Anda di halaman 1dari 35

TAUFIK HR, 2022

Dalam penyelenggaraan urusan perjalanan KA, para operator di


Berpegang pada
lapangan akan selalu berpedoman pada GAPEKA beserta
GAPEKA ( Grafik
pendukung lainnya dan diharapkan pergerakannya dapat
perjalanan KA )
yang berlaku . terlaksana dengan aman dan tertib, perjalanan KA dilaksanakan
setelah syarat-syarat keamanan terpenuhi.

Memperhatikan
norma2 Keamanan Keamanan petak
Keamanan infrastruktur jalan atau jalan
keamanan yang rangkaian KA yang akan bebas yang
dipersyaratkan dilalui akan dilalui KA .
yang meliputi :
Berlapis : S.40, S.41, S.35

Sistem BACK UP : Peralatan gangguan,


ada prosedur berikutnya

TERBERAT : Kedudukan sinyal ragu-ragu,


KA harus berhenti.
Bila KA 1 telah masuk kedalam blok 3 maka :

Sinyal blok 3 Sinyal blok 2 Sinyal blok 1


menunjukan aspek menunjukan menunjukan aspek
cahaya warna “ aspek cahaya cahaya warna
MERAH “ warna “ HIJAU “
“ KUNING “
Semuanya
harus
memenuhi “
Prasarana persyaratan “
SDM Regulasi GAPEKA SIPOKA Lingkungan sesuai
dan Sarana peraturan
dinas atau
reglemen
yang berlaku.
Jalur ganda , dalam satu
Jalur tunggal , dalam
petak jalan dalam
satu petak jalan dalam
periode waktu tertentu
periode waktu tertentu
hanya boleh dijalankan
hanya boleh dijalankan
satu KA berlaku untuk
satu KA saja.
masing2 jalurnya.
Melekat pada Jarak
jalurnya , pengereman
hanya dapat relatif panjang
beralih ke dibanding
jalur lain dengan jenis
melalui wesel kendaraan lain

Memiliki
jadwal yang Produk jasa
pasti dalam angkutannya
perjalanannya bersifat masal
( GAPEKA )
Perkiraan
kebutuhan
Perencanaan
jumlah KA
Perencanaan
operasi
Perancangan
lokomotif
Perencanaan
awak KA
Merupakan sebuah sistem
yang terdiri dari sub - sub Sebagai dasar sistem
sistem yang mendukung perjalanan KA adalah
kelancaran operasi GAPEKA (Grafik
perjalanan KA . Perjalanan Kereta Api).

Sub – sub sistem tersebut


pada garis besarnya
terdiri dari :
• sub sistem kegiatan sarana :
lokomotif , kereta
• sub sistem kegiatan prasarana :
jalan rel,jembatan
• sub sistem kegiatan
pengusahaan : operator
1. Sistem operasi
perjalanan KA dimulai
dari demand masyarakat
terhadap transportasi KA
è hasil survai pasar

2. Menentukan relasi
6. Melakukan perjalanan ( trayek )
strategi pemasaran dan memasukkan
dan pelayanan dalam bisnis plan
perusahaan

3. Menentukan kelas
5. Memasukkan KA ( eksekutif , bisnis ,
ekonomi ), jadwal
dalam GAPEKA keberangkatan dan
kedatangan

4. Menentukan 4. Menyiapkan
waktu tempuh kebutuhan SDM ,
komersial sarana , prasarana
Saat ini pola operasi perjalanan KA
masih didasarkan pada pola
operasi perjalanan KA jalur
tunggal ( single track ) meskipun Yang dimaksud pola operasi
saat ini sebagian kecil dari jalur
yang ada sudah menggunakan jalur tunggal adalah bahwa
jalur ganda . dalam 1 ( satu ) petak jalan
hanya boleh dilalui oleh 1 (
satu ) kereta api yang lewat .
Perlu alat pengaman
Pada satu sepur ( jalur Alat pengaman
Antara 2 stasiun hanya agar syarat tersebut
KA ) tidak boleh lebih perjalanan yang
diperbolehkan diatas terpenuhi baik
dari 1 KA pada waktu pernah digunakan oleh
berjalan 1 KA di setasiun maupun di
yang sama PT KAI adalah :
lintas bebas

Telepon / telegraf Blok elektro mekanik Blok elektronik


5. KA
Pertolongan
4. KA Kerja

3. KA Campuran

2. KA Barang

1. KA
Penumpang
( Eksekutif ,
Bisnis ,
Ekonomi )
1. Pengendalian Langsung
• Setempat : Dilakukan oleh PPKA disetiap stasiun
• Daerah : Dilakukan oleh PPKD untuk pengendalian dua stasiun atau lebih
• Terpusat : Dilakukan oleh PPKT/PPKP diwilayah pengendaliannya (Batas
PK)
2. Pengendalian Tidak Langsung
Dilakukan oleh orang yg menguasai/bertanggungjawab atas
peralatan persinyalan (operator ); PPKA,PPKD dan PPKT

PPKA menguasai peralatan persinyalan lokal di stasiunnya.

PPKD menguasai peralatan persinyalan lebih dari satu stasiun.

PPKT menguasai peralatan persinyalan pada sistem CTC.

Dilakukan oleh orang yang menguasai/


bertanggungjawab atas peralatan radio komunikasi.

Pengendali perjalanan KA disebut PK ( pengendali )

Lokasi biasanya di PUSDAL OPKA.


Headway
H = Tp + Tb
mengandung 2
(dalam menit)
pengertian yaitu :

1. Interval atau selang waktu


antara saat dimana bagian 2. Jarak antara bagian depan
depan kereta api melalui satu suatu KA dengan bagian
titik (stasiun) sampai dengan depan KA berikutnya ( petak
saat bagian depan kereta api jalan ditambah dari KA ke
berikutnya melalui titik yang stasiun sebelumnya )
sama
Di Indonesia dikenal dengan nama “GAPEKA” (Grafik Perjalanan Kereta Api), merupakan
daftar perjalanan dalam bentuk grafis yang menggambarkan jadwal perjalanan dari
satu kota ke kota lainnya ( bisa dikonversikan dalam bentuk tabel perjalanan KA )

GAPEKA memuat perencanaan gerakan sarana ( kereta api ) yang menghubungkan asal
dan tujuan sejumlah jenis KA sesuai dengan keinginan pasar (penumpang, barang).

Perencanaan GAPEKA mencakup segi finansial, personil/organisasi, tenaga/energi,


peralatan/informasi, kebutuhan pasar yang cerminannya dalam bentuk angkutan
penumpang barang dan angkutan dinas.
Untuk kemudahan
penggunaan di
lapangan didalam
Bentuk GAPEKA pada
GAPEKA tersebut
garis besarnya terdiri Jenis-jenis KA
Sudut kemiringan dilengkapi pula profil
dari garis horisontal ditunjukan pada garis
dapat pula diartikan lintas, kelandaian,
yang menunjukan “miring” dari mana
tingkat kecepatan besar lengkung,
waktu sedangkan KA mengawali dan
jelajah KA tersebut kecepatan max yang
garis vertikal mengakhiri
makin tegak maka diperkenankan, jarak
menggambarkan perjalanannya dan
makin cepat KA antara setasiun,
lokasi stasiun dan ditandai oleh huruf
tersebut nama-nama stasiun
sekaligus jarak antara dan angka
serta banyaknya Spur
stasiun
dalam masing
masing emplasemen
stasiun
Menentukan bentuk GAPEKA :
• Sumbu vertikal fungsi waktu dan sumbu horisontal fungsi jarak ( Landscape )
• Sumbu vertikal fungsi jarak dan sumbu horisontal fungsi waktu ( potrait )
• Keterangan Indonesia masih menggunakan model potrait .
Harus memuat peta track dan emplasemen untuk menentukan :
• Track : lereng penentu è untuk menentukan berat rangkaian dan kecepatan .
• Emplasemen : untuk menentukan persilangan/penyusulan dan waktu perhentian .
• Stam Formasi è panjang rangkaian yang melayani jalan tertentu
• Waktu perjalanan
• Waktu untuk menaik turunkan penumpang
• Prioritas kereta api
• Waktu keberangkatan dan tiba
Tingkat pelayanan pada
Adalah banyaknya KA atau Jumlah kapasitas lintas atau
lintas dengan kapasitas
frekuensi maksimum pada line capacity sangat
lintas yang tinggi beda
satu lintas pada waktu kurun menentukan dalam metode
dengan kapasitas lintas
tertentu perawatan jalan rel.
yang rendah disebabkan ;

Tidak boleh terjadi


kerusakan pada lintas
Peralatan peralatan harus tersebut karena akan
Frekuensi KA lebih padat
lebih handal sangat mengganggu
operasional KA secara
keseluruhan
Besarnya kapasitas lintas dihitung berdasar
rumusan ( Formula ) Scott’s :

K= 24 X60
X ή = …………..KA
Dimana : Tp + Tb
K = Kapasitas Lintas
Tp = Waktu tempuh rata – rata KA yang lewat
Tb = Waktu pelayanan alat pengaman
ή = 60% jalur tunggal , 70% jalur ganda
▪ Berapa kapasitas lintas antara Yogyakarta – Kroya bila
diketahui petak jalan terpanjang antar setasiun yang ada
adalah antara setasiun Sentolo
▪ Wates yaitu 10 km ,dimana berdasar Gapeka jumlah KA yang
lewat di lintas tsb adalah 74 KA terdiri dari 24 KA
eksekutif/argo kec.maks 110 km/jam , 16 KA bisnis
kec.maks 95 km/jam ,24 KA ekonomi kec.maks 85 km/jam
serta 10 KA barang kec maks 70 km/jam .( alat pengaman
yang digunakan adalah sinyal elektronik )
Tempat awal dan akhir perjalanan kereta api.

Tempat transaksi antara pengguna jasa dengan penyelenggara angkutan


kereta api.
Tempat penyedia jasa angkutan kereta api memberi pelayanan awal dan
akhir bagi pengguna jasa angkutan kereta api.
Tempat untuk operasional perjalanan kereta api
(berhenti,penyusulan,persilangan).
Perlengkapan stasiun umumnya meliputi : emplasemen,peron,bangunan
stasiun,alat pengaman dsb.
Tempat naik dan turun Panjang peron ditentukan dari
rangkaian kereta api terpanjang
penumpang kereta api. yang melewati stasiun tsb.

Jenis peron terdiri dari peron


rendah dan peron tinggi :
• peron rendah digunakan melayani KA jarak
Peron dibuat dari pasangan batu jauh (frekuensinya rendah dan waktu
dan harus mempuyai permukaan berhentinya cukup lama,biasanya dilengkapi
dengan “bancik”)
(surface) agak kasar. • peron tinggi digunakan untuk melayani KA
jarak dekat (frekuensinya tinggi dan waktu
berhentinya singkat mis:KA komuter è
KRL,KRD)
Penentuan lokasi stasiun harus
memperhatikan syarat-syarat :
• kemudahan pengguna jasa (masyarakat) untuk
menjangkaunya (akses).
• pertumbuhan ekonomi kedepan.
• jumlah penduduk (demografi).
• perkembangan industri.
• kepentingan militer
• teknis
1. Alat untuk
memindahkan
KA dari suatu
spur ke spur
lainnya.

KA menuju harus Karena KA harus


Karena ada KA pada
2. Penyebab KA menuju arah yang
spur lurus sehingga
berhenti untuk naik
berbeda dengan dan turun
harus pindah spur lurus dimana
KA yang baru
penumpang dan
datang harus
spur karena : KA tsb sedang
menuju spur lain.
harus berhenti tidak
bergerak. pada spur lurus.

3. Untuk
kegiatan langsir.

Catatan : perpindahan spur dilakukan pada wesel yang ada di emplasemen


stasiun dan dilayani oleh PPKA (pengatur perjalanan kereta api)
1. Kemungkinan
adanya gangguan
terhadap jalan rel perilaku keterlambatan
keterlambatan
sangat besar hal lingkungan struktur tanah alam/cuaca
perawatan
persediaan
tsb bisa itu sendiri (logistik)
disebabkan oleh
faktor –faktor :

2. Gangguan rel memuai


amblesan longsoran yang melebihi geometri
bisa berupa : toleransi

3. Gangguan-gangguan ” tanda tsb harus diberi pengaman berupa


tanda/semboyan/sinyal agar masinis tahu kemudian menjalankan kereta api
sesuai dengan “petunjuk” yang diberikan petugas.
Jenis semboyan-
semboyan pengurangan
kecepatan diatur
menurut PD 3 /
reglemen 3 tentang
pengamanan perjalanan Penentuan jenis
Alat-alat pengaman KA sbb : semboyan ditentukan
jalan rel berupa • semboyan 2A, artinya kereta oleh petugas dengan
semboyan-semboyan api hanya boleh melewati
mempertimbangkan
pengurangan dengan kecepatan maksimal
40 km/jam. tingkat
kecepatan. • semboyan 2B, artinya kereta gangguan/kerusakan.
api hanya boleh melewati
dengan kecepatan maksimal
20 km/jam.
• semboyan 2C, artinya kereta
api hanya boleh melewati
dengan kecepatan maksimal 5
km/jam.
Semboyan 2A, berupa skip berbentuk bulat berwarna hijau
sebanyak 1 buah dan dipasang sejauh 200 m dari tempat
yang perlu dilindungi .

Semboyan 2B, berupa 2 buah skip berwarna hijau dan


dipasang sejauh 200 m dari tempat yang perlu
dilindungi,untuk pemasangannya harus didahului
pemasangan semboyan 2 A didepannya sejauh 100 m.

Semboyan 2C, berupa bendera hijau yang dilambai-


lambaikan oleh petugas ( malam hari diganti dengan lampu
yang bersinar merah ) ,pemasangan semboyan 2C ini harus
didahului oleh semboyan 2A dan 2B didepannya.
Hal yang paling prinsip bagi keamanan perjalanan KA adalah bahwa “dalam satu
petak jalan hanya boleh ada satu kereta api” .

Konsekuensi dari prinsip diatas maka kereta api hanya dapat masuk ke petak jalan
berikutnya setelah kereta api sebelumnya meninggalkan petak jalan tsb.

Untuk menjaga agar pola operasi tsb berjalan baik diperlukan suatu alat pengaman
yaitu berupa sinyal dan telekomunikasi.

Karena konstruksi sinyal terkait dengan wesel maka hubungan keduanya harus
selalu dalam kondisi yang baik,--- kepastian jalur yang ditunjuk sinyal harus benar
menurut posisi wesel.

Anda mungkin juga menyukai