Anda di halaman 1dari 7

CRITICAL BOOK REPORT

OLEH
SISKA PRAGAWATI MANIK
0310181013

DOSEN PENGAMPU
Dr. HUMAIDAH BR HASIBUAN, MA

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena terkait Rahmat dan Hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan Critical Book Report (CBR) ini yang membahas buku berjudul “Filsafat
Pendidikan Islam” pada bab yang berjudul “Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Islam”dengan
tepat waktu. Critical Book Report ini disusun untuk memenuhi nilai tugas penulis pada mata
kuliah Filsafat Pendidikan Islam.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan laporan ini berkat bantuan dan
tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak,untuk itu
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih dan rasa hormat kepada
seluruh pihak. Penulis mengharapkan masukan, saran dan kritikan-kritikan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Critical Book Report ini. Kepada Allah SWT penulis
panjatkan doa semoga bantuan dan ketulusan yang telah diberikan senantiasa bernilai ibadah
disisi Allah SWT dan mendapat pahala yang berlipat ganda.

Medan, 10 Desember 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna, manusia dikarunai akal,
pikiran, cipta, rasa dan karsa. Dari berbagai kelebihan yang dimiliki oleh manusia inilah, maka
manusia menjadi raja di muka bumi ini. Alam ini diciptakan untuk manusia, maka segala
sesuatu yang ada disekitar manusi menjadi objek kajian mulai dari lingkungan alam, hewan
dan sebagainya.

Manusia ternyata tidak cukup hanya mengkaji alam sekitarnya, ia selanjutnya


berfalsafat tentang Tuhan dan bidang-bidang kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain.
Dan pada akhirnya manusia juga berfilasat tentang dirinya sendiri, segala sesuatu yang
berkaitan dengan manusia dibahas, dikaji secara mendalam, yaitu mengenai siapa, bagaimana,
dimana, bagaimana dan untuk apa manusia itu diciptakan. Pemikiran tentang hakikat manusia
ini sejak zaman dahulu kala sampai sekarang belum pernah berakhir dan tak akan pernah
berakhir dan tak akan pernah ada habisnya. Manusia adalah makhluk yang memiliki
kelengkapan jasmani dan rohani dengan kelengkapan yang dimilikinya ia dapat melaksanakan
tugas-tugas yang memerlukan dukungan jaasmani dan rohani tersebut. Selanjutnya, agar kedua
substansi tersebut dapat berfungsi dengan baik dan produktif maka perlu dibina dan
dikembangkan melalui pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun tujuan dari Critical Book Report ini adalah :
1. Apa sajakah kekurangan dari buku tersebut ?
2. Apa sajakah kelebihan dari buku tersebut ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kekurangan dari buku tersebut
2. Untuk mengetahui kelebihan dari buku tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
A. IDENTITAS BUKU

1. Judul Buku : Filsafat Pendidikan Islam:Prinsip Dasar Pengembangan


2. Judul BAB : Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Islam
3. Penulis : Afifuddin Harisah
4. Penerbit : Deepublish
5. ISBN : 978-602-475-135-7
6. Tahun terbit : 2018
7. Kota terbit : Yogyakarta
8. Jumlah Halaman : ix + 165 halaman
9. Ukuran : 14 x 20 cm

B. RINGKASAN BAB BUKU

Pemahaman tentang manusia merupakan kajian dari filsafat. Banyak kajian dan
pemikiran yang telah dicurahkan untuk membahas manusia. Walau demikian manusia
akan tetap menjadi misteri yang tak terselesaikan, selain karena keterbatasan
pengetahuan para ilmuwan untuk menjangkau segala aspek yang terdapat dalam diri
manusia, juga manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang istimewa agaknya
memiliki latar belakang kehidupan yang penuh rahasia.

Namun seiring dengan keseriusan dan kerahasiaan hakikat manusia itu, para
ilmuwan menemukan bahwa manusia selain dikenal sebagai makhluk alternatif
maksudnya manusia mampu menentukan arah dan pilihan hidupnya, selain itu juga
dinilai sebagai makhluk potensial yang berkembang dan dikembangkan. Dengan
demikian manusia mampu untuk menjadikan dirinya sebagai makhluk berperadaban.

1. Hakikat Penciptaan Manusia


Manusia merupakan karya Allah SWT yang paling istimewa, karena
manusia merupakan satu-satunya makhluk yang perbuatannya mampu
mewujudkan bagian tertinggi dari Tuhan yang mampu menjadi sejarah dan
mendapat kemenangan. Firman Allah dalam Q.S. Al-Maidah : 56

“ Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang


beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama)
Allah itulah yang pasti menang “

Selain itu manusia juga makhluk kosmis yang sangat penting karena
dilengkapi dengan semua pembawaan dan syarat-syarat yang diperlukan
( Al-Faruqi, 1984:37 ). Syarat itu menyatakan bahwa manusia sebagai
kesatuan jiwa raga dalam hubugan timbal balik dengan dunia dan antar
sesamanya. Keistimewaan dan kelebihan manusia, diantaranya berbentuk
daya dan bakat sebagai potensi yang memiliki peluang begitu besar untuk
dikembangkan seperti potensi berupa kekuatan fisik dan aspek mental.
Diluar itu, manusia juga dilengkapi unsur lain, yaitu kalbu (hati) untuk
menjadikan dirinya makhluk bermoral, merasakan keindahan, kenikmatan
beriman dan kehadiran ilahi secara spiritual.

Dilihat dari penciptaannya, Al-Qur’an menyatakan proses penciptaan


manusia ada dua tahap yang berbeda, yaitu: Pertama, tahapan primordial.
Kedua, disebut dengan tahapan biologis (Samsul Nizar, 2002:15).

2. Manusia Sebagai Al-Insan

Al-Insan terbentuk dari kata nasiya yang berarti lupa (M. Quraish
Shihab, 1996-60).
3. Manusia sebagai Al-Nas
Dalam Al-Qur’an kosa kata al-nas umumnya dihubungkan dengan
makhluk sosial. Manusia diciptakan sebagai makhluk yang
bermasyarakat, yang berawal dari pasangan laki-laki dan perempuan,
kemudian berkembang menjadi suku dan bangsa, untuk saling kenal-
mengenal (Q.S. 49:13). Manusia diarahkan agar menjadi warga sosial
yang diharapkan dapat memberi manfaat bagi kehidupan bersama di
masyarakat.

4. Manusia sebagai Al-Ins


Menurut Quraish Shihab (1992: 19-20), al-insan terbentuk dari akar kata
al-ins yang berarti senang, jinak, dan harmonis, atau dari akar kata
nasiya yang berarti lupa serta akar kata naus berarti pergerakan atau
dinamisme.

5. Manusia sebagai Bani Adam


Manusia sebgai bani adam termaktub di tujuh tempat dalam Al-Qur’an
(Al Baqi: 137-138). Bani berarti keturunan (dari darah daging) yang
dilahirkan. Sedangkan panitia penafsir Al-Qur’an Departemen Agama
RI, mengartikannya sebagai “umat manusia” yang berasal dari silsilah
keturunan Adam a.s. (Panitia Penafsiran, 1971:224, catatan kaki nomor
530)

C. KELEBIHAN BUKU
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang terdiri dari unsur
jasmani dan rohani. Manusia lahir dengan membawa potensi fitrah.
Potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut dapat
dikembangkan dengan baik dan produktif melalui proses pendidikan.
Selain itu, manusia dalam pertumbuhan dan perkembangannya juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor hereditas dan lingkungan.

Proses pendidikan Islam berusaha megembangkan seluruh potensi


yang dimiliki oleh manusia secara keseluruhan dan berusaha untuk
mengembangkannya dengan sebaik mungkin tanpa ada yang
terabaokan sedikitpun. Dengan demikian proses Pendidikan Islam yang
dijalankan diharapkan mampu mengembangkan potensi-potensi yang
ada dalam diri manusia sehingga lahiriah manusia yang berkepribadian
muslim dan manusia yang selau menghambakan dirinya kepada Allah
SWT.

B. SARAN

Anda mungkin juga menyukai