SKRIPSI
WAETI
2012110125
FAKULTAS SASTRA
JAKARTA
2016
ii
Telah diuji dan diterima baik pada hari Sabtu tanggal 20 Agustus 2016 oleh
penguji jurusan Sastra Jepang yang terdiri dari :
Pembaca
Disahkan Oleh:
Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang penulis susun sendiri di bawah
bimbingan Ibu Irawati Agustine, SS selaku pembinbing I dan Ibu Zainur Fitri, SS,
M.Pd selaku pembimbing II. Bukan merupakan suatu karya jiplakan dari Skripsi
Sarjana atau karya orang lain. Untuk semua sumber baik kutipan ataupun rujukan
telah saya nyatakan dengan benar, sebagian atau seluruh isinya sepenuhnya
menjadi tanggung jawab penulis sendiri.
Nama : Waeti
NIM : 2012110125
Fakultas : Sastra
Bilamana di kemudian hari terbukti bahwa data dan judul skripsi ini
merupakan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka secara kode etik ilmiah,
saya menyatakan bersedia untuk menerima segala sanksi yang akan diberikan
sesuai dengan segala peraturan ataupun undang-undang yang berlaku.
Waeti
2012110125
ABSTRAK
Nama : Waeti
NIM : 2012110125
Program Studi : S1
概要
名前 :ワエティー
学生番号 :2012110125
学科 :日本語文学学科
題名 :インドネシアに住んでいる日本人の方の生活について
一番困っている(特にジャカル・ベカシ)
インドネシアに住んでいる日本人の方の困っている事は、生活
で困っていること、仕事で困っている事。例えば、仕事の文化の違い、労
働ルール、交通体系、交通機関、食べ物等。時々友達にとしてインドネシ
アで住んでいる日本人の方にとっての困っている事は知りませんが、何故
というのは言葉が違うでコミュニケーションがしにくい, 日本人は他人の
事に対してあまり話もかけないし、閉鎖性を持っています。ですので、イ
ンドネシアに住んでいる日本人の方の困っている事は、なかなかわりづら
い。その為に、この論文を書きます。データにとしては、定性調査が科学
的でアンケートを配布しました。アンケートは、ベカシ・ジャカルタエリ
アーに住んでいる日本人の方に記入してくれました。この論文で今まで、
インドネシアに住んでいる日本人の方の困っている事知らない事は皆様が
知てるように目標です。更に、日本人の困っているでなく、日本人にとし
てインドネシアが一番良い事、インドネシアが良くなるように、改善しな
いといけない事も書きます
キーワード :制約((困っている事)、日本語、文化、ライブ、労働文化、
日常生活
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta
salam senantiasa terlimpah dan tercurahkan kepada junjungan besar Nabi
Muhammad SAW dan doa-doa yang terbaik senantiasa terpanjatkan untuk seluruh
keluarga, guru, sahabat dan kerabat.
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Sastra pada Program Studi Sastra Jepang S1 di Universitas Darma
Persada dengan judul “Kendala Yang Dihadapi Tenaga Kerja Asing Orang Jepang
yang tinggal di Indonesia (Khususnya Wilayah Jakarta dan Bekasi)”. Untuk
pengumpulan datanya dengan menggunakan metode penyebaran angket secara
online dan manual.
Kelancaran dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta
bimbingan berbagai pihak, baik bantuan secara langsung, ataupun tidak langsung,
serta dorongan dan dukungan yang sangat besar membuat penulis termotivasi
untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang mendukung sehingga
terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada :
1. Ibu Irawati Agustine, SS selaku dosen pembimbing yang banyak
memberikan bimbingan dan saran sehingga skripsi ini bisa terselesaikann
dengan baik dan lancar.
2. Ibu Zainur Fitri, SS,M.Pd selaku pembimbing II yang selalu memberikan
bimbingan, saran dan bantuan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Syamsul Bachri, SS, M.Si selaku ketua sidang sekaligus Dekan
Fakultas Sastra yang membantu kelancaran dalam proses penyelesaian
skripsi ini dan selalu memberikan bimbingan dari masa perkuliahan
sampai terselesaikannya skripsi ini.
4. Ibu Metty Suwandany,SS,M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan bimbingannya dalam kegiatan perkuliahan.
5. Bapak Hargo Saptaji, SS, M.A selaku Ketua Jurusan Sastra Jepang yang
telah memberikan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan
6. Staf Tata Usaha Fakultas Sastra Universitas Darma Persada yang sangat
membantu proses penulisan skripsi ini.
7. Staf Perpustakaan Universitas Darma Persada yang membantu dalam
penyedian buku-buku sehingga memudahkan pencarian data untuk skripsi
ini.
8. Responden yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk melakukan
pengisian angket sehingga data yang digunakan untuk penulisan skripsi ini
bisa terkumpul dan digunakan dengan sebaik mungkin .
9. Teman kuliah Universitas Darma Persada, tertutama teman-teman kelas
karyawan dari pertama kuliah sampai dengan penulisan skripsi selalu
memberikan dukungan yang besar dan bermanfaat untuk penulis.
10. Suami tercinta yang selalu memberikan dukungan dan bantuan
sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini dan Emak juga Bapak tersayang
sebagai sumber kekuatan penulis dalam penulisan skripsi ini.
Semoga segala bantuan yang diberikan bisa menjadi amalan yang
senantiasa selalu mendapatkan ridho-Nya. Penulis berharap semoga penelitian dan
skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya
(Waeti)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……………………………………………………………………. iv
概要 ……………………………………………..………………………………. v
BAB IV KESIMPULAN................................................................................... 60
pesat tidaklah bisa maju jika tidak didukung oleh pendidikan dan
pembekalan keterampilan yang memadai.
Keramahan penduduk Indonesia dan kemudahan yang diberikan oleh
pemerintah terkait dalam kepengurusan dokumen perizinan usaha juga
menjadi faktor penentu untuk pertumbuhan ekonomi negara kita. Negara
Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan laju pertumbuhan
ekonomi yang pesat tetapi berbagai kekayaan itu tidaklah bisa digali dan
dimanfaatkan secara maksimal jika kita tidak mempunyai modal usaha dan
kemampuan untuk menggalinya. Oleh karena itu untuk membantu pesatnya
pertumbuhan ekonomi negara kita, pemerintah membuka lebar pintu
kerjasama usaha atau bisnis untuk para pengusaha asing untuk membuka
usahanya di negara kita yang dikenal dengan istilah PMA seperti yang sudah
penulis jelaskan di atas.
Dengan melihat berbagai faktor tersebut di atas, hal ini merupakan
faktor kemudahan dan keuntungan yang kita janjikan kepada para investor
asing untuk membuka usahanya di Indonesia.Sejak zaman dahulu Indonesia
merupakan negara yang paling diminati oleh asing untuk membuka usahanya
di negara kita ini dari zaman Portugis menguasai Batavia dilanjutkan
Belanda yang mengusai Batavia. Sejarah itulah yang menjadikan bukti
bahwa Indonesia merupakan negara yang strategis untuk usaha. Dengan
demikian pemerintah kita pun membuka dan mempersilakan investor asing
membuka usahanya di Indonesia termasuk Jepang pun tak luput ikut serta
menanamkan investasinya di Indonesia
Jepang adalah salah satu negara penanam modal asing yang menduduki
peringkat tinggi di Indonesia tetapi krisis ekonomi yang melanda Asia tahun
1997 telah membuat investasi Jepang mulai mengalami penurunan. Setelah
dimulainya pemerintahan Presiden Yudhoyono dibentuklah forum investasi
tingkat pemerintah-swasta antara Jepang dan Indonesia. Indonesia yang
merupakan negara penerima bantuan tingkat pemerintahan (ODA) terbesar
dari Jepang, dan pada tahun 2005 dibentuklah suatu perundingan Economic
Partnership Agreement (EPA) dan hal itu menunjukkan bahwa pemerintah
Jepang membuka lebar pintu investasi dengan Indonesia. Tidaklah heran jika
di Indonesia saat ini dan di masa yang akan datang akan semakin banyak
investor Jepang yang membuka perusahaannya di Indonesia, dengan
demikian akan banyak TKA (tenaga kerja Asing) orang Jepang di Indonesia.
Perbedaan budaya, bahasa, makanan, cuaca dan sebagainya, tentu akan
menimbulkan berbagai masalah kehidupan bagi orang asing khususnya orang
Jepang, dan sayangnya tidak banyak orang mengetahui permasalahan mereka
dalam menjalani kehidupan di Indonesia ini khususnya dalam kehidupan
sehari-hari. Pada masyarakat Jepang mengenal istilah ”tidak ingin
merepotkan orang lain dan tidak suka dibantu jika tidak diminta, karena
mereka tidak ingin dianggap lemah”. Bagi mereka dibantu dalam hal-hal
kecil atau sepele selagi mereka mampu itu merupakan hal yang paling
memalukan karena secara tidak langsung menganggap diri mereka itu lemah,
dan sifat tertutup mereka yang kadang membuat kita sebagai teman, sahabat,
bawahan, murid dan sebagainya, sulit untuk memahami apa sebenarnya
yang membuat mereka kesulitan dalam beradaptasi atau menjalani kehidupan
di Indonesia ini. Dengan demikian, jika kita tidak mengetahui apa
sebenarnya yang mereka butuhkan, kita pun tidak akan paham apa yang
harus kita bantu untuk mereka.
Selama penulis bekerja bersama dengan orang Jepang dan berteman
dengan mereka, penulis sendiri agak sedikit kesulitan untuk membantu
mereka karena sifat tertutup mereka, terutama untuk shucchousha (pekerja
dinas) yang melakukan kunjungan singkat. Akan tetapi tidak semua orang
Jepang mempunyai sifat tertutup tetapi masih ada beberapa orang yang mau
bercerita tentang kesulitan mereka.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis
tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang kendala-kendala yang dihadapi
oleh pekerja dinas Jepang di Indonesia. Adapun judul penelitian yang
diambil adalah “KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA
ASING ORANG JEPANG DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI
WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)
3. Berdasarkan kendala yang ada di Indonesia hal apa sajakah yang mesti
diperbaiki oleh Indonesia menurut orang Jepang?
4. Kelebihan apa saja yang dimiliki Indonesia dimata orang Jepang
sehingga membuat orang Jepang menyukai dan memilih tinggal di
Indonesia?
moyangnya dan kemudian akan menjadi suatu suatu kebiasaan yang akan
diterapkan kedalam kehidupan masyarakat sekitar tersebut, dan secara
tidak langsung akan menjadi suatu peraturan dalam bermasyarakat.
Biasanya adat istiadat ini merupakan kaidah (kebiasaan) yang mempunyai
ciri khas dari setiap kelompok masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN
Yaitu berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian,
landasan teori, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan dari skripsi
ini
BAB IV KESIMPULAN
Bab terakhir ini akan diisi oleh kesimpulan dari keseluruhan hasil
penelitian dan karya tulis ini, juga saran-saran dan masukan penulis atas
kejadian yang dialami sendiri dan pengalaman yang telah dilakukan
ataupun saran-saran yang belum pernah diterapkan dan berharap berguna
untuk Pembaca.
2.1 Kebudayaan
Kebudayaan dilihat dari konsepnya adalah keseluruhan gagasan dan
karya manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta dari
keseluruhan dari budi (akal) dan karyanya itu. Jadi keseluruhan sistem
yang berasal dari gagasan hasil karya manusia yang dijadikan milik
manusia yang dicapai dari hasil belajar dan kemudian dijadikan sebagai
kebiasaan yang terus menerus dan turun-temurun yang akan menjadi
kebiasaan yang melekat pada diri mereka.
Kebudayaan memiliki 7 unsur yaitu
1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial
4. Sistem peralatan hidup dan tekhnologi
5. Sistem pencaharian
6. Sistem religi
7. Kesenian (Koentjaraningrat, 1981:180).
2.2 Masyarakat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat
oleh suatu rasa indentitas bersama (Koentjaraningrat, 1981 :146).
Masyarakat itu merupakan sekelompok orang atau individu yang
membentuk suatu komunitas atau kelompok yang melakukan interaksi
sosial antara individu-individu lainnya yang berada dalam kelompok
tersebut, dan mempunyai rasa saling ketergantungan dan teratur dalam
menjalankan kehidupannya.
Sifat tidak percaya kepada diri sendiri. Sifat seperti ini justru
banyak ditemukan bukan pada masyarakat pertanian tetapi justru
ditemukan pada golongan perkotaan, golongan para pegawai yang
bekerja, juga para priyayi, di mana mereka mempunyai orientasi vertikal
dengan atasan, senior, dan lain sebagainnya. Sifat tidak percaya pada diri
dan lain sebagainya, tentu kita datang untuk sekedar sedikit membantu
meringankan beban kerabat kita tersebut, baik membantu dengan tenaga
ataupun materi.
Tolong-menolong spontan. Biasanya tolong-menolong disini sering
kita lakukan ketika kita secara spontan melihat orang lain tertimpa
musibah, dan secara spontan kita ikut menolong tanpa diminta. Nah
tolong menolong spontan inilah yang sering kita dapatkan dari pelajaran
guru semenjak sekolah TK dimana saat itu guru ataupun orang tua sering
memberikan nasihat, saling membantu sesama orang lain, ketika ada
orang lain kesusahan kita wajib membantu sehingga jiwa kita sangatlah
lekat dengan tolong-menolong tersebut.
Selain gotong-royong dan tolong-menolong, kita juga sering
mengenal istilah kerja bakti. Sebenarnya istilah kerjabakti juga berasal dari
kegiatan gotong-royong. Kerja bakti sebenarnya sudah ada semenjak
zaman kerajaan-kerajaan kuno di mana ketika suatu kerajaan membangun
suatu proyek dan harus melibatkan tenaga banyak maka akan melibatkan
banyak masyarakat dengan tanpa dibayar, dan biasanya proyek tersebut
digunakan untuk kepentingan bersama juga.
Siberia pun yang diduga ikut masuk. Jadi lima sumber tersebut yang
diakui oleh orang Jepang sebagai asal usul mereka. (Sayidiman.S, 1982:9).
Masyarakat Jepang dalam sejarahnya pernah menutup diri atau sering
disebut masa isolasi, selama kurang lebih 250 tahun di masa kekuasaan
keshogunan Tokugawa. Pada masa isolasi inilah karakter kepribadian
masyarakat Jepang dibentuk, sehingga ketika masa westernisasi atau masa
dimana masuknya kebudayaan asing terutama kebudayaan Eropa datang,
masyarakat Jepang sudah benar-benar matang dalam segi mental dan
karakter, sehingga mereka mampu menyaring budaya yang mesti mereka
terima dan budaya yang memang harus dipertahankan. Oleh karena itu
tidaklah heran kemampuan mereka benar-benar hebat dalam
mempertahankan keaslian karakter mereka.
Masa penutupan diripun mengakibatkan masyarakat Jepang tertinggal
dari barat, baik dalam segi tekhnologi maupun ilmu pengetahuan.
Ketertinggalan tersebut tidaklah membuat masyarakat Jepang menyerah.
Mereka sekuat tenaga mengejar ketertinggalan mereka akan pengetahuan
dan tekhnologi, akan tetapi seiring berkembangnya tekhnologi mereka
tidak khawatir akan hilangnya identitas diri mereka. Mereka mempunyai
kepercayaan diri yang tinggi untuk melakukan proses westernisasi secara
terang-terangan, akan tetapi untuk kemajuan tekhnologi tersebut Jepang
menyadari membutuhkan bahan baku dari negara berkembang lainnya.
Selama masa penutupan diri Jepang pada era kekuasaan Shogun
Tokugawa, sebenarnya mereka sadar bahwa hubungan dengan bangsa-
bangsa lain pun secara otomatis terisolasi, kecuali Kepulauan Okinawa
yang saat itu dibuka untuk hubungan dengan umum. Seiring meningkatnya
hubungan Rusia dengan dengan Barat dan Timur Jepang yang semula
tidak dilalui sebagai jalur lalu-lintas kapal laut, mau tidak mau sangat
dibutuhkan pelabuhan sebagai penghubung antar negara-negara Asia
Timur dan Eropa juga Amerika. Amerika yang saat itu sebagai negara
yang mempunyai kekuatan besar memaksa Jepang untuk membuka
negaranya, sehingga ditandatanganilah sebuah perjanjian untuk Amerika
もつもの、また両者とも同等の機能をもつものがある。(中根千枝、
1967:71)
3. 1 Responden
Untuk penelitian “Kendala Yang Dihadapi Orang Jepang Dalam
Kehidupan Sehari-hari”, penulis menggunakan metode wawancara tertulis
berbahasa Jepang di mana respondennya merupakan orang Jepang yang
tinggal di Indonesia khususnya wilayah Jakarta dan Bekasi. Jumlah
responden sebanyak 35 orang dengan rincian sebagai berikut : metode
pengisian angket online 30 orang dan 5 orang mengisi angket secara manual.
Untuk isi pertanyaan sendiri dibatasi hanya persoalan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari dengan pertanyaan semua berjumlah 10 pertanyaan
dalam bentuk pilihan dengan metode jawaban menggunakan tanda centang
“√”. Ada 8 pertanyaan, responden diperbolehkan mengisi jawaban lebih dari
satu jawaban, tetapi untuk angket yang diisi manual penulis menambahkan
pilihan untuk diisi sendiri oleh respondennya yaitu jawaban その他()
lainnya . ( ) untuk tanda dalam kurung diisi oleh jawaban pilihan sendiri
dan terakhir pertanyaan essay ada 2 pertanyaan dengan isi jawaban
berdasarkan yang mereka ketahui dan rasakan.
Untuk semua pertanyaan yang diberikan masih seputar apa yang menjadi
kendala mereka dalam menjalankan rutinitas dalam kehidupan sosial maupun
di dunia kerja selama berdomisili di Indonesia termasuk juga beradaptasi
dengan lingkungan dan budaya yang pastinya berbeda dengan budaya mereka,
dan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Penulis sudah menyebarkan
angket dan melakukan beberapa wawancara untuk mengetahui apa yang
dirasakan oleh mereka.Untuk respondennya sendiri terdiri dari responden
yang tinggal di Indonesia berdasarkan lamanya tinggal di Indonesia yaitu:
tidak luput dari aneka kebutuhan antara lain kebutuhan yang bersifat
kebendaan seperti sarana dan prasarana, ragawi, biologis/jasmani, seperti
makanan, minuman, kendaraan, pakaian, bernafas, istirahat, kenyamanan,
kemudahan dan lain sebagainya. Selain kebutuhan bersifat kebendaan
manusia juga memiliki kebutuhan bersifat rohani atau mental atau psikologi
antara lain kasih sayang, pujian, penghargaan, rasa aman, kebebasan, dan lain
sebagainya.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas penulis memberikan
pertanyaan akan hal apa saja yang menyulitkan atau menjadi kendala orang
Jepang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan cara memberikan
pilihan jawaban diantaranya, kendala dari makanan, lalu lintas, bahasa
(percakapan), dan budaya hidup. Hasilnya sebagian besar memilih lalu lintas
sebanyak 38% disusul oleh budaya hidup sebanyak 30%, lalu bahasa
(percakapan) sebanyak 18%, kendala terakhir adalah makanan sebanyak 14 %.
a. Makanan
Sebanyak 14% responden memilih makan sebagai kendala yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sebenarnya ini jumlah yang
cukup sedikit jika dibandingkan kendala lalu lintas, budaya hidup, dan
bahasa tetapi bagi penulis yang pernah tinggal di Jepang bisa memahami
dan mengerti kenapa sebagian kecil dari mereka menjadikan makanan
sebagai kendala yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
makanan masyarakat Jepang memiliki tradisi “satu piring 3 lauk” terdiri
dari nasi, sup, dan makanan tambahan lainnya seperti sayuran dan dua
macam lauk sehingga dari segi gizi bisa seimbang di mana penyajian
tersebut bertujuan untuk menjaga kesehatan masyarakatnya.
Selain keseimbangan gizi yang memang sudah ditradisikan dalam
kehidupan sehari-hari untuk menjaga kesehatan, Jepang pun memiliki
standar higienitas yang tinggi di mana setiap makanan disajikan dengan
benar-benar steril, dan bersih. Perizinan untuk penjualan makanan tidak
semudah di Indonesia di mana siapapun bisa dengan mudah menjual
Orang Jepang terkenal panjang umur juga sehat-sehat, dan itu diakui
oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) yang mengumumkan hasil
penelitiannya berupa statistik pada Mei 2013 di Jepang orang
memiliki rata-rata hidup (harapan hidup saat lahir) mencapai usia 83
tahun, dan itu merupakan harapan hidup yang cukup panjang di dunia.
Panjang umur tidak lain karena kesehatan yang terjaga, kesehatan
berasal dari pola hidup dan pola makan. Dalam hal makanan orang
Jepang lebih mengutamakan kesehatan, sehingga tidaklah heran
makanan Jepang banyak didominasi hidangan jenis laut/ikan dan
sayur-mayur, dan jenis makanan lain yang menyehatkan. (Shindo
Yusuke, 2015:222)
Selain itu orang Jepang sangat menghargai makanan, sehingga dalam
penyajiannya makanan Jepang biasanya akan disusun secantik mungkin
untuk menggugah selera dan menarik minat penikmatnya. Pernah suatu
hari ketika penulis tinggal di Jepang mengirimkan makanan yang dikemas
dengan menggunakan kotak jenis kue khas Jepang untuk dikirimkan
kepada keluarga yang tinggal di Indonesia. Komentar keluarga setelah
menerima makanan tersebut “kemasannya terlalu cantik sehingga sayang
dimakan”. Ternyata bagi orang Indonesia kemasan makanan orang Jepang
termasuk cantik, dan rapi. Penyajian makanan dalam bentuk bekal atau
sering disebut bento pun akan dikemas secantik mungkin. Cara lain
sebagai wujud menghargai makanan, orang Jepang juga biasannya akan
mengambil makanan secukupnya dan akan disantap sampai habis. Jadi
budaya membuang makanan atau mubadzir atau sering disebut “mottainai”
ini sangat bagus dan mendidik masyarakatnya.
Pada pertanyaan angket berikutnya ketika ada pertanyaan apakah
menyukai makanan Indonesia, ternyata jawabannya mengejutkan karena
tidak sedikit yang menyukai makanan Indonesia dengan kategori tertinggi
suka sebanyak 18 orang responden dengan prosentase 52,94%, disusul
b. Lalu lintas
Jepang merupakan negara produsen kendaraan beroda 4 atau lebih,
tetapi kenapa di negaranya tersebut tidak ada kemacetan? Lalu-lintas di
Jepang sangat lancar dan praktis. Pengalaman ini dirasakan sendiri oleh
penulis. Jepang temasuk Tokyo dan kota besar lainnya merupakan kota
tersibuk dengan berbagai macam aktivitas yang dilakukan oleh warganya
setiap jam dan setiap saat. Di Jepang sendiri ada sedikit kemacetan yang
terjadi di jam-jam sibuk seperti jam berangkat kerja ataupun pulang kerja,
tetapi tidak separah kemacetan di Indonesia yang selalu terjadi setiap saat.
Ada berbagai alasan kenapa Jepang yang merupakan negara yang
memproduksi mobil sendiri, tetapi tidak ada kemacetan yang terjadi. Hal
tersebut dikarenakan wargannya lebih cenderung menyukai moda
tranportasi angkutan umum, seperti taksi, bus ataupun kereta, kendaraan
umum karena menurut mereka jauh lebih praktis dan lebih hemat.
Kenyamanan moda transportasi angkutan umum pun bisa dinikmati
seluruh kalangan, baik kalangan menengah sampai pejabat, bahkan
direktur sebuah perusahaan sampai pegawai biasa dari sebuah perusahaan
bisa saja bersamaan dalam satu angkutan umum. Baru-baru ini untuk
meningkatkan pelayanan dan kemudahan di Jepang banyak diberikan
berbagai fasilitas yang untuk menambah minat masyarakat dalam
menggunakan tranportasi umum, seperti penggunaan kartu pra bayar,
sehingga ketika berganti kendaraan umum atau transit pengguna tidak
perlu membeli tiket kembali melainkan menggunakan kartu prabayar
tersebut secara langsung. Juga berbagai fasilitas pendukung lainnya baik
fasilitas di stasiun, bandara, dan lain sebagainya yang nyaman dan lengkap.
Transportasi umum di Jepang juga terkenal tepat waktu. Jarang sekali
terjadi keterlambatan, bahkan jika ada keterlambatan biasanya bukan
disebabkan oleh kendala teknis melainkan karena faktor yang tidak
terduga lainnya, seperti orang bunuh diri di rel kereta, bencana alam, dan
lain sebagainya. Jika hal tersebut terjadi biasanya petugas pelayanan akan
dengan sungguh-sungguh meminta maaf kepada seluruh penumpang baik
渋滞がひどすぎる。ルールが無視されるため外人が運転する環境に
ない。など
Jutai ga hido sugiru. Ruru ga mushi sareru tame gaijin ga unten suru
kankyou ni nai. Nado
c. Bahasa (percakapan)
Untuk pilihan bahasa didapatkan sebanyak 18% dari pilihan
responden. Kenapa bahasa menjadi kendala bagi orang Jepang selama
tinggal di Indonesia ? Sebenarnya itu merupakan hal yang lumrah dan
biasa karena siapapun pasti akan mengalami hal yang sama ketika kita
berada di negara lain, tetapi kita sering menggunakan bahasa Inggris
ketika kita bercakap-cakap dengan orang asing yang berbeda bahasa.
Jepang dari dahulu terkenal tidak begitu pandai dalam bahasa asing
lainnya, termasuk bahasa Inggris yang dijadikan bahasa internasional
untuk percakapan sehari-harinnya.
Sebenarnya orang Jepang semenjak zaman Meiji sudah menyadari
akan ketertinggalannya terhadap ilmu dan tekhnologi. Oleh karena itu
mereka berusaha sekuat tenaga untuk mengejar ketertinggalan tersebut
dengan mempelajari ilmu dan tekhnologi dari luar negeri. Meskipun
banyak literatur luar negeri yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang,
tetapi masih ada kendala yang dihadapi saat itu yaitu ketiadaan kosakata
dalam bahasa Jepang untuk menerjemahkan terminologi dan lain-lain.
Maka pada masa itu dipikirkanlah bahasa Jepang yang dapat
menunjukkan arti tersebut dengan baik. Selanjutnya buku terminologi
yang memuat kata-kata terminologi dibuat dalam bahasa Jepang.
(Yusuke.S, 2015:5)
d. Budaya Hidup
Dalam pertanyaan ini yang menjadikan budaya hidup sebagai salah
satu kendala dalam kehidupan sehari-hari, sebanyak 30 % termasuk yang
terbanyak kedua. Berbicara budaya hidup tentu sangatlah panjang,
dimulai dari budaya hidup yang terkait hal terkecil sampai terbesar, dan
tentu perbedaan budaya hidup mempunyai dampak dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Budaya hidup mempunyai cakupan yang luas. Di
setiap daerah mempunyai budaya hidup berbeda-beda apalagi berbeda
negara, sudah tentu budaya hidupnya pun sangat berbeda. Di sini kita
akan membahas perbedaan budaya hidup Jepang dan Indonesia di mana
perbedaan budaya hidup termasuk dalam salah satu kendala yang
dihadapi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang sudah
dijelaskan dalam BAB II bahwa budaya memiliki 7 unsur yaitu
1. Bahasa
2. Sistem Pengetahuan
3. Organisasi sosial
4. Sistem Peralatan Hidup dan Tekhnologi
5. Sistem Mata pencaharian
6. Sistem Religi
7. Kesenian
1) Bahasa
Untuk bahasa mungkin sudah dijelaskan di atas di mana orang Jepang
lebih familiar dengan bahasa Jepang itu sendiri dibanding bahasa Inggris
atau bahasa asing lainnya, bahkan sangat sedikit orang Jepang yang bisa
berbahasa asing atau bahasa Inggris sehingga tidaklah heran mereka akan
kesulitan dalam segi bahasa ketika mereka harus menyesuaikan hidup di
negara lain. Seperti yang kita ketahui bahasa Inggris merupakan bahasa
utama yang digunakan di seluruh dunia. Pada dasarnya masyarakat
Jepang pun menyadari pentingnya bahasa Inggris, sehingga mulai banyak
muncul tempat kursus bahasa Inggris di Jepang.
2) Ilmu Pengetahuan
Sistem pengetahuan Jepang, jika dilihat dari sejarahnya Jepang
menutup diri selama 250 tahun, yang kemudian menyadari
ketertinggalannya akan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Seiring
perkembangan zaman, yang kita ketahui saat ini Jepang memiliki
kecanggihan dalam ilmu pengetahuannya, sehingga mampu bersaing
dengan negara-negara yang sudah terlebih dahulu maju dari Jepang
seperti Amerika Serikat, Eropa, China, dan lain sebagainya. Jepang
memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi. Salah satu faktor pendukung
terbesarnya yaitu minat baca masyarakat Jepang yang tinggi, didukung
banyaknya buku bacaan tentang sains berbahasa Jepang, sehingga
siapapun bisa membaca dan mencernanya tanpa harus menguasai bahasa
Inggris ataupun bahasa asing lainnya. Seiring perkembangan tekhnologi
tersebut masyarakat Jepang masih mampu menjunjung tinggi nilai-nilai
tradisi dari peninggalan leluhurnya, dan hamonisasi akan alam sehingga
mereka masih sangat menghormati nilai budaya leluhur dan alam.
Mereka masih menganggap alam harus dijaga, dimulai dari hal terkecil
yang bisa dilakukan sendiri seperti membuang sampah pada tempatnya,
memilah jenis-jenis sampah supaya bisa didaur ulang, mengurangi
penggunaan sampah, menjaga keindahan alam, dan lain sebagainya.
3) Organisasi Sosial
Organisasi sosial di sini tidak akan dibahas oleh penulis karena
organisasi sosial lebih cenderung ke arah politik dan partai, yang
membahas sistem politik dalam negerinya sendiri.
6) Sistem Religi
Untuk religi ini pernah suatu hari ada karyawan baru orang Jepang di
perusahaan tempat penulis bekerja. Waktu itu akan dibuatkan buku
rekening sebuah bank nasional lokal, dibimbing oleh staff accounting
perusahaan kami melakukan isian data formulir aplikasi untuk
pembuatan rekening. Semula pengisian data berjalan lancar ketika
ditanya nama lengkap, nama ibu kandung, alamat, dan lain sebagainya,
tiba di kolom agama staff accounting yang memang tidak paham sistem
religi Jepang ketika ditanya agamanya apa, otomatis orang Jepang
tersebut kebingungan, dan terjadi sedikit percakapan yang lumayan sulit,
ditambah kesulitan karena terkendala bahasa. Akhirnya ketika penulis
lewat sedikit membantu menjelaskan kepada staff accounting perusahaan
kami tersebut, bahwa Jepang tidak begitu peduli akan agama yang
mereka anut. Justru mereka akan kebingungan dengan pertanyaan akan
agama apa yang mereka anut, dan tidak pernah ditanyakan agama dalam
pengisian aplikasi apapun, akhirnya staf tersebut paham.
Di sini penulis akan tetap menuliskan aktual agama apa saja yang
sebenarnya ada di Jepang. Sesuai penelitian dengan kepustakaan ataupun
internet penulis menyimpulkan bahwa agama di Jepang mayoritas adalah
agama Budha, Shinto, Kristen, dan agama lainnya termasuk Islam.
Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan Jepang, penganut agama
Shinto sejumlah 107 juta jiwa, agama Budha 89 juta jiwa, Katolik 3 juta
jiwa dan agama lainnya 10 juta jiwa dengan jumlah total penganut agama
290 juta jiwa. Total penganut agama di Jepang hampir mencapai dua kali
lipat dari total penduduk Jepang sendiri. Itu dikarenakan angket yang
digunakan untuk perhitungan statistik diisi sukarela oleh organisasi
keagamaan masing-masing yang dengan sengaja mengisi jumlah
7) Kesenian
Untuk kesenian penulis tidak akan membahas lebih dalam, karena
kesenian tidak begitu berhubungan dengan pembahasan skripsi ini.
Kesenian di Jepang pada dasarnya hampir mirip dengan kesenian di
Indonesia. Jepang memiliki kesenian yang terkenal seperti Noh, Kabuki,
Kyogen yang lebih mirip dengan kesenian Indonesia yaitu teater ataupun
ketoprak, lalu bunraku kesenian yang menggunakan boneka atau sering
disebut wayang boneka. Kesenian yang tidak dimiliki Indonesia adalah
Ikebana yaitu kesenian merangkai bunga yang memiliki arti dan makna
dalam setiap tekhniknya.
c. Budaya Kerja
Hubungan sosial kemasyarakatan Jepang menarik garis vertikal
dalam hubungan sosial di mana orang yang lebih muda menghormati
orang yang lebih tua, bawahan menghormati atasan, dan lain
sebagainya. Demikian juga dalam dunia kerja, seperti yang telah
disampaikan dalam bab 2, orang Jepang lebih menghormati atasan
ataupun seniornya dalam dunia kerja dibandingkan keluarga. Jepang
lebih mementingkan kepentingan kelompok yang lebih besar
dibandingkan individu. Dalam dunia pekerjaan mereka akan
memegang teguh tanggung jawabnya dan akan merelakan kepentingan
individu demi kepentingan kelompoknya. Dalam hubungan
berkelompok anggota baru harus menghormati seniornya, dan ketika
seseorang menjadi anggota baru dalam sebuah kelompok maka dia
akan memerlukan waktu yang sangat lama untuk bisa benar-benar
masuk ke dalam kelompok tersebut sehingga tidaklah heran orang
Jepang akan bertahan lama dalam pekerjaannya dan enggan memasuki
lingkungan baru
Ciri khas masyarakat Jepang
“Masyarakat yang tidak begitu mengembangkan perbedaan
kelas memberikan peluang lebih banyak kepada orang untuk
terjun dalam persaingan bebas ke arah keberhasilan, daripada
masyarakat dengan kelas atau kasta yang tegas. Pada umumnya
di Jepang kemampuan pribadi dan prestasi seseorang lebih
最初は不愛想だが、話しかけると笑顔で答えてくれるところ
Saisho wa fuaisou da ga, hanashi kakeru to egao de kotaete kureru tokoro
Saat pertama bertemu muka sedikit masam, tetapi setelah diajak berbicara,
akan dijawab dengan tersenyum.
職場のひとがらです。性格がいい人ばかりなので、明るいふんいき
で仕事ができました。
女性です、インドネシアの女性は話をする時 笑顔で話をしてくれ
る人が多い
子供と一緒に外食しても店員さんが優しい(日本だとお店や他のお
客さんにいやがられることがあるので)
Kodomo to isshoni gaishokushite mo ten'in-san ga yasashii (Nihon dato o
mise ya hoka no okyakusan ni iyagararesu koto ga aru node)
Ketika makan di luar bersama anak, penjaga restorannya ramah-ramah (di
Jepang penjaga restoran ataupun pengunjung lainnya kurang begitu suka
akan kehadiran anak-anak)
人々の愛想が良いこと(赤茶に対して、他の人に対して)(人間関
係を大事にするところ)
異国の文化に興味がある。反日的な感じがない。など
Ikoku no bunka ni kyoomi ga aru. Hannichitekina kanji ga nai. Nado
Tertarik dengan budaya asing, ada rasa tidak memiliki sifat anti terhadap
orang Jepang, dan lain sebagiannya.
anda sukai dari Indonesia adalah jawaban yang awalnya menurut penulis
sedikit tidak sesuai tetapi masuk akal yaitu:
良くも悪くもお金で解決できることが多いこと
Yoku mo waruku mo okane de kaiketsu dekiru koto ga ooi koto
Baik hal yang baik ataupun hal yang buruk semua bisa diselesaikan
dengan uang
1) Disiplin
Untuk disiplin seperti yang telah dijabarkan di atas bahwa memang
orang Indonesia sangat kurang dalam memiliki sifat disiplin. Hal itu
terlihat dalam disiplin mentaati peraturan, disiplin dalam mentaati waktu,
disiplin dalam menjalankan seluruh ketentuan dan peraturan yang telah
ditentukan, dan lain sebagainya. Jadi meningkatkan disiplin dalam segala
hal itulah yang sangat diperlukan dan dibutuhkan untuk memperbaiki
Indonesia.
2) Lalu lintas
Kurangnya disiplin merupakan penyebab utama akan kemacetan
yang ada di Indonesia, lalu lintas yang berantakan, tentu mempengaruhi
kegiatan dan kelancaran aktivitas yang kita lakukan sehari-hari.
Kemacetan di Indonesia khususnya Jakarta, dan Bekasi sudah merupakan
permasalahan yang sepertinya susah untuk diperbaiki. Berbagai usaha
pemerintah untuk memperbaiki lalu lintas Indonesia sudah dilakukan
tetapi hasilnya masih belum ada perubahan yang signifikan. Fasilitas
untuk kendaraan umum yang belum memadai juga merupakan kendala
yang mesti diperbaiki, maka diperlukan pengembangan untuk jalur lalu
lintas Indonesia.
3) Moral
Moral yang dimiliki oleh orang Indonesia dinilai masih rendah dan
kurang. Pengertian moral bagi orang Jepang yaitu sifat loyalitas dan
tanggung jawab pada pekerjaan dan suatu tugas yang telah diterimanya,
yang harus diperbaiki dan diperjuangkan sekuat mungkin. Dalam
pekerjaan orang Indonesia kebanyakan hanya bekerja dengan tujuan
mendapatkan gaji. Hal inilah yang dinilai menurut orang Jepang moralnya
masih kurang, rasa tanggung jawab sedalam mungkin akan suatu tugas
bila perlu sampai mengorbankan segalanya itu masih teramat minim
didapat dari orang Indonesia.
4) Pemilahan sampah
Sampah di Indonesia masih dibuang secara sembarangan. Tanpa
ada pemilahan jenis sampah, mana sampah yang mudah diurai dan bisa
dijadikan kompos, sampah plastik yang bisa didaur ulang, sampah kaleng
atau botol yang bisa digunakan kembali, dan sampah plastik yang lama
terurai jika terpendam di bumi, semua dicampur pembuangannya oleh
orang Indonesia. Berbeda dengan Jepang di mana pemilahan jenis sampah
sangat ketat dan benar-benar terlaksana. Di Indonesia sendiri sebenarnya
pemerintah sudah menggalakkan pemilahan sampah dengan memberikan
5) Kepribadian
Kepribadian yang dimaksud di sini adalah memperdalam
pemikiran dan mengejar dengan penuh agresif, kebiasaan dalam menjaga
kebersihan, dan lain sebagainya. Kebiasaan yang sudah melekat dalam
diri kita akan menjadi kepribadian sebagai sifat dasar kita dalam
menjalankan kehidupan. Terus membangun kebiasaan seperti membuang
sampah pada tempatnya dengan terus berusaha membiasakan diri kita
secara terus-menerus dan hal tersebut akan menjadi kebiasaan yang
melekat dalam diri kita sehingga di manapun dan kapanpun kita berada
kebiasaan membuang sampah pada tempatnya akan menjadikan kita
sebagai pribadi yang bersih dan disiplin.
7) Lingkungan
Kesehatan masyarakat Indonesia pun masih perlu ditingkatkan lagi.
Jika melihat hal demikian dilihat dari seringnya karyawan Indonesia yang
izin tidak masuk bekerja karena sakit. Seperti yang kita ketahui orang
Jepang memang terkenal sehat-sehat dan berumur panjang dikarenakan
makanan yang mereka konsumsi memiliki kandungan gizi yang seimbang
selain itu kebersihan pun dijadikan nomer satu bagi mereka. Salah satu
jawaban yang masuk terkait kebersihan air juga perlu ditingkatkan, karena
kebersihan air pun berkaitan erat dengan kesehatan masyarakat.
Sumber buku :
Sumber internet :
LAMPIRAN 1
PROSENTASI HASIL PENELITIAN ONLINE DAN MANUAL
LAMPIRAN 2
HASIL JAWABAN ONLINE
LAMPIRAN 3
CONTOH ANGKET ONLINE
LAMPIRAN 4
CONTOH ANGKET MANUAL DIKIRIM MELALUI EMAIL
LAMPIRAN 5
CONTOH ANGKET MANUAL TULISAN TANGAN