Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN K3L DAN ANGGARAN BIAYA

PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG GEREJA


(Studi Kasus : Pembangunan Gereja,Dili,Timor Leste)

PRA-PROPOSAL

Oleh :

Mariano Xeno Efander Talise


1805511160

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
Judul

PERENCANAAN K3L DAN ANGGARAN BIAYA


PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG GEREJA

(Studi Kasus : Pembangunan Greja,Dili,Timor Leste)

1. Latar Belakang
Kemacetan lalu lintas pada jalan perkotaan di kota-kota besar
telah menjadi topik utama yang selalu menjadi masalah, terutama di
negara berkembang seperti Indonesia. Secara umum faktor penyebab
kemacetan di Indonesia yaitu, terus bertambahnya kepemilikan
kendaraan bermotor terutama kendaraan bermotor pribadi, mobilitas
yang semakin tinggi dari segi ruang dan waktu, belum optimalnya
pengoperasian fasilitas transportasi, serta terbatasnya sumber
daya untuk pembangunan jalan raya dan fasilitas transportasi lainnya.
Kenyataan yang terjadi bahwa kemacetan di Indonesia menjadi hal
yang menarik untuk dikaji, seperti halnya kemacetan-kemacetan di
kota besar misalnya Jakarta, Surabaya dan juga Yogyakarta, dilihat
dari perbandingan kenaikan kendaraan 11% per tahun dengan
pertambahan jalan yang kurang dari 1% per tahun pada tahun 2014
(Tribun, 2013).

Kemacetan lalu lintas di Indonesia dapat menyebabkan kerugian


tidak hanya material namun juga non-material. Menurut data yang
dikeluarkan oleh Masyarakat Transportasi Indonesia mengacu
pada hasil kajian Study on Integrated Transportation
Master Plan for Jabodetabek (SITRAMP) 2004, kerugian akibat
kemacetan lalu lintas diantaranya adalah kerugian biaya operasi
kendaraan, kerugian waktu, serta kerugian dampak kesehatan. Selain
kerugian tersebut, kemacetan lalu lintas di Indonesia juga dapat
merugikan turunnya kualitas sosial masyarakat. Keadaan ini tentunya
bertolak belakang dengan hakikat bahwa transportasi berguna untuk
meningkatkan taraf hidup manusia, bukan sebaliknya transportasi
menyebabkan menurunnya kualitas kehidupan seseorang atau
masyarakat.

Beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya,


bahkan Bali memiliki kemacetan lalu lintas yang tinggi, salah
satunya terdapat di Jalan Waturenggong, Denpasar barat, Kota
Denpasar, Bali, yang diakibatkan oleh adanya pengaruh aktivitas
Pasar Sanglah yang parkir sampai ke bahu jalan. Selain itu
banyaknya kendaraan yang parkir di bahu jalan dan hambatan
samping semakin memperparah kondisi jalan terlebih pada waktu
sibuk. Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi penurunan
kapsitas jalan, salah satu faktornya adalah lajur lalu lintas dan bahu
jalan yang sempit atau halangan lainnya pada kebebasan samping.
Hambatan samping juga terbukti sangat berpengaruh pada kapasitas
dan kinerja jalan diantaranya: pejalan kaki, pemberhentian angkutan
umum dan kendaraan lain serta kendaraan keluar masuk dari lahan
samping jalan (Oglesby, 1999).
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997, hambatan
samping adalah dampak dari kinerja lalu lintas dari aktivitas samping
segmen jalan. Faktor hambatan samping yang paling berpengaruh
pada kapasitas dan kinerja jalan perkotaan adalah:
1. Jumlah pejalan kaki berjalan atau menyebrang sepanjang
segmen jalan.
2. Jumlah kendaraan berhenti dan parkir.
3. Jumlah kendaraan bermotor yang masuk dan keluar dari lahan
sisi jalan.
Pada ruas Jalan Waturenggong, kemacetan sering terjadi pada
jam-jam sibuk karena pada jam sibuk terjadi peningkatan volume
kendaraan yang cukup tinggi akibat aktivitas perdagangan di Pasar
Sanglah. Ditambah lagi, banyaknya aktivitas hambatan samping
yang menambah permasalahan di ruas Jalan Waturenggong. Jalan
yang seharusnya digunakan untuk arus lalu lintas, tersita karena
kendaraan berhenti atau parkir di badan jalan, kendaraan keluar
masuk dari jalan juga ikut mengurangi kelancaraan lalu lintas hingga
menyebabkan kemacetan pada jam-jam sibuk. Kondisi ini yang
menyebabkan ruas jalan menjadi lebih sempit, sehingga kecepatan
berkurang, waktu tempuh bertambah kapasitas jalan berkurang serta
tingkat pelayanan jalan menjadi kurang baik, hal ini berakibat pada
berkurangnya kelancaran lalu lintas pada ruas Jalan Waturenggong,
Denpasar barat, Kota Denpasar, Bali.
Dari penjelasan penulis diatas, latar belakang permasalahannya
adalah hambatan samping di Jalan Waturenggong dikarenakan
adanya aktivitas Pasar Sanglah yang mempengaruhi kinerja ruas
jalan.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, penulis
dapat merumuskan masalah yaitu:
1. Bagaimana kinerja ruas Jalan Waturenggong, Denpasar barat,
Kota Denpasar, Bali pada kondisi eksisting?
2. Bagaimana alternatif solusi untuk meningkatkan kinerja ruas
Jalan Waturenggong, Denpasar barat, Kota Denpasar, Bali
terutama akibat hambatan samping?
3. Bagaimana kinerja ruas Jalan Waturenggong, Denpasar barat,
Kota Denpasar, Bali pada kondisi 5 tahun mendatang?

3. Tujuan
Tujuan dari penelitian adalah:
1. Mengetahui kinerja ruas Jalan Waturenggong, Denpasar
Barat, Kota Denpasar Bali pada kondisi eksisting
2. Mengetahui alternatif solusi meningkatkan kinerja ruas Jalan
Waturenggong, Denpasar Barat, Kota Denpasar Bali
terutama akibat adanya hambatan samping
3. Mengetahui kinerja ruas Jalan Waturenggong, Denpasar
Barat, Kota Denpasar Bali pada kondisi 5 tahun mendatang.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat perancangan bagi pemerintah Provinsi Bali yaitu: Dapat
memberikan saran dan masukan bagi pihak Pemerintah Provinsi Bali
khususnya Pihak Pekerjaan Umum (PU) mengenai Kinerja Ruas
Jalan Waturenggong Akibat Variasi Hambatan Samping dari
Aktivitas Pasar Sanglah .

5. Batasan Masalah
Agar penelitian tidak terlalu luas tinjaunya, maka diperlukan
batasan-batasan masalah sebagai berikut :
1. Data yang diambil meliputi kondisi geometrik jalan, volume
lalu lintas dan data hambatan samping.
2. Pejalan kaki, kendaraan parkir/ berhenti, kendaraan keluar/
masuk ke sisi jalan yang bergerak jalan, dan kendaraan
bergerak lambat dianggap sebagai unsur hambatan samping
3. Kendaraan yang diamati adalah heavy vehicle (HV) dan light
vehicle (LV)
4. Analisis kerja lalu lintas menggunakan metode MKJI 1997.

6. Metode Penelitian
Penelitian harus memiliki metode yang jelas dan sistematis,
sehingga
penelitian dapat dilakukan secara teratur. Salah satu langkah yang
dapat dilakukan adalah dengan menyusun prosedur analisis,
sehingga penelitian memiliki alur yang jelas.
6.1 Kerangka Penelitian

Studi Pendahuluan

Penentuan Lokasi

Studi Literatur

Identifikasi Masalah dan Penetapan


Tujuan

Melakukan pengumpulan data


1. Data primer
2. Data sekunder

Analisis Data
1. Kondisi geometri jalan
2. Volume lalu lintas
3. Data hambatan samping
4. Solusi permasalahan hambatan samping

Analisis data dengan MKJI 1997


1. Volume lalu lintas
2. Hambatan samping
3. Kapasitas jalan
4. Kecepatan arus bebas
5. Derajat kejenuhan

Analisis Pembahasan

Simpulan dan Saran


6.2 Studi Pendahuluan

Studi pustaka ini merupakan pencarian referensi yang dilakukan


agar peneliti dapat memperoleh data-data awal mengenai penelitian
yang akan dilakukan. Pencarian referensi dimaksudkan untuk
memperoleh informasi awal yang relevan dengan topik penelitian dan
dapat mendukung latar belakang penelitian.

6.3 Penentuan Lokasi

Penentuan lokasi merupakan kegiatan untuk menentukan lokasi


yang tepat yang dapat dijadikan sebagai objek penelitian. Penentuan
lokasi ini dilaksanakan dengan melakukan survei langsung untuk
mengetahui geometrik jalan dan kondisi lalu lintas pada lokasi
tersebut. Adapun Lokasi yang akan digunakan sebagai objek
penelitian ini adalah Pasar Sanglah tepatnya di Jl.
Waturenggong ,Denpasar ,Bali.
6.4 Studi Literatur

Studi Literatur merupakan kegiatan mencari infomasi dari


berbagai sumber baik dari buku-buku, karya ilmiah, skripsi, dan
lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian. Hal tersebut
sangatlah penting karena dapat dijadikan sebagai penunjang atau
pedoman dasar dalam penyususnan dan penyelesaian penelitian ini.
6.5 Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian

Identifikasi masalah ialah tahap merumuskan suatu masalah


pada objek penelitian. Tujuan dari tahap ini adalah untuk
memastikan bahwa benar terdapat perbedaan antara kondisi nyata
saat ini dengan kondisi yang diharapkan terjadi sehingga penelitian
ini pantas dilakukan. Penetapan tujuan dilakukan setelah
merumuskan semua masalah-masalah yang ada. Tujuan merupakan
suatu hal yang ingin dicapai terkait masalah-masalah yang telah
dirumuskan pada penelitian.
6.6 Pengumpulan Data

Data penelitian yang dibutuhkan dengan tujuan keperluan analisis


terdiri dari data pengambilan langsung dari lapangan (data primer)
dan data jumlah penduduk yang diperoleh dari badan pusat statistic
dan peta yang diperoleh dari satelit/maps (data sekunder).
Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan informasi
mengenai karakteristik dari jalan yang akan dijadikan objek
penelitian, dimana akan menggunakan metode time headway ratio
untuk analisis nilai emp. Pada penelitian ini menggunakan dua data
yaitu data primer dan sekunder.

1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari
pengamatan langsung pada lokasi penelitian dengan cara
melakukan survei lapangan. Dalam penelitian ini data primer
yang diperlukan meliputi data geometrik jalan, volume lalu
lintas, dan nilai time headway. Pengumpulan data tersebut
diperoleh dengan melaksanakan survei lapangan langsung
dilokasi survei dengan mengukur :
1. Kondisi geometrik dan fasilitans jalan. Pengumpulan
data diambil secara manual dan dilakukan langsung
dilokasi survei dengan mengukur :
a. Tipe jalan
b. Lebar jalur
c. Bahu jalan
d. Panjang ruas jalan yang diteliti
e. Kondisi medan jalan
f. Kondisi lingkungan’
2. Data arus lalu lintas Data lalu lintas di ruas
Jl.Waturenggong, Denpasar Barat, Kota Dempasar,
Bali diperoleh berdasarkan survei yang dilakukan saat
hari kerja, hari pengalihan dan hari
weekend.Pengamatan dilakukan 3jam/hari mengikuti
jam puncak aktivitas kegiatan dipasar,data tersebut
yaitu volume lalu lintas.
3. Data hambatan samping Tipe kejadian hambatan
samping yang diteliti pada ruas Jl. Uluwatu I,
Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali, yaitu :
 Pejalan kaki (PED = Pedestrian).
 Kendaraan parkir/ berhenti (PSV = Parking and
Slow of Vehicle).
 Kendaraan keluar/ masuk dari/ ke sisi jalan (EEV
= Exit and Entry of Vehicle).
 Kendaraan bergerak lambat (SMV = Slow Moving
of Vehicle).

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari
penelitian – penelitian terdahulu dan dari instansi – instansi
terkait. Dalam penelitian ini data sekunder diperlukan karena
tidak semua data bisa diperoleh langsung saat survei
lapangan. Berikut data sekunder yang diperlukan dalam
penelitian ini :
a. Jumlah penduduk Kecamatan Denpasar Barat.
b. Denah Lokasi.

6.7 Cara Pengambilan Sampel


Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti.
Dalam penelitian ini, populasi adalah ruas jalan yang memiliki
hambatan samping. Pengambilan sampel ini berupa pengamatan
kendaraan tertentu yang melewati ruas Jl.Waturenggong, Denpasar
Barat, Kota Denpasar, Bali selama satu minggu. Kendaraan yang
diteliti meliputi :
a. Kendaraan ringan (LV = Light Vehicle).
b. Sepeda motor (MC = Motor Cycle).

6.8 Teknik Pengolahan Data


Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka pengolahan data
yang dilakukan secara umum terbagi dalam 4 bagian, yaitu:
1. Pengolahan data yang berkaitan dengan kondisi geometrik
jalan.
2. Pengolahan data yang berkaitan dengan data arus lalu
lintas.
3. Pengolahan data yang berkaitan dengan hambatan
samping.
4. Solusi dari pearuhnya hambatan samping terhadap kinerja
ruas jalan.

6.9 Teknik Analisis Dan Pembahasan


Dalam melakukan analisis dan pembahasan menggunakan
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) dengan cara sebagai
berikut :
1. Analisis volume kendaraan dilakukan untuk setiap arah
pergerakan kendaraan. Dalam penelitian ini terdapat dua arah
pergerakan yaitu dari utara ke selatan dan sebaliknya. Volume
kendaraan dikelompokkan menjadi menjadi 3 yaitu kendaraan
ringan, sepeda motor, dan kendaraan tak bermotor. Volume
kendaraan yang digunakan adalah volume total tertinggi dari
rentan waktu penelitian.
2. Kawasan ruas Jl. Waturenggong, Denpasar Barat, Kota
Denpasar, Bali merupakan jalan 1 lajur dengan lebar jalur 5,2
meter, maka dalam perhitungan kendaraan harus diubah
menjadi satuan mobil penumpang (smp) termasuk mobil
penumpang dengan menggunakan ekivalensi mobil penumpang
(emp).
3. Nilai hambatan samping digunakan untuk menghitung nilai
kapasitas. Dari rekapitulasi nilai hambatan samping dapat
diperoleh nilai hambatan samping terbesar yang terjadi pada
ruas jalan, yang nantinya akan digunakan untuk menganalisis
kinerja ruas jalan tersebut.
4. Menghitung kapasitas jalan.
5. Menghitung kecepatan arus bebas menggunakan.
6. Menghitung derajat kejenuhan/ Degree of Saturation (DS).

6.10 Simpulan dan Saran

Simpulan adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang


menjadi rumusan masalah pada penelitian. Penarikan simpulan pada
penelitian ini didasarkan dari analisis dan pembahasan terhadap
datadata yang ada, dapat dilakukan penarikan simpulan.
Berdasarkan simpulan yang diperoleh akan dicoba memberikan
suatu saran maupun masukan bagi pihak terkait dengan harapan
dapat mengatasi masalah yang terjadi pada lokasi penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

MKJI (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI),


Direktoat Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum,
Jakarta.
Clarkson H. Oglesby R & Gary Hicks (1999). Teknik Jalan
Raya, Penerbit Erlangga.
Supriadi, A (2020). Pengaruh Hambatan Samping
Terhadap Tingkat Pelayan Ruas Jalan Gajah Mada,
Universitas Muhammadiyah Mataram.
JICA and Bappenas (2004). The Study on Integrated
Transportation Master Plan for Jabodetabek-Indonesia (Phase
I). Final Report.
JICA and Bappenas (2004). The Study on Integrated
Transportation Master Plan for Jabodetabek-Indonesia (Phase
II). Final Report.

Anda mungkin juga menyukai