Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH DASAR PROMOSI KESEHATAN

TEORI DAN PERILAKU KESEHATAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Dasar Promosi Keseshatan

DOSEN PENGAMPU :

WIDYAWATI ,S.Kep, Ners, M.Kes

DISUSUN OLEH :

MARIA CHRISTIANA (19002121)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BINALITA SUDAMA MEDAN

TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa yang telah memberi sebaik-baik
nikmat.Karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
Tugas Makalah Matakuliah Dasar Promosi Kesehatan.

Penulis menyadari bahwa didalam penyajian tugas makalah ini masih


banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari Dosen
Pengampu Widyawati, S.Kep, Ners, M.Kes tentunya demi menyempurnakan
tugas makalah ini agar lebih baik.Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih
kepada Dosen Pengampu yang telah memberikan tugas makalah ini guna
meningkatkan pengetahuan para mahasiswa di bidang Kesehatan.

Medan, 26 Februari 2020

ii i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah......................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah................................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan Masalah...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Teori Kesehatan...................................................................................................3

2.2. Pengertian Perilaku..............................................................................................6

2.3. Pengertian Kesehatan..........................................................................................7

2.4. Perilaku Kesehatan..............................................................................................7

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan........................................................................................................11

3.2. Saran..................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Perilaku merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang
sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang
yang melakukannya.Berdasarkan sifatnya perilaku terbagi menjadi dua, yaitu
perilaku perilaku baik dan buruk.
Tolak ukur perilaku yang baik dan buruk ini pun dinilai dari norma-norma
yang berlaku dimasyarakat.Baik itu norma agama, hukum, kesopanan,
kesusialaan, dan norma-norma lainnya.Dalam kesehatan hubungan perilaku
sangatlah erat sekali.Banyak hal yang tanpa kita sadari dari perilaku yang kecil
dapat menimbulkan efek kesehatan yang besar bagi seseorang.Salah satu
contohnya berupa pesan kesehatan yang sedang maraknya digerakkan oleh
promoter kesehatan tentang cuci tangan sebelum melakukan aktifitas, kita semua
tahu jika mencuci tangan adalah hal yang sederhana, tapi dari hal kecil tersebut
kita bisa melakukan revolusi kesehatan kearah yang lebih baik. Sungguh besar
efek perilaku tersebut bagi kesehatan, begitu pula dengan kesehatan yang baik
akan tercermin apabila seseorang tersebut melakukan perilaku yang baik.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis hanya membahas tentang
hubungan kesehatan dengan perilaku, factor-faktor penyebab rendahnya perilaku
yang baik, dampaknya serta control perilaku kearah yang lebih baik, sesuai
dengan judul makalah yaitu hubungan kesehatan dengan perilaku.

1.2.  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapat yaitu:
A. Apa saja dan bagaimana teori kesehatan itu?
B. Apakah yang dimaksud dengan perilaku?
C. Apakah yang dimaksud dengan kesehatan?
D. Bagaimana sebenarnya perilaku kesehatan itu?

1
1.3.  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
A. Untuk mengetahui apa-apa saja teori kesehatan.
B. Memahami yang dimaksud dengan peilaku.
C. Mengetahui makna dari kesehatan.
D. Untuk mengetahui bagaimana perilaku kesehatan yang sebenarnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Teori Kesehatan


Teori perilaku menurut badan kesehatan dunia {WHO},bahwasanya
seseorang berperilaku,karena adanya 4 alasan pokok (determinan), yaitu:

1. Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling)

2. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai
(personal reference)

3. Sumber daya (resource) yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya


perilaku seseorang atau masyarakat

4. Sosio budaya (culture) setempat biasanya sangat berpengaruh terhadap


terbentuknya perilaku seseorang.

Beberapa teori bidang kesehatan yang menganalisis perilaku individu


maupun masyarakat telah banyak dikemukakan oleh para ahli dalam berbagai
penelitian adalah sebagai berikut :

2.1.1. Teori Snehandu B.Kar Kar


Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak
bahwa perilaku merupakan fungsi dari:
1. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau
perawatan kesehatannya (Behaviour intention ).

2. Dukungan sosial dari masyrakat sekitarnya ( Social-support).

3. Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas

kesehatan (Accessebility of information).

4. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil

tindakan atau keputusan (Personal autonomy).

5. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak

3
(action situation).

2.1.2. Teori Health Belief Model


Pertama dikembangkan pada tahun 1950-an oleh sekelompok
psikolog sosial pada US Public Health Service untuk menjelaskan
kegagalan orang berpartisipasi dalam program pencegahan atau
pendeteksian penyakit. Kemudian model tersebut diperluas agar dapat
diterapkan pada respons orang terhadap gejala dan perilakunya dalam
respons pada diagnosis penyakit, khususnya kepatuhan pada regimen
medis. Meskipun model tersebut lambat laun berkembang dalam respons
terhadap masalah program praktis, diberikan dasar teori psikologi sebagai
bantuan untuk memahami sebab serta kekuatan dan kelemahannya
(Bandura, 1994;Glanz, 2008).
Teori Health belief model menghipotesiskan terdapat hubungan
aksi dengan faktor berikut:

1) Motivasi yang cukup kuat untuk mencapai kondisi yang sehat.


2) Kepercayaan bahwa seseorang dapat menderita penyakit serius dan
dapat menimbulkan sekuele.
3) Kepercayaan bahwa terdapat usaha untuk menghindari penyakit
tersebut walaupun hal tersebut berhubungan dengan finansial.

2.1.3. Theory Self efficacy


Self efficacy didefinisikan sebagai keyakinan individu tentang
kemampuannya untuk mencapai tingkat kinerja dengan menggunakan
pengalamannya terhadap peristiwa-peristiwa lampau yang mempengaruhi
kehidupannya. Tinggi rendahnya self efficacy seseorang akan menentukan
kemampuan seseorang untuk merasakan sesuatu, berpikir, bermotivasi dan
berperilaku yang sesuai ( Bandura, 1997).

4
2.1.4. Teori Dukungan Sosial (Social Support Theory)
Dukungan sosial (social support) didefinisikan sebagai informasi
verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang
diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subyek di dalam
lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat
memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku.
Pendapat senada juga mengatakan bahwa dukungan sosial adalah
keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang di sekitar. Pandangan
yang sama juga mendefinisikan dukungan sosial sebagai adanya
kenyamanan, perhatian, penghargaan atau menolong orang dengan sikap
menerima kondisinya, dukungan sosial tersebut diperoleh dari individu
maupun kelompok.

2.1.5. Theory Social Cognitive of Self-Regulation


Model self-regulation sebenarnya mengacu pada proses pemecahan
masalah. Pemecahan masalah kesehatan masyarakat pada dasarnya tidak
berbeda dengan pemecahan masalah lain. Dalam model self-regulation
terdapat proses interpretasi masalah, koping, dan appraisal ataupenilaian
keberhasilan koping (Ogden, 2004).

2.1.6. Theory of Planned Behavior


Teori Plan Behavior atau teori perilaku yang berencana merupakan
jenis toeri yang banyak dipergunakan dalam berbagai penelitian khususnya
penelitian yang menjadikan manusia sebagai obyek dalam perilaku
kesehatan.

2.1.7. Teori “Precede-Proceed Model” Lawrence Green (1991)


Teori ini dikembangkn oleh Lawrence Green dari teorinya tahun
1980. Lawrence Green mencoba menganalisa perilaku manusia manusia
dari tingkat kesehatan,dimana kesehatan seseorang atau masyarakat
dipengaruhi oleh faktor perilaku dan faktor diluar perilaku.

5
2.1. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan
dan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor
yang saling berinteraksi.

Dilihat dari Segi Biologis:


Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme ( makhluk hidup ) yang
bersangkutan. Dari sudut pandang biologis, semua makhluk hidup mulai dari
tumbuhan, hewan, dan manusia berperilaku, karena mempunyai aktivitas masing
– masing. Perilaku manusia adalah semua tindakan atau aktivitas manusia, baik
yang diamati lansung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar.

Dilihat dari Segi Psikologis:


Menurut Skiner (1938 ), perilaku adalah suatu respon atau reaksi seseorang te
rhadap stimulus ( rangsangan dari luar.Pengertian itu dikenal dengan teori S-O-R
(stimulus-organisme-respons).skiner membedakan respons tersebut menjadi 2
jenis, yaitu respondent response (reflexive) dan operant response (instrumental
response).

Seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon


atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). (Skinner, 1938
yang dikutip dalam Notoatmodjo,2003).
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini,maka perilaku dapat dibedakan
menjadi:
a. Perilaku Tertutup (Covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup (covert), Misalnya: Seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa
kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui
hubungan seks, dan sebagainya.

b. Perilaku Terbuka (Overt behavior)

6
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka,misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa
anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi.

2.2. Pengetian Kesehatan


Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit
akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek
fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu
keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).Definisi WHO tentang sehat
mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan.Konsep sehat yang
positif (Edelman dan Mandle. 1994):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

2.3. Perilaku Kesehatan


Menurut teori Green et al. (1999),  kesehatan individu dan masyarakat
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor perilaku dan faktor-faktor diluar perilaku
(non¬perilaku). Selanjutnya faktor perilaku ini ditentukan oleh tiga kelompok
faktor meliputi: perilaku seseorang berhubungan faktor predisposisi, faktor
pemungkinan dan faktor penguat. Oleh sebab itu, akan diuraikan hal-hal yang
berkaitan dengan perilaku serta hal-hal yang berhubungan perilaku, adalah:

1. Faktor predisposisi (predisposing factor).


Faktor predisposisi mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai dan
persepsi, berkenaan dengan motivasi seorang atau kelompok untuk bertindak.
Sedangkan secara umum faktor predisposisi ialah sebagai preferensi pribadi
yang dibawa seseorang atau kelompok kedalam suatu pengalaman belajar. Hal
ini mungkin mendukung atau menghambat perilaku sehat dalam setiap kasus,
faktor ini mempunyai pengaruh. Faktor demografis seperti status sosial-

7
ekonomi, umur, jenis kelamin dan ukuran keluarga saat ini juga penting
sebagai faktor predisposisi.
2. Faktor pemungkin (enabling factor).
Faktor pemungkin mencakup berbagai keterampilan dan sumber daya
yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya itu meliputi
fasilitas pelayanan kesehatan, personalia klinik atau sumber daya yang serupa
itu. Faktor pemungkin ini juga menyangkut keterjangkauan berbagai sumber
daya, biaya, jarak ketersediaan transportasi, waktu dan sebagainya.
3. Faktor penguat (reinforcing factor).
Faktor penguat adalah faktor yang menentukan tindakan kesehatan
memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tergantung pada tujuan
dan jenis program. Di dalam pendidikan pasien, faktor menguat bisa berasal
dari perawat, bidan dan dokter, pasien dan keluarga.

Perilaku kesehatan diklasifikasikan menjadi 3, kelompok yaitu:


1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance), yaitu usaha
seseorang untuk memelihara kesehatan agar tidak sakit dan usaha
penyembuhan jika sedang sakit.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan (health
seeking behavior), yaitu perilaku yang menyangkut upaya atau tindakan
seseorang saat sakit dan atau kecelakaan untuk berusaha mulai dari self
treatment sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
3. Perilaku kesehatan lingkungan, yaitu cara seseorang merespon lingkungan,
baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, sehingga lingkungan tersebut
tidak mempengaruhi kesehatannya.

Terkait kesehatan masyarakat, banyak penyakit yang dapat dicegah melalui


kebiasaan atau perilaku hygienis, seperti  dengan praktek Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS). Beberapa penyakit seperti diare, tifoid, kecacingan, dan flu
burung, dapat dicegah dengan CTPS ini.  Juga terkait perilaku buang air besar
sembarangan, perilaku cuci tangan,  merupakan sasaran penting dalam promosi
kesehatan, dengan adanya beberapa data berikut:

8
1. Baru 12% masyarakat yang cuci tangan pakai sabun setelah buang air
besar.
2. Hanya 9% ibu-ibu yang mencuci tangan pakai sabun setelah
membersihkan tinja bayi dan balita.
3. Hanya sekitar 7% masyarakat yang cuci tangan pakai sabun sebelum
memberi makan kepada bayi dan balita.
4. Baru 14% masyarakat cuci tangan pakai sabun sebelum makan.
5. Perilaku cuci tangan yang benar, yaitu pakai sabun dan menggunakan air
bersih yang mengalir akan dapat menurunkan kejadian diare sampai 45%
(Depkes, 2000).

Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi tiga dimensi :


1. Pengetahuan tentang kesehatan (health knowledge), mencakup apa yang
diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti
pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang
terkait. dan atau mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas
pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.
2. Sikap terhadap kesehatan (health attitude) adalah pendapat atau
penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan
kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap
terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, sikap
tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari kecelakaan.
3. Praktek kesehatan (health practice). untuk hidup sehat adalah semua
kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti
tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap faktor-
faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas
pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan.Selain Becker,
terdapat pula beberapa definisi lain mengenai perilaku kesehatan.
Menurut Solita, perilaku kesehatan merupakan segala bentuk pengalaman
dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya yang berhubungan
dengan kesehatan. Sedangkan Cals dan Cobb mengemukakan perilaku kesehatan

9
sebagai: “perilaku untuk mencegah penyakit pada tahap belum menunjukkan
gejala (asymptomatic stage)”.
Menurut Skinner perilaku kesehatan (healthy behavior) diartikan sebagai
respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit,
penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan,
makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan.
Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan, perilaku kesehatan adalah
semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable)
maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup
mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain,
meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena
masalah kesehatan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan
yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik
disadari maupun tidak.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan
yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni
pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health
attitude) dan praktek kesehatan (health practice).
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat dan saling
berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat
pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan individu
dengan kualitas hidup baik.

3.2. Saran

Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat dan saling


berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat
pula.Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan individu
dengan kualitas hidup baik.
Untuk itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan
kualitas hidup yang sehat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Muzaham,Fauzi.1995.Sosiologi Kesehatan.Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia.

Ircham Machfoedz dan Eko Suryani dan.2008.Pendidikan Kesehatan dan

Promosi Kesehatan.Yogyakarta :Fitramaya. 


Notoatmodjo,Soekidjo.2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta:Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Perilaku.Jakarta:Rineka Cipta.

Azwar, S., 2010, Sikap manusia Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.

http://panthom-zone.blogspot.com/2011/11/hubungan-kesehatan-dengan-
perilaku.html 

12

Anda mungkin juga menyukai