Anda di halaman 1dari 57

V-1

BAB V
PROFIL DAN KINERJA BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
KERETA API
DAERAH OPERASI 6 YOGYAKARTA

A. PROFIL DAN KINERJA BIDANG OPERASI


1. Pendahuluan
Transportasi di Indonesia belakangan ini mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Khususnya moda transportasi angkutan kereta api.
Perkeretaapian sebagai salah satu moda transportasi, memiliki
karakteristik dan keunggulan khusus,terutama kemampuannya dalam
mengangkut baik orang maupun barang secara massal, menghemat
energi, menghemat penggunaan ruang, mempunyai factor keamanan
yang tinggi,memiliki tingkat pencemaran yang rendah, serta lebih
efisien dibandingkan dengan moda transportasi jalan untuk angkutan
jarak jauh dan daerah yang padat lalu lintasnya,seperti angkutan
perkotaan.

Pengoperasian kereta api dilakukan dengan memperhatikan


“Keselamatan, Keamanan, Ketertiban, Kelancaran, Kenyamanan dan
Kelangsungan pelayanan.”. Untuk menunjang keamanan dan
keselamatan jasa transportasi kereta api dibutuhkan pengaturan dan
pengoperasian Kereta Api yang baik, oleh karena itu perlu dilakukan
oleh tenaga tenaga yang telah memiliki kualifikasi keahlian sesuai
bidangnya yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian khusus agar
tercapai suatu penyelenggara perkeretaapian yang progresif.

Secara umum pengoperasian angkutan keretaapi sangatlah kompleks,


meliputi pengoperasian sarana, prasarana dan manajemen lalu lintas
kereta api. Oleh karena itu dilakukan penelitian dalam bidang operasi
kereta api digunakan untuk mengetahui permasalahan,melakukan
identifikasi dan memberikan rekomendasi sebagai akhir suatu system
lalu lintas dan angkutan kereta api yang baik sesuai aturan.

2. Maksud dan Tujuan Laporan Umum

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-2

Maksud laporan umum adalah menyusun laporan umum dibidang


operasi dengan tujuan sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi data-data sekunder dan data primer yang ada


dilapangan yang berkaitan dengan pengoperasian kereta api.
b. Mengidentifikasi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan
sistem pengoperasian kereta api berdasarkan data-data sekunder
dan primer yang didapatkan.
c. Untuk memberikan rekomendasi terhadap permasalahan yang
ditemukan pada saat pelaksanaan Prakter Kerja Lapangan.
d. Sebagai data dasar untuk menyusun Kertas Kerja Wajib bagi
perorangan terutama bagi Bidang Operasi.

3. Metodologi Laporan Umum


a. Bagan Alir

MULAI

PENGUMPULAN DATA PENGOPERASIAN KERETA API

DATA PRIMER DATA SE KUNDER


1. Lalu Lintas KA 1. Lalu Lintas KA
a. waktu pelayanan blok a. peta tata letak jalu r
b. waktu pelayanan stasiun b. peta jumlah KA dan kapasitas
c. Kecepatan rata -rata lintas
tertimbang c. data keterlambatan dan kontribusi
2. Angkutan penumpa ng d. daftar jarak dan petak jalan
 Data kepuasan penumpang e. waktu perjalanan/ waktu tempuh
kereta a pi
2. Angkutan Penumpang
a. Volume penumpang
b. Stamformasi KA
c. Okupansi

IDENTIFIKASI MASALAH

REKOMENDASI

Gambar V.1 Bagan Alir Penulisan Laporan Umum

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-3

b. Metode Pengumpulan Data


Dalam penulisan laporan ini terdapat beberapa metode yang
digunakan dalam proses pengumpulan data. Metode pengumpulan
tersebut adalah pengumpulan data secara tidak langsung (data
sekunder) dan pengumpulan data secara langsung (data primer).Dari
kedua data tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan analisa
yang kemudian dapat ditarik kesimpulan.
1) Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari hasil
penelitian secara langsung di lapangan, data tersebut diperoleh
dari instansi instansi terkait, dalam hal ini adalah PT.Kereta Api
Indonesia (Persero) di Daerah Operasi 6 Yogyakarta. Data yang
diperoleh adalah:
a) Lalu Lintas
(1) Peta tata letak jalan

(2) Peta jumlah KA dan kapasitas dilintas atau koridor


Daerah Operasi 6 Yogyakarta
(3) Daftar nama kereta api dan Origin Destination
berangkat dan melewati Daerah Operasi 6 Yogyakarta
(4) Data kelambatan keberangkatan/kedatangan kereta api,
andil kelambatan, penanggung jawab terjadinya
kelambatan dari masing-masing bidang(sarana,
prasarana, operasi, Pelayanan dan alam) di Daop 6
Yogyakarta
(5) Daftar jarak dan petak jalan di Daerah Operasi 6

Yogyakarta
(6) Waktu perjalanan / waktu tempuh kereta api masing
masing KA di Daerah Operasi 6 Yogyakarta
b) Angkutan
(1) Penumpang

(a) Volume penumpang semua relasi kereta api


(b) Jumlah Penumpang Kereta di Daop 6 Yogyakarta
(c) Stamformasi KA

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-4

(d) Okupansi penumpang kereta api (statis dan dinamis)


(e) Kelas Penumpang
(2) Barang

(a) Program dan Realisasi tonase angkutan barang


(b) program dan realisasi ton kilometer angkutan barang
(c) Program dan realisasi gerbong yang dimuati
(d) Stamformasi KA
(e) SOP lamanya waktu bongkar dan muat barang
(f) SOP lamanya waktu tunggu di stasiun
(g) Waktu peredaran gerbong
2) Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan melihat secara
langsung kondisi lalu lintas dan angkutan kereta api yang ada
dilapangan. Sehingga didapat bagaimana gambaran kinerja lalu
lalu lintas dan angkutan kereta api yang ada. Adapun data primer
yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
a) Lalu Lintas
(1) Jumlah KA yang beroperasi baik barang maupun
penumpang sesuai GAPEKA yang berlaku deengan
menjalankan plb/klb dan membatalkan KA reguler.
(2) Data kelambatan dan kedatangan kereta api,kontribusi
terjadinya kelambatan (bidang sarana, prasarana,
operasi, pelayanan dan alam) dan andil kelambatan daop
6 Yogyakarta pada waktu atau hari yang ditentukan
(3) Waktu perjalanan atau waktu tempuh masing masing KA
pada waktu / hari yang ditentukan
b) Angkutan
(1) Penumpang

• Data kepuasan penumpang KA


• Waktu Perjalanan
• Kemudahan akses stasiun
• Pelayanan tiket

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-5

• Tarif
• Fasilitas
(2) Barang

• Waktu bongkar/muat barang


• Waktu tunggu stasiun
(langsiran,persiapan keberangkatan)

4. Kondisi Lalu Lintas Dan Angkutan Kereta Api


a. Peta Lintas
Daerah operasi 6 yogyakarta memiliki lintas jalur utama yang
beroperasi sepanjang 323,256 KM dengan beberapa stasiun non aktif
yaitu stasiun montelan,stasiun kedundang dan stasiun kalimenur
yang berada pada lintas kutoarjo-yogyakartsa,stasiun Kalasan dan
stasiun ketandan yang berada pada lintas Yogyakarta-Solo
balapan.Pada lintas studi Wojo-Solo balapan memiliki Panjang lintas
100,952 KM , dengan lintas cabangnya ada pada stasiun solo balapan
kearah stasiun Goprak sepanjang 35,684 km dan stasiun Purwosari
kearah stasiun wonogiri sepanjang 36,667 km . Jalur KA yang
digunakan sudah menggunakan jalur ganda untuk lintas Kutoarjo-
Solo balapan.

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-6

Sumber : Unit Operasi DAOP 6 Yogyakarta, 2020


Gambar V.2 Peta Lintas Daerah Operasi 6 Yogyakarta

Tabel V.1 Nama Stasiun Lintas Wojo-Solo Balapan


JARAK ANTAR STASIUN
NO NAMA STASIUN
(METER)
1 Wojo-Wates 13652
2 Wates-Sentolo 10145
3 Sentolo-Rewulu 9041
4 Rewulu-Patukan 4579
5 Patukan-Yogyakarta 4241
6 Yogyakarta-Lempuyangan 1307
7 Lempuyangan-Maguwo 6799
8 Maguwo-Brambanan 7905
9 Brambanan-Srowot 5850
10 Srowot-Klaten 6738
11 Klaten-Ceper 9279
12 Ceper-Delanggu 6271
13 Delanggu-Gawok 5543

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-7

14 Gawok-Purwosari 6639
15 Purwosari-Solobalapan 2936
Sumber : Grafik Perjalana Kereta 2019

b. Kelas Stasiun
Pada Daerah Operasi 6 Yogyakarta terdapat berbagai macam kelas
stasiun diantaranya yaitu : Besar A, Besar B, Besar C, Kelas 1, Kelas
2, Kelas 3. Berikut adalah tabel daftar nama stasiun.

Tabel V.2a Kelas Stasiun Di Lintas Wojo – Solobalapan


Nama
No Kelas Singkatan Letak Di Km
Stasiun
1 Wojo III WJ 500 + 617
2 Wates I WT 514 + 488
3 Sentolo III STL 524 + 833
4 Patukan III PTN 538 + 253
5 Rewulu I RWL 533 + 674
542 + 494
6 Yogyakarta BESAR YK
167 + 081
7 Lempuyangan BESAR LPN 165 + 774
8 Maguwo II MGW 159 + 634
Tabel V.2b Kelas Stasiun Di Lintas Wojo – Solo Balapan (Lanjutan)
9 Brambanan I BBN 151 + 070
10 Srowot III SWT 145 + 220
11 Klaten I KT 138 + 490
12 Ceper II CE 129 + 200
13 Delanggu III DL 122 + 932
14 Gawok III GW 117 + 389
110 + 750
15 Purwosari BESAR PWS
5 + 840
107 + 814
16 Solo Balapan BESAR SLO
262 + 720
Sumber : Unit Operasi DAOP 6 Yogyakarta, 2020

c. Stamformasi
Stamformasi merupakan susunan rangkaian kereta api dalm perjalanan,
dalam sekali perjalanan kereta api dapat terdiri dari 1 atau lebih

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-8

lokomotif dan beberapa rangkaian yang bias terdiri dari beberapa jenis
kereta misalnya K1, K2, K3, MP1, MP2, KMP1, KMP2, KMP3, M1, B, P.
K1, K2, K3 : Merupakan kereta yang dilengkapi dengan fasilitas
penumpang (1: Kelas eksekutif, 2: Kelas bisnis, 3: Kelas
ekonomi )
M : Merupakan kereta yang dilengkapi dengan fasilitas untuk
makan dan dapur
P : Merupakan kereta yang dilengkapi dengan pembangkit
listrik untuk sumber daya bagi fasilitas penumpang
(lampu,AC,audio,tv,dll)
B : Merupakan kereta yang dilengkapi dengan fasilitas untuk
mengangkut barang hantaran dan bagasi

Tabel V.3a Daftar Stamformasi KA Penumpang


N NAMA
No KA STAMFORMASI RELASI
O RANGKAIAN

1 KA 5 / 6 ARGO WILIS 8K1SS - 1M1 - 1P SGU - BD

1LUXU - 9K1SS - 1M1 -


2 KA 7 / 8 ARGO LAWU SLO - GMR
1P

3 KA 9 / 10 ARGO DWIPANGGA 1SI - 9K1SS - 1M1- 1P SLO - GMR

1LUXU - 8K1Ni - 1M1 -


4 KA 71 / 72 GAJAYANA ML - GMR
1P

5 KA 73 / 74 BRAWIJAYA 8K1 - 1M1 - 1P ML - GMR

6 KA 75 / 76 BIMA 8K1SS - 1M1 - 1P SGU - GMR

7 KA 79 / 80 TURANGGA 8K1SS - 1MP1 - 1P SGU - BD

1LUXU - 9K1SS - 1M1 -


8 KA 81 / 84 TAKSAKA YK - GMR
1P

9 KA 101 / 102 SINGASARI 3K1 - 6K3 - 1MP3 BL - PSE

GAYA BARU MALAM 3K1 - 6K3IMP3


10 KA 103 / 104 SGU - PSE
SEL (GBMS)

11 KA 109 / 110 BRANTAS 3K1 - 6K3Split - 1MP2 BL - PSE

5K1 - 4K2 - 1M1 - 1P CN – SGU -


12 KA 111 / 114 RANGGAJATI
JR
4K1 - 3K3Prem - 1MP3 KTG – SGU
13 KA 115 / 118 WIJAYAKUSUMA
- CP
14 KA 119 / 120 MALABAR 4K1 - 2K2 - 2K3 - 1MP1 ML - BD

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-9

- 1B

15 KA 121 / 122 BANGUNKARTA 4K1 - 5K3 - 1M1 - 1P JG - PSE

16 KA 131 / 132 MUTIARA SELATAN 4K1SS - 4K3SS1M1 1P SGU - BD

1K1SS - 7K3SS - 1M1 -


17 KA 133 SENJA UTAMA SOLO SLO - PSE
1P
FAJAR UTOMO 1K1SS - 7K3SS - 1M1 -
18 KA 134 PSE - SLO
SOLO 1P
1K1SS - 7K3SS - 1M1 -
19 KA 135 / 136 MATARAM SLO - PSE
1P

20 KA 139 / 140 GAJAHWONG 2K1 - 7K3 - 1M3 LPN - PSE

SENJA UTAMA 3K1SS - 5K3SS - 1M1 -


21 KA 141 / 142 YK - PSE
YOGYA 1P
6K1SS - 2K3SS - 1M1 -
22 KA 157 / 158 LODAYA SLO - BD
1P

23 KA 169 / 170 KARTANEGARA 5K1 - 3K3 - 1M1 - 1P ML - PWT

5K1SS - 4K3SS - 1M1 -


24 KA 175 / 176 SANCAKA II SGU - YK
1P
4K1SS - 3K3SS - 1M1 - YK - SGU -
25 KA 179 / 182 MUTIARA TIMUR
1P KTG
3K1 - 6K3 - 1MP3 PWT - TG -
26 KA 187 / 188 JOGLOSEMARKERTO
SMT - SLO
3K1 - 6K3 - 1MP3 1B SLO - SMT
- TG - PWT
27 KA 189 / 191 JOGLOSEMARKERTO
- SLO -
SMT
3K2 - 5K3Split - 1KMP3 PWT - SGU
28 KA 247 / 250 LOGAWA
- JR

29 KA 251 / 252 MAJAPAHIT 8K3 - 1MP3 - 1B ML - PSE

30 KA 253 / 254 JAYAKARTA 14K3 - Prem - 1MP3 - 1P SGU - PSE

31 KA 257 / 258 JAKA TINGKIR 8K3SS - 1MP3 PWS - PSE

32 KA 281 / 282 MATARMAJA 9K3Split - 1KP3 ML - PSE

33 KA 283 / 284 KAHURIPAN 7K3Split - 1KMP3 BL - KAC

34 KA 285 / 286 PADUNDAN 7K3Split - 1KMP3 SGU - KAC

35 KA 291 / 292 BENGAWAN 9K3Split - 1KMP3 PWS - PSE

36 KA 293 / 294 PROGO 8K3Split - 1KMP3 LPN - PSE

37 KA 288 / 290 SRI TANJUNG 7K3Split - 1KMP3 - 1B LPN - SB -

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-10

KTG

38 KA 602 / 619 PRAMEKS 5 KDE3 AC KTA - YK

39 KA 635 / 638 BATHARA KRESNA 3 KD3 WNG - PWS

40 KA 643 / 672 COMMUTER LINE SF 8 YK - PL

41 KA 501 / 504 KA BANDARA YIA 4 KDE1 YK - YIA

4 KD13 AC KT - SLO -
42 KA 528 / 582 KA BANDARA SMO
SMO
Tabel V.3b Daftar Stamformasi KA Barang

NO No KA NAMA RANGKAIAN STAMFORMASI RELASI

KA 295 / 296 PARCEL TENGAH 7B 1P ML - KPB


1

KA 299 / 300 PARCEL SELATAN 7B 1KP3 SB - BD


2

3 KA 2601 / 2604 MAWOLO TANKER 20 GK MN - RWL

11 KA 2605 / 2606 CILAWATU TANKER 20 GK RWL - CP

30 GD NMO - KPB
12 KA 2705 / 2716 BRAMNAMBO SERVICE - SLO -
BBN
13 KA 2721 / 2724 BUNGTALUN SERVICE 30 GD KRL - SLO
- BBG
14 KA 2725 / 2726 KARSOLO SERVICE 20 GD SLO - KRL

15 KA 2731 / 2732 KALEM SERVICE 30 GD LPN - KRL

AWN - SLO
16 KA 2717 / 2720 BRAMARJA SERVICE 3 K1 - 6 K3 - 1MP3
- BBN
Sumber : Unit Angkutan Penumpang DAOP 6 Yogyakarta, 2020

Selain kereta yang mempunyai beberapa jenis, gerbong juga memiliki


beberapa jenis atau tipe seperti:
1) GD ( Gerbong Datar ) , untuk angkutan container,rel,semen, dan
barang yang letakan pada alas datar
2) GB ( Gerbong Terbuka ) , Untuk angkutan barang curah
kering ,seperti batubara,kericak dll
3) GT ( Gerbong Tertutup) , Untuk angkutan barang yang memerlukan
ruang penyimpanan tertutup, seperti semen,pupuk, dan lain-lain

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-11

4) GK (Gerbong Ketel / tangki ) , Untuk angkutan barang cair maupun


barang curah seperti bbm, avtur, minyak mentah, dan semen curah.

Tabel V.4 Daftar Stamformasi KA Barang

NO NAMA KA RELASI SF

1 BBM MN - RWL 20 GK

2 BBM MN - RWL 10 GK

3 BBM MN - CP 15 GK

Sumber : Unit Angkutan Barang DAOP 6 Yogyakarta, 2020

d. Okupansi
Okupansi adalah tingkat pengisian penumpang selama perjalanan.
Sedangkan load faktor adalah pengisian penumpang rata rata dibagi
kapasitas tempat duduk penumpang . Terdapat dua jenis okupansi
terdiri dari :
1) Okupansi Statis
Okupansi ini digunakan untuk angkutan komuter dihitung dari
tempat asal ke tempat tujuan saja.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔
𝑂𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑆𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 = × 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
Sumber :
Buku Pedoman PKL Tahun 2019

2) Okupansi Dinamis
Okupansi ini biasanya digunakan intuk angkutan jarak jauh dihitung
disetiap stasiun tempat kereta api berhenti

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 × 𝑘𝑚
𝑂𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖 𝐷𝑖𝑛𝑎𝑚𝑖𝑠 = × 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 × 𝑘𝑚

Sumber : Buku Pedoman PKL Tahun 2019

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-12

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-10 5. Identifikasi Masalah

a. Kapasitas Lintas

Sumber : Gapeka , 2019

Gambar V.3 Kapasitas Lintas pada Gapeka 2019


LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11
V-15

Kapasitas lintas di Daerah Operasi 6 Yogyakarta megacu pada Gapeka


2019, Kapasitas lintas sesuai gapeka 2019 dapat dilihat pada gambar
diatas atau dijabarkan sebagai berikut :
1) Lintas Wojo-Rewulu
Progam : 108 KA Reguler dan 12 KA fakultatif kapasitas
lintas : 168 KA
2) Lintas Rewulu-Yogyakarta
Progam : 120 KA Reguler dan 12 KA fakultatif kapasitas
lintas : 225 KA
3) Lintas Yogyakarta-Lempuyangan
Progam : 115 KA Reguler dan 12 KA fakultatif kapasitas
lintas : 336 KA
4) Lintas Lempuyangan-Brambanan
Progam : 93 KA Reguler dan 12 KA fakultatif kapasitas
lintas : 224 KA
5) Lintas Brambanan-Purwosari
Progam : 97 KA Reguler dan 14 KA fakultatif kapasitas
lintas : 168 KA
6) Lintas Purwosari-solobalapan
Progam : 101 KA reguler dan 14 KA fakultatif kapasitas
lintas : 252 KA
7) Lintas Solobalapan-Kadipiro
Progam : 80 KA reguler dan 2 KA fakultatif
Kapasitas lintas : 123 KA
8) Lintas Kadipiro-Adisumarmo
Progam : 60 KA regular
Kapasitas lintas : 72 KA
9) Lintas Kadipiro-Gundih
Progam : 20 KA Reguler dan 2 KA Fakultatif
Kapasitas lintas : 72 KA
10) Lintas Purwosari-Wonogiri
Program : 4 KA Reguler

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-16

Kapasitas lintas : 22 KA

b. Keterlambatan
keterlambatan kereta api merupakan kendala operasi yang sangat
signifikan, di DAOP 6 Yogyakarta dari tiap tahun andil kelambatanya
berkurang, dapat dilihat pada tahun 2017 sebesar 8.205 menit, untuk
tahun 2018 sebesar -5223 menit dan pada tahun 2019 sebesar -4447 ini
menunjukan kemajuan kinerja operasi pada DAOP 6 Yogyakarta
sehingga dari tahun ketahun dapat mengurangi andil kelambatan.

Tabel V.5 Jumlah Andil Kelambatan Total Semua KA (Menit) Tahun 2017
AWAL AWAL AWAL AKHIR AKHIR AKHIR
NO BULAN ANDIL
(PNP) (BRG) (TOTAL) (PNP) (BRG) (TOTAL)
1 JAN 7352 4395 11747 8898 6227 15125 3378
2 FEB 5273 513 5786 7013 1041 8054 2268
3 MAR 6301 5194 11495 8239 5755 13994 2499
4 APR 7769 11369 19138 8572 8591 17163 -1975
5 MEI 9351 9300 18651 10277 5433 15710 -2941
6 JUN 17611 19704 37315 23654 18293 41947 4632
7 JUL 19689 9482 29171 24146 9696 33842 4671
8 AUG 9886 16063 25949 10507 13037 23544 -2405
9 SEP 10460 18877 29337 10703 17815 28518 -819
10 OKT 13691 35454 49145 14173 32527 46700 -2445
11 NOV 26600 12936 39536 29971 11945 41916 2380
12 DES 25322 21020 46342 26019 19285 45304 -1038
TOTAL 159305 164307 323612 182172 149645 331817 8205
Sumber : Pusdalopka DAOP 6 Yogyakarta, 2020
Tabel V.6 Jumlah Andil Kelambatan Total Semua KA (Menit) Tahun 2018
AWAL AWAL AKHIR AKHIR
NO BULAN TOTAL TOTAL ANDIL
(PNP) (BRG) (PNP) (BRG)
1 JAN 13584 12723 26307 14334 11076 25410 -897
2 FEB 28497 10539 39036 29361 9951 39312 276
3 MAR 12500 -1254 11246 11685 -2498 9187 -2059
4 APR 36467 5090 41557 53501 4265 57766 16209
5 MEI 15622 15627 31249 15502 13570 29072 -2177
6 JUN 21652 8225 29877 20337 8487 28824 -1053
7 JUL 11260 8336 19596 9134 10757 19891 295
8 AUG 11757 8336 20093 10557 3400 13957 -6136
9 SEP 15351 15614 30965 13713 14443 28156 -2809
10 OKT 18923 9959 28882 18244 8611 26855 -2027

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-17

11 NOV 28753 7014 35767 26854 4745 31599 -4168


12 DES 33660 9193 42853 34606 7570 42176 -677
JUMLAH 248026 109402 357428 257828 94377 352205 -5223
Sumber : Pusdalopka DAOP 6 Yogyakarta, 2020
Tabel V.7 Jumlah Andil Kelambatan Total Semua KA (Menit) Tahun 2019
AWAL AWAL AKHIR AKHIR
NO BULAN TOTAL TOTAL ANDIL
(PNP) (BRG) (PNP) (BRG)
1 JAN 20439 -821 19618 18650 -1408 17242 -2376
2 FEB 19612 -4535 15077 18640 -6460 12180 -2897
3 MAR 20853 -6090 14763 21892 -7893 13999 -764
4 APR 21697 -4699 16998 19923 -6686 13237 -3761
5 MEI 18411 -2970 15441 17153 -4334 12819 -2622
6 JUN 24960 -2645 22315 22716 -5127 17589 -4726
7 JUL 16752 -7663 9089 12776 -11149 1627 -7462
8 AUG 16441 -5257 11184 12064 -7144 4920 -6264
9 SEP 8842 -5810 3032 5814 -8131 -2317 -5349
10 OKT 10592 -1478 9114 7037 -3293 3744 -5370
11 NOV 12619 -4999 7620 14244 -6807 7437 -183
12 DES 13642 -759 12883 10846 -636 10210 -2673
- -
JUMLAH 204860 157134 181755 112687 -44447
47726 69068
Sumber : Pusdalopka DAOP 6 Yogyakarta, 2020

Kelambatan KA sampai saat ini belum ada standar besaran baik secara
besaran maupun prosentase dari waktu perjalanan. Kelambatan yang
dianalisis hanya andil kelambatan Daerah operasi yang bersangkutan,
untuk sementara waktu, dalam kajian PKL ini kelambatan dianggap
standard, apabila kelambatan kurang dari 10 persen dari total waktu
tempuh di Daerah Operasi, apabila lebih, harus analisis penyebab utama
atau penyebab langsung, penyebab kelambatan bisa terjadi karena
Sarana, Prasarana, Pelayanan dan sebagainya.

Tabel V.8 Penyebab Kelambatan KA Desember 2019

JMLH PROSEN
NO KODE KELOMPOK PENYEBAB
MENIT -TASE

1 00000 ALAM DAN EKSTERNALITAS 2186 202,97


KOMERSIAL,PELAYANAN DAN
2 10000 538 49,95
IT
3 20000 OPERASI -3699 -343,45
4 30000 PRASARANA 255 23,68

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-18

5 40000 SARANA 1797 166,85


6 50000 KEAMANAN DAN KETERTIBAN 0 0
7 60000 SDM DAN UMUM 0 0
Sumber : Pusdalopka DAOP 6 Yogyakarta, 2020

Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Daop 6 Yogyakarta


ANDIL
SDM DAN UMUM 0
KEAMANAN DAN 0
KETERTIBAN

SARANA 255
PRASARANA
OPERASI
KOMERSIAL, PELAYANAN DAN 538
IT

ALAM DAN EKSTERNALITAS


KELAMBATAN DESEMBER 2019

1797
-3699

2186

-4000 -3000 -2000 -1000 0 1000 2000 3000


Gambar V.4 Grafik Kelambatan Desember 2019

Tabel V.9 Penyebab Kelambatan KA oleh Alam dan Eksternalitas


JUMLAH
NO PENYEBAB KELAMBATAN
MENIT
1 ALAM DAN EKSTERNALITAS 2
2 KA TERTEMPER HEWAN 3
TUNGGU RANGKAIAN (ALAM
3 2028
DAN EKSTERNALITAS)
4 POHON TUMBANG 86
5 CUACA BURUK 24
6 HUJAN LEBAT 36
7 EKSTERNALITAS 6
8 PEKERJAAN SATKER 1

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-19

(EKSTERNALITAS)
Sumber : Pusdalopka DAOP 6 Yogyakarta, 2020

Tabel V.10 Penyebab Kelambatan KA oleh Unit Komersial, Pelayanan dan IT


JUMLAH
NO PENYEBAB KELAMBATAN
MENIT
1 NAIK/TURUN PENUMPANG 390
2 BONGKAR/MUAT BARANG DI BEGASI 46
3 BLB NAIK/TURUN PENUMPANG 39
4 TUNGGU BONGKAR/MUAT BARANG 59
5 TUNGGU PENGISIAN AIR KERETA DI STA. ANTARA 4
Sumber : Pusdalopka DAOP 6 Yogyakarta, 2020

Tabel V.11 Penyebab Kelambatan KA oleh Unit Operasi


JUMLAH
NO PENYEBAB KELAMBATAN
MENIT
1 DINAS OPERASI 0
2 TAKTIS PPKA -11
TAMBAH/LEPAS SARANA DI STASIUN ANTARA
3 5
KARENA KIRIM RANGKAIAN (OPERASI)
4 TAKTIS MASINIS -6593
5 ANTRIAN KA (DINAS OPERASI) 2936
PERSILANGAN/PENYUSULAN AKIBAT ADANYA
6 36
TAMBAHAN PERJALANAN/KLB
7 PEMINDAHAN PERSILANGAN 56
8 PEMINDAHAN PENYUSULAN 21
9 LANGSIRAN BELUM SELESAI 21
10 TUNGGU WAKTU BERANGKAT TEPAT 421
11 TUNGGU AMAN 196
12 GANTI RANGKAIAN 53
13 KA BERJALAN JALUR KIRI 3
14 KA BARANG BERANGKAT AWAL -327
15 TERTAHAN SEMBOYAN 7/SINYAL MASUK 65
16 TUNGGU PERSILANGAN 594
17 TUNGGU PENYUSULAN 945
18 KANTONG WAKTU -2127
19 PELAYANAN JALUR BELOK 7

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-20

Sumber : Pusdalopka DAOP 6 Yogyakarta, 2020

Tabel V.12 Penyebab Kelambatan KA oleh Unit Prasarana


JUMLAH
NO PENYEBAB KELAMBATAN
MENIT
1 BLB NAIK/TURUN PEGAWAI JJ 5
2 TRACK MERAH YG DISEBABKAN SINTELIS 18
3 PEMASANGAN TASPAT (PRASARANA) 152
4 PELAYANAN JALUR KIRI (DINAS PRASARANA) 1
5 REL PATAH 11
6 GOYANGAN KERAS 20
7 PERSINYALAN ELEKTRIK 19
8 TUNGGU TKA DI STASIUN ANTARA 1
9 PEMERIKSAAN DI STASIUN ANTARA 28
Sumber : Pusdalopka DAOP 6 Yogyakarta, 2020

Tabel V.13 Penyebab Kelambatan KA oleh Unit Sarana


JUMLAH
NO PENYEBAB KELAMBATAN
MENIT
1 TEKNIS SARANA 13
PENGURANGAN KECEPATAN KARENA SARANA TIDAK
2 26
SESUAI V-Op
3 PERBAIKAN SEMBOYAN 21 MALAM KERETA 5
4 PERBAIKAN DI STASIUN ANTARA 95
GANTI LOK DENGAN LOK CADANGAN DI STASIUN
5 39
ANTARA

6 TUKAR LOK DENGAN LOK KA LAIN DI STASIUN ANTARA 12

TAMBAH/LEPAS LOK TRAKSI GANDA DI STASIUN


7 19
ANTARA
8 TUNGGU RANGKAIAN (SARANA) 69
9 PEMERIKSAAN RANGKAIAN DI STASIUN ANTARA 10
TAMBAH/LEPAS SARANA DI STASIUN ANTARA KARENA
10 180
KIRIM RANGKAIAN (SARANA)
11 LOKOMOTIF 16
12 TENAGA LEMAH 62
13 GANGGUAN SISTEM ANGIN 849

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-21

14 GROUND POWER 31
15 TAHAN GANTI RANGKAIAN 34
16 GANGGUAN AC 27
17 GANGGUAN KELISTRIKAN 54
18 GANGGUAN PENGEREMAN (KERETA) 108
19 SELANG AIR BRAKE (KERETA) 1
20 GANGGUAN ALAT TOLAK TARIK (KERETA) 4
21 GANGGUAN MESIN DIESEL 89
22 GANGGUAN PENGEREMAN KRD 54
Sumber : Pusdalopka DAOP 6 Yogyakarta, 2020

Tabel V.14 Penyebab Kelambatan KA Januari 2020


JMLH PROSEN
NO KODE KELOMPOK PENYEBAB
MENIT -TASE
1 0 ALAM DAN EKSTERNALITAS 599 6,39
2 10000 KOMERSIAL, PELAYANAN DAN IT 1583 16,88
3 20000 OPERASI -12877 -137,33
4 30000 PRASARANA 164 1,75
5 40000 SARANA 1154 12,31
6 50000 KEAMANAN DAN KETERTIBAN 0 0
7 60000 SDM DAN UMUM 0 0
Sumber : Pusdalopka DAOP 6 Yogyakarta, 2020

ANDIL
0
SDM DAN UMUM
0
KEAMANAN DAN KETERTIBAN
SARANA
PRASARANA 164

OPERASI

KOMERSIAL, PELAYANAN DAN IT


ALAM DAN EKSTERNALITAS
KELAMBATAN JANUARI 2020

1154
-12877
1583

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-22

599

-14000 -12000 -10000 -8000 -6000 -4000 -2000 0 2000 4000


Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Daop 6 Yogyakarta
Gambar V.5 Grafik Kelambatan Januari 2020

Tabel V.15 Penyebab Kelambatan KA oleh Alam dan Eksternalitas


JUMLAH
NO PENYEBAB KELAMBATAN
MENIT
1 KA TERTEMPER ORANG 500
2 TUNGGU RANGKAIAN (ALAM DAN EKSTERNALITAS) 44000
3 ALAM 900
4 POHON TUMBANG 6500
5 CUACA BURUK 1800
6 HUJAN LEBAT 2500
7 EKSTERNALITAS 3700
Sumber : Pusdalopka DAOP 6 Yogyakarta, 2020

Tabel V.16 Penyebab Kelambatan KA oleh Unit Komersial, Pelayanan dan IT


JUMLAH
NO PENYEBAB KELAMBATAN
MENIT
1 NAIK/TURUN PENUMPANG 388
2 BLB NAIK/TURUN PENUMPANG 11
3 TUNGGU BONGKAR/MUAT BARANG 1065
4 TUNGGU ANTRIAN BONGKAR / MUAT BARANG 33
5 MENAMBAH/MELEPAS GERBONG 86
Sumber : Pusdalopka DAOP 6 Yogyakarta, 2020

Tabel V.17 Penyebab Kelambatan KA oleh Unit Operasi


JUMLAH
NO PENYEBAB KELAMBATAN
MENIT
1 DINAS OPERASI -4
2 BLB NAIK/TURUN PEGAWAI (OPERASI) 1
TUNGGU MASINIS/ASISTEN MASINIS DI STASIUN
3 5
ANTARA
TUNGGU MASINIS/ASSISTEN MASINIS KEPERLUAN
4 -1
PENTING

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-23

5 TAKTIS MASINIS -6783


6 MASINIS JALAN LAMBAT -1
TAMBAH/LEPAS SARANA DI STASIUN ANTARA
7 28
KARENA KIRIM RANGKAIAN (OPERASI)
8 ANTRIAN KA (DINAS OPERASI) 1091
9 PEMINDAHAN PERSILANGAN 4
10 PEMINDAHAN PENYUSULAN 97
11 LANGSIRAN BELUM SELESAI 142
12 TUNGGU WAKTU BERANGKAT TEPAT 479
13 KA BARANG BERANGKAT AWAL -3881
14 KA DATANG AWAL 300
15 TERTAHAN SEMBOYAN 7/SINYAL MASUK 19
16 TUNGGU PERSILANGAN 197
17 TUNGGU PENYUSULAN 578
18 KANTONG WAKTU -5153
19 PELAYANAN JALUR BELOK 5
Sumber : Pusdalopka DAOP 6 Yogyakarta, 2020

Tabel V.18 Penyebab Kelambatan KA oleh Unit Prasarana


JUMLAH
NO PENYEBAB KELAMBATAN
MENIT
1 TRACK MERAH YG DISEBABKAN SINTELIS 4
2 REL PATAH 91
3 GANGGUAN WESEL 30
4 GANGGUAN PESAWAT BLOK 9
HUBUNGAN BLOK ANTAR STASIUN
5 15
(PERSINYALAN ELEKTRIK)
6 GANGGUAN SINYAL (PERSINYALAN ELEKTRIK) 15
Sumber : Pusdalopka DAOP 6 Yogyakarta, 2020

Tabel V.19 Penyebab Kelambatan KA oleh Unit Sarana


JUMLAH
NO PENYEBAB KELAMBATAN
MENIT
1 TUNGGU TKA DI STASIUN ANTARA 4

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-24

2 PEMERIKSAAN DI STASIUN ANTARA 8


3 KELENGKAPAN SEMBOYAN 21 SIANG 8
4 RODA SELIP (LOKOMOTIF) 20
5 GANGGUAN POMPA PENGISIAN HSD 104
6 PERBAIKAN DI STASIUN ANTARA 46
GANTI LOK DENGAN LOK CADANGAN DI STASIUN
7 33
ANTARA
8 TUKAR LOK DENGAN LOK KA LAIN DI STASIUN ANTARA 51

9 TAMBAH/LEPAS LOK TRAKSI GANDA DI STASIUN ANTARA 14

10 PENAMBAHAN HSD LOK DI STASIUN ANTARA 35


11 TUNGGU RANGKAIAN (SARANA) 9
12 PEMERIKSAAN RANGKAIAN DI STASIUN ANTARA 8
TAMBAH/LEPAS SARANA DI STASIUN ANTARA KARENA
13 340
KIRIM RANGKAIAN (SARANA)
14 TENAGA LEMAH 76
15 GANGGUAN SISTEM DIESEL 4
16 RODA (KERETA) 10
17 GANGGUAN ALAT TOLAK TARIK (KERETA) 8
18 PENGEREMAN (GERBONG) 45
19 GANGGUAN GENERATOR 159
20 GANGGUAN PENGEREMAN KRD 29
21 GANGGUAN MESIN DIESEL 89
22 GANGGUAN PENGEREMAN KRD 54
Sumber : Pusdalopka DAOP 6 Yogyakarta, 2020

Kelambatan KA yang terjadi di lintas studi Wojo – Solobalapan pada


bulan desember 2019 lebih banyak disebabkan oleh dinas Alam dan
Eksternalitas dengan andil kelambatan mencapai 202% dengan
jumlah 2186 menit dan pada bulan januari 2020 kelambatan banyak
disebabkan oleh dinas Pelayanan,Komersial dan IT dengan andil
kelambatan mencapai 16% dengan jumlah 1583 menit. Waktu tunggu
rangkain KA dari KA sebelumnya menjadi penyumbang kelambatan
terbesar pada bagian Dinas Alam dan Eksternalitan dan waktu tunggu
bongkar muat barang dari Dinas Komersial,Pelayanan dan IT . Yang
kedua adalah dari Dinas Sarana dengan andil kelambatan mencapai
166% pada bulan desember 2019 dan 12% pada bulan januari 2020.

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-25

Dinas Sarana pada bulan Desember yang dimaksud disebabkan oleh


gangguan sistem angin dan pada bulan Januari 2020 dinas sarana
yang dimaksud disebabkan oleh tambah/lepas sarana di stasiun
antara karena kirim rangkaian (sarana). Sedangkan angka minus pada
presentase data andil kelambatan bulan desember 2019 dan Januari
2020 pada dinas Operasi merupakan Taktis Masinis, Taktis PPKP, dan
Penggunaan kantong waktu (window time).

c. Volume Angkutan
Pengoperasian angkutan kereta api terbagi dua yaitu :
1) Volume angkutan penumpang volume angkutan penumpang
kereta api dapat dilayani dengan :
a) Kereta api penumpang berjadwal kereta api penumpang
berjadwal adalah angkutan orang dengan kereta api antar
kota atau angkutan kota,beroperasi setiap dan / atau hari
tertentu dalam trayek dan jadwal tetap dan teratur
berdasarkan GAPEKA ( KA REGULER )
b) Kereta api penumpang tidak terjadwal kereta api penumpang
tidak terjadwal adalah angkutan orang dengan kereta api antar
kota atau angkutan kota dengan trayek dan jadwal yang tidak
tetap dan tidak teratur pada jaringan pelayanan yang telah
ditetapkan berdasarkan MALKA dan WAM Pelayanan angkutan
penumpang Daop 6 Yogyakarta terdiri dari pelayanan KA
eksekutif, KA Bisnis, KA Ekonomi dan KA Lokal

Tabel V.20a Volume Penumpang KRL tahun 2022


Bulan Jenis KA Jumlah
JAN KRL 286.175
FEB KRL 222.633
MAR KRL 263.990
APR KRL 227.535
MEI KRL 440.226
JUN KRL 423.600
JUL KRL 448.655
AUG KRL 342.783

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-26

SEP KRL 384.835


OKT KRL 447.559
NOV KRL 379.532
DES KRL 506.427
Total 4.373.950

Bulan Jenis KA Jumlah


JAN KRL 1.227
FEB KRL 99.239
MAR KRL 196.264
APR KRL 179.932
MEI KRL 175.669
JUN KRL 190.724
JUL KRL 45.697
AUG KRL 47.906
SEP KRL 105.780
OKT KRL 182.724
NOV KRL 219.696
DES KRL 290.627
Total 1.735.485

Bulan Jenis KA Jumlah


SEP KA Bandara YIA 12.555
OKT KA Bandara YIA 21.215
NOV KA Bandara YIA 34.172

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-27

DES KA Bandara YIA 77.911


Total 145.853

Bulan Jenis KA Jumlah


JAN KA Bandara YIA 82.746
FEB KA Bandara YIA 65.925
MAR KA Bandara YIA 82.139
APR KA Bandara YIA 75.967
MEI KA Bandara YIA 106.302
JUN KA Bandara YIA 98.133
JUL KA Bandara YIA 109.331
AUG KA Bandara YIA 115.991
SEP KA Bandara YIA 120.645
OKT KA Bandara YIA 133.078
NOV KA Bandara YIA 139.725
DES KA Bandara YIA 172.071
Total 1.302.053

Tabel V.20b Volume Penumpang KA tahun 2017 (Lanjutan)


SEP 113.383 58.545 243.182 292.449 707.559
OKT 112.714 54.747 251.013 309.406 727.880
NOV 106.396 52.050 240.940 300.047 699.433
DES 130.297 71.801 332.361 351.559 886.018

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-28

Total 1.342.053 692.689 2.944.791 3.606.572 8.586.105


Sumber: Unit Angkutan Penumpang DAOP 6 Yogyakarta, 2020

Tabel V.21 Volume Penumpang KA tahun 2018


Kelas
Bulan Jumlah
EKS BIS EKO Lokal
JAN 113.518 61.370 281.880 321.014 777.782
FEB 95.794 49.589 235.656 284.135 665.174
MAR 100.355 50.526 256.384 325.135 732.400
APR 113.988 54.376 271.825 324.213 764.402
MEI 105.828 42.295 244.209 308.201 700.533
JUN 139.261 46.486 311.972 357.848 855.567
JUL 155.293 56.012 329.097 378.247 918.649
AUG 128.263 49.395 303.785 334.024 815.467
SEP 126.412 47.300 267.285 339.861 780.858
OKT 125.625 42.337 265.633 337.230 770.825
NOV 144.435 38.462 295.172 328.089 806.158
DES 179.329 45.125 376.396 428.564 1.029.414
Total 1.528.101 583.273 3.439.294 4.066.561 9.617.229
Sumber: Unit Angkutan Penumpang DAOP 6 Yogyakarta, 2020

Tabel V.22 Volume Penumpang KA tahun 2019


Kelas
Bulan Jumlah
Eks Bis Eko Lokal
JAN 153.205 35.303 319.062 348.150 855.720
FEB 120.432 29.240 257.482 306.038 713.192
MAR 134.673 35.324 272.745 351.257 793.999
APR 147.589 37.723 299.695 360.242 845.249
MEI 109.989 12.101 240.373 317.032 679.495
JUN 197.246 25.453 363.855 385.939 972.493
JUL 189.964 17.616 370.861 393.480 971.921
AUG 157.383 16.264 320.703 368.779 863.129
SEP 143.124 14.420 287.693 346.061 791.298
OKT 147.918 13.798 295.781 367.976 825.473
NOV 150.760 16.508 301.835 359.108 828.211
DES 189.541 33.438 359.420 390.954 973.353
Total 1.841.824 287.188 3.689.505 4.295.016 10.113.533

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-29

Sumber: Unit Angkutan Penumpang DAOP 6 Yogyakarta, 2020


2) Volume angkutan barang untuk angkutan barang di Daerah operasi
6 yogyakarta untuk saat ini hanya meliputi BBM, Adapun angkutan
barang Daerah operasi 6 yogyakarta dari tahun 2017- 2019
sebagai berikut:

Tabel V.23 Volume Angkutan Barang


Volume
Tahun
2017 2018 2019
Program 261.600 321.400 274.418
Realisasi 291.725 316.792 321.400
Sumber: Unit Angkutan Barang DAOP 6 Yogyakarta, 2020

Untuk menganalisa data primer yang diperolah dilakukan dengan


rumus rumus tertentu sehingga data primer mudah untuk dianalisis
dan dipahami.Rumus yang dipergunakan untuk pengolahan data
yang diperoleh adalah sebagai berikut.
a) Analisis Kapasitas Lintas Kereta Api
Kapasaitas lintas adalah banyaknya kereta api yang dapat
dioperasikan pada satu petak jalan persatuan waktu, pada
umumnya diambil dalam kurun waktu satu hari (24 jam).
Besarnya kapasitas lintas dipengaruhi oleh kapasaitas petak jalan
(di jalur tunggal) atau petak blok (di jalur ganda) di lintas yang
bersangkutan dengan syarat syarat tertentu sesuai dengan
system persinyalannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas lintas adalah :
(1) Kecepatan, dimana semakin tinggi kecepatan kereta api maka
kapasitas lintas akan semakin besar. Sebaliknya semakin
rendah kecepatan kereta api akan menyebabkan kapasitas
lintas semakin kecil.
(2) Jarak antar stasiun (petak jalan), dimana semakin dekat jarak
antara stasiun maka kapasitas lintas akan semakin besar.
Sebalinya semakin jauh jarak antar stasiun, maka semakin
kecil kapasitas lintasnya.

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-30

(3) Waktu operasi sinyal,dimana semakin singkat waktu


pelayanan sinyal maka semakin besar kapasitas
lintasnya.Begitu pula sebaliknya, jika pelayanan sinyal
berlangsung lama maka kapasitas lintas akan kecil.
(4) Headway minimum petak jalan,dimana semakin besar
headway, maka semakin rendah kapasitas lintasnya. Semakin
kecil headway maka semakin besar kapasitas lintasnya.

Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung


kapasitas lintas :

(1) Jalur tunggal

1440
𝐶= 𝑋 0,6
𝐻
Keterangan :
C = Kapasitas lintas
1440 = konversi untuk 24 jam
H = Headway (menit)
0,6 = waktu yang dipergunakan untuk operasi KA hanya
60%,20% untuk cadangan hilang karena
menunggu persilangan

(2) Jalur Ganda


1440
𝐶 = 𝑋 0,7 𝑥 2
𝐻
Keterangan :
C = Kapasitas lintas
1440 = konversi untuk 24 jam
H = Headway
0,7 = Waktu yang dipergunakan untuk operasi KA
hanya 70%,20% untuk perawatan jalan dan 10%
untuk cadangan waktu hilang karena menunggu
persilangan.
Headway KA sangat ditentukan oleh panjangnya petak blok
dan khusus di jalur tunggal sangat ditentuka oleh petak jalan
terpanjang atau waktu tempuh terlama pada petak jalan

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-31

yang ada pada lintas terebut, ditentukan oleh puncak


kecepatan yang diterapkan dalam GAPEKA (Grafik
Perjalanan

KA),ditentukan oleh jenis hubungan blok dan ditentukan oleh


prinsip operassi (single/mix operation).
Ada beberapa rumus yang biasa digunakan untuk menghitung
headway sesuai dengan kriterianya :
(1) Hubungan blok manual
Untuk menghitung headway pada suatu lintas persinyalan
mekanik dengan system hubungan blok manual adalah
penjumlahan dari waktu tempuh paling lama di lintas
tersebut ditambah waktu perjalanan persilangan dan
pelayanan blok,jika diformulakan menjadi :

60 × (𝑆𝑎𝑏 + 3)
𝐻= +1
𝑉

Sumber: Buku operasi KA, Uned Supriadi


Keterangan:
H = Headway atau selang waktu antar dua KA
beriringan (dalam menit)
Sab = Jarak antar dua stasiun yang terpanjang (yang
dihitung) dilintas yang bersangkutan
3 = 3 kilometer digunakan untuk persilangan
1 = 1 menit waktu dipergunakan untuk hubungan blok
persinyalan mekanik dengan hubungan blok
manual
(2) Hubungan Blok Otomatik Tertutup
Untuk menghitung headway pada suatu lintas pesinyalan
elektrik dengan system hubungan blok otomatik tertutup
adalah penjumlahan dari waktu tempuh paling lama dilintas
tersebut ditambah waktu perjalanan persilangan dan
pelayanan blok ,jika diformulasikan menjadi:

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-32

60 × (𝑆𝑎𝑏 + 1,5)
𝐻= + 0,25
𝑉

Sumber: Buku operasi KA, Uned Supriadi

Keterangan :
H = Headway atau selang waktu antara dua KA
beriringan (dalam menit)
Sab = Jarak antara dua stasiun yang terpanjang (yang
dihitung) dilintas yang bersangkutan
1,5 = 1,5 kilometer, dipergunakan untuk persilangan
0,25 = 0,25 menit, waktu dipergunakan untuk hubungan blok
persinyalan elektrik dengan hubungan blok
otomatik tertutup
V = Kecepatan rata-rata
(3) Hubungan Blok Otomatis Terbuka untuk menghitung
headway pada suatu lintas persinyalan Elektrik dengan
system hubungan blok otomatik terbuka adalah penjumlahan
dari waktu tempuh paling lama pada 2 (dua) petak blok
berurutan ditambah jarak tampak dan panjang rangkaian di
lintas tersebut ditambah perubahan aspek , jika
diformulasikan menjadi :

60 × (2𝑏 + 1)
𝐻= + 0,25
𝑉
Sumber: Buku operasi KA, Uned Supriadi

Keterangan :
H = Headway atau selang waktu antara dua KA
beriringan (dalam menit)
B = Jarak antara dua sinyal blok utama
2 = 2 petak blok (berurutan)
1 = 1 kilomerer,panjang rangkaian dan jarak tampak setelah
dibulatkan
0,25 = 0,25 menit, waktu diperlukan untuk perubahan aspek
sinyal dari aspek sinyal merah ke aspek sinyal

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-33

kuning dan sinyal dibelakangnya dari aspek


kuning menjadi aspek hijau
V = Kecepatan rata-rata
Dalam perhitungan headway, kecepatan yang digunakan
adalah kecepatan rata-rata grafis, sedangkan puncak
kaecepatan yang digunakan untuk menghitung kecepatan
rata rata grafis yaitu 85% untuk jalur tunggal dan 90% untuk
jalur ganda dari puncak kecepatan yang dihitung.

Sedangkan untuk menghitung kecepatan rata-rata KA


beroperasi adalah dengan rumus sebagi berikut :

∑ 𝐾𝐴𝑝𝑛𝑝 × 𝑉 + ∑ 𝐾𝐴𝑏𝑟𝑔 × 𝑉
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
∑ 𝐾𝐴𝑝𝑛𝑝 + ∑ 𝐾𝐴𝑏𝑟𝑔

Keterangan :
V pnp = Kecepatan KA penumpang
V brg = Kecepatan KA barang
∑ KA pnp = Jumlah KA penumpang yang beroperasi
∑ KA brg = Jumlah KA barang yang beroperasi

Berikut adalah analisa kapasitas lintas di lintas studi Wojo-Solobalapan.


1) Perhitungan kapasitas lintas Wojo – Rewulu
Lintas wojo - Rewulu menggunakan hubungan blok elektrik tertutup
jalur ganda,dengan jarak antar 2 stasiun yang terpanjang di lintas
13,625 km , dalam gapeka 2019 puncak kecepatan maksimum di
lintas ini adalah 105 km/jam.Jumlah KA yang melintas adalah sebagai
berikut
:

Penumpang : 106 KA Vmaks 105 km/jam


Barang : 14 KA Vmaks 60 km/jam

a) Menghitung Kecepatan rata-rata


V grafis KA pnp = 90% x 105 = 94,5 km/jam
V grafis KA brg = 90% x 60 = 54 km/jam

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-34

Maka kecepatan rata-rata grafisnya adalah :

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-35

b) Menghitung Headway

c) Menghitung kapasitas lintas

𝑪 = 𝟏𝟗𝟗, 𝟖𝟎 ≈ 𝟐𝟎𝟎 𝑲𝑨/𝒉𝒂𝒓𝒊

Hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa kapasitas lintas


antara stasiun wojo – Rewulu adalah 200 KA/Hari. Dan masih sangat
memungkinkan untuk ditambah frekuensi perjalanannya karena
untuk saat ini baru 120 perjalanan dalam sehari.

2) Perhitungan kapasitas lintas Rewulu – Yogyakarta


Lintas Rewulu-Yogyakarta menggunakan hubungan blok elektrik
tertutup jalur ganda,dengan jarak antar 2 stasiun yang terpanjang di
lintas 4,579 km , dalam gapeka 2019 puncak kecepatan maksimum di
lintas ini adalah 105 km/jam.Jumlah KA yang melintas adalah sebagai
berikut :

Penumpang : 116 KA Vmaks 105 km/jam


Barang : 16 KA Vmaks 60 km/jam

a) Menghitung Kecepatan rata-rata


V grafis KA pnp = 90% x 105 = 94,5 km/jam
V grafis KA brg = 90% x 60 = 54 km/jam

Maka kecepatan rata-rata grafisnya adalah:

b) Menghitung Headway

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-36

b) Menghitung Headway

c) Menghitung kapasitas lintas

Hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa kapasitas lintas antara


Rewulu-Yogyakarta adalah 467 KA/hari. Dan masih sangat
memungkinkan untuk di tambah frekuensi perjalananya karena untuk
saat ini baru 132 perjalanan dalam sehari.

3) Perhitungan Kapasitas Lintas Yogyakarta – Lempuyangan


Lintas Yogyakarta-Lempuyangan menggunakan hubungan blok
elektrik tertutup jalur ganda,dengan jarak antar 2 stasiun yang
terpanjang di lintas 1,307 km , dalam gapeka 2019 puncak kecepatan
maksimum di lintas ini adalah 65 km/jam.Jumlah KA yang melintas
adalah sebagai berikut :

Penumpang : 111 KA Vmaks 65 km/jam


Barang : 16 KA Vmaks 60 km/jam

a) Menghitung Kecepatan rata-rata


Vg KA pnp = 90% x 65 = 58,5 km/jam
Vg KA brg = 90% x 60 = 54 km/jam

Maka kecepatan rata-rata grafisnya adalah :

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-37

b) Menghitung Headway

c) Menghitung kapasitas lintas

𝑪 = 𝟔𝟒𝟎 𝑲𝑨/𝒉𝒂𝒓𝒊

Hasil perhitungan diatas dapat mengetahui bahwa kapasitas lintas


antara stasiun Yogyakarta-Lempuyangan adalah 640 KA/hari. Dan
masih sangat memungkinkan untuk ditambah frekuensi
perjalananya karena untuk saat ini baru 127 perjalanan dalam
sehari.

4) Perhitungan Kapasitas Lintas Lempuyangan – Brambanan


Lintas Lempuyangan-Brambanan menggunakan hubungan blok
elektrik tertutup jalur ganda,dengan jarak antar 2 stasiun yang
terpanjang di lintas 7,905 km , dalam gapeka 2019 puncak kecepatan
maksimum di lintas ini adalah 105 km/jam.Jumlah KA yang melintas
adalah sebagai berikut :

Penumpang : 91 KA Vmaks 105 km/jam


Barang : 14 KA Vmaks 60 km/jam

a. Menghitung Kecepatan rata-rata


Vg KA pnp = 90% x 105 = 94,5 km/jam
Vg KA brg = 90% x 60 = 54 km/jam

Maka kecepatan rata-rata grafisnya adalah :

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-38

b) Menghitung Headway

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-39

Menghitung Headway

b.

c. Menghitung kapasitas lintas

𝑪 = 𝟑𝟎𝟔, 𝟑𝟖 ≈ 𝟑𝟎𝟔 𝑲𝑨/𝒉𝒂𝒓𝒊

Hasil perhitungan diatas dapat mengetahui bahwa kapasitas lintas


antara stasiun Lempuyangan-Brambanan adalah 306 KA/hari. Dan
masih sangat memungkinkan untuk di tambah frekuensi perjalananya
karena untuk saat ini baru 105 perjalanan dalam sehari.

5) Perhitungan Kapasitas Lintas Brambanan – Purwosari


Lintas Lempuyangan-Brambanan menggunakan hubungan blok
elektrik tertutup jalur ganda,dengan jarak antar 2 stasiun yang
terpanjang di lintas 7,905 km , dalam gapeka 2019 puncak kecepatan
maksimum di lintas ini adalah 105 km/jam.Jumlah KA yang melintas
adalah sebagai berikut :

Penumpang : 91 KA Vmaks 105 km/jam


Barang : 20 KA Vmaks 60 km/jam

a. Menghitung Kecepatan rata-rata


Vg KA pnp = 90% x 105 = 94,5 km/jam
Vg KA brg = 90% x 60 = 54 km/jam

Maka kecepatan rata-rata grafisnya adalah :

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-40

b) Menghitung Headway

c) Menghitung kapasitas lintas

Hasil perhitungan diatas dapat mengetahui bahwa kapasitas lintas


antara stasiun Brambanan-Purwosari adalah 263 KA/hari. Dan masih
memungkinkan untuk ditambah frekuensi perjalananya karena untuk
saat ini baru 113 perjalanan dalam sehari.

6) Perhitungan Kapasitas Lintas Purwosari – Solobalapan


Lintas Purwosari-Solobalapan menggunakan hubungan blok elektrik
tertutup jalur ganda,dengan jarak antar 2 stasiun yang terpanjang di
lintas 2,936 km , dalam gapeka 2019 puncak kecepatan maksimum di
lintas ini adalah 105 km/jam.Jumlah KA yang melintas adalah sebagai
berikut :

Penumpang : 95 KA Vmaks 105 km/jam


Barang : 20 KA Vmaks 60 km/jam

a. Menghitung Kecepatan rata-rata


Vg KA pnp = 90% x 105 = 94,5 km/jam
Vg KA brg = 90% x 60 = 54 km/jam
Maka kecepatan rata-rata grafisnya adalah :

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-41

b) Menghitung Headway

b. Menghitung Headway

c. Menghitung kapasitas lintas

𝑪 = 𝟔𝟏𝟎 𝑲𝑨/𝒉𝒂𝒓𝒊

Hasil perhitungan diatas dapat mengetahui bahwa kapasitas lintas


antara stasiun Purwosari-Solo balapan adalah 610 KA/hari. Dan masih
sangat memungkinkan untuk di tambah frekuensi perjalananya karena
untuk saat ini baru 115 perjalanan dalam sehari.

d. Kepuasan Pelanggan Kereta Api


Analisis tingkat kepentingan dan kepuasan pelayan merupakan satu
metode untuk mencari tahu dan menganalisis seberapa penting
pelayanan yang ditawarkan PT.KAI menurut para pengguna jasa kereta
api, dan seberapa tingkat kepuasan mereka terhadap fasilitas- fasilitas
dan pelayanan yang ditawarkan tersebut. Ada 2 jenis metode yang
digunakan dalam analisis tingkat kepentingan dan kepuasan
tersebut,yaitu metode IPA (Important Performance Analysis) dan CSI
(customer Statisfaction Index).
Important Performance Analysis (IPA) adalah suatu analisis yang dapat
digunakan untuk menunjukan kepada pihak PT KAI mengenai atribut
pelayanan apa saja yang dianggap penting oleh pelanggan
(importance), akan tetapi kurang mendapatkan perhatian dari operator

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-42

b) Menghitung Headway

sehingga kinerja (performance) menjadi kurang baik dan


mengakibatkan penumpang merasa kecewa.
Metode IPA digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan dan tingkat
kinerja atribut-atribut yang akan diukur,berkaitan dengan hal
itu,perhitungan dilakukan dengan menggunakan skala tingkat (skala
Likert).

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-43

b) Menghitung Headway

Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah seberapa penting suatu atribut bagi
pelanggan,dengan kata lain tingkat kepentingan adalah kinerja yang diharapkan
oleh pelanggan.
Metode IPA dalam penelitian digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan dan
kepuasan dari 20 atribut yang diukur.Dengan skala Likert menggunakan skala 1-5
yang dapat dilihat ditabel.

Tabel V.24 Skor Tingkat Kepentingan dan Kepuasan

Skor Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan

1 Tidak Penting Tidak Puas


2 Kurang Penting Kurang Puas
3 Cukup Penting Cukup Puas
4 Penting Puas
5 Sangat Penting Sangat Puas
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Daop 6 Yogyakarta

Perbandingan tingkat kepentingan dan kepuasan diatas menghasilkan suatu


perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat
kepuasan atribut-atribut kualitas pelayanan. Tingkat kesesuaian menentukan
urutan prioritas peningkatan faktorfaktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna
jasa kereta api. Dalam penelitian ini terdapat dua variable yang diwakili oleh huruf
X dan Y , dimana X adalah tingkat kepentingan /kinerja yang dapat memberikan
kepuasan pada para pelanggan,sementara Y merupakan tingkat kepentingan
pelanggan.
Mengukur tingkat kesesuaian dilakukan dengan car membagi total skor tingkat
kepuasan dengan total skor kepentingan kemudian dikalikan 100%. Kemudian

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-44

b) Menghitung Headway

hasil dituangkan kedalam diagram kartesius, yaitu dengan melakukan pemetaan


terhadap skor rataan antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan, sebagai
garis tengahnya diacari skor rataan tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan.

Gambar V.6 Diagram Cartesius Metode IPA Keterangan :


1) Menunjukan atribut-atribut kualitas pelayanan yang dianggap penting/sangat
penting mempengaruhi kepuasan pelanggan namun pihak penyelenggara
belum melaksanakannya sesuai dengan
keinginan pelanggan,sehingga pelanggan merasa kurang puas /
tidak puas.
2) menunjukan tingkat kepuasan / kinerja dari kualitas pelayanan yang telah
berhasil dilaksanakan oleh PT.KAI, oleh karena itu wajib dipertahankan.
Atribut ini dianggap penting/ sangat penting oleh pelanggan, dan dalam
pelaksanaanya pelanggan telah merasa puas/sangat puas

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-45

b) Menghitung Headway

3) Menunjukan atribut kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan,


pelaksanaanya oleh PT.KAI dilakukan biasa-biasa saja ,dianggap kurang
penting / tidak penting oleh pelanggan dan kinerjanya pun dinilai kurang
memuaskan/ tidak memuaskan pelanggan
4) menunjukan atribut yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan, akan
tetapu dalam pelaksanaanya berlebihan , dianggap kurang penting/tidak
penting oleh pelanggan tetapi kinerjanya memuaskan/ sangat memuaskan.

Customer Satsfaction aindex (CSI) ialah sebuah angka yang menunjukan


seberapa besar tingkat kepuasan konsumen akan produk/jasa yang ditawarkan
dengan cara sebagai berikut :
Kepentingan (I) Kepuasan (P) Skor (S)
Atribut

Skala Likert 1-5 Skala Likert 1-5 (s) = (I) x (S)


Skor Total skor
Total (I) = (Y)
Total (S) = (T)
Customer Satisfaction Index (CSI) diperoleh (T/5Y) x 100%

Nilai 5 pada (5Y) adalah nilai maksimum yang digunakan pada skala pengukuran

𝑇
𝐶𝑆𝐼 = × 100%
5𝑌
Nilai maksimum CSI adalalah 100%

Dalam melakukan penelitian dibutuhkan responden-responden yang akan diteliti,


berikut adalah jumlah dan penarikan sampel :

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-46

b) Menghitung Headway

Penarikan sampel dilakukan dengan cara melakukan survey Station Interview


(SI), yaitu melakukan wawancara secara langsung kepada para penumpang
secara acak sesuai dengan jumlah sampel yang telah ditentukan. Penentuan
jumlah responden ditentukan berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus
Slovin , yaitu :

𝑁
𝑛=
(1 + 𝑁𝑒 2 )

Sumber : Slovin Keterangan :


n = Jumlah Sampel N =
Jumlah Populasi
e = Presentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih ditolerir atau diinginkan. Dalam penelitian ini
digunakan e = 100%
Berdasarkan data yang diperoleh dari Daop 6 Yogyakarta, total jumlah
penumpang pada tahun 2019 berjumlah 10.113.533 orang. Dengan
menggunakan rumus slovin dengan tingkat kesalahan 10% akhirnya diperoleh
responden sebanyak

𝒏 = 𝟗𝟗, 𝟗𝟗𝟗 ≈ 𝟏𝟎𝟎


Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus slovin, didapatakan
jumlah responden yang akan diteliti yaitu sebanyak 100 orang.
Tabel V.25 Survei Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Tingkat Kepentingan
Nilai Rata-
No Atribut Pelayanan Rata Tk
Kepentingan

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-47

b) Menghitung Headway

1 Informasi di dalam Kereta Api 4,66


2 Ketepatan waktu perjalanan Kereta Api 4,75
3 Ketersediaan informasi di stasiun 4,48
4 Kondisi ruang tunggu dan peron 4,53
5 Waktu pelayanan penjualan tiket 4,51
6 Kenyamanan tempat duduk dan berdiri 4,47
7 Ketanggapan dan keramahan pegawai 4,33
Kecepatan pelayanan terhadap keluhan
8 4,29
penumpang
9 Kecepatan dalam pemberian informasi 4,38
Kemudahan naik turun penumpang dari dan ke
10 4,48
KA
11 Kesopanan petugas dalam melayani 4,43
12 Tarif yang ditawarkan 4,28
13 Kecepatan petugas dalam melayani 4,38
14 Ketersediaan layanan tiket 4,58
15 Kemudahan akses stasiun 4,5
16 Ketersediaan tempat ibadah 4,51
17 Ketersediaan lahan parkir 4,44
18 Kebersihan stasiun KA 4,52
19 Ruang Ibu menyusui 4,49
20 Fasilitas penyandang cacat 4,66
21 Toilet 4,62
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Daop 6 Yogyakarta, 2020

Keterangan :
1 : Tidak Penting
2 : Kurang Penting
3 : Cukup Penting

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-48

b) Menghitung Headway

4 : Penting
5 : Sangat penting

Penilaian tingkat kepentingan pelayanan pada tabel diatas menunjukan bahwa


atribut kepentingan pelayanan dianggap paling penting menurut penumpang
adalah ketepatan waktu perjalanan kereta api yaitu dengan nilai rata-rata
kepentingan sebesar 4,75. Ini artinya penumpang merasa bahwa ketepatan waktu
perjalanan kereta api adalah hal yang dirasa paling penting.

Tabel V.26 Survei Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Tingkat Kepuasan


Nilai Rata-Rata
No Atribut Pelayanan
Tk Kepuasan

1 Informasi di dalam Kereta Api 3,95


2 Ketepatan waktu perjalanan Kereta Api 4,24
3 Ketersediaan informasi di stasiun 4,14
4 Kondisi ruang tunggu dan peron 3,97
5 Waktu pelayanan penjualan tiket 4,01
6 Kenyamanan tempat duduk dan berdiri 4,05
7 Ketanggapan dan keramahan pegawai 4,07
8 Kecepatan pelayanan terhadap keluhan penumpang 4
9 Kecepatan dalam pemberian informasi 3,92
10 Kemudahan naik turun penumpang dari dan ke KA 3,98
11 Kesopanan petugas dalam melayani 4,03
12 Tarif yang ditawarkan 3,94
13 Kecepatan petugas dalam melayani 3,94
14 Ketersediaan layanan tiket 3,95
15 Kemudahan akses stasiun 4,15
16 Ketersediaan tempat ibadah 4,14

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-49

b) Menghitung Headway

17 Ketersediaan lahan parkir 4,04


18 Kebersihan stasiun KA 3,95
19 Ruang Ibu menyusui 4,1
20 Fasilitas penyandang cacat 4,15
21 Toilet 4,27
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Daop 6 Yogyakarta, 2020

Keterangan :
1 : Tidak Puas
2 : Kurang Puas
3 : Cukup Puas
4 : Puas
5 : Sangat Puas

Penialain terhadap kepuasan pelayanan pada tabel diatas menunjukan bahwa


atribut yang dianggap paling memuaskan berdasarkan penilaian penumpang ialah
toilet dengan nilai rataan tingkat kepuasan 4,27. Hasil ini menunjukan bahwa hasil
penilaian terhadap pelayanan fasilitas toilet sudah memuaskan dan memenuhi apa
yang diinginkan oleh penumpang kereta api. Sedangkan atribut dengan nilai
rataan tingkat kepuasan terendah yaitu kecepatan dalam pemberian informasi
dengan nilai rataan tingkat kepuasan sebesar 3,92. Hasil ini menunjukan bahwa
penumpang masih merasa kurang puas dengan kecepatan pemberian informasi.

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-50

b) Menghitung Headway

Berikut adalah hasil analisa strategi untuk meningkatkan kepuasan penumpang


dengan menggunakan IPA (Indeks Perfomance Analisys):

Gambar V.7 Proyeksi Sebaran Hasil Survey Terhadap Atribut Pelayanan Kuadaran
pertama terletak disebelah kiri atas, kuadran kedua berada disebelah kanan
atas,kuadaran ketiga berada disebelah kiri bawah, dan kuadran keempat berada
disebelah kanan bawah. Posisi masing-masing atribut pada keempat kuadaran
tersebut disajikan sebagai alat alternative strategi untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan dalam kuadrannya masing-masing. Interpretasi dari Importance and
Performance Analysis dapat dilihat pada kuadran-kuadaran dibawah ini:

1) Kuadran pertama (Prioritas Utama)

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-51

b) Menghitung Headway

Atribut-atribut yang berada dalam kuadran ini harus lebih diprioritasakan dan
diperbaiki,sehingga kinerjanya meningkat dan menjadi lebih baik lagi,karena
atribut-atribut ini memiliki nilai kepentingan yang tinggi bagi konsumen namun
kinerjanya masih kurang memuaskan. Atribut-atribut yang berada pada
kuadran ini adalah :
a) ketepatan waktu perjalanan kereta api (atribut 1)
b) Kesesuaian harga tiket dengan fasilitas yang deiberikan (atribut
14)
c) Ketersediaan tempat ibadah (atribut 18)
d) Kemudahan naik turun penumpang dari dan ke KA (atribut 4)
e) Kemudahan akses dari dan ke stasiun (atribut 5)

2) Kuadran kedua (Pertahankan Prestasi)


Atribut-atribut yang termasuk ke dalam kuadaran ini merupakan atribut –atribut
yang dianggap penting oleh pelanggan dan kinerja dari pihak perusahaan pada
atribut ini juga sangat baik,sehingga pelanggan merasa puas. Atribut-atribut
yang tremasuk kedalam kuadran dua adalah:
a) Informasi waktu keberangkatan dan kedatangan kereta (atribut 2)
b) Kebersihan stasiun (atribut 20)
c) Fasilitas toilet di stasiun (atribut 21)
d) ketersediaan ruang tunggu dan peron (atribut 16)
e) Ketersediaan informasi di stasiun (atribut 15)
f) Ketersediaan lahan parker (atribut 19)
3) Kuadran ketiga (Prioritas Rendah)

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-52

b) Menghitung Headway

Atribut-atribut yang termasuk ke dalam kuadran ini merupakan atributatribut


yang dianggap kurang penting bagi pelanggan dan kinerjanya pada atribut ini
juga kurang begitu diperhatikan karena atribut-atribut pada kuadaran tiga
merupakan atribut-atribut yang kurang berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen. Atribut-atribut yang termasuk kedalam kuadran tiga adalah :
a) kerapihan petugas (atribut 12)
b) Kecepatan terhadap kondisi darurat (atribut 10)
c) Ketersediaan fasilitas penyandang cacat (atribut 17)
d) Kecepatan dalam pemberian informasi (atribut 11)
e) Kecepatan pelayanan terhadap keluhan pelanggan (atribut 9)
f) Harga tiket yang ditawarkan (atribut 13)
g) Ketanggapan dan keramahan pegawai (atribut 8)

4) Kuadran keempat (Berlebihan)


Kuadran ini menunjukan atribut yang dirasa kurang penting oleh pelanggan,
tapi kinerjanya dilakukan dengan baik sehingga pelanggan menilai kinerja
tersebut dirasa berlebihan. Atribut-atribut yang termasuk kedalam kuadran
empat adalah:
a) Kesopanan petugas dalam melayani (atribut 7)
b) Kesesuaian jadwal dengan kebutuhan penumpang (atribut 3)
c) Kemudahan dalam pembelian dan pembayaran tiket (atribut 6)

Berikut ini adalah analisa tingkat kepuasan menggunakan metode CSI (


Customer Satisfaction Index )

Tabel V.27a Hasil Tingkat Kepuasan Menggunakan Metode CSI

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-53

b) Menghitung Headway

Rata-Rata Rata-Rata
NO Atribut Skor
Kepentingan Kepuasan
1 1 4,66 3,95 18,407
2 2 4,75 4,24 20,14
3 3 4,48 4,14 18,5472
4 4 4,53 3,97 17,9841
5 5 4,51 4,01 18,0851
6 6 4,47 4,05 18,1035
7 7 4,33 4,07 17,6231

Tabel V.27b Hasil Tingkat Kepuasan Menggunakan Metode CSI (Lanjutan)


8 8 4,29 4 17,16
9 9 4,38 3,92 17,1696
10 10 4,48 3,98 17,8304
11 11 4,43 4,03 17,8529
12 12 4,28 3,94 16,8632
13 13 4,38 3,94 17,2572
14 14 4,58 3,95 18,091
15 15 4,5 4,15 18,675
16 16 4,51 4,14 18,6714
17 17 4,44 4,04 17,9376
18 18 4,52 3,95 17,854
19 19 4,49 4,1 18,409
20 20 4,66 4,15 19,339
21 21 4,62 4,27 19,7274
total 94,29 84,99 381,7277
Sumber: Hasil Analisis Tim PKL Daop 6 Yogyakarta,2019 
Perhitungan CSI :

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-54

b) Menghitung Headway

𝑪𝑺𝑰 = 𝟖𝟏%

Tabel diatas menunjukan nilai CSI sebesar 81% atau 0,81 dimana nilai tersebut
masuk kategori seperti yang bias dilihat pada tabel berikut :
Tabel V.28 Keterangan Kategori Penilaian

Nilai Kategori

0,00 - 0,34 Tidak Puas


0,35 - 0,50 Kurang Puas
0,51 - 0,65 Cukup Puas
0,66 - 0,80 Puas
0,81 - 1,00 Sangat Puas
Sumber: Hasil Analisis Tim PKL Daop 6 Yogyakarta

Berdasarkan tabel diatas nilai CSI masuk kisaran 0,81 – 1,00 yang berarti
“Sangat Puas” . Ini berarti rata-rata penumpang sudah merasa sangat puas dengan
pelayanan yang ditawarkan PT KAI kepada para penumpang kereta api di Daop 6
Yogyakarta.

e. Okupansi
Okupansi adalah tingkat penumpang selama perjalanan. Sedangkan load factor
adalah pengisian penumpang rata-rata dibagi kapasitas tempat duduk
penumpang.
Berikut adalah okupansi penumpang KA Bandara YIA :

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-55

b) Menghitung Headway

• Okupansi KA Bandara YIA bulan Desember

• Okupansi KA Bandara YIA bulan Januari

• Okupansi KA Bandara YIA Februari

Tabel V.29 Okupansi KA Bandara YIA


VOLUME
NAMA KA BULAN PENUMPANG TD OKUPANSI

DESEMBER 44.886 282.960 15.86%


KA
BANDARA JANUARI 36.921 282.960 13.05%
YIA
FEBRUARI 32.133 282.960 11.36%
Sumber: Hasil Analisis Tim PKL Daop 6 Yogyakarta

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-56

b) Menghitung Headway

OKUPANSI KA BANDARA
18.00%
15.86%
16.00%
14.00% 13.05%
12.00% 11.36%

10.00%
8.00%
6.00%
4.00%
2.00%
0.00%
DESEMBER JANUARI FEBRUARI

Sumber: Hasil Analisis Tim PKL Daop 6 Yogyakarta


Gambar V.8 Grafik Okupansi KA Bandara YIA

Berdasarkan Grafik diatas okupansi KA Bandara YIA masih rendah dan mengalami
penurunan. Pada tiga bulan pemberlakuan gapeka baru per 1 Desember 2019,
pada bulan Desember 2019 okupansi KA Bandara sebesar 15.86%. pada bulan
Januari 2020 sebesar 13.05% dan pada bulan Februari 2020 sebesar 11.36%.
Okupansi yang masih rendah ini disebabkan karena belum beroperasinya secara
penuh penerbangan di Bandara YIA tersebut dan masyarakat memanfaatkan KA
Bandara sebagai tujuan lain menuju pusat kota Yogyakarta. Selain itu kondisi
eksisting di lapangan karena belum adanya jalur khusus yang menuju langsung ke
Bandara YIA menyebabkan penumpang yang akan melakukan penerbangan dari
Bandara YIA harus turun terlebih dahulu di stasiun wojo dan melanjutkan
perjalanan dengan menggunakan shuttle Damri. Sehingga hal ini menyebabkan
kurang efektifnya perjalanan menuju Bandara YIA.

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11


V-57

b) Menghitung Headway

6. Rekomendasi
Berdasarkan hasil identifikasi masalah diatas maka dapat diberikan rekomendasi
sebagai berikut :
a. Dari hasil analisis, kapasitas lintas yang ada pada lintas studi wojo-
solo balapan masih memungkinkan untuk ditambahkan perjalanan kereta api
b. Untuk mengurangi andil kelambatan diharapkan memanfaatkan kantong
waktu semaksimal mungkin,
c. Berdasarkan hasil survey terhadap kepuasan penumpang di Daop 6
Yogyakarta para penumpang sudah merasa puas dan pelayanan agar
dipertahankan dan ditingkatkan,
d. Belum adanya kontinuitas menuju Bandara YIA yang mengakibatkan volume
penumpang kereta bandara mengalami penurunan, maka diperlukan
percepatan pembangunan jalur dari stasiun kedundang langsung menuju
Bandara YIA dan membuat rencana pola operasi baru kereta api bandara.

LAPUM TIM PKL DAOP VI YOGYAKARTA 2020/PTDI-STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIX 11

Anda mungkin juga menyukai