Anda di halaman 1dari 16

DRAG COEFICIENT

(Faktor Tahanan Dalam Fluida)

I. TUJUAN

Menentukan harag factor friksi (fD) dan kecepatan (Vm) teoritis maupun
secara paktis.

II. LANDASAN TEORI

Dalam dianamika fluida, drag coeficien adalah gaya yang menghambat


pergerakan sebuah benda padat melalui fluida (cair atau gas). bentuk gaya hambat
yang paling umum dari sejumlah gaya gesek, yang bertindak sejajar dengan
permukaan benda, ditambah dengan tekanan yang bertindak dalam arah tegak lurus
dengan permukaan benda. Bagi sebuah benda yang bergerak melalui sebuah fluida,
gaya hambat merupakan komponen aerobic gaya resultan atau gaya dinamika fluida
yang bekerja dalam arahnya pergerakan. Dengan begitu gaya hambat berlawanan
dengan arah pergerakan benda, dan dalam sebuah pipa yang dimasukan benda
padat maka isi pipa (fluida) akan diatasi dengan gaya dorong.

Tipe-tipe gaya hambat pada umumnya terbagi menjadi beberapa katagori


yaitu :

1. Gaya hambat parasit, terdiri dari :


a. Seretan bentuk
b. Gesekan permukaan
c. Seretan interfrensi
2. Gaya hambat imbas, dan
3. Gaya hambat gelombang (aerodinamika) atau gaya hamabat (hidrodinamika
kapal).

(www.scribd.com)

Chaidir Pratama_011200307 1
Kecepatan suatu benda dapat dirumuskan dalam hubungan :

V = a . ᐃT . . . (1)

Keterangan :

1. V : adalah kecepatan benda relative terhadap keadaan awal.


2. a : percepatan yang konstan.
3. ᐃT : interval waktu jatuh

Pada bend ayang jatebas maka (a) adalah percepatan grafitasi (g) kalu tidak ada
gaya-gaya lain yang ikut berpengaruh maka :

V = g . ᐃT . . . (2)

Jika adanya fluida seperti udara atau air menimbulkan dua macam gaya lainya yaitu :

1. Gaya Archimedes, dan


2. Gara gesekan (friksi) antara benda dengan fluida yang dilalaui.

(Sari, 2009)

Kecepatan yang konstan ini disebut kecepatan maksimum atau kecepatan terminal.
Untuk menyederhanakan perhitungan, maka dianggap :

1. Benda padat tidak berpori dan incompersible (tidak berubah karena tekanan).
2. Fluida yang dilalui juga incompersible.
3. Percepatan gravitasi uniform ditempat percobaan.
4. Benda padat atau partikel bergerak bebas, artinya tidak terpengaruh oleh
adanya partikel lain. Sehingga dapat dituliskan neraca tenaga (gaya-gaya yang
disebabkan bekerja pada benda) :

F = m . a = m.g-w.g-FR . . . (3)

Keterangan :

1. g : percepatan gravitasi
2. : massa benda
3. w : berat fluida yang dipindahkan sebesar volume benda
4. m.g : gaya grafitasi
5. w.g : gaya tekan ke atas pada benda
6. FR : gaya tahanan dikarenakan efek geseran anatara benda dengan fluida

Chaidir Pratama_011200307 2
Untuk benda dalam bentuk bola, menurut Newton FR ada:

𝜋. 𝐷2 . 𝜌𝐿 . 𝑉 2
𝐹𝑅 = 𝐹𝑑 ( ) … (4)
8
Dengan Fd adalah factor friksi (drag coefficient). Jika persamaan ini disub situsikan
kedalam persamaan neraca tenaga, kecepatan maksimum (Vm) adalah :

𝑉 4 (𝜌𝑠 −𝜌𝐿 ) 𝑔 .𝐷 1/2


𝑚=( ) … (5)
3 .𝜌𝐿 (𝜌𝐿 )

Atau

4 (𝜌𝑆 − 𝜌𝐿 )𝑔. 𝐷
𝐹𝑑 = … (6)
3. 𝑉𝑚2 . 𝜌𝐿

Ini berlaku untuk aliran laminar maupun aliran turbulen. Untuk aliran laminar stokes
mempunyai rumus untuk gaya tahanan partikel berbentuk bola :

FR = 3. 𝜋.D.𝜇.V . . . (7)

Dengan D adalah diameter partikel bola, 𝜇 adalah viskositas fluida, v adalah


kecepatan partikel relative terhadap fluida. Untuk partikel berbentuk bola dengan
kecepatan maksimum, dan aliranya adalah laminar maka akaapatkan :

𝐷. 𝑉𝑚 . 𝜌
log 𝐹𝐷 = log 24 − log … (8)
𝜇

atau

log 𝐹𝐷 = log 24 − log 𝑁𝑅𝐸 … (9)

Jadi jika dibuat gravik FD Vs NRE pada sekala log, maka diperoleh garis lurus
dengan slope = -1 (pada daerah laminar) seperti gambar pada buku 69 dan 70 pada
buku Brown. Dalam rumus-rumus diatas , D adalah diameter partikel yangberbentuk
bola, jika partikel padat tidak berbentuk bola maka harus dicari ukuran panjang yang
dapat mewakili D, yaitu Ds dimana :

D. a. V. g 1
Ψ= … (10)
Ds n

Chaidir Pratama_011200307 3
Keterangan :

1. Ψ : Sphericity
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙
: 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙

2. D.a.V.g : Diameter rata-rata


3. Ds : diameter bola yang volumenya sama dengan volume partikel (untuk
bola yang diameternya D, maka Ds =0).
𝑆𝑒𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙
4. n : 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 𝑏𝑜𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑚𝑢𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙
=
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑚𝑢𝑘𝑎 𝑏𝑜𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙
5. n : 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑜𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙
𝐷𝑎𝑣𝑔
=
𝐷𝜓

2.1 Menghitung fD dan vm secara teoritis

Persamaan fDadalah sebagai berikut :


4 (𝜌𝑠 −𝜌𝐿 )𝑔 𝐷
𝑓𝐷 = 2 𝜌 … (11)
3 𝑉𝑚 𝐿

Jika ditulis dalam bentuk logaritma, maka didapat :

4 (𝜌𝑆 − 𝜌𝐿 )𝑔. 𝐷
log 𝑓𝐷 = − 2 log 𝑉𝑚 … (12)
3 . 𝜌𝐿

Selain itu 𝑁𝑅𝑒 dapat ditulis dalam bentuk logaritma sebagai berikut :

𝐷 𝜌𝐿
𝐿𝑜𝑔 𝑁𝑅𝑒 = log + log 𝑉𝑚 … (12)
𝜇

Dari kedua persamaan tersebut, maka jika Vm dieliminaikan akan didapat persamaan :

4 . 𝜌𝐿 (𝜌𝑆 − 𝜌𝐿 )𝑔. 𝐷3
log 𝑓𝐷 = −2 log . 𝑁𝑅𝑒 + log … (13)
3 . 𝜇2

Persamaan ini jika dilukis pada sekala logaritma mrupakan garis lurus dengan
4 .𝜌𝐿 (𝜌𝑆 −𝜌𝐿 )𝑔.𝐷 3
koefisien arah = -2 dan melalui titik NRe dan 𝑓𝐷 = ( ) selain itu garis
3 .𝜇2
4 𝜌𝐿 (𝜌𝑆 −𝜌𝐿 )𝑔.𝐷 3
ini juga melalui titik fD=1 dan 𝑁𝑅𝑒 = √ jadi dengan melukis garis ini
3.𝜇 2

pada gambar buku brown akan diperoleh titik potong yang dapat digunakan untuk
menentukan harga fD dan menghitung harga Vm dari harga NRe yang diperoleh.

(Gyatmi, 2013)

Chaidir Pratama_011200307 4
III. ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat yang digunakan

1. Tabung percobaan (dari kaca)


2. Benda percobaan (bentuk bola dan balok)
3. Stopwatch
4. Piknometer
5. Thermometer
6. Neraca analitik
7. Gelas beker 2 Liter
8. Batang pengaduk
9. Sendok sungu
10. Gelas ukur 1 liter dan 500 mL

3.2 Bahan yang digunakan

1. Garam dapur
2. Air keran
3. Aquadest

IV. LANGKAH KERJA

1. Suhu aqudest diukur, kemudian ditentukan ƿ dan ɲ-nya.


2. Diukur ƿ dan ɲ aquadest, air keran dan garam.
3. Diukur dimensi benda (balok dan bola) dan tinggi kolom percobaan.
4. Diisi tabung percobaan dengan air keran hingga batas yang paling atas.
5. Benda 1 (balok) dijatuhkan secara perlahan-lahan pada permukaan air dalam
tabung percobaaan. Kemudian kecepatan (Vm) secara praktik ditentukan
dengan mencatan waktu jatuh benda mulai dari titik 1 ke titik 2.
6. Langkah ke-6 diulangi dengan benda 2 (bola) dengan pengulangan
percobaan sebanyak 5 kali.
7. Langkah ke-4 samapi dengan ke-7 diulangi untuk fluida larutan garam.
8. Vm dan fD secara teori dengan pertolongan gambar 70 dari buku brownda
kurva yang mempunyai 𝜓g sesuai.
9. Hasil dari praktik dibandingkan dengan hasil teoritis.

Chaidir Pratama_011200307 5
V. DATA PERCOBAAN

5.1 Data Pengamatan

1. Berat pikno kosong 8,8744 gram


2. Berat pikno+aquadest 14,1374 gram
3. Berat pikno+air keran 14, 1520 gram
4. Berat pikno+larutan garam 15, 4224 garam
5. Konsentrasi larutan garam 50% = 750,2 gram/1500 mL
6. Suhu Aquadest 26 °C
7. 𝜇 aquadest 1,00 cp
8. ρ aquadest (26 °C) 0,99682 gr/ml
9. Massa benda (Balok) 7,2370 garam dengan Panjang (P) =0,875
cm dan lebar (L) = 0,45 cm serta tinggi
(T) = 0,45 cm
10. Massa benda (Bola) 1,0510 gram dengan masing-masing
diameter bola (D) adalah :
1. D1 : 0,776 cm
2. D2 : 0,777 cm
3. D3 : 0,775 cm
11. Tinggi kolom percobaan (T) 3 meter = 300 cm
12. Konsentrasi garam (50%) 750,2 gram/1500 mL

Waktu tempuh fluida air keran (s)


No Percobaan (air keran) Benda Balok (1) Benda Bola (2)
1. 1 3,15 5,94
2. 2 3,16 6,21
3. 3 3,31 6,24
4. 4 3,41 6,31
5. 5 3,25 6,18
Rata-rata 3,256 6,176

Waktu tempuh fluida air garam (s)


No Percobaan (air garam) Benda Balok (1) Benda Bola (2)
1. 1 3,19 6,94
2. 2 3,19 7,15
3. 3 3,45 7,16
4. 4 3,38 7,13

Chaidir Pratama_011200307 6
5. 5 3,25 7,03
Rata-rata 3,292 7,082

Banyak Percobaan 1 2 3
Waktu alir aquadest (s) 1,09 1,00 0,94
Waktu alir air keran (s) 1,03 1,03 0,93
Waktu alir air garam 50% (s) 18,32 18,21 18,34

5.2 Pengolahan Data

a. Perhitungan

1. Menentukan densitas aquades (𝝆)

V. Aquadest = V. Piknometer

Massa aquadest = (massa pikometer+aquadest) – (massa pkometer kosong)

= (14,1520 – 8,8744) gr = 5,2776 gr

(𝜌) aquadest (26 °C) = 0,99682 gr/ml = 62,2294 lbm/ft3


𝑚 𝑚 𝑚 5,2776 𝑔𝑟
𝜌= →𝑣= 𝑗𝑎𝑑𝑖, 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ (𝑣) = = 0,99682 𝑔𝑟/𝑚𝑙 = 5,29 ml
𝑣 𝜌 𝜌

 Menentukan densitas air keran

Massa air kran = (massa pikometer+air kran) – (massa pkometer kosong)

= (14,1374– 8,8744) gr = 5,263 gr

V. Air kran = V. Piknometer


𝑚 𝑚 5,263 𝑔𝑟 𝑔𝑟
𝜌= →𝑣= = = 0,99489 ⁄𝑚𝑙
𝑣 𝜌 5,29 𝑚𝑙

𝑙𝑏𝑚⁄
= (0,99489 gr/ml) (62,428 𝑔𝑟
𝐹𝑡 3
) = 62,1093 lbm/ft3
⁄𝑚𝑙

Chaidir Pratama_011200307 7
 Menentukan densitas larutan garam (50%)

Massa air garam = (massa pikometer+air keran) – (massa pkometer kosong)

= (15,4224– 8,8744) gr = 6,548 gr

V. Air kran = V. Piknometer


𝑚 𝑚 6,548 𝑔𝑟 𝑔𝑟
𝜌= →𝑣= = = 1,23780 ⁄𝑚𝑙
𝑣 𝜌 5,29 𝑚𝑙
𝑙𝑏𝑚⁄
= (1,2378 gr/ml) (62,428 𝑔𝑟
𝐹𝑡 3
) = 77,2738 lbm/ft3
⁄𝑚𝑙

 Densitas benda balok :


Massa benda = 7, 237 gr
Volume benda (balok) = P x L X T = (0,875 cm) (0,45 cm) (0,45 cm) =0,1171 cm3
7,237 𝑔𝑟 𝑔𝑟 𝑔𝑟
𝜌= 3
= 61,8018 ⁄𝑐𝑚3 = 61,8018 ⁄𝑚𝑙
0,1171 𝑐𝑚
𝑙𝑏𝑚⁄
gr
= (61,8018 ) (62,428 𝑔𝑟
𝐹𝑡 3
) = 𝟑𝟖𝟓𝟖, 𝟏𝟔 𝒍𝒃𝒎⁄ 𝟑
ml ⁄𝑚𝑙 𝒇𝒕

 Densitas benda bola :


Massa benda = 1,0510 gr
(0,776+0,777+0,775) 𝑐𝑚
Diameter (d) = = 0,776 𝑐𝑚
3
4 4 𝑑3 4 (0,776 𝑐𝑚)3
Volume benda (bola) = 3 𝜋 𝑟 3 = 3 𝜋 ( 2 ) = 𝜋 ( ) = 0,9786 𝑐𝑚3
3 2
1,0510 𝑔𝑟 𝑔𝑟 𝑔𝑟
𝜌= 3
= 1,0739 ⁄𝑐𝑚3 = 1,0739 ⁄𝑚𝑙
0,9786 𝑐𝑚
𝑙𝑏𝑚⁄
gr
= (1,0739 ) (62,428 𝑔𝑟
𝐹𝑡 3
) = 𝟔𝟕, 𝟎𝟒𝟏𝟒 𝒍𝒃𝒎⁄ 𝟑
ml ⁄𝑚𝑙 𝒇𝒕

2. Menentukan viskositas larutan (𝝁) :


 Aquadest :
tAq = (1,09 + 1,00 + 0,94) sekon = 1,01 sekon
𝜌Aq = 0,99682 gr/ml = 62,2294 lbm/ft3
𝜇 Aq = (𝜌Aq) (tAq)
𝑔𝑟
= (0,99682 𝑚𝑙) (1,01 𝑠) = 1,006 𝑐𝑝
𝑙𝑏𝑚⁄
= 𝟔, 𝟐𝟓 𝒙 𝟏𝟎−𝟑 𝒍𝒃𝒎⁄𝒇𝒕. 𝒔
𝑓.𝑠
= (1,006 𝑐𝑝) (0,00622 )
𝑐𝑝

Chaidir Pratama_011200307 8
 Air Keran :
tAk = (1,03 + 1,03 + 0,93) sekon = 0,99 sekon
𝜌Ak = 0,99489 gr/ml = 62,1093 lbm/ft3
𝜌 .𝑡 (62,1093 𝑙𝑏𝑚⁄ 3 ) (0,99 𝑠)
= 𝜌𝐴𝑘.𝑡𝐴𝑘 𝑥 𝜇𝐴𝑞 = 𝑥 (6,25 𝑥 10−3 𝑙𝑏𝑚⁄𝑓𝑡. 𝑠)
𝑓𝑡
𝜇 Ak
𝐴𝑞 𝐴𝑞 (62,2294 𝑙𝑏𝑚⁄ 3 ) (1,01 𝑠)
𝑓𝑡

= 𝟔, 𝟏𝟏 𝒙 𝟏𝟎−𝟑 𝒍𝒃𝒎⁄𝒇𝒕. 𝒔
 Larutan Garam (50%)
tAg = (18,32 + 18,21 + 18,34) sekon = 18,29 sekon
𝜌Ag = 77,2738 lbm/ft3
𝜌𝐴𝑔 .𝑡𝐴𝑔 (77,2738 𝑙𝑏𝑚⁄ 3 ) (18,29 𝑠)
= 𝑥 (6,25 𝑥 10−3 𝑙𝑏𝑚⁄𝑓𝑡. 𝑠)
𝑓𝑡
𝜇 Ag 𝑥 𝜇𝐴𝑞 =
𝜌𝐴𝑞 .𝑡𝐴𝑞 (62,2294 𝑙𝑏𝑚⁄ 3 ) (1,01 𝑠)
𝑓𝑡

= 𝟏, 𝟒 𝒙 𝟏𝟎−𝟏 𝒍𝒃𝒎⁄𝒇𝒕. 𝒔
3. Menentukan nilai Vm dan fD secara praktik
 Fluida air kran :
Jarak tempuh = panjang kolom (h) = 3 m = 300 cm
h = 300 cm x 1 ft/30,48 cm = 9,8225 ft
a. Untuk benda balok :
Waktu rata-rata (𝑡̅) : (3,15+3,16+3,31+3,41+3,25) s = 3,256 s
Jarak (h) : 9,8225 ft
Kec. Maksimum (Vm) :
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 9,8225 𝑓𝑡
𝑉𝑚 = = = 𝟑, 𝟎𝟏𝟔𝟕 𝒇𝒕/𝒔
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 3,256 𝑠
𝜓 kubus = 𝜓 balok = 0,806
Dalam balok berlaku rumus-rumus:
D1 =√(𝑃2 + 𝐿2 ) ; D2 =√(𝑃2 + 𝑇 2 ) ; D3 =√(𝑇 2 + 𝐿2 ) sehingga diameter (D)
balok adalah

D =√(𝑃2 + 𝐿2 + 𝑇 2 )

Maka nilai (D) adalah 𝐷 = √(0,8752 + 0,452 + 0,452 ) = 1,08 𝑐𝑚


dengan :
P = panjang balok
L = lebar balok
T = tinggi balok
D1 = panjang diagonal sisi alas/ atas
D2 = panjang diagonal sisi depan/ belakang
D3 = panjang diagonal sisi samping kiri/ kanan

Chaidir Pratama_011200307 9
Jadi, D Balok = 1,08 cm x 1 ft/30,48 cm = 0,035 ft

lbm⁄ ) (0,035 𝑓𝑡)( 3,0167 ft⁄ )


𝜌𝐴𝑘 . 𝐷𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 . 𝑉𝑚 (62,1093 ft 3 s
𝑁𝑅𝑒 = = = 1073,28
𝜇𝐴𝑘 (6,11 𝑥 10−3 𝑙𝑏𝑚⁄𝑓𝑡. 𝑠)

Sehingga di ketahui nilai fD untuk kubus adalah 1,9


*Catatan : Nilai fD diketahui dar Fig. 70. Fractional factor, or drag coefficient versus Reynolds number
for particeles of different spericitical.

Dengan cara yang sama diperoleh nilai untuk benda sebagai berikut :

Jenis Benda
No Parameter Satuan Balok Bola
1. Waktu jatuh rata-rata (𝑡̅) s 3,256 6,176
2. Kecepatan maksimum (Vm) ft/s 3,0167 1,590
3. Sphericity (𝜓) - 0,806 1,00
4. Diameter (D) ft 0,035 0,025
5. NRe - 1073,28 404,06
6. Faktor friksi (fD) - 1,9 0,9

 Fluida larutan garam (50%) :


Jarak tempuh = panjang kolom (h) = 3 m = 300 cm
h = 300 cm x 1 ft/30,48 cm = 9,8225 ft
a. Untuk benda balok :
Waktu rata-rata (𝑡̅) : (3,19+3,19+3,45+3,38+3,25) s = 3,292 s
Jarak (h) : 9,8225 ft
Kec. Maksimum (Vm) :
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 9,8225 𝑓𝑡
𝑉𝑚 = = = 𝟐, 𝟗𝟖𝟑𝟕 𝒇𝒕/𝒔
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 3,292 𝑠
𝜓 kubus = 𝜓 balok = 0,806
Dalam balok berlaku rumus-rumus:
D1 =√(𝑃2 + 𝐿2 ) ; D2 =√(𝑃2 + 𝑇 2 ) ; D3 =√(𝑇 2 + 𝐿2 ) sehingga diameter (D)
balok adalah

D =√(𝑃2 + 𝐿2 + 𝑇 2 )

Maka nilai (D) adalah 𝐷 = √(0,8752 + 0,452 + 0,452 ) = 1,08 𝑐𝑚


dengan :
P = panjang balok
L = lebar balok
T = tinggi balok

Chaidir Pratama_011200307 10
D1 = panjang diagonal sisi alas/ atas
D2 = panjang diagonal sisi depan/ belakang
D3 = panjang diagonal sisi samping kiri/ kanan

Jadi, D Balok = 1,08 cm x 1 ft/30,48 cm = 0,035 ft

lbm⁄ ) (0,035 𝑓𝑡)( 2,9837 ft⁄ )


𝜌𝐴𝑔 . 𝐷𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 . 𝑉𝑚 (77,2738 ft 3 s
𝑁𝑅𝑒 = = = 57, 64
𝜇𝐴𝑔 (1,4 𝑥 10−1 𝑙𝑏𝑚⁄𝑓𝑡. 𝑠)

Sehingga di ketahui nilai fD untuk kubus adalah 6


*Catatan : Nilai fD diketahui dar Fig. 70. Fractional factor, or drag coefficient versus Reynolds number
for particeles of different spericitical.

Dengan cara yang sama diperoleh nilai untuk benda sebagai berikut :

Jenis Benda
No Parameter Satuan Balok Bola
1. Waktu jatuh rata-rata (𝑡̅) s 3,292 7,082
2. Kecepatan maksimum (Vm) ft/s 2,9837 1,3869
3. Sphericity (𝜓) - 0,806 1,00
4. Diameter (D) ft 0,035 0,025
5. NRe - 57,64 19,31
6. Faktor friksi (fD) - 6 3,8

4. Menentukan nilai Vm dan fD secara teori


 Air Kran :
1. Balok
𝜌𝐿 = 𝜌𝐴𝑘 = 62,1093 lbm⁄ft 3
𝜌𝑆 = 𝜌𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 = 3858,16 lbm⁄ft 3
𝑓𝑡⁄
𝑔 = 32,174 𝑠2
𝐷𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 = 0,035 𝑓𝑡
μAk = 6,11 x 10−3 lbm⁄ft. s
4 . 𝜌𝐿 (𝜌𝑆 − 𝜌𝐿 ). 𝑔. 𝐷3
𝑁𝑅𝑒 = √
3. 𝜇 2

(4) (62,1093 lbm⁄ 3 ) ((3858,16 − 62,1093 ) lbm⁄ 3 ) (32,174 𝑓𝑡⁄ 2 ) (0,035 𝑓𝑡)3
ft ft 𝑠
=√ 3
3 (6, 11 𝑥 10−3 𝑙𝑏𝑚⁄𝑓𝑡. 𝑠)
= 43739,56

𝜓 kubus = 𝜓 balok = 0,806

Chaidir Pratama_011200307 11
Dengan mengetahui nilai NRe dan nilai sephericity balok, maka fD dapat dicari
dengan cara melukis garis perpotongan pada grafik Fig. 70 buku brown.

Dari nilai garfik tersebut (terlampir) dapat diketahui bahwa fD = 1,8 dengan
demikian ;

4 . (𝜌𝑆 − 𝜌𝐿 ). 𝑔. 𝐷3
𝑉𝑚 = √ =
3 . 𝑓𝐷. 𝜌𝐿

(4) ((3858,16 − 62,1093 ) lbm⁄ 3 ) (32,174 𝑓𝑡⁄ 2 ) (0,035 𝑓𝑡)3


ft 𝑠
=√ 3
= 0,24 𝑓𝑡⁄𝑠
(3)(1,9)(62,1093 𝑙𝑏𝑚⁄𝑓𝑡 )

Dengan cara yang sama maka diperolah nilai untuk benda yang lain :

Jenis Benda
No Parameter Satuan Balok Bola
1. Densitas benda (𝜌𝑠 ) lbm/ft3 3858,16 67,0414
2. Kecepatan maksimum (Vm) ft/s 0,24 0,033
3. Sphericity (𝜓) - 0,806 1,00
4. Diameter (D) ft 0,035 0,025
5. NRe - 43739,56 929,81
6. Faktor friksi (fD) - 1,8 1,2

 Larutan Garam (50%) :


1. Balok
𝜌𝐿 = 𝜌𝐴𝑔 = 77,2738 lbm⁄ft 3
𝜌𝑆 = 𝜌𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 = 3858,16 lbm⁄ft 3
𝑓𝑡⁄
𝑔 = 32,174 𝑠2
𝐷𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 = 0,035 𝑓𝑡
μAg = 1,4 x 10−1 lbm⁄ft. s

4 . 𝜌𝐿 (𝜌𝑆 − 𝜌𝐿 ). 𝑔. 𝐷3
𝑁𝑅𝑒 = √
3. 𝜇 2

(4) (77,2738 lbm⁄ 3 ) ((3858,16 − 77,2738 ) lbm⁄ 3 ) (32,174 𝑓𝑡⁄ 2 ) (0,035 𝑓𝑡)3
ft ft 𝑠
=√ 3
3 (1,4 𝑥 10−1 𝑙𝑏𝑚⁄𝑓𝑡. 𝑠)
= 163,88

𝜓 Bola =1,00

Chaidir Pratama_011200307 12
Dengan mengetahui nilai NRe dan nilai sephericity balok, maka fD dapat dicari
dengan cara melukis garis perpotongan pada grafik Fig. 70 buku brown.

Dari nilai garfik tersebut (terlampir) dapat diketahui bahwa fD = 3,8 dengan
demikian ;

4 . (𝜌𝑆 − 𝜌𝐿 ). 𝑔. 𝐷3
𝑉𝑚 = √ =
3 . 𝑓𝐷. 𝜌𝐿

(4) ((3858,16 − 77,2738 ) lbm⁄ 3 ) (32,174 𝑓𝑡⁄ 2 ) (0,035 𝑓𝑡)3


ft 𝑠
=√ 3
= 0,15 𝑓𝑡⁄𝑠
(3)(3,8)(77,2738 𝑙𝑏𝑚⁄𝑓𝑡 )

Dengan cara yang sama maka diperolah nilai untuk benda yang lain :

Jenis Benda
No Parameter Satuan Balok Bola
1. Densitas benda (𝜌𝑠 ) lbm/ft3 3858,16 67,0414
2. Kecepatan maksimum (Vm) ft/s 0,15 0,0051
3. Sphericity (𝜓) - 0,806 1,00
4. Diameter (D) ft 0,035 0,025
5. NRe - 163,88 13,61
6. Faktor friksi (fD) - 3,8 3,7
*Catatan : Untuk benda bola nila NRe di harga mutlakan karena nilainya adalah (-).

5. Nilai fD dan Vm secara praktik dan teori.


 Benda 1 (Balok) :
No Parameter Air Keran Larutan Garam (50%)
Praktik Teori Praktik Teori
1. NRe 1073,28 43739,56 56,64 163,88
2. fD 1,9 1,8 6 3,8
3. Vm (ft/s) 3,0167 0,24 2,9837 0,15

 Benda 2 (Bola) :
No Parameter Air Keran Larutan Garam (50%)
Praktik Teori Praktik Teori
1. NRe 929,81 404,06 19,31 13,61
2. fD 1,2 0,9 3,8 3,7
3. Vm (ft/s) 1,590 0,033 1,3869 0,0051

VI. PEMBAHASAN

Chaidir Pratama_011200307 13
Suatu benda padat yang dijatuhkan kedalam suatu fluida yang ditempatkan
pada suatu wadah (tabung) dengan ketinggian tertentu akan di pengaruhi oleh
adanya gaya grafitasi (g), gaya gesekan (friksi) antara benda dengan fluida yang
dilaluinya serta gaya Archimedes (gaya dorong keatas). Gaya yang mempercepat
jatuhnya benda padat didalam suatu fluida tertentu dipengaruhi oleh gaya berat (w)
dari benda itu sediri, sedangkan (w) sendiri adalah hasil kali dari massa benda
dengan percepatan grafitasinya. Suatu benda padatan yang dijatuhkan dari
ketinggian tertentu akan jatuh dengan kecepatan tertentu karena adanya pengaruh
grafitasi yang ada.

Gaya gesek dan gaya Archimedes merupakan gaya yang memperlambat


jatuhnya benda. Gaya Archimedes ini menghamabat karenaarahnya yang beranan
dengan gaya berat (w) benda. Suatu saat akan terjadi kesetimbangan antara gaya-
gaya yang menghambat jatuhnya benda dengan gaya-gaya yang mempercepat
jatuhnya benda. Pada saat terjadi kesetimbangan maka kecepatan akan menjadi
konstan. Kecepatan yang konstan ini disebut dengan kecepatan maksimum (Vm).

Untuk menentukan Vm dan fD (drag coefficient) maka di gunakan 2 variasi


benda padat dan 2 variasi fluida. Dari data dapat diketahui bahwa fD untuk benda
balok dengan fluida air keran memiliki nilai perbedaan yang relatif kecil 0,1
sedangkan untuk balok dengan fluida larutan garam (50%) nilai perbedaan antara
praktik dengan teori 2,2 hal ini disebabkan karena nilai densitas dan viskositas
larutan garam lebih besar di bandingkan air keran yang mempengaruhi nilai N Re
serta fD. Sedangkan untuk nilai Vm untuk fluida aira kran (3,0167 ft/s) dan nilai teori
(0,24) serta larutan garam 50% nilai Vm praktek lebih besar dari pada nilai Vm teori
yaitu (2,9837) dan (0,15) hal ini karena pada Vm praktek tidak memperhitungkan
faktor friksi dan diameter benda yang digunakan tetapi memperhitungkan jarak
tempuh benda yang dijatuhkan dengan nilai waktu yang dibutuhkan benda untuk
samapi pada titik akhir.

Untuk benda bola nilai fD pada fluida air kran ataupun larutan garam (50%)
relatif kecil antara 0,1-03 hal ini karena bola tidak memiliki sudut-sudut bentuk
sehingga nilai factor friksi (fD) yang ditimbulkan lebih kecil dibandingkan balok yang
memiliki sudut-sudut disetiap sisinya. Nilai Vm untuk dengan fluida air kran secara
praktik lebih kecil dari pada niali Vm secara teori yaitu (1,590) dan (0,033) sedangkan
nilai larutan garam secara praktik lebih besar dibandingkan dengan nilai teori yaitu
(1,3869) dan (0,0051). Pada Vm praktek tidak faktor friksi dan diameter benda yang
digunakan tetapi memperhitungkan jarak tempuh benda yang dijatuhkan dengan
nilai waktu yang dibutuhkan benda untuk samapi pada titik akhir.

Chaidir Pratama_011200307 14
VII. KESIMPULAN

1. Nilai fD dan Vm praktik dan teori untuk benda :


 Benda 1 (Balok) :
No Parameter Air Keran Larutan Garam (50%)
Praktik Teori Praktik Teori
1. NRe 1073,28 43739,56 56,64 163,88
2. fD 1,9 1,8 6 3,8
3. Vm (ft/s) 3,0167 0,24 2,9837 0,15
 Benda 2 (Bola) :
No Parameter Air Keran Larutan Garam (50%)
Praktik Teori Praktik Teori
1. NRe 929,81 404,06 19,31 13,61
2. fD 1,2 0,9 3,8 3,7
3. Vm (ft/s) 1,590 0,033 1,3869 0,0051

Nilai fD dan Vm baik secara teori dan praktek sudah representative karena
sudah memperhitungkan nilai dari semua komponen yang berpengaruh dalam
percobaan secara prktik dan teori.

2. Semakin besar densitas dan viskositas fluida maka drag coefficient semakin
besar, dan kecepatan maksimum semakin kecil.
3. Semakin kecil sephericity suatu benda, maka drag coefficient akan semakin
besar sedangkan kecepatan maksimumnya semakin kecil.

Yogyakarta, 29 September 2013


Asisten Praktikan

Ir. Gyatmi, M.Si Chaidir Pratama


Lampiran 1. Daftar Pustaka

1. http://www.scribd.com/doc/42933792/makalah-aerodinamika-COEFFICIENT-DRAG
Diakses pada 26 September 2013, jam 19:00 WIB.

2. Sari, Kumala Dyah.2009.Laporan praktikum OTK 1. STTN-BATAN. Yogyakarta.

3. Ir. Gyatmi, M.Si.2013.Petunjuk praktikum drag coefficient. STTN-BATAN.


Yogyakarta.

4. Putra, sugili. 2006. Modul Praktikum OTK 1. STTN-BATAN. Yogyakarta.

Chaidir Pratama_011200307 15
Chaidir Pratama_011200307 16

Anda mungkin juga menyukai