BAB V
PROFIL DAN KINERJA BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
KERETA API
DAERAH OPERASI 6 YOGYAKARTA
MULAI
IDENTIFIKASI MASALAH
REKOMENDASI
Yogyakarta
(6) Waktu perjalanan / waktu tempuh kereta api masing
masing KA di Daerah Operasi 6 Yogyakarta
b) Angkutan
(1) Penumpang
• Tarif
• Fasilitas
(2) Barang
14 Gawok-Purwosari 6639
15 Purwosari-Solobalapan 2936
Sumber : Grafik Perjalana Kereta 2019
b. Kelas Stasiun
Pada Daerah Operasi 6 Yogyakarta terdapat berbagai macam kelas
stasiun diantaranya yaitu : Besar A, Besar B, Besar C, Kelas 1, Kelas
2, Kelas 3. Berikut adalah tabel daftar nama stasiun.
c. Stamformasi
Stamformasi merupakan susunan rangkaian kereta api dalm perjalanan,
dalam sekali perjalanan kereta api dapat terdiri dari 1 atau lebih
lokomotif dan beberapa rangkaian yang bias terdiri dari beberapa jenis
kereta misalnya K1, K2, K3, MP1, MP2, KMP1, KMP2, KMP3, M1, B, P.
K1, K2, K3 : Merupakan kereta yang dilengkapi dengan fasilitas
penumpang (1: Kelas eksekutif, 2: Kelas bisnis, 3: Kelas
ekonomi )
M : Merupakan kereta yang dilengkapi dengan fasilitas untuk
makan dan dapur
P : Merupakan kereta yang dilengkapi dengan pembangkit
listrik untuk sumber daya bagi fasilitas penumpang
(lampu,AC,audio,tv,dll)
B : Merupakan kereta yang dilengkapi dengan fasilitas untuk
mengangkut barang hantaran dan bagasi
- 1B
KTG
4 KD13 AC KT - SLO -
42 KA 528 / 582 KA BANDARA SMO
SMO
Tabel V.3b Daftar Stamformasi KA Barang
30 GD NMO - KPB
12 KA 2705 / 2716 BRAMNAMBO SERVICE - SLO -
BBN
13 KA 2721 / 2724 BUNGTALUN SERVICE 30 GD KRL - SLO
- BBG
14 KA 2725 / 2726 KARSOLO SERVICE 20 GD SLO - KRL
AWN - SLO
16 KA 2717 / 2720 BRAMARJA SERVICE 3 K1 - 6 K3 - 1MP3
- BBN
Sumber : Unit Angkutan Penumpang DAOP 6 Yogyakarta, 2020
NO NAMA KA RELASI SF
1 BBM MN - RWL 20 GK
2 BBM MN - RWL 10 GK
3 BBM MN - CP 15 GK
d. Okupansi
Okupansi adalah tingkat pengisian penumpang selama perjalanan.
Sedangkan load faktor adalah pengisian penumpang rata rata dibagi
kapasitas tempat duduk penumpang . Terdapat dua jenis okupansi
terdiri dari :
1) Okupansi Statis
Okupansi ini digunakan untuk angkutan komuter dihitung dari
tempat asal ke tempat tujuan saja.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔
𝑂𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑆𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 = × 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
Sumber :
Buku Pedoman PKL Tahun 2019
2) Okupansi Dinamis
Okupansi ini biasanya digunakan intuk angkutan jarak jauh dihitung
disetiap stasiun tempat kereta api berhenti
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 × 𝑘𝑚
𝑂𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖 𝐷𝑖𝑛𝑎𝑚𝑖𝑠 = × 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 × 𝑘𝑚
a. Kapasitas Lintas
Kapasitas lintas : 22 KA
b. Keterlambatan
keterlambatan kereta api merupakan kendala operasi yang sangat
signifikan, di DAOP 6 Yogyakarta dari tiap tahun andil kelambatanya
berkurang, dapat dilihat pada tahun 2017 sebesar 8.205 menit, untuk
tahun 2018 sebesar -5223 menit dan pada tahun 2019 sebesar -4447 ini
menunjukan kemajuan kinerja operasi pada DAOP 6 Yogyakarta
sehingga dari tahun ketahun dapat mengurangi andil kelambatan.
Tabel V.5 Jumlah Andil Kelambatan Total Semua KA (Menit) Tahun 2017
AWAL AWAL AWAL AKHIR AKHIR AKHIR
NO BULAN ANDIL
(PNP) (BRG) (TOTAL) (PNP) (BRG) (TOTAL)
1 JAN 7352 4395 11747 8898 6227 15125 3378
2 FEB 5273 513 5786 7013 1041 8054 2268
3 MAR 6301 5194 11495 8239 5755 13994 2499
4 APR 7769 11369 19138 8572 8591 17163 -1975
5 MEI 9351 9300 18651 10277 5433 15710 -2941
6 JUN 17611 19704 37315 23654 18293 41947 4632
7 JUL 19689 9482 29171 24146 9696 33842 4671
8 AUG 9886 16063 25949 10507 13037 23544 -2405
9 SEP 10460 18877 29337 10703 17815 28518 -819
10 OKT 13691 35454 49145 14173 32527 46700 -2445
11 NOV 26600 12936 39536 29971 11945 41916 2380
12 DES 25322 21020 46342 26019 19285 45304 -1038
TOTAL 159305 164307 323612 182172 149645 331817 8205
Sumber : Pusdalopka DAOP 6 Yogyakarta, 2020
Tabel V.6 Jumlah Andil Kelambatan Total Semua KA (Menit) Tahun 2018
AWAL AWAL AKHIR AKHIR
NO BULAN TOTAL TOTAL ANDIL
(PNP) (BRG) (PNP) (BRG)
1 JAN 13584 12723 26307 14334 11076 25410 -897
2 FEB 28497 10539 39036 29361 9951 39312 276
3 MAR 12500 -1254 11246 11685 -2498 9187 -2059
4 APR 36467 5090 41557 53501 4265 57766 16209
5 MEI 15622 15627 31249 15502 13570 29072 -2177
6 JUN 21652 8225 29877 20337 8487 28824 -1053
7 JUL 11260 8336 19596 9134 10757 19891 295
8 AUG 11757 8336 20093 10557 3400 13957 -6136
9 SEP 15351 15614 30965 13713 14443 28156 -2809
10 OKT 18923 9959 28882 18244 8611 26855 -2027
Kelambatan KA sampai saat ini belum ada standar besaran baik secara
besaran maupun prosentase dari waktu perjalanan. Kelambatan yang
dianalisis hanya andil kelambatan Daerah operasi yang bersangkutan,
untuk sementara waktu, dalam kajian PKL ini kelambatan dianggap
standard, apabila kelambatan kurang dari 10 persen dari total waktu
tempuh di Daerah Operasi, apabila lebih, harus analisis penyebab utama
atau penyebab langsung, penyebab kelambatan bisa terjadi karena
Sarana, Prasarana, Pelayanan dan sebagainya.
JMLH PROSEN
NO KODE KELOMPOK PENYEBAB
MENIT -TASE
SARANA 255
PRASARANA
OPERASI
KOMERSIAL, PELAYANAN DAN 538
IT
1797
-3699
2186
(EKSTERNALITAS)
Sumber : Pusdalopka DAOP 6 Yogyakarta, 2020
14 GROUND POWER 31
15 TAHAN GANTI RANGKAIAN 34
16 GANGGUAN AC 27
17 GANGGUAN KELISTRIKAN 54
18 GANGGUAN PENGEREMAN (KERETA) 108
19 SELANG AIR BRAKE (KERETA) 1
20 GANGGUAN ALAT TOLAK TARIK (KERETA) 4
21 GANGGUAN MESIN DIESEL 89
22 GANGGUAN PENGEREMAN KRD 54
Sumber : Pusdalopka DAOP 6 Yogyakarta, 2020
ANDIL
0
SDM DAN UMUM
0
KEAMANAN DAN KETERTIBAN
SARANA
PRASARANA 164
OPERASI
1154
-12877
1583
599
c. Volume Angkutan
Pengoperasian angkutan kereta api terbagi dua yaitu :
1) Volume angkutan penumpang volume angkutan penumpang
kereta api dapat dilayani dengan :
a) Kereta api penumpang berjadwal kereta api penumpang
berjadwal adalah angkutan orang dengan kereta api antar
kota atau angkutan kota,beroperasi setiap dan / atau hari
tertentu dalam trayek dan jadwal tetap dan teratur
berdasarkan GAPEKA ( KA REGULER )
b) Kereta api penumpang tidak terjadwal kereta api penumpang
tidak terjadwal adalah angkutan orang dengan kereta api antar
kota atau angkutan kota dengan trayek dan jadwal yang tidak
tetap dan tidak teratur pada jaringan pelayanan yang telah
ditetapkan berdasarkan MALKA dan WAM Pelayanan angkutan
penumpang Daop 6 Yogyakarta terdiri dari pelayanan KA
eksekutif, KA Bisnis, KA Ekonomi dan KA Lokal
1440
𝐶= 𝑋 0,6
𝐻
Keterangan :
C = Kapasitas lintas
1440 = konversi untuk 24 jam
H = Headway (menit)
0,6 = waktu yang dipergunakan untuk operasi KA hanya
60%,20% untuk cadangan hilang karena
menunggu persilangan
60 × (𝑆𝑎𝑏 + 3)
𝐻= +1
𝑉
60 × (𝑆𝑎𝑏 + 1,5)
𝐻= + 0,25
𝑉
Keterangan :
H = Headway atau selang waktu antara dua KA
beriringan (dalam menit)
Sab = Jarak antara dua stasiun yang terpanjang (yang
dihitung) dilintas yang bersangkutan
1,5 = 1,5 kilometer, dipergunakan untuk persilangan
0,25 = 0,25 menit, waktu dipergunakan untuk hubungan blok
persinyalan elektrik dengan hubungan blok
otomatik tertutup
V = Kecepatan rata-rata
(3) Hubungan Blok Otomatis Terbuka untuk menghitung
headway pada suatu lintas persinyalan Elektrik dengan
system hubungan blok otomatik terbuka adalah penjumlahan
dari waktu tempuh paling lama pada 2 (dua) petak blok
berurutan ditambah jarak tampak dan panjang rangkaian di
lintas tersebut ditambah perubahan aspek , jika
diformulasikan menjadi :
60 × (2𝑏 + 1)
𝐻= + 0,25
𝑉
Sumber: Buku operasi KA, Uned Supriadi
Keterangan :
H = Headway atau selang waktu antara dua KA
beriringan (dalam menit)
B = Jarak antara dua sinyal blok utama
2 = 2 petak blok (berurutan)
1 = 1 kilomerer,panjang rangkaian dan jarak tampak setelah
dibulatkan
0,25 = 0,25 menit, waktu diperlukan untuk perubahan aspek
sinyal dari aspek sinyal merah ke aspek sinyal
∑ 𝐾𝐴𝑝𝑛𝑝 × 𝑉 + ∑ 𝐾𝐴𝑏𝑟𝑔 × 𝑉
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
∑ 𝐾𝐴𝑝𝑛𝑝 + ∑ 𝐾𝐴𝑏𝑟𝑔
Keterangan :
V pnp = Kecepatan KA penumpang
V brg = Kecepatan KA barang
∑ KA pnp = Jumlah KA penumpang yang beroperasi
∑ KA brg = Jumlah KA barang yang beroperasi
b) Menghitung Headway
b) Menghitung Headway
b) Menghitung Headway
b) Menghitung Headway
𝑪 = 𝟔𝟒𝟎 𝑲𝑨/𝒉𝒂𝒓𝒊
b) Menghitung Headway
Menghitung Headway
b.
b) Menghitung Headway
b) Menghitung Headway
b. Menghitung Headway
𝑪 = 𝟔𝟏𝟎 𝑲𝑨/𝒉𝒂𝒓𝒊
b) Menghitung Headway
b) Menghitung Headway
Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah seberapa penting suatu atribut bagi
pelanggan,dengan kata lain tingkat kepentingan adalah kinerja yang diharapkan
oleh pelanggan.
Metode IPA dalam penelitian digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan dan
kepuasan dari 20 atribut yang diukur.Dengan skala Likert menggunakan skala 1-5
yang dapat dilihat ditabel.
b) Menghitung Headway
b) Menghitung Headway
Nilai 5 pada (5Y) adalah nilai maksimum yang digunakan pada skala pengukuran
𝑇
𝐶𝑆𝐼 = × 100%
5𝑌
Nilai maksimum CSI adalalah 100%
b) Menghitung Headway
𝑁
𝑛=
(1 + 𝑁𝑒 2 )
b) Menghitung Headway
Keterangan :
1 : Tidak Penting
2 : Kurang Penting
3 : Cukup Penting
b) Menghitung Headway
4 : Penting
5 : Sangat penting
b) Menghitung Headway
Keterangan :
1 : Tidak Puas
2 : Kurang Puas
3 : Cukup Puas
4 : Puas
5 : Sangat Puas
b) Menghitung Headway
Gambar V.7 Proyeksi Sebaran Hasil Survey Terhadap Atribut Pelayanan Kuadaran
pertama terletak disebelah kiri atas, kuadran kedua berada disebelah kanan
atas,kuadaran ketiga berada disebelah kiri bawah, dan kuadran keempat berada
disebelah kanan bawah. Posisi masing-masing atribut pada keempat kuadaran
tersebut disajikan sebagai alat alternative strategi untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan dalam kuadrannya masing-masing. Interpretasi dari Importance and
Performance Analysis dapat dilihat pada kuadran-kuadaran dibawah ini:
b) Menghitung Headway
Atribut-atribut yang berada dalam kuadran ini harus lebih diprioritasakan dan
diperbaiki,sehingga kinerjanya meningkat dan menjadi lebih baik lagi,karena
atribut-atribut ini memiliki nilai kepentingan yang tinggi bagi konsumen namun
kinerjanya masih kurang memuaskan. Atribut-atribut yang berada pada
kuadran ini adalah :
a) ketepatan waktu perjalanan kereta api (atribut 1)
b) Kesesuaian harga tiket dengan fasilitas yang deiberikan (atribut
14)
c) Ketersediaan tempat ibadah (atribut 18)
d) Kemudahan naik turun penumpang dari dan ke KA (atribut 4)
e) Kemudahan akses dari dan ke stasiun (atribut 5)
b) Menghitung Headway
b) Menghitung Headway
Rata-Rata Rata-Rata
NO Atribut Skor
Kepentingan Kepuasan
1 1 4,66 3,95 18,407
2 2 4,75 4,24 20,14
3 3 4,48 4,14 18,5472
4 4 4,53 3,97 17,9841
5 5 4,51 4,01 18,0851
6 6 4,47 4,05 18,1035
7 7 4,33 4,07 17,6231
b) Menghitung Headway
𝑪𝑺𝑰 = 𝟖𝟏%
Tabel diatas menunjukan nilai CSI sebesar 81% atau 0,81 dimana nilai tersebut
masuk kategori seperti yang bias dilihat pada tabel berikut :
Tabel V.28 Keterangan Kategori Penilaian
Nilai Kategori
Berdasarkan tabel diatas nilai CSI masuk kisaran 0,81 – 1,00 yang berarti
“Sangat Puas” . Ini berarti rata-rata penumpang sudah merasa sangat puas dengan
pelayanan yang ditawarkan PT KAI kepada para penumpang kereta api di Daop 6
Yogyakarta.
e. Okupansi
Okupansi adalah tingkat penumpang selama perjalanan. Sedangkan load factor
adalah pengisian penumpang rata-rata dibagi kapasitas tempat duduk
penumpang.
Berikut adalah okupansi penumpang KA Bandara YIA :
b) Menghitung Headway
b) Menghitung Headway
OKUPANSI KA BANDARA
18.00%
15.86%
16.00%
14.00% 13.05%
12.00% 11.36%
10.00%
8.00%
6.00%
4.00%
2.00%
0.00%
DESEMBER JANUARI FEBRUARI
Berdasarkan Grafik diatas okupansi KA Bandara YIA masih rendah dan mengalami
penurunan. Pada tiga bulan pemberlakuan gapeka baru per 1 Desember 2019,
pada bulan Desember 2019 okupansi KA Bandara sebesar 15.86%. pada bulan
Januari 2020 sebesar 13.05% dan pada bulan Februari 2020 sebesar 11.36%.
Okupansi yang masih rendah ini disebabkan karena belum beroperasinya secara
penuh penerbangan di Bandara YIA tersebut dan masyarakat memanfaatkan KA
Bandara sebagai tujuan lain menuju pusat kota Yogyakarta. Selain itu kondisi
eksisting di lapangan karena belum adanya jalur khusus yang menuju langsung ke
Bandara YIA menyebabkan penumpang yang akan melakukan penerbangan dari
Bandara YIA harus turun terlebih dahulu di stasiun wojo dan melanjutkan
perjalanan dengan menggunakan shuttle Damri. Sehingga hal ini menyebabkan
kurang efektifnya perjalanan menuju Bandara YIA.
b) Menghitung Headway
6. Rekomendasi
Berdasarkan hasil identifikasi masalah diatas maka dapat diberikan rekomendasi
sebagai berikut :
a. Dari hasil analisis, kapasitas lintas yang ada pada lintas studi wojo-
solo balapan masih memungkinkan untuk ditambahkan perjalanan kereta api
b. Untuk mengurangi andil kelambatan diharapkan memanfaatkan kantong
waktu semaksimal mungkin,
c. Berdasarkan hasil survey terhadap kepuasan penumpang di Daop 6
Yogyakarta para penumpang sudah merasa puas dan pelayanan agar
dipertahankan dan ditingkatkan,
d. Belum adanya kontinuitas menuju Bandara YIA yang mengakibatkan volume
penumpang kereta bandara mengalami penurunan, maka diperlukan
percepatan pembangunan jalur dari stasiun kedundang langsung menuju
Bandara YIA dan membuat rencana pola operasi baru kereta api bandara.