Anda di halaman 1dari 97

ANALISIS MAKNA DAN PENGGUNAAN YA INA YA (や否や) DAN

TOTAN (とたん) SEBAGAI SINONIM DALAM BAHASA JEPANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Ujian Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
Pada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Hasanuddin

Oleh

A. KHUSNUL KHATIMAH
F91113011

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

2017
ii
iii
iv
ABSTRAK

A.Khusnul Khatimah. F91113011. Analisis Makna dan Penggunaan Ya ina ya


( や 否 や ) dan Totan ( と た ん ) Sebagai Sinonim Dalam Bahasa Jepang.
(Dibimbing oleh Nursidah, S.Pd., M.Pd dan Fithyani Anwar, S.S., M.A)

Ruigigo atau sinonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang sama
atau mirip. Ya ina ya dan totan merupakan dua buah kata yang memiliki kesamaan
makna jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persamaan dan
perbedaan ya ina ya dan totan sebagai sinonim dalam bahasa Jepang. Penelitian ini
adalah penelitian kualitatif yang di mana metode yang digunakan adalah metode
deskriptif.
Penelitian ini menemukan bahwa ya ina ya dan totan memiliki kemiripan
makna. Kedua sinonim ini dapat saling menggantikan apabila makna dari kedua
kata tersebut mirip. Namun, kedua sinonim ini juga memiliki perbedaan. Perbedaan
tersebut terletak pada makna totan yang digunakan untuk peristiwa non lampau,
sedangkan ya ina ya digunakan untuk peristiwa lampau. Tak hanya itu, ya ina ya
juga tidak bisa menggantikan fungsi totan dalam hal peristiwa atau tindakan yang
tidak dapat dikontrol, karena ya ina ya hanya digunakan untuk peristiwa atau
tindakan yang dapat dikontrol.

Kata kunci: Semantik, Ruigigo, Ya ina ya, Totan.

v
要旨

この論文のタイトルは「日本語で「や否や」と「とたん」の分析」
である。Nursidah 先生と Fithyani 先生のもとで研究を行った。

類義語は、同じ意味または類似の意味を持つ単語です。 インドネ
シア語に翻訳されても同様の意味を持つ 2 つの単語は、「や否や」と「と
たん」です。

この研究の目的は、「や否や」と「とたん」の類似点と相違点を
見つけることです。 この研究は、使用される方法が記述的な方法である
定性的な研究である。

研究の結果は「や否や」と「とたん」同じ意味があることが分か
った。類似点ある場合は、これの併用はお互いに置き換えることができる。
しかし、これらの 2 つの同義語にも違いがあります。 その違いは、過去の
出来事に使用されたトータンの意味にありますが、過去の出来事には使用
されています。 それだけでなく、制御することができないイベントやア
クションの観点からトータン機能を置き換えることはできません。

キーワード:意味論、類義語、や否や、とたん

vi
“Engkau tak dapat meraih ilmu kecuali dengan enam hal, yaitu cerdas, selalu
ingin tahu, tabah, punya bekal dalam menuntut ilmu, bimbingan dari guru, dan
dalam waktu yang lama”.

Ali bin Abi Thalib

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan kasih sayangnya kepada kita, melimpahkan rahmat dan hidayahnya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa pula shalawat dan salam

kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan manusia

dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang seperti pada saat ini.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Departemen Sastra Jepang, Fakultas Ilmu

Budaya, Universitas Hasanuddin Makassar. Skripsi yang diajukan oleh penulis

merupakan tugas akhir yang berjudul “Analisis Makna dan Penggunaan Ya ina ya

dan Totan sebagai Sinonim dalam Bahasa Jepang”. Penulis menyadari bahwa dalam

penulisan skripsi ini pastilah terdapat kekurangan, sehingga telah melibatkan

banyak pihak yang sangat membantu dalam proses pembuatan skripsi ini. Oleh

karena itu, melalui kata pengantar ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini, yaitu

kepada:

1. Kepada kedua orang tua, ayahanda tercinta A. Burhanuddin Idrus dan

ibunda tersayang A. Rostina yang telah memberikan dukungan moril

maupun materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

viii
2. Kakak tercinta A. Muhammad Ikhwan dan adik tersayang A. Yaumil

Anugrah Magfirah yang telah mendukung dan tak henti-hentinya

memberikan semangat dalam proses penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Nursidah, S.Pd., M.Pd. selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah

berkenan membimbing dan memberikan tambahan ilmu dan solusi dalam

setiap permasalahan atas kesulitan yang penulis dapatkan dalam penulisan

skripsi ini.

4. Ibu Fithyani Anwar, S.S., M.A. selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang

telah membimbing dan meluangkan waktunya untuk memeriksa kesalahan-

kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini.

5. Nursidah, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Departemen Sastra Jepang Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin yang telah memberikan ilmu dan

masukan-masukan kepada penulis.

6. Bapak Taqdir, S.Pd., M.Hum yang telah menjadi dosen pembimbing

akademik penulis selama masa perkuliahan.

7. Seluruh dosen di Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Hasanuddin, beserta Ibu Mayang yang telah sabar dan

memberikan segala macam bantuan selama penulis menjadi mahasiswi di

Departemen Sastra Jepang.

8. Keluarga Besar 向日葵 (HIMAWARI) 2013, teman-teman seperjuangan

penulis, Cahyawati, Aryuni Ginastri, A. Purwanti, Afifah Az-Zahrah, Nur

Rifqah, Rennisa Vidya Palupi, Elye Surya, S.S Tjinmin Muslimin, Shofia

Ulpah, A. Nilam Indah P, Milka Yuniastry Kalisu, Dian Andriani,

ix
A.M.Nurfitrah Insan Aldin, Nina Ainuddin, Bilal M.F, Andi Dalasari, Alqis

Niathri, Amandita S, Rati Matajang, Erwin J, Murad Ardiansyah, Jansen

Sinaga, Ibrahim, Heriady Hendra, Rismayanti, Dina Amalia, Jacklyn

Effendi, Ahmad Gazali, Nurul Akbari S, Ismah Fakhriyah, Nelson Malihu,

Ichsan, dan Fauzan Firdaus yang telah mewarnai hari-hari selama masa

perkuliahan menjadi lebih menyenangkan. Tak lupa pula untuk teman-

teman yang telah berhenti pada awal perkuliahan, terima kasih atas

pertemuan singkat kita yang berharga.

9. Senpai-senpai dan kohai-kohai di HIMASPA KMFIB-UH yang telah

berbagi pengalaman dan memberikan kenangan-kenangan yang tak bisa

terlupakan.

10. Pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang secara

langsung maupun tidak langsung memberi bantuan kepada penulis. Terima

kasih atas bantuannya dan semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian.

Makassar, November 2017

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii

LEMBAR PENERIMAAN ................................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

要旨 ....................................................................................................................... vi

PRAKATA .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7

2.1 Semantik/Imiron ( 意味論) ..................................................................... 7

2.2 Sinonim/Ruigigo (類義語) .................................................................... 12

2.3 Adverbia/Fukushi (副詞) ....................................................................... 13

2.4 Konjungsi/Setsuzokushi (接続詞) ......................................................... 14

2.5 Substitusi ............................................................................................... 15

xi
2.6 Ya Ina Ya (や否や) ................................................................................ 15

2.7 Totan (とたん) ...................................................................................... 20

2.8 Penelitian Relevan ................................................................................. 25

2.9 Kerangka Pikir ....................................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 29

3.1 Metode Penelitian .................................................................................. 29

3.2 Sumber Data .......................................................................................... 29

3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 30

3.4 Teknik Analisis Data .............................................................................. 30

3.5 Prosedur Penelitian ................................................................................ 31

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 32

4.1 Penggunaan Ya ina ya (や否や) dan Totan (とたん) ............................ 32

4.1.1 Penggunaan Ya ina ya (や否や) ................................................... 32

a. Untuk Mengekspresikan Ide bahwa Sesuatu Terjadi atau

Seseorang Melakukan Sesuatu Tepat setelah Peristiwa atau

Tindakan yang Lain ………..………………………………. 32

b. Penggambaran Peristiwa Tak Terduga yang Terjadi

sebagai Reaksi dari Kejadian sebelumnya .............................. 34

c. Penggambaran Peristiwa yang Telah Terjadi .......................... 36

d. Penggambaran Peristiwa / Tindakan yang Dapat Dikontrol … 38

4.1.2 Penggunaan Totan (とたん) ........................................................ 40

a. Untuk Mengekspresikan Ide bahwa Sesuatu Terjadi pada

Saat Seseorang Melakukan Sesuatu atau Sesuatu Terjadi ...... 40

xii
b. Penggambaran Peristiwa yang Tidak Diharapkan / Tidak

Diprediksi Terjadi dalam Waktu yang Hampir Bersamaan

dengan Kejadian sebelumnya ................................................ 42

c. Penggambaran Sebuah Tindakan yang Tidak Dapat

Dikontrol ................................................................................ 44

d. Penggambaran Peristiwa Non Lampau ……………………… 46

e. Penggambaran Peristiwa yang Telah Terjadi ……………….. 47

4.2 Persamaan Ya ina ya (や否や) dan Totan (とたん) .............................. 50

4.2.1 Untuk Mengekspresikan Ide bahwa Sesuatu Terjadi pada Saat

Seseorang Melakukan Sesuatu atau Sesuatu Terjadi .................. 50

4.2.2 Penggambaran Peristiwa yang Tidak Diprediksi atau Tak

Terduga Terjadi setelah Peristiwa sebelumnya .......................... 56

4.2.3 Penggambaran Peristiwa yang Telah Terjadi .............................. 63

4.3 Perbedaan Ya ina ya (や否や) dan Totan (とたん)............................... 71

4.3.1 Penggambaran Peristiwa Non Lampau ....................................... 71

4.3.2 Penggambaran Peristiwa / Tindakan (Kata Kerja) yang

Tidak Dapat Dikontrol ................................................................ 73

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 75

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 75

5.2 Saran ...................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 78

LAMPIRAN ........................................................................................................ 80

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penggunaan dan Fungsi Ya Ina Ya (や否や) dan Totan

(とたん) ................................................................................................. 49

Tabel 2. Persamaan dan Perbedaan Ya Ina Ya (や否や) dan Totan

(とたん) ................................................................................................. 70

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak akan lepas dari

penggunaan bahasa. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi sejak

ratusan tahun yang lalu. Menurut Robins (2005:55) dalam Gising,

menyatakan bahwa “a language is a system of arbitrary vocal symbols by

means of which a social group cooperates” yang berarti bahwa bahasa

adalah sistem simbol vokal yang berubah-ubah dengan cara kelompok sosial

bekerja sama. Bahasa dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu lisan dan

tulisan. Tujuannya adalah untuk menyampaikan ide, pikiran, pendapat, atau

hal-hal lain kepada orang lain sebagai informasi. Penyampaian informasi

secara lisan menggunakan alat ucap manusia, sedangkan penyampaian

informasi secara tulisan menggunakan huruf.

Setiap bangsa di dunia ini memiliki bahasa tersendiri. Oleh karena

itu, bahasa bersifat unik. Setiap bahasa memiliki keunikannya tersendiri.

Keunikan dan karakteristiknya berbeda-beda mulai dari struktur dan pola,

tata bahasa, huruf, dan gaya bahasanya. Salah satu bahasa yang memiliki

karakteristik yang unik yaitu bahasa Jepang. Bahasa Jepang merupakan

salah satu bahasa yang banyak diminati oleh masyarakat untuk dipelajari.

Bahasa Jepang memiliki keunikan tersendiri mulai dari tata bahasanya

1
hingga ke huruf-hurufnya. Bahasa Jepang merupakan bahasa yang khas

karena tidak mudah dipengaruhi oleh sistem bahasa dari kebudayaan lain.

Perbedaan pendapat pada aksaranya yang dapat bertahan dari

kecenderungan penghilangan karena pengaruh penyesuaian terhadap sistem

tulisan alfabetis (Cahyono, 1995:29).

Dalam mempelajari bahasa Jepang, pastilah terdapat beberapa hal

yang sulit untuk dipahami. Salah satu hal yang sulit untuk dipahami bagi

para pembelajar bahasa Jepang yaitu banyaknya kata dalam bahasa Jepang

yang memiliki makna yang sama (bersinonim). Beberapa kata dalam bahasa

Jepang yang memiliki makna yang sama tersebut diantaranya adalah ya ina

ya (や否や) dan totan (とたん).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut:

1. よし子は部屋に入ってくるや否や、「変なにおいがする」と言

って窓を開けた。

Yoshiko wa heya ni haitte kuru ya ina ya, “henna nioi ga suru” to itte

mado wo aketa.

Yoshiko / p / kamar / p / masuk / datang / begitu / “aneh / bau / p /


melakukan” / p / untuk berbicara / jendela / p / membuka.

(Miyamoto, 2007:388)

2
2. 部屋に入ったとたん、電話がなった。

Heya ni haitte totan, denwa ga natta.

Kamar / p / masuk / begitu / telepon / p / menjadi.

(Makino dan Tsutsui, 2001: 526)

3. スタジオに{着くや否や/着いたとたん}、リハーサルが始まった。

Sutajio ni {tsuku ya ina ya / tsuita totan}, rihaasaru ga hajimatta.

Studio / p / { tiba / begitu / tiba / begitu } / latihan / p / dimulai.

(Makino dan Tsutsui, 2008:708)

Jika kita memperhatikan contoh-contoh di atas, ketiganya

menunjukkan bahwa ada dua peristiwa yang terjadi berurutan di mana

peristiwa kedua (klausa utama/induk kalimat) terjadi tepat setelah peristiwa

pertama (anak kalimat).

Pada kalimat pertama, untuk menghubungkan anak kalimat dan

induk kalimat, digunakan kata ya ina ya (や否や), sedangkan pada kalimat

kedua digunakan kata totan (とたん) yang memiliki arti yang sama jika

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu berarti “segera setelah,

sesudah”. Perbedaan kedua kalimat ini terletak pada induk kalimatnya.

Menurut Makino (2001:527), totan (とたん) diikuti oleh peristiwa yang

tidak dapat dikontrol oleh pembicara.

Sebagai contoh, pada kalimat kedua, totan (とたん) diikuti oleh

kalimat 電話がなった (denwa ga natta) yang berarti “telepon berdering”.

Kejadian “telepon berdering” adalah sebuah peristiwa yang tidak dapat

3
dikontrol oleh pembicara atau subjek yang dibicarakan dalam kalimat.

Sedangkan dalam kalimat pertama, digunakan kata ya ina ya (や否や),

bukan totan (とたん) karena setelah ya ina ya (や否や), muncul kalimat

yang merupakan peristiwa yang dapat dikontrol oleh pembicara atau pun

subjek dalam kalimat yaitu 「変なにおいがする」と言って窓を開けた

(“henna nioi ga suru” to itte mado wo aketa) yang berarti “ia berujar bahwa

ada bau yang aneh lalu kemudian menutup pintu”.

Pada kalimat ketiga, ya ina ya (や否や) dan totan (とたん) dapat

saling menggantikan atau disubstitusi. Alasan keduanya bisa saling

menggantikan adalah karena induk kalimat pada kalimat majemuk tersebut

リハーサルが始まった (rihaasaru ga hajimatta) yang berarti “latihan

dimulai” merupakan suatu peristiwa yang dapat dikontrol sekaligus tidak

dapat dikontrol oleh pembicara tergantung pada konteks. Jika pembicara

menggunakan ya ina ya (や否や), berarti pembicara menekankan bahwa

latihan itu merupakan hal yang dikontrol sendiri oleh pembicara.

Maksudnya adalah pembicara memiliki kuasa untuk memulai atau tidak

memulai latihan. Sedangkan jika menggunakan totan (とたん), artinya

pembicara adalah sosok yang tidak dapat mengontrol peristiwa yang terjadi

(dalam hal ini adalah latihan).

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dilihat bahwa ya ina ya (や否

や) dan totan (とたん) berasal dari golongan kata yang berbeda, namun

jika dilihat dari segi semantik, kedua kata ini memiliki makna yang sama.

4
Dengan alasan-alasan yang dipaparkan di atas, maka penulis tertarik

mengkaji ya ina ya (や否や) dan totan (とたん) dari sudut pandang

semantik dengan data utama yang akan diperoleh dari surat kabar digital

Asahi Shinbun. Adapun judul penelitian ini adalah “Analisis Makna Dan

Penggunaan Ya ina ya (や否や) dan Totan (とたん) Sebagai Sinonim

Dalam Bahasa Jepang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini penulis

merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana persamaan dan perbedaan dari ya ina ya (や否や) dan

totan (とたん) dalam bahasa Jepang?

2. Apakah ya ina ya ( や 否 や ) dan totan ( と た ん ) bisa saling

menggantikan dalam kalimat bahasa Jepang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, tujuan dari penulisan ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari ya ina ya (や否や)

dan totan (とたん) dalam bahasa Jepang.

2. Untuk mengetahui apakah ya ina ya (や否や) dan totan (とたん) bisa

saling menggantikan dalam kalimat bahasa Jepang.

5
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memberikan

informasi mengenai persamaan, perbedaan dari segi makna dan struktur dari

ya ina ya (や否や) dan totan (とたん) serta kemungkinannya untuk bisa

saling menggantikan atau tidak jika disubstitusi dalam kalimat yang sama.

Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi pihak berkepentingan seperti para pembelajar bahasa Jepang agar dapat

menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya di bidang linguistik

terutama semantik sehingga dapat meningkatkan proses pembelajaran

bahasa Jepang. Selain itu, dapat dijadikan bahan informasi bagi peneliti

selanjutnya.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Semantik/Imiron (意味論)

Kata semantik berasal dari bahasa Yunani “sema” yang berarti tanda

atau lambang. “Semantik” pertama kali digunakan oleh seorang filolog

Perancis bernama Michael Breal pada tahun 1883. Kata “semantik”

kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik

yang mempelajari tentang tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang

ditandainya.

Dalam bahasa Jepang semantik disebut dengan imiron. Semantik

merupakan cabang linguistik (genggogaku) yang mengkaji tentang makna

(Dedi Sutedi, 2011:127). Penggolongan berdasarkan maknanya (imijou)

mengacu pada bagaimana makna dan fungsi dari kalimat tersebut baik

secara semantis maupun pragmatis (Dedi Sutedi, 2011:64). Menurut Sutedi

(2012:14) dalam Pratiwi, “Semantik memegang peranan penting karena

bahasa yang digunakan dalam komunikasi tidak lain untuk menyampaikan

suatu makna”. Misalnya seseorang menyampaikan ide dan pikiran kepada

lawan bicara, lalu lawan bicaranya bisa memahami apa yang disampaikan.

Hal ini disebabkan karena ia bisa menyerap makna yang disampaikan

dengan baik. Semantik tidak hanya membahas kata-kata yang bermakna

leksikal saja, tetapi juga membahas makna kata-kata yang tidak bermakna

7
bila tidak dirangkaikan dengan kata lain seperti partikel atau kata bantu,

yang hanya memiliki makna gramatikal.

Tarigan (1985: 2) mengatakan bahwa semantik dapat dipakai dalam

pengertian luas dan dalam pengertian sempit. Semantik dalam arti sempit

dapat diartikan sebagai telaah hubungan tanda dengan objek-objek yang

merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut. Semantik dalam arti

luas dapat diartikan sebagai ilmu telaah makna. Semantik menelaah

lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan

makna satu dengan makna yang lain, dan pengaruhnya terhadap manusia.

Pendapat lain mengenai definisi semantik yaitu dari Chaer (2009: 6-

11) jenis semantik berdasarkan tataran atau bagian dari bahasa yang menjadi

objek penyelidikan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu (1) semantik

leksikal yang merupakan jenis semantik yang objek penelitiannya adalah

leksikon dari suatu bahasa, (2) semantik gramatikal yang merupakan jenis

semantik yang objek penelitiannya adalah makna-makna gramatikal dari

tataran morfologi, (3) semantik sintaksikal yang merupakan jenis semantik

yang sasaran penyelidikannya bertumpu pada hal-hal yang berkaitan dengan

sintaksis, (4) semantik maksud yang merupakan jenis semantik yang

berkenaan dengan pemakaian bentuk-bentuk gaya bahasa, seperti metafora,

ironi, litotes, dan sebagainya.

Lalu, menurut Palmer (1981:1) dalam Puspitasari berpendapat

bahwa “Semantics is the technical term used to refer to the study of meaning,

and since meaning is a part of language, semantics is a part linguistics”.

8
Menurutnya sebagai istilah teknis yang mengacu pada ilmu mengenai

makna dan jika beranggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa,

maka merupakan bagian linguistik.

Saeed (1997:3) dalam Puspitasari juga berpendapat bahwa

“Semantic is the study of the meaning of words and sentences or semanticis

the study of meaning communicated through language” yang berarti bahwa

“Semantik merupakan ilmu yang mempelajari makna dari kata dan

merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang makna komunikasi dalam

bahasa”.

Menurut Crystal (2006:124) dalam Gising mendefinisikan semantik

sebagai “A Branch of linguistics devoted to the study of meaning in

language” yang berarti bahwa semantik adalah “Cabang linguistik

dikhususkan untuk mempelajari makna dalam bahasa”.

Selanjutnya, Kridalaksana (2006:124) dalam Gising juga melihat

semantik sebagai suatu sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu

bahasa atau bahasa pada umumnya.

Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa

semantik adalah ilmu linguistik yang mempelajari tentang makna suatu kata

beserta dengan tanda-tanda linguistik yang ditandainya, baik kata yang

berdiri sendiri maupun kata yang merupakan bagian dari sebuah kalimat.

Kajian semantik terbagi atas beberapa, Sutedi (2004:111-114)

menyatakan bahwa objek kajian semantik antara lain makna kata (語の意

9
味), relasi makna antar satu kata dengan kata yang lainnya (語の意味関

係), makna frase (句の意味), dan makna kalimat (文の意味).

1. Makna kata

Menurut Sutedi (2011:127-128) Makna setiap kata merupakan salah

satu objek kajian semantik, karena komunikasi dengan menggunakan suatu

bahasa yang sama seperti bahasa Jepang, baru akan berjalan dengan lancar

jika setiap kata yang digunakan oleh pembicara dalam komunikasi tersebut

makna atau maksudnya sama dengan yang digunakan oleh lawan bicaranya.

2. Relasi makna

Relasi makna atau hubungan makna adalah hubungan antar kata

yang baik secara sadar atau tidak oleh pemakainya, kata-kata yang

diucapkan memiliki hubungan dengan kata yang lain. Relasi atau hubungan

makna dipengaruhi oleh lambang dan sosial budaya. Relasi makna perlu

diteliti, karena hasilnya dapat dijadikan bahan untuk menyusun kelompok

kata (goi) berdasarkan kategori tertentu. Misalnya, pada verba hanasu (話

す) <berbicara>, iu (言う) <berkata>, shaberu (しゃべる) <ngomong>,

dan taberu (食べる) <makan> dapat dikelompokkan ke dalam kotoba o

hassuru <bertutur> untuk tiga verba pertama, sedangkan taberu tidak

termasuk ke dalamnya. Contoh lainnya, misalnya hubungan makna antara

kata hanasu (話す) dan iu (言う), takai (高い) <tinggi> dan hikui (低

い) <rendah>, doubutsu (動物) <binatang> dan inu (犬) <anjing> akan

berlainan, sehingga perlu diperjelas. Pasangan pertama merupakan sinonim

10
(類義関 係 ), dan pasangan kedua merupakan antonim (反義関係 ),

sedangkan pasangan terakhir merupakan hubungan superordinat .

3. Makna frase

Frase adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak

prediktif, gabungan itu dapat rapat, dapat renggang, misalnya gunung tinggi

karena merupakan konstruksi non-prediktif. Konstruksi ini berbeda dengan

gunung itu tinggi yang bukan frase karena bersifat predikatif

(Kridalaksana,2001:59).

Sutedi (2011:129) menjelaskan bahwa dalam bahasa Jepang,

ungkapan hon wo yomu (本を読む) <membaca buku> , kutsu wo kau (靴

を買う) <membeli sepatu>, dan hara ga tatsu (腹が立つ) < Perut berdiri

= marah >, dianggap sebagai suatu frase. Frase hon wo yomu dan kutsu wo

kau dapat dipahami cukup dengan mengetahui makna kata-kata hon, kutsu,

kau, dan wo; ditambah dengan pemahaman struktur kalimat bahwa nomina

+ wo + verba’. Jadi, frase tersebut bisa dipahami secara leksikalnya. Tetapi,

untuk frase hara ga tatsu meskipun kita mengetahui makna setiap katanya,

belum tentu bisa memahami makna frase tersebut jika makna frase secara

idiomatikalnya belum diketahui benar.

Lebih lanjut lagi Sutedi (2011:129) menjelaskan bahwa lain halnya

dengan frase ashi wo arau, ada dua makna yaitu secara leksikal yakni

<mencuci kaki> dan juga secara idiomatikal yakni <berhenti berbuat jahat>.

11
4. Makna kalimat

Sutedi (2004:113-114) Makna kalimat juga dijadikan sebagai objek

kajian semantik, karena suatu kalimat ditentukan oleh makna setiap kata dan

strukturnya. Misalnya, kalimat: Watashi wa yamada san ni megane o ageru

<Saya memberi kacamata pada Yamada> dengan kalimat: Watashi wa

Yamada san ni tokei o ageru <Saya memberi jam pada Yamada>, jika

dilihat dari strukturnya, kalimat tersebut sama yaitu: “A wa B ni C o ageru”,

tetapi maknanya berbeda. Hal ini disebabkan makna kata megane dan tokei

berbeda.

2.2 Sinonim/Ruigigo (類義語)

Secara etimologi kata sinonimi atau disingkat sinonim berasal dari

bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti ‘nama’, dan syn yang berarti

‘dengan’. Darmojuwono (2005:114) dalam Kushartanti, dkk berpendapat

bahwa “sinonim adalah relasi makna antarkata (frasa atau kalimat) yang

maknanya sama atau mirip”. Sementara menurut H. G. Tarigan (2011:19)

dalam Aspriani kata sinonim terdiri dari sin yang berarti “sama” atau

“serupa” dan dari kata onim yang berarti “nama” yang bermakna “sebuah

kata yang dikelompokkan dengan kata-kata lain di dalam klasifikasi yang

sama berdasarkan makna umum. Dengan perkataan lain “sinonim adalah

kata-kata yang mengandung arti pusat yang sama tetapi berbeda dalam nilai

kata”.

Alwasilah (1985:149) berpendapat bahwa sinonim adalah beberapa

kata (leksim) yang berbeda mempunyai arti sama.

12
Sinonim dalam bahasa Jepang disebut dengan ruigigo. Ruigigo

adalah beberapa kata yang memiliki bunyi ucapan yang berbeda namun

memilki makna yang sangat mirip. Jadi bentuk kata antara 「生徒」dan

「学生」,「学ぶ」dan 「習う」berbeda tapi artinya mirip. Kata-kata

seperti inilah yang disebut ruigigo (Iwabuchi dalam Sudjianto, 2004: 114).

Sedangkan Tokugawa (2015:23) dalam Hasibuan mendefinisikan

sinonim sebagai berikut: 類義語というのは、意味が同じか、またはよ

く似ている単語のことである。Ruigigo to iu no wa, imi ga onajika,

mata wa yoku niteiru tango no koto de aru yang berarti “Yang disebut

dengan sinonim adalah kata yang memiliki arti yang sama atau sangat

mirip”.

Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa

sinonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang sama atau mirip.

2.3 Adverbia/Fukushi (副詞)

Adverbia dalam bahasa Jepang dikenal dengan sebutan fukushi.

Menurut Masuoka dan Takubo (2014:15) dalam Putri mendefinisikan

adverbia sebagai berikut: 「副詞とは、述語の修飾ごとして働くのを

原則とする語をいう」。Fukushi to wa, jutsugo no shuushokugo toshite

hataraku no wo gensoku to suru go wo iu yang berarti “Fukushi adalah kata

yang berfungsi untuk memodifikasi predikat”.

13
Pendapat lain dikemukakan oleh Moeliono, et al (1997:223) yang

menyatakan bahwa adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada

verba, adjektiva, nomina predikatif atau kalimat.

Harimurti Kridalaksana (2007:81) juga mengemukakan bahwa

adverbia adalah kategori yang dapat mendampingi adjektiva, numeralia,

atau proposisi dalam kontruksi sintaksis.

Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa

adverbia adalah kata yang berfungsi sebagai keterangan pada verba,

adjektiva, nomina predikatif atau kalimat.

2.4 Konjungsi/Setsuzokushi (接続詞)

Konjungsi dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah Setsuzokushi.

Menurut Kindaichi (2012 : 272) dalam Setiana menjelaskan bahwa: 接続詞

はひんしの一つ、かつりょうのない自立語で、ぜんごを続け、その

関 係 を し め す 。 Setsuzokushi wa hinshi no hitotsu, katsuryou no nai

jiritsugo de, zengo wo tsuzuke, sonokankei wo shimesu yang berarti bahwa

“Setsuzokushi adalah salah satu kelas kata yang dalam panggunaannya bisa

berdiri sendiri dan tidak mengalami perubahan, menggabungkan awal

kalimat dengan akhir kalimat dan menunjukkan hubungan antara kedua

kalimat tersebut).

Selanjutnya, Isami dalam Sudjianto (1996) menjelaskan bahwa

setsuzokushi adalah kelas kata yang dipakai untuk menghubungkan atau

merangkaikan kalimat dengan kalimat atau merangkaikan bagian-bagian

kalimat”.

14
Dari kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa

konjungsi adalah kata penghubung yang dipakai untuk menghubungkan

kata dengan kata atau kalimat dengan kalimat.

2.5 Substitusi

Menurut Harimurti Kridalaksana dalam Kamus Linguistik

(2008:201), substitusi adalah hasil dari proses penggantian unsur bahasa

oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar untuk memperoleh unsur-

unsur pembeda atau untuk menjelaskan suatu struktur tertentu.

Dedi Sutedi dalam Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang

(2003:123), menjelaskan bahwa melalui teknik permutasi (pertukaran) atau

teknik substitusi (pergantian), akan dapat diketahui mengapa suatu kata bisa

digunakan dalam kalimat, sedangkan kata lain tidak bisa. Dengan menelaah

berbagai unsur yang terkait, maka perbedaan dan persamaan suatu sinonim

akan bisa ditemukan.

2.6 Ya ina ya (や否や)

2.6.1 Fungsi dan penggunaan kata ya ina ya (や否や)

Berikut ini adalah makna dan fungsi ya ina ya (や否や) menurut

beberapa ahli:

a. Miyamoto (2007:389)

V る+や否や

1. 「 や 否 や ・ ・ ・ 」 の 形 で 、 「 ~ 」 が 起 こ る と 直 後 に
「・・・」が起こる、と言いたい時に使う。前のことに反
応して起こる予想外のできごとが多い。

15
[ya ina ya...] no katachi de, [~] ga okoru to chokugo ni [...] ga
okoru, to iitai toki ni tsukau. Mae no koto ni hannou shite okoru
yosougai no dekigoto ga ooi.

Bentuk [ya ina ya] digunakan ketika pembicara ingin mengatakan

bahwa ketika [~] terjadi, maka dengan segera [...] juga terjadi.

Seringkali merupakan peristiwa tak terduga yang terjadi sebagai

reaksi atau respon dari dari kejadian sebelumnya.

2. 「や否や」は現実の出来事を描写するのであるから、意志
的な行為を表す文や「よう・つもり」などの意志の文、命
令文、否定文などが後に来ることはない。

[ya ina ya] wa genjitsu no dekigoto wo byousha suru no de aru


kara, ishitekina koui wo arawasu bun ya [you/ tsumori] nado no
ishi no bun, meireibun, hiteibun nado ga ato ni kuru koto wa nai.

[ya ina ya] mendeskripsikan peristiwa yang merupakan fakta,

sehingga ia tidak muncul sebelum induk kalimat yang

menggambarkan tindakan yang diniatkan, kalimat volisional yang

menunjukkan maksud [you/tsumori, dll], kalimat perintah, dan

kalimat negatif.

Berikut disajikan contoh kalimat yang benar.

Contoh Kalimat:

a. そのニュースが伝わるや否や、たちまちテレビ局に抗

議の電話がかかってきた。

Sono nyuusu ga tsutawaru ya ina ya, tachimachi terebi kyoku

ni kougi no denwa ga kakatte kita.

16
Ini / berita / p / tersampaikan / begitu / sekaligus / televisi /
stasiun penyiaran / p / protes / p / telepon / p / mengambil /
dipakai.

b. 社長の決断がなされるや否や、担当のスタッフはいっ

せいに仕事に取りかかった。

Shachou no ketsudan ga nasareru ya ina ya, tantou no sutaffu

wa issei ni shigoto ni torikakatta.

Direktur / p / keputusan / p / dibuat / begitu / bertanggung


jawab / p / staf / p / sekaligus / p / pekerjaan / p / mengatur.

Pada kedua kalimat di atas, ya ina ya didahului oleh kata kerja

kamus (V る ). Ya ina ya pada kedua kalimat tersebut

menunjukkan bahwa terjadi sesuatu setelah sesuatu yang lain

selalu merupakan kalimat lampau.

b. Makino dan Tsutsui (2008:706)

[Ya ina ya] is a conjunction that expresses the idea that something
happened or someone did something immediately following another
event or action. Ya ina ya is always preceded by an informal nonpast
verb, and the main clause is always in the past tense. Thus, the main
clause cannot be a command, a request or a volitional sentence, and
it cannot represent a present habit or future action.

[ya ina ya] adalah konjungsi yang mengekspresikan ide bahwa


sesuatu terjadi atau seseorang melakukan sesuatu tepat setelah
peristiwa atau tindakan yang lain. Ya ina ya selalu didahului oleh
kata kerja informal bukan lampau dan klausa utama selalu dalam
bentuk lampau. Dengan demikian, klausa utama tidak boleh
berbentuk perintah, permohonan atau kalimat volisional (maksud),
dan tidak dapat menggambarkan kebiasaan sekarang atau tindakan
di masa akan datang.

17
Contoh Kalimat:

1. 彼女は車から降りるや否や、報道陣やファンに取り囲ま

れた。

Kanojo wa kuruma kara oriru ya ina ya, houdoujin ya fan ni

torikakomareta.

Dia (perempuan) / p / mobil / dari / turun / begitu / wartawan /


p / fans / berkerumun.

2. 母の顔を見るや否や、涙が込み上げてきた。

Haha no kao wo miru ya ina ya, namida ga komiagete kita.

Ibu / p / wajah / p / melihat / begitu / air mata / p / untuk mengisi


/ untuk menanggung.

c. Makino dan Tsutsui (2008:708)

Ya ina ya is used when an action or event took place at the exact


moment something else happened. Ya ina ya cannot be used in such
situations. Thus, ya ina ya is unnatural in sentences (a) but ya ina
ya is natural in sentences (b).

“Ya ina ya digunakan ketika aksi (tindakan) atau peristiwa terjadi


pada waktu tepat setelah sesuatu yang lain terjadi. Ya ina ya tidak
dapat digunakan dalam beberapa kondisi. Ya ina ya tidak alami pada
kalimat (a) tetapi ya ina ya alami pada kalimat (b).

(a) ジャーンはその写真を{??見るや否や}気絶した。

Jane wa sono shashin o {?? miru ya ina ya} kizetsushita.

Jane / p / ini / foto / p / (?? melihat / begitu ) pingsan.

(b) 啓次は家に{帰るや否や}シャワーを浴びた。

Keiji wa ie ni {kaeru ya ina ya} shaawa o abita.

18
Keiji / p / rumah / p / ( pulang / begitu ) / shower / p / mandi.

d. Tae Kim (2012:348)

The ya ina ya phrase, when appended to a verb, is used to describe


something that happened right after that verb. It is type of grammar
that is not really used in regular conversational Japanese. The
literal meaning of this grammar is “whether the action was taken or
not”. In order words, the second action is taken before you even take
the time to determine whether the first event really happened or not.
We can use this grammar by attaching [ya ina ya] to the dictionary
form of the first verb that occured. Since this grammar is used for
events that already have occured, the second verb is usually in the
past tense. However, we can use the dictionary tense to indicate that
the events happen regularly.

Ketika ditambahkan ke sebuah kata kerja, frase ya ina ya digunakan


untuk menggambarkan sesuatu yang terjadi tepat setelah kata kerja
tersebut. Ia merupakan tipe tata bahasa yang tidak benar-benar
digunakan dalam percakapan bahasa Jepang sehari-hari. Arti literal
dari tata bahasa ini adalah “apakah sebuah tindakan dilakukan atau
tidak”. Dengan kata lain, tindakan kedua dilakukan bahkan sebelum
anda bahkan mengambil waktu untuk menentukan apakah peristiwa
pertama benar-benar terjadi atau tidak. Kita dapat menggunakan tata
bahasa ini dengan menambahkan [ya ina ya] ke bentuk kamus dari
kata kerja pertama yang terjadi. Karena tata bahasa ini digunakan
untuk peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, kata kerja kedua selalu
dalam bentuk lampau. Akan tetapi, kita dapat menggunakan bentuk
kamus untuk mengindikasikan bahwa sebuah peristiwa terjadi
secara teratur.

Contoh Kalimat:

1. 搭乗のアナウンスが聞こえるや否や、みんながゲートの

方へ走り出した。

Toujou no anaunsu ga kikoeru ya ina ya, minna ga geeto no kata

e hashiridashita.

19
Keberangkatan / p / pengumuman / p / terdengar / begitu / semua
/ p / gate / p / orang / p / berlari.

2.7 Totan (とたん)

2.7.1 Fungsi dan penggunaan kata totan (とたん)

Berikut ini adalah makna dan fungsi totan (とたん) menurut

beberapa ahli:

a. Miyamoto (2007:131)

1. 「~とたん(に)・・・」の形で、「~」が終わったのと
ほとんど同時に「・・・」という予期しないことが起こっ
た、と言いたい時に使う。前のことと後のことは、互いに
関係があることが多い。
[~totan (ni) ...] no katachi de, [~] ga owatta no to hotondo douji
ni [...] to iu yoki shinai koto ga okotta, to iitai toki ni tsukau. Mae
no koto to ato no koto wa, tagai ni kankei ga aru koto ga ooi.

Bentuk [~totan (ni)] digunakan ketika pembicara ingin

mengatakan bahwa hal (peristiwa) yang tidak diharapkan/tidak

diprediksi [...] terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan

dengan berakhirnya [~]. Hal (peristiwa) pertama dan hal

(peristiwa) kedua sering kali saling berhubungan.

2. 「とたん(に)」は現実のできごとを描写するのであるか
ら、意志的な行為を表す文や「よう・つもり」などの意志
の文・命令文・否定文などが後に来ることはない。

[totan (ni)] wa genjitsu no dekigoto wo byousha suru no de aru


kara, ishitekina koui wo arawasu bun ya [you/tsumori] nado no
ishi no bun, meirei bun, hitei bun nado ga ato ni kuru koto wa nai.

20
[totan (ni)] mendeskripsikan peristiwa yang merupakan fakta,

sehingga ia tidak muncul sebelum induk kalimat yang

menggambarkan tindakan yang diniatkan, kalimat volisional yang

menunjukkan maksud [you/tsumori, dll], kalimat perintah, dan

kalimat negatif.

Contoh Kalimat:

a. ずっと本を読んでいて、急に立ち上がったとたん、め

まいがしました。

Zutto hon wo yondeite, kyuu ni tachiagatta totan, memai ga

shimashita.

Terus-terusan / buku / p / membaca / tiba-tiba / p / berdiri /


begitu / pusing / p / merasakan.

b. 出かけようと思って家を出たとたん、雨が降ってきた。

Dekakeyou to omotte ie wo deta totan, ame ga futte kita.

Pergi / p / bermaksud / rumah / keluar / begitu / hujan / p /


turun / memakai.

Berdasarkan kedua contoh kalimat yang diberikan oleh

Miyamoto di atas jika dihubungkan dengan pernyataan (1)

dan (2) dapat dilihat bahwa klausa utama (induk kalimat)

merupakan hal yang tidak diharapkan dan tidak diprediksi

oleh pembicara. Sebagai contoh, pada kalimat (a), totan (ni)

(とたん) (に) diikuti oleh klausa memai ga shimashita

yang berarti “menjadi pusing”. Pusing adalah sebuah

21
peristiwa yang tidak diprediksi dan juga tidak diharapkan oleh

si pembicara. Selaras dengan kalimat pertama, pada kalimat

kedua, totan (とたん) diikuti oleh klausa ame ga futta yang

juga merupakan hal yang tidak diprediksi dan tidak

diharapkan oleh pembicara. Jadi, kesimpulannya klausa

utama pada kalimat majemuk yang menggunakan totan (と

たん) adalah sesuatu yang tidak diprediksi dan juga tidak

diharapkan oleh sang pembicara.

b. Makino dan Tsutsui (2001:525-527)

Totan is a noun/adverb which expresses the idea that something


occured the moment someone did something or something took place.
In “V1 totan (ni) ~ V2”, V2 must represent an uncontrollable action,
although when the subject of V2 is the third person, a controllable
verb is acceptable.

Totan adalah sebuah nomina/adverbia yang mengekspresikan ide


bahwa sesuatu terjadi pada saat seseorang melakukan sesuatu atau
sesuatu terjadi. Pada pola “V1 totan (ni) ~ V2”, V2 harus
menggambarkan sebuah tindakan yang tidak dapat dikontrol, akan
tetapi, ketika subjek dari V2 adalah orang ketiga, kata kerja yang
dapat dikontrol bisa diterima.

Contoh Kalimat :

1. 部屋に入ったとたん(に)、電話が鳴った。

Heya ni haitta totan (ni), denwa ga natta.

Kamar / p / masuk / begitu / (p) / telepon / p / berdering.

2. 洋子は先生の顔を見たとたん、立ち上がった。

Youko wa sensei no kao wo mita totan, tachiagatta.

22
Youkou / p / guru / p / wajah / p / melihat / begitu / berdiri.

3. *私は先生の顔を見たとたん、立ち上がった。

*Watashi wa sensei no kao wo mita totan, tachiagatta.

*Saya / p / guru / p / wajah / p / melihat / begitu / berdiri.

Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan oleh Makino dan

Tsutsui, contoh kalimat pertama menujukkan bahwa setelah totan

( と た ん ), terdapat klausa utama (denwa ga natta~ telepon

berdering) yang merupakan hal yang tidak dapat dikontrol. Pada

kalimat kedua, subjeknya adalah orang ketiga tunggal (Youko),

sehingga setelah totan (とたん) sah-sah saja diikuti oleh klausa

yang merupakan hal yang dapat dikontrol. Tachiagatta pada

konteks kalimat ini adalah sebuah tindakan yang dapat dikontrol.

Berbeda pada kalimat ketiga, subjeknya adalah watashi

(pembicara). Kalimat ini tidak lazim atau tidak berterima dalam

konteks bahasa jepang karena tachiagatta yang merupakan klausa

utama (induk kalimat) setelah totan (とたん) adalah hal yang

dapat dikontrol. Jadi, kesimpulannya adalah setelah totan (とた

ん) selalu diikuti oleh sebuah aksi (tindakan) yang tidak dapat

dikontrol kecuali jika subjeknya adalah orang ketiga (dia/nama

orang) maka sah-sah saja jika totan ( と た ん ) diikuti oleh

tindakan yang dapat dikontrol.

23
c. Makino dan Tsutsui (2008:709)

Totan (ni) can be used with non past actions, but cannot be used with
a command, a request, or a volitional sentence.

Totan (ni) dapat digunakan dengan tindakan (kata kerja) non lampau,
akan tetapi tidak dapat digunakan pada sebuah kalimat perintah,
permohonan, atau kalimat volisional (kalimat yang menyatakan
maksud).

Contoh kalimat:

友美は和男に会ったとたんそのことを話すだろう。

Tomomi wa kazuo ni atta totan sono koto wo hanasu darou.

Tomomi / p / Kazuo / p / bertemu / begitu / itu / hal / p / berbicara /


tampaknya.

d. Tae Kim (2012:290)

We will cover one way to say something hapened as soon as


something else occurs. To use this grammar, add (totan) to the past
tense of the first action that happened. It is also common to add the
(ni) target particle to indicate that specific point in time. An
important point to realize is that we can only use this grammar for
things that occur immediately after something else and not for an
action that we, ourself carry out.

Kita akan membahas satu cara untuk mengatakan sesuatu terjadi


segera sesuatu yang lain terjadi. Untuk menggunakan tata bahasa ini,
tambahkan (totan) ke kata kerja bentuk lampau dari aksi
(tindakan/peristiwa) pertama yang terjadi. Biasanya kita juga
menambahkan partikel target (ni) untuk menunjukkan poin spesifik
dalam hal waktu. Poin paling penting untuk dimengerti adalah bahwa
kita hanya dapat menggunakan tata bahasa ini untuk hal-hal yang
terjadi tepat setelah sesuatu yang lain dan bukan untuk sebuah
tindakan yang kita lakukan.

Contoh Kalimat:

1. 窓を開けたとたんに、猫が跳んでいった。

24
Mado wo aketa totan ni, neko ga tondeitta.

Jendela / p / membuka / begitu / p / kucing / p / melompat.

2. 映画を観たとたんに、眠くなりました。

Eiga wo mita totan ni, nemuku narimashita.

Film / p / menonton / begitu / p / mengantuk / menjadi.

Pada kedua contoh kalimat di atas, terdapat partikel (ni) yang

berfungsi untuk menunjukkan waktu yang spesifik yaitu pada

kalimat pertama tepat pada saat pembicara membuka jendela,

sedangkan pada kalimat kedua yaitu tepat pada saat pembicara

mulai menonton film.

2.8 Penelitian Relevan

Sebuah penelitian tidak hanya membutuhkan buku-buku sebagai

bahan referensi, tetapi juga membutuhkan hasil penelitian lain sebagai

bahan acuan. Penelitian yang relevan untuk penelitian ini adalah penelitian

dari Rizki Aspriani (2011) yang berjudul “Analisis pemakaian verba agaru,

noboru, dan noru dalam kalimat bahasa Jepang”. Dalam penelitiannya, ia

membahas tentang makna dari sinonim verba agaru, noboru, dan noru serta

membahas tentang pemakaian verba agaru, noboru, dan noru dalam kalimat

bahasa Jepang yang sesuai dengan kontekstualnya. Dalam penelitiannya,

Rizki Aspriani menyimpulkan bahwa Verba agaru, noboru, dan noru

memiliki makna yang sama yaitu “naik”, tetapi cara pemakaiannya berbeda

tergantung pada konteks kalimat itu sendiri. Verba agaru merupakan hal

perpindahan dari tempat tinggi ke tempat rendah, dan titik fokusnya adalah

25
pada hasil pergerakan. Verba noboru adalah pergerakan dari tempat rendah

ketempat yang tinggi, yang poin pentingnya pada proses perpindahannya.

Verba noru merupakan perpindahan naik kedalam dan keatas kendaraan.

Agaru, noboru dan noru pada konteks tertentu tidak dapat saling

menggantikan.

Penelitian lain yang dijadikan acuan oleh penulis adalah penelitian

dari Wasistha Weesenha Putri (2013) yang berjudul “Analisis perbedaan

makna “dipenuhi oleh~” dari kata darake, mamire, dan zukume yang

merupakan sinonim dalam kalimat bahasa Jepang”. Hasil yang didapatkan

dari penelitian tersebut yaitu darake, mamire, dan zukume secara umum

merupakan sinonim karena sama-sama memiliki makna “dipenuhi oleh~”.

Namun, walaupun memiliki makna yang sama, secara khusus terdapat

perbedaan-perbedaan mendasar. Setelah menjabarkan perbedaan-perbedaan

makna dari ketiga kata tersebut, dapat diketahui bahwa faktor yang

membedakan makna “dipenuhi oleh~” dari darake, mamire, dan zukume

adalah negatif atau positifnya makna keseluruhan kalimat, negatif atau

positifnya kesan yang dimiliki oleh kata yang disertai, juga keadaan/kondisi

yang ditunjukkan dalam kalimat.

Penelitian lain yang juga menjadi acuan adalah penelitian dari Een

Nur Icmi (2014) yang berjudul “Analisis Penggunaan Matawa (または)

Dan Aruiwa (あるいは) Dalam Bahasa Jepang (Tinjauan Semantis)”.

Hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut yaitu makna kata matawa

memiliki persamaan dengan makna kata aruiwa, tetapi terdapat satu

26
perbedaan yang terkandung antara keduanya yang di mana matawa tidak

dapat menggantikan penggunaan aruiwa. Perbedaaan makna tersebut

terletak pada makna kata aruiwa yang menyatakan kemungkinan. Aruiwa

dapat digunakan untuk menyatakan kemungkinan dikarenakan aruiwa bisa

berfungsi sebagai fukushi ( 副詞 ) atau kata keterangan.

Adapun perbedaan yang dilakukan penulis dengan penelitian

sebelumnya yaitu dari segi objek penelitiannya. Penulis meneliti tentang

makna sinonim dari kata ya ina ya (や否や) dan totan (とたん).

27
2.9 Kerangka Pikir

Berdasarkan penjelasan pada bagian sebelumnya, penulis

mengilustrasikan garis besar penelitian dengan kerangka pikir sebagai

berikut:

ASAHI SHINBUN

YA INA YA TOTAN

MAKNA DAN MAKNA DAN


FUNGSI YA INA FUNGSI TOTAN
YA

PERSAMAAN YA
INA YA

DAN TOTAN

SUBSTITUSI

YA INA YA

DAN TOTAN

PERBEDAAN YA
INA YA

DAN TOTAN

28
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam pemecahan masalah yang ada, suatu penelitian diperlukan

penyelidikan yang hati-hati, teratur dan terus-menerus, sedangkan untuk

mengetahui bagaimana seharusnya langkah penelitian harus dilakukan

dengan menggunakan metode penelitian. Metode penelitian adalah suatu

cara untuk memecahkan masalah ataupun cara mengembangkan ilmu

pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Secara lebih luas lagi

Sugiyono (2010:2) menjelaskan bahwa “Metode Penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu”.

Pada penelitian ini, penulis akan menggunakan metode deskriptif

kualitatif dengan berusaha menemukan suatu teori dan memperoleh

pemahaman tentang makna dan fungsi dari ya ina ya (や否や) dan totan

(とたん) serta mencari tahu tentang persamaan dan perbedaan dari kedua

kata tersebut.

3.2 Sumber Data

Pada penelitian ini sumber data yang digunakan ada dua jenis yaitu

data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan pada Penelitian

ini yaitu kalimat-kalimat yang mengandung kata ya ina ya (や否や) dan

totan (とたん)dari sumber data dari Asahi Shinbun Digital. Sedangkan

29
data sekunder diperoleh dari buku-buku teori, skripsi, dan data-data lainnya

yang relevan dengan topik yang dikaji. Data-data tersebut diperoleh baik

dari internet maupun perpustakaan Universitas Hasanuddin Makassar.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pada teknik pengumpulan data, penulis menggunakan studi

kepustakaan dengan menggunakan teknik simak dan catat. Studi

kepustakaan yaitu metode pengumpulan data melalui sumber data tertulis.

Penulis akan mengumpulkan contoh-contoh kalimat yang menggunakan

kata ya ina ya (や否や) dan totan (とたん) yang diambil dari Asahi

Shinbun Digital. Setelah itu, mengklasifikasikan setiap contoh kalimat

tersebut. Setelah data terkumpul, maka penulis akan mulai menganalisis

kalimat-kalimat tersebut untuk menghasilkan kesimpulan.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah sebuah kegiatan di mana seseorang

menguraikan dan melakukan penelitian secara mendalam pada suatu data.

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Teknik pisah atau teknik pilah adalah teknik di mana penulis

setelah mengumpulkan data akan memilah data-data tersebut dan

mengambil sampel yang dibutuhkan. Di mana sampel yang dimaksud

adalah kalimat-kalimat yang menggunakan kata ya ina ya (や否や) dan

totan (とたん).

30
2. Teknik subsitusi (menukar/mengganti) masing-masing kata ya ina

ya ( や 否 や ) dan totan ( と た ん ) dalam sebuah kalimat. Dengan

menggunakan teknik ini akan dapat ditentukan dan diketahui apakah kedua

kata dapat saling menggantikan pada kalimat yang sama.

3.5 Prosedur Penelitian

Agar penelitian ini dapat terarah dengan baik, maka penulis

melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan tema penelitian dalam

Asahi Shinbun Digital.

2. Mencari referensi berupa buku-buku di perpustakaan dan mencari data

di internet yang berhubungan dengan objek penelitian, kemudian

dikumpulkan.

3. Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis berdasarkan

teori yang dijelaskan.

4. Membuat kesimpulan.

31
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas mengenai kedua sinonim yaitu ya ina

ya (や否や) dan totan (とたん).

4.1 Penggunaan Ya ina ya (や否や) dan Totan (とたん)

Ya ina ya (や否や) dan totan (とたん) merupakan sinonim yang biasa

dipakai oleh masyarakat Jepang, baik pada bahasa lisan maupun bahasa tulisan.

Data penggunaan ya ina ya (や否や) dan totan (とたん) di bawah ini merupakan

data yang didapatkan dari Asahi Shinbun Digital.

4.1.1 Penggunaan Ya ina ya (や否や)

a. Untuk mengekspresikan ide bahwa sesuatu terjadi atau

seseorang melakukan sesuatu tepat setelah peristiwa atau

tindakan yang lain.

Data 1:

あいさつがすむや否や、「長靴を貸しましょうか」と言われ

た。(Asahi Shinbun Digital, 04 Mei 2017)

“Aisatsu ga sumu ya ina ya, (nagagutsu o kashimashouka) to

iwareta”.

Salam / p / selesai / begitu / (sepatu bot / p / meminjamkan) / p /


dikatakan.

32
Data 2:

店のオーナーによると、入店するや否やカウンターの中に入

って、店のスタッフを無言で抱きしめる客が何人もいた。

(Asahi Shinbun Digital, 27 Februari 2017)

“Mise no oonaa ni yoru to, nyuutensuru ya ina ya kauntaa no naka ni

haitte, mise no sutaffu o mugon de dakishimeru kyaku ga nannin mo

ita.

Toko / p / owner / p / menurut / p / masuk toko / begitu / counter / p /


dalam / p / masuk / toko / p / staff / p / tanpa bersuara / p / memeluk
erat-erat / tamu / p / berapa orang / p / ada.

Ya ina ya (や否や) sebagai konjungsi memiliki fungsi untuk

mengekspresikan ide bahwa sesuatu terjadi atau seseorang melakukan

sesuatu tepat setelah peristiwa atau tindakan yang lain (Makino dan

Tsutsui, 2008:706).

Pada kedua data di atas ya ina ya (や否や) memiliki makna dan

fungsi sebagai “konjungsi yang mengekspresikan ide bahwa sesuatu

terjadi atau seseorang melakukan sesuatu tepat setelah peristiwa atau

tindakan yang lain”. Dari data tersebut, terdapat dua peristiwa yang

dihubungkan menggunakan ya ina ya (や否や). Di mana setelah

terjadi peristiwa pertama, langsung terjadi peristiwa kedua. Pada data

(1); あいさつがすむや否や、「長靴を貸しましょうか」と言

われた terdapat dua peristiwa yang terjadi yaitu “begitu ia memberi

salam, segera dikatakan “bolehkah saya meminjamkanmu sepatu

33
bot?”. Begitu pula pada data (2); 店のオーナーによると、入店す

るや否やカウンターの中に入って、店のスタッフを無言で抱

きしめる客が何人もいた juga terdapat dua peristiwa yang terjadi

yaitu “begitu memasuki toko, ada banyak pelanggan yang masuk

konter dan tanpa berkata apapun memeluk staf toko”.

Hal ini sejalan dengan pendapat Makino dan Tsutsui

(2008:706) dalam A Dictionary Of Advanced Japanese Grammar

yang menyatakan bahwa “[ya ina ya] adalah konjungsi yang

mengekpresikan ide bahwa sesuatu terjadi atau seseorang melakukan

sesuatu tepat setelah peristiwa atau tindakan yang lain”.

b. Penggambaran peristiwa tak terduga yang terjadi sebagai

reaksi dari kejadian sebelumnya.

Data 3:

いたるところで気遣いをみせた上川は、乾杯するや否やビー

ルを一気に口にして「あ~おいしい!」と至福のひとときを

味わっていた。(Asahi Shinbun Digital, 12 Juli 2017)

“Itarutokoro de kitzukai o miseta kamikawa wa, kanpaisuru ya ina ya

biiru o ikki ni kuchi ni shite (a∼oishii!) to shifuku no hitotoki o aji

watteita”.

Tiap-tiap sudut / p / pertimbangan / p / memperlihatkan / kamikawa /


p / mengadu gelas / begitu / bir / p / dengan sekali napas / p / mulut /
p / (eks. / enak) / p / kebahagiaan / p / sesaat / p / rasa / mencicipi.

34
Data 4 :

各歌詞サイトにて歌詞が先に公開されるや否やファンの間で

好評を博しており、今回待望の先行配信となった。 (Asahi

Shinbun Digital, 24 April 2017)

“Kakukashi saito nite kashi ga saki ni koukaisareru ya ina ya fan no

aida de kouhyou o hakushite ori, konkai taibou no senkou haishin to

natta”.

Lirik / situs / di (bentuk formal dari “de”) / lirik lagu / p / ujung / p /


dilepaskan / begitu / fans / p / ruangan / p / reputasi baik / p / mendapat
/ waktu / sekali ini / tunggu / p / mendahului / pengiriman / p / menjadi.

Ya ina ya (や否や) seringkali merupakan peristiwa tak terduga

yang terjadi sebagai reaksi atau respon dari kejadian sebelumnya

(Miyamoto, 2007:389).

Pada kedua data di atas ya ina ya (や否や) memiliki makna

dan fungsi untuk menunjukkan “peristiwa tak terduga sebagai reaksi

atau respon dari kejadian sebelumnya”. Dari data tersebut, dapat

dilihat pada induk kalimatnya bahwa terjadi sebuah peristiwa yang tak

terduga yang menjadi respon atau reaksi dari anak kalimatnya yaitu

pada data (3); いたるところで気遣いをみせた上川は、乾杯す

るや否やビールを一気に口にして「あ~おいしい!」と至福

のひとときを味わっていた yang di mana peristiwa tak terduga

yang dimaksud yaitu “merasakan kebahagiaan sesaat ketika mencicipi

35
bir”. Begitu pula pada data (4); 各歌詞サイトにて歌詞が先に公開

されるや否やファンの間で好評を博しており、今回待望の先

行配信となった terdapat peristiwa tak terduga setelah ya ina ya (や

否や) yaitu “adanya reputasi yang bagus diantara fans mereka setelah

mempublikasikan lirik lagu”.

Hal ini sejalan dengan pendapat Miyamoto (2007:389) dalam

Donna Toki, Dou Tsukau Nihongo Hyougen Bunkei Jiten yang

menyatakan bahwa “ya ina ya ( や 否 や ) seringkali merupakan

peristiwa tak terduga yang terjadi sebagai reaksi atau respon dari

kejadian sebelumnya”.

c. Penggambaran peristiwa yang telah terjadi atau lampau.

Data 5:

ところが、05年にEASが始まるや否や、ロシアが参加の

意向を示しました。 (Asahi Shinbun Digital, 09 Agustus 2017)

“Tokoroga, 5-nen ni EAS ga hajimaru ya ina ya, Roshia ga sanka no

ikou o shimeshimashita”.

Tetapi / 5 / tahun p / EAS / p / dimulai / begitu / Rusia / p / ikut serta


/ p / niat / p / menunjukkan.

36
Data 6:

当初は 19 日午後 7 時に公式サイトをオープンするとしていた

が、同社によると、午前 4 時に告知動画をアップするや否や大

反響を呼び、4 時間前倒しして午後 3 時に開設した。(Asahi

Shinbun Digital, 19 Mei 2017)

“Toushou wa 19 nichi gogo 7 ji ni koushiki saito o oopunsuru

toshiteita ga, dousha ni yoru to, gozen 4 ji ni kokuchi douga o

appusuru ya ina ya daihankyou o yobi, 4 jikan mae taoshishite gogo

3 ji ni kaisetsushita”.

Permulaan / p / 19 / hari / siang hari / 7 / jam / p / rumus / situs /


membuka / selaku / p / perusahaan yang sama / p / menurut / p / pagi
sebelum tengah hari / 4 / jam / p / pemberitahuan / video / p / membuka
/ begitu / respon besar / p / panggilan / 4 / jam / depan / menjatuhkan
/ siang hari / 3 / jam / p / menafsirkan.

Ya ina ya (や否や) digunakan untuk peristiwa-peristiwa yang

telah terjadi (Tae Kim, 2012:348).

Pada kedua data di atas ya ina ya (や否や) memiliki makna

dan fungsi untuk “menyatakan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi

atau lampau”. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa kedua data

tersebut merupakan peristiwa yang telah terjadi. Pada data (5); とこ

ろが、05年にEASが始まるや否や、ロシアが参加の意向

を示しました merupakan peristiwa yang telah terjadi karena pada

data ini dijelaskan bahwa “begitu EAS dimulai pada tahun 2005,

37
Rusia menunjukkan niatnya untuk berpartisipasi”. Pada anak

kalimatnya yaitu “Dimulai pada tahun 2005” menunjukkan bahwa

peristiwa ini telah terjadi. Begitu pun pada data (6); 当初は 19 日午

後 7 時に公式サイトをオープンするとしていたが、同社による

と、午前 4 時に告知動画をアップするや否や大反響を呼び、4

時間前倒しして午後 3 時に開設した juga merupakan peristiwa

yang telah terjadi. Pada data (6) dijelaskan bahwa “video

pengumuman telah di upload pada jam 3 pagi”.

Hal ini sejalan dengan pendapat Tae Kim (2012:348) dalam

Japanese Grammar Guide yang menyatakan bahwa “tata bahasa ini

digunakan untuk peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, kata kerja

kedua selalu dalam bentuk lampau”.

d. Penggambaran peristiwa atau tindakan yang dapat dikontrol.

Data 7:

メンバーよりニューアルバム発売の情報が為されるや否や、

会場に集ったファンからは大歓声が巻き起こった。( Asahi

Shinbun Digital, 09 Oktober 2017)

“Menbaa yori nyuu arubamu hatsubai no jouhou ga nasareru ya ina

ya, kaijou ni atsumatta fan kara wa dai kansei ga makiokotta”.

Anggota / dari / baru / album / penjualan / p / berita / p / melakukan /


begitu / ruang pertemuan / p / berkumpul / penggemar / dari / p /
bersorak gembira / p / meningkatkan.

38
Data 8:

しかし、到着するや否や、兼山は、船いっぱいのハマグリを

全 部 海に 投げ 入れ て しま った 。 ( Asahi Shinbun Digital, 21

Januari 2017)

“Shikashi, touchakusuru ya ina ya, Kaneyama, fune ippai no

hamaguri o zenbu umi ni nageireteshimatta”.

Namun / sampai / begitu / Kaneyama / kapal / penuh / p / kerang / p


/ semua / laut / p / melemparkan masuk.

Ya ina ya (や否や) digunakan untuk peristiwa atau tindakan

yang dapat dikontrol (Makino dan Tsutsui, 2008:708).

Pada kedua data di atas ya ina ya (や否や) memiliki makna

dan fungsi untuk “menyatakan peristiwa atau tindakan yang dapat

dikontrol oleh pembicara”. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa

pada kedua data memiliki sebuah peristiwa atau tindakan yang dapat

dikontrol. Pada data (7); メンバーよりニューアルバム発売の情報

が為されるや否や、会場に集ったファンからは大歓声が巻き

起こった dapat dilihat pada induk kalimatnya yang berarti “sebuah

sorakan hebat datang dari penggemar yang berkumpul di tempat

tersebut” merupakan sebuah peristiwa yang dapat dikontrol oleh

pembicara. Begitu pun pada data (8); しかし、到着するや否や、

兼山は、船いっぱいのハマグリを全部海に投げ入れてしまっ

た dapat dilihat pada induk kalimatnya yang berarti “Kanayama

39
melemparkan semua kerang ke laut” merupakan sebuah peristiwa

yang dapat dikontrol oleh pembicara.

Hal ini sejalan dengan pendapat Makino dan Tsutsui (2008:708)

dalam A Dictionary Of Advanced Japanese Grammar yang

menyatakan bahwa “ya ina ya tidak dapat digunakan dalam beberapa

kondisi. Ya ina ya tidak alami pada kalimat “Begitu melihat foto itu,

Jane langsung pusing” karena merupakan peristiwa yang tidak dapat

dikontrol”.

4.1.2 Penggunaan Totan (とたん)

a. Untuk mengekspresikan ide bahwa sesuatu terjadi pada saat

seseorang melakukan sesuatu atau sesuatu terjadi.

Data 9:

代わりに面白い物語を書こうと開き直ったとたん、書きたい

ことがいっぱい出てきた。( Asahi Shinbun Digital, 12 Mei 2017)

“Kawari ni omoshiroi monogatari o kakou to hiraki naotta totan,

kakitai koto ga ippai dete kita”.

Pengganti / p / menarik / cerita / p / menulis / p / membuka / sembuh


/ begitu / ingin menulis / p / penuh / untuk keluar.

40
Data 10 :

私の地元は旧浜益村なんですが、たった一つの高校が統廃合

でなくなったとたん、地域の活力がなくなるのを目の当たり

にしました。(Asahi Shinbun Digital, 18 April 2017)

“Watashi no jimoto wa kyuu Hamamasu mura-nan desuga, tatta

hitotsu no koukou ga touhaigou de nakunatta totan, chiiki no

katsuryoku ga nakunaru no o manoatari ni shimashita”.

Saya / p / setempat / p / lama / Hamamasu / desa / karena / hanya /


sebuah / p / SMA / p / reorganisasi / p / hilang / begitu / daerah / p /
vitalitas / p / hilang / p / p / menyaksikan / p / melakukan.

Totan ( と た ん ) sebagai adverbia memiliki fungsi untuk

mengekspresikan ide bahwa sesuatu terjadi pada saat seseorang

melakukan sesuatu atau sesuatu terjadi (Makino dan Tsutsui,

2001:525-527).

Pada kedua data di atas totan ( と た ん ) memiliki makna

“sebuah nomina yang mengekspresikan ide bahwa sesuatu terjadi

pada saat seseorang melakukan sesuatu atau sesuatu terjadi”. Dari data

tersebut, terdapat dua peristiwa yang dihubungkan menggunakan

totan (とたん). Setelah terjadi peristiwa pertama, langsung terjadi

peristiwa kedua. Pada data (9); 代わりに面白い物語を書こうと開

き直ったとたん、書きたいことがいっぱい出てきた terdapat

dua peristiwa yang terjadi yaitu “begitu saya sembuh dan bisa menulis

41
sebuah cerita yang menarik, banyak hal yang ingin saya keluarkan

untuk ditulis”. Begitu pula pada data (10); 私の地元は旧浜益村な

んですが、たった一つの高校が統廃合でなくなったとたん、

地域の活力がなくなるのを目の当たりにしました juga terdapat

dua peristiwa yang terjadi yaitu “begitu tidak memiliki sekolah

menengah atas, wilayahnya langsung kehilangan vitalitasnya”.

Hal ini sejalan dengan pendapat Makino dan Tsutsui

(2001:525-527) dalam A Dictionary Of Intermediate Japanese

Grammar yang menyatakan bahwa “totan adalah sebuah

nomina/adverbia yang mengekspresikan ide bahwa sesuatu terjadi

pada saat seseorang melakukan sesuatu atau sesuatu terjadi”.

b. Penggambaran peristiwa yang tidak diharapkan / tidak

diprediksi terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan dengan

kejadian sebelumnya.

Data 11:

中には「薄暗いSCの地下駐車場に入ったとたん、ペダルの

操 作 が で き な く な っ た 人 が い た 」 と い う 。 (Asahi Shinbun

Digital, 14 Juni 2017)

“Naka ni wa (usugurai SC no chika chuushajou ni haitta totan,

pedaru no sousa ga dekinaku natta hito ga ita) to iu”.

Dalam / p / p / (redup / SC / p / bawah tanah / parkiran / p / masuk /


begitu / pedal / p / operasi / p / tidak bisa / menjadi / orang / p / ada) /
p / berkata.

42
Data 12 :

白装束を着た 氏が〈うむと突き刺したとたんに、あたりの空

気も一変して血腥(ちなまぐさ)くなった〉。(Asahi Shinbun

Digital, 22 April 2017)

“Shiroshouzoku o kita shi ga 〈umu to tsukisashita totan ni, atari no

kuuki mo ippenshite chinamagusa (chinamagusa) ku natta〉”.

Pakaian serba putih / p / memakai / tuan / p / ( hei (suara) / p menusuk


/ begitu / p / sekitar / p / udara / p / berubah sekali / berdarah / (berbau
darah) / menjadi).

Totan ( と た ん ) digunakan untuk mengatakan bahwa hal

(peristiwa) yang tidak diharapkan terjadi dalam waktu yang hampir

bersamaan dengan kejadian sebelumnya (Miyamoto, 2007:131).

Pada kedua data di atas, totan (とたん) memiliki fungsi untuk

mengatakan peristiwa yang tidak diharapkan yang terjadi dalam

waktu singkat setelah peristiwa sebelumnya terjadi. Dari data tersebut,

dapat dilihat pada induk kalimatnya bahwa terjadi suatu peristiwa

yang tidak diharapkan atau tidak diprediksi. Pada data (11); 中には

「薄暗いSCの地下駐車場に入ったとたん、ペダルの操作が

できなくなった人がいた」という yang di mana peristiwa tidak

diharapkan atau tidak diprediksi yang dimaksud yaitu “tidak bisa lagi

mengoperasikan pedal”. Begitu pula dengan data (12); 白装束を着た

氏が〈うむと突き刺したとたんに、あたりの空気も一変して

43
血腥(ちなまぐさ)くなった〉juga terdapat peristiwa yang tidak

diharapkan atau tidak diprediksi yaitu “udara disekitarnya berubah

total dan menjadi kacau”.

Hal ini sejalan dengan pendapat Miyamoto (2007:131) dalam

Donna Toki, Dou Tsukau Nihongo Hyougen Bunkei Jiten yang

menyatakan bahwa “totan digunakan ketika pembicara ingin

mengatakan bahwa hal (peristiwa) yang tidak diharapkan / tidak

diprediksi […] terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan dengan

berakhirnya [~]”.

c. Penggambaran sebuah tindakan yang tidak dapat dikontrol.

Data 13:

機外に出たとたん、モスキート音に襲われた。 (Asahi Shinbun

Digital, 28 Desember 2016)

“Kigai ni deta totan, mosukiito on ni osowareta”.

Pesawat / p / keluar / begitu / nyamuk / suara / p / untuk menyerang.

Data 14:

鍋のフタを開けたとたん、立ちのぼる湯気と大豆の香り。

(Asahi Shinbun Digital, 13 Januari 2017)

“Nabe no futa o aketa totan, tachinoboru yuge to daizu no kaori”.

44
Panci / p / tutup / p / membuka / begitu / mengepul ke atas / uap / p /
kacang kedelai / p / bau.

Totan ( と た ん ) digunakan untuk menggambarkan sebuah

tindakan yang tidak dapat dikontrol (Makino dan Tsutsui, 2001:527).

Pada kedua data di atas totan (とたん) memiliki fungsi untuk

menggambarkan sebuah tindakan yang tidak dapat dikontrol. Dari

kedua data tersebut dapat dilihat bahwa terdapat peristiwa atau

tindakan yang tidak dapat dikontrol. Pada data (13); 機外に出たとた

ん 、モスキート音に襲われた terdapat peristiwa atau tindakan

yang tidak dapat dikontrol yaitu “diserang suara nyamuk”. Begitu pun

pada data (14); 鍋のフタを開けたとたん、立ちのぼる湯気と大

豆の香り juga terdapat peristiwa atau tindakan yang tidak dapat

dikontrol yaitu “uap yang mengepul ke atas dan aroma kacang

kedelai”.

Hal ini sejalan dengan pendapat Makino dan Tsutsui (2001:527)

dalam A Dictionary Of Intermediate Japanese Grammar yang

menyatakan bahwa “pada pola “V1 totan (ni) ~ V2”, V2 harus

menggambarkan sebuah tindakan yang tidak dapat dikontrol”.

45
d. Penggambaran peristiwa non lampau.

Data 15:

暴力的な手段を持ち出したとたんに、暴力にやられる。(Asahi

Shinbun Digital, 9 Agustus 2017)

“Bouryoku-tekina shudan o mochidashita totan ni, bouryoku ni

yarareru”.

Kekerasan / tindakan / p / mengambil / begitu / p / kekerasan / p /


menderita kerusakan.
Data 16:

岸田文雄政調会長も「解散が表明されたとたんに、野党第1

党が実質的に消滅し、合従連衡をする。 (Asahi Shinbun Digital,

30 September 2017)

“Kishida fumio seichou kaichou mo (kaisan ga hyoumeisareta totan

ni, yatou dai 1 tou ga jisshitsu-teki ni shoumetsushi, gasshourengou o

suru)”.

Kishida Fumio / penelitian kebijakan partai / presiden / p (pembubaran


/ p / pernyataan / begitu / p / partai oposisi / urut / satu / partai / p /
besar / p / lenyap / aliansi / p / melakukan).

Totan (とたん) dapat digunakan dengan tindakan (kata kerja)

non lampau (Makino dan Tsutsui 2008:709).

46
Pada kedua data di atas totan (とたん) memiliki fungsi untuk

menyatakan peristiwa atau tindakan non lampau. Pada data (15); 暴

力的な手段を持ち出したとたんに、暴力にやられる pada induk

kalimatnya yang berarti “menderita kekerasan” merupakan sebuah

tindakan (kata kerja) non lampau. Begitu pun pada data (16); 岸田文

雄政調会長も「解散が表明されたとたんに、野党第1党が実

質的に消滅し、合従連衡をする pada induk kalimatnya yang

berarti “Pihak oposisi Partai 1 hampir lenyap, dan akan melakukan

konsolidasi” merupakan sebuah peristiwa non lampau.

Hal ini sejalan dengan pendapat Makino dan Tsutsui (2008:709)

dalam dalam A Dictionary Of Advanced Japanese Grammar yang

menyatakan bahwa “Totan ( と た ん ) dapat digunakan dengan

tindakan (kata kerja) non lampau”.

e. Penggambaran peristiwa yang telah terjadi atau lampau.

Data 17:

清野さんの声に、オーサが身構えたとたん、ゆらゆらと長周

期の揺れで部屋がきしみだした。 (Asahi Shinbun Digital, 11

November 2017)

“Seino-san no koe ni, oosa ga migamaeta totan, yurayura to naga

shuuki no yure de heya ga kishimi dashita”.

47
Tuan Seino / p / suara / p / Osha / p / siap siaga / begitu / getaran / p /
panjang / lingkaran / p / guncangan/ p / kamar / p / berdecit /
mengeluarkan.
Data 18:

停車してドアが開いたとたん、車両が激しく揺れ始めた。

(Asahi Shinbun Digital, 07 September 2017)

“Teishashite doa ga aita totan, sharyou ga hageshiku yure

hajimeta”.

Berhenti / pintu / p / membuka / begitu / gerbong / p / hebat / getaran


/ memulai.

Totan (とたん) digunakan untuk menggambarkan peristiwa

yang telah terjadi atau lampau (Tae Kim, 2012:290).

Pada kedua data di atas totan (とたん) memiliki fungsi untuk

menggambarkan peristiwa yang telah terjadi atau lampau. Pada data

(17); 清野さんの声に、オーサが身構えたとたん、ゆらゆらと

長周期の揺れで部屋がきしみだした merupakan sebuah peristiwa

atau tindakan yang telah terjadi atau lampau. Hal ini dapat dilihat pada

induk kalimatnya yang berarti “ruangan itu mulai berdecit dengan

getaran yang panjang dan bergoyang” merupakan peristiwa lampau.

Begitu pun pada data (18); 停車してドアが開いたとたん、車両が

激しく揺れ始めた juga merupakan sebuah peristiwa atau tindakan

yang telah terjadi atau lampau. Hal ini dapat dilihat pada induk

48
kalimatnya yang berarti “gerbong mulai bergetar hebat” merupakan

peristiwa lampau.

Hal ini sejalan dengan pendapat Tae Kim (2012:290) dalam

Japanese Grammar Guide yang menyatakan bahwa “untuk

menggunakan tata bahasa ini, tambahkan (totan) ke kata kerja bentuk

lampau dari aksi (tindakan/peristiwa) pertama yang terjadi”.

Tabel 1. Penggunaan dan fungsi ya ina ya (や否や) dan totan (と

たん)

No. Ya ina ya (や否や) Totan (とたん)

1. Untuk mengekspresikan ide bahwa Untuk mengekspresikan ide bahwa

sesuatu terjadi tepat setelah sesuatu terjadi pada saat seseorang

peristiwa atau tindakan yang lain. melakukan sesuatu yang lain.

2. Penggambaran peristiwa tak Penggambaran peristiwa yang tidak

terduga yang terjadi sebagai reaksi diharapkan/tidak diprediksi terjadi

atau respon dari kejadian dalam waktu yang hampir

sebelumnya. bersamaan dengan peristiwa

sebelumnya.

3. Penggambaran peristiwa-peristiwa Penggambaran peristiwa-peristiwa

yang telah terjadi atau lampau. yang telah terjadi.

4. Penggambaran peristiwa atau Penggambaran peristiwa atau

tindakan yang dapat dikontrol. tindakan yang tidak dapat dikontrol.

49
5. Penggambaran peristiwa-peristiwa

non lampau.

4.2 Persamaan Ya ina ya (や否や) dan Totan (とたん).

4.2.1 Untuk mengekspresikan ide bahwa sesuatu terjadi pada saat seseorang

melakukan sesuatu atau sesuatu terjadi.

Ya ina ya ( や 否 や ) dan totan ( と た ん ) memiliki

persamaan di mana kedua sinonim ini berfungsi untuk

mengekspresikan ide bahwa sesuatu terjadi pada saat seseorang

melakukan sesuatu atau sesuatu terjadi. Hal ini dapat dilihat pada data

sebagai berikut:

Data 19:

だが実質的な中身に入らないまま、参院選が終わるや否や、

国はこの裁判を起こした。(Asahi Shinbun Digital, 17 September

2016)

“Daga jisshitsu tekina nakami ni hairanai mama, San'in-sen ga

owaru ya ina ya, kuni wa kono saiban o okoshita”.

Tetapi / secara / isi / p / tidak masuk / tetap / pemilihan Dewan


Perwakilan Rakyat / p / selesai / begitu / negara / p / ini / pengadilan /
p / telah terjadi.

50
Data 20:

賃料などが記された資料を見るや否や、次女は「無理だね」

とつぶやいた。(Asahi Shinbun Digital, 10 Maret 2017)

“Chinryou nado ga shirusareta shiryou o miru ya ina ya, jijo wa

(murida ne) to tsubuyaita”.

Sewa / dan lain-lain / p / mencatat / bahan / p / melihat / begitu / putri


kedua / p / (paksaan) / p / bergumam.

Data 21:

だが、人事に絡みそうな質問をしかけたとたん、「また交流

しよう」と質問を遮った。(Asahi Shinbun Digital, 29 April 2017)

“Daga, jinji ni karami souna shitsumon o shikaketa totan, (mata

kouryuu shiyou) to shitsumon o saegitta”.

Tetapi / tugas kemanusiaan / p / menjalin / pertanyaan / p / memulai /


begitu / (lagi / pertukaran / mari) / p / pertanyaan / p / menahan.

Data 22:

1945年8月8日にソ連軍が日ソ中立条約を一方的に破棄、

侵攻を始めたとたん、関東軍は百数十万人の居留民を置き去

りにして逃げました。(Asahi Shinbun Digital, 04 Mei 2017)

“1945 nen 8 gatsu 8 nichi ni soren-gun ga nisso chuuritsu jouyaku o

ippouteki ni haki, shinkou o hajimeta totan, kantougun wa

hyakusuujuuman nin no kyoryuumin o okizarinishite nigemashita”.

1945 / tahun / 8 / bulan / 8 / tanggal / p / tentara Soviet / p / Jepang


dan Soviet / kenetralan / perjanjian / p / sepihak / p / pembatalan /

51
invasi / p / telah memulai / begitu / pasukan Kantou / p / ratusan ribu
/ orang / p / penduduk asing / p / meninggalkan / telah kabur.

Ya ina ya (や否や) dan totan (とたん) pada data (19), (20),

(21) dan (22) di atas memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai sinonim

yang digunakan untuk mengekpresikan ide bahwa sesuatu terjadi pada

saat seseorang melakukan sesuatu. Pada data (19); だが実質的な中

身に入らないまま、参院選が終わるや否や、国はこの裁判を

起 こ し た terdapat dua peristiwa yang terjadi di mana setelah

peristiwa pertama, langsung terjadi peristiwa kedua yaitu “begitu

pemilihan majelis tinggi berhenti, negara tersebut membuat

persidangan tanpa memasukkan konten substansial”. Begitu pun pada

data (20); 賃料などが記された資料を見るや否や、次女は「無

理だね」とつぶやいた juga terdapat dua peristiwa yang terjadi di

mana setelah peristiwa pertama, langsung terjadi peristiwa kedua

yaitu “begitu melihat materi dengan uang sewa dan lain-lain, putri

kedua mengatakan bahwa itu ‘tidak mungkin’ ”.

Hal ini sejalan dengan pendapat Makino dan Tsutsui (2008:706)

dalam A Dictionary Of Advanced Japanese Grammar yang

menyatakan bahwa “[ya ina ya] adalah konjungsi yang

mengekpresikan ide bahwa sesuatu terjadi atau seseorang melakukan

sesuatu tepat setelah peristiwa atau tindakan yang lain”.

Pada data (21); だが、人事に絡みそうな質問をしかけたと

たん、「また交流しよう」と質問を遮った juga terdapat dua

52
peristiwa yang terjadi di mana setelah peristiwa pertama, langsung

terjadi peristiwa kedua yaitu “begitu saya membuat sebuah pertanyaan

yang sepertinya terlibat dalam urusan kepegawaian, saya menyela

pertanyaan ‘saya akan mencobanya lagi’ ”. Begitu pun pada data (22);

1945年8月8日にソ連軍が日ソ中立条約を一方的に破棄

、侵攻を始めたとたん、関東軍は百数十万人の居留民を置き

去りにして逃げました juga terdapat dua peristiwa yang terjadi di

mana setelah peristiwa pertama, langsung terjadi peristiwa kedua

yaitu “begitu Tentara Soviet menghancurkan perjanjian netral Sino-

Jepang pada tanggal 8 Agustus 1945 dan mulai melakukan invasi,

Tentara Kwantung melarikan diri dengan ratusan ribu penduduk yang

ditinggalkannya”.

Hal ini sejalan dengan pendapat Makino dan Tsutsui (2001:525-

527) dalam A Dictionary Of Intermediate Japanese Grammar yang

menyatakan bahwa “totan adalah sebuah nomina/adverbia yang

mengekspresikan ide bahwa sesuatu terjadi pada saat seseorang

melakukan sesuatu atau sesuatu terjadi”.

Jika kedua sinonim yang digunakan oleh keempat data tersebut

disubstitusikan satu sama lain, maka;

(19a) “だが実質的な中身に入らないまま、参院選が終わった

とたん、国はこの裁判を起こした。” (Asahi Shinbun Digital, 17

September 2016)

53
“Daga jisshitsu tekina nakami ni hairanai mama, San'in-sen ga

owatta totan, kuni wa kono saiban o okoshita”.

Tetapi / material / isi / p / tidak masuk / tinggal / rumah atas / p / selesai


/ begitu / negara / p / ini / pengadilan / p / telah terjadi.

(20a) “賃料などが記された資料を見たとたん、次女は「無理だ

ね」とつぶやいた。” (Asahi Shinbun Digital, 10 Maret 2017)

“Chinryou nado ga shirusareta shiryou o mita totan, jijo wa (murida

ne) to tsubuyaita”.

Sewa / dan lain-lain / p / mencatat / bahan / p / melihat / begitu / putri


kedua / p / (paksaan) / p / bergumam.

(21a) “だが、人事に絡みそうな質問をしかけるや否や、「また

交流しよう」と質問を遮った。” (Asahi Shinbun Digital, 29 April

2017)

“Daga, jinji ni karami souna shitsumon o shikakeru ya ina ya, (mata

kouryuu shiyou) to shitsumon o saegitta”.

Tetapi / tugas kemanusiaan / p / menjalin / pertanyaan / p / memulai /


begitu / (lagi / pertukaran / mari) / p / pertanyaan / p / menahan.

(22a) “1945年8月8日にソ連軍が日ソ中立条約を一方的に

破棄、侵攻を始めるや否や、関東軍は百数十万人の居留民を

置き去りにして逃げました。” (Asahi Shinbun Digital, 04 Mei

2017)

54
“1945 nen 8 gatsu 8 nichi ni soren-gun ga nisso chuuritsu jouyaku o

ippouteki ni haki, shinkou o hajimeru ya ina ya, kantougun wa

hyakusuujuuman nin no kyoryuumin o okizarinishite nigemashita”.

1945 / tahun / 8 / bulan / 8 / hari / p / tentara Soviet / p / Jepang dan


Soviet / kenetralan / perjanjian / p / sepihak / p / pembatalan / invasi /
p / telah memulai / begitu / pasukan Kantou / p / ratusan ribu / orang /
p / penduduk asing / p / meninggalkan / telah kabur.

Pada data (19a) kata yang digunakan adalah totan (とたん),

ketika kata totan (とたん) mensubstitusi ya ina ya (や否や) tidak

terjadi perubahan makna pada kalimat tersebut. Akan tetapi memiliki

perbedaan nuansa dari segi konteksnya. Jika data (19a); menggunakan

kata totan (とたん), maka pada induk kalimatnya 国はこの裁判を

起こした yang berarti “negara tersebut membuat persidangan tanpa

memasukkan konten substansial” merupakan peristiwa yang tidak

dapat dikontrol oleh pembicara atau subjek yang dibicarakan dalam

kalimat. Begitu pun pada data (20a) ketika kata totan (とたん )

mensubstitusi ya ina ya (や否や) juga tidak terjadi perubahan makna

pada kalimat tersebut, tetapi juga memiliki perbedaan nuansa dari segi

konteksnya. Data (20a); yang menggunakan kata totan (とたん),

maka pada induk kalimatnya 次女は「無理だね」とつぶやいた

yang berarti “putri kedua mengatakan bahwa itu "tidak mungkin"”

merupakan sebuah peristiwa yang tidak dapat dikontrol oleh

pembicara atau subjek yang dibicarakan dalam kalimat. Begitu pun

pada data (21a) dan (22a) ketika ya ina ya (や否や) mensubstitusi

55
totan (とたん) tidak terjadi perubahan makna pada kalimat tersebut.

Akan tetapi juga memiliki perbedaan nuansa dari segi konteksnya.

Jika data (21a); menggunakan kata ya ina ya (や否や) maka pada

induk kalimatnya 「また交 流し よう 」と質問 を遮っ た yang

berarti “saya menyela pertanyaan ‘saya akan mencobanya lagi’ ”

merupakan peristiwa atau tindakan yang dapat dikontrol oleh

pembicara atau subjek yang dibicarakan dalam kalimat. Begitu pun

pada data (22a) juga tidak terjadi perubahan makna akan tetapi terjadi

perbedaan nuansa dari segi konteksnya. Jika data (22a); menggunakan

kata ya ina ya (や否や) maka pada induk kalimatnya 関東軍は百

数十万人の居留民を置き去りにして逃げました yang berarti

“Tentara Kwantung melarikan diri dan meninggalkan beberapa ratus

ribu penduduk” merupakan peristiwa yang dapat dikontrol oleh

pembicara atau subjek yang dibicarakan dalam kalimat. Dari hasil

analisis makna kalimat (19), (20), (21), dan (22) yang kemudian

masing-masing dari kata sinonim yang digunakan pada data tersebut

saling menggantikan sehingga seperti terlihat pada data (19a), (20a),

(21a), dan (22a) keempat makna yang ada pada kalimat tersebut tidak

berubah walaupun memiliki perbedaan nuansa dari segi konteksnya

dan apabila dipadankan ke dalam bahasa Indonesia keempat kalimat

tersebut tidak mengalami perubahan arti pula.

56
4.2.2 Penggambaran peristiwa yang tidak diprediksi atau tak terduga

terjadi setelah peristiwa sebelumnya.

Persamaan kedua yang dimiliki oleh ya ina ya (や否や) dan

totan (とたん) adalah memiliki fungsi untuk mengatakan bahwa

peristiwa yang tidak diprediksi atau tak terduga terjadi setelah

peristiwa sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada data sebagai berikut:

Data 23:

仕掛けを入れるや否や、特別参加した朝日放送アナウンサー

の武田和歌子さん(39)も含め、みんなのさおに次々とア

ジがかかった。 (Asahi Shinbun Digital, 13 September 2017)

“Shikake o ireru ya ina ya, tokubetsu sankashita Asahi housou

anaunsaa no takeda wakako-san (39) mo fukume, minna no sao ni

tsugitsugi to aji ga kakatta”.

Peralatan / p / memasukkan / begitu / acara istimewa / keikutsertaan /


matahari pagi / siaran / penyiar / p / tuan Takeda Wakako / (39) / p /
termasuk / semua / p / tongkat pancing / p / secara berturut-turut / p /
ikan aji / p / tersangkut.

Data 24:

収容所に到着するや否や、チャンパルさんの母親は2人の子

どもの目の前でひどい暴力を受けた。 (Asahi Shinbun Digital,

12 September 2017)

“Shuuyousho ni touchakusuru ya ina ya, Chan Paru-san no hahaoya

wa futari no kodomo no me no mae de hidoi bouryoku o uketa”.

57
Tempat penampungan / p / tiba / begitu / tuan Chan Paru / p / ibu / p /
2 orang / p / anak-anak / p / mata / p / depan / p / kejam / kekerasan /
p / menerima.

Data 25:

記者と一緒に体験した北村麻利子さんは、ブリの刺し身をひ

と口食べたとたん、驚きの声を上げた。(Asahi Shinbun Digital,

19 April 2017)

“Kisha to isshoni taikenshita Kitamura Mariko-san wa, buri no

sashimi o hitokuchi tabeta totan, odoroki no koe o ageta”.

Wartawan / p / bersama-sama / pengalaman / Kitamura / Mariko / p /


ikan Buri / p / makanan Jepang / p / sesuap / makan / begitu / kekejutan
/ p / suara / p / menaikkan.

Data 26:

頭上を埋める絵の群れを見たとたん、森の創作意欲は激しく

刺激された。 (Asahi Shinbun Digital, 05 Oktober 2017)

“Zujou o umeru e no mure o mita totan, mori no sousaku iyoku wa

hageshiku shigeki sareta”.

Atas kepala / p / menimbuni / gambar / p / kelompok / p / melihat /


begitu / hutan / p / penciptaan / kemauan / p / hebat / dirangsang.

Ya ina ya (や否や) dan totan (とたん) pada data (23), (24),

(25) dan (26) di atas memiliki fungsi yang sama yaitu untuk

mengatakan bahwa peristiwa yang tidak diprediksi atau tak terduga

terjadi setelah peristiwa sebelumnya.

58
Pada data (23); 仕掛けを入れるや否や、特別参加した朝日

放送アナウンサーの武田和歌子さん(39)も含め、みんな

のさおに次々とアジがかかった terdapat sebuah peristiwa yang

tak terduga sebagai respon dari peristiwa sebelumnya yaitu “satu per

satu ikan aji tersangkut di semua tongkat pancing”. Begitu pun pada

data (24); 収容所に到着するや否や、チャンパルさんの母親は

2人の子どもの目の前でひどい暴力を受けた juga terdapat

sebuah peristiwa tak terduga yaitu “ibu Champal mendapat kekerasan

parah di depan dua orang anak”.

Hal ini sejalan dengan pendapat Miyamoto (2007:389) dalam

Donna Toki, Dou Tsukau Nihongo Hyougen Bunkei Jiten yang

menyatakan bahwa “ya ina ya ( や 否 や ) seringkali merupakan

peristiwa tak terduga yang terjadi sebagai reaksi atau respon dari

kejadian sebelumnya”.

Pada data (25); 記者と一緒に体験した北村麻利子さんは、

ブリの刺し身をひと口食べたとたん、驚きの声を上げた juga

terdapat peristiwa yang tidak diprediksi atau tak terduga yang dapat

dilihat pada induk kalimatnya yaitu “memberikan suara terkejut

setelah memakan sashimi ikan buri”. Begitu pun pada data (26); 頭上

を埋める絵の群れを見たとたん、森の創作意欲は激しく刺激

された juga terdapat peristiwa yang tak terduga yaitu “motivasi untuk

menciptakan hutan dirangsang dengan intensif”.

59
Hal ini sejalan dengan pendapat Miyamoto (2007:131) dalam

Donna Toki, Dou Tsukau Nihongo Hyougen Bunkei Jiten yang

menyatakan bahwa “totan digunakan ketika pembicara ingin

mengatakan bahwa hal (peristiwa) yang tidak diharapkan / tidak

diprediksi […] terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan dengan

berakhirnya [~]”.

Jika kedua sinonim yang digunakan oleh keempat data tersebut

disubstitusikan satu sama lain, maka;

(23a) 仕掛けを入れたとたん、特別参加した朝日放送アナウン

サーの武田和歌子さん(39)も含め、みんなのさおに次々

とアジがかかった。 (Asahi Shinbun Digital, 13 September 2017)

“Shikake o ireta totan, tokubetsu sanka shita Asahihousou anaunsaa

no takeda wakako-san (39) mo fukume, min'nano sa o ni tsugitsugi to

aji ga kakatta”.

Peralatan / p / memasukkan / begitu / acara istimewa / keikutsertaan /


matahari pagi / siaran / penyiar / p / tuan Takeda Wakako / (39) / p /
termasuk / semua / p / tongkat pancing / p / secara berturut-turut / p /
ikan aji / p / tersangkut.

(24a) 収容所に到着したとたん、チャンパルさんの母親は2人

の子どもの目の前でひどい暴力を受けた。 (Asahi Shinbun

Digital, 12 September 2017)

“Shuuyousho ni touchakushita totan, Chan Paru-san no hahaoya wa

2-ri no kodomo no menomaede hidoi bouryoku o uketa”.

60
Tempat penampungan / p / tiba / begitu / tuan Chan Paru / p / ibu / p /
2 orang / p / anak-anak / p / mata / p / depan / p / kejam / kekerasan /
p / menerima.

(25a) 記者と一緒に体験した北村麻利子さんは、ブリの刺し身

をひと口食べるや否や、驚きの声を上げた。(Asahi Shinbun

Digital, 19 April 2017)

“Kisha to isshoni taikenshita Kitamura Mariko-san wa, buri no

sashimi o hitokuchi taberu ya ina ya, odoroki no koe o ageta”.

Wartawan / p / bersama-sama / pengalaman / Kitamura / Mariko / p /


ikan Buri / p / makanan Jepang / p / sesuap / makan / begitu / kekejutan
/ p / suara / p / menaikkan.

(26a) 頭上を埋める絵の群れを見るや否や、森の創作意欲は激

しく刺激された。 (Asahi Shinbun Digital, 05 Oktober 2017)

“Zujou o umeru e no mure o miru ya ina ya, mori no sousaku iyoku

wa hageshiku shigekisareta”.

Atas kepala / p / menimbuni / gambar / p / kelompok / p / melihat /


begitu / hutan / p / penciptaan / kemauan / p / hebat / dirangsang.

Pada data (23a) kata yang digunakan adalah totan (とたん),

ketika kata totan (とたん) mensubstitusi ya ina ya (や否や) tidak

terjadi perubahan makna pada kalimat tersebut. Akan tetapi memiliki

perbedaan nuansa dari segi konteksnya. Jika data (23a); menggunakan

kata totan (とたん), maka pada induk kalimatnya みんなのさおに

次 々 と ア ジ が か か っ た yang berarti “satu per satu ikan aji

tersangkut di semua tongkat pancing” merupakan peristiwa yang tidak

61
dapat dikontrol oleh pembicara atau subjek yang dibicarakan dalam

kalimat, namun juga bisa merupakan peristiwa atau tindakan yang

dapat dikontrol karena subjeknya adalah orang ketiga. Begitu pun

pada data (24a) ketika kata totan (とたん) mensubstitusi ya ina ya

(や否や) juga tidak terjadi perubahan makna pada kalimat tersebut,

tetapi juga memiliki perbedaan nuansa dari segi konteksnya. Data

(24a); yang menggunakan kata totan (とたん), maka pada induk

kalimatnya チャンパルさんの母親は2人の子どもの目の前でひ

どい暴力を受けた yang berarti “ibu Champal menerima kekerasan

parah di depan 2 orang anak” merupakan sebuah peristiwa yang tidak

dapat dikontrol oleh pembicara ataupun subjek yang dibicarakan

dalam kalimat, namun juga bisa merupakan peristiwa yang dapat

dikontrol karena subjeknya adalah orang ketiga. Lalu pada data (25a)

dan (26a) ketika ya ina ya (や否や) mensubstitusi totan (とたん)

juga tidak terjadi perubahan makna pada kalimat tersebut. Akan tetapi

juga memiliki perbedaan nuansa dari segi konteksnya. Jika data (25a);

menggunakan kata ya ina ya (や否や) maka pada induk kalimatnya

驚 き の 声 を 上 げ た yang berarti “menaikkan suara terkejut”

merupakan peristiwa yang dapat dikontrol oleh pembicara ataupun

subjek yang dibicarakan dalam kalimat. Begitu pun pada data (26a);

jika menggunakan kata ya ina ya ( や 否 や ) maka pada induk

kalimatnya 森 の 創 作 意 欲 は 激 し く 刺 激 さ れ た yang berarti

62
“motivasi untuk menciptakan hutan dirangsang dengan intensif”

merupakan peristiwa atau tindakan yang dapat dikontrol oleh

pembicara ataupun subjek yang dibicarakan dalam kalimat. Dari hasil

analisis makna kalimat (23), (24), (25), dan (26) yang kemudian

masing-masing dari kata sinonim yang digunakan pada data tersebut

saling menggantikan sehingga seperti terlihat pada data (23a), (24a),

(25a), dan (26a) keempat makna yang ada pada kalimat tersebut tidak

berubah walaupun memiliki perbedaan nuansa dari segi konteksnya

dan apabila dipadankan ke dalam bahasa Indonesia keempat kalimat

tersebut tidak mengalami perubahan arti pula.

4.2.3 Penggambaran peristiwa yang telah terjadi atau lampau.

Persamaan ketiga yang dimiliki oleh ya ina ya (や否や) dan

totan (とたん) adalah memiliki fungsi untuk menyatakan peristiwa

yang telah terjadi atau lampau. Hal ini dapat dilihat pada data sebagai

berikut:

Data 27:

後任として重慶に入った陳敏爾は7月15日に就任するや否

や、1週間で10以上の重要会議を開き「毒の除去を徹底せ

よ 」 と 繰 り 返 し 指 示 を 出 し た 。 (Asahi Shinbun Digital, 03

Agustus 2017)

“Kounin to shite juukei ni haitta chenmin nanji wa sichigatsu 15-nichi

ni shuuninsuru ya ina ya, isshuukan de 10 ijou no juuyou kaigi o hiraki

(doku no jokyo o tettei seyo) to kurikaeshi shiji o dashita.

63
Penerus / p / melakukan / Chongqing / p / masuk / Chen Tsui / p /
bulan Juli / tanggal 15 / p / menduduki jabatan / begitu / seminggu / p
/ 10 / penting / rapat / p / perbedaan / ( racun / p / peniadaan / p /
penyelidikan intensif / biarpun ) / p / pengulangan / petunjuk / p /
keluar.

Data 28:

7 月 1 日の昼過ぎにメンバーと思われる人物のツイッターとイ

ンスタグラムアカウントが登場するや否や、Yahoo! JAPAN ト

レンドランキング入りするなど SNS 上で話題になった。

(Asahi Shinbun Digital, 05 Juli 2017)

“7 gatsu tsuitachi no hiru sugi ni menbaa to omowareru jinbutsu no

tsuittaa to insutaguramu akaunto ga toujousuru ya ina ya, yahoo!

JAPAN torendo rankingu hairisuru nado SNS jou de wadai ni natta”.

Bulan juli / tanggal 1 / p / siang / terlalu / p / member / p / tampaknya


/ tokoh / p / twitter / p / Instagram / akun / p / tampil / begitu / yahoo /
Jepang / tren / peringkat / masuk / dan lain-lain / SNS / atas / p / bahan
pembicaraan / p / menjadi.

Data 29:

これを混ぜたとたん、ねっとり力を持った生地になりました。

(Asahi Shinbun Digital, 25 Mei 2017)

“Kore o mazeta totan, nettori chikara o motta kiji ni narimashita”.

Ini / p / mencampur / begitu / negatife / kekuatan / p / membawa /


bahan / p / menjadi.

Data 30:

私が座ったとたんに祈りが始まった。(Asahi Shinbun Digital, 07

Juli 2017)

“Watashi ga suwatta totan ni inori ga hajimatta”.

64
Saya / p / duduk / begitu / p / berdoa / p / dimulai.

Ya ina ya (や否や) dan totan (とたん) pada data (27), (28),

(29) dan (30) di atas memiliki fungsi yang sama yaitu untuk

menyatakan peristiwa yang telah terjadi atau lampau.

Pada data (27); 後任として重慶に入った陳敏爾は7月15

日に就任するや否や、1週間で10以上の重要会議を開き「

毒の除去を徹底せよ」と繰り返し指示を出した merupakan

peristiwa yang telah terjadi karena pada data ini dijelaskan bahwa

“Chen Tsui, yang memasuki Chongqing sebagai penerus, membuka

lebih dari 10 pertemuan penting dalam seminggu begitu kantor

tersebut dibuka pada 15 Juli, dan mengeluarkan sebuah instruksi

berulang kali "Penghapusan racun yang cepat"”. Pernyataan yang

menandakan bahwa peristiwa ini telah lampau dapat dilihat pada anak

kalimatnya yang menyebutkan “dibuka pada 15 Juli”. Ini berarti

bahwa peristiwa ini telah lampau. Begitu pun pada data (28); 7 月 1

日の昼過ぎにメンバーと思われる人物のツイッターとインス

タグラムアカウントが登場するや否や、Yahoo! JAPAN トレン

ド ラ ン キ ン グ 入 り す る な ど SNS 上 で 話 題 に な っ た juga

merupakan peristiwa yang telah terjadi. Pada data (24) dijelaskan

bahwa “begitu akun twitter dan instagram seseorang yang nampaknya

menjadi anggota pada sore hari tanggal 1 Juli muncul, peringkat tren

Yahoo! JAPAN masuk dan segera menjadi topik di SNS”. Pernyataan

65
yang menandakan bahwa peristiwa ini telah lampau dapat dilihat pada

anak kalimatnya yang menyebutkan “pada sore hari tanggal 1 juli” di

mana setelah/sesudah akun twitter dan Instagram muncul, langsung

menjadi topik di SNS. Ini berarti bahwa peristiwa ini telah lampau.

Hal ini sejalan dengan pendapat Tae Kim (2012:348) dalam

Japanese Grammar Guide yang menyatakan bahwa “tata bahasa ini

digunakan untuk peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, kata kerja

kedua selalu dalam bentuk lampau”.

Pada data (29); これを混ぜたとたん、ねっとり力を持った

生地になりました merupakan peristiwa yang telah terjadi karena

pada data ini menjelaskan bahwa “begitu mencampurkannya,

langsung menjadi bahan yang memiliki kualitas yang baik”. Ini

menandakan bahwa peristiwa ini telah lampau. Begitu pun pada data

(30); 私 が 座 っ た と た ん に 祈 り が 始 ま っ た juga merupakan

peristiwa yang telah lampau karena pada data ini menjelaskan bahwa

“begitu saya duduk, doa langsung dimulai”.

Hal ini sejalan dengan pendapat Tae Kim (2012:290) dalam

Japanese Grammar Guide yang menyatakan bahwa “untuk

menggunakan tata bahasa ini, tambahkan (totan) ke kata kerja bentuk

lampau dari aksi (tindakan/peristiwa) pertama yang terjadi”.

Jika kedua sinonim yang digunakan oleh keempat data tersebut

disubstitusikan satu sama lain, maka;

66
(27a) 後任として重慶に入った陳敏爾は7月15日に就任した

とたん、1週間で10以上の重要会議を開き「毒の除去を徹

底せよ」と繰り返し指示を出した。(Asahi Shinbun Digital, 03

Agustus 2017)

“Kounin to shite juukei ni haitta chenmin nanji wa sichigatsu 15-nichi

ni shuuninshita totan, isshuukan de 10 ijou no juuyou kaigi o hiraki

(doku no jokyo o tettei seyo) to kurikaeshi shiji o dashita.

Penerus / p / melakukan / Chongqing / p / masuk / Chen Tsui / p /


bulan Juli / tanggal 15 / p / menduduki jabatan / begitu / seminggu / p
/ 10 / penting / rapat / p / perbedaan / ( racun / p / peniadaan / p /
penyelidikan intensif / biarpun ) / p / pengulangan / petunjuk / p /
keluar.

(28a) 7 月 1 日の昼過ぎにメンバーと思われる人物のツイッター

と イ ン ス タ グ ラ ム ア カ ウ ン ト が 登 場 し た と た ん 、 Yahoo!

JAPAN トレンドランキング入りするなど SNS 上で話題になっ

た。(Asahi Shinbun Digital, 05 Juli 2017)

“7 gatsu tsuitachi no hiru sugi ni menbaa to omowareru jinbutsu no

tsuittaa to insutaguramu akaunto ga toujoushita totan, yahoo! JAPAN

torendo rankingu hairisuru nado SNS jou de wadai ni natta”.

Bulan juli / tanggal 1 / p / siang / terlalu / p / member / p / tampaknya


/ tokoh / p / twitter / p / Instagram / akun / p / tampil / begitu / yahoo /
Jepang / tren / peringkat / masuk / dan lain-lain / SNS / atas / p / bahan
pembicaraan / p / menjadi.

(29a) これを混ぜるや否や、ねっとり力を持った生地になりま

した。(Asahi Shinbun Digital, 25 Mei 2017)

67
“Kore o mazeru ya ina ya, nettori chikara o motta kiji ni

narimashita”.

Ini / p / mencampur / begitu / negatife / kekuatan / p / membawa /


bahan / p / menjadi.

(30a) 私が座るや否やに祈りが始まった。(Asahi Shinbun Digital,

07 Juli 2017)

“Watashi ga suwaru ya ina ya ni inori ga hajimatta”.

Saya / p / duduk / begitu / p / berdoa / p / dimulai.

Pada data (27a) kata yang digunakan adalah totan (とたん),

ketika kata totan (とたん) mensubstitusi ya ina ya (や否や) tidak

terjadi perubahan makna pada kalimat tersebut. Akan tetapi memiliki

perbedaan nuansa dari segi konteksnya. Jika data (27a); menggunakan

kata totan (とたん), maka pada induk kalimatnya 1週間で10以

上の重要会議を開き「毒の除去を徹底せよ」と繰り返し指示

を出した yang berarti “mengadakan lebih dari 10 pertemuan penting

dalam seminggu dan mengeluarkan sebuah instruksi berulang kali

"Penghapusan racun yang cepat"” merupakan peristiwa yang tidak

dapat dikontrol oleh pembicara atau subjek yang dibicarakan dalam

kalimat, namun juga bisa merupakan peristiwa atau tindakan yang

dapat dikontrol karena subjeknya adalah orang ketiga. Begitu pun

pada data (28a) ketika kata totan (とたん) mensubstitusi ya ina ya

(や否や) juga tidak terjadi perubahan makna pada kalimat tersebut,

tetapi juga memiliki perbedaan nuansa dari segi konteksnya. Data

68
(28a); yang menggunakan kata totan (とたん), maka pada induk

kalimatnya Yahoo! JAPAN トレンドランキング入りするなど

SNS 上で話題になった yang berarti “peringkat tren Yahoo! JAPAN

masuk dan segera menjadi topik di SNS” merupakan sebuah peristiwa

yang tidak dapat dikontrol oleh pembicara ataupun subjek yang

dibicarakan dalam kalimat. Pada data (29a) dan (30a) ketika ya ina

ya ( や 否 や ) mensubstitusi totan ( とた ん ) juga tidak terjadi

perubahan makna pada kalimat tersebut. Akan tetapi juga memiliki

perbedaan nuansa dari segi konteksnya. Jika data (29a); menggunakan

kata ya ina ya (や否や) maka pada induk kalimatnya ねっとり力

を持った生地になりました yang berarti “menjadi bahan yang

memiliki kualitas yang baik” merupakan peristiwa yang dapat

dikontrol oleh pembicara ataupun subjek yang dibicarakan dalam

kalimat. Begitu pun pada data (30a); jika menggunakan kata ya ina ya

(や否や) maka pada induk kalimatnya 祈りが始まった yang

berarti “doa langsung dimulai” merupakan peristiwa atau tindakan

yang dapat dikontrol oleh pembicara ataupun subjek yang dibicarakan

dalam kalimat.

Dari hasil analisis makna kalimat (27), (28), (29), dan (30) yang

kemudian masing-masing dari kata sinonim yang digunakan pada data

tersebut saling menggantikan sehingga seperti terlihat pada data (27a),

(28a), (29a), dan (30a) keempat makna yang ada pada kalimat tersebut

69
tidak berubah walaupun memiliki perbedaan nuansa dari segi

konteksnya dan apabila dipadankan ke dalam bahasa Indonesia

keempat kalimat tersebut tidak mengalami perubahan arti pula.

Berdasarkan pada pembahasan di atas dapat dilihat bahwa ya

ina ya (や否や) dan totan (とたん) memiliki persamaan makna.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Persamaan dan perbedaan ya ina ya (や否や) dan totan

(とたん)

Ya ina ya Totan

No. Keterangan (や否や) (とたん)

1 Untuk mengekspresikan ide bahwa sesuatu terjadi

atau seseorang melakukan sesuatu tepat setelah ✓ ✓

peristiwa atau tindakan yang lain.

2 Penggambaran peristiwa yang tidak diprediksi atau ✓ ✓

tak terduga terjadi setelah peristiwa sebelumnya.

3 Penggambaran peristiwa yang tidak dapat dikontrol. × ✓

4 Penggambaran peristiwa yang dapat dikontrol. ✓ ✓

5 Penggambaran peristiwa yang telah terjadi (lampau). ✓ ✓

6 Penggambaran peristiwa non lampau. × ✓

7 Konjungsi / Setsuzoukushi. ✓ ×

70
8 Adverbia / Fukushi. × ✓

4.3 Perbedaan Ya ina ya (や否や) dan Totan (とたん)

Setelah meneliti data-data yang dikumpul, penulis menemukan

beberapa perbedaan antara ya ina ya (や否や) dan totan (とたん). Jika

dilihat pada tabel persamaan makna ya ina ya (や否や) dan totan (とたん

) dapat terlihat dua perbedaan makna antara kedua sinonim tersebut.

4.3.1 Penggambaran peristiwa non lampau

Totan (とたん) bisa digunakan untuk menyatakan peristiwa yang

non lampau. Walaupun ya ina ya (や否や) dan totan (とたん) memiliki

beberapa persamaan makna, namun jika kalimat tersebut merupakan

kalimat yang menyatakan peristiwa non lampau, maka ya ina ya (や否や)

tidak bisa digunakan pada kalimat tersebut. Untuk lebih jelasnya, dapat

dilihat pada data sebagai berikut:

Data 31:

扉を開けたとたん『あ、ナイチャー(本土人)だ』と言われ

るんですから。(Asahi Shinbun Digital, 13 April 2017)

“Tobira o aketa totan “a , naichaa (hondo hito) da” to iwarerun

desukara”.

71
Pintu / p / membuka / begitu / “ eks. / daratan (orang asli)” / p / berkata
/ karena.
Menurut Makino dan Tsutsui (2008:709) dalam A Dictionary Of

Advanced Japanese Grammar, Totan ( と た ん ) memiliki makna

“menyatakan peristiwa / tindakan (kata kerja) non lampau” merupakan

adverbia atau kata keterangan yang dalam Bahasa Jepang adalah fukushi dan

tidak termasuk dalam bentuk kata sambung. Seperti yang telah dilihat pada

data (27) 扉を開けたとたん『あ、ナイチャー(本土人)だ』と言わ

れるんですから pada induk kalimatnya merupakan peristiwa atau tindakan

(kata kerja) non lampau. Oleh karena itu, totan (とたん) pada data (27)

tidak dapat disubstitusi oleh ya ina ya (や否や), karena ya ina ya (や否

や) hanya bisa digunakan untuk peristiwa atau tindakan yang telah terjadi

atau lampau sesuai yang telah dijelaskan oleh Tae Kim dalam Japanese

Grammar Guide (2012:348) yang menyatakan bahwa “tata bahasa ini

digunakan untuk peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, kata kerja kedua

selalu dalam bentuk lampau”.

4.3.2 Penggambaran peristiwa / tindakan (kata kerja) yang tidak dapat

dikontrol.

Perbedaan kedua antara ya ina ya (や否や) dan totan (とたん) yaitu

totan (とたん) dapat digunakan untuk peristiwa yang tidak dapat dikontrol.

Sedangkan ya ina ya (や否や) tidak bisa digunakan untuk peristiwa yang

72
tidak dapat dikontrol. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada data sebagai

berikut:

Data 32:

もらったとたん即座にお返しをしたりすると、かえって相手

を傷つけ怒らせる。(Asahi Shinbun Digital, 23 Juli 2017)

“Moratta totan sokuza ni okaeshi o shitarisuru to, kaette aite o

kizutsuke okora seru”.

Diberikan / begitu / secara (dengan) kontan / p / balasan / p /


melakukan / p / kembali / lawan / p / melukai / membangkitkan amarah.

Menurut Makino dan Tsutsui (2001:527) dalam A Dictionary Of

Intermediate Japanese Grammar yang menyatakan bahwa “pada pola “V1

totan (ni) ~ V2”, V2 harus menggambarkan sebuah tindakan yang tidak

dapat dikontrol”. Seperti yang telah dilihat pada data (28) もらったとたん

即座にお返しをしたりすると、かえって相手を傷つけ怒らせる pada

induk kalimatnya merupakan peristiwa atau tindakan yang tidak dapat

dikontrol sehingga pada data tersebut totan ( と た ん ) tidak dapat

disubstitusi oleh ya ina ya (や否や), karena ya ina ya (や否や) hanya bisa

digunakan untuk peristiwa atau tindakan yang dapat dikontrol oleh

pembicara sesuai yang telah dijelaskan oleh Makino dan Tsutsui dalam A

Dictionary Of Advanced Japanese Grammar (2008:708).

73
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik

kesimpulan bahwa ya ina ya (や否や) dan totan (とたん) memiliki hubungan

kesinoniman karena keduanya memiliki persamaan atau kemiripan makna.

Persamaan dan perbedaan antara kedua kata tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2. Persamaan dan perbedaan Ya ina ya (や否や) dan Totan (とたん)

Ya ina ya Totan

No. Keterangan (や否や) (とたん)

1 Untuk mengekspresikan ide bahwa sesuatu terjadi

atau seseorang melakukan sesuatu tepat setelah ✓ ✓

peristiwa atau tindakan yang lain.

2 Penggambaran peristiwa yang tidak diprediksi atau ✓ ✓

tak terduga terjadi setelah peristiwa sebelumnya.

3 Penggambaran peristiwa yang tidak dapat dikontrol. × ✓

4 Penggambaran peristiwa yang telah terjadi (lampau). ✓ ✓

5 Penggambaran peristiwa non lampau. × ✓

74
6 Konjungsi / Setsuzoukushi. ✓ ×

7 Adverbia / Fukushi. × ✓

Terlihat pada tabel di atas bahwa tiga makna yang terkandung dalam ya ina

ya (や否や) memiliki makna yang sama dengan yang ada pada totan (とたん).

Namun meskipun memiliki persamaan, juga terdapat perbedaan makna antara ya

ina ya (や否や) dan totan (とたん). Jika dilihat pada bab-bab sebelumnya,

makna kata ya ina ya (や否や) memiliki persamaan dengan makna kata totan (

とたん), tetapi terdapat dua perbedaan yang terkandung antara keduanya yang di

mana ya ina ya (や否や) tidak dapat menggantikan penggunaan totan (とたん)

dalam sebuah kalimat. Perbedaaan tersebut terletak pada makna kata totan (とた

ん) yang di mana totan (とたん) dapat digunakan pada peristiwa non lampau

sesuai yang dijelaskan oleh Makino dan Tsutsui (2008:709) dalam A Dictionary Of

Advanced Japanese Grammar, sedangkan ya ina ya (や否や) tidak bisa digunakan

pada peristiwa seperti ini karena ya ina ya (や否や) hanya dapat digunakan pada

peristiwa yang telah terjadi (lampau) sesuai yang dijelaskan oleh Tae Kim dalam

Japanese Grammar Guide (2012:348). Tak hanya itu, ya ina ya (や否や) juga

tidak dapat menggantikan fungsi totan ( と た ん ) dalam hal peristiwa atau

tindakan yang tidak dapat dikontrol oleh pembicara sesuai yang telah dijelaskan

oleh Makino dan Tsutsui dalam A Dictionary Of Intermediate Japanese Grammar

(2001:527) karena ya ina ya (や否や) hanya bisa digunakan untuk peristiwa yang

75
dapat dikontrol oleh pembicara sesuai yang dijelaskan oleh Makino dan Tsutsui

dalam A Dictionary Of Advanced Japanese Grammar (2008:708).

5.2 Saran

Pada penelitian kali ini penulis membahas tentang persamaan dan perbedaan

ya ina ya (や否や) dan totan (とたん). Untuk itu, saran penulis untuk penelitian

selanjutnya adalah penulis berharap agar semakin banyak dilakukan penelitian

mengenai kesinoniman dalam Bahasa Jepang yang dapat diteliti selain pada bidang

makna atau semantik agar dapat mempermudah pembelajar bahasa Jepang untuk

lebih memahami penggunaan dan fungsi dari kata-kata yang bersinonim tersebut

sehingga mudah untuk membedakan antara kata-kata sinonim tersebut.

76
DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, Drs.H.Chaedar. 1985. Linguistik. Bandung: Angkasa.

Aspriani, Rizki. 2011. Analisis Pemakaian Verba Agaru, Noboru, Dan Noru
Dalam Kalimat Bahasa Jepang. Medan: Skripsi Sarjana Fakultas
Sastra Universitas Sumatera Utara.

Gising, H. Basrah. 2006. Linguistik Umum : Pengantar Belajar Bahasa.


Makassar: Eramedia.

Hasibuan, Adriana. 2015. Analisis Sinonim Kata Yang Menyatakan Biaya


Dalam Kalimat Bahasa Jepang. Medan: Skripsi Sarjana Fakultas
Sastra Universitas Sumatera Utara.

Icmi, Een Nur. 2014. Analisis Penggunaan Matawa Dan Aruiwa Dalam
Bahasa Jepang (Tinjauan Semantis). Makassar: Skripsi Sarjana
Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin.

Kim, Tae. 2012. Japanese Grammar Guide.

Kushartanti, dkk. 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami


Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Makino, Seiichi dan Tsutsui, Michio. 2001. A Dictionary Of Intermediate


Japanese Grammar. Tokyo: The Japan Times.

Makino, Seiichi dan Tsutsui, Michio. 2008. A Dictionary Of Advanced


Japanese Grammar. Tokyo: The Japan Times.

Miyamoto dkk. 2007. Donna Toki, Dou Tsukau Nihongo Hyougen Bunkei
Jiten. Tokyo. Aruku.

Muzakkir, Hadi Hidayat. 2010. Kaidah Penggunaan Partikel Kata


Sambung (Setsuzokushi) ば、たら、 dan と Sebagai Penanda
Bentuk Kondisional Dalam Kalimat Majemuk Bahasa Jepang.
Makassar: Skripsi Sarjana Fakultas Sastra Universitas
Hasanuddin.

Putri, Wasistha Weesenha. 2013. Analisis Perbedaan Makna “Dipenuhi


Oleh” Dari Kata Darake, Mamire, Dan Zukume Yang
Merupakan Sinonim Dalam Bahasa Jepang. Bandung: Skripsi
Sarjana Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia.

77
Pratiwi, Indah Dwi. 2012. Analisis Fungsi Dan makna Verba Shikaru Dan
Okoru Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Ditinjau Dari Segi
Semantik). Medan: Skripsi Sarjana Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara.

Sutedi, Dedi. 2011. Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung:


Humaniora.

Setiana, Soni Mulyawan. 2012. Fungsi Dan Penggunaan Setsuzokushi


(Sorede, Sokode, Dan Suruto) Dalam Bahasa Jepang. Bandung:
Skripsi Sarjana Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran semantik. Bandung: Angkasa.

Verhaar, J.W.M. 2001. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.

78
LAMPIRAN

1. あいさつがすむや否や、「長靴を貸しましょうか」と言わ

れた。(Asahi Shinbun Digital, 04 Mei 2017)

2. 店のオーナーによると、入店するや否やカウンターの中に

入って、店のスタッフを無言で抱きしめる客が何人もいた。

(Asahi Shinbun Digital, 27 Februari 2017)

3. いたるところで気遣いをみせた上川は、乾杯するや否やビ

ールを一気に口にして「あ~おいしい!」と至福のひとと

きを味わっていた。(Asahi Shinbun Digital, 12 Juli 2017)

4. 各歌詞サイトにて歌詞が先に公開されるや否やファンの間

で好評を博しており、今回待望の先行配信となった。

(Asahi Shinbun Digital, 24 April 2017)

5. ところが、05年にEASが始まるや否や、ロシアが参加

の意向を示しました。 (Asahi Shinbun Digital, 09 Agustus

2017)

6. 当初は 19 日午後 7 時に公式サイトをオープンするとしてい

たが、同社によると、午前 4 時に告知動画をアップするや

否や大反響を呼び、4 時間前倒しして午後 3 時に開設した。

(Asahi Shinbun Digital, 19 Mei 2017)

79
7. メンバーよりニューアルバム発売の情報が為されるや否や、

会場に集ったファンからは大歓声が巻き起こった。( Asahi

Shinbun Digital, 09 Oktober 2017)

8. しかし、到着するや否や、兼山は、船いっぱいのハマグリ

を全部海に投げ入れてしまった。( Asahi Shinbun Digital, 21

Januari 2017)

9. 代わりに面白い物語を書こうと開き直ったとたん、書きた

いことがいっぱい出てきた。( Asahi Shinbun Digital, 12 Mei

2017)

10. 私の地元は旧浜益村なんですが、たった一つの高校が統廃

合でなくなったとたん、地域の活力がなくなるのを目の当

たりにしました。(Asahi Shinbun Digital, 18 April 2017)

11. 中には「薄暗いSCの地下駐車場に入ったとたん、ペダル

の操作ができなくなった人がいた」という。(Asahi Shinbun

Digital, 14 Juni 2017)

12. 白装束を着た 氏が〈うむと突き刺したとたんに、あたり

の空気も一変して血腥(ちなまぐさ)くなった〉。(Asahi

Shinbun Digital, 22 April 2017)

13. 機外に出た とたん 、モスキート音 に襲われた 。 (Asahi

Shinbun Digital, 28 Desember 2016)

80
14. 鍋のフタを開けたとたん、立ちのぼる湯気と大豆の香り。

(Asahi Shinbun Digital, 13 Januari 2017)

15. 暴力的な手段を持ち出したとたんに、暴力にやられる。

(Asahi Shinbun Digital, 9 Agustus 2017)

16. 岸田文雄政調会長も「解散が表明されたとたんに、野党第

1党が実質的に消滅し、合従連衡をする。 (Asahi Shinbun

Digital, 30 September 2017)

17. 清野さんの声に、オーサが身構えたとたん、ゆらゆらと長

周期の揺れで部屋がきしみだした。(Asahi Shinbun Digital,

11 November 2017)

18. 停車してドアが開いたとたん、車両が激しく揺れ始めた。

(Asahi Shinbun Digital, 07 September 2017)

19. だが実質的な中身に入らないまま、参院選が終わるや否や、

国 は こ の 裁 判 を 起 こ し た 。 (Asahi Shinbun Digital, 17

September 2016)

20. 賃料などが記された資料を見るや否や、次女は「無理だね」

とつぶやいた。(Asahi Shinbun Digital, 10 Maret 2017)

21. だが、人事に絡みそうな質問をしかけたとたん、「また交

流しよう」と質問を遮った。(Asahi Shinbun Digital, 29 April

2017)

81
22. 1945年8月8日にソ連軍が日ソ中立条約を一方的に破

棄、侵攻を始めたとたん、関東軍は百数十万人の居留民を

置き去りにして逃げました。(Asahi Shinbun Digital, 04 Mei

2017)

23. 仕掛けを入れるや否や、特別参加した朝日放送アナウンサ

ーの武田和歌子さん(39)も含め、みんなのさおに次々

とアジがかかった。 (Asahi Shinbun Digital, 13 September

2017)

24. 収容所に到着するや否や、チャンパルさんの母親は2人の

子どもの目の前でひどい暴力を受けた。 (Asahi Shinbun

Digital, 12 September 2017)

25. 記者と一緒に体験した北村麻利子さんは、ブリの刺し身を

ひと口食べたとたん、驚きの声を上げた。(Asahi Shinbun

Digital, 19 April 2017)

26. 頭上を埋める絵の群れを見たとたん、森の創作意欲は激し

く刺激された。 (Asahi Shinbun Digital, 05 Oktober 2017)

27. 後任として重慶に入った陳敏爾は7月15日に就任するや

否や、1週間で10以上の重要会議を開き「毒の除去を徹

底せよ」と繰り返し指示を出した。(Asahi Shinbun Digital,

03 Agustus 2017)

82
28. 7 月 1 日の昼過ぎにメンバーと思われる人物のツイッター

とインスタグラムアカウントが登場するや否や、Yahoo!

JAPAN トレンドランキング入りするなど SNS 上で話題にな

った。(Asahi Shinbun Digital, 05 Juli 2017)

29. これを混ぜたとたん、ねっとり力を持った生地になりまし

た。(Asahi Shinbun Digital, 25 Mei 2017)

30. 私が座ったとたんに祈りが始まった。(Asahi Shinbun Digital,

07 Juli 2017)

31. 扉を開けたとたん『あ、ナイチャー(本土人)だ』と言わ

れるんですから。(Asahi Shinbun Digital, 13 April 2017)

32. もらったとたん即座にお返しをしたりすると、かえって相

手を傷つけ怒らせる。(Asahi Shinbun Digital, 23 Juli 2017)

83

Anda mungkin juga menyukai