Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan hidayah-Nya sehingga makalah “Peranan Indonesia dalam Perdamaian Dunia
Internasional” ini dapat terselesaikan. Dalam proses penyusunan makalah ini kami
telah banyak mendapatkan sebuah pengetahuan baru sebagai sebuah proses
mendapatkan keidealan berfikir dan bersikap, meskipun sebuah perjuangan itu
tidak selamanya dipertemukan dengan bunga mawar yang indah,  tetapi sebuah
perjuangan juga akan mendapatkan kerikil-kerikil tajam yang sekali – kali akan
menjadi penghalang, tetapi kami tetap yakin akan banyak orang yang akan tetap
memberikan senyumannya untuk melalui perjuangan tersebut.
Pada kesempatan ini perkenankan kami untuk mengucapkan terimakasih
kepada Bapak/Ibu Guru Mata Pelajaran PKn yang telah membimbing kami
sehingga makalah  ini dapat tersusun.
Kami menyadari sepenuhnya, makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan  dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran
sangat kami harapkan  demi kesempurnaan penyusunan dan penulisan makalah
ini.
Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa-lah jualah kiranya kami memohon
dan berdoa semoga kebaikan dan bantuan yang diberikan semua pihak kepada
kami mendapat imbalan.

Samarinda,9 November 2019

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu negara tidak dapat berdiri sendiri. Seperti halnya individu
sebagai makhluk sosial. Negara tentunya akan memerlukan negara atau
komponen yang lain. Bahkan ada pula negara yang memiliki keterkaitan serta
ketergantungan dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik. Jika adanya
keterkaitan antar negara dengan negara lain tersebut tentunya ada sebuah
hubungan yang baik. Salah satunya merupakan negara kita sendiri yaitu
negara indonesia dengan negara-negara lain. Dinamakan masyarakat global,
ditandai adanya saling ketergantungan antar bangsa, adanya persaingan yang
ketat dalam suatu kompetisi dan dunia cenderung berkemb`ang kearah
perebutan pengaruh antar bangsa, baik lingkup regional, ataupun lingkup
global.
Namun pada kenyataanya masih banyak hubungan yang bertentangan
antara negara satu dengan yang lain. Yang mengakibatkan terjadinya konflik
dan terusiknya perdama
ian dunia. Konflik biasanya dipicu dengan adanya masalah dalam hal
sosial, ekonomi, politik, agama maupun kebudayaan. Terjadinya konflik
akibat adanya keserakahan, kurang saling menghargai dan mengerti antara
satu dengan yang lain. Dari masalah di atas dalam makalah ini akan
membahas mengenai apa yang dimaksud dengan perdamaian dunia itu
sendiri, cara mewujudkan perdamaian dunia serta partisipasi indonesia dalam
perdamaian dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana posisi negara dalam era global?
2. Apakah pengertian dari perdamaian dunia?
3. Apakah Indonesia sudah turut serta dalam perdamaian dunia ?
4. Bagaimana cara mewujudkan perdamaian dunia?
5. Lembaga apa yang membantu dalam mewujudkan perdamaian dunia?

1
6. Bagaimana sistem pertahanan dan keamanan negara?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana posisi negara dalam era global.
2. Mengetahui yang dimaksud perdamaian dunia.
3. Mengetahui partisipasi Indonesia dalam perdamaian dunia.
4. Mengetahui bagaimana cara mewujudkan perdamaian dunia.
5. Mengetahui lembaga-lembaga yang membantu dalam mewujudkan
perdamaian dunia.
6. Mengetahui sistem pertahanan dan keamanan negara.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. SENGKETA INTERNASIONAL DAN BERBAGAI ASPEKNYA


1. Pengertian Sengketa Internasional
Sengketa internasional adalah suatu perselisihan antara subjek-subjek
hukum internasional mengenai fakta, hukum atau politik dimana tuntutan
atau pernyataan satu pihak ditolak, dituntut balik atau diingkari oleh pihak
lainnya.
2. Penyebab Sengketa Internasional Sengketa tersebut terjadi karena
berbagai sebab, antara lain :
a. Salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban dalam perjanjian
Internasional.
b. Perbedaan penafsiran mengenai isi perjanjian Internasional.
c. Perebutan sumber-sumber ekonomi.
d. Perebutan pengaruh ekonomi .
e. Adanya intervensi terhadap kedaulatan Negara lain
f. Perluasan pengaruh politik& ideologi terhadap negara lain.
g. Adanya perbedaan kepentingan.
h. Penghina terhadap harga diri bangsa.
i. Ketidaksepahaman mengenai garis perbatas-an antar negara yang
banyak yang belum tersele-saikan melalui mekanisme perundingan
bilateral.
j. Peningkatan persenjataan dan eskalasi kekuatan militer baik oleh
negara-negara yang ada di kawa-san ini, maupun dari luar kawasan.
k. Eskalasi aksi terorisme lintas negara, dan gerakan separatis bersenjata
yang dapat mengundang kesalahpahaman antar negara bertetangga.
3. Penyebab timbulnya sengketa Internasional meliputi berbagai bidang
sebagai berikut :
a. Bidang Politik.
a. Batas Wilayah (laut teritorial dan daratan).

3
b. Bidang Ekonomi.
4. Masalah-Masalah Internasional
a. Masalah internasional adalah masalah yang timbul dalam hubungan
antarnegara yang diatur dalam hukum internasional. Masalah
Internasional, antara lain sebagai berikut : Intervensi Intervensi adalah
tindakan suatu negara untuk mencampuri urusan negara lain, intervensi
bertentangan dengan hukum internasional bila.
b. Penyerahan (ekstradisi) Ekstradisi adalah penyerahan seseorang yang
dituduh melakukan tindakan pidana atau sudah dijatuhi hukuman oleh
suatu negara, dan bersembunyi atau melarikan diri ke negara lain untuk
dikembalikan ke negara asal.
c. Suaka (asylum) Suaka adalah perlindungan yang diberikan oleh suatu
negara kepada warga negara dari negara lain. Pemberian suaka
didasarkan dua pertimbangan, yaitu pertimbangan kemanusiaan dan
pertimbangan politik. Pemberian suaka ini biasanya akan membentuk
hubungan antara negara yang memberikan suaka dengan negara yang
warga negaranya mendapat suaka.
d. Hukum Netralitas Netralitas adalah sikap suatu negara yang tidak turut
berperang dan tidak ikut dalam permusuhan. Menurut Grotius ada dua
prinsip umum nertralitas, yaitu sebagai berikut :
1) Negera netral tidak boleh berbuat sesuatu yang dapat memperkuat
pihak-pihak yang berperang, sedangkan yang berperang berdasarkan
alasan perang yang tidak adil. Di samping itu, negara netral tidak
boleh menghalang-halang gerakan pihak berperang yang alasan
perangnya adalah adil.
2) Jika sulit menentukan adil atau tidaknya suatu perang, maka negara
netral harus memperlakukan pihak-pihak berperang secara sama.
5. Hakekat Organisasi Internasional
Kedudukan organisasi internasional sebagai subjek hukum
internasional sekarang tidak diragukan lagi, walaupun pada mulanya
belum ada kepastian mengenai hal ini. Dalam merumusakan definisi

4
organisasi nasional, para sarjana tidak merumuskannya secara langsung
akan tetapi cenderung mengilustrasikan substansi dari pada organisasi
internasional yang mengarah pada kriteria-kriteria serta elemen-elemen
dasar atau minimal yang harus dimiliki oleh suatu entitas yang bernama
organisasi internasional. Sumaryo Suryokusumo berpendapat bahwa
organisasi internasional adalah suatu proses, organisasi internasional juga
menyangkut aspek-aspek perwakilan dari tingkat proses tersebut yang
telah dicapai pada waktu tertentu. Organisasi Internasional juga diperlukan
dalam rangka kerjasama menyesuaikan dan mencari kompromi untuk
menentukan kesejahteraan serta memecahkan persoalan bersama serta
mengurangi pertikaian yang timbul.
6. Klasifikasi Organisasi Internasional
Shermers mengklasifikasikan organisasi internasional berdasarkan
struktur dan fungsi organisasi internasional menjadi empat macam:
a. Organisasi publik dan privat Organisasi Internasional publik adalah
organisasi yang didirikan berdasarkan penjanjian antar negara.
Organisasi Internasional privat adalah organisasi yang didirikan
berdasarkan hukum internasional privat dan tunduk pada hukum
nasional suatu negara.
b. Organisasi universal dan tertutup Organisasi Internasional universal
adalah organisasi yang memiliki karakter “universalitas, ultimate
necessity, yaitu secara pesat organisasi ini menjadi kebutuhan yang
harus dipenuhi dan ketiga heterogenitas yakni dibangun atas dasar
perbedaan pandangan politik, perbedaan budaya serta perbedaan tahap
kemajuan. Organisasi Internasional tertutup adalah organisasi yang
besifat tertutup yang artinya perhimpunan tidak akan menerima
keanggotaan selain dari groupnya atau komunitas secara terbatas.
c. Organisasi suprasional dan organisasi antar pemerintah Organisasi
Internasional suprasional merupakan organisasi kerjasama baik dalam
bidang legislasi, yudikasi dan eksekutif bahkan sampai warga negara.
Organisasi Internasional, organisasi antar pemerintah hanya terbatas

5
pada organ tertentu yaitu eksekutif. Untuk IGO diterapkan pada
kerjasama antarpemerintah maupun organ- organ pemerintah selain
suprasional.
d. Organisasi umum dan Organisasi fungsional Organisasi Internasional
umum sering disebut dengan organisasi politik, dengan ciri vastness of
the fields juga termanifestasi dalam delegasi-delegasi diplomatik dan
delegasi politik untuk tujuan politik. Organisasi fungsional sering
disebut dengan organisasi tehnis yang memiliki kekhususan dalam
bidang fungsi spesifik.
e. Organisasi internasional dengan anggota regional dengan tujuan
khusus.
7. Pendirian Organisasi Internasional
Prasyarat untuk berdirinya suatu organisasi adalah adanya keinginan
untuk bekerja sama, begitu juga prasyarat untuk berdirinya suatu
organisasi internasional yaitu adanya keinginan untuk bekerja sama yang
jelas-jelas kerjasama tersebut akan bermanfaat dalam bidangnya dengan
syarat organisasi tidak melanggar kekuasaan dan kedaulatan negara
anggota dalam suatu organisasi internasional. Syarat-syarat pendirian
organisasi internasional dapat dikembangkan dari unsur-unsur perjanjian
internasional sebagai mana tertuang dalam Konvensi Wina 1969 yang
menegaskan bahwa: “an international agreement concluded between states
in written form and governed by international law, whether embodied in a
single instrument or in two or more related instrument, and whatever its
particular designation”
Berdasarkan unsur-unsur diatas maka persyaratan suatu organisasi
internasional dapat diperinci sebagai berikut:
a. Dibuat oleh negara sebagai para pihak.
b. Berdasarkan perjanjian tertulis dalam satu, dua, atau lebih instrumen
c. Untuk tujuan tertentu.

6
8. Organisasi Internasional Perserikatan Bangsa - Bangsa ( PBB )
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau biasa disingkat PBB (bahasa
Inggris: United Nations atau disingkat UN) adalah sebuah organisasi
internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga
ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan
internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial. Perserikatan
Bangsa-bangsa didirikan di San Francisco pada 24 Oktober 1945 setelah
Konferensi Dumbarton Oaks di Washington, DC, namun Sidang Umum
yang pertama - dihadiri wakil dari 51 negara - baru berlangsung pada 10
Januari 1946 (di Church House, London). Dari 1919 hingga 1946, terdapat
sebuah organisasi yang mirip, bernama Liga Bangsa-Bangsa, yang bisa
dianggap sebagai pendahulu PBB. Sejak didirikan pada tahun 1945 hingga
2011, sudah ada 193 negara yang bergabung menjadi anggota PBB,
termasuk semua negara yang menyatakan kemerdekaannya masing-
masing dan diakui kedaulatannya secara internasional, kecuali Vatikan.
Selain negara anggota, beberapa organisasi internasional dan
organisasi antar-negara mendapat tempat sebagai pengamat permanen
yang mempunyai kantor di Markas Besar PBB, dan ada juga yang hanya
berstatus sebagai pengamat. Palestina dan Vatikan adalah negara bukan
anggota (non-member states) dan termasuk pengamat permanen (Tahta
Suci mempunyai wakil permanen di PBB, sedangkan Palestina
mempunyai kantor permanen di PBB). Sekretaris Jenderal PBB saat ini
adalah Ban Ki-moon asal Korea Selatan yang menjabat sejak 1 Januari
2007 , menggantikan Sekretaris Jendral terdahulu, yaitu Kofi Annan dari
Ghana. Organisasi ini memiliki enam organ utama:
a. Majelis Umum (majelis musyawarah utama).
b. Dewan Keamanan (untuk memutuskan resolusi tertentu untuk
perdamaian dan keamanan).
c. Dewan Ekonomi dan Sosial (untuk membantu dalam mempromosikan
kerjasama ekonomi, sosial internasional dan pembangunan).

7
d. Sekretariat (untuk menyediakan studi, informasi dan fasilitas yang
diperlukan oleh PBB).
e. Mahkamah Internasional (organ peradilan primer).
f. Dewan Perwalian (yang saat ini tidak aktif.
Liga Bangsa-Bangsa dianggap gagal mencegah meletusnya Perang
Dunia II (1939-1945). Untuk mencegah meletusnya Perang Dunia Ketiga,
yang mana tidak diinginkan oleh seluruh umat manusia, pada tahun 1945
PBB didirikan untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa yang gagal dalam
rangka untuk memelihara perdamaian internasional dan meningkatkan
kerjasama dalam memecahkan masalah ekonomi, sosial dan kemanusiaan
internasional. Rencana konkrit awal untuk organisasi dunia baru ini
dimulai di bawah naungan Departemen Luar Negeri AS pada tahun 1939.
Franklin D. Roosevelt dipercaya sebagai seorang yang pertama
menciptakan istilah "United Nations" atau Perserikatan Bangsa-Bangsa
sebagai istilah untuk menggambarkan negara-negara Sekutu.
Istilah ini pertama kali secara resmi digunakan pada 1 Januari 1942,
ketika 26 pemerintah menandatangani Piagam Atlantik, dimana masing-
masing negara berjanji untuk melanjutkan usaha perang. Pada tanggal 25
April 1945, Konferensi PBB tentang Organisasi Internasional dimulai di
San Francisco, dihadiri oleh 50 pemerintah dan sejumlah organisasi non-
pemerintah yang terlibat dalam penyusunan Piagam Perserikatan Bangsa-
Bangsa. PBB resmi dibentuk pada 24 Oktober 1945 atas ratifikasi Piagam
oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan-Perancis, Republik Cina, Uni
Soviet, Inggris dan Amerika Serikat-dan mayoritas dari 46 anggota
lainnya. Sidang Umum pertama, dengan 51 wakil negara, dan Dewan
Keamanan, diadakan di Westminster Central Hall di London pada Januari
1946. Kedudukan organisasi ini awalnya menggunakan bangunan milik
Sperry Gyroscope Corporation di Lake Success, New York, mulai dari
1946 hingga 1952. Sampai gedung Markas Besar PBB di Manhattan telah
selesai dibangun. Sejak pendiriannya, banyak kontroversi dan kritik tertuju
pada PBB. Di Amerika Serikat, saingan awal PBB adalah John Birch

8
Society, yang memulai kampanye "get US out of the UN" pada tahun
1959, dan menuduh bahwa tujuan PBB adalah mendirikan "One World
Government" atau Pemerintah Seluruh Dunia.
Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, Komite Kemerdekaan Perancis
terlambat diakui oleh AS sebagai pemerintah resmi Perancis, sehingga
Perancis awalnya tidak diikutsertakan dalam konferensi yang membahas
pembentukan PBB. Charles de Gaulle menyindir PBB dengan
menyebutnya le machin (dalam bahasa Indonesia: "Si Itu"), dan merasa
tidak yakin bahwa aliansi keamanan global akan membantu menjaga
perdamaian dunia, dia lebih percaya pada perjanjian/pakta pertahanan
antar negara secara langsung.
Tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai berikut:
1) Memelihara perdamaian dan keamanan dunia.
2) Mengembangkan hubungan persahabatan antarbangsa berdasarkan
asas-asas persamaan derajat, hak menentukan nasib sendiri, dan tidak
mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
3) Mengembangkan kerjasama internasional dalam memecahkan masalah-
masalah ekonomi, sosial, budaya, dan kemanusiaan.
4) Menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan mencegah
timbulnya peperangan.
5) Memajukan dan menghargai hak asasi manusia serta kebebasan atau
kemerdekaan fundamental tanpa membedakan warna, kulit, jenis
kelamin, bahasa, dan agama.
6) Menjadikan pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai kerja sama
yang harmonis untuk mencapai tujuan PBB.
Peran PBB terhadap hubungan internasional sangat banyak. diantaranya
adalah:
1) Menyelesaikan konflik – konflik yang terjadi antar Negara anggota
PBB dengan menjadi pihak ketiga.
2) Menindak pihak pihak yang melakukan pelanggaran internasional 12

9
9. ASEAN
a. Pengertian ASEAN
Pengertian ASEAN yang merupakan sebuah akronim
dari Association of Souteast Asian Nations adalah Perhimpunan
Negara-negara yang Berada dikawasan Asia Tenggara. Organisasi
ASEAN yang pada awalnya hanya berjumlah lima negara saja sekarang
sudah tumbuh berkembang menjadi 10 negara antara lain Indonesia,
Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam,
Myanmar, Laos dan Kamboja dimana lima negara pertama adalah
pendirinya.
ASEAN merupakan sebuah organisasi internasional kewilayahan
yang begitu besar, jika dijumlahkan secara keseluruhan luas wilayahnya
mencapai 1,7 juta mil persegi atau sekitar 4,5 juta kilometer persegi
dengan jumlah populasi yang ada didalamnya sekitar setengah milyar
orang. ASEAN dibentuk dengan maksud dan tujuan kepentingan
negara-negara didalamnya seperti ekonomi, sosial, budaya, dll.
b. Sejarah ASEAN
ASEAN yang merupakan sebuah perhimpunan negara-negara yang
berada dikawasan Asia Tenggara ini didirikan pada tanggal 8 Agustus
1967 di Kota Bangkok, Thailand yang dikenal dengan Deklarasi
Bangkok. Deklarasi ini dihadiri oleh lima negara yang disebut juga
dengan negara pendiri ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura,
Thalaind dan juga Filipina. Wakil-wakil dari ke-5 negara tersebut antara
lain Adam Malik (indonesia), Tun Abdul Razak (Malaysia), S.
Rajaratnam (Singapura), Thanat Khoman (Thaialand), dan Narciso
Ramos (Filipina).
c. Tujuan ASEAN
Inilah tujuan ASEAN yang tercantum didalam Deklarasi Bangkok
To accelerate the economic growth, social progress and cultural
development in the region through joint endeavours in the spirit of

10
equality and partnership in order to strengthen the foundation for a
prosperous and peaceful community of South-East Asian Nations.
Untuk mempercepat pertumbuhan ekonimi, kemajuan sosial dan
pengembangan budaya dalam kawasan (ASEAN) melalui usaha-usaha
bersama didalam semangat kesetaraan dan kebersamaan didalam
memperkuat pondasi untuk kesejahteraan dan perdamaian negara-
negara dikawasan Asia Tenggara.To promote regional peace and
stability through abiding respect for justice and the rule of law in the
relationship among countries of the region and adherence to the
principles of the United Nations Charter.Untuk mempromosikan
perdamaian dan stabilitas dalam kawasan dengan menghormati keadilan
dan supremasi hukum didalam hubungan diantara negara-negara dalam
satu kawasan dan kepatuhan terhadap piagam PBB.To promote active
collaboration and mutual assistance on matters of common interest in
the economic, social, cultural, technical, scientific and administrative
fields.Untuk mempromosikan kolaborasi secara aktif dan saling
membantu dalam hal-hal yang menjadi kepentingan bersama seperti
ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahuan dan juga dalam
bidang-bidang administrasi.To provide assistance to each other in the
form of training and research facilities in the educational, professional,
technical and administrative spheres.Untuk memberikan bantuan satu
sama lain dalam hal fasilitas-fasilitas pelatihan dan penelitian dalam
bidang pendidikan, pekerjaan/profesi, teknik dan administrasi.To
collaborate more effectively for the greater utilization of their
agriculture and industries, the expansion of their trade, including the
study of the problems of international commodity trade, the
improvement of their transportation and communications facilities and
the raising of the living standards of their peoples.
Untuk berkolaborasi lebih efektif dalam pemanfaatan dengan lebih
baik dalam bidang pertanian dan industri, memperluas perdagangan,
termasuk mempelajari masalah-masalah dalam perdagangan komositas

11
internasional, pengembangan sistem transportasi dan fasilitas-fasilitas
komunikasi dan meningkatkan standar hidup untuk orang-orang atau
masyarakat yang berada didalam kawasan ASEAN.To promote South-
East Asian studies.Untuk mempromosikan sistem pendidikan di Asia
Tenggara.To maintain close and beneficial cooperation with existing
international and regional organizations with similar aims and purposes,
and explore all avenues for even closer cooperation among themselves.
Untuk menjaga kerjasama yang erat dan saling menguntungkan
dengan organisasi-organisasi internasional dan regional yang sudah ada
sebelumnya yang memiliki kesamaan visi dan tujuan, dan mengeksplor
semua jalan untuk kerjasama yang lebih erat diantara mereka
(organisasi-organisasi tersebut).Itu adalah tujuh tujuan didirikannya
ASEAN yang masuk dalam Deklarasi Bangkok yang disepakati pada
tanggal 8 Agustus 1967 di Kota Thailand, Bangkok.
10. Gerakan Non Blok (GNB)
a. Pengerian Gerakan Non Blok.
Non-Aligned Movement (NAM) / Gerakan Non-Blok (GNB)
adalah sebuah organisasi internasional yang terdiri dari lebih dari 120
negara-negara yang tidak menganggap dirinya bergabung / beraliansi
dengan atau terhadap blok kekuatan besar manapun.
b. Sejarah dan Latarbelakang Gerakan Non Blok
Organisasi Gerakan Non Blok muncul di tengah persaingan dua
kekuatan besar dunia, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Persaingan
kedua blok terjadi pada masa perang dingin. Negara-negara Blok
Timur dipimpin Uni Soviet sementara negara-negara Blok Barat
dipimpin oleh Amerika Serikat. Tiap-tiap blok berusaha menarik
dukungan dari negara-negara lain. Agar negara-negara berkembang
tidak terkena pengaruh Blok Barat maupun Blok Timur, maka
didirikan lah organisasi Gerakan Non-Blok.
Kata "Non-Blok" dipaparkan pertama kali oleh Pandit Jawaharlal
Nehru (Perdana Menteri India) dalam pidatonya tahun 1954 di

12
Colombo, Sri Lanka. Dalam pidato itu, Nehru menjabarkan lima pilar
yang dapat diterapkan sebagai pedoman untuk membentuk relasi Sino-
India yang disebut dengan Panchsheel (lima pengendali). Prinsip ini
kemudian dipakai sebagai basis dari Gerakan Non-Blok. Lima prinsip
tersebut ialah:
1) Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.
2) Perjanjian tidak saling melakukan agresi.
3) Tidak melakukan intervensi urusan dalam negeri negara lain.
4) Setara dan saling menguntungkan.
5) Menjaga perdamaian

Gerakan Non-Blok sendiri beawal dari sebuah Konferensi Tingkat


Tinggi Asia-Afrika / Konferensi Asia Afrika yaitu sebuah konferensi
yang diadakan di Bandung, pada tahun 1955. Di sana, negara-negara
yang tidak berpihak pada blok manapun mendeklarasikan keinginan
mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi blok Barat dan
blok Timur. Pendiri / Tokoh Gerakan Non Blok ini adalah 5
pemimpin dunia, yaitu:
1) Josip Broz Tito presiden Yugoslavia.
2) Soekarno presiden Indonesia.
3) Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India.
4) Gamal Abdul Nasser presiden Mesir.
5) Kwame Nkrumah dari Ghana.
Kemudian Gerakan ini dicanangkan pertamakali dalam Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) yang diselenggarakan pada tahun 1961 di
Beograd (Belgrade), Yugoslavia. Saat itu konfensi ini dihadiri 25
negara dari berbagai belahan dunia yakni Yugoslavia (sebagai tuan
rumah), Indonesia, India, Afghanistan, Algeria, Yaman, Myanmar,
Kamboja, Sri Lanka, Kongo, Kuba, Cyprus, Mesir, Ethiopia, Ghana,
Guinea, Irak, Lebanon, Mali, Maroko, Nepal, Arab Saudi, Somalia,
Sudan, Suriah, dan Tunisia.Dengan didasari oleh semangat Dasa Sila

13
Bandung, maka pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang
diselenggarakan pada tahun 1961 di Beograd dibentuklah Gerakan
Non Blok oleh Josep Broz Tito (Presiden Yugoslavia saat itu). Hasil
dari konferensi tersebut juga mendaulat Josip Broz Tito
sebagai Pimpinan pertama dalam Gerakan Non-Blok.
Sejak pertemuan Belgrade tahun 1961, serangkaian Konferensi
Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok telah diselenggarakan yaitu di
Kairo, Mesir (1964) diikuti oleh 46 negara dengan anggota yang hadir
kebanyakan dari negara-negara Afrika yang baru meraih
kemerdekaan, kemudian di Lusaka, Zambia (1970), Algiers, Aljazair
(1973), Kolombo, Srilangka (1976), Havana, Cuba (1979), New
Delhi, India (1983), Harare, Zimbabwe (1986), Beograd, Yugoslavia
(1989), Jakarta, Indonesia (1992), Cartagena de Indias, Kolombia
(1995), Durban, Afrika Selatan (1998), Kuala Lumpur, Malaysia
(2003), Havana, Kuba (2006), Sharm el-Sheikh, Mesir (2009),
Teheran, Iran (2012) dan terakhir di Karakas, Venezuela pada tahun
2015.Gerakan ini sempat kehilangan kredibilitasnya pada akhir
tahun1960-an ketika anggota-anggotanya mulai terpecah dan
bergabung pada salah satu Blok, terutama Blok Timur. Sehingga
muncul pertanyaan bagaimana sebuah negara yang bersekutu dengan
Uni Soviet seperti Kuba bisa mengklaim dirinya sebagai negara non
blok. Atau kasus dimana India yang bersekutu dengan Uni Soviet
untuk melawan Tiongkok selama beberapa tahun. Lebih buruk lagi,
beberapa anggota gerakan non blok bahkan terlibat konflik dengan
anggota lainnya, seperti misalnya konflik antara Iran dengan Irak dan
Pakistan dengan India.Gerakan ini kemudian terpecah sepenuhnya
pada tahun 1979 ketika terjadi invasi Uni Soviet terhadap
Afghanistan. Saat itu, seluruh sekutu Soviet mendukung invasi
sementara anggota GNB, terutama negara dengan mayoritas muslim,
tidak mungkin melakukan hal yang sama untuk Afghanistan akibat
adanya perjanjian nonintervensi.

14
c. Tujuan Gerakan Non Blok.
Tujuan GNB yaitu seperti yang tercantum dalam Deklarasi Havana
tahun 1979, adalah untuk menjamin "kemerdekaan, kedaulatan,
integritas teritorial nasional, dan keamanan dari negara-negara nonblok"
dalam perjuangan mereka menentang imperialisme, kolonialisme, neo-
kolonialisme, apartheid, rasisme dan segala bentuk agresi militer,
pendudukan, dominasi asing, tidak mencampuri urusan dalam negeri
negara lain, menentang segala bentuk blok politik serta kerja sama
internasional berdasarkan persamaan hak.
Dimana tujuan dari gerakan non blok diatas dapat kita jabarkan
kedalam 3 poin utama, yaitu:
1) Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perebutan pengaruh
Amerika Serikat (Blok Barat) dan Uni Soviet (Blok Timur) dalam
perang dingin.
2) Membendung pengaruh negatif baik dari Blok Barat maupun Blok
Timur ke negara-negara anggota Gerakan Non-Blok.
3) Mengembangkan rasa solidaritas di antara negara anggota. Caranya
dengan membantu perjuangan negara-negara berkembang dalam
mencapai persamaan, kemerdekaan, dan kemakmuran.Meskipun
organisasi ini dimaksudkan untuk menjadi aliansi yang anggotanya
saling komunikasi dan memiliki kedekatan seperti NATO / Pakta
Warsawa, negara-negara anggotanya tidak pernah mempunyai
kedekatan yang diinginkan dan banyak anggotanya yang akhirnya
diajak beraliansi salah satu negara-negara adidaya tersebut.
Misalnya, Kuba mempunyai hubungan yang dekat dengan Uni
Soviet pada masa Perang Dingin. Atau India yang bersekutu dengan
Uni Soviet untuk melawan Tiongkok selama beberapa tahun.
d. Peran Serta Indonesia dalam Gerakan Non Blok
Gerakan Non Blok (GNB) menempati posisi khusus dalam politik
luar negeri Indonesia karena Indonesia sejak awal memiliki peran

15
sentral dalam pendirian GNB. Konferensi Asia Afrika yang diadakan di
Bandung pada tahun 1955 merupakan bukti peran dan kontribusi
penting Indonesia dalam mengawali penggagasan dan pendirian GNB.
Secara khusus, Presiden Soekarno juga diakui sebagai tokoh penggagas
dan pendiri GNB. Indonesia menilai penting GNB tidak sekadar dari
peran yang selama ini dikontribusikan, tetapi juga mengingat prinsip
dan tujuan GNB merupakan refleksi dari perjuangan dan tujuan
kebangsaan Indonesia sebagaimana tertuang dalam UUD 1945.Selain
peran serta yang telah dijelaskan diatas, Berbagai Peran serta Indonesia
dalam Gerakan Non Blok dapat dijelaskan dalam beberapa poin
dibawah ini:
1) Sebagai salah satu negara pemrakarsa, Hal tersebut karena Gerakan
Non Blok sendiri bermula dari sebuah Konferensi Asia Afrika yang
digelar di Bandung, pada tahun 1955.
2) Sebagai salah satu negara pengundang pada Konferensi Tingkat
Tinggi GNB yang pertama, Hal ini karena indonesia merupakan
salah satu pendiri GNB dan berperan besar mengundang / mengajak
negara lain untuk bergabung kedalam GNB.
3) Pernah menjadi ketua GNB pada tahun 1992 - 1995. Pada saat itu (1-
6 September 1992) Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara
KTT X GNB di Jakarta. Peserta yang menghadiri KTT X GNB
berjumlah 106 negara.
4) Indonesia juga turut memecahkan masalah-masalah dunia
berdasarkan perdamaian dunia, memperjuangkan HAM, dan tata
ekonomi dunia yang berdasarkan pada asas keadilan. Indonesia
memandang GNB sebagai wadah yang tepat bagi negara-negara
berkembang untuk memperjuangkan cita-citanya. Sikap ini secara
konsekuen diaktualisasikan Indonesia dalam kiprahnya di GNB.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka keberadaan Gerakan Negara
Negara Non Blok secara tegas mengacu pada hasil-hasil kesepakatan
dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955.

16
Penggunaan istilah bangsa-bangsa non blok atau "tidak memihak"
adalah pernyataan bersama untuk menolak melibatkan diri dalam
konfrontasi ideologis antara blok Barat dan Timur. Lebih lanjut,
bangsa-bangsa yang tergabung dalam Gerakan Non-Blok lebih
memfokuskan diri pada upaya perjuangan kemerdekaan nasional,
menghapuskan kemiskinan dan mengatasi keterbelakangan di berbagai
bidang.Sekian Artikel mengenai Pengertian, Sejarah, Latarbelakang dan
Tujuan Gerakan Non Blok. semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi
sobat baik untuk menambah ilmu, mengerjakan tugas, maupun untuk
sekedar menambah wawasan tentang gerakan non blok, tujuan gnb,
latar belakang gnb, peran indonesia dalam gnb, pendiri gnb dan tokoh
gerakan non blok. Seandainya sobat menemukan kesalahan baik dari
segi penjelasan maupun penulisan, mohon kritik dan saran yang
membangun untuk kemajuan dan kebaikan bersama. Akhir kata,
Terimakasih atas kunjungannya.

17
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Hubungan dan kerjasama antar bangsa muncul karena tidak meratanya
pembagian kekayaan alam dan perkembangan industri di seluruh dunia
sehingga terjadi saling ketergantungan antara bangsa dan negara yang
berbeda. Karena hubungan dan kerjasama ini terjadi terus menerus, sangatlah
penting untuk memelihara dan mengaturnya sehingga bermanfaat dalam
pengaturan khusus sehingga tumbuh rasa persahabatan dan saling pengertian
antar bangsa di dunia.
Politik luar negeri adalah strategi yang digunakan suatu negara dalam
hubungannya dengan negara-negara lain.. Hal ini terkait dengan politik luar
negeri yang diterapkan Indonesia. Kebijakan politik luar negeri Indonesia
bebas aktif tentunya merupakan strategi politik yang diterapkan Indonesia
dalam politik global. Agar prinsip bebas aktif ini dapat dioperasionalisasikan
dalam politik luar negeri Indonesia maka setiap periode pemerintahan
hendaklah menetapkan landasan operasional politik luar negeri Indonesia
yang senantiasa berubah sesuai dengan kepentingan nasional. Dengan kata
lain, ketika kepentingan nasional suatu negara terancam, maka politik luar
negeri akan dikeluarkan sebagai salah satu upaya dalam mengamankan
kepentingan ansional negara yang bersangkutan. Sengketa internasional
adalah suatu perselisihan antara subjek-subjek hukum internasional mengenai
fakta, hukum atau politik dimana tuntutan atau pernyataan satu pihak ditolak,
dituntut balik atau diingkari oleh pihak lainnya.
b. Saran
Hubungan internasional sangatlah penting bagi suatu Negara, dalam era
globalisasi yang sangat kompleks ini tidak ada suatu Negara yang dapat
berdiri sendiri. Dengan adanya hubungan internasional, pencapaian tujuan
Negara akan lebih mudah dilakukan dan perdamaian dunia akan mudah
diciptakan. Realitas menunjukkan bahwa setiap bangsa memiliki kebutuhan

18
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan tidak selalu dapat dipenuhi oleh
potensi setiap bangsa. Keadaan yang demikian mendorong untuk saling
mengadakan hubungan antar negara.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://deviapriyanti158.blogspot.com · http://pubdok-sumedang.blogspot.co
http://mayka-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-59445-PIHI
Sejarah%20Perkembangan%20Ilmu%20Hubungan%20Internasional.html
http://anggreita-shaskia-fisip12.web.unair.ac.id/artikel
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_luar_negeri
http://dhienasicewecute.blogspot.com/ · http://pyonk2pyonk.blogspot.com/ · Lks
Modul Kewarganegaraan, Tim edukasi HTS 16

20

Anda mungkin juga menyukai