Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1.1 UMUM
Tujuan dari perencaanan sistem transportasi adalah untuk penyediaan
fasilitas bagi pengguna dari satu tempat ke tempat lain dari pemanfaaat tata guna
lahan yang ada. Dengan dikembangkannya lahan yang ada akan tercipta suatu
pergerakan akan menciptakan suatu keuntungan dari peruntukan lahan tersebut.

1.1.1 Penelitian Terdahulu Tentang Analisa Dan Evaluasi Kinerja Ruas Jalan

Saiful (2020) telah melakukaan penelitian mengenai analisis kinerja ruas


jalan akibat aktivitas pasar, penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui kinerja ruas
jalan Raya Mataram-Sikur khususnya di depan Pasar Keru, Narmada Lombok
Barat, pada kondisi saat ini (eksisting), Memperkirakan kondisi di ruas Jalan Raya
Mataram Sikur khususnya di depan Pasar Keru, Narmada Lombok Barat.

Irma (2019) melakukan studi kasus analisis kinerja ruas jalan raya taman
sidoarjo, salah satu dari tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
pelayanan para ruas Jalan Raya Taman yang terletak di Kabupaten Sidoarjo.
Kinerja ruas Jalan Raya Taman Sidoarjo hal ini dapat dilihat dari derajat
kejenuhan 0,62 = lebih kecil dari 0,85 maka kinerja jalan nya arus stabil,
kecepatan gerak masih dapat di kendalikan.

Rizki (2018) telah melakukaan penelitian mengenai Evaluasi kinerja ruas


jalan brigjen katamso dan usulan perbaikan sampai lima tahun mendatang,
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja ruas jalan pada
kondisi saat ini sampai 5 tahun mendatang, serta memberikan usulan perbaikan
untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada Jalan Brigjen Katamso.

Intan (2021) telah melakukaan penelitian mengenai Analisis kinerja


tingkat pelayanan ruas jalan R.sukamto kota palembang, Pada penelitian ini,
penulis mengangkat topik tentang analisis kinerja tingkat pelayanan ruas jalan
R.Sukamto Kota Palembang. Dengan berpedoman pada PKJI 2014 dan metode
pencacahan yang meliputi perhitungan survey geometrik, survei hambatan
samping dan survei volume kendaraan.
6
Mahudi, Ela (2019) melakukan studi kasus yaitu Studi Analisa Dampak
Lalu Lintas Di Kawasan Pembangunan Gedung Olah Raga Kabupaten
Trenggalek, salah satu dari tujuan dari penelitian ini adalah dilaksanakan dan
permasalahan apa saja yang akan timbul sesudah 5 tahun kedepan pada tahun
2024. Pada penelitian ini dilakukan metode pengumpulan data, metode
pemodelan transportasi serta pendekatan mikro analisis kinerja sistem
transportasi. Dari hasil survey yang dilakukan didapat Lalu-Lintas Harian Rata-
Rata (LHR) kinerja lalu lintas existing tahun 2019.

Mahmuda (2019) telah melakukaan penelitian mengenai Analisa tingkat


pelayanan lalu lintas di pertigaan jalan akbp cek agus dan jalan jend bambang
utoyo kota palembang, Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
Tingkat Pelayanan adalah salah satu metode yang digunakan untuk menilai
kinerja jalan yang menjadi indikator dari kemacetan.fakto penyebab terjadinya
kemacetan di jalan AKBP Cek Agus dan Jalan Jend Bambang Utoyo disebabkan
oleh karena dipertigaan tersebut belum memiliki lampu merah

Andi (2019) telah melakukaan penelitian mengenai Analisis kinerja ruas


jalan gatot soebroto kota ende akibat bangkitan perjalanan barata dept. Store,
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja ruas jalan Gatot
Soebroto akibat adanya pengaruh bangkitan lalulintas dari Barata Dept. Store.
Penelitian di lakukan dengan cara pengamatan langsung dilapangan. Data- data
yang diperlukan berdasarkan hasil survey langsung dilapangan diantaranya data
lalu lintas ekstensing pada ruas jalan Gatot Soebroto dan data bangkitan lalulintas
Barata Dept. Store.

Gilang (2020) melakukan studi kasus Analisa pengaruh hambatan


samping terhadap efektivitas pengguna jalan kota tegal (studi kasus ruas jalan
letjen suprapto kota tegal), salah satu dari tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan kinerja lalu lintas pada
beberapa kondisi hambatan samping dan menentukan solusi perencanaan untuk
memperbaiki kinerja lalu lintas.

7
Galih (2020) telah melakukaan penelitian mengenai Analisis kinerja ruas
jalan raya gunung putri km 1 dalam meningkatkan kinerja transportasirantai
pasok, Pada penelitian ini, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari
salah satu ruas dari Jalan Raya Gunung Putri dengan menganalisis arus
kendaraan, kecepatan arus bebas, kapasitas jalan, nilai derajat kejenuhan dan
tingkat pelayanan nya yang diharapkan dapat membantu terhadap kepentingan
transportasi pribadi, industri dan pemerintah terutama dalam system rantai pasok
untuk membuat keputusan terhadap Jalan Raya Gunung Putri kedepannya.

Ernasius (2019) telah melakukaan penelitian mengenai Pengaruh


hambatan samping terhadap kinerja lalu lintas ruas jalan cak doko dan tompelo,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa titik dengan kinerja ruas jalan terburuk
adalah Titik III, bobot maksimum hambatan samping 1060,70 tergolong sangat
tinggi dengan tingkat pelayanan C tergolong kurang baik. Solusi yang dapat
ditawarkan adalah dengan menghilangkan hambatan samping yang sering
menghambat kelancaran lalu lintas yaitu penyebrang jalan.

Sarah, Najid (2021) telah melakukaan penelitian mengenai Analisis


kapasitas dan kinerja lalu lintas pada ruas jalan jenderal sudirman jakarta, Adapun
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis, mengevaluasi kinerja dan
kapasitas lalu lintas di berbagai macam kondisi, tentu berdasarkan pedoman
Manual Kapasitas Jalan Indonesia dan kapasitas model Greenshields.

Indra (2018) melakukan studi kasus yaitu Evaluasi kinerja ruas jalan
transyogi cibubur (Studi Kasus: Jalan Cibubur Junction-Transpark)salah satu dari
tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui kinerja ruas jalan Transyogi
Cibubur sesi Cibubur Junction-Transpark. Dalam konteks transportasi, hal ini
dapat menyebabkan kemacetan oleh karena itu perlu adanya analisis kinerja ruas
jalan untuk mendapatkan solusi mengatasi kejadian tersebut.

Fahruddin (2022) telah melakukaan penelitian mengenai studi analisis


dampak kinerja lalu lintas pada ruas jalan sumatera - dr. soetomo kota madiun,
Adapun Tujuan penelitian ini adalah Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
dampak lalu lintas, volume kendaraan, derajat kejenuhan dan Tingkat pelayanan
Level of Service (LOS).
8
Cokorda (2015) telah melakukaan penelitian mengenai analisis kinerja
ruas jalan diponegoro akibat bangkitan perjalanan sdn 5 pedungan, Adapun
Tujuan penelitian ini adalah bermaksud untuk mengetahui jumlah bangkitan dan
besar penurunan kinerja ruas jalan pada daerah studi saat sekolah beroperasi
dibandingkan saat sekolah tidak beroperasi. Studi ini diperlukan untuk
mengidentifikasi masalah di ruas jalan Diponegoro agar nantinya dapat
menemukan solusi yang tepat untuk mencegah terjadinya masalah lalu lintas yang
lebih besar.

Aisyah (2017) telah melakukaan penelitian mengenai Analisis dampak


parkir terhadap kinerja lalu lintas di ruas jalan sekitar mall panakkukang kota
makassar, Adapun Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dampak parkir pada
badan jalan terhadap kinerja lalu-lintas dan mencari upaya pengendalian parkir
pada badan jalan di lokasi penelitian. Dengan metode pengamatan langsung di
tiga titik pengamatan dan pengambilan data di lapangan berupa data volume lalu-
lintas dan voume parkir, serta kinerja ruas jalan.

1.2 Kinerja Jalan


Kinerja ruas jalan merupakan suatu pengukuran kuantitatif yang
menggambarkan kondisi tertentu yang terjadi pada suatu ruas jalan. Umumnya
dalam menilai suatu kinerja jalan dapat dilihat dari kapasitas, derajat kejenuhan
(DS), kecepatan rata-rata, waktu perjalanan, tundaan dan antrian melalui suatu kajian
mengenai kinerja ruas jalan. Ukuran kualitatif yang menerangkan kondisi
operasional dalam arus lalulintas dan persepsi pengemudi tentang kualitas
berkendaraan dinyatakan dengan tingkat pelayanan ruas jalan. Di bawah ini adalah
parameter-parameter yang digunakan untuk menentukan kinerja ruas jalan.

Menurut PKJI 2014 derajat kejenuhan atau kecepatan tempuh merupakan


hal-hal yang mempengaruhi kriteria kinerja lalu lintas pada suatu kondisi jalan
tertentu terkait dengan geometrik, arus lalu lintas, dan lingkungan jalan baik untuk
kondisi desain maupun kondisi eksisting. Semakin rendah nilai derajat kejenuhan
atau semakin tinggi kecepatan tempuh menunjukkan semakin baik kinerja lalu lintas.

9
1.3 Kecepatan Arus Bebas
Menurut PKJI 2014 kecepatan arus bebas (VB) didefinisikan sebagai
kecepatan teoritis rata-rata lalu lintas (km/jam) pada tingkat kepadatan nol, yaitu
kecepatan yang dipilih oleh pengemudi berdasarkan kondisi geometrik dan
pengendalian lalu lintas serta lingkungan di mana jalan tersebut berada, yang dirasa
paling nyaman karena tidak dipengaruhi kendaraan motor lain atau tidak terdapat
kendaraan lain di jalan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
kecepatan arus bebas adalah sebagai berikut:

1. Tipe jalan

2. Lebar lajur, lajur efektif, hambatan samping

3. Keberadaan kereb dan jarak dari kereb ke penghalang

4. Adanya bahu efektif dan ukuran kota

1.4 Hmabatan Samping


Menurut PKJI 2014 hambatan samping adalah kegiatan di samping
segmen jalan yang berpengaruh terhadap kinerja lalu lintas. Aktivitas atau
pergerakan di bagian sisi jalan memungkinkan terjadinya konflik yang
mempengaruhi lalu lintas dari segi kapasitas jalan dan kecepatan lalu lintas jalan
perkotaan.

1.5 Derajat Kejenuhan (DJ)


Menurut PKJI 2014 Derajat Kejenuhan adalah ukuran utama yang digunakan
untuk menentukan tingkat kinerja segmen jalan. Nilai DJ menunjukkan kualitas
kinerja arus lalu lintas dan bervariasi antara nol sampai dengan satu. Nilai yang
mendekati nol menunjukkan arus yang tidak jenuh yaitu kondisi arus yang lengang
dimana kehadiran kendaraan lain tidak mempengaruhi kendaraan yang lainnya. Nilai
yang mendekati 1 menunjukkan kondisi arus pada kondisi kapasitas, kepadatan arus
sedang dengan kecepatan arus tertentu yang dapat dipertahankan selama paling tidak
satu jam.

10
1.6 Level Of Sevice (LOS) atau Tingkat pelayanan

Berdasarkan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014, tingkat pelayan atau Level Of
Service (LOS) adalah ukuran kualitatif yang dapat menggambarkan persepsi pengemudi
mengenai mutu berkendara pada suatu ruas jalan atau simpang jalan. Penilaian tingkat
pelayanan jalan menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 96
Tahun 2015 dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

11

Anda mungkin juga menyukai