Anda di halaman 1dari 14

ANALISA KINERJA JALAN DALAM UPAYA MENGATASI KEMACETAN

LALU LINTAS PADA SIMPANG TAK BERSINYAL AKIBAT ADANYA


SWALAYAN SARDO KOTA MALANG

Dosen Pengampu :

Ita Suhermin Ingsih, ST., M.T.

Disusun Oleh:

Riadlus Al-Mahdi 22001051002

Iman Hadi Ramadhani 22001051049

Muhammad Ali 22001051058

Mar’atus Sholihah Rahmadhani 22001051060

Amanda Febiola Danu Garini 22001051071

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2023
ABSTRAK
Swalayan Sardo terletak di Jl. Gajayana Kelurahan Dinoyo, Kecamatan
Lowokwaru, Kota Malang. Dengan adanya Swalayan Sardo ini pastinya menimbulkan
tarikan dan bangkitan pergerakan lalu lintas pada simpang di sekitar kawasan Swalayan
Sardo. Di persimpangan ini sering terjadi konflik lalu lintas yang terjadi sepanjang hari
khususnya saat jam puncak. Salah satu penyebabnya karena padatnya volume arus lalu
lintas yang melintasi persimpangan ini. Besarnya derajat kejenuhan pada simpang
Gajayana tidak dipengaruhi oleh dampak adanya Swalayan Sardo, tetapi dipengaruhi oleh
perkembangan arus lalu lintas dan pengaruh dari bangkitan atau tarikan dari tempat yang
lain disekitar kawasan permukiman Swalayan Sardo Kota Malang. Kemacetan lalu lintas
terjadi akibat volume lalu lintas hampir mendekati kapasitas jalan, dimana tingkat
pelayanan dapat dilihat dari nilai Derajat Kejenuhan, yaitu DS= V/C. Idealnya nilai V/C
≤0.75. Salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan kendaraan yang tinggi tidak
diimbangi oleh pertumbuhan prasarana jalan. Tujuan tulisan ini adalah mengevaluasi
kinerja jalan simpang tak bersinyal dalam kota malang sehingga dapat diketahui penyebab
dan menemukan solusi pemecahan kemacetan lalu lintas.

1
PENDAHULUAN

Transportasi merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Transportasi berhubungan erat dengan pergerakan arus manusia,
kendaraan dan barang antar satu tempat ke tempat yang lainnya diangkut dengan
menggunakan jaringan transportasi. Prasarana transportasi seperti jalan raya harus
diperhatikan agar diharapkan mampu memberikan kelancaran dalam melakukan segala
mobilitas kegiatan.

Kota Malang adalah kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur setelah kota
Surabaya, dengan jumlah penduduk sebesar 856,410 jiwa dengan luas wilayah 145,28
km2 (Data Kota Malang Dalam Angka Tahun 2017). Kota Malang sebagai kota
pendidikan di daerah Jawa Timur merupakan kota yang mempunyai pertumbuhan yang
pesat. Dalam hal perkembangan kota yang paling menonjol dan pesat perkembangannya
adalah pendidikan, pariwisata dan perdagangan. Kota Malang sedikitnya terdapat
beberapa pusat perdagangan yang salah satu adalah Swalayan Sardo yang merupakan
tempat penjualan barang rumah tangga yang terbaru dan termurah di kota Malang.

Dengan adanya Swalayan sardo maka akan menimbulkan kepadatan arus lalu lintas
di sekitar Jl. Gajayana dan simpang Jl. Gajayana. Terjadinya penambahan volume
kendaraan maka akan mengakibatkan kepadatan lalu lintas di persimpangan tersebut. Hal
ini diakibatkan lebar jalan yang tidak mengalami perubahan. Beberapa pusat kegiatan di
sekitar persimpangan ini adalah, Universitas Islam Malang, jalur alternatif menuju Kota
Batu yang dari selatan dan yang dari utara menuju ke Kecamatan Sukun, dan adanya
pertokoan di sepanjang jalan tersebut. Adapun yang mempengaruhi kepadatan lalu-lintas
disebabkan pula oleh adanya pergerakan kendaraan keluar masuk Sardo dan kendaraan
yang menyeberang jalan baik yang bertujuan untuk masuk Sardo maupun yang
bermaksud untuk meninggalkan Sardo. Keadaan tersebut makin diperparah dengan
adanya angkutan umum yang berhenti menunggu penumpang pada bahu jalan yang
menambah kesemerawutan di sekitar persimpangan tersebut. Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan di lokasi studi di kawasan Swalayan Sardo dan Jl. Gajayana- simpang Jl.
Gajayana.

2
Untuk mengurangi dampak lalu lintas yang terjadi di daerah tersebut maka penulis
akan melakukan “Analisa Dampak Lalu Lintas Pada Simpang Tak Bersinyal Akibat
Adanya Swalayan Sardo Kota Malang” yang bertujuan untuk mengevaluasi kembali
Kinerja dampak lalu lintas dan selanjutnya diimplementasikan terhadap permasalahan
lalu lintas pada daerah tersebut.

Berdasakan uraian latar belakang diatas maka pada penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut

1. Bagaimana karakteristik tarikan pergerakan lalu lintas yang terjadi akibat adanya
Swalayan Sardo?
2. Apa penyebab dan solusi dari kemacetan yang kerap terjadi pada simpang Gajayana?
3. Bagaimana dampak adanya Swalayan Sardo terhadap kinerja simpang Gajayana ?
Studi tentang “ Analisa Dampak Lalu Lintas Pada Simpang Tak Bersinyal Akibat Adanya
Swalayan Sardo” ini bertujuan untuk :
1) Mengetahui karakteristik tarikan pergerakan lalu lintas karena adanya Swalayan
Sardo.
2) Menemukan penyebab dan mencari solusi untuk mengatasi kemacetan pada simpang
Gajayana.
3) Mengetahui dampak adanya Swalayan Sardo terhadap kinerja simpang Gajayana.

3
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini di lakukan dengan mengumpulkan berbagai literaratur dan data


sekunder yang berkaitan dengan penelitian yang akan di lakukan. Kemudian dilakukan
survey lapangan untuk mendapatkan data primer

Data primer antara lain jenis kendaraan, jumlah kendaraan, variasi harian , variasi
jam jaman, variasi bulanan, distribusi lajur, lebar jalan, lebar pendekat, waktu tempuh ,
kecepatan kendaraan, jumlah pejalan kaki pada persimpangan.

Hal yang perlu dilakukan pula wawancara untuk mengetahui persepsi masyarakat
tentang rencana yang berkaitan dengan lalu lintas , sosialisasi rencana penerapan
manajemen lalulintas dan lain lain yang berkaitan dengan rencana tersebut.

Data sekunder yang dibutuhkan antara lain jumlah kendaraan umum ,kendaraan
pribadi , kendaraan barang di kota malang panjang jalan , peta jaringan jalan kota malang,
jumlah penduduk.

Observasi Lapangan

Dalam observasi lapangan dilakukan dengan melihat langsung serta ikut naik dalam
angkutan umum untuk mengetahui load factor kendaraan , kecepatan , waktu tempuh ,
tempat menaik turunkan penumpang , perilaku supir. wawancara dengan penumpang ,
wawancara dengan pengendara.

Pengumpulan Data

a. Pengumpulan data Sekunder


Cara untuk mendapatkan data sekunder adalah dengan menghubungi instasi terkait
seperti Dinas Perhubungan , dinas Kimpraswil , Kantor Statistik dan keadaan luas
bangunan, kondisi dan data penunjang studi yang diperoleh dari beberapa instansi.
b. Pengumpulan data Primer
Untuk mendapatkan data primer yaitu dengan cara metode observasi dan survey
langsung di lapangan.

4
Pengambilan Data Di Lapangan

Sebelum di lakukan pengambilan data dilapangan surveyor diarahkan cara


pengisian formulir dan penggunaan alat dan di lakukan survey pendahuluan untuk melihat
kelemahan kelemahan dalam pengambilan data dalam rangka penyempurnaan pada sat
survey.

Kompilasi Data

Kompilasi data adalah data primer dan data sekunder untuk mengetahui data yang
akan digunakan untuk dipilah pilah yang kemungkinan salah sehingga data tersebut
dibuang atau (out layers ).

Analisis Data

Dari hasil kompilasi data primer data sekunder kemudian diadakan analisis untuk
dapat menggmbarkan kinerja jalan dalam upaya mengatasi kemacetan lalulintas baik di
simpang maupun di ruas jalan untuk mencari solusi . Untuk jelasnya terlihat pada bagan
alir penelitian.

5
Identifikasi Pengumpulan
Masalah Data

Tujuan Kompulasi
Penelitian Data

Pengolahan
Studi Pustaka
Data

Pengumpulan Hasil dan


Data Pembahasan

Data Kesimpulan
Data Primer
sekunder dan Saran

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian.

6
PEMBAHASAN

Simpang Tak Bersinyal

Simpang tak bersinyal adalah persimpangan yang tidak memiliki alat pengatur
lalulintas.

Kondisi Lingkungan

Untuk setiap pendekat, ada tiga macam tipe lingkungan jalan:

1) Komersial, tata guna lahan komersial seperti toko, restortan, kantor dan lain
sebagainya, dengan jalan masuk langsung bagi pejalan kaki dan kendaraan.
2) Pemukiman, tata guna lahan tempat tinggal dengan jalan masuk langsung bagi
pejalan kaki dan kendaraan.
3) Akses terbatas, jalan masuk langsung terbatas atau tidak ada sama sekali, misalnya:
adanya hambatan fisik, jalan samping dan lain sebagainya.

Bangkitan Pergerakan

Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah


pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang
tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona. Pergerakan lalu lintas merupakan fungsi tata
guna lahan yang menghasilkan pergerakan lalu lintas.

Tarikan Pergerakan

Tarikan perjalanan adalah jumlah pergerakan perjalanan yang terjadi menuju lokasi
tertentu setiap satuan waktu. Dalam hal ini adalah jumlah pergerakan yang menuju
swalayan setiap harinya.

Arus Jenuh Dasar (So)

Arus jenuh didefinisikan sebagai besarnya keberangkatan rata – rata antrian didalam
suatu pendekat simpang selama sinyal hijau yang besarnya dinyatakan dalam satuan smp
per jam hijau (smp/jam hijau).

7
Variasi Arus Lalu Lintas

Arus lalu lintas bervariasi sesuai dengan hari dalam seminggu. Maksud dari
seseorang untuk melakukan perjalanan adalah bervariasi dalam satu minggu, dan
pergerakan barang juga bervariasi dalam minggu tersebut. Seperti terlihat pada grafik
pada hari minggu lebih banyak penumpang menggunakan ankutan umum .

Penggunaan Bangunan Swalayan Sardo

Luas tanah Swalayan Sardo Sebesar ± 1296 m2, sedangkan luas bangunan Swalayan
sardo sebesar ± 750 m2 , bangunan yang digunakan untuk tempat parkir sebesar ± 276
m2 dengan bentuk bangunan berlantai 3 (tiga). Jenis usaha yang dilakukan adalah usaha
perdagangan dengan system melayani sendiri untuk perbelanjaan, masing-masing lantai
dimanfaatkan sebagai berikut :

1) Lantai Dasar terdiri dari parkir motor, pos penjagaan, pusat informasi, ATM dan
perbelanjaan.
2) Lantai 1 (satu), terdiri dari pusat penjualan busana
3) Lantai 2 (dua), terdiri dari pusat penjualan kebutuhan rumah tangga.

Dengan adanya Swalayan Sardo maka menyebabkan bangkitan dan tarikan


konsumen untuk berbelanja ke Swalayan tersebut tersebut. Adanya Swalayan ini sedikit
banyak menimbulkan suatu dampak, misalkan menimbulkan tundaan, yang akhirnya
mengakibatkan antrian. Untuk itu perlu diketahui dan diselidiki dampak-dampak apa saja
yang mungkin terjadi disana. Kemudian untuk mengetahui dampak yang terjadi, maka
perlu menganalisa data, baik yang diperoleh melalui penelitian (primer) maupun data
literatur (Sekunder). Data tersebut ada yang merupakan data primer maupun sekunder,
dimana data primer dan data sekunder tersebut saling melengkapi untuk mendukung
analisis data.

Beroperasinya Swalayan Sardo tentunya akan menyebabkan terjadinya bangkitan


dan tarikan pergerakan menuju Swalayan Sardo. Dari survey jumlah kendaraan masuk
dan keluar Swalayan Sardo Malang didapatkan jumlah bangkitan dan tarikan kendaraan
yang masuk dan keluar Swalayan Sardo Malang.

8
Manajemen Lalu Lintas

Manajemen lalu lintas adalah pengelolaan dan pengendalian arus lau lintas dengan
melakukan optimasi penggunaan prasarana yang ada melalui peredaman atau pengecilan
tingkat pertumbuhan lalu lintas, memberikan kemudahan kepada angkutan yang efisien
dalam penggunaan ruang jalan serta memperlancar sistem pergerakan.

Tujuan Manajemen Lalu Lintas

Tujuan dengan dilakukannya manajemen lalu lintas adalah:

a. Mendapatkan tingkat efisiensi dari pergerakan lalu lintas secara menyeluruh


dengan tingkat aksessbilitas yang tinggi dengan menyeimbangkan permintaan
dengan saran penunjang yang tersedia.
b. Meningkatkan tingkat keselamatan dari pengguna yang dapat diterima oleh semua
pihak dan memperbaiki tingkat keselamatan tersebut sebaik mungkin.
c. Melindungi dan memperbaiki keadaan kondisi lingkungan dimana arus lalu lintas
tersebut berada
d. Mempromosikan penggunaan energi secara efisien ataupun penggunaan energi
lain yang dampak negatifnya lebih kecil dari pada energi yang ada.

Jenis Jenis Manajemen Lalu Lintas

1. Pengendalian ruas Arus lalu lintas yang melalui ruas dapat ditingkatkan unjuk
kerjanya dengan menurunkan friksi yang terjadi antara kendaraan yang
berlawanan arah, dengan sistem jalan satu arah. Disamping menurunkan angka
kecelakaan juga menurunkan konflik dipersimpangan, serta meningkatkan
kapasitas jaringan. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kapasitas jalan adalah dengan sistem arus pasang surut. Dalam Upaya
meningkatkan keselamatan serta meningkatkan kapasitas ruas dapat dilakukan
dengan mengelola kecepatan yang sedemikian sehingga, efisiensi dan faktor
keselamatan dapat ditingkatkan.

9
2. Jalan satu arah Dengan meningkatnya arus lalu lintas banyaknya titik-titik konflik
antar kendaraan dengan kendaraan lain maupan dengan pejalan kaki, hal ini
mendorong di perlakukannya penerapan jalan satu arah. Jalan satu arah biasanya
dilakukan dengan cara :

- jalan satu arah yang permanen


- jalan satu arah sementara, dimana pada saat jam sibuk dibuat jalan satu arah
tetapi pada jam tidak sibuk merupakan jalan dua arah.
3. Pengendalian persimpangan Secara garis besar pengendalian persimpangan
dengan alat pemberi isyarat mencakup hal hal sebagai berikut :
- Dasar pengendalian pemberi isyarat lalu lintas
- Tata letak dari persimpangan yang dikendalikan dengan alat pemberi isyarat
lalu lintas
- Cara perhitungan waktu isyarat dari alat pemberi isyarat lalu lintas
- Penerapan alat pemberi isyarat lalu lintas pada jalan dengan kecepatan tinggi.
Pada persimpangan yang menggunakan alat pemberi isyarat lalu lintas,
konflik antar arus lalu lintas dikendalikan dengan isyarat lampu ,konflik dapat
dihilangkan dengan melepaskan hanya satu arah lalu lintas, tetapi akan
mengakibatkan hambatan yang besar bagi arus arus dari kaki persimpangan
lainnya dan secara keseluruhan mengakibatkan penggunaan persimpangan
tidak efisien.
Menurunkan hambatan dan meningkatkan kapasitas di persimpangan yang
menggunakan alat pemberi isyarat lalu lintas dapat dilakukan dengan langka
langka sebagai berikut.
- Menggunakan tahap sesedikit mungkin
- Arus yang yang memasuki persimpangan harus dapat di tamping
- Waktu yang dialokasikan untuk masing masing tahap harus mememenuhi
kebutuhan
- Bila memungkinkansebaiknya koordinasikan pengendalian lalu lintas dengan
alat pemberi isyarat lalu lintas yang berdekatan, sehingga dapat meningkatan
effesiensi ( terbentuknya kelompok kendaraan)

10
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:
1) Kemacetan lalulintas terjadi aibat volume kendaraan mendekati kapasitas jalan
sesuai dengan standar Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) , derajat
kejenuhan Q < 0,75
2) Kemacetan lalu lintas dapat terjadi pula walaupun volume kendaraan belum
mencapai kejenuhan (< 0,75) akibat dari hambatan samping seperti parkir
sembarangan, adanya pedagang kaki lima, Pejalan kaki , adanya kendaraan
unmotor.
3) Upaya upaya lain yang dapat dilakukan adalah untuk memperlancar arus lalulintas
adalah adalah dengan manajemen lalulintas seperti membuat jalan satu arah,
membatasi kendaraan tertentu meliwati ruas tersebut .
4) Memperlebar jalan ,menambah lampu lalu lintas pada simpang tak bersinyal.
5) Dampak adanya Swalayan Sardo Kota Malang terhadap kinerja simpang Gajayana
berdasarkan survey dan analisa didapat :
a) Besar pengaruh dampak adanya Swalayan Sardo Kota Malang terhadap
kinerja simpang Gajayana. Dengan kondisi kinerja simpang Gajayana
sebelum dan sesudah beroperasinya Swalayan Sardo Kota Malang
berdasarkan Indeks Tingkat Pelayanan (ITP) jalan tidak mengalami
perubahan ( tetap F) . Hal ini disebabkan oleh volume kendaraan dan
daerah disekitarnya seperti (Pertokoan, Permukiman dan Kampus).
b) Dari hasil analisa diketahui bahwa dampak beroperasinya Swalayan Sardo
Kota Malang, tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap simpang
Gajayana.

11
Saran

1) Penambahan alat pemberi isyarat lalu lintas


2) Penambahan larangan belok kanan pada jam-jam puncak kendaraan
(Pagi,siang,sore dan malam).
3) Penambahan rambu dilarang parkir di sepanjang area Swalayan Sardo Kota
Malang.
4) Penataan area parkir Swalayan Sardo Kota Malang, dengan opsi membuka pintu
keluar utara.
5) Untuk penelitian selanjutnya diharapkan melakukan survey dan pengambilan data
dilapangan lebih matang lagi dalam persiapan dan pengumpulan data, khususnya
data primer sehingga untuk perhitungan kinerja jaringan jalan dapat lebih lengkap
dan spesifik.
6) Untuk penelitian selanjutnya diharapkan melakukan survey dan pengambilan data
dilapangan mulai pukul 06.00 sampai dengan jam penutupan Swalayan Sardo.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alhadar, Ali. “ANALISIS KINERJA JALAN DALAM UPAYA MENGATASI


KEMACETAN LALU LINTAS PADA RUAS SIMPANG BERSINYAL DI KOTA
PALU” 9, no. 4 (n.d.).
Cahyono, Muhammad Shofwan Donny, Adhi Muhtadi, and R Endro Wibisono. “Analisis
Kinerja Simpang Tak Bersinyal di Simpang Mengkreng Untuk Perencanaan Jalan Tol
Kertosono – Kediri.” Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil 2, no. 2
(September 30, 2019): 51–56. https://doi.org/10.25139/jprs.v2i2.1866.
Hariyanto, Aji Suraji, and Mohamad Cakrawala. “Evaluasi Kinerja Simpang Tiga Tak
Bersinyal Jl. Muharto - Jl. Mayjen Sungkono – Jl. Raya Ki Ageng Gribig Kota Malang.”
Siklus : Jurnal Teknik Sipil 8, no. 1 (April 14, 2022): 70–85.
https://doi.org/10.31849/siklus.v8i1.9339.
Hartono, Hartono, Ari Widi Wibowo, and Fadjar Lestari. “Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas Pada Kawasan Simpang 3 (Tiga) Jembatan Ngujang - Jalan Raya Ngantru.”
Jurnal Penelitian Transportasi Darat 23, no. 2 (December 27, 2021): 204–16.
https://doi.org/10.25104/jptd.v23i2.1948.
Hermawan, Bobby Agung. “Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Kawasan CBD Kota
Bekasi.” JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH & KOTA 12, no. 1 (March 10, 2016):
27. https://doi.org/10.14710/pwk.v12i1.11454.
Mandasari, Triani. “ANALISIS PERSIMPANGAN PADA SIMPANG TIGA TAK
BERSINYAL STUDI KASUS (JALAN TAMBUN BUNGAI – JALAN R.A
KARTINI),” 2019.
Oleh, Disusun. “EVALUASI SIMPANG TIGA BERSINYAL JALAN MT. HARYONO –
JALAN GAJAYANA KOTA MALANG,” n.d.
Sahertian, Sani, Anthoneta Maittimu, and Penina T Istia. “ANALISIS KINERJA SIMPANG
TAK BERSINYAL PADA JALAN SIMPANG HOTEL SANTIKA PREMIER KOTA
AMBON” 1, no. 1 (2022).
Wibowo, Satrio Agung, and Achfas Zacoeb. “Kajian Biaya Penggunaan Alat Berat Untuk
Pekerjaan Pengangkutan Dan Penimbunan Pada Proyek Perumahan Villa Bukit Tidar
Malang Dengan Program Linier Metode Simpleks,” n.d.

13

Anda mungkin juga menyukai