Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KDK (Konsep Dasar Keperawatan)

MODEL KEPERAWATAN MENURUT SISTER CALISSTA


ROY

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: KDK

DOSEN PENGAMPU :

Hj.Ns.ERIYANI, S.Kep,Ners, M.Kep

Ns.HAVIJA SIHOTANG, S.Kep,Ners, M.Kep

DISUSUN OLEH :

ANJELIANA (19.052)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


STIKES BINALITA SUDAMA MEDAN
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬


‫م َعلَى خَ ي ِْر ْاألَن َِام َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬Iُ ِّ‫صلِّ ْي َونُ َسل‬ َ ُ‫ َون‬I.‫ْال َح ْم ُد ِهللِ الَّ ِذيْ أَ ْن َع َمنَا بِنِ ْع َم ِة ْا ِإل ْي َما ِن َو ْا ِإل ْسالَ ِم‬
‫صحْ بِ ِه أَجْ َم ِع ْينَ أَ َّما بَ ْع ُد‬
َ ‫َو َعلَى اَلِ ِه َو‬

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi sebaik-baik nikmat
berupa nikmat iman dan islam.Salawat dan doa keselamatan terlimpahkan selalu
kepada Nabi Agung Muhammad SAW berserta keluarga dan para sahabat-sahabat
Nabi semuanya.Alhamdulillah karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan Tugas Makalah Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan
(KDK).

Penulis menyadari bahwa didalam penyajian tugas makalah ini masih


banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari Dosen
Pengampu tentunya demi menyempurnakan tugas makalah ini agar lebih
baik.Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu
Hj.Ns. ERIYANI, S.Kep,Ners, M.Kep beserta Ns.HAVIJA SIHOTANG,
S.Kep,Ners, M.Kep yang telah memberikan tugas makalah ini guna meningkatkan
pengetahuan para mahasiswa di bidang Keperawatan.

Medan, 24 Februari 2020

ii
DAFTAR ISI
i

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan Masalah...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Riwayat Hidup Sister Calista Roy.......................................................................3
2.2. Asumsi Dasar Model Keperawatan Calista Roy.................................................4
2.3. Konsep Dasar Adaptasi Calista Roy....................................................................5
2.4. Model Konseptual Adaptasi Calista Roy.............................................................6
2.5. Aplikasi Teori Calista Roy dalam Proses Keperawatan......................................8

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan........................................................................................................10
3.2. Saran..................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Keperawatan sebagai suatu profesi yang sampai saat ini masih dianggap
profesi yang \kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang menjanjikan dalam
hal finansial. Oleh karena itu keperawatan harus berusaha keras untuk
menunjukkan pada dunia luar, di luar dunia keperawatan bahwa keperawatan juga
bisa sejajar dengan profesi – profesi lain. Tugas ini akan terasa berat bila perawat-
perawat Indonesia tidak menyadari bahwa eksistensi keperawatan hanya akan
dapat dicapai dengan kerja keras perawat itu sendiri untuk menunjukkan
profesionalismenya dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama pelayanan
keperawatan baik kepada individu, keluarga maupun masyarakat.
Salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi keperawatan adalah dengan
mengembangkan salah satu model pelayanan keperawatan yang sesuai dengan
kondisi masyarakat Indonesia. Model keperawatan Roy, dikenal dengan model
adaptasi dimana Roy memandang setiap manusia pasti mempunyai potensi untuk
dapat beradaptasi terhadap stimulus baik stimulus internal maupun eksternal dan
kemampuan adaptasi ini dapat dilihat dari berbagai tingkatan usia
 Aplikasi proses keperawatan menurut konsep teori Roy di Rumah Sakit
telah banyak diterapkan namun sedikit sekali perawat yang mengetahui dan
memahami bahwa tindakan keperawatan tersebut telah sesuai. Bahkan perawat
melaksanakan asuhan keperawatan tanpa menyadari sebagian tindakan yang telah
dilakukan pada klien adalah penerapan konsep teori Roy.
 Oleh karena itu, kelompok memandang perlu untuk mengetahui dan
mengkaji  tentang penerapan model keperawatan yang sesuai dengan teori Sister
Callista Roy di lapangan atau rumah sakit, sehingga dapat diketahui apakah teori
Roy dapat diaplikasikan dengan baik dalam pelayanan keperawatan atau asuhan
keperawatan.

1
1.2.  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapat yaitu:
A. Bagaimana riwayat hidup Sister Calista Roy?
B. Bagaimana asumsi dasar model keperawatan Calista Roy?
C. Bagaimana konsep dasar adaptasi Calista Roy?
D. Bagaimanakah model konseptual adaptasi Calista Roy?
E. Bagaimana aplikasi teori Calista Roy dalam Keperawatan?

1.3.  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
A. Untuk mengetahui riwayat hidup Sister Calista Roy.
B. Memahami bagaimana asumsi dasar model keperawatan Caalista Roy.
C. Mengetahui konsep dasar adaptasi Calista Roy.
D. Untuk mengetahui model konseptual adaptasi Calista Roy.
E. Mengetahui bagaimana aplikasi teori Calista Roy dalam proses
Keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Riwayat Hidup Sister Calista Roy


Sister Calista Roy yang lahir di Los Angeles pada tanggal 14 Oktober
1939, Mendefinisikan bahwa keperawatan merupakan suatu analisa proses dan
tindakan sehubungan dengan perawatan sakit atau potensial seseorang untuk sakit.
Teori adaptasi Suster Calista Roy (Roy dan Obloy, 1979,roy,1980,1984,1989)
memandang klien sebagai suatu sistem adaptasi. Sesuai dengan model Roy, tujuan
dari keperawatan adalah membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap
perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubugan
interdependensi selama sehat dan sakit (mariner-Tomery,1994).
Dalam Sebuah seminar dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk
mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. Konsep adaptasi
mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan keperawatan.
Dimulai dengan pendekatan teori sistem. Roy menambahkan kerja adaptasi dari
Helsen (1964) seorang ahli fisiologis – psikologis. Untuk memulai membangun
pengertian konsepnya. Helsen mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari
datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang di butuhkan
individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu : focal
stimuli, konsektual stimuli dan residual stimuli.
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan
pandangan terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep
tersebut, Roy juga mengadaptasi nilai “ Humanisme” dalam model konseptualnya
berasal dari konsep A.H. Maslow untuk menggali keyakinan dan nilai dari
manusia. Menurut Roy humanisme dalam keperawatan adalah keyakinan,
terhadap kemampuan koping manusia dapat meningkatkan derajat kesehatan.
Sebagai model yang berkembang, Roy menggambarkan kerja dari ahli-ahli lain di
area adaptasi seperti Dohrenwend (1961), Lazarus (1966), Mechanic ( 1970) dan
Selye (1978). Setelah beberapa tahun, model ini berkembang menjadi sebagai
suatu kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan
penelitian. Tahun 1970, model adaptasi keperawatan diimplementasikan sebagai

3
dasar kurikulum sarjana muda keperawatan di Mount Saint Mary’s College. Sejak
saat itu lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk
mengklarifikasi, menyaring, dan memperluas model. Penggunaan model praktek
juga memegang peranan penting untuk klarifikasi lebih lanjut dan penyaringan
model.
Sebuah studi penelitian pada tahun 1971 dan survey penelitian pada tahun
1976-1977 menunjukkan beberapa penegasan sementara dari model adaptasi.
Perkembangan model adaptasi keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy
dan profesionalismenya. Secara filosofi Roy mempercayai kemampuan bawaan,
tujuan,dan nilai kemanusiaan,pengalaman klinisnya telah membantu
perkembangan kepercayaannya itu dalam keselarasan dari tubuh manusia dan
spirit. Keyakinan filosofi Roy lebih jelas dalam kerjanya yang baru pada model
adaptasi keperawatan.

2.2. Asumsi Dasar Model Keperawatan Calista Roy


Asumsi dasar model keperawatan menurut Calista Roy adalah:
1. Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-
menerus
berinteraksi dengan lingkungan.
2. Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi
perubahan- perubahan biopsikososial.
3. Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas
kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan respon
terhadap semua rangsangan baik positif maupun negatif.
4. Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya, jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka ia
mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif maupun
negatif.
5. Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari
dari kehidupan manusia.

4
2.3. Konsep Dasar Adaptasi Sister Calista Roy
Konsep dasar adaptasi Siste Calista Roy tebagi menjadi empat elemen
penting yakni :
1.      Manusia
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai
sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan
yang mempunyai input, control, output, dan proses umpan balik. Manusia sebagai
suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan
lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Input atau stimulus termasuk variable
satandar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan. Variabel
standar ini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat adaptasi dan
mewakili dari rentang stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-
usaha yang biasanya dilakukan.
Proses control adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara
adaptasi. Lebih spesifik manusia di definisikan sabagai sebuah sistem adaptif
dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam
empat cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologi, konsep diri, fungsi peran, dan
interdependensi.

2. Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar manusia.
Lingkungan merupakan masukan (input) bagi manusia sebagai sistem yang
adaptif sama halnya lingkungan sebagai stimulus eksternal dan internal. Lebih
lanjut stimulus itu dikoelompokkan menjadi tiga jenis stimulus yaitu : fokal,
konstektual, dan residual. Lebih luas lagi lingkungan didefinisikan sebagai segala
kondisi, keadaan disekitar dan mempengaruhi keadaan, perkembangan dan
perilaku manusia sebagai individu atau kelompok.

3. Kesehatan.
Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses
menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Integritas atau
keutuhan manusia menyatakan secara tidak langsung bahwa kesehatan atau

5
kondisi tidak terganggu dari penyakit atau kerusakan fisik maupun mental
mengacu kelengkapan atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan
potensi manusia.

4. Keperawatan.
Roy (1983) menggambarkan keperawatan sebagai disiplin ilmu dan
praktek. Sebagai ilmu, keperawatan mengobservasi, mengklasifikasikan dan
menghubungkan proses yang secara positif berpengaruh pada status kesehatan.
Lebih spesifik dia mendefinisikan keperawatan sebagai ilmu dan praktek dari
peningkatan adaptasi untuk meningkatkan kesehatan sebagai tujuan untuk
mempengaruhi kesehatan secara positif.
Keperawatan adalah berhubungan dengan manusia sebagai satu kesatuan
yang berinteraksi dengan perubahan lingkungan dan tanggapan terhadap stimulus
internal dan eksternal yang mempengaruhi adaptasi. Ketika stressor yang tidak
biasa atau koping mekanisme yang lemah membuat upaya manusia yang biasa
menjadi koping yang tidak efektif, manusia memerlukan seorang perawat.

2.4. Model Konseptual Adaptasi Calista Roy


Definisi dan Konsep Mayor yang membangun kerangka konseptual model
adaptasi roy adalah:
1.      Sistem adalah kesatuan dari beberapa unit yang saling berhubungan dan
membentuk satu kesatuan yang utuh dengan ditandai adanya input, control,
proses, output, dan umpan balik.
2.      Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal,
konstektual dan residual dengan standar individual, sehingga manusia dapat
berespon adaptif sendiri.
3.      Problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak adekuat terhadap
penurunan atau peningkatan kebutuhan.
4.      Stimulus fokal adalah derajat perubahan atau stimulus yang secara langsung
mengharuskan manusia berespon adaptif. Stimulus fokal adalah presipitasi
perubahan tingkah laku.

6
5.      Stimulus konstektual adalah seluruh stimulus lain yang menyertai dan
memberikan konstribusi terhadap perubahan tingkah laku yang disebabkan atau
dirangsang oleh stimulus fokal.
6.      Stimulus residual adalah seluruh factor yang mungkin memberikan
konstribusi terhadap perubahan tingkah laku, akan tetapi belum dapat di validasi.
7.      Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik
melalui neural, cemikal, dan proses endokrin.
8.      Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui
proses yang kompleks dari persepsi informasi, mengambil, keputusan dan belajar.
9.      Model efektor adaptif adalah kognator yaitu ; Fisiologikal, fungsi pean,
interdependensi dan konsep diri.
10.  Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan intergritas manusia dalam
mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
reproduksi.
11.  Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan
bagaimana proses adaptasi dilakukan untuk pengaturan cairan dan elektrolit,
aktivits dan istirahat, eliminasi, nutrisi, sirkulasi dan pengaturan terhadap suhu,
sensasi, dan proses endokrin.
12.  Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan yang dianut individu
dalam satu waktu berbentuk : persepsi, partisipasi, terhadap reaksi orang lain dan
tingkah laku langsung. Termasuk pandangan terhadap fisiknya (body image dan
sensasi diri) Kepribadian yang menghasilkan konsistensi diri, ideal diri, atau
harapan diri, moral dan etika pribadi.
13.  Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran yang berhubungan dengan
tugasnya di lingkungan social.
14.  Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain yang penting
dan sebagai support sistem. Di dalam model ini termasuk bagaimana cara
memelihara integritas fisik dengan pemeliharaan dan pengaruh belajar.

7
2.5. Aplikasi Teori Calista Roy dalam Proses Keperawatan
2.5.1. Pengkajian
Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua bagian,yaitu :
1. Tahap I : Pengkajian Perilaku.
Ini merupakan tahap proses keperawatan yang bertujuan
mengumpulkan data dan memutuskan klien adptif dan maladaptive.
Misalnya terlalu sedikit oksigen, terlalu tinggi gula darah atau terlalu
banyak ketergantungan. Perawat menggunkan wawancara, observsi dan
pengukuran untuk mengkaji perilaku klien sekarang dan setiap mode.
Berdasarkan pengkajian ini perawat menganalisis apakah perilaku ini
adaptif, maladaptive atau potensial maladaptive.

2. Tahap II: Pengkajian faktor – faktor yang berpengaruh


Pada tahap ini termasuk pengkajan stimuli yang signifikan
terhadap perubahan perilaku seseorang yaitu stimuli focal, kontekstual dan
residual.
a)            Identifikasi stimuli focal.
Stimuli focal merupakan perubahan penilaku yang dapat
diobservasi. Perawat dapat melakukan pengkajian dengan
menggunakan pengkajian perilaku yaitu : Keterampilan melakukan
observasi, melakukan pengukuran dan interview.
b)            Identifikasi stimuli kontekstual
Stimuli kontekstual ini berkontribusi terhadap penyebab
terjadinya perilaku atau presipitasi oleh stimulus focal.
c)            Identifikasi stimuli residual.
Pada tahap ini yang mempengaruhi adalah pengalaman
masa lalu. Helson dalam Roy, 1989 menjelaskan bahwa beberapa
faktor dari pengalaman lalu relevan dalam menjelaskan bagaimana
keadaan saat ini. Sikap, budaya, karakter adalah faktor residual
yang sulit diukur dan memberikan efek pada situasi sekarang.
2.5.2. Diagnosa keperawatan.

8
Diagnosa keperawatan menurut teori adaptasi Roy didefinisikan
sebagai suatu hasil dari proses pengambilan keputusan berhubungan dengan
kurang mampunya adaptasi. Diagnosa keperawatan dirumuskan dengan
mengobservasi tingkah laku kilen terhadap pengaruh lingkungan. Menurut
Roy (1991) ada 3 metode dalam membuat diagnosa keperawatan
menggunakan 4 (empat) model adaptif, yaitu fisiologis, konsep diri, fungsi
peran dan interdependen.

2.5.3. Penentuan Tujuan


Roy (1984) menyampaikan bahwa secara urnum tujuan pada
intervensi keprawatan adalah untuk mempertahankan dan mempertinggi
perilaku adaptif dan mengubah perilaku inefektif menjadi adaptif. Penentuan
tujuan dibagi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan
jangka panjang yang akan dicapai meliputi : Hidup, tumbuh, reproduksi dan
kekuasaan. Tujuan jangka pendek meliputi tercapainya tingkah laku yang
diharapkan setelah dilakukan manipulasi terhadap stimulus focal, konteksual
dan residual.

2.5.4. Intervensi
Intevensi keperawatan dilakukan dengan tjuan mengubah atau
memanipulasi stimulus fokal,kontekstual dan residual,juga difokuskan pada
koping individu atau zona adaptasi.Hal ini menekankan kembali pentingnya
mengidentifikasi penyebab selama pengkajian.

2.5.5. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian efektifitas terhadap intervensi
keperawatan sehubungan dengan tingkah laku pasien. Perawat harus
mengkaji tingkah laku pasien setelah diimplementasi. Intervensi
keperawatan dinilai efektif jika tingkah laku pasien sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa terhadap model adaptasi Roy,penulis menganalisa
bahwa model keperawatan roy lebih menekankan pada manusia secara holistik
yang memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan.
Model konseptual Roy berisi 4 elemen yaitu manusia, lingkungan,
kesehatan, dan keperawatan. Manusia dipandang sebagai sitem adaptasi
kehidupan yang perilakunya dapat diklasifikasikan menjadi respon yang
adaptif atau respon yang inefektif. Lingkungan terdiri stimulus internal dan
eksternal. Kesehatan adalah proses menjadi terintegrasi dan dapat mencapai
tujuan untuk hidup, pertumbuhan, reproduksi, penguasaan. Tujuan
keperawatan adalah meningkatkan respon adaptasi yang berhubungan dengan
adaptasi mode, menggunakan informasi tentang tingkat adaptasi manusia
tehadap respon yang adaptif.

3.2. Saran
Melibatkan partisipasi aktif klien dalam penyusunan tujuan bersama,
mengambil keputusan, dan interaksi untuk mencapai tujuan klien di berbagai
tatanan pelayanan keperawatan baik di klinik maupun dikomunitas.Sebagai
perawat yang menerapkan model kepeawatan Calista Roy diharapkan dapat
melakukan adaptasi klien pada lingkungan maupun hal-hal lain yang
menyakutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, Ns. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. Penerbit Buku


Kedokteran EGC
A.Aziz Alimul Hidayat, Konsep Dasar keperawatan, Edisi 2, Jakarta:
Salemba
Medika, 2008.
Dwidiyanti M. Aplikasi model konseptual Keperawatan, Semarang: Akper
Dep.Kes. 1987.
Roy S.C-Andrews H.A. The Roy Adaptation Model: The Definitive
Statement,
California: Appleton & Large. 1991.
Ann Marriner Tomey & Martha Raile Alligood, nursing theorist and their
work. 1998: Mosby

11

Anda mungkin juga menyukai