Anda di halaman 1dari 6

©

2021 Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP


JURNAL ILMU LINGKUNGAN
Volume 19 Issue 3 (2021) : 511-516 ISSN 1829-8907

Menilai Pelestarian Lingkungan Pantai, Studi Literatur Dengan


Pendekatan Circular Economy dan Choice Modelling
Devina Arninda* dan Evi Gravitiani

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK
Perilaku pengunjung wisata yang kurang baik dapat menyebabkan kerusakan lingkungan pantai yang disebabkan karena
penumpukan sampah-sampah. Disisi lain, minimnya kesadaran pengunjung dan masyarakat sekitar akan dampak yang
dilakukan pada saat berkunjung ke pantai serta minimnya kesadaran dalam pelestarian lingkungan pantai. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penerapan circular economy serta untuk mengetahui penggunaan pendekatan
choice modelling dalam menilai pelestarian lingkungan pantai. Metode yang digunakan adalah metode riset studi literatur
dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengumpulkan informasi dan data dari berbagai
sumber melalui media elektronik berbasis web, jurnal yang relevan, hasil penelitian, dan sebagainya. Hasil penelitian ini yaitu
menilai valuasi ekonomi pelestarian lingkungan pantai dapat dilakukan dengan konsep circular economy dan menggunakan
metode atau pendekatan choice modelling untuk melihat alternatif pilihan yang dipilih oleh pengunjung pantai.
Kata kunci: circular economic, choice modelling, pelestarian lingkungan

ABSTRACT
The behavior of tourist visitors who are not good can cause damage to the beach environment caused by the accumulation of
garbage. On the other hand, the lack of awareness of visitors and the surrounding community about the impacts made when
visiting the beach and the lack of awareness in preserving the coastal environment. The purpose of this study is to identify the
application of the circular economy and to determine the use of the choice modeling approach in assessing the preservation of
the coastal environment. The method used is a literature study research method with a descriptive approach. Secondary data
collection is done by collecting information and data from various sources through web-based electronic media, relevant
journals, research results, and so on. The results of this study are to assess the economic valuation of coastal environmental
conservation can be done with the concept of a circular economy and using a method or approach choice modeling to see
alternative choices chosen by beach visitors.
Keywords: circular economy, choice modeling, environmental preservation
Citation: Arninda, D., Gravitiani, E. (2021). Menilai Pelestarian Lingkungan Pantai, Studi Literatur Dengan Pendekatan Circular Economy dan
Choice Modelling. Jurnal ilmu Lingkungan, 19(3),511-516, doi: 10.14710/jil.19.3.511-516


1. Pendahuluan setempat. Penelitian Susilawati et al, (2020)
menyatakan wisatawan di Indonesia cenderung
Pariwisata adalah sebuah kegiatan yang
mencari tempat wisata yang indah, unik, serta berbeda
berhubungan dengan kecenderungan seseorang untuk
dari tempat biasanya. Kondisi pantai yang bersih, asri
mengunjungi tempat baru yang berbeda dari
dan terawat akan membuat para wisatawan akan lebih
lingkungan tempat tinggalnya dalam waktu sementara.
nyaman saat berwisata. Namun, kerusakan lingkungan
Hal ini bertujuan untuk melepaskan kepenatan serta
pantai dapat terjadi karena adanya aktivitas atau suatu
agar memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru
kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Misalnya
bagi seseorang. Indonesia sendiri merupakan negara
limbah plastik yang dibawa oleh pengunjung wisata
kepulauan yang sebagian besar wilayahnya adalah
pantai dapat mencemari lingkungan serta dapat
perairan, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia
merusak fungsi lingkungan yang ada di daerah pantai.
merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam
Selain itu kerusakan lingkungan dapat diperparah
terutama di bidang wisata pantai. Bahkan luas lautan
dengan pola pengelolaan lingkungan yang kurang
Indonesia mencapai 5,8 juta km2 oleh sebab itu
tepat, dimana dapat mengakibatkan eksploitasi alam
kawasan Indonesia dipenuhi wilayah pesisir dengan
yang tidak bertanggungjawab. Pinto (2015)
pantai-pantai yang indah (Horasman, 2019). Kawasan
mengungkapkan bahwa perilaku masyarakat pesisir
pantai tersebut sebagai destinasi wisata bahari yang
yang berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan. Hal
dapat memberikan keuntungan bagi pendudukan

*
Corresponding author: devinarninda@student.uns.ac.id

511
© 2021, Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan (2021), 19 (3): 511-516, ISSN 1829-8907

ini juga dipengaruhi oleh faktor rendahnya tingkat mangrove, pengelolaan sampah pada kawasan wisata
pendidikan masyarakat tentang menjaga lingkungan dengan konsep 3R. Disisi lain dapat juga memberikan
wilayah pesisir. Dengan demikian, perilaku wisatawan penawaran tarif masuk pantai dengan biaya yang lebih,
kemungkinan akan berpengaruh terhadap kerusakan namun juga dengan pemberian kawasan yang asri,
lingkungan wisata pantai. Penyebabnya wilayah sarana prasarana yang memadai, lingkungan bersih
pesisir pantai rusak dikarenakan adanya penumpukan dan nyaman.
sampah-sampah serta aktivitas manusia dengan Penawaran yang diberikan pada saat berwisata ke
minimnya kesadaran untuk menjaga lingkungan pantai dapat dilakukan dengan menilai valuasi
pantai. ekonominya menggunakan pendekatan choice
Minimnya kesadaran masyarakat dan wisatawan modelling (CM). Duanta, (2019) menyatakan bahwa
disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor pendekatan tersebut merupakan metode penilaian
yang menyebabkan minimnya kesadaran akan preferensi yang tekniknya didasarkan atas pernyataan
pelestarian lingkungan yaitu tingkat pendidikan dan individu guna mengestimasi nilai ekonomi non market
pengetahuan masyarakat yang rendah, sikap sumber daya alam. Accent dalam Zuraida (2013)
masyarakat yang acuh terhadap lingkungan, serta menyatakan bahwa choice modelling memiliki
adanya tekanan biaya hidup yang dapat memicu kedudukan penting dalam menilai langsung
tindakan merusak lingkungan. Sesuai dengan karakteristik dari suatu atribut dan perubahan dari
penelitian Haris dalam Pinto (2015) mengenai kondisi karakter tersebut untk menilai baik atau buruknya
lingkungan di China menunjukkan bahwa tingkat suatu produk secara keseluruhan. Pengaplikasiannya
pendidikan dan pengetahuan, gaya hidup serta dengan memberikan serangkaian pilihan yang terdiri
persepsi orang terhadap seberapa berharganya dari 2 atau lebih alternatif pilihan untuk responden.
lingkungan menentukan perilaku manusia terhadap Responden dalam hal ini adalah wisatawan yang
lingkungannya. Hal tersebut dapat berdampak pada berkunjung ke pantai diberikan dua alternatif pilihan
perkembangan wisata pantai serta dapat untuk menyatakan keputusan pengunjung dalam
mempengaruhi perekonomian warga sekitar. Apabila memilih alternatif yang bertujuan untuk memperbaiki
pantai kotor dan tidak terawat, pengunjung akan atau melestarikan lingkungan pantai. Choice modelling
beralih dari tujuan berwisata ke pantai dengan menggunakan pertanyaan turuan seperti indikator
memilih destinasi lainnya. Pengelolaan tempat wisata ekonomi seperti pajak dan harga dengan tujuan untuk
diperlukan dengan melibatkan masyarakat sekitar menentukan karakteristik setiap alternatif pilihan
pantai, tentunya dengan izin pemerintah. Perlu adanya (Prasetyanto & Elkhasnet, 2015). Untuk menilai
penerapan konsep circular economy di daerah wisata, pelestarian lingkungan pantai digunakan eksperimen
dengan tujuan agar pantai tetap asri dan bersih dari choice atau biasa dikenal dengan choice modelling,
sampah. Disisi lain, masih banyak kawasan pantai yang dimana secara sistematis responden memilih pilihan
belum menerapkan konsep circular economy dalam yang bervariasi dari masing-masing kombinasi tingkat
pelestarian lingkungannya. Yan dalam Moata et al., atribut. Atribut yang dimaksud disini yaitu seperti
(2019) mengungkapkan bahwa Circular Economy (CE) akses jalan, penyediaan sarana dan prasarana seperti
pertama kali diperkenalkan di China tahun 1998 dan tempat sampah, gazebo, kamar mandi, biaya parkir dan
diterima secara formal tahun 2002 oleh pemerintah sebagainya. Alternatif pilihan ini dapat digunakan
pusat sebagai strategi baru pembangunan. Tujuan dari sebagai acuan dalam pembangunan wilayah pantai
circular economy adalah mengembangkan ekonomi, serta untuk fasilitas pendukung dan pelengkap
menjaga lingkungan dan memelihara sumberdaya. destinasi pantai agar pengunjung atau wisatawan lebih
Selain itu dapat mempertimbangkan keseimbangan nyaman. Selain itu, beberapa kebijakan lain dapat
antara ekonomi dan ekosistem dengan 3R yaitu reduce, diterapkan untuk wisatawan dan masyarakat sekitar
reuse, dan recycle. Penelitian Heshmati & seperti daur ulang sampah untuk dijadikan sebagai
Rashidghalam (2021) mengungkapkan bahwa Circular souvenir, pemberian spot foto yang lebih asri dan
Economy bersifat regeneratif artinya dapat alami, dan menerapkan peraturan untuk meminimkan
meminimalkan input sumberdaya, limbah, emisi, sampah plastik di kawasan pantai. Beberapa kebijakan
penggunaan energi dan kebocoran melalui konsep tersebut dapat diterapkan di pantai-pantai Indonesia
seperti pemeliharaan, perbaikan, penggunaan kembali agar mampu menerapkan konsep circular economy di
dan daur ulang. Dengan demikian, masyarakat dalamnya, serta dapat memberikan daya tarik
kawasan pesisir dapat menerapkan konsep circular tersendiri di setiap destinasinya.
economy dalam pelestarian lingkungan. Heshmati & Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Rashidghalam (2021) juga menyatakan bahwa circular mengidentifikasi penerapan circular economy serta
economy memiliki manfaat utama di empat bidang untuk mengetahui penggunaan pendekatan choice
yaitu manfaat lingkungan, ekonomi, sumberdaya dan modelling dalam menilai pelestarian lingkungan
aspek sosial. Selain itu, circular economy juga dapat pantai. Selain itu, guna untuk mempersempit ruang
membantu dalam pertimbangan masalah polusi lingkup dan untuk tujuan tinjauan pustaka ini yaitu
diperkotaan serta kelangkaan sumber daya untuk digunakan untuk melihat beberapa hasil penelitian
memungkinkan daya saing hijau di Indonesia. Untuk yang menggunakan pendekatan circular economy dan
kawasan pantai sendiri dapat menerapkan circular choice modelling dalam menilai pelestarian khususnya
economy dengan konsep reboisasi pada hutan lingkungan pantai. Tinjauan pustaka penelitian ini

512
© 2021, Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Arninda, D., Gravitiani, E. (2021). Menilai Pelestarian Lingkungan Pantai, Studi Literatur Dengan Pendekatan Circular Economy dan Choice Modelling. Jurnal Ilmu
Lingkungan, 19(3),511-516, doi: 10.14710/jil.19.3.511-516

menggunakan study literatur yang dilakukan dengan dan dapat menyebabkan terjadinya bencana apabila di
cara pencarian database pada jurnal Scopus, buang sembarangan. Dampak sampah pantai terhadap
ScienceDirect, serta Google Scholar, sesuai dengan kata kesejahteraan sosial dapat dihitung nilainya
kunci. Proses tinjauan pustaka ini tidak terbatas pada menggunakan survei serta dapat melakukan
wisata pantai saja, seperti hutan mangrove, wilayah wawancara kepada pengunjung pantai mengenai
pesisir, sekitar laut juga termasuk. Hampir 18 paper sampah laut dan preferensi untuk pantai yang bersih
yang relevan diidentifikasi lebih dari 10 paper dipilih sesuai presepsi pengunjung. Studi (Yuliadi et al., 2017)
untuk dimasukkan dalam tinjauan, dimana mencakup mengemukakan bahwa pengelolaan sampah plastik
cakupan beberapa wilayah pantai di Indonesia. tidak hanya akan mengurangi sampah plastik dan
mendukung kebersihan lingkungan, namun dapat
menjadi peluang bisnis. Pengelolaan hal tersebut dapat
2. Metode Penelitian dilakukan di lingkungan pantai untuk penjualan
aksesoris dan souvenir. Beberapa studi yang ada
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
secara umum lebih fokus pada kesediaan membayar
menggunakan metode riset studi literatur. Metode
Willingnes Too Pay (WTP) untuk perbaikan kualitas
studi literatur secara sistematis yang dilakukan dengan
pantai dan sekitarnya. Berdasarkan hasil penelitian
menganalisis jurnal-jurnal yang relevan dengan topik
(Brouwer et al., 2017) menyatakan bahwa dengan 650
penelitian. Adapun pendekatan yang digunakan
responden dengan rincian Yunani 200, Bulgaria 301,
penelitian ini yaitu pendekatan analisis deskriptif
dan Belanda 149 responden. Hasil studinya
untuk menjelaskan atau menggambarkan mengenai
berdasarkan hasil pengujian variabel dummy untuk
fenomena gejala sosial yang sedang berlangsung sesuai
gabungan sampel negara tersebut sangat signifikan
data yang berkaitan dengan permasalahan yang
dengan choice modelling sebesar 0,468. Pemanfaatan
diteliti. Pengumpulan data sekunder yang dilakukan
sumber daya alam dan lingkungan harus berhati-hati
dengan mengumpulkan informasi dan data dari
dalam pengelolaannya, hal ini dkarenakan adanya
berbagai sumber melalui media elektronik berbasis
kegiatan manusia yang semakin meningkat dan
web, jurnal-jurnal yang relevan, hasil penelitian, dan
bertambahnya jumlah pengunjung wisata dapat
sebagainya. Selain itu, data diperoleh dari hasil
menyebabkan kerusakan alam. Akibatnya lingkungan
penelitian yang relevan dengan topik pemabahasan
pantai akan rusak dengan begitu wisata dan fungsinya
dalam penerapan circular economy serta pendekatan
sebagai tempat rekreasi atau tempat refreshing
choice modelling. Batasan penelitian ini hanya menilai
wisatawan akan berkurang. Studi (Horasman, 2019)
pelestarian lingkungan pantai, untuk lokasi lebih
menunjukkan contoh pada kawasan Pantai Cermin
general dengan tujuan agar dapat diterapkan di pantai-
yang menjadi objek wisata bahari untuk masyarakat
pantai seluruh Indonesia.
Serdang Bedagai, Sumatera Utara dan sekitarnya.

Studinya mengungkap bahwa kawasan Pantai Cermin

memiliki beberapa pantai yang menarik seperti Pantai

Bali Lestari, Pantai Woong Rame, Pantai Cemara
3. Hasil dan Pembahasan
Kembar, Pantai Kuala Putri, serta Theme Park Pantai
3.1. Menilai Pelestarian Lingkungan Pantai Cermin. Namun, fasilitas umum yang dimiliki pantai-
pantai tersebut masih kurang memadai. Oleh karena
Manusia dan lingkungannya sesuatu yang
itu, diperlukan penilaian valuasi ekonomi dalam
berhubungan, memiliki satu kesatuan yang tidak dapat
menilai pelestarian lingkungan pantai agar
dipisahkan. Lingkungan sangat diperlukan manusia
kawasannya tetap asri dan terawat. Dalam menilai
sebagai tempat untuk hidup, sementara lingkungan
pelestarian lingkungan pantai diperlukan beberapa
juga membutuhkan manusia untuk menjaga
informasi untuk mengetahui kondisi awal pantai
kelestarian lingkungan dengan baik. Melestarikan
sebelum dilakukan perbaikan. Penelitian (Duanta,
lingkungan merupakan salah satu usaha manusia yang
2019) menunjukkan dalam pengelolaan pariwisata
wajib dilakukan agar dapat terjaga dengan baik, sekecil
Indonesia sudah mulai mengalami peningkatan dengan
apapun usaha yang manusia lakukan untuk
adanya perhatian dari pemerintah yang mulai
lingkungannya memiliki manfaat yang besar guna
membangun daerah pesisir pantai, dengan begitu akan
mewujudkan lingkungan yang bersih dan nyaman.
mendorong peningkatan pengunjung pada daerah
Namun, kurangnya kesadaran manusia akan
pantai. Hal tersebut dapat mendorong perkembangan
pelestarian lingkungan menyebabkan kerusakan
wisata pantai dan meningkatkan pertumbuhan
lingkungan meningkat. Seperti terjadinya pencemaran
ekonomi daerah pesisir pantai. Berdasarkan hasil
lingkungan, dimana masalah pencemaran lingkungan
penelitian (Heshmati & Rashidghalam, 2021) bahwa
yang terjadi di Indonesia sudah semakin marak mulai
pemerintah pusat di Swedia menerapkan peraturan
dari pencemaraan udara hingga pencemaran laut. Hal
lingkungan yang ketat dengan memberikan insentif
ini dapat merugikan beberapa pihak seperti pada
yang diperlukan untuk mencapai tujuan kualitas
produktivitas perikanan dan pariwisata di kawasan
lingkungan, hal ini menunjuk pada circular economy
laut. Sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik
yang berperan dalam pemanfaatan dan penggunaan
akan menyebabkan permasalahan baru seperti bau
kembali barang bekas untuk mengurangi sampah.
yang tidak sedap di area pantai, penumpukan sampah
Penilaian pelestarian lingkungan pantai ini dilakukan
yang akan mengganggu pemandangan kawasan wisata,
513
© 2021, Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan (2021), 19 (3): 511-516, ISSN 1829-8907

dengan tujuan untuk memberikan nilai guna, economy di lingkup masyarakat justru penerapan
kepuasaan dan kesenangan dalam suatu tempat dan tersebut membutuhkan komitmen dari masyarakat
waktu tertentu. Ukurannya ditentukan oleh harga yaitu sebagai konsumen dan pemangku kebijakan. Didukung
waktu, barang dan uang yang akan dikorbankan untuk dengan adanya koordinasi yang serius, transparan dan
memiliki atau menggunakan barang dan jasa yang baik, pihak ke-3 seperti akademisi juga dapat menjadi
diinginkan. Dengan demikian, diperlukan perhitungan jembatan antara keduanya. Model circular economy
nilai kesediaan pengunjung untuk membayar (WTP) seperti ini memberikan manfaat tidak hanya untuk
agar memilih alternatif pilihan yang diberikan guna manusia tetapi juga untuk lingkungan. Selain itu dapat
memperbaiki kualitas lingkungan pantai. mempertimbangkan keseimbangan antara ekonomi
dan ekosistem dengan 3R yaitu reduce, reuse, dan
3.2. Penerapan Circular Economy (CE) recycle. Sedangkan menurut pendapat Naude (dalam
Purwanti, 2021) menyatakan bahwa circular economy
Circular Economy merupakan sebuah alternatif
masih berupa teori dan masih belum maksimal dalam
untuk pelaku ekonomi dalam menjaga sumber daya
implementasi di dunia nyata. Berdasarkan penelitian
agar dapat dipakai selama mungkin, kemudian (Winans et al., 2017) menunjukkan beberapa
menggali nilai maksimum dari penggunaan agar dapat implementasi circular economy yang berbeda-beda
memulihkan dan meregenerasi produk. Menurut
dari beberapa negara mulai tahun 1990an hingga saat
Kircherr (dalam Purwanti, 2021) circular economy
ini yang dapat dilihat dalam Tabel 1
adalah penerapan konsep utama dari sistem ekonomi
Berdasarkan Tabel 1 tersebut implementasi
dengan siklus hidup produk uuntuk mengurangi,
dalam penerapan circular economy menunjukkan
memakai ulang, dan memperbaiki materi dalam proses
bahwa masih banyak negara yang belum
produksi atau distribusi dan konsumsi. Hal ini
menerapkannya, seperti Indonesia. Indonesia
bertujuan untuk mencapai ekonomi berkelanjutan,
merupakan negara penghasil sampah ke dua terbesar
selain itu untuk menciptakan kualitas lingkungan
di dunia, beberapa kebijakan pemerintah telah
hidup yang baik. Studi (Moata et al., 2019)
dilakukan untuk mengurangi limbah plastik. Namun,
menunjukkan bahwa pendekatan circular economy
hal tersebut masih sering diabaikan oleh masyarakat
dapat diterapkan pada sektor pertanian. Lokasi
Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi
penelitiannya berada di Desa Oelbiteno, Nusa Tenggara kepada masyarakat Indonesia dengan tujuan
Timur (NTT). Penerapan circular economy yang meningkatkan kesadaran masyarakat akan sampah.
dilakukan menyakut pemanfaatan semua input dalan Hal ini dapat mengurangi sampah dan sebagai upaya
in-situ serta menekat input-luar masuk dengan yang penyelamatan pantai di Indonesia. Menurut (Ripanti,
pertama reusing (rumput local, limbah pertanian),
2019) selain pengelolaan sampah, pengelolaan hutan
kedua recycling botol bekas (perangkap hama), dan
mangrove dengan menggunakan konsep circular
ketiga refurbishment memperbarui sumber air
economy untuk melakukan regenerasi dan perbaikan
(pembuatan micro pond). Moata et al. (2019) sebuah sistem. Terdapat nilai yang ada pada circular
menyarakan bahwa terdapat penambahan
economy juga diadopsi pada sistem ini seperti waste
pengetahuan, sikap serta keterampilah dalam upaya
elimination, technology-driven, dan collaborative
pemeliharaan lingkungan, khususnya tanah dan air
network. Penerapan reboisasi dan pengelolaan hutan
yang memanfaatkan bahan lokal yang dibantu oleh
mangrove dengan baik dapat meningkatkan
teknologi pertanian yang sesuai. Selain itu, penerapan
pelestarian kawasan pantai dan mencegah terjadinya
circular economy dilakukan untuk menjaga pelestarian
bencana alam. Dengan demikian, penerapan circular
lingkungan alam, seperti lingkungan pantai untuk
economy pada kawasan pantai sangat diperlukan
wisata yang terdapat beberapa masalah penyebabnya
dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan
dari perilaku manusia. Hal ini disebabkan karena kualitas lingkungan agar pantai tetap asri dan nyaman
kurangnya kesadaran manusia terhadap
untuk dikunjungi.
lingkungannya, terkadang pengunjung wisata pantai

sering membuang sampah sembarangan tanpa
memikirkan dampaknya terhadap lingkungan pantai.
Sampah yang berada di pesisir dapat berasal dari 3.3. Implementasi Pendekatan Choice Modelling (CM)
aktivitas manusia seperti wisatawan, buangan limbah
Pendekatan choice modelling (CM) merupakan
dari rumah, dan bawaan dari sungai. Penelitian (Nelles
kombinasi penggabungan metode stated preference
et al., 2016) menyatakan bahwa di Jerman sampah
dan revealed praference. Namun, kedua metode
yang timbul secara keseluruhan terdapat 339,132 juta
tersebut relatif sulit sehingga perlu alternatif
ton sampah, dengan tingkat daur ulangnya sebesar
pendekatan yang lebih mudah yaitu choice based.
79%. Hal ini dikarenakan rata-rata setiap warga negara
Penggunaan alanisis choice based ini dapat
Jerman sudah membuang hampir 30 kg sampah per
diilustrasikan diantaranya yaitu penelitian untuk
tahun. Sementara itu, studi (Fadeeva & Van Berkel,
mengestimasi dampak ekonomi dari suatu kebijakan,
2021) mengenai pencemaran plastik laut dengan
untuk mengestimasi nilai ekonomi dari kunjungan
tujuan dari circular economy untuk mengembangkan
wisata ke pantai, untuk mengestimasi nilai ekonomi
ekonomi, menjaga lingkungan dan memelihara
dan kesediaan membayar dalam pengelolaan sampah,
sumberdaya. Hasil penelitiannya menunjukkan belum
dan sebagainya.
jelasnya struktur pengelola untuk menerapkan circular
514
© 2021, Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Arninda, D., Gravitiani, E. (2021). Menilai Pelestarian Lingkungan Pantai, Studi Literatur Dengan Pendekatan Circular Economy dan Choice Modelling. Jurnal Ilmu
Lingkungan, 19(3),511-516, doi: 10.14710/jil.19.3.511-516


Tabel 1 Implementasi Circular Economi di Beberapa Negara

Implementasi Circular Economy (CE) Negara


Penerapan kota hijau (eco-city), dan penerapan karakter konsumen yang Jepang, Singapura dan Korea
bertanggungjawab
Penerapan kebijakan lingkungan dengan isu keberlanjutan bahan mentah dan Jerman
sumber daya alam
Penerapan eco-industrial park, pembangunan teknologi, pengembangan China
produk dan manajemen produksi
Penerapan pengelolaan limbah Inggris, Denmark, Swiss dan
Portugal
Penerapan kolaborasi penelitian dan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) dalam Amerika Utara dan Eropa
kehidupan sehari-hari


Penelitian dengan menggunakan pendekatan minat pengunjung dalam melihat hutan mangrove
choice modelling (CM) dapat dilakukan dengan sebesar 52%, minat pengunjung pada keindahan alam
melakukan wawancara dan pengisian kuesioner pada sebesar 30% serta minta terhadap wisata educative
responden yang merupakan pengunjung dari wisata sebanyak 18%. Berdasarkan penelitian (Widiyanti,
pantai. Kemudian, responden diminta untuk memilih 2016) yang berlokasi pada hutan mangrove Pasar
alternatif pilihan dari satu kondisi yang diskenariokan. Banggi, Rembang dengan beberapa alternatif pilihan
Alternatif pilihannya meliputi karakteristik dan atribut bahwa peluang pengunjung hutan mangrove lebih
yang relevan dengan penelitiannya, misalkan memilih alternatif A sebesar 0,629 agar memperbaiki
kunjungan wisata pantai atribut yang digunakan lingkungan hutan mangrove tersebut. Sementara
seperti akses jalan menuju pantai, lahan parkir, toilet, peluang pengunjung yang memilih alternatif B sebesar
tempat duduk, tong sampah, penjaga keamanan dan 0,371 guna memperbaiki kualitas lingkungan hutan
sebagainya. Penelitian (Duanta, 2019) yang berlokasi mangrove Pasar Banggi, Rembang. Artinya pengunjung
di Pantai Pok Tunggal Bantul memperoleh hasil bahwa wisata tersebut lebih cenderung memilih alternatif A
tingkat pendidikan adalah sebesar 2,273 dan nilai untuk memperbaiki lingkungan hutan mangrove Pasar
koefisien regresi bertanda positif, artinya pengunjung Banggi, Rembang. Metode choice modelling
yang tingkat pendidikannya lebih tinggi akan relatif menunjukkan bahwa atribut berpengaruh terhadap
memiliki peluang untuk memilih alternatif B dengan preferensi responden dalam memilih perubahan
peluang memilih alternatif A sebesar 2,273 lebih besar kondisi pariwisata, baik itu biaya perjalanan,
apabila dibandingkan dengan pengunjung dengan lingkungan alami, pementasan budaya jawa, dan pasar
tingkat pendidikan lebih rendah. Sementara untuk tradisional (Subanti, 2013). Berdasarkan hasil
sarana lokasi Pantai Pok Tunggal bernilai negatif tidak penelitian (Subanti, 2013) yang berlokasi di Kawasan
signifikan sebesar 0,908 dimana sarana lokasi bukan Rawapening memperoleh temuan bahwa yang
menjadi faktor pengunjung untuk memilih alternatif berpengaruh terhadap atribut pilihan responden di
pilihan A atau B. Penelitian ini juga memperoleh hasil Kawasan Rawapening, dimana variabelnya
kesadaran lingkungan pengunjung pantai Pok Tunggal menunjukkan rata-rata utilitas pada saat skenario lain
sebesar 1,012 dengan nilai koefisien bertanda positif. tidak berubah nilainya bertanda positif sebesar 0,2740
Hal ini dapat diartikan bahwa kesadaran terhadap yang memungkinkan responden memilih skenario
lingkungan yang bagus akan relatif memilih alternatif baru yang membaik dibandingkan skenario
peluang B sebesar 1,012 kali lebih besar dibandingkan memburuk. Sementara itu, kegunaan pendekatan
dengan yang merasa kurang perhatian akan kesadaran choice modelling dimana untuk mengetahui manfaat
lingkungan. Duanta (2019) memperoleh kesimpulan ekonomi dari kebijakan pengelolan pariwisata
bahwa dari data pengunjung pantai lebih cenderung berkelanjutan serta dapat mengetahui apresiasi
memilih alternatif pilihan B, dimana alternatif B penikmat wisata terhadap determinan kunjungan dan
memiliki biaya masuk lebih besar dibandingkan ketersediaan membayar sehingga menjadi panduan
dengan alternatif pilihan A. Hal ini dikarenakan terhadap pengembangan pariwisata berkelanjutan.
alternatif B memberikan penawaran perbaikan mulai Dengan demikian, pendekatan choice modelling dapat
dari akses jalan hingga penyediaan tong sampah. Selain digunakan untuk menilai pelestarian lingkungan
itu, terdapat hutan mangrove di kawasan pantai yang pantai dan mendorong pengembangan pariwisata
harus tetap dijaga pelestariannya. Hasil studi (Hardani berkelanjutan dengan memperhatikan kualitas
HD, 2019) dilapangan memperlihatan bahwa lingkungan.
pengunjung datang ke Ekowisata Hutang Mangrove
Baros, Bantul dilakukan dengan mencari tahu dan
melakukan eksplorasi terhadap kondisi wisata tesebut. 4. Kesimpulan
Sebab, dari hasil lapangan tersebut dapat dijadikan
Berdasarkan pembahasan, mengenai valuasi
ekowisata yang dapat menarik perhatian pengunjung.
ekonomi dalam pelestarian lingkungan pantai dapat
Minat pengunjung untuk obyek tersebut diantaranya
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
515
© 2021, Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan (2021), 19 (3): 511-516, ISSN 1829-8907

Pertama, Penilaian pelestarian lingkungan pantai ini Nelles, M., Grünes, J., & Morscheck, G. (2016). Waste
dilakukan dengan tujuan untuk memberikan nilai guna, Management in Germany – Development to a
kepuasaan dan kesenangan dalam suatu tempat dan Sustainable Circular Economy? Procedia
waktu tertentu. Selain itu, perhitungan nilai kesediaan Environmental Sciences, 35, 6–14.
https://doi.org/10.1016/j.proenv.2016.07.001
pengunjung untuk membayar (WTP) diperlukan agar
memilih alternatif pilihan yang diberikan guna Pinto, Z. (2015). Kajian Perilaku Masyarakat Pesisir yang
Mengakibatkan Kerusakan Lingkungan (Studi Kasus di
memperbaiki kualitas lingkungan pantai. Kedua,
Pantai Kuwaru, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan,
penerapan circular economy pada lingkungan pantai Kabupaten Bantul, Provinsi DIY). Jurnal Wilayah Dan
sangat diperlukan dengan tujuan mempertahankan Lingkungan, 3(3), 163.
dan meningkatkan kualitas lingkungan agar pantai https://doi.org/10.14710/jwl.3.3.163-174
tetap asri dan nyaman untuk dikunjungi. Disisi lain Prasetyanto, D., & Elkhasnet. (2015). Perbandingan Nilai
penerapan circular economy dapat dilakukan dengan Kesediaan Membayar Menggunakan Pendekatan Stated
pendekatan choice modelling untuk mengetahui dan Preference Valuation Dan Stated Preference Stated
meningkatkan kesadaran pengunjung pantai. Ketiga, Choice.
pendekatan choice modelling dapat digunakan untuk Purwanti, I. (2021). Konsep dan Implementasi Ekonomi
menilai pelestarian hutan mangrove, lingkungan Sirkular Dalam Program Baik Sampah (Studi Kasus:
sekitar pantai dan dapat mendorong pengembangan Keberlanjutan Bank Sampah Tanjung). AmaNU:
pariwisata berkelanjutan dengan memperhatikan Manajemen Dan Ekonomi, 4(1), 83–92.
kualitas lingkungan. Dengan demikian, menilai valuasi https://jurnal.unugha.ac.id/index.php/amn/article/vi
ekonomi pelestarian lingkungan pantai dapat ew/40
dilakukan dengan konsep circular economy dan Ripanti, E. F. (2019). Implementasi Ekonomi Melingkar pada
menggunakan metode atau pendekatan choice Sistem Informasi Pengelolaan Hutan Mangrove. Jurnal
modelling untuk melihat alternatif pilihan yang dipilih Edukasi Dan Penelitian Informatika (JEPIN), 5(2), 249.
https://doi.org/10.26418/jp.v5i2.31100
oleh pengunjung pantai.
Subanti, S. (2013). Pengukuran Manfaat Ekonomi Obyek
Wisata Kawasan Rawapening Kabupaten Semarang

dengan Pendekatan Model Biaya Perjalanan, Valuasi
Daftar Pustaka Kontingensi dan Choice Model. 2001, 421–432.

Susilawati, S., Fauzi, A., Kusmana, C., Santoso, N. (2020).
Brouwer, R., Hadzhiyska, D., Ioakeimidis, C., & Ouderdorp, H.
Strategi dan Kebijakan dalam Pengelolaan Wisata
(2017). The social costs of marine litter along European
Konservasi Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Bukit
coasts. Ocean and Coastal Management, 138, 38–49.
Lawang Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Journal of
https://doi.org/10.1016/j.ocecoaman.2017.01.011
Natural Resources and Environmental Management
Duanta. (2019). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volume, 10(1).
Willingness to Pay Pengunjung untuk Kualitas Fasilitas
Widiyanti. (2016). Valuasi Ekonomi Ekowisata Hutan
Pantai Pok Tunggal: Pendekatan Choice Modelling.
Mangrove Di Rembang, Jawa Tengah: Pendekatan
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
Choice Modelling. Research Repository.
1689–1699.
http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/5617
Fadeeva, Z., & Van Berkel, R. (2021). ‘Unlocking circular
Winans, K., Kendall, A., & Deng, H. (2017). The history and
economy for prevention of marine plastic pollution: An
current applications of the circular economy concept.
exploration of G20 policy and initiatives.’ Journal of
Renewable and Sustainable Energy Reviews, 68(August
Environmental Management, 277(September 2020),
2016), 825–833.
111457.
https://doi.org/10.1016/j.rser.2016.09.123
https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2020.111457
Yuliadi, L.P.S (2017). Optimalisasi Pengelolaan Sampah
Hardani HD, I. P. (2019). Perilaku Minat Wisatawan Terhadap
Pesisir Untuk Mendukung Kebersihan Lingkungan
Ekowisata Hutan Mangrove Baros Bantul. Khasanah
Dalam Upaya Mengurangi Sampah Plastik dan
Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan Budaya, 10(1).
Penyelamatan Pantai Pangandaran. Jurnal Pengabdian
https://doi.org/10.31294/khi.v10i1.5622
Kepada Masyarakat, 1(1), 14–18.
Heshmati, A., & Rashidghalam, M. (2021). Assessment of the
Zuraida, S. (2013). Contingent Valuation dan Choice
urban circular economy in Sweden. Journal of Cleaner
Modelling dalam Menilai Preferensi Penggunaan Energi
Production, 310(January), 127475.
Bangunan. Jurnal Arsitektur Universitas Bandar
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2021.127475
Lampung, 1(4), 11–22.
Horasman, M. (2019). Pelestarian Warisan Budaya Dan

Lingkungan Dalam Penataan Kembali Kawasan Wisata
Pantai Cermin. Talenta Conference Series: Energy and
Engineering (EE), 2(1).
https://doi.org/10.32734/ee.v2i1.410
Moata, M. R. S., Tome, V. D., Kuang, S., & Gharu, B. (2019).
Perbaikan Pola Tanam Lahan Kering Dengan
Pendekatan Circular Economy Menuju Agro-Ekowisata.
J-Dinamika: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2), 179–
184. https://doi.org/10.25047/j-dinamika.v4i2.1086

516
© 2021, Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP

Anda mungkin juga menyukai