Anda di halaman 1dari 3

Judul buku : Komet

Pengarang : Tere Liye

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit : Mei 2018

Cetakan : Ke-5

Tebal buku : 384 halaman ; 13,5 x 20,1 cm

Harga : Rp 85.000,00

Resensi

Komet adalah buku ke-5 dari serial BUMI yang terdiri dari novel Bumi (2014), Bulan
(2015), Matahari (2016), dan Bintang (2017). Masih tentang pertualangan 3 sahabat, yaitu
Raib yang berasal dari klan bulan, dia dapat menghilang dan berteleportasi serta mempunya
sifat pembrani dan selalu berhati-hati dalam mengambil tindakan , Selly yang berasal dari
klan matahari, dapat mengeluarkan petir dari tangannya serta agak menakut namun care
dengan sahabatnya, dan Ali yang berasal dari klan bumi yang dapat berubah jadi beruang
buas, paling cerdas di antara teman-temannya sekaligus paling sembrono.

Dalam misi menyelamatkan dunia parallel kali ini. Seperti yang sudah diceritakan di
buku sebelumnya bahwa Si Tanpa Mahkota telah terbebas dari penjara bayangan di bawah
bayangan dan sedang mengumpulkan pasukannya untuk memulai tempur dengan semua klan.
Namun untuk dapat melakukan itu, Ia harus mendapatkan senjata sakti yang berada di Klan
Komet.

Mendengar kabar itu, Raib, Selly, dan Ali berniat menghentikannya dengan nekat
mengejar Si Tanpa Mahkota memasuki portal yang menuju pulau penuh dengan tumbuhan-
tumbuhan yang aneh. Di pulau itu juga ada portal yang menuju langsung ke Klan Komet.
Bukannya menghentikan Si Tanpa Mahkota, tetapi justru ketiga sahabat itu terdampar di
dunia misterius . Pulau di dunia itu dinamai sesuai nama-nama hari yaitu Pulau Hari Senin
,Pulau Hari Selasa, Pulau Hari Rabu, Pulau Hari Kamis, Pulau Hari Jumat, Pulau Hari
Sabtu, dan Pulau Hari Minggu. Dalam pertengahan cerita dalam buku Komet ini diketahui
bahwa gagasan dari pulau itu bernama Komet.

Di setiap pulau mereka mengalami pengalaman dan petualangan yang baru. Pulau
Hari Senin merupakan sebuah pulau dengan perkampungan dibawah tanah, di pulau itu
mereka diuji tentang kejujuran dengan mengetest apakah mereka akan menolak mencuri
makanan di perahu. Di Pulau ini mereka bertemu dengan Paman dan Bibi Nay.
Di Pulau Hari Selasa mereka bertemu dengan Kakek Kay, kembaran dari Paman Kay.
Mereka di uji dengan ujian kepedulian dengan mengetest apakah mereka akan membantu
Cindanita dalam mencari bonekanya yang hilang diambil bintang laut.

Di Pulau Hari Rabu mereka bertemu dengan dengan Petani Kay .Di pulau itu mereka
mendapat ujian kesabaran dengan mendengar omelan yang membosankan sepanjang malam
dari Petani Kay . Ia tinggal sendirian di pulau itu karena istrinya tinggal di pulau lain. Ada
juga ujian kecerdasan dengan mencari cara mengalahkan kawanan burung hitam yang mau
memakan hasil panen warga.

Awalnya ketiga sahabat itu berniat untuk tidak mengunjungi Pulau Hari Kamis karena
pulau itu merupakan sarang para perompak. Namun di tengah jalan mereka dihadang oleh
para perompak itu dan dipaksa ke Pulau Hari Kamis. Di sana mereka menemukan banyak
sekali perompak yang menderita sakit yang parah karena efek dari senjata yang mereka
gunakan. Ujian ketulusan pun mereka lakuan dengan menolong para perompak yang sedang
kesakitan, terutama pimpinan perompak yang ternyata juga masih kembaran dari Kay
lainnya, yaitu Perompak Kay.

Saat tiba di Pulau Hari Jumat, perebutan kekuasan yang terus bergulir 200 tahun
sekali antara Raja Kay dan Perompak Kay berlangsung. Lalu Raja Kay menyuruh mereka
untuk meneruskan perjalanan ke Pulau Hari Sabtu untuk menemui Pelaut Kay karena Ia
dianggap sebagai penguasa lautan dan satu-satunya orang yang tahu tentang lokasi pulau
dengan tumbuhan aneh tersebut. Di perjalanan kapal, mereka diserang oleh gurita raksasa,
dan mereka diuji dengan ujian ketangguhan dengan terus mendayung menuju Pulau Hari
Sabtu.

Di Pulau Hari Sabtu, mereka kembali bertemu dengan Paman dan Bibi Nay, sepasang
suami istri yang mereka temui di Pulau Hari Senin. Ternyata semua orang bernama Kay yang
mereka temui di pulau-pulau lainnya merupakan Paman Kay yang sengaja menyamar untuk
menguji mereka. Pelaut Kay adalah penjaga pulau dengan tumbuhan aneh, sang pemilik
kunci lautan. Di Pulau itu mereka di uji dengan ujian melepaskan. Jika mereka ingin
melewati portal ke Pulau Hari Minggu yang ternyata adalah pulau dengan tumbuhan aneh,
mereka harus rela membunuh Paman dan Bibi Nay. Namun mereka memutuskan untuk
pulang daripada harus membunuh mereka. Saat itu Bibi Nay yang bisa membaca pikiran
dapat melihat ketulusan mereka yang tanpa ambisi dan niat buruk. Akhirnya Paman Kay
mengizinkan mereka untuk melewati portal tersebut.

Tepat setelah mendapatkan kunci menuju portal, Max, seorang sahabat yang mereka
tolong dari kawanan perompak saat menuju Pulau Hari Selasa, menghianati mereka. Ternyata
Max adalah Si Tanpa Mahkota yang sedang menyamar dan sengaja memancing mereka untuk
mengikutinya masuk dalam portal. Si Tanpa Mahkota tahu bahwa tidak ada yang bisa
melewati ujian yang diberikan Bibi Nay yang dapat membaca pikirandan niat jahatnya serta
Paman Kay yang dapat berteleportasi hingga ribuan mil.

Portal ke Komet Minor yang hanya terbuka 2000 tahun sekali, beberapa menit lagi
akan terbuka. Si Tanpa Mahkota mengikat Raib, Selly dan Ali, sedangkan dia berteleportasi
menuju portal yang sebentar lagi akan terbuka.

Buku ini merupakan bacaan yang sangat menarik. Buku ini dapat membuat kita
berimajinasi dengan leluasa. “Komet” adalah salah satu buku best seller dari penulis Tere
Liye yang disajikan dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Cover yang menarik
dengan desain modern berwarna kuning membuat pembeli dapat mudah tertarik untuk
membelinya. Namun beberapa salah ketik dalam buku Komet membuat pembaca menjadi
kurang nyaman saat membacanya. Selain itu klimaksnya kurang jelas dan menonjol. Harga
yang cukup mahal juga membuat pembeli kalangan remaja kesulitan dalam membelinya.

Buku “Komet” ditulis untuk melanjutkan buku pertama dari serial Bumi. Bila
dibandingkan dengan buku-buku lain dalam serial ini, Komet lebih menarik dari serial bumi
yang lainnya. Pertualangan dalam buku ini lebih banyak dan seru untuk dibaca. Namun
beberpa salah ketik di bagian inti cerita lebih baik dibenarkan agar pembaca lebih nyaman
dalam membacanya. Tere Liye selalu berhasil dalam membuat cerita yang menarik rasa
penasaran. Kisah ketiga sahabat itu belum berakhir di buku Komet ini. Akan ada lanjutan
pertulangan mereka dalam buku Komet Minor.

Anda mungkin juga menyukai