xiv
TINJAUAN PEMBAHASAN
digunakan pada berbagai jenis struktur, diantaranya tangki, tabung ataupun kubah-
dengan memutar suatu bidang yang melengkung terhadap suatu sumbu yang
dan bidangnya disebut bidang meridian. Suatu elemen cangkang dipotong oleh
dua buah meridian yang saling berdekatan dan dua buah lingkaran paralel, seperti
pada Gambar 3.1. (a). Posisi suatu meridian ditentukan oleh sudut θ yang dihitung
dari suatu bidang meridian yang dijadikan sebagai titik acuan atau datum. Dan
posisi suatu lingkaran sejajar ditentukan oleh sudut φ yang dibuat tegak lurus
terhadap permukaan dan sumbu rotasi. Bidang meridian dan bidang yang tegak
lurus terhadap meridian tersebut merupakan bidang-bidang utama pada suatu titik
dari permukaan rotasi, dan jari-jari kelengkungan yang berhubungan dengan hal
tersebut masing-masing ditandai dengan r1 dan r2. Jari-jari lingkaran yang sejajar
bertemu di O adalah r1 dφ dan r0 dθ = r2 sin φ dθ. Oleh karena itu, luas permukaan
disimpulkan bahwa tidak ada gaya geser yang bekerja pada sisi-sisi elemen itu.
36
beban luar yang bekerja pada bidang meridian yang simetris diuraikan atas dua
Gambar 3.1. Elemen yang Dipotong Oleh Dua Buah Meridian yang
Saling Berdekatan dan Dua Buah Lingkaran Paralel
meridian ini. Pada sisi atas dari elemen ini, gaya yang bekerja adalah :
Nφ r0 dθ = Nφ r2 sin φ dθ (3.1)
gaya-gaya yang bersangkutan dalam hal ini pada sisi bawah elemen adalah :
��� ��0
��� + ��
� ��0 + � �� (3.2)
��
37
��0 ��� �
�� �� �� + �0 �� �� = � ��� �0 � �� �� (3.3)
�� �� �
� �1 �0 �� �� (3.4)
gaya yang bekerja pada sisi-sisi lateral elemen adalah Nθ r1 dφ dan memiliki
resultan pada arah jari-jari lingkaran sejajar yang besarnya sama dengan Nθ r1 dφ
dθ. Komponen gaya ini pada arah y seperti pada Gambar 3.1. (b) adalah :
− �� �1 cos φ �� �� (3.5)
�
��
��� �0 � − �� �1 cos φ + � �1 �0 = 0 (3.6)
proyeksi gaya pada arah z. Gaya yang bekerja pada sisi-sisi sebelah atas dan
Nφ r0 dθ dφ (3.7)
gaya-gaya yang bekerja pada sisi-sisi lateral elemen akan menghasilkan resultan
Nθ r1dφ dθ dalam arah radial lingkaran parallel yang mempunyai komponen dalam
Nθ r1 sin φ dφ dθ (3.8)
beban luar yang bekerja pada elemen memiliki komponen pada arah yang sama
adalah sebesar :
Z r1 r0 dθ dφ (3.9)
38
Nφ r0 + Nθ r1 sin φ + Z r1 r0 = 0 (3.10)
dari persamaan (3.6) dan (3.10), gaya-gaya Nθ dan Nφ dapat dihitung untuk setiap
jari-jari r0 dan r1 serta komponen Y dan Z dari intensitas beban luar yang telah
ditentukan.
bagian cangkang di atas lingkaran sejajar yang ditentukan oleh sudut φ akan dapat
diperhitungkan seperti pada Gambar 3.2.. Jika resultan beban total pada bagian
2π r0 Nφ sin φ + R = 0 (3.11)
dimana persamaan ini dapat diperoleh dengan integrasi. Jika persamaan (3.10)
Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa bila Nφ diperoleh dari persamaan
(3.11), gaya Nθ dapat dihitung dari persamaan (3.12). Oleh karena itu,
39
bulat (spherical dome) seperti pada Gambar 3.3. (a) mengalami pengaruh akibat
berat sendirinya, yang besarnya per satuan luas adalah konstan, yaitu sebesar q.
Dengan menandai jari-jari bola itu adalah a, akan diperoleh r0 = a sin φ dan :
�
� = 2� ∫0 �2 � sin � �� = 2��2 � (1 − cos �) (3.13)
�� (1 − cos �) ��
�� = − sin 2 φ
= − 1 + cos φ
(3.14)
1
�� = �� �1 + cos � – cos ��
disini dapat dilihat, bahwa gaya Nφ selalu negatif. Oleh karena itu, tekanan
40
1
1 + cos �
– cos � = 0 (3.15)
yaitu, untuk φ = 51°50’, maka Nθ menjadi sama dengan nol, dan bila φ masih
yang lebih besar daripada 51°50’ terdapat tegangan tarik pada arah yang tegak
dengan sangat akurat jika perletakannya terdiri atas suatu jenis yang bentuknya
sedemikian rupa sehingga reaksi akan menyinggung meridian seperti Gambar 3.3.
(a). Pengaturan yang biasa dilakukan adalah sedemikian rupa sehingga hanya
reaksi vertikal saja yang diberikan terhadap kubah ini oleh perletakannya,
pada Gambar 3.3. (b) yang mengalami perpanjangan pada arah kelilingnya. Oleh
sejajar cangkang, seperti yang dihitung dari persamaan (3.14), maka pada tempat
lenturan ini memperlihatkan bahwa bila cangkang itu tipis, maka karakternya
ternyata sangat terlokalisasi dan bahwa pada jarak yang tertentu dari gelang
41
dihilangkan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.3. (c) dan gelang penguat
atas (upper reinforcing ring) digunakan untuk menumpu struktur atas. Bila 2φ0
merupakan sudut yang bertalian dengan bukaan dan P merupakan beban vertikal
per satuan panjang gelang penguat atas, maka resultan R yang bertalian dengan
sudut φ adalah :
�
� = 2� ∫� �2 � sin � �� + 2� �� sin �0 (3.16)
0
tetap ditinjau suatu kubah yang ketebalannya tak merata serta menumpu beratnya
sendiri. Berat cangkang per satuan luas pada permukaan bagian tengah adalah �ℎ,
pada cangkang yang kekuatannya tetap, bentuk meridian yang ditentukan dengan
cara sedemikian rupa sehingga tegangan tekan konstan dan sama dengan σ
�� = �� = −�ℎ (3.19)
42
��0
�1 �� = cos �
��0 �0 cos �
= � (3.22)
�� �0 cos � − sin �
�
pada bagian puncak kubah, dimana φ = 0, makan nilai ruas kanan persamaan ini
(3.20). Oleh karena kondisi simetri pada bagian puncak, maka r1 = r2 maka dapat
disimpulkan bahwa :
2� 2�
�1 = �2 = �
dan ��0 = �1 �� = �
�� (3.23)
��0 2�
��
= �
(3.24)
meridian dengan menerapkan integrasi angka, mulai dari bagian puncak kubah
dan menghitung untuk setiap pertambahan Δφ dari sudut φ pertambahan Δr0 dari
jari-jari r0 yang bertalian dengan hal ini. Untuk mendapatkan variasi ketebalan
� �
− �� (ℎ�0 ) + ℎ�1 cos � + �
�1 �0 ℎ sin � = 0 (3.25)
43
berikut :
�
� cos � + � sin �
� 0
(ℎ�0 ) = ℎ�0 � (3.26)
�� � cos � − sin �
� 0
� ��0
(ℎ�0 ) ≈ ℎ�1 = ℎ
�� ��
Disini dapat dilihat bahwa untuk Δφ yang pertama dari sudut φ, dapat diambil
sembarang harga h yang konstan. Kemudian untuk titik-titik lain pada meridian,
perhitungan dengan cara ini digambarkan pada Gambar 3.4.. Disini dapat dilihat
bahwa :
�� = �� = − �ℎ (3.27)
memberikan tidak hanya suatu bentuk tertentu dari permukaan tengah kubah,
tetapi juga teori tertentu tentang variasi ketebalan kubah itu sepanjang
meridiannya.
44
simetris, perpindahan yang kecil dari suatu titik dapat diuraikan atas dua buah
komponen, yaitu v menurut arah garis singgung meridian dan w menurut arah
tegak lurus terhadap permukaan tengah. Dengan melihat elemen AB dari meridian
seperti diperlihatkan pada Gambar 3.5. maka dapat dilihat bahwa pertambahan
dφ dari ujung-ujungnya adalah sama dengan (dv/dφ) dφ. Akibat perpindahan arah
radial w dari titik A dan B, maka panjangnya elemen berkurang sejumlah w dφ.
titik A dan B dapat diabaikan karena sangat kecil. Dengan demikian perubahan
total menurut panjang elemen AB yang disebabkan oleh deformasi ini adalah :
��
��
�� − � �� (3.28)
dengan membagi hasil ini dengan panjang awal r1 dφ dari elemen, akan
1 �� �
�� = �1 ��
−� (3.29)
1
45
bertambah menjadi :
keliling lingkaran paralel bertambah menurut jumlah yang sama dengan jari-
jarinya, sehingga :
1
�0 = �0
(� cos � − � sin �) (3.31)
dengan menghilangkan w dari persamaan (3.29) dan (3.32) akan diperoleh untuk
��
��
− � cot � = �1 �� − �2 �� (3.33)
diperoleh :
�� 1
��
− � cot � = �ℎ
��� (�1 + � �2 ) − �� (�2 + � �1 )� (3.35)
�(�)
� = sin � �∫ sin � �� + �� (3.37)
dimana C merupakan nilai konstanta integrasi yang harus ditentukan dari kondisi
pada tumpuan .
dari suatu cangkang oleh dua buah meridian yang berdekatan dan dua buah
lingkaran yang paralel seperti pada Gambar 3.6. pada umumnya, tidak hanya gaya
normal Nφ dan Nθ yang akan bekerja pada sisi-sisi elemen ini, tetapi juga gaya
geser Nφθ = Nθφ. Dengan melihat menurut arah y semua gaya yang bekerja pada
����
��
�1 �� �� (3.38)
yang menggambarkan perbedaan gaya geser yang bekerja pada sisi-sisi lateral
� ����
��
��� �0 � + �1 − �� �1 cos � + ��1 �0 = 0 (3.39)
��
47
Gambar 3.6. Elemen yang Dipotong Oleh Dua Buah Meridian yang
Saling Berdekatan dan Dua Buah Lingkaran Paralel
perbedaan gaya geser yang bekerja pada bagian atas dan bawah elemen, seperti
��0 ���� �
��� ��
���� + �0 ���� = ��0 ��� ����� (3.40)
�� ��
maka gaya :
���
�1 �� �� (3.41)
��
yang disebabkan oleh sudut cos φ dθ yang kecil antara gaya geser Nθφ yang
bekerja pada sisi-sisi lateral dari elemen. Komponen menurut arah x dari beban
X r0 r1 dθ dφ (3.43)
� ���
��
��0 ��� � + �1 + ��� �1 cos � + � �0 �1 = 0 (3.44)
��
48
gaya-gaya pada sumbu x. Oleh karena itu, proyeksi gaya geser pada sumbu ini
untuk nilai komponen X, Y dan Z dari intensitas beban luar yang telah ditentukan.
mengarah pada bidang meridian θ = 0 dan tekanan dianggap juga tegak lurus pada
� ����
��
��0 �� � + �1 − �� �1 cos � = 0
��
� ��� (3.46)
��
��0 ��� � + �1 + ��� �1 cos � = 0
��
dengan menggunakan bagian akhir persamaan ini, gaya Nθ dan akan diperoleh
persamaan diferensial orde kesatu untuk menetapkan Nφ dan Nθφ = Nφθ yaitu :
49
(3.47), akan diperoleh persamaan diferensial biasa untuk penentuan fungsi yaitu
sebagai berikut :
��� 1
��
+ 2 cot ��� + sin �
��� = − �� cos �
(3.49)
���� 1
+ 2 cot ���� + �� = − ��
�� sin �
notasi :
maka akan diperoleh dua buah persamaan diferensial biasa yang masing-masing
hanya mengandung satu bilangan yang tidak diketahui, yaitu sebagai berikut :
�U 1 1
��
+ �2 cot � + sin �
� �1 = −�� (1 + cos �)
(3.51)
�U 2 1
+ �2 cot � − � �2 = �� (1 − cos �)
�� sin �
1 + cos � 1
�1 = sin 3 �
��1 + �� �cos � − 3
cos3 ���
(3.52)
1− cos � 1
�2 = sin 3 �
��2 − �� �cos � − 3
cos 3 ���
cos � �1 + �2 �1 − �2 1
�� = sin 3 �
� + cos � + �� �cos2 � − cos 4 ���
2 2 3
(3.53)
sin � �1 − �2 �1 + �2 1
��� = sin 3 �
� 2
+ 2
cos � + �� �cos � − 3
cos3 ���
50
cangkang berbentuk bola dan diambil φ = π/2 dalam persamaan (3.53). Gaya
Karena tekanan pada setiap titik pada bola itu mengarah radial, momen
gaya angin terhadap diameter bola dan tegak lurus terhadap bidang θ = 0 adalah
nol. Dengan menggunakan fakta ini, serta dengan menerapkan bagian pertama
yang memberikan :
C1 = − C2 (3.56)
semua gaya yang bekerja pada setengah bola menurut arah diameter horizontal
2� �/2 2�
∫0 ��� � sin � �� = − ∫0 ∫0 � sin � cos � �2 sin � sin � cos � �� ��
�1 − �2 2
�� = −��2 � (3.57)
2 3
persamaan (3.53) dan dengan menggunakan bagian ketiga dari persamaan (3.46)
akan diperoleh :
51
�� cos �
�� = 3 sin 3 �
(2 cos � − 3 sin2 � − 2 cos 4 �) (3.59)
�� sin �
��� = − 3 sin 3 �
(2 − 3 cos � + cos 3 �)
dengan menggunakan persamaan ini maka tegangan angin di titik sembarang pada
cangkang dapat langsung dihitung. Jika cangkang ini berbentuk setengah bola,
maka tidak terdapat gaya normal yang bekerja sepanjang tepi cangkang itu, karena
(Nφ)φ = π/2 = 0. Gaya geser Nθφ sepanjang tepi ternyata tidak nol dan ternyata sama
dan berlawanan arah dengan resultan horizontal tekanan angin ini. Besarnya nilai
mekasimum gaya ini diperoleh pada ujung diameter yang tegak lurus pada bidang
θ = 0, dimana pada titik ini besarnya gaya tersebut sama dengan ± 2��/3.
3.7. Pembebanan
Beban adalah gaya luar yang bekerja pada suatu struktur. Pada umumnya
bekerja pada suatu lokasi dari struktur dapat diketahui secara pasti, namun
distribusi beban dari elemen ke elemen lainnya umumnya memerlukan asumsi dan
merupakan berat dari semua bagian dari suatu struktur yang bersifat tetap selama
mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan
52
juga semua benda yang tetap pada posisinya selama struktur berdiri. Beban mati
tetap berada pada struktur dan tidak berubah sesuai dengan sistem struktur dan
beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu struktur termasuk
beban-beban pada lantai yang berasal dari berat manusia, barang-barang yang
dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari struktur dan dapat diganti selama masa layan dari struktur
53
tersebut. Khusus untuk atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari
air hujan, baik akibat genangan maupun akibat tekanan jatuh (energi kinetik)
butiran air.
Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada
struktur yang dipengaruhi oleh gerakan tanah akibat gempa tersebut. (Peraturan
Pembebanan Indonesia, 1983). Dalam hal ini pengaruh gempa pada struktur
gempa disini adalah gaya gaya yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa pada
struktur tersebut. Penjelasan tentang beban gempa beserta gambar dan grafik akan
� �
V= Wt
�
dimana :
Wt = kombinasi dari beban mati dan beban hidup vertikal yang direduksi.
dari jenis tanah dasar dan waktu getar struktur. Untuk mengetahui nilai C
semua beban yang bekerja pada struktur atau bagian struktur yang disebabkan
setinggi 20 m. Beban angin yang bekerja terhadap struktur adalah menekan dan
mempengaruhi daya tekan dan hisap angin terhadap struktur adalah kecepatan
55
Besarnya tekanan tiup harus diambil minimum sebesar 25 kg/m2, kecuali untuk
bangunan-bangunan berikut :
• Untuk cerobong, tekanan tiup dalam kg/m2 harus ditentukan dengan rumus
56
dalam bidang Teknik Sipil, terutama dalam bidang analisa struktur dan elemen
hingga (finite element). Pembuat perangkat lunak SAP yaitu Csi (Computer and
Sturcture Inc.) yang telah mengembangkan program ini sejak 1970-an dan berasal
dari Berkeley, California, USA. Seri program SAP yang digunakan untuk
komputer adalah SAP 80, kemudian disusul dengan SAP 90. Namun kedua
merepotkan pengguna.
pembuat perangkat lunak SAP tersebut telah mengeluarkan seri program SAP
2000 yang merupakan perangkat lunak untuk analisis dan desain struktur yang
menggunakan operasi Windows. Analisis yang dapat dilakukan SAP 2000 ini
antara lain meliputi analisis statis dan analisis dinamis serta finite element.
Analisis model struktur dapat dilakukan secara 2 dimensi dan 3 dimensi. Selain
itu, untuk desain SAP 2000 telah tersedia beberapa menu desain untuk struktur
sendi yang terhubung. Ketika elemen ini digunakan sebagai membran murni,
57
kebebasan untuk penjabaran gaya normal dan rotasi lentur. Ketika unsur ini
digunakan sebagai pelat murni, harus dipastikan bahwa hambatan atau dukungan
lainnya diberikan kepada derajat kebebasan untuk penjabaran dan rotasi tentang
penggunaan normal.
struktur dari suatu struktur cangkang, dalam hal ini cangkang yang berbentuk
kubah (shell). Dengan demikian yang diperoleh nantinya akan digunakan untuk
perencanaan suatu bangunan masjid menggunakan atap dari kubah yang terbuat
58
4.1. Analisa Struktur pada Kubah dengan Material terbuat dari Beton
Diketahui :
• Panjang radian : 10 m.
• Tinggi cangkang : 10 m
10 m
10 m
20 m
• Tebal cangkang : 8 cm
• Beban mati (DL) yaitu beban terbagi rata yang berasal dari berat
• Beban hidup (LL) yaitu beban terpusat yang berasal dari seorang
59
tersebut adalah :
Pendistribusian beban :
Sumber : (Tien T. Lan, 2005)
• Beban Gempa :
o Beban Mati :
60
DL Total = 3528.9 KN
o Beban Hidup :
LL Atap : 100 kg = 1 KN
sebesar 0.75.
� 7
Arah Melintang : � = 27 = 0.259 < 3 OK!!!
��
dimana Vx = Vy = �
Wt
0.75 x 1
Vx = Vy = 5.6
(3529.4) = 472.688 KN
61
- 1.0 DL
- 1.0 DL + 1.0 LL
- 1.0 DL + 1.0 W
- 1.0 DL + 1.0 E
SAP 2000 untuk diperoleh data yang akan digunakan. Adapun hasil analisa
struktur beserta data yang diperoleh akan ditampilkan pada halaman lampiran.
• Normal x – x
62
63
- Kesimpulan
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
sebagai berikut :
Area 1 – 20 :
113342 .25
• Ast = = 430.428 mm2.
278.4
ast 1� x 3.14 x 10 2
• Untuk nilai spasi (jarak), S = x 1000 = 4
x 1000 =
Ast 430.428
190 mm.
80
sebagai berikut :
Area 1 – 20 :
566728 .97
• Ast = = 2152.206 mm2.
278.4
ast 1� x 3.14 x 10 2
• Untuk nilai spasi (jarak), S = x 1000 = 4
x 1000 =
Ast 2152 .206
38.56235 mm ≈ 35 mm.
81
Diketahui :
• Panjang radian : 10 m.
• Tinggi cangkang : 10 m
10 m
10 m
20 m
• Tebal cangkang : 8 cm
mpa.
• Beban mati (DL) yaitu beban terbagi rata yang berasal dari berat
• Beban hidup (LL) yaitu beban terpusat yang berasal dari seorang
tersebut adalah :
82
Pendistribusian beban :
Sumber : (Tien T. Lan, 2005)
• Beban Gempa :
o Beban Mati :
o Beban Hidup :
LL Atap : 100 kg = 1 KN
83
sebesar 0.75.
� 7
Arah Melintang : � = 27 = 0.259 < 3 OK!!!
��
dimana Vx = Vy = �
Wt
0.75 x 1
Vx = Vy = 5.6
(18.05) = 2.418 KN = 241.8 kg
kg
- 1.0 DL
- 1.0 DL + 1.0 LL
- 1.0 DL + 1.0 W
- 1.0 DL + 1.0 E
84
SAP 2000 untuk diperoleh data yang akan digunakan. Adapun hasil analisa
struktur beserta data yang diperoleh akan ditampilkan pada halaman lampiran.
• Normal x – x
85
86
- Kesimpulan
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
Perencanaan Gording
menahan momen lentur dan gaya geser karena batang atas menderita
Elemen tarik terutama terletak pada batang diagonal struktur atap dan
103
= 1.23.106 N
Nu ≤ Ø Nn
Elemen tekan terjadi pada seluruh batang atas dan bawah struktur
adalah :
104
�� 2.828
�= �
= 6.57
= 0.43
� 210000
�� = ��0.7 � 400 = 3.14 �0.7 � 400 = 85.992
� 0.43
�� = ��
= 85.992
= 0.005
�� 400
fcr = �
= 1
= 400 N/mm2
Nu ≤ Ø Nn
105
Setelah dilakukan analisa struktur pada kubah baik yang terbuat dari
material beton dan material baja dengan menggunakan program dan diperoleh
data yang akan digunakan serta diketahui kombinasi beban maksimum yang
terjadi untuk kemudian didesain suatu kubah dengan material beton dan baja
tersebut, maka selanjutnya akan dibuat gambar kerja suatu struktur sebuah masjid
Adapun gambar kerja masjid dengan kubah material beton dan material
Setelah didapat gambar kerja sebuah masjid dengan kubah material beton
dan material baja tersebut, maka selanjutnya akan dibuat rencana anggaran biaya
beton dan material baja tersebut akan ditampilkan pada halaman lampiran.
106
1777974.68 N 1933381.85 N
107
maupun tekan.
beton.
108
5.1. Kesimpulan
(space frame).
tidak dihitung dan dimensi struktur seperti pelat, balok, kolom dan
√f′c. Mutu tegangan leleh baja fy = 400 Mpa, tegangan tekan beton K-
400, tegangan leleh tulangan fy = 320 Mpa (tulangan utama) dan 200
tertulis.
109
5.2. Saran
akhir yang berhubungan dengan kubah (dome) agar meneliti lebih lanjut tentang
kubah dengan material beton pra-tegang, kubah dengan bentuk selain setengah
110
TINJAUAN PUSTAKA
bentuk struktur berdimensi tiga yang tipis dan kaku serta memiliki permukaan
dengan menyebabkan terjadinya tegangan tarik, tekan serta geser pada arah dalam
bidang. Struktur cangkang yang bersifat tipis membuat tidak adanya momen
tahanan yang berarti. Tipisnya permukaan cangkang lebih tepat dipakai untuk
memikul beban terbagi rata pada atap gedung dan tidak sesuai untuk memikul
beban terpusat.
15
sesuai untuk memikul beban terpusat ini dapat kita analogikan dengan sebuah
telur. Telur juga merupakan struktur cangkang, misalnya, jika kita menggenggam
telur dengan kedua telapak tangan kemudian ditekan dengan sekuat tenaga, telur
yang kulitnya begitu tipis tersebut tidak akan pecah. Tetapi jika kita
membenturkan benda padat ke salah satu sisi titik telur tersebut, maka dengan
16
terjadinya tegangan pada arah dalam bidang, struktur cangkang yang tipis bisa
memiliki bentang yang relatif besar. Perbandingannya bisa saja digunakan tebal
ketebalan lebih besar tidak bisa digolongkan sebagai struktur yang memikul
tegangan pada arah dalam bidang karena pada struktur dengan material ini momen
Bentuk struktur cangkang berdimensi tiga juga bisa dibuat dari batang-
batang kaku dan pendek. Struktur ini juga bisa disebut dengan struktur cangkang
meskipun tegangannya berada terpusat pada setiap batang berbeda dengan struktur
diperkenalkan oleh Schwedler pada tahun 1863 dengan desain kubah yang
terdiri dari jaring-jaring batang bersendi tak teratur. Struktur baru lainnya
menggunakan batang-batang yang diletakkan pada kurva yang dibentuk oleh garis
17
adalah atap barrel ber-rib dan atap Lamella yang terbuat dari grid berbentuk
tersebut banyak dibuat dengan menggunakan material kayu meskipun dewasa ini
dapat juga dengan menggunakan material yang terbuat dari baja ataupun beton
bertulang.
18
pada struktur cangkang yang dibebani dengan terbagi rata dapat diperoleh dengan
kubah menerima beban mati yang berasal dari berat sendiri dan lapisan
penutupnya, apabila beban mati total disebut W dan gaya dalam per bidang satuan
dimana θ adalah sudut yang terjadi pada potongan cangkang dan a adalah jari-jari
kelengkungan di titik tersebut. Gaya Nϕ adalah gaya normal tekan yang terjadi
gaya ini yang dianggap merata pada keliling cangkang adalah Nϕ sin θ. Karena
potongan, maka gaya total adalah keliling potongan (2πa) dikalikan dengan Nϕ
sin θ, atau dengan kata lain, panjang total dikalikan dengan gaya per satuan
panjang akan didapat gaya total. Gaya ke atas ini harus sama besar dengan gaya
ke bawah yakni berat sendiri total struktur cangkang tersebut, sehingga didapat W
=(Nϕ sin θ) (2πa). Persamaan tersebut dapat pula dinyatakan dalam jari-jari aktual
�
Nϕ = (2.3)
2π � sin 2 �
19
dapat diperoleh secara langsung. Karena gaya-gaya dalam ini dinyatakan dalam
gaya per satuan panjang, maka tegangan dalam yang dinyatakan dalam gaya per
�
− ∫� 2 �(2π R sin θ) R dϕ + Nϕ sin θ (2π R sin θ) = 0 (2.4)
1
dimana ϕ1 dan ϕ2 adalah segmen cangkang yang ditinjau. Suku di sebelah kiri
��
Nϕ = (2.5)
1+cos �
Kedua persamaan tersebut menunjukkan gaya meridional yang ada pada potongan
tersebut.
memikul beban terbagi rata dan tidak sesuai untuk memikul beban terpusat dapat
adalah beban terbagi rata total yang mempunyai arah ke bawah. Untuk cangkang
cangkang), maka tegangan tepat di bawah beban tersebut menjadi tak terhingga,
boleh menimbulkan momen lentur pada permukaan cangkang. Jadi, kondisi jepit
harus dihindari. Salah satu solusi adalah struktur cangkang tersebut mempunyai
mengalami deformasi yang berarah ke luar bidang. Untuk menahan deformasi ini
dengan menggunakan hubungan sendi adalah sama saja dengan memberikan gaya
21
karena itu, perletakan rol lebih disukai. Akan tetapi, perletakan tersebut sulit
dibuat pada struktur cangkang. Selain itu, perubahan sudut sedikit saja pada
perletakan tersebut dapat menimbulkan momen lentur walaupun masih lebih kecil
daripada momen yang ditimbulkan dari penggunaan perletakan sendi atau jepit.
besar biasanya boleh terjadi di tepi cangkang dengan maksud agar kondisi pondasi
dan tepi cangkang lebih mudah dilaksanakan. Cangkang dibuat kaku sedemikian
rupa secara lokal di sekitar tepi dengan cara menambah ketebalannya dan
horizontal yang terjadi dengan komponen yang mempunyai arah ke dalam dari
22
(buttreness). Sistem demikian sudah banyak dipakai pada gedung, khusunya pada
23
menggunakan cincin tarik. Cincin tarik ini berfungsi un tuk menahan dorongan ke
luar dari cangkang, jadi cincin ini mengalami tarik. Besar dorongan ke luar ini
dalam satuan panjang adalah Nϕ cos θ. Gaya ini lah yang mengakibatkan
datangnya gaya tarik sebesat T = (Nϕ sin θ) a, dimana a adalah jari-jari cincin
tarik tersebut.
Cincin tarik harus dapat menahan semua dorongan horizontal yang ada.
Apabila terletak di atas permukaan tanah maka harus dipakai pondasi menerus
yang berfungsi untuk meneruskan komponen gaya vertikal ke tanah. Cara lainnya
adalah dengan menumpu cincin tersebut pada elemen-elemen lain, seperti kolom
momen lentur juga pada permukaan cangkang dimana terdapat pertemuan antara
melingkar pada cangkang dapat bersifat tekan dimana tepi permukaan cangkang
momen di tepi cangkang. Momen tersebut kemudian dimatikan dengan cepat pada
24
biasanya mengalami tarik. Jadi, dapat diberi haya pascatarik sedemikian rupa
sehingga gaya tekan dapat timbul terlebih dahulu pada balok cincin sehingga
deformasinya menjadi sama dengan yang terjadi pada tepi cangkang. Gaya dorong
ke luar dari cangkang akan mengurangi gaya tekan yang dapat memperbesar gaya
tarik pada kabel pascatarik. Apabila besar gaya pascatarik awal dikontrol dengan
baik, maka deformasi cincin juga dapat dokontrol sehingga perbedaan dengan
cangkang dapat diperkecil. Permukaan cangkang itu sendiri dapat juga diberi gaya
pascatarik dalam arah melingkar untuk mengontrol deformasi dan gaya pada
cangkang.
25
Banyak faktor lain yang harus ditinjau dalam mendesain suatu struktur
cangkang. Menurut (Schodek, 1998), salah satu faktor nya adalah keharusan
kelengkungan permukaan cangkang relatif datar, maka dapat terjadi tekuk snap-
through atau tekuk lokal. Seperti yang terjadi pada kolom panjang, ketidakstabilan
dapat terjadi pada taraf tegangan rendah. Hal ini dapat dihindari dengan memakai
dan berbentang panjang. Masalah ini juga terjadi pada cangkang yang terbuat dari
26
struktur cangkang. Beban gempa, yang juga berarah lateral dapat menimbulkan
masalah serius dalam desain. Apabila terjadi beban tersebut, maka sebaiknya
yaitu elemen permukaan yang sedemikian tipisnya sehingga muncul gaya tarik
pada permukaannya. Gelembung sabun atau lembaran tipis dari karet adalah
contoh-contoh dari membran. Membran yang memikul beban tegak lurus dari
terjadinya gaya tarik pada permukaan membran. Hal yang perlu diperhatikan
adalah adanya dua kumpulan gaya dalam pada permukaan membran yang
mempunyai arah saling tegak lurus serta yang paling penting adalah adanya
27
permukaan fleksibel tipis yang memikul beban dengan mengalami yang paling
diri dengan cara struktur tersebut dibebani. Selain itu, struktur ini juga sangat peka
terjadinya getaran (fluttering). Oleh karena itu, membran yang digunakan pada
dalam yang kaku, misalnya dapat digunakan. Selain itu, yang dapat dilakukan
adalah dengan menggunakan prategang pada permukaan membran. Dalam hal ini
dapat dilakukan dengan memberikan gaya luar yang menarik membran atau
tertutup.
tetapi, ada tenda yang tidak mempunyai permukaan yang benar-benar ditarik
sehingga dapat bergerak apabila dibebani. Meskipun dapat memikul beban angin
normal, banyak permukaan tenda yang dapat bergetar sebagai akibat dari efek
beban angin yang terlalu kencang. Oleh karena itu, tenda lebih banyak digunakan
memberikan gaya jacking yang cukup untuk tetap menegangkan membran pada
28
dibilang baru untuk digunakan, pengetahuan tentang pneumatis ini sudah lama
diketahui. Seperti contoh kulit air, salah satu jenis struktur pneumatis yang sudah
ahli dari Inggris yang bernama William Lanchester yang menerapkan prinsip
balon ke dalam bangunan rumah sakit pada tahun 1917. Pada tahun 1922
dibangun pula Oasis Theater di Paris yang menggunakan struktur atap berlubang
Perang Dunia II karena adanya nilai militer pada struktur pneumatis. Penggunaan
struktur yang ditumpu udara (air supported structures) dimulai pada tahun 1946,
yaitu pada bangunan radomes yang didalamnya terdapat antenna radar yang
sangat besar. Dewasa ini, struktur pneumatis sudah menjadi hal yang umum pada
pembangunan gedung.
dimana besarnya selalu dianggap kecil bila dibandingkan dengan besaran lain dari
29
bentuk permukaan tengah dan ketebalan pada setiap titik, maka suatu cangkang
elemen yang kecilnya tak terhingga dari cangkang itu yang dibentuk oleh dua
pasang bidang yang berdekatan dan tegak lurus terhadap permukaan tengah dari
utama pada titik O dan sumbu z yang tegak lurus pada permukaan tengah, seperti
pada gambar. Jari-jari utama kelengkungan yang terletak pada bidang xz dan yz
ditandai masing-masing oleh rx dan ry. Tegangan yang bekerja pada permukaan
bidang elemen itu diuraikan dalam arah sumbu-sumbu koordinat dan komponen
tegangan ditunjukkan oleh simbol σx, σy, τxy = τyx, τxz. Dengan notasi ini, gaya
resultan per satuan panjang penampang melintang normal seperti pada Gambar
+ ℎ/2 � + ℎ/2 �
�� = ∫− ℎ/2 �� �1 − ��
� �� �� = ∫− ℎ/2 �� �1 − ��
� �� (2.6)
+ ℎ/2 � + ℎ/2 �
��� = ∫− ℎ/2 ��� �1 − ��
� �� ��� = ∫− ℎ/2 ��� �1 − ��
� ��(2.7)
+ ℎ/2 � + ℎ/2 �
�� = ∫− ℎ/2 ��� �1 − ��
� �� �� = ∫− ℎ/2 ��� �1 − ��
� �� (2.8)
Besaran z/rx dan z/ry yang kecil tampak pada persamaan (2.6), (2.7),
(2.8), karena sisi-sisi lateral elemen yang diperlihatkan pada Gambar 2.9. (a)
memiliki bentuk trapesium yang disebabkan oleh kelengkungan cangkang. Hal ini
menyebabkan tidak samanya gaya geser Nxy dan Nyx satu dengan lainnya,
meskipun disini masih berlaku bahwa τxy = τyx. Selanjutnya diasumsikan bahwa
30
mengabaikan suku-suku z/rx dan z/ry pada persamaan-persamaan (2.6), (2.7), (2.8).
Kemudian Nxy = Nyx dan resultan gaya geser dinyatakan oleh persamaan yang
Gambar 2.9. Elemen yang Dibentuk Oleh Dua Bidang, Gaya Resultan
Per Satuan Panjang Penampang
Momen lentur dan puntir per satuan panjang penampang normal menurut
+ ℎ/2 � + ℎ/2 �
�� = ∫− ℎ/2 �� � �1 − ��
� �� �� = ∫− ℎ/2 �� � �1 − ��
� �� (2.9)
+ ℎ/2 � + ℎ/2 �
��� = − ∫− ℎ/2 ��� � �1 − ��
� �� ��� = ∫− ℎ/2 ��� � �1 − ��
� �� (2.10)
struktur pelat. Jika mengabaikan sekali lagi besaran z/rx dan z/ry yang kecil yang
31
seperti AD dan BC (Gambar 2.9. (a)), yang tegak lurus pada permukaan tengah,
tetap lurus dan menjadi tegak lurus pada permukaan tengah cangkang yang
tengah. Jika r’x dan r’y adalah jari-jari kelengkungan setelah deformasi, maka
perpanjangan satuan suatu lamina atau belahan tipis pada jarak z dari permukaan
� 1 1 � 1 1
�� = − � � �′ − � � �� = − � � �′ − � � (2.11)
1− � � 1− � �
�� ��
selain rotasi, sisi-sisi lateral elemen berpindah tempat sejajar sebagai akibat
�1 dan �2 , maka perpanjangan �� dari belahan yang ditinjau seperti pada Gambar
�2 − �1
�� = (2.12)
�1
dengan mensubstitusikan :
� �
�1 = �� �1 − ��
� �2 = �� (1 + �1 ) �1 − �′ �
� (2.13)
�1 � 1 1
�� = � − � �(1−� − � (2.14)
1−
��
1−
�� 1 ) �′ � ��
ketebalan cangkang h akan selalu dianggap kecil bila dibandingkan dengan jari-
jari kelengkungannya. Dalam hal ini, besaran z/rx dan z/ry dapat diabaikan jika
32
(2.14) didapatkan :
1 1
�� = �1 − � ��′ − ��
� = �1 − �� � (2.15)
�
1 1
�� = �2 − � ��′ − ��
� = �2 − �� � (2.16)
�
ini dan dengan menganggap bahwa tidak ada tegangan normal antara belahan
seperti berikut :
�
�� = 1− � 2
��1 + ��2 − ���� + ��� �� (2.17)
�
�� = 1− � 2
��2 + ��1 − �(�� + ��� )� (2.18)
dengan mensubstitusikan persamaan ini ke Persamaan (2.6) dan (2.7) dan dengan
mengabaikan besaran z/rx dan z/ry yang kecil dibandingkan dengan angka satu,
�ℎ �ℎ
�� = 1− � 2
(�1 + ��2 ) �� = 1− � 2
(�2 + ��1 ) (2.19)
dimana D menunjukkan ketegaran lentur cangkang dan memiliki arti yang sama
�ℎ 3
�= (2.21)
12 (1− � 2 )
Untuk deformasi elemen pada Gambar 2.9. akan dapat diperoleh bahwa
selain tegangan normal, tegangan gesernya juga bekerja pada sisi-sisi lateral dari
33
dan rotasi tepi BC relatif terhadap �� sekitar sumbu x (Gambar 2.9. (a)) ditandai
dengan mensubstitusikan persamaan ini ke dalam persamaan (2.7) dan (2.10) serta
�ℎ�
��� = ��� = 2(1+�)
(2.23)
jadi, dengan menganggap bahwa selama pelenturan suatu cangkang, elemen linear
yang tegak lurus pada permukaan tengah adalah tetap lurus dan menjadi tegak
lurus pada permukaan tengah yang mengalami deformasi, maka kita dapat
menyatakan gaya resultan per satuan panjang �� , �� , dan ��� serta �� , �� , dan
��� atas suku-suku yang terdiri dari enam buah besaran yaitu tiga buah
komponen regangan �1 , �2 , dan � dari permukaan tengah cangkang dan tiga buah
1992), tegangan lentur dapat diabaikan dan hanya tegangan yang disebabkan oleh
Sebagai contoh, jika suatu wadah yang berbentuk bola mengalami pengaruh
tekanan-dalam yang terbagi secara merata dan tegak lurus pada permukaan
regangan terbagi rata. Dan karena ketebalan cangkang ternyata kecil, tegangan
karena momen resultan Persamaan (2.9) dan (1.10) serta resultan gaya geser
Persamaan (2.8) hilang. Jadi, yang belum diketahui adalah tiga buah besaran
�� , �� , dan ��� = ��� , yang dapat ditetapkan dari kondisi keseimbangan suatu
elemen, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.9.. Oleh karena itu,
permasalahannya menjadi statis tertentu bila semua gaya yang bekerja pada
cara ini sering kali disebut dengan gaya selaput tipis, dan teori cangkang yang
35
PENDAHULUAN
untuk membangun sarana dan prasarana yang diperlukan masyarakat. Hal ini juga
yang tidak hanya aman dan ekonomis tetapi juga merencanakannya berdasarkan
segi estetika dari bangunan tersebut. Salah satu bangunan yang direncanakan
mempunyai sifat yang bisa dibentuk dengan sembarangnya dan bisa digunakan
Cangkang harus dibuat dari bahan yang bisa dilengkungkan seperti kayu, logam,
plastik, beton bertulang, batu ataupun bata. Menurut (Schodeck, 1998), salah satu
jenis dari struktur cangkang adalah kubah atau dome. Kubah, yang terdiri atas
jaring-jaring batang bersendi tak teratur pertama kali diperkenalkan pada tahun
1863 di Berlin oleh Schwedler dengan bentang 48 m atau setara dengan 132 kaki.
Oleh sebab itu dinamakan pertama kali adalah Kubah Schwedler. Struktur
diletakkan pada sebuah kurva yang dibuat dari garis melintang dan membujur dari
cara tersebut.
Kubah adalah suatu elemen struktural dari arsitektur yang berbentuk atap
tetapi memiliki rongga dan membentuk seperti sebuah bola, tepatnya setengah
lingkaran. Struktur atau kerangka kubah masjid, umumnya terbuat dari berbagai
bahan material dan memiliki garis kesamaan terhadap arsitektur lama maupun
merujuk ke masa prasejarah. Kubah masjid yang paling awal ditemukan adalah di
empat tempat tinggal kecil yang terbuat dari gading Mammoth dan tulang,
ditemukan oleh seorang petani di Mezhirich, Ukraina, pada tahun 1965 ketika ia
menggali di ruang bawah tanah tanah. Dan perkiraan para arkeologis, bangunan
sejak peradaban Mesopotamia, terdapat pula di China, dan pula di Eropa Barat di
millenium pertama sebelum masehi. Kubah Rusia sering disepuh atau dicat cerah
dan biasanya memiliki karkas atau kulit luar yang terbuat dari kayu atau logam.
Bentuk kubahnya menyerupai bawang dan menjadi ciri khas lain dalam arsitektur
Rusia, sering dikombinasikan dengan atap tenda. Kubah ini pun pada akhirnya
berdiri di kota Depok. Ciri khas masjid ini terletak pada atap
berjumlah lima, yakni satu kubah utama dan empat buah kubah
dibalut oleh batu-batu granit abu-abu yang diimpor dari Italia dengan
ornamen melingkar.
dari lima lantai dan satu lantai dasar. Masjid ini memiliki gaya
steel dengan diameter 3 m dan berat 2,5 ton. Dari dalam kubah
sederhana. Semua bentuk cangkang bisa saja digunakan untuk suatu struktur.
menimbulkan tegangan geser, tarik, dan tekan pada arah dalam bidang permukaan
lebih tepat dipakai untuk memikul beban terbagi rata pada atap gedung dan tidak
sesuai untuk memikul beban terpusat ini dapat kita analogikan dengan sebuah
telur. Telur juga merupakan struktur cangkang, misalnya, jika kita menggenggam
telur dengan kedua telapak tangan kemudian ditekan dengan sekuat tenaga, telur
yang kulitnya begitu tipis tersebut tidak akan pecah. Tetapi jika kita
membenturkan benda padat ke salah satu sisi titik telur tersebut, maka dengan
menganalisis gaya-gaya dalam pada struktur cangkang, bagi suatu elemen yang
kecilnya tak terhingga dari cangkang itu yang dibentuk oleh dua pasang bidang
yang berdekatan dan tegak lurus terhadap permukaan tengah dari cangkang
tersebut, dan memiliki kelengkungan utamanya (Gambar 1.3. (a)). Ambil sumbu-
sumbu koordinat x dan y yang menyinggung garis kelengkungan utama pada titik
O dan sumbu z yang tegak lurus pada permukaan tengah, seperti pada gambar.
Jari-jari utama kelengkungan yang terletak pada bidang xz dan yz ditandai masing-
masing oleh rx dan ry. Tegangan yang bekerja pada permukaan bidang elemen itu
ditunjukkan oleh simbol σx, σy, τxy = τyx, τxz. Dengan notasi ini, gaya resultan per
satuan panjang penampang melintang normal seperti pada Gambar 1.3.(b) adalah :
+ ℎ/2 � + ℎ/2 �
�� = ∫− ℎ/2 �� �1 − ��
� �� �� = ∫− ℎ/2 �� �1 − ��
� �� (1.1)
+ ℎ/2 � + ℎ/2 �
��� = ∫− ℎ/2 ��� �1 − ��
� �� ��� = ∫− ℎ/2 ��� �1 − ��
� ��(1.2)
+ ℎ/2 � + ℎ/2 �
�� = ∫− ℎ/2 ��� �1 − ��
� �� �� = ∫− ℎ/2 ��� �1 − ��
� �� (1.3)
(1.3), karena sisi-sisi lateral elemen yang diperlihatkan pada Gambar 1.3. (a)
memiliki bentuk trapesium yang disebabkan oleh kelengkungan cangkang. Hal ini
menyebabkan tidak samanya gaya geser Nxy dan Nyx satu dengan lainnya,
meskipun disini masih berlaku bahwa τxy = τyx. Selanjutnya diasumsikan bahwa
mengabaikan suku-suku z/rx dan z/ry pada persamaan-persamaan (1.1), (1.2), (1.3).
Kemudian Nxy = Nyx dan resultan gaya geser dinyatakan oleh persamaan yang
Gambar 1.3. Elemen yang Dibentuk Oleh dua Bidang, Gaya Resultan Per
Satuan Panjang Penampang
Momen lentur dan puntir per satuan panjang penampang normal menurut
+ ℎ/2 � + ℎ/2 �
�� = ∫− ℎ/2 �� � �1 − ��
� �� �� = ∫− ℎ/2 �� � �1 − ��
� �� (1.4)
+ ℎ/2 � + ℎ/2 �
��� = − ∫− ℎ/2 ��� � �1 − ��
� �� ��� = ∫− ℎ/2 ��� � �1 − ��
� �� (1.5)
diterima dalam bidang ilmu rekayasa. Konsep dasar metode elemen hingga adalah
membagi suatu elemen menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Untuk membagi
elemen tersebut menjadi bagian yang lebih kecil tentu saja tidak bisa dilakukan
dapat digunakan berbagai teori dasar yang berbeda. Beberapa elemen diantaranya
mengacu pada teori mekanika klasik cangkang tipis (thin shell). Analisis
cangkang dengan metode elemen hingga untuk pendekatan yang paling sederhana
dari elemen pelat lentur dan elemen tegangan bidang. Untuk elemen pelat lentur
terdiri dari 3 DOF yaitu perpindahan transversal serta dua rotasi untuk tiap nodal.
Sedang untuk elemen tegangan bidang terdiri dari 2 perpindahan dalam arah
perpindahan dan dua rotasi. Untuk matriks kekakuan cangkang dapat ditulis
sebagai berikut :
Untuk setiap nodal hubungan antara DOF lokal dan global dapat dituliskan :
Untuk lij adalah cosinus arah antara axis lokal xi dan axis global xj. Maka untuk
10
menjadi :
bangunan yang terbuat dari struktur cangkang. Di dalam penelitian ini, akan
11
dari material beton dan baja yang diselesaikan dengan bantuan software program.
Analisa struktur meliputi analisis gaya-gaya dalam berupa gaya normal, lintang
dan momen pada struktur cangkang tersebut. Setelah didapat gaya-gaya dalam
tersebut di dalam penelitian ini juga akan didesain sebuah masjid dengan atap
yang terbuat dari struktur cangkang dalam hal ini berupa kubah.
struktur cangkang yang terbuat dari material beton dan baja yaitu menghitung
gaya-gaya dalam berupa gaya normal, lintang dan momen dari struktur cangkang
dengan perbandingan panjang radian (R) dan tinggi struktur (r) yaitu r = R dengan
struktur cangkang yang tepat dan ekonomis dari perbandingan material beton dan
baja serta penulangan dari struktur cangkang tersebut untuk selanjutnya akan
didesain sebuah masjid dengan menggunakan atap dari struktur kubah yang telah
12
8 cm.
R
D
f. Beban yang bekerja adalah beban mati (DL) yang berasal dari berat
(W) dan beban gempa (E), dimana besar beban tersebut diambil dari
1. 1.0 DL
2. 1.0 DL + 1.0 LL
3. 1.0 DL + 1.0 W
4. 1.0 DL + 1.0 E
13
mutu tegangan tekan kubah beton digunakan K-400 maka nilai f’c =
geser).
literatur berdasarkan teori-teori struktur cangkang dari buku acuan yang ditulis
oleh Timoshenko, Schodek maupun teori-teori yang didapat dari buku acuan yang
14
Kata Kunci : cangkang, kubah, dome, setengah lingkaran, teori selaput tipis,
program, gaya-gaya dalam, RAB, ekonomis.
iv
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Sholawat dan Salam tidak lupa pula
saya curahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, yang telah membawa kita
dari alam kebodohan menuju alam yang terang benderang akan ilmu pengetahuan
Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat menempuh jenjang pendidikan
Strata Satu (S-1) pada Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara.
terlepas dari segala hambatan dan rintangan, namun berkat bantuan moril maupun
materil dari berbagai pihak serta dukungan dan saran dari berbagai pihak,
akhirnya Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk tidak berlebihan
1. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, selaku Ketua Departemen Teknik
pembimbing yang juga yang telah memberikan banyak sekali ilmu yang
sangat bermanfaat serta telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam
5. Teristimewa untuk kedua Orang Tua saya tercinta, Ayah saya Mohd.
Agus, S.Pd dan Ibu saya Berlianti, dan juga adik saya tersayang Ega
saya.
Sebayang dan Ovit Samuel Purba, yang telah membantu dan menjadi
ii
Firdha, Evi, Putri, Mia dan Aya (Lima Serangkai), Gustara, Khairul, Irwan
,Ryan dan Kevin (Sehati Satu Pemikiran), Kirun, Aulia, Agus, Lanacing
dan Azzam (Personel D’Revo – Obsesi Anak Band), Rahman dan Benny
Pradana (Jago IT), Dewi, Nurwahidah dan Ersa (Trio Macan), Usup
10. Abang dan Kakak mahasiswa stambuk 2006, 2007, 2008 yang telah
11. Adik-adik mahasiswa stambuk 2010, 2011, 2012, 2013 yang telah banyak
Saya menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna,
sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menambah
Akhirnya saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya
Medan, 2014
iii
Kata Kunci : cangkang, kubah, dome, setengah lingkaran, teori selaput tipis,
program, gaya-gaya dalam, RAB, ekonomis.
iv
KATA PENGANTAR….........................................................................................i
ABSTRAK……………………………………………………………………….iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR………………...………………………………………….vii
DAFTAR TABEL…………………………….....................................................xi
DAFTAR NOTASI………..……………………..………………………...……xii
BAB I - PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..……...…………………………………………………...1
1.2. Rumusan Masalah..…...………………………………………………….11
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian……………...…………………...……….12
1.4. Batasan Masalah ……….......…………………………………………….12
1.5. Metodologi Penelitian………………………………………………..…..14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..xiv
LAMPIRAN……………………………………………………………………..xv
vi
vii
viii
ix
xi
Nx, Ny Gaya-gaya normal per panjang satuan dari potongan pelat yang tegak
lurus terhadap arah-arah x dan y
Nxy Gaya geser dalam arah sumbu y per panjang satuan dari potongan pelat
yang tegak lurus sumbu x
Nyx Gaya geser dalam arah sumbu x per panjang satuan dari potongan pelat
yang tegak lurus sumbu y
Qx, Qy Gaya-gaya geser yang sejajar dengan sumbu z per panjang satuan dari
potongan pelat yang tegak lurus sumbu-sumbu x dan y
h Tebal pelat atau cangkang
σx, σy, σz Komponen-komponen tegak lurus dari tegangan yang sejajar dengan
sumbu-sumbu x, y, z
τxy, τyx, τxz, τyz Komponen-komponen tegangan geser dalam koordinat persegi panjang
x, y, z Koordinat persegi panjang
r, θ Koordinat kutub
rx, ry Jari-jari kelengkungan permukaan tengah sebuah pelat pada bidang xz
dan yz
Mx, M y Momen-momen lentur per panjang satuan dari potongan pelat yang tegak
lurus terhadap sumbu x dan y
Mxy Momen puntir per panjang satuan dari potongan pelat yang tegak lurus
sumbu x
Myx Momen puntir per panjang satuan dari potongan pelat yang tegak lurus
sumbu y
Kb Matriks kekakuan momen (bending)
Km Matriks kekakuan membran
db Perpindahan nodal akibat momen (bending)
dm Perpindahan nodal akibat membran
Fb Gaya pada titik nodal akibat momen (bending)
Fm Gaya pada titik nodal akibat membran
E Modulus elastisitas
R Panjang radian
r Tinggi struktur
f’c Mutu tegangan tekan beton
fy Mutu tegangan leleh baja
xii
xiii