 L-Leucine * : 4.1 g

 L-Isoleucine * : 1.8 g

 L-Valine * : 2 g

 L-Lysine Monohydrochloride : 6.2 g

 L-Threonine : 1.8 g

 L-Tryptophan : 0.6 g

 L-Methionine : 2.4 g

 L-Phenylalanine : 2.9 g

 L-Histidine Monohydrochloride : 1.3 g

 L-Arginine Monohydrochloride : 2.7 g

 Glycine : 3.4 g

 D-Sorbitol : 50 g

 Cl- : 52 mEq

 OSMOLARITY : 507 mOsm/L

2. Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Pan-Amin G

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek


terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari
suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Pan-Amin G adalah suatu
produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

PAN-AMIN G memenuhi ketersediaan Asam Amino pada keadaan klinis seperti :


Hypoproteinemia, Malnutrisi, sebelum atau sesudah pembedahan.

Indikasi :

 Untuk penderita hiponatremia atau sindrom rendah garam


 Sebagai zat pembawa atau pelarut untuk obat-obatan infus
 Untuk mengganti kehilangan air dan natrium klorida
 Untuk mengganti cairan ekstraseluler
 Untuk terapi alkalosis metabolik karena kehilangan cairan dan deplesi natrium
ringan

3. Dosis dan Aturan Pakai Pan-Amin G

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume
(contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan
untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan
dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai
mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi.

Dewasa : 50-100 g (250-500 mL) dengan kecepatan infus 30-50

mL/jam.

Penurunan TIK : 0,25-2 g/kgBB dengan infus selama 30-60 menit.

Edema dan asites : 500 mL dengan infus selama 2-6 jam.

Oliguria : 200 mg/kgBB dengan infus selama 90 menit.

Peningkatan diuresis : 500 mL dengan infus selama 4-8 jam.

Anak : 0,25-2 g/kgBB.

Kontra Indikasi : Gagal jantung, edema paru, dehidrasi.

Peringatan dan Perhatian : Keseimbangan cairan, gangguan fungsi ginjal.

Bila terbentuk kristal, hangatkan dalam pemanas air sampai kristal larut,
kemudian dinginkan hingga sesuai dengan temperatur tubuh sebelum digunakan.
Infus set berfilter harus digunakan jika menggunakan cairan infus yang
mengandung mannitol 20% atau lebih. Jangan menginfuskan larutan mannitol jika
terlihat adanya kristal.

4. Efek Samping

 Efek Samping karena larutan atau teknik pemberian : respon febris, abses, nekrosis
jaringan atau infeksi pada tempat penyuntikan, trombosis vena atau hipervolemia
 Gejala-gejala intoleransi garam pasca pembedahan yang meliputi : dehidrasi seluler,
lemah, disorientasi, anoreksida, distensi, oliguria dan peningkatan BUN
5. Perhatian

 Hati-hati bila diberikan pada penderita dengan kompensasi kardiovaskular, sirosis,


nefrotik dan hipoproteinemia
 Hipokalemia dapat terjadi karena pemberian larutan yang tidak mengandung kalium
secara berlebihan
 Pada penggunaan jangka panjang, evaluasi klinis dan pemeriksaan laboratorium
secara periodik diperlukan untuk memonitor perubahan keseimbangan cairan dan
elektrolit
 Jumlah Natrium Klorida yang berlebih dapat menyebabkan hipernatremia yang
mengakibatkan dehidrasi dari organ-organ internal, hipokalemia dan asidosis.

Anda mungkin juga menyukai