Dosen Pengampu
Dian Yayan Sukma, S.T., M.T
Disusun Oleh Kelompok V:
Syaputra Dwi Mahindra 2203112569 (Penyedia Materi)
Gilang Radithya Fikri 2207111379 ( Penyedia Materi, Penyusun Makalah dan Powerpoint)
S1 Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Riau
2023
Kata Pengantar
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................4
Pendahuluan.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................................................5
2.1 Notasi Transformasi Fourier...................................................................................5
2.2 Konvolusi Domain Frekuensi..................................................................................6
2.3 Transformasi Fourier Umum: Fungsi δ...................................................................7
2.4 Hubungan Euler Pada Transformasi Fourier Dari Sinus Dan Cosinus................7
2.5 Teorema Modulasi Sebagai Konvolusi Domain Frekuensi.....................................8
2.7 Teorema Integral...................................................................................................11
BAB III............................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Teorema Fourier dan Transformasi Fourier Umum adalah konsep-konsep penting dalam
matematika, terutama dalam konteks analisis Fourier. Mereka membantu dalam pemahaman dan
analisis sinyal, gelombang, dan fenomena berkelanjutan dalam berbagai bidang ilmu, termasuk
fisika, teknik, matematika, dan ilmu komputer.
Transformasi Fourier adalah konsep dasar dalam analisis Fourier yang pertama kali
dikembangkan oleh Jean-Baptiste Joseph Fourier pada abad ke-18. Fourier adalah seorang
ilmuwan Prancis yang mengemukakan ide untuk mengurai gelombang kompleks menjadi
serangkaian gelombang sinusoidal sederhana. Ide utamanya adalah bahwa hampir setiap sinyal
atau fungsi periodik dapat diurai menjadi jumlah gelombang sinusoidal dengan berbagai
frekuensi, amplitudo, dan fase. Ini memungkinkan kita untuk menganalisis sinyal yang kompleks
dengan lebih baik.
Transformasi Fourier adalah alat matematika yang memungkinkan kita untuk melihat sinyal
dalam domain frekuensi, mengungkapkan komponen frekuensi yang terkandung dalam sinyal
tersebut. Transformasi Fourier Umum, yang juga dikenal sebagai Transformasi Fourier Kontinu
(CFT), diterapkan pada fungsi kontinu. Untuk memahami sinyal yang tidak bersifat periodik,
transformasi Fourier ini menjadi sangat penting.
Teorema Fourier adalah konsep yang terkait erat dengan Transformasi Fourier. Teorema
Fourier menjelaskan bagaimana fungsi sinyal dalam domain waktu dan domain frekuensi
terhubung satu sama lain.
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun bertujuan untuk para pembaca agar dapat memahami dari konsep-konsep dari
materi pelajaran Sinyal dan Sistem agar pembaca dapat menambah wawasan para pembaca terkait
materi “Teorema Transformasi Fourier” mulai dari, Notasi Transformasi Fourier, Konvolusi
Domain Frekuensi, Transformasi Fourier Umum(Fungsi δ), Hubungan Euler Pada
Transformasi Fourier Dari Sinus Dan Cosinus, Teorema Modulasi Sebagai Konvolusi Domain
Frekuensi, Membatasi Transformasi,dan Teorema Integral
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Notasi Transformasi Fourier
Notasi Transformasi Fourier adalah representasi matematis yang merujuk pada cara untuk
mewakili suatu fungsi sebagai kombinasi dari gelombang sinusoidal (atau kompleks
eksponensial) dengan berbagai frekuensi.. Transformasi Fourier memungkinkan kita untuk
memahami komposisi frekuensi dari suatu sinyal, yang penting dalam berbagai aplikasi seperti
pemrosesan sinyal, komunikasi, pengolahan gambar, dan banyak lagi.
Dimana F ( ω ) adalah domain frekuensi dari f ( t ), dan ω adalah frekuensi dalam radian
per satuan waktu.
b. Transformasi Fourier Diskret:
Transformasi Fourier Diskret merupakan suatu teknik dalam matematika untuk mengubah
nilai sekuen atau urutan nilai diskrit tertentu dalam periode tertentu pada domain waktu
ke domain frekuensi. DFT bertujuan untuk membawa nilai sinyal kontinyu (analog) untuk
dijadikan nilai diskrit agar dapat diproses atau dilakukan perhitungan secara digital.
Ketika kita bekerja dengan sinyal digital yang terdiri dari titik-titik diskret pada domain
waktu, kita menggunakan Transformasi Fourier Diskret (DFT). Rumus DFT yang umum
ditulis sebagai berikut :
N−1 k
−j2π n
X (k)= ∑ x ( n) e N
n=0
Dimana:
k = Indeks frekuensi yang menyatakan frekuensi ke k. Maksimum nilai k pada DFT
adalah sama dengan nilai n. k adalah bilangan positif dimulai dari 0, 1, 2, ... dan
seterusnya hingga N-1.
X (k) = merupakan magnitude atau resultan dari penjumlahan vector real dan imaginary
pada saat indeks k.
n=¿ menyatakan sampel ke n dimana n adalah bilangan 0, 1, 2, ...dan seterusnya.
N=¿menyatakan total atau banyaknya n.
x (n )=¿nilai diskrit dari pengambilan sampel sinyal saat n.
k
− j2 π n
N = bentuk eksponensial yang menyatakan penjumlahan vector real dan imaginary
e
sebuah sinyal.
Dalam mencari magnitude sinyal saat k tertentu yaitu dengan menjumlahkan semua vector
pada saat k kemudian mencari resultan dari vector tersebut kemudian dirata-rata sebanyak N
sampel sehingga magnitude sinyal dapat dituliskan sebagai berikut:
N −1 k
1 −j2π n
x(k) =
N
∑ x( n) e N
n=0
Transformasi Fourier Diskrit (DFT) pada dasarnya mengambil sinyal diskrit dalam domain
waktu, dan mengubahnya menjadi domain frekuensi. Proses ini dapat dijelaskan dengan
persamaan matematis yang kompleks, dan dapat diimplementasikan dalam algoritma efisien
seperti Algoritma Cepat Transformasi Fourier (Fast Fourier Transform, FFT).
x1 ( t ) x2 ( t ) ¿ F
−1
[ X 1(ω) X 2 (ω)]
(3 + i)(3 - i) = 3 2 - (i) 2 = 3 2 - i 2 = 9 + 1 = 10 = Kuadrat Besaran 3 + i
{
δ (t )=f ( x )= 1 , t=0
0, t≠0
Jika diberikan,
x (t )=δ ( t )
Maka, dari definisi transformasi fourier, kita mendapatkan
2.4 Hubungan Euler Pada Transformasi Fourier Dari Sinus Dan Cosinus
Hubungan Euler adalah rumus matematika yang menghubungkan bilangan kompleks dengan
fungsi trigonometri. Dalam transformasi Fourier, hubungan Euler digunakan untuk mengubah
fungsi sinus dan cosinus menjadi bentuk eksponensial kompleks. Dengan menggunakan
hubungan Euler, transformasi Fourier dapat ditulis kembali ke dalam komponen transformasi
sinus dan kosinus sebagai
∞
f ( t )= ∫ F ( ω ) .e
jωt
dω
−∞
Kita dapat memisahkan nilai dari e jωt menjadi fungsi trigonometri dengan menggunakan
rumus Euler. Rumus Euler menyatakan:
jωt
e =cos(ωt)+ j∗sin( ωt)
Dari hubungan Euler ini, kita dapat melihat bahwa pasangan Transformasi Fourier memiliki
suku-suku seperti deret Fourier. Dan oleh karena kita tahu bahwa integral merupakan ekspresi
terbatas dari penjumlahan yang kontinu, maka kita juga menyadari bahwa Transfromasi Fourier
merupakan gambaran dari penjumlahan kontinu tak terhingga fungsi sinus dan kosinus. Bahkan,
Transfromasi Fourier dapat diekpresikan menggunakan transfromasi sinus dan kosinus secara
terpisah. Jadi, Analisis Fourier yang digambarkan oleh Transformasi Fourier merupakan
dekomposisi sederhana dari suatu sinyal ke dalam komposit komponen frekuensi (sinus dan
kosinus).
Sebagai contoh dengan menggunakan hubungan Euler, transformasi Fourier dapat ditulis
kembali ke dalam komponen transfromasi sinus dan kosinus sebagai:
∞ ∞
f ( t )= ∫ F ( ω ) .cos (ωt )dω+ j ∫ F ( ω ) . sin( ωt) dω
−∞ −∞
Fungsi harus integrable, yaitu memiliki integral yang berhingga di seluruh domainnya. Ini
berarti bahwa fungsi tidak boleh memiliki nilai tak hingga atau tak terbatas di mana-mana.
Fungsi harus absolut square integrable, yaitu memiliki integral kuadrat mutlak yang
berhingga di seluruh domainnya. Ini berarti bahwa fungsi tidak boleh memiliki osilasi yang
terlalu cepat atau terlalu besar di mana-mana.
Fungsi harus piecewise continuous, yaitu hanya memiliki sejumlah terbatas titik
diskontinuitas atau loncatan di seluruh domainnya. Ini berarti bahwa fungsi tidak boleh
memiliki celah atau sudut tajam di mana-mana.
Jika fungsi tidak memenuhi batasan-batasan tersebut, maka transformasi Fourier mungkin
tidak ada, tidak unik, atau tidak dapat diinverskan. Untuk mengatasi hal ini, beberapa variasi atau
generalisasi dari transformasi Fourier dapat digunakan, seperti transformasi Fourier waktu diskrit,
transformasi Fourier diskrit, transformasi Fourier dengan lebih cincin, transformasi Laplace, dan
lain-lain.
Misalkan kita mempunyai sebuah fungsi f yang terdefinisi pada [−π, π], dengan asumsi f (−π)
= f (π). (Asumsi ini dapat dipenuhi dengan cara mendefinisikan ulang nilai f , bila diperlukan,
di salah satu titik ujungnya. Asumsi tersebut dapat pula dihapuskan dengan menganggap f
terdefinisi hanya pada (−π, π].) Selanjutnya misalkan f terbatas dan terintegralkan pada [−π, π].
Kita perluas f pada R sedemikian sehingga f periodik dengan periode 2π, melalui
Sebagai contoh, fungsi periodik f, dapat dipandang sebagai perluasan periodik fungsi f (θ) = |
θ| dari interval (−π, π] ke seluruh R.
Jika f mulus bagian demi bagian pada (−π, π], maka kita dapat menguraikannya sebagai deret
Fourier. Dengan membatasi kembali peubah θ pada [−π, π], kita peroleh deret Fourier dari fungsi
semula. Sekarang misalkan f terdefinisi hanya pada [0, π]. Kita dapat memperluas f pada R
sedemikian sehingga ia merupakan fungsi periodik dengan periode 2π, dan kemudian kita
peroleh deret Fouriernya.
Untuk memperluas f pada R, pertama kita perluas f pada [−π, π]. Ada dua cara yang baku
untuk hal ini, yakni dengan membuatnya menjadi fungsi genap atau ganjil.
Perluasan genap fgenap pada [−π, π] dapat diperoleh melalui
Keuntungan menggunakan fgenap dan fganjil adalah bahwa deret Fouriernya kelak lebih
sederhana. Untuk fgenap, koefisien sinusnya akan sama dengan nol (karena sin nθ merupakan
fungsi ganjil). Untuk fganjil, koefisien cosinusnya akan sama dengan nol (karena cos nθ merupakan
fungsi genap). Jadi, deret Fourier dari fgenap hanya melibatkan fungsi cosinus, sementara deret
Fourier dari fganjil hanya melibatkan fungsi sinus. Dengan simetri, perhitungan koefisien lainnya
juga menjadi lebih mudah:
Perhatikan bahwa pada akhirnya fungsi f yang semula terdefinisi pada [0, π] muncul
kembali dalam perhitungan koefisien Fourier di atas.
Selanjutnya, misalkan f terintegralkan pada [0, π]. Deret
Perhatikan bahwa g merupakan fungsi periodik dengan periode 2π, dan jika f mulus bagian
demi bagian maka g juga. Dalam hal itu, g dapat diuraikan sebagai deret Fourier
Jika kita subtitusikan kembali θ = πx/L ke dalam rumus di atas, maka kita dapatkan deret
Fourier periodik dengan periode 2L dari fungsi f semula:
Dengan
Dengan cara yang serupa seperti sebelumnya kita dapat memperoleh deret Fourier cosinus
dan deret Fourier sinus dari fungsi f yang mulus bagian demi bagian pada [0, L], yakni
Dan
2.7 Teorema Integral
Teorema Integral dalam Transformasi Fourier Umum adalah sebuah teorema yang
menyatakan bahwa integral Fourier dari suatu fungsi f(x) dapat dihitung dengan
mengalikan fungsi tersebut dengan eksponensial kompleks dan kemudian melakukan
integrasi terhadap hasil perkalian tersebut. Teorema ini didasarkan pada konsep koefisien
Fourier dalam deret Fourier, namun dalam Transformasi Fourier Umum, koefisien Fourier
diubah menjadi fungsi kontinu dari variabel frekuensi.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh fungsi f(x) agar dapat diterapkan Teorema
Integral dalam Transformasi Fourier Umum antara lain adalah f(x) memenuhi syarat
∞
Dirichlet pada setiap interval terhingga (-∞, ∞) dan integral ∫ ¿ f (x)∨dx konvergen,
−∞
artinya f(x) dapat diintegrasikan secara mutlak dalam (-∞, ∞) . Teorema Integral dalam
Transformasi Fourier Umum juga memiliki generalisasi koefisien Fourier A(α) dan B(α),
yang merupakan generalisasi dari koefisien Fourier a_n dan b_n dalam deret Fourier.
Teorema Integral dalam Transformasi Fourier Umum sangat penting dalam analisis
sinyal dan sistem karena memungkinkan kita untuk mengubah suatu fungsi dalam domain
waktu menjadi representasi dalam domain frekuensi dengan mudah dan efisien.
Contoh penggunaan teorema integral dalam Transformasi Fourier Umum adalah
ketika kita ingin mengubah suatu fungsi dalam domain waktu menjadi representasi dalam
domain frekuensi.
jika kita memiliki fungsi:
f ( x )=sin (ω )
kita dapat menghitung integral Fourier dari fungsi tersebut dengan menggunakan
teorema integral Fourier.
∞ ∞
f ( ω )= ∫ f ( t ) . e dt= ∫ sin (t). e
− jωt − jωt
dt
−∞ −∞
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Notasi Transformasi Fourier adalah alat matematis yang penting dalam analisis sinyal dan
sistem. Ini memungkinkan kita untuk mengubah sinyal atau fungsi dalam domain waktu menjadi
domain frekuensi, mengungkapkan komponen frekuensi yang ada dalam sinyal tersebut. Dengan
notasi ini, kita dapat menganalisis sinyal lebih dalam dan memahami komponen frekuensinya.
Konvolusi dalam Domain Frekuensi adalah konsep penting yang memungkinkan kita untuk
mengalikan dua fungsi dalam domain frekuensi, yang setara dengan melakukan konvolusi dalam
domain waktu. Ini adalah teknik yang berguna dalam berbagai aplikasi, seperti pemfilteran sinyal
dan analisis sistem, dan dapat menghemat waktu dalam perhitungan.
Transformasi Fourier Umum, khususnya Fungsi δ, adalah alat matematis yang digunakan
untuk menggambarkan distribusi titik dalam domain frekuensi. Fungsi delta Dirac adalah contoh
penting yang digunakan untuk menggambarkan impuls atau gangguan pada frekuensi tertentu
dalam analisis sinyal. Jadi, kesimpulannya, Hubungan Euler memungkinkan kita untuk
menganalisis transformasi Fourier dari sinyal kompleks dalam domain frekuensi, sementara
Teorema Modulasi menggambarkan hubungan antara modulasi sinyal dalam domain waktu dan
konvolusi dalam domain frekuensi, yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi pemrosesan
sinyal. Membatasi Transformasi adalah teknik yang digunakan untuk membatasi jumlah informasi
dalam Transformasi Fourier, terutama ketika berurusan dengan sinyal berkecenderungan periodik
atau sinyal terbatas dalam waktu. Ini dapat membantu menyederhanakan analisis sinyal dan
menghilangkan komponen frekuensi yang tidak relevan.
Teorema Integral adalah prinsip penting dalam Transformasi Fourier yang menggambarkan
hubungan antara sinyal asli dalam domain waktu dan transformasinya dalam domain frekuensi.
Teorema ini memungkinkan kita untuk mentransformasikan sinyal kembali dan sebaliknya dengan
mudah, sehingga memudahkan analisis sinyal dalam berbagai aplikasi.
Secara keseluruhan, Transformasi Fourier dan konsep terkaitnya adalah alat yang kuat dalam
analisis sinyal dan sistem, memungkinkan kita untuk mengungkapkan sifat-sifat sinyal dan
mengambil wawasan yang dalam dalam komponen frekuensinya.
DAFTAR PUSTAKA
i. https://media.neliti.com/media/publications/296791-mendisain-gui-untuk-
menampilkan-nilai-ff-ad454a5b.pdf ,diakses pada 21 Oktober 2023
ii. https://class.ece.uw.edu/235dl/EE235/Project/lesson15/lesson15.html ,diakses pada
21 Oktober 2023
iii. https://www.belajarelektro.com/2021/06/dft.html#:~:text=Discrete%20Fourier
%20Transform%20(DFT)%20atau,domain%20waktu%20ke%20domain
%20frekuensi. ,diakses pada 21 Oktober 2023
iv. https://www.belajarelektro.com/2021/06/dft.html ,diakses pada 21 Oktober 2023
v. Signal and System; Alan V. Oppenheim, Alan S. Wisky, S. Hamid Nawab, diakses pada
21 Oktober 2023
vi. https://fmipa.itb.ac.id/wp-content/uploads/sites/7/2018/01/AnalisisFourier-2017-FMIPA-
e.pdf, diakses pada 21 Oktober 2023
vii. https://repository.unikom.ac.id/34997/1/INTEGRAL%20FOURIER.pdf, diakses
pada 21 Oktober 2023