Disusun oleh:
20.023.22.201.175
2023
pg. 1
Daftar Isi
BAB I ....................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 5
BAB II ...................................................................................................................... 9
pg. 2
2.2.9. Kapasitas Jalan ................................................................................ 26
pg. 3
ABSTRAK
Andi Djemma.
pg. 4
BAB I
PENDAHULUAN
jalan, badan jalan yang terdiri dari bahu jalan dan jalur lalu lintas,
pg. 5
tikungan, drainase, kelandaian jalan serta galian dan timbunan. Tujuan
aman, efisieni pelayanan arus lalu lintas dan maksimalkan rasio tingkat
dihasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang
Sukirman, 1999).
kinerja jalan tersebut untuk mengetahui hal apa yang harus dilakukan
Telluwanua KM 9.
pg. 6
1.2. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui standar geometrik dan kinerja jalan arteri primer pada
Palopo.
arteri primer.
pg. 7
1.5. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
penulisan.
Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar yang
lainnya.
pg. 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pg. 9
Pontianak sebagian besar merupakan jenis/merk Mitsubishi dari
type 110 PS. 125 PS dan 136 PS. Sedangkan untuk merk
atau standar PGJR tahun 1997, UU jalan No.38 tahun 2004 dan
km/jam.
pg. 10
untuk mendapatkan data elevasi dan titik koordinat jalan dalam
pada pagi hari dimana kondisi cuaca cerah yang juga berpengaruh
hanya dalam waktu satu jam dimana dari kedua data ini peneliti bisa
menjadi titik awal dan titik akhir dari penelitian, dimana daerah
pg. 11
5. Arif Yanto, Waode Rezki Ummayah Rizikan, Muh. Husni Maricar, Ali
Tujuan Penelitian :
pg. 12
a. Mengevaluasi perencanaan geometrik pada ruas jalan Provinsi
perencanaan.
perencanaan trase jalan, badan jalan yang terdiri dari bahu jalan
a. Tipe Jalan
pg. 13
- Jalan dua lajur dua arah (2/2UD)
b. Lebar Jalur
Sukirman (1994).
c. Bahu Jalan
pg. 14
akan meningkatkan bila lebar bahu semakin lebar.
Sukirman (1994).
atau bahu.
meliputi:
superelevasi.
pg. 15
4. Alinyemen Vertikal, meliputi jalan yang mendatar,
dan ukuran.
dan jenis.
pengendalian parkir.
pg. 16
garis lurus (tangen) yang satu sama lain dihubungkan dengan
didasarkan pada sifat dan volume lalu lintas yang lewat pada jalan
bagian lingkaran.
berikut:
𝑉𝑅
𝐿𝑠 = 𝑥𝑇
3,6
Dimana:
pg. 17
2. Full Circle (FC)
Full Circle merupakan jenis tikungan yang hanya terdiri dari
𝑇𝑐 = 𝑅𝑐 tan 1⁄ Δ
2
𝐸𝑐 = 𝑇𝑐 tan 1⁄ Δ
4
Δ2πRc
𝐿𝑐 =
360
3. Spiral – Spiral
pg. 18
Alinyemen Vertikal adalah perpotongan bidang vertikal
mempunyai tikungan.
pg. 19
dan memberikan jarak pandang henti yang cukup. Berdasarkan
𝐴 𝑥 𝐽ℎ 2
𝐿=
399
maka Jh > L
399
𝐿 = 2𝐽𝐻 −
𝐴
pg. 20
Gambar 2.7 lenkung vertikal untuk Jh > L
maka Jh < L
𝐴 𝑥 𝐽ℎ 2
𝐿=
120 + 3,5 𝐽ℎ
maka Jh > L
120 + 3,5 𝑗ℎ
𝐿 = 2JH
𝐴
Dimana :
b. Keadaan medan
c. Fungsi jalan
VR (km/h) 100 90 80 70 60 50
pg. 21
A Kelandaian
5 5 6 6 7 8
Maksimum(%)
l
Volume adalah jumlah kendaraan yang melalui satu titik yang tetap
pada jam dalam satuan waktu, volume lalu lintas dapat dihitung
Keterangan:
pengamatan
t = waktu pengamatan
pg. 22
a. Kendaraan ringan/ light vehicle (LV)
opelet, makro bis, angkot, mikro bis, pick-up, dan truk kecil).
biasanya beroda lebih dari empat, (meliputi: bis, truk dua as,
truk tiga as, dan truk kombinasi sesuai sistem klasifikasi Bina
Marga).
Bina Marga).
pg. 23
Menurut MKJI (1997), kecepatan tempuh didefinisikan
segemen. Dimana:
V = L/TT
L = panjang segemen
Tabel 2.3.Kelas jalan, fungsi, ukuran kendaraan, dan muatan sumbu terberat.
pg. 24
Kinerja ruas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk
ini akan disesuaikan dengan kondisi arus lalu lintas yang ada di
Indonesia.
pg. 25
Selanjutnya, besarnya volume lalu lintas pada masa
titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi
arus dua arah (kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan
pg. 26
banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas ditentukan per
lajur.
Dimana :
C = kapasitas (smp/jam)
Np.038/T/BM/1997), yaitu:
3. Jalan Arteri
pg. 27
4. Jalan kolektor
5. Jalan Lokal
I >10
arteri II 10
IIIA 8
IIIA
Kolektor 8
IIIB
Lokal IIIC tidak ditentukan
Datar D <3
Perbukitan B 3-25
Pegunungan G <25
pg. 28
Tabel 2.4. Ketentuan klasifikasi: fungsi, kelas beban, medan
sesuai PP.
Jalan Kabupaten/Kotamadya
pg. 29
Sistem Jaringan Jalan Arteri Primer merupakan jalan dengan
meter.
pg. 30
g. Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti
c. Lalu lintas jarak jauh pada jalan arteri primer adalah lalu lintas
regional; untuk itu lalu lintas tersebut tidak boleh terganggu oleh
lalu lintas ulang alik, dan lalu lintas lokal dari kegiatan lokal.
pg. 31
1. Tingkat pelayanan A : arus bebas
jalan perkotaan)
sendat)
(LOS) (V/C)
pg. 32
Arus stabil tetapi kecepatan dan gerak
kecepatan.
terkadang berhenti.
pg. 33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis
langsung.
pg. 34
3.2.2. Data sekunder
ini berupa:
pemenuhan data geometrik dan data lalu lintas yang diperlukan untuk
mengevaluasi ruas dan lalu lintas jalan yang akan ditinjau. Selain itu,
Data penunjang geometrik ini terdiri dari data kelas jalan, klasifikasi
pg. 35
Alinyemen horizontal didefinisikan sebagai proyeksi sumbu jalan
gabungan.
dan volume.
pg. 36
DAFTAR PUSTAKA
Kalimantan Barat.
Jalan dan Kinerja jalan Dalam Penentuan Rute Pergerakan Angkutan Barang
Suhana (2021). Evaluasi kinerja jalan arteri primer akibat aktivitas terminal
bayang.
GPS.
Arif Yanto, Waode Rezki Ummayah Rizikan, Muh. Husni Maricar, Ali
Penerbit Andi.
Maju.
pg. 37
Direktorat Jenderal Bina Marga. (2017). Manual Kapasitas Jalan
Topoyo Mamuju Tengah. PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 3(1),
1-12.
Pelabuhan Kota Penajam Sebagai Pintu Gerbang Kab. Penajam Paser Utara
kalimantan Timur. PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 1(2), 125-
136.
Hafid, Z., Fisu, A. A., Humang, W. P., & Natsir, R. (2022). Application
Of Palopo City Tourism. PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 7(1),
35-52.
pg. 38