DISUSUN OLEH :
1. Emi Susilawati (A2L016)
UNIVERSITAS BENGKULU
2016/2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga kita dapat menyelesaikan pembuatan laporan ini.
Laporan ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah IPA terapan.
Dengan penyusunan laporan ini kami menyadari tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
yang senantiasa memberikan bantuan, bimbingan, kritikan dan masukan yang membangun. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini kami inggin mengucapkan terima kasih kepada Dr.Aceng
Ruyani, M.S.
kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari pembaca yang sangat diharapkan. Sehingga laporan ini bermanfaat
bagi semua yang membacanya.
Bengkulu2017
Penulis,
Kelompok Jangkrik
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pada saat ini peternakan diindonesia terus mengalami perkembangan. Peternakan yang
ada tentunya berkolerasi erat dengan adanya kebutuhan masyarakat. Daerah Bengkulu
merupakan lokasi yang sangat strategis untuk pembangunan usaha ini. Terhadap banyak usaha
peternakan yang ada didaerah Bengkulu dari ayam broiler, ayam bangkok, burung, kambing,
sapi, itik banyak lagi yang lainnya. Seiring dengan berjalannya waktu kebutuhan akan pruduk
peternakan terus mengalami perubahan dan variasi produk. Variasi produk peternakan ini
ternyata saling terkait dengan apa yang mendorong produksi ini ada. Seperti berkembangnya
peternaan burung tentunya diimbangi dengan adanya produksi makanan burung tersebut.
Jangkrik adalah serangga yang termasuk family Grilydae dari ordo arthropoda. Serangga
jenis ini memiliki komunikasi yang unik, yaitu melalui suara yang berasa dari sayap jangkrik
jantan, atau yang disebut dengan perilaku nyanyian jangkrik. Terdapat beberapa jenis nyanyian
jangkrik yang masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda-beda, yaitu mating call untuk
menarik perhatian betina dan nyanyian jangkrik berupa ancaraman agonistik untuk mengancam
jangkrik jantan yang lainnya apabila dalam keadaan terancam ( Paolet&Hedwig, 2002 ).
Jangkrik merupakan salah satu binatang liar yang banyak dibudidayakan untuk dijadikan
pakan burung, ikan dan reptip. Banyaknya permintaan akan binatang ini membuat banyak orang
melirik potensi dari budidaya jangkrik. Banyaknya minat untuk memelihara burung dan hewan
peliharaan lain menjadikan permintaan jangkrik meningkat. Oleh karena itu banyak yang bisa
menghasilkan uang puluhan juta dari beternak jangkrik.
Untuk bias ternak jangkrik atau budidaya jangkrik kita harus memiliki pengetahuan
tentang jangkrik ini. Oleh karena itu kami melakukan budidaya jangkrik agar mengetahui
informasi tentang jangkrik ini dan perilaku perilaku tentang jangkrik
2. TUJUAN
2. Mahasiswa Mengetahui lokasi, bentuk, ukuran, bahan dan sanitasi kandang jangkrik
3. Mahasiswa mampu mengetahui jenis ransum, komposisi nutrisi, cara pemberian, jumlah
pemberian air minum dan ransum, serta tempat ransum yang digunakan.
Dalam rangka praktek lapangan materi kuliah IPA terapan, mahasiswa dibagi menjadi 4
kelompok. Untuk kelompok jangkrik terdiri dari 5 orang. Sebelum kami beternak jangkrik
terlebih dahulu kami membuat Rancangan Anggaran Biaya (RAB), survey bibit dan kandang
untuk beternak jangkrik. Untuk kandang jangkrik, kelompok kami tidak membuat kandang yang
baru dikarenakan kandang lama yang digunakan mahasiswa tahun sebelumnya kondisinya masih
bagus. Namun masih diperlukan perbaikan sedikit agar kandang lama dapat digunakan. Untuk
bibit jangkrik kami membeli telur jangkrik di peternak jangkrik di daerah Sungai Hitam Kota
Bengkulu. Sambil membeli telur jangkrik kami menanyakan cara pemeliharaan jangkrik mulai
dari penetasan telur, pakan, cara mengembangbiakkannya, dan menjaga kelembapan kandang
serta penempatan kandang jangkrik.
TAHUN 2016
9 Meteran 1 Buah
18 Kawat Nyamuk 1M
19 Bibit Jangkrik 1 Kg
JUMLAH Rp 1,816,500.000
Kandang jangkrik ditempatkan di tamn kura-kura pipi putih di depan gedung pasca
sarjana pendidikan FKIP. Kandang diletakkan ditempat yang teduh dan terhindar dari sinar
matahari langsung. Tempatnya aman, sunyi dan jauh dari kebisingan.
Kandang untuk ternak jangkrik ini dibuat menggunakan triplek. Desain kandang untuk
ternak jangkrik dibentuk kotak seperti peti. Dibagian atas dibuat pintu agar bisa mengamati
dan memberi makan jangkrik. Penjelasan lebih rinci mengenai kandang jangkrik dijelaskan
dibawah ini :
1. Kotak terbuat dari tripleks dengan tulang dari kayu kaso/kayu reng. Ukuran panjang 100
cm, lebar 60 cm dan tinggi 30-40 cm.
2. Gunakan lem pada setiap sambungan dan sudut peti. Gunanya agar jangkrik yang baru
menetas tidak keluar lewat celah sambungan. Ukuran jangkrik baru menetas sangat
kecil.
3. Permukaan bagian atas harus bisa dibuka tutup dengan menggunakan engsel.
4. Pada sisi muka dan belakang diberi lubang ventilasi. Ukuran lubang ventilasi 50 x 7 cm,
posisi lubang sekitar 10 cm dari atas (lihat gambar). Ventilasi ditutup dengan kasa kawat
ukuran halus agar jangkrik kecil tidak bisa kabur.
5. Pada sisi pinggir diberi celah atau cantelan untuk pegangan. Gunanya untuk memudahkan
mengangkat atau menggeser peti.
6. Pada sekeliling sisi bagian dalam, kira-kira 10 cm dari atas, berikan isolasi plastik.
Gunanya agar jangkrik tidak merayap ke atas.
7. Pasang kaki-kaki pada keempat sudut peti, kira-kira tingginya 10 cm. Keempat kaki-kaki
tersebut nantinya diletakan pada kaleng atau mangkok yang diisi oli. Gunanya untuk
mencegah hama seperti semut masuk ke dalam kandang.
Kandang jangkrik juga bisa dibuat bersusun, misalnya tiga susun untuk menghemat tempat
dan efisiensi budidaya. Kandang jangkrik sebaiknya diletakkan di dalam ruangan yang gelap,
tidak terkena sinar matahari langsung.
Selain terlindung dari sinar matahari langsung, ternak jangkrik juga membutuhkan
ketenangan. Sebaiknya pilih ruangan yang memiliki angin cukup, gelap, jauh dari hiruk pikuk
dan lalu lalang pergerakan manusia.
PEMBAHASAN
Nama ilmiah jangkrik Gryllus Sp., termasuk dalam keluarga Gryllidae. Menurut catatan
terdapat lebih dari 1000 spesies jangkrik yang hidup di daerah tropis. Di Indonesia, setidaknya
sudah dikenal 100-an spesies jangkrik. Namun belum semuanya terpetakan secara lengkap. Jenis
spesies yang banyak dipelihara untuk ternak jangkrik komersial adalah Gryllus mitratus dan
Gryllus testaclus. Selain itu, masih terdapat jangkrik yang diternakan untuk tujuan lain, seperti
hobi dan hewan aduan. Jangkrik merupakan hewan herbivora. Di alam bebas serangga ini
memakan daun-daunan muda seperti rerumputan. Dalam lingkungan budidaya, bisa diberi pakan
sayuran hijau yang banyak mengandung air seperti sawi, kangkung, selada, mentimun dan daun
pepaya.
Dalam melakukan budidaya jangkrik ini kami berkelompok, satu kelompok terdiri dari 8
orang. Kami hanya diberi waktu selama 3 minggu pengamatan. Pada minggu pertama kegiatan
kelompok adalah persiapan kandang dan membeli telur jangkrik.
Lokasi kandang jangkrik kami letakkan ditempat yang kelembapannya terjaga, hanya saja
kemungkian banyak hama yang mucul karena dibawah lokasi kandang terdapat rawa dan dan
tepat dibawah pohon mangga, tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan mengontrol kebersihan
disekitar kandang.
1. Minggu Pertama (Persiapan dan Peletakan telur jangkrik (nama latin ?) di kandang)
Bibit untuk ternak jangkrik yang biasa diternakan dari jenis G. miratus. Kelompok kami
membeli telur jangkrik dari peternak jangkrik yang berada diwilayah Sungai Hitam yang
menyediakan bibit jangkrik baik telur maupun anakan.
Telur jangkrik yang dibeli beratnya 250 gram seharga Rp .... dipisahkan menjadi 3 bagian
sama banyak. Kemudian di letakkan di dalam nampan plastik berisi pasir. Untuk menjaga
kelembapan telur, kandang dan pasir yang berisi telur disiram menggunakan semprotan minimal
1 kali sehari.
Didalam kandang juga dimasukkan karpet telur yang diatasnya di letakkan pur,
dimaksudkan saat telur menetas makanan sudah tersedia di dalam kandang. Setelah 3 hari telur
jangkrik pada kandang 1 mulai menetas. Ukuran jangkrik yang menetas ini mirip seperti semut
hitam dengan panjang tubuh 0,1-0,2 cm. Setelah jangkrik menetas, pakan dapat ditambah dengan
sayur-sayuran .
Gambar 1. Telur jangkrik yang baru menetas
Pada minggu kedua semua jangkrik pada tiap kotak telah menetas. Jumlah makanan yang
diberikan lebih di tingkatkan. Pada minggu kedua ditemukan hama semut yang masuk kedalam
kandang. Untuk mengatasi hama ini kelompok kami menggunaan oli yang di oleskan ke
sekeliling kandang dan bagian-bagian pinggir diberi kapur ajaib.
Kegiatan yang dilakukan pada minggu kedua ini adalah menjaga kebersihan kandang,
memperhatikan pakan jangkrik, menjaga kelembapan dan pencahayaan kandang serta mengamati
pertumbuhan jangkrik. Makanan yang ada didalam kandang harus cukup agar jangkrik tidak
memakan sesamanya.
Penting untuk menjaga kandang tetap higienis dan bersih, serta terhindar dari gangguan
hama. Hal lain yang perlu dijaga adalah kondisi kandang agar tetap lembab dan gelap. Selain itu
Buang pakan yang tersisa setiap hari sampai membusuk didalam kandang. Periksa air
yang ada pada mangkuk atau kaleng pada kaki-kaki kandang. Tambah atau ganti bila cairan
sudah sedikit. Pada minggu kedua ini pertumbuhan jangkrik sangat baik. Panjang jangkrik pada
minggu kedua mencapai 0,5 cm.
Kegiatan pada minggu ke tiga melanjutkan pemeliharaan jangkrik. Pada minggu ketiga
ini jangkrik pada kotak 1 ditemukan banyak yang mai dikarenakan kelompok jangkrik terlambat
memberikan makan dan menyira. Ukuran tubuh jangkrik pada minggu ketiga ini sedikit
mengalami pertumbuhan dibandingkan pada minggu kedua
Gambar 2. Kondisi didalam kandang setelah telur menetas
Evaluasi
Mengapa jangkrik banyak yang mati pada kotak satu? Menurut pengamatan kelompok kami
banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain :
2. Kelalaian dalam memberi makan ternak Karena telat memberi makan sehingga jangkrik
memakan jangkrik yang lain dan ada yang mati karena kelaparan.
3. Kebersihan dalam kotak harus dijaga kondisi kandang yang tidak bersih karena susahnya
tangan kami menjangkau sisa makanan yang membusuk didalam kandang dan mengambil
jangkrik yang mati agar tidak ada hama yang timbul.
5. Kemungkinan penempatan lokasi kandang kurang tepat dibawah pohon mangga dengan
semut hitam yang bersarang di pohonnya
6. Karena lokasi tempat beternak jauh dari rumah atau temat tinggal kami jadi terbatas waktu
dalam pengontrolannya.
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pengamatan kelompok kami bahwa,
dalam memelihara jangkrik tidaklah semudah yang kita bayangkan karena dibutuhkan keuletan
dan ketekunan dalam merawat jangkrik sehingga didapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan
harapan namun kelompok kami belum puas dengan hasil yang didapatkan karena masih banyak
kesalahan dan kekurangan dalam perawatan jangkrik, mungkin karena pertama kali kami
memelihara jangkrik yang belum terlalu berpengalaman.