http://dx.doi.org/10.20527/bpi.v2i1.56
Giratori Lalu Lintas Sebagai Peningkatan kinerja jaringan jalan dilakukan melalui
usaha mengurangi hambatan samping dan/atau
Usaha Peningkatan Kinerja pelebaran jalan di ruas-ruas jalan pada sistem jaringan
jalan tersebut. Kendala yang sering dihadapi adalah
Jaringan Jalan (Studi Kasus kondisi tata guna lahan yang tidak mendukung untuk
pelebaran jalan. Giratori lalu lintas menjadi alternatif
Kawasan Duta Mall usaha peningkatan kinerja jaringan jalan. Giratori lalu
lintas adalah suatu kawasan pusat kegiatan yang
Banjarmasin) dikelilingi oleh ruas-ruas jalan dengan pengaturan
rekayasa lalu lintas Sistem Satu Arah (SSA) sehingga
kawasan tersebut berfungsi layaknya bundaran besar.
Zainal Ibnu Pamungkas Penerapan kebijakan Giratori lalu lintas pada kawasan
Duta Mall mampu meningkatkan kinerja jaringan jalan
Aparatur Sipil Negara, Dinas Perhubungan Provinsi dengan indikasi penurunan waktu perjalanan dari 9.412
Kalimantan Selatan smp-jam menjadi 161 smp-jam; panjang perjalanan dari
396.353 smp-km menjadi 6.395 smp-km serta
peningkatan kecepatan jaringan dari 38 km/Jam
ibnuhr87@gmail.com menjadi 40 km/Jam.
Kata kunci: giratori, sistem satu arah, kinerja, sistem
jaringan jalan
BPI, 2019| 45
Buletin Profesi Insinyur 2(1) (2019) 045–050 ISSN 2654-5926
http://dx.doi.org/10.20527/bpi.v2i1.56
dan kecepatan jaringan (Km/Jam) sebagai nilai adalah pemberian kode pada penggalan ruas jalan
indikator kinerja jaringan jalan. (link) dan titik simpul persimpangan (node). Kodifikasi
pada wilayah penelitian seperti terlihat pada Appendix
Hasil Kerja
A.
Analisis Pembebanan Lalu Lintas Berdasarkan pembagian zona lalu lintas tersebut,
Analisis pembebanan jalan adalah perhitungan analisis kemudian disusun data pergerakan asal tujuan
beban lalu lintas yang dilewatkan pada masing-masing perjalanan antar zona dalam satuan smp/jam pada
ruas dan simpang pada suatu sistem jaringan jalan. saat jam sibuk. Data yang digunakan adalah data asal-
Dalam melakukan perhitungan analisis pembebanan tujuan setelah terlaksananya pengembangan Duta
jalan diperlukan pemetaan zona (zoning) bangkitan Mall. Data tersebut dapat ditampilkan pada Tabel 2.
dan tarikan perjalanan pada sistem jaringan tersebut. Setelah menentukan penomoran link dan node pada
Pada gambar-gambar berikut akan ditampilkan peta jaringan jalan di wilayah studi, maka langkah
zonasi (zoning) dan pemberian kode (kodifikasi) yaitu selanjutnya adalah menggambarkan skema kodifikasi
nomor penggalan ruas (link) dan titik simpul seperti terlihat pada Gambar 3.
persimpangan (node). Gambar 3 menjelaskan tentang skema kodifikasi
Gambar zonasi bangkitan dan tarikan perjalanan ruas jalan (link) dan simpul persimpangan (node)
pada wilayah penelitian terlihat pada Gambar 1. sebagai dasar analisis pembebanan rute perjalanan
Sebagaimana pada gambar, wilayah penelitian dibagi terpilih dari jumlah perjalanan di wilayah penelitian
menjadi 8 (delapan) zona dengan zona pusat adalah dengan bantuan aplikasi perangkat lunak CONTRAM.
kawasan pusat perbelanjaan Duta Mall. Keterangan Pada prinsipnya, aplikasi CONTRAM ini bekerja
pembagian zona pada gambar tersebut dirangkum menganalisis pembebanan jalan berdasarkan rute
pada Tabel 1. terpendek antar zona asal-tujuan. Hasil analisis kinerja
jaringan berdasarkan pembebanan jalan sesuai dengan
Tabel 1. Pembagian Zona Lalu Lintas skema kodifikasi dan data matrik asal-tujuan dapat
Zona Keterangan ditampilkan pada Tabel 2.
1 Ke Ramayana & Pasar Sudimampir Penerapan kebijakan Giratori Lalu Lintas adalah
2 Ke Dalam Kota, Kayu Tangi, Pasar Sudimampir rekayasa lalu lintas dengan pengaturan gerakan lalu
3 Ke Mesjid Sabilal, Unlam, Kayutangi, Batola lintas tertentu. Rekayasa yang dimaksud adalah
4 Ke Pasar Lama, Siring & Menara Pandang dengan menerapkan Sistem Satu Arah (SSA) pada
5 Kampung Melayu beberapa ruas dalam jaringan jalan di suatu wilayah
6 Ke Gatot Subroto, Sei. Tabuk pusat kegiatan, dalam hal ini adalah kawasan pusat
7 Keluar Kota, Kabupaten Banjar perbelanjaan Duta Mall Banjarmasin. Arus lalu lintas
8 Duta Mall (Pusat Kegiatan) pada ruas-ruas jalan yang mengelilingi kawasan pusat
perbelanjaan Duta Mall diubah menjadi Sistem Satu
Berdasarkan pembagian zona lalu lintas tersebut, Arah (SSA). Dengan demikian, arus lalu lintas diatur
kemudian disusun data pergerakan asal tujuan untuk bergerak mengelilingi Duta Mall dan menjadikan
perjalanan antar zona dalam satuan smp/jam pada kawasan tersebut selayaknya bundaran besar (big
saat jam sibuk. Data yang digunakan adalah data asal- roundabout), inilah yang dimaksud dengan Giratori
tujuan setelah terlaksananya pengembangan Duta Mall Lalu Lintas.
(Gambar 2).
Setelah mendapatkan data zonasi dan matrik asal
tujuan perjalanan antar zona, langkah selanjutnya
BPI, 2019| 46
Buletin Profesi Insinyur 2(1) (2019) 045–050 ISSN 2654-5926
http://dx.doi.org/10.20527/bpi.v2i1.56
OD 1 2 3 4 5 6 7 8 Pi
5 22 86 78 9 0 86 138 54 473
8 24 96 14 5 19 29 292 0 479
Gambar 3 Skema Kodifikasi ruas jalan (link) dan simpul persimpangan (node) eksisting
BPI, 2019| 47
Buletin Profesi Insinyur 2(1) (2019) 045–050 ISSN 2654-5926
http://dx.doi.org/10.20527/bpi.v2i1.56
Gambar 4 Ilustrasi pergerakan SSA Giratori Lalu Lintas pusat perbelanjaan Duta Mall Banjarmasin
BPI, 2019| 48
Buletin Profesi Insinyur 2(1) (2019) 045–050 ISSN 2654-5926
http://dx.doi.org/10.20527/bpi.v2i1.56
Gambar 5 Skema Kodifikasi ruas jalan (link) dan simpul persimpangan (node) dengan kebijakan giratori
Kendala yang mungkin muncul adalah faktor non diterapkannya rekayasa lalu lintas Sistem Satu Arah
teknis berupa penolakan masyarakat dengan anggapan dapat mengurangi konflik arus lalu lintas merging
bahwa kebijakan satu arah membuat perjalanan dan diverging pada simpang stagger Kuripan-
mereka harus memutar ke arah yang berlawanan. Veteran-Sungai Bilu yaitu antara node 55 dan node
56;
Meski dalam hitungan teknis didapatkan bahwa justru
3. Penerapan rekayasa lalu lintas Sistem Satu Arah
dengan kondisi memutar akan meminimalisir konflik
(SSA) pada ruas jalan Simpang Ulin dan aturan
lalu lintas dan mengurangi tundaan serta antrian larangan belok kanan dari ruas jalan Simpang Ulin
sehingga meningkatkan kecepatan jaringan dan menuju ruas jalan Veteran juga mengurangi konflik
menurunkan waktu perjalanan. arus lalu lintas merging pada simpang node 57;
4. Dengan peningkatan kapasitas pada ruas jalan yang
Kesimpulan diterapkan SSA serta pengurangan konflik-konflik
Dalam penelitian ini, penulis berperan sebagai arus lalu lintas, maka faktor-faktor tersebut dapat
penyusun rekayasa lalu lintas dan mengharapkan agar mendukung terlaksananya usaha peningkatan
penelitian ini dapat menjadi sumbangsih saran serta kinerja jaringan jalan. Sebagaimana didapatkan dari
masukan untuk perencanaan peningkatan kinerja lalu hasil perhitungan analisis menggunakan CONTRAM
lintas pada wilayah studi. bahwa terjadi peningkatan performa jaringan yang
telah ditampilkan pada Tabel 7.
Penerapan kebijakan Giratori Lalu Lintas dengan
penerapan Sistem Satu Arah (SSA) pada suatu kawasan Ucapan Terimakasih
bertujuan untuk meningkatkan kinerja lalu lintas Atas terlaksananya penelitian dan tersusunnya karya
dengan meningkatkan kapasitas jaringan sehingga tulis ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
kecepatan jaringan meningkat serta menurunkan 1. Tim Transporter atas dukungan moril dan materiil,
tingkat waktu perjalanan dan panjang perjalanan. Hasil selama penelitian dan penyusunan karya tulis;
analisis yang diperoleh dari penelitian ini adalah 2. Jajaran Seksi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas,
sebagai berikut: Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan;
3. Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan
1. Dengan diterapkan kebijakan giratori lalu lintas, dan Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin.
terdapat peningkatan kapasitas jalan pada ruas-
ruas jalan yang dilakukan rekayasa lalu lintas
Referensi
Sistem Satu Arah (SSA), yaitu ruas jalan veteran
(link 572 dan 582) dan ruas jalan Kuripan (link 553). Direktorat Jenderal Bina Marga, Manual Kapasitas
Nilai peningkatan kapasitas yang dimaksud Jalan Indonesia, Bina Karya, Jakarta (1997);
sebagaimana ditampilkan pada Tabel 6.; Munawar Ahmad, Dasar-dasar Teknik Transportasi,
2. Penerapan Sistem Satu Arah berprinsip mengurangi Penerbit Beta Offset, Yogyakarta (1995);
gerakan belok kanan, sehingga dengan
BPI, 2019| 49
Buletin Profesi Insinyur 2(1) (2019) 045–050 ISSN 2654-5926
http://dx.doi.org/10.20527/bpi.v2i1.56
Khisty C.J dan B. Kent Lall, Dasar-dasar Rekayasa Sekolah Tinggi Transportasi Darat, Pedoman
Transportasi, Cetakan III, Erlangga, Jakarta (2005); Aplikasi CONTRAM (Continous Traffic Assigment
Model), STTD-Bekasi (2005).
BPI, 2019| 50