Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REVIEW(CBR)

ELEMEN KOMPONEN MESIN

DISUSUN OLEH:

NAMA :RYZAL ERIKSON SIHOTANG :


NIM 5202421005
DOSEN PENGAMPU : BUDI HARTO S.Pd, M.T :DESAIN
MATA KU LI AH
KOMPONEN MESIN

PROGRAM STUDY S1 PENDIDIKAN


TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha

Edit dengan WPS Office


Esa atas segala rahmatnya sehingga tugas Critical Book
Report ini dapat selesai. Penulistelah berusaha sebaik
mungkin menyusun makalah ini dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memudahkan
pembuatan makalah ini. Untuk itu Penulis menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terutama kepada Dosen Pembimbing MK. Desain

Komponen Mesin Bapak Budi Harto Terlepas dari semua

itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari susunan kalimat maupun tata

bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka

Penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca

agar Penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata Penulis berharap semoga makalah tentang


Desain Komponen Mesin ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Medan, 28 Oktober 2021

Ryzal Erikson Sihotang

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
A. Rasionalisasi pentingnya CBR 1

B. Tujuan penulisan CBR 1

C. Manfaat CBR
1
4

Edit dengan WPS


Office
D. Identitas buku yang direview.....................................................................................
2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU ............................................................................................


6

BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................................


20

A. Pembahasan isi buku 20

B. Kelebihan dan kekurangan buku.............................................................................


20

BAB IV PENUTUP........................................................................................................................ 21

A. Kesimpulan
21

B. Rekomendasi
21

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................
22

Edit dengan WPS Office


ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji
kemampuan dalam meringkas dan menganalisis sebuah buku serta membandingkan buku
yang dianalisis dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah
karya tulis yang dianalisis. Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami, terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum
memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu penulis
membuat CBR ilmu ukur tanah ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku
referensi terkhusus pada pokok bahasan tentang desain komponen mesin.
B. Tujuan Penulisan CBR
Mengkritisi atau membandingkan sebuah buku tentang desain komponen mesin serta
membandingkan dengan dua buku yang berbeda dengan topik yang sama. Yang dibandingkan
dalam buku tersebut yaitu kelengkapan pembahasannya, keterkaitan antar babnya, dan
kelemahan dan kelebihan pada buku-buku yang dianalisis.

C. Manfaat CBR
i. Menambah wawasan pengetahuan tentang dasar-dasar ilmu pada desain komponen
mesin.
ii. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi
dengan ringkasan buku , pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku
tersebut.
iii. Melatih siswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas bukubuku
yang dianalisis tersebut.

D. Identitas Buku
Buku Utama

1. Judul Buku : Perancangan Mesin-Mesin Industri


2. Edisi : pertama

3. Pengarang : Rusdi Nur dan Muhammad Arsyad Suyuti


4. Kota Terbit : yogyakarta
5. Tahun :2017
6. Penerbit : deepublish
7. Tebal Buku : 226 halaman
8. ISBN : 978-nomor ISBN

Edit dengan WPS


Office
Buku pembanding
1 Judul Buku : Perencanaan Elemen Mesin (Elemen Sambungan
. Dan
Penumpu)
2 Edisi : pertama
.
3 Pengarang : hendri nurdin, ambiyar dan waskito
.
4 Kota Terbit :padang
.
5 Tahun : 2020
.
6 Penerbit : UNP Press
.
7
. Tebal Buku : 246 halaman
8 ISBN : 978-602-1178-62-1
.
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. Ringkasan Buku Utama
BAB I Konsep Dasar Perancangan
1. Definisi perancangan
Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisis, menilai
memperbaiki dan menyusun suatu sistem, baik sistem fisik maupun non fisik yang
optimum untuk waktu yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang ada.
Pengertian perancangan lainnya menurut bin Ladjamudin (2005:39) "Perancangan
adalah tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk mendesain sistembaru
yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh
dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik"
2. Dasar-dasar perancangan industri
Perancangan elemen-elemen mesin merupakan bagian penting dari bidang
perancangan industri yang lebih besar dan lebih umum. Perancang dan engineer
perancangan menciptakan peralatan atau sistem untuk memenuhi kebutuhankebutuhan
khusus. Peralatan mekanis biasanya meliputi komponen- komponen penggerak yang
menggerakkan daya dan melakukan pola-pola khusus, sistem mekanis terdiri atas
beberapa peralatan mekanis.
3. Proses perancangan industri
Tujuan akhir dari perancangan industri adalah untuk menghasilkan produk yang
bermanfaat yang memenuhi keinginan konsumen dengan pembuatannya yang cukup
aman, efisien, andal, ekonomis, dan praktis.
4. Keterampilan yang dibutuhkan dalam perancangan
Seorang engineer produk dan perancangan industri menggunakan berbagai jenis
keterampilan dan kemampuan keilmuannya dalam pekerjaan sehari-hari mereka,
meliputi hal-hal berikut: 1) Pembuatan sketsa, gambar teknis, dan perancangan dengan
computer 2) Sifat-sifat bahan, pemrosesan bahan, dan proses pembuatan 3) Aplikasi
ilmu kimia seperti perlindungan karat, pemberian lapisan (coating) dan pengecatan 4)
Statika, dinamika, kekuatan bahan, kinematika dan mekanismenya 5) Keterampilan
komunikasi lisan, mendengarkan, menulis teknis dan kecakapan kerja tim 6) Mekanika
fluida, termodinamika, dan perpindahan panas 7) Daya fluida, dasar-dasar fenomena
listrik, dan kendali industri 8) Perancangan eksperimen dan
pengujian unjuk kerja bahan dan sistem mekanis 9) Kreativitas, pemecahan masalah,
dan manajemen proyek 10)
Analisis tegangan 11) Pengetahuan khusus mengenai perilaku dari elemen- elemen
mesin seperti roda gigi, transmisi sabuk, transmisi rantai, porors, bantalan, pasak,
kopling tetap, pegas, sambungan dengan baut, paku keling,

Edit dengan WPS


Office
pengelasan, motor listrik, alat-alat gerak lurus, kopling tidaktetap, dan rem.
5. Fungsi, syarat perancangan dan kriteria evaluasi
Fungsi menyatakan apa yang harus dilakukan oleh sebuah peralatan dengan
menggunakan pernyataan umum yang menggunakan kata aksi seperti: untuk
menyangga suatu beban, untuk mengangkat peti kayu, atau untuk mentransmisikan
daya.
Syarat perancangan adalah pernyataan terperinci yang biasanya bersifat kuantitatif
mengenai tingkat unjuk kerja yang diinginkan, kondisi lingkungan dimana peralatan
dapat beroperasi, terbatasnya ruang atau berat, atau bahan- bahan dan komponen
yang tersedia yang dapat dimanfaatkan. Kriteria evaluasi adalah pernyataan tentang
kualitatif yang diharapkan dari perancangan yang membantu perancang dalam
menentukan alternatif perancangan yang terbaik berupa perancangan yang
memperbesar manfaat dan meminimalkan kerugian.
6. Sistem satuan
Sistem satuan yang akan digunakan dalam perancangan adalah Sistem Internasional
(SI) dengan penggunaan satuan metrik.

BAB II Dasar-Dasar Pembebanan

1. Gaya aksial
Tegangan. Dua gaya P menghasilkan beban tarik sepanjang axis balok, p
menghasilkan tegangan normal tarik sebesar: G ~ A
8_
Regangan Gaya aksial juga menghasilkan regangan aksial s: ~ L dengan 5 adalah
pertambahan panjang (deformasi) dan L adalah panjang balok. Diagram tegangan-
regangan adalah linier sampai batas proporsional, dan mempunyai slope (kemiringan) E
dinamakan modulus elstisitas. Dalam daerah ini persamaan garis lurus sampai batas
proporsional dinamakan hukum Hooke's, dan diberikan oleh Persamaan (3.3): o = E s
2. Geser murni
Tegangan. Jika keling dipotong pada bagian tengah sambungan untuk mendapatkan
luas penampang A dari keling, kemudian menghasilkan diagram benda bebas.
3. Working Stress (tegangan kerja) Ketika perancangan elemen mesin, tegangan yang
terjadi harus lebih rendah dari pada tegangan ultimate atau maksimum. Tegangan yang
terjadi ini dinamakan working stress atau design stress. Atau dinamakan juga tegangan
yang dijinkan.
4. Faktor Keamanan (N) Definisi umum faktor keamanan adalah rasio antara tegangan
maksimum (maximum stress) dengan tegangan kerja (working stress).
BAB III Tegangan Bending Dan Torsi

1. Tegangan Geser Torsi Ketika bagian mesin menerima aksi dua kopel yang sama
dan berlawanan dalam bidang yang sejajar (atau momen torsi), kemudian bagian
mesin ini dikatakan menerima torsi. Tegangan yang diakibatkan oleh torsi
dinamakan tegangan geser torsi. Tegangan geser torsi adalah nol pada pusat
poros dan maksimum pada permukaan luar.
2. Tegangan Bending dalam Balok Lurus Dalam praktik keteknikan, bagian- bagian

Edit dengan WPS


Office
mesin dari batang strukturyang mengalami beban statis atau dinamis yang selain
menyebabkan tegangan bending pada bagian penampang juga ada tipe
tegangan lain seperti tegangan tarik, tekan dan geser. Ketika balok menerima
momen bending, bagian atas balok akan memendek akibat kompresi dan bagian
bawah akan memanjang akibat tarikan. Ada permukaan yang antara bagian atas
dan bagian bawah yang tidak memendek dan tidak memanjang, permukaan itu
dinamakan permukaan netral. Titik potong permukaan netral dengansembarang
penampang balok dinamakan sumbu netral.

BAB IV Sambungan Keling

1. Keling (rivet) adalah sebuah batang silinder pendek dengan kepala bulat. Bagian
silinder dari keling dinamakan shank atau body dan bagian bawah dari shank adalah
tail, Fungsi keling dalam sebuah sambungan adalah untuk membuat sebuah ikatan
yang kuat dan ketat. Kekuatan biasanya untuk mencegah kegagalan dari sambungan.
Keketatan biasanya agar kuat dan mencegah kebocoran seperti pada ketel.
2. Fungsi keling dalam sebuah sambungan adalah untuk membuat sebuah ikatan yang
kuat dan ketat. Kekuatan biasanya untuk mencegah kegagalan dari sambungan.
Keketatan biasanya agar kuat dan mencegah kebocoran seperti pada ketel.
3. Material Keling
Material keling harus tangguh dan ulet. Keling biasa dibuat dari baja (baja karbon
rendah atau baja nikel), kuningan, aluminium atau tembaga, tetapi ketika kekuatan dan
ketahanan terhadap kebocoran adalah pertimbangan yang utama, maka keling baja
yang digunakan. Keling secara umum diproduksi dari baja yang memenuhi Indian
Standard (Standar India) berikut: a) IS : 1148-1982 (ditetapkan 1992)Spesifikasi untuk
batang keling pengerolan panas (diameter sampai 40 mm) untuk struktur, b) IS : 1149-
1982 (ditetapkan 1992) - Spesifikasi untuk batang keling baja kekuatan tinggi untuk
struktur.
4. Tipe Kepala Keling
Kepala keling dikelompokkan ke dalam 3 jenis sesuai standar India: 1. Kepala
keling secara umum (di bawah diameter 12 mm) sesuai dengan IS : 2155-1982
(ditetapkan 1996) 2. Kepala keling secara umum (diameter 12mm sampai 48mm) sesuai
dengan IS: 1929-1982 (ditetapkan 1996) 3. Kepala keling untuk ketel (diameter 12mm
sampai 48mm) sesuai dengan IS :1929-1961 (ditetapkan 1996).
5. Tipe Sambungan Keling
Ada dua tipe sambungan keling, tergantung pada pelat yang disambung, yaitu: 1. Lap
Joint (sambungan 2 lapis). Lap joint adalah sambungan yang mana dua plat disambung
bersamasama,. 2. Butt Joint (sambungan 3 lapis). Butt Joint adalah sambungan yang
mana plat utama ditutup oleh dua plat lain. Plat penutup dikeling bersama-sama dengan
plat utama.
6. Kegagalan Sambungan Keling Sebuah sambungan keling bisa gagal dengan cara
sebagai berikut: a. Keretakan pada sudut plat. Keretakan ini dapat dihindari dengan
mencegah margin, m = 1,5.d, dimana d adalah diameter dari lubang keling, Retak pada
seluruh plat. Akibat tegangan tarik pada plat utama, plat utama atau penutup plat bisa

Edit dengan WPS


Office
retak seluruhnya seperti pada Gambar 5 .10. Dalam kasus ini, kita hanya membahas
satu panjang kisar (pitch) dari plat. Ketahanan yang diberikan oleh plat melawan
keretakan dinamakam ketahanan retak (tearing resistance) atau kekuatan retak (tearing
strength) atau nilai keretakan (tearing value) dari plat. Pergeseran keling. Plat yang
dihubungkan dengan keling yang mengalami tegangan tarik pada keling, dan jika keling
tidak sanggup menahan tegangan, maka keling akan bergeser seperti pada Gambar
5.11. Ketahanan yang diberikan oleh keling terhadap geseran dinamakam ketahanan
geser (shearing resistance atau kekuatan geser (shearing strength) atau nilai
pergeseran (shearing value) dari keling. Perubahan bentuk (crushing) pada plat atau
keling. Kadangkadang kenyataannya keling tidak mengalami geseran di bawah
tegangan tarik, tetapi bisa rusak (berubah bentuk) seperti pada Gambar 5.12. Akibat ini,
lubang keling menjadi berbentuk oval dan sambungan menjadi longgar. Kerusakan
keling yang demikian juga dinamakan sebagai kerusakan bantalan (bearing failure).
Ketahanan yang diberikan oleh keling terhadap perubahan bentuk dinamakan
ketahanan perubahan bentuk (crushing resistance) atau kekuatan perubahan bentuk
(crushing strength) atau nilai perubahan bentuk (bearing value)
7. Kekuatan dan Efisiensi Sambungan Keling
Kekuatan sambungan keling didefinisikan sebagai gaya maksimum yang dapat
diteruskan tanpa mengakibatkan kegagalan. Kita dapat melihat bagian 5.6 bahwa Pt, Ps
dan Pc adalah tarikan yang diperlukan untuk meretakkan pelat, menggeser keling dan
merusakkan keling. Efisiensi sambungan keling didefinisikan sebagai rasio kekuatan
sambungan keling dengan kekuatan tanpa keling atau plat padat. Kita sudah membahas
bahwa kekuatan sambungan keling adalah Pt, Ps dan Pc.
8. Sambungan Keling untuk Struktur
Jumlah keling. Jumlah keling yang diperlukan untuk sambungan dapat diperoleh
dengan tahanan geseran atau tahan crushing dari keling. Misalkan Pt = Aksi tarik
maksimum pada sambungan. ini adalah tahanan retak dari plat pada bagian luar yang
hanya satu keling. n = Jumlah keling Karena sambungan adalah double strap butt joint,
oleh karena itu dalam double shear (geser). Ketebalan butt strap (plat pengikat
ujung/penutup) Ketebalan butt strap, t1 = 1,25t, untuk cover strap tunggal = 0,75t, untuk
cover strap ganda (double). Efisiensi sambungan Hitung tahanantahanan sepanjang
potongan 1-1,2-2, dan 3-3. Pada potongan 1-1, di sini hanya 1 lubang keling. Jadi
tahanan retak dari sambungan sepanjang 1-1 adalah: Ptl = (b - d).t/t Tahanan retak dari
sambungan sepanjang 2-2 adalah: Pt2 = (b - 2d).t/t + kekuatan satu keling di depan
potongan 2-2 (Untuk keretakan plat pada potongan 22, keling di bagian depan
potongan 2-2 yaitu pada potongan 1-1 harus yang pertama patah). Pitch dari keling
diperoleh dengan menyamakan kekuatan tarik sambungan dan kekuatan geser keling.
9. Sambungan Keling dengan Beban Eksentris
Ketika garis aksi dari beban tidak melewati titik pusat dari sistem keling dan seluruh
keling tidak menerima beban yang sama, maka sambungan ini dinamakan sambungan
keling beban eksentris, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.15 (a). Beban eksentris
menghasilkan geser sekunder diakibatkan oleh kecenderungan gaya untuk memutar
sambungan terhadap pusat gravitasi yang menimbulkan geser.

Edit dengan WPS


Office
BAB V Sambungan Las

1. Jenis Sambungan Las Ada dua jenis sambungan las, yaitu: 1. Lap joint atau fillet joint;
Sambungan ini diperoleh dengan pelapisan plat dan kemudian mengelas sisi dari plat-
plat. Bagian penampang fillet (sambungan las tipis) mendekati triangular (bentuk
segitiga). Butt joint. Butt joint diperoleh dengan menempatkan sisi plat seperti
ditunjukkan pada Gambar 6.2. Dalam pengelasan butt, sisi plat tidak memerlukan
kemiringan jika ketebalan plat kurang dari 5 mm. Jika tebal plat adalah 5 mm sampai
12,5 mm, maka sisi yang dimiringkan berbentuk alur V atau U pada kedua sisi.
2. Kekuatan sambungan las fillet melintang Lap joint (sambungan las fillet melintang)
dirancang untuk kekuatan tarik, Untuk menentukan kekuatan sambungan las,
diasumsikan bahwa bagian fillet adalah segitiga ABC dengan sisi miring AC seperti
terlihat pada Gambar 6.5. Panjang setiap sisi diketahui sebagai ukuran las dan jarak
tegak lurus kemiringan BD adalah tebal leher. Luas minimum las diperoleh pada leher
BD, yang diberikan dengan hasil dari tebal leher dan panjang las.
3. Kekuatan sambungan las fillet sejajar Sambungan las fillet sejajar dirancang
untuk kekuatan geser, Jika q adalah tegangan geser yang diijinkan untuk logam las,
kemudian kekuatan geser dari sambungan untuk single paralel fillet weld (las fillet
sejajartunggal).
4. Kasus khusus sambungan las fillet Kasus berikut dari sambungan las fillet adalah
penting untuk diperhatikan: Las fillet melingkar yang dikenai torsi. Perhatikan batang
silinder yang dihubungkan ke plat kaku dengan las fillet, Las fillet melingkar yang
dikenai momen bending. Perhatikan batang silinder yang dihubungkan ke plat kaku
dengan las fillet, Las fillet memanjang yang dikenai beban torsi,
5. Kekuatan Butt Joint Sambungan butt dirancang untuk tarik dan tekan. Dalam butt joint,
panjang ukuran las adalah sama dengan tebal leher yang sama dengan tebal plat.
Kekuatan tarik butt joint (single-V atau square butt joint), P = t.I.^t
6. Beban eksentris sambungan las Beban eksentris dapat terjadi pada sambungan las
dengan berbagai cara. Ketika tegangan geser dan tegangan bending secara simultan
terjadi pada sambungan, maka tegangan maksimum menjadi: Tegangan normal
maksimum adalah: t(max) = V() (6-11) Tegangan geser maksimum adalah: max =
V() (6-12) dimana <(b = Tegangan bending, q = Tegangan geser

BAB VI Sambungan Ulir

1. Istilah penting pada ulir


Major diameter adalah diameter terbesar pada ulir eksternal atau internal, Dinamakan
juga outside atau nominal diameter, Minor diameter adalah diameter terkecil pada ulir
eksternal atau internal, Dinamakan juga core atau root diameter, Pitch diameter adalah
diameter rata-rata silinder. Dianamakan juga effective diameter, Pitch adalah jarak
antara puncak ulir. Secara matematika dapat dihitung, Pitch = 8. Crest (puncak) adalah
permukaan atas pada ulir, Root (lembah) adalah permukaan bawah yang dibentuk oleh
dua sisi berdekatan dari ulir, Depth of thread adalah jarak tegak lurus antara crest dan
root, Flank adalah permukaan antara crest dan root, Angle of thread adalah sudut

Edit dengan WPS


Office
antara flank ulir, Slope adalah setengah pitch ulir.
2. Jenis ulir Jenis ulir adalah sebagai berikut: 1. British standard whitworth (B.S.W) thread.
Ulir jenis ini banyak digunakan dimana kekuatan yang tinggi pada root yang dibutuhkan,
British association (B.A) thread. Merupakan ulir jenis B.S.W. dengan pitch yang baik
dan banyak digunakan untuk instrumentasi (alat ukur) dan pekerjaan lain yang presisi,
American national standard thread. Ulir ini digunakan untuk tujuan umum seperti baut,
mur, lubang ulir dan tap, sep, Square thread. Ulir ini banyak digunakan untuk transmisi
daya, biasanya dijumpai pada mekanisme mesin perkakas, katup, spindle, ulir jack dan
Iain-Iain, Acme thread. Ulir ini banyak digunakan pada ulir mesin bubut, katup kuningan,
ulir kerja bangku,
Knukle thread. Ulir ini banyak digunakan untuk pekerjaan kasar seperti railway kopling,
hydrant dan Iain-Iain, Buttress thread. Ulir banyak digunakan untuk transmisi daya satu
arah.
3. Jenis Sambungan ulir yaitu Through bolts, Tap bolts, Stud, Cap screws.
4. Sambungan baut akibat beban eksentris Beberapa aplikasi sambungan baut yang
mendapat beban eksentris seperti bracket, tiang crane, dll. Beban eksentris dapat
berupa: 1. Sejajar dengan sumbu baut. 2. Tegak lurus dengan sumbu baut.
3. Dalam bidang baut.

BAB VII Kopling

1. Tipe Kopling Jenis kopling dikelompokkan menjadi berikut: 1. Rigid coupling (kopling
tetap). Digunakan untuk menghubungkan dua poros yang lurus secara sempurna. Tipe
kopling tetap berikut ini adalah penting untuk diketahui yaitu: a. Sleeve atau muff
coupling, b. Clamp coupling, c. Flange coupling. 2. Flexible coupling (kopling fleksibel).
Digunakan untuk menghubungkan dua poros yang mempunyai sumbu menyamping
dan menyudut. Tipe kopling fleksibel berikut ini adalah penting untuk diketahui yaitu: a.
Bushed pin type coupling, b. Universal coupling, c. Oldham coupling.
2. Sleeve atau Muff Coupling Ini adalah tipe kopling tetap yang paling sederhana, dibuat
dari besi cor. Terdiri dari silinder berlubang yang diameter dalamnya sama dengan
diameter poros. Seperti pada Gambar 8.1, daya ditransmisikan dari poros yang satu ke
poros yang lain dengan sebuah pasak (key) dan sebuah muff. Oleh karena itu seluruh
elemen harus cukup kuat untuk mentransmisikan torsi.
3. Clamp atau Compression Coupling Dinamakan juga sebagai split muff coupling. Dalam
kasus ini, muff dibuat ke dalam dua paruhan dan dibaut bersama-sama seperti pada
Gambar 8.3. Separuh muff dibuat dari besi cor. Ujung poros berbatasan dengan ujung
yang lain dan pasak (key) dipasang lurus ke dalam lubang pasak pada kedua poros.
Separuh muff ditempatkan di bagian bawah dan separuh yang lain ditempatkan di
bagian atas. Kedua muff digabungkan bersama -sama oleh baut dan mur. Jumlah baut
bisa dua, empat atau enam. Kopling ini bisa digunakan untuk beban berat dan
kecepatan sedang. Keuntungan kopling ini adalah bahwa posisi poros tidak perlu
dirubah/digeser untuk perakitan dan pembongkaran kopling.
4. Flange Coupling (kopling flens) Kopling flens biasanya terdiri dari dua piringan kopling
besi cor. Setiap flens dipasang pada ujung poros dan disambung dengan pasak.

Edit dengan WPS


Office
BAB VIII Pegas

1. Tipe Pegas Ada bermacam-macam jenis pegas yang penting untuk diketahui
sebagai berikut: 1. Helical springs (pegas helix). Pegas helix dibuat dari gulungan kawat
berbentuk helix dan terutama menahan beban tekan (dinamakan pegas tekan) dan tarik
(dinamakan pegas tarik) seperti pada Gambar 9.1 (a) & (b). Bentuk penampang kawat
pegas adalah bisa lingkaran, persegi atau bujur sangkar. Conical dan volute springs
(pegas kerucut). Seperti ditunjukkan pada Gambar 9.2, adalah digunakan dalam
penerapan khusus dimana sebuah pegas teropong. Torsion springs (pegas torsi).
Pegas ini bisa digolongkan jenis pegas helix atau spiral seperti pada Gambar 9.3. tipe
helix digunakan hanya dalam penerapan dimana beban cenderung untuk memutar
pegas dan digunakan dalam mekanika listrik. Laminated atau leaf spring (pegas daun).
Pegas daun terdiri dari sejumlah plat tipis dengan panjang bervariasi yang ditahan
bersamaan oleh clamp dan baut, Disc atau bellevile springs (pegas piringan). Pegas ini
terdiri dari piringan kerucut yang ditahan bersamaan berlawanan dengan pusat baut.
2. Pegas helix Material pegas pegas helix harus mempunyai kekuatan fatik yang tinggi,
keuletan yang tinggi, gaya pegas yang tinggi dan tahan creep (deformasi dalam waktu
lama). Pemilihan material pegas sebagian besar tergantung pada penggunaan dan
gaya-gaya yang bekerja. Material pegas antara lain adalah baja karbon, kawat stainless
steel, kawat musik, phosphor bronze (perunggu) dan brass (kuningan).
3. Beban fatik pada pegas helix Pegas helix yang menerima beban fatik dirancang dengan
menggunakan "metode garis Soderberg". Material pegas biasanya diuji untuk kekuatan
ketahanan torsional (torsional endurance strength) di bawah tegangan berulang-ulang
yang bervariasi dari nol sampai maksimum. Ketika pegas biasanya dibebani hanya satu
arah, maka sebuah diagram Soderberg adalah yang digunakan untuk pegas.

BAB IX Pemilihan Motor

1. Faktor-faktor pemilihan motor Motor listrik digunakan sebagai penyedia daya untuk
berbagai produk rumah tangga, pabrik, sekolah, fasilitas-fasilitas komersial, perlengkapan
transportasi, dan berbagai peralatan yang dapat dibawa kemanamana. Motor listrik ini
dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu arus bolak balik (Alternating Current, AC) dan
arus searah (Direct Current, DC). Ada beberapa hal-hal berikut yang harus ditetapkan
dalam pemilihan motor:
1) Jenis motor: DC, AC, satu fasa, tiga fasa dan sebagainya
2) Daya nominal dan kecepatan
3) Tegangan dan frekuensi operasi
4) Jenis rumah
5) Ukuran rangka
6) Rincian rakitan.
2. Motor AC Sumber daya arus bolak balik (AC) dimaksudkan untuk menyuplai kebutuhan
listrik dalam berbagai industri, perdagangan atau pelanggan tetap. Sumber daya AC
dikelompokkan dalam satu fasa dan tiga fasa. Sebagian besar instalasi komersial
ringan hanya menggunakan sumber daya satu fasa yang disalurkan melalui dua kawat

Edit dengan WPS


Office
konduktor dan satu kawat tanah dengan bentuk gelombang daya yang terjadi seperti
terlihat dalam Gambar 10.2. Sedangkan daya tiga fasa disuplai ke sistem tiga kawat
dan tersusun dari tiga gelombang berbeda dengan amplitudo dan frekuensi yang sama
dengan beda tiap fasa 120o
3. Motor DC Motor DC mempunyai kelebihan yang khas jika dibandingkan dengan motor
AC. Kekurangan motor DC adalah keharusan tersedianya sumber daya DC.
Kebanyakan rumah dan industry hanya memiliki sumber daya AC yang disediakan PLN.
Ada tiga jenis komponen yang dapat digunakan untuk menyediakan daya DC, yaitu: 1.
Baterai; Baterai-baterai yang umumnya tersedia mempunyai 1.5, 6,12, dan 24 Volt.
Baterai ini digunakan untuk peralatan yang mudah dibawa-bawa dan daya yang
dihasilkan berupa DC murni, tetapi tegangannya berubah terhadap waktu seiring
mengosongnnya baterai tersebut. 2. Generator; dengan digerakkan oleh motor-motor
AC, motor bakar, motor turbin, kincir angin, turbin air, generator DC akan menghasilkan
arus searah (DC) murni dan tegangan-tegangan dihasilkan sebesar 115 dan 230 V. 3.
Penyearah (rectifier); penyearahaan (rectification) adalah proses pengubahan sumber
daya AC yang bervariasi tegangan sinusoidalnya terhadap waktu menjadi sumber daya
DC, yang idealnya tidak bervariasi.
4. Pengkajian Motor Listrik Bagian ini menjelaskan tentang bagaimana mengkaji kinerja
motor listrik. Efisiensi motor listrik Motor mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik untuk melayani beban tertentu, Beban motor Karena sulit untuk mengkaji
efisiensi motor pada kondisi operasi yang normal, beban motor dapat diukur sebagai
indikator efisiensi motor.

BAB X Perancangan Bantalan

1. Transmisi Sabuk Sabuk adalah elemen transmisi daya yang fleksibel yang dipasang
secara ketat pada puli dan cakra. Gambar 3.1 memperlihatkan tata letak dasar. Jika
sabuk digunakan untuk menurunkan kecepatan, puli kecil dipasang pada poros yang
berkecepatan tinggi, seperti poros motor listrik, sedangkan puli besar dipasang pada
mesin yang digerakkan. Sabuk ini dirancang untuk mengitari dua puli tanpa slip.
2. Klasifikasi Transmisi Sabuk Ada banyak jenis sabuk yang digunakan, yaitu: sabuk
rata, sabuk beralur atau bergigi, sabuk satndar V, sabuk V sudut ganda, dan lainnya.
3. Perancangan Transmisi Sabuk-V Bagian-bagian dari komponen sabuk-V yang umum
digunakan dan ditampakkan dalam Gambar 11.1, yaitu sebagai berikut: 1.
Puli (puli) dengan alur melingkar untuk membawa sabuk, disebut sheave. 2. Ukuran
puli (sheave) dinyatakan dengan diameter jarak bagi, sedikit lebih kecil dibandingkan
diameter luar puli. 3. Rasio kecepatan antara puli penggerak dan yang digerakkan
berbanding terbali dengan rasio diameter jarak bagi puli dengan asumsi tidak ada slip
(dibawah beban normal). Jadi kecepatan linier garis jarak bagi dari kedua puli adalah
sama dan sama dengan kecepatan sabuk vb. Dengan demikian vb = R1 1 = R2 2 tetapi
R1 = D1 /2 dan R2 = D2 / 2, karena itu vb = D1 1 /2 = D2 1 /2 Rasio kecepatan sudut
adalah 1/ 1 = D2/D1 4.
4. Transmisi Rantai Rantai adalah elemen transmisi daya yang tersusun sebagai sebuah
deretan penghubung dengan sambungan pena, sehingga mampu menyediakan

1
0
Edit dengan WPS
Office
fleksibilitas dan memungkin rantai mentransmisikan gaya tarik yang besar. Pada saat
mentransmisikan daya antara poros-poros yang berputar, rantai berhubungan terpadu
dengan roda bergigi yang disebut sprocket.
5. Perancangan Transmisi Rantai Penilaian kapasitas transmisi daya rantai
mempertimbangkan tiga model kegagalan, yaitu: 1) Kelelahan pelat penghubung akibat
mengalami tegangan tarik berulang pada sis kencang 2) Tumbukan rol-rol saat
berhubungan dengan gigi sprocket 3) Cacat muka antara pena-pena pada setiap
penghubung dan bus pada pena.

BAB XI Perancangan Bantalan

1. Klasifikasi Bantalan
Bantalan gelinding (bearing) dipergunakan untuk menumpu sesuatu beban dengan
tetap memberikan keleluasaan gerak relatif antara dua elemen dalam sebuah mesin.
Jenis bantalan yang umum digunakan untuk menahan sebuah poros yang berputar,
menahan beban radial murni atau gabungan beban radial dan aksial. Beberapa
bantalan dirancang hanya untuk menahan beban aksial. Kebanyakan bantalan
digunakan dalam banyak aplikasi yang berkaitan dengan gerakan berputar, tapi
beberapa lainnya digunakan dalam aplikasi gerakan lurus.
2. Rancangan umur Bantalan Meskipun menggunakan baja dengan kekuatan sangat
tinggi, semua bantalan memiliki umur batas dan akhirnya akan rusak dikarenakan
kelelahan karena tegangan kontak yang tinggi, namun yang jelas bahwa semakin
ringan beban semakin lama umurnya dengan hubungan berikut: () (12-1) Dengan
menggunakan persamaan diatas, maka prosedur perhitungan tingkat beban dinamis
dasar yang diperlukan (C) untuk sebuah beban rancangan yang diberikan (P) dan umur
rancangan yang diberikan (L).
3. Pemilihan Bantalan Pemilihan sebuah bantalan (bearing) memerlukan pertimbangan
kapasitas beban dan geometri bantalan yang akan memastikan bahwa bantalan
tersebut dapat terpasang secara tepat pada mesin. Sebagai permulaan kita akan
mempertimbangkan bantalan-bantalan yang tidak bercangkang yang hanya memikul
beban radial, lalu dilanjutkan dengan yang memikul beban radial dan beban aksial.
Bantalan biasanya dipilih setelah rancangan poros dilakukan hingga mencapai tahap
penentuan diameter minimal poros yang diperlukan.
4. Penempatan bantalan
Bantalan (bearing) adalah komponen mesin yang presisi, sehingga harus berhatihati
dalam penangan, penempatan, pemasangan dan dalam pelumasan bantalan.
Pertimbangan utama dalam penempatan suatu bantalan adalah: Diameter dudukan
poros dan toleransinya Lubang pada rumah mesin dan toleransinya Diameter bahu
poros yang berhadapan dengan cincin dalam bantalan yang akan diletakkan Diameter
bahu pada rumah mesin yang disediakan untuk penempatan cincin luar Radius fillet
pada alas poros dan bahu-bahu pada rumah mesin Cara menahan bantalan pada
porosnya.

1
1
Edit dengan WPS
Office
5. Pertimbangan Praktis Dalam Aplikasi Bantalan Pada bagian ini akan dibahas hal- hal
yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan bantalan, yaitu: 1. Pelumasan
Bantalan gelinding biasanya dilumasi dengan gemuk atau minyak. Pelumasan dalam
suatu bantalan berfungsi untuk:
1. Memberikan lapisan gesekan rendah antara elemen-elemen gelinding dan cincin
bantalan dan pada titik kontak.
2. Melindungi komponen bantalan dari korosi Membantu menghilangkan panas
pada unit bantalan
3. Meneruskan panas yang dikeluarkan dari unit bantalan
4. Membantu menghalangi kotoran dan udara yang lembab pada bantalan.

Pemasangan Umumnya bantalan dipasang dengan suaian sesak antara lubang


bantalan dan poros untuk menghindarkan kemungkina putaran relatif cincin dalam
bantalan terhadap poros. Kondisi ini mengakibatkan keausan yang tidak tersebar
merata dan kerusakan dini pada elemen bantalan. Oleh karenanya, pemasangan
bantalan memerlukan gaya yang agak besar dan diberikan secara aksial. Diperlukan
usaha yang dilakukan dengan hati-hati agar bantalan tidak rusak selama pemasangan.
Gaya pemasangan harus diberikan secara lurus dan merata pada cincin dalam
bantalan. 3. Kekakuan bantalan Kekakuan (stiffness) adalah defleksi yang dialami oleh
suatu bantalan tertentu ketika memikul suatu beban. Untuk bantalan, kekakuan radial
yang mempengaruhi perilaku dinamis dari sistem poros yang berputar. Kekakuan kritis
dan ragam getaran keduanya merupakan fungsi kekakuan bantalan. Secara umum
dapat dikatakan bahwa semakin lunak suatu bantalan (kekakuan rendah) maka
semakin rendah kecepatan kritis poros yang terpasang, Pengoperasian dengan beban
bervariasi Hubungan beban/umur yang digunakan sejauh ini menganggap bahwa
beban
dan arah yang konstan. Jika bebannya bervariasi secara luas, maka harus digunakan
beban rata-rata efektif untuk menentukan umur yang diharapkan dari bantalan itu. 5.
Perapatan Lapisan pelindung dan perapat khusus diberikan pada salah satu atau kedua
sisi elemenelemen gelinding untuk pengoperasian bantalan dalam lingkungan yang
kotor atau lembab. Lapisan pelindung biasanya dari logam dan dipasang tetap pada
cincin yang diam, tapi tetap meleluaskan cincin yang berputar. Perapat dibuat dari
bahanbahan elastomer dan melakukan persinggungan dengan cincin yang berputar. 6.
Standar Ada beberapa grup yang dilibatkan dalam penentuan standar untuk industri
bantalan, yaitu: - American Bearing Manufacturers Association (ABMA) - Annular
Bearing Engineers Committee (ABEC) - Roller Bearing Engineers Committee (RBEC)
- Ball Manufacturers Engineers Committee (BMEC) - American National Standard
Institute (ANSI) - International Standard Organization (ISO) 7. Toleransi Industri
bantalan memberikan beberapa kelas toleransi yang berbedabeda, tujuannya adalah
untuk menyediakan kebutuhan berbagai peralatan yang menggunakan bantalan
gelinding. Secara umum, semua bantalan adalah elemen-elemen mesin yang presisi
dan harus mendapatkan perlakuan demikian. Kelas toleransi standar diterapkan oleh
ABEC, seperti berikut: ABEC 1 : Bantalan rol dan bola radial standar ABEC 3 : Bantalan

1
2
Edit dengan WPS
Office
rol instrumen semipresisi ABEC 5 : Bantalan rol dan rol radial presisi ABEC 5P :
Bantalan rol instrumen presisi ABEC 7 : Bantalan rol radial presisi tunggal ABEC 7P :
Bantalan rol instrumen presisi tunggal.

6. Perancangan Bantalan Luncur Istilah bantalan luncur mengacu pada jenis bantalan
dimana dua permukaan bergerak relatif satu sama lain tanpa menggunakan kontak
gelinding, namun yang ada hanya kontak luncur. Bentuk- bentukyang umum adalah
permukaan rata dan silindris konsentris.

BAB XII Rangka Mesin, Sambungan Baut Dan Las

1. Rangka dan Struktur Mesin


Perancangan rangka dan struktur mesin sebagian besar merupakan seni dalam hal
mengakomodasi komponen-komponen mesin. Tentu saja persyaratan teknis harus
terpenuhi, ada beberapa parameter perancangan yang lebih penting meliputi halhal,
antara lain: kekuatan, penampila, ketahanan korosi, ukuran, pembatasan getaran,
kekakuan, biaya manufaktur, berat, reduksi kebisingan, dan umur.
2. Sambungan Baut Untuk memasang mesin, berbagai bagian harus disambung atau di
ikat untuk menghindari gerakan terhadap sesamanya. Baut, pena, pasak dan paku
keling banyak dipakai untuk maksud ini. Tapi ada pula penyambungan dengan cara
pengelasan dan pres dan sebagainya.
3. Sambungan Las Sambungan las adalah sambungan antara dua atau lebih
permukaan logam dengan cara mengaplikasikan pemanasan lokal pada permukaan
benda yang disambung. Perkembangan teknologi pengelasan saat ini memberikan
alternatif yang luas untuk penyambungan komponen mesin atau struktur. Beberapa
komponen mesin tertentu sering dapat difabrikasi dengan pengelasan, dengan biaya
yang lebih murah dibandingkan dengan pengecoran atau tempa. Saat ini banyak part
yang sebelumnya dibuat dengan cor atau tempa, difabrikasi dengan menggunakan
pengelasan seperti ditunjukkan pada gambar 5.6. Sebagian besar komponen mesin
yang difabrikasi menggunakan las, menggunakan teknik pengelasan dengan fusion,
dimana dua benda kerja yang disambung dicairkan permukaannya yang akan
disambung. Beberapa kelebihan sambungan las
dibandingkan sambungan bautmur atau sambungan keling (rivet) adalah lebih murah
untuk pekerjaan dalam jumlah besar, tidak ada kemungkinan sambungan longgar, lebih
tahan beban fatigue, ketahanan korosi yang lebih baik. Sedangkan kelemahannya
antara lain adalah adanya tegangan sisa (residual stress), kemungkinan timbul distorsi,
perubahan struktur metalurgi pada sambungan, dan masalah dalam disasembling.
4. Beban Torsional Untuk struktur sambungan las yang mendapat beban torsional maka
resultan tegangan geser yang terjadi pada suatu grup sambungan las adalah jumlah vektor
tegangan geser melintang dengan tegangan geser torsional. BAB XIV Perancangan Poros

1. Definisi dan Klasifikasi Poros Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar yang
memindahkan daya dan gerak berputar, biasanya berpenampang bulat dimana
terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), puli, flywheel, engkol, sprocket dan

1
3
Edit dengan WPS
Office
elemen pemindah lainnya. Poros ini merupakan satu kesatuan dari sebarang sistem
mekanis dimana daya ditransmisikan dari penggerak utama, misalnya motor listrik atau
motor bakar, ke bagian lain yang berputar dari sistem. Poros bisa menerima beban
lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri
atau berupa gabungan satu dengan lainnya (Josep Edward Shigley, 1983).
2. Gaya-Gaya yang Diterima Poros Roda gigi, puli sabuk, sproket rantai dan
elemenelemen lainnya umummnya ditempatkan pada poros akan memberikan gaya-
gaya pada poros dan akan meneybabkan momen-momen yang lengkung. Berikut ini
adalah pembahasan tentang metode untuk menghitung gaya-gaya tersebut. 1. Roda
Gigi Lurus Gaya yang terjadi pada roda gigi selama transmisi daya yang bekerjanormal
(tegak lurus) terhadap profil gigi involut seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 14.1.
pada saat menganalisa poros, perlu diperhatikan komponen tegak lurus dari gaya yang
bekerja dalam arah radial dan tangensial. Roda Gigi Miring Gaya-gaya yang bekerja
pada roda gigi miring adalah gaya tangensial, gaya radial dan gaya aksial. Perhitungan
gaya-gaya pada roda gigi miring dimulai dari menghitung gaya tangesial hingga gaya
aksial dengan persamaan berikut: Gaya Tangensial: Wt = T/(D/2) Gaya Radial: Wr = Wt
tg n / cos Gaya Aksial: Wx = Wt tg . Sproket Rantai Sepasang sproket rantai yang
mentransmisikan daya diperlihatkan dalam Gambar 6.3, dimana bagian atas rantai
dalam keadaan tertarik dan menghasilkan torsi pada sproket lain, sementara rantai
bawah, yang biasa disebut sisi kendor, tidak memberikan gaya pada kedua sproket.
Oleh karenanya gaya pelengkung pada poros yang membawa sproket sama dengan
besarnya gaya tarik pada sisi kencang rantai. Konsentrasi Tegangan pada Poros Dalam
rangka mendapatkan pemasangan dan peletakan berbagai jenis elemen mesin pada
poros dapat dilakukan secara benar, maka pada rancangan akhir umumnya perlu
dicantumkan diameter, alur pasak, alur cincin, dan diskontinuitas geometeri lainnya
yang menghasilkan konsentrasi tegangan.
3. Perancangan Tegangan Poros Beberapa kondisi tegangan yang berbeda dapat saja
terjadi secara bersamaan dalam sebuah poros. Pada sebarang bagian poros yang
mentrasmisikan daya akan terdapat tegangan geser torsional, sementara itu biasanya
pada bagian yang sama terdapat pula tegangan lengkung. Beberapa titik mungkin tidak
mengalami pelengkungan atau puntiran, tetapi mengalami tegangan geser vertikal.
Tegangan tarik bersama dengan tegangan lainnya mungkin terdapat pada tempat yang
sama. Tegangan Geser Rancangan - Geseran Vertikal Berbalik Titik-titik pada sebuah
poros yang tidak menerima torsi dan ditempat yang momen lengkungnya nol atau
sangat kecil, sering mendapat gaya geser vertikal yang signifikan sehingga sebagai
penentu dalam analisa perancangan. Keadaan ini biasanya terjadi pada bagian poros
yang salah satu ujungnya ditumpu oleh sebuah bantalan dan dibagian itu tidak
mentransmisikan torsi. Tegangan Normal Rancangan - Pembebanan Lelah Untuk
pelengkungan yang berulang dan berbalik pada sebuah poros yang disebabkan oleh
beban lintang yang dikenakan pada poros berputar, tegangan rancangan akan dikaitkan
dengan kekuatan lelah bahan poros. Kondisi aktual pembuatan dan pemakaian poros
hatus dipertimbangkan pula ketika menentukan tegangan rancangan.
BAB III

1
4
Edit dengan WPS
Office
PEMBAHASAN

A. Pembahasan isi buku


Buku utama dan buku pembanding merupakan buku yang membahas tentang desain
komponen mesin. Dalam kedua buku tersebut terdapat beberapa kesamaan pokok
bahasan diantaranya paku keling, sambungan baut dan mur, bantalan serta
sambungan las. Kedua ini buku yang umum digunakan untuk bahasan ketika
mempelajari tentang desain komponen. Buku utama memiliki jumlah pokok bahasan
yang lebih banyak yaitu sekitar 14 bab diantaranya yaitu konsep dasar perancangan,
dasar-dasar pembebanan, tegangan bending dan torsi, sambungan keling, sambungan
las, sambungan ulir, kopling, pegas, pemilihan motor, transisi sabukdan rantai,
perancangan bantalan, rangka mesin, sambungan baut dan las, perancangan poros,
sedangkan pada buku pembanding membahas tentang tegangan dan regangan, paku
keling, sambungan baut dan mur, sambungan las, pasak, poros, dan bantalan.
B. Kelebihan dan kekurangan buku
1. Kelebihan dan kekurangan buku utama
Kelebihan buku utama adalah buku yang memiliki materi yang cukup lengkap
dalam desain komponen mesin, setiap bab dalam buku ini saling
berkesinambungan dalam urutan pembahasannya. Buku utama dilengkapi
dengan contoh soal disetiap materi dan disertakan juga dengan beberapa soal
sebagai latihan.
Kekurangan yang terdapat dalam buku ini adalah pada tampilan buku yang
begitu polos seperti pada bagian sampul yang tidak menarik, serta pada bagian
pembahasan yang terlalu monoton dengan perpaduan warna, gambar serta
tulisan yang monoton.
2. Kelebihan dan kekurangan buku pembanding
Kelebihan pada buku pembanding adalah pada tampilan buku yang lebih
menarik bila dibandingkan dengan buku utama. Tampilan layout buku
pembanding sangat rapi. Adapun kekurangan pada buku pembanding adalah
materi pembahasan yang lebih sedikit bila dibandingkan buku utama. Namun
setiap materi yang ditampilkan didalam buku pembanding memiliki pembahasan
yang bagus dan lengkap walaupun tidak diberikan soal latihan seperti buku
utama.

1
5
Edit dengan WPS
Office
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Desain komponen mesin mengkaji tentang konsep perencanaan kekuatan sambungan
(las, keling dan baut mur) kedalam sebuah kontruksi permesinan. Serta perhitungan
desain poros (pejal dan bolong) pada mesin. Perencanaan meliputi perhitungan
kekuatan beban tekan, beban tarik, beban geser, dan puntiran.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang telah disampaikan penulis pada bab
sebelumnya, kiranya kesalahan tersebut dapat kita perhatikan dan perbaiki. Kedua
buku tersebut sangat direkomendasikan penulis dan buku yang cocok bagi para
mahasiswa yang sedang mempelajari desain komponen mesin. Kedua buku tersebut
saling melengkapi terkait dengan elemen smabungan . elemen mesin sangat jelas
disampaikan pada buku utama dan disampaikan pada buku pembanding.

DAFTAR PUSTAKA
Nur, R., & Suyuti, M. A. (2017). Perancangan Mesin-Mesin Industri. Yogyakarta: Deepublish.

Nurdin, H., Ambiyar, & Waskito. (2020). Perencanaan Elemen Mesin. Padang: UNP Press.

Edit dengan WPS


Office

Anda mungkin juga menyukai