Tahap awal dari pekerjaan ini adalah mengumpulkan data sekunder berupa data
resume usulan pembangunan apartemen, data jaringan jalan, data tata guna
lahan sekitar, dan data-data yang didapatkan dari survei tentang pola perjalanan
orang di Kota Semarang serta tingkat bangkitan perjalanan tata guna lahan. Data
tersebut dipergunakan untuk menentukan daerah dampak pembangunan model
jaringan jalan serta dalam rangka survei-survei primer.
Jenis survei yang dilakukan dalam rangka penyelesaian pekerjaan Studi Analisis
Dampak Lalu Lintas Pembangunan Apartemen ini meliputi kelompok survei
inventarisasi (inventory survey), kelompok survei pencacahan lalu lintas (traffic
count survey), kelompok survei kecepatan (vehicle velocity survey), survei objek
pembanding (trip attraction) serta kelompok survei kinerja angkutan umum
(public transport survey). Sedangkan metode survei dilakukan dengan
pencacahan, pengukuran, dan pencatatan secara manual.
2. Pelaksanaan Survei Lapangan
Jenis data yang dibutuhkan dalam kajian ini ialah data yang pengukuran langsung
di lapangan (primer) maupun data instansional (sekunder). Berikut pada tabel di
bawah ini rincian kebutuhan data selama studi.
b. Kecepatan perjalanan Bahan analisis kinerja ruas jalan. Survey kecepatan perjalanan
Bahan prediksi tingkat kefatalan seperti kecepatan sesaat
konflik lalu lintas. (spot speed), kecepatan
dengan metode mengikuti
arus kendaraan (floating) dan
survey Moving Car Observer
(MCO).
5a. Bus Kecil adalah sebagai kendaraan penumpang umum dengan tempat
duduk antara 16 s/d 26 buah, seperti kopaja, metromini, elf dengan bagian
belakang sumbu tunggal roda ganda (STRG) dan panjang kendaraan
maximal 9 m dengan sebutan bus ¾. 5b. Bus Besar adalah sebagai
kendaraan penumpang umum dengan tempat duduk antara 30 s/d 50 buah,
sperti bus malam,bus kota, bus antar kota yang berukuran 12 m (+) dan
STRG.
7a. Truk 3 sumbu adalah sebagai kendaraan barang dengan 3 sumbu yang
letaknya STRT dan SGRG (sumbu ganda roda ganda).
7b. Truk gandengan adalah sebagai kendaraan no. 6 dan 7 yang diberi
gandengan bak truk dan dihubungkan dengan batang segitiga.Disebut juga
Full Trailer Truck.
7c. Truk semi trailer atau truk tempelan adalah sebagai kendaraan yang terdiri
dari kepala truk dengan sumbu 2-3 sumbu yang dihubungkan secara sendi
dengan pelat dan rangka bak yang beroda belakang yang mempunyai 2 atau
3 sumbu pula.
a. Pelaksanaan survei
Pelaksanaan survei lapangan diawali dengan persiapan yang meliputi
pelatihan tenaga surveior, penetapa lokasi definitf titik-titik survei dan
alokasi waktu serta pembagian titik bagi surveyor.
b. Survei pendahuluan
Sebelum pelaksanaan survei sesungguhnya, terlebih dahulu dilakukan
peninjauan lapangan, pengamatan dan survei pendahuluan. Maksud
dilaksanakannya survei pendahuluan ini adalah untuk:
1. Menyiapkan perlengkapan survei mencakup peta lokasi dan formulir
survei
2. Mempelajari peta lokasi dan cara pengisian formulir survei
3. Menguji coba pengisian formulir survei
c. Waktu pelaksanaan
Survei lapangan dilaksanakan mewakili hari libur dan yang mewakili hari
kerja.
Dengan besaran volume lalulintas yang lebih tinggi pada hari kerja, maka
sebagai dasar analisis lanjutan dalam mengetahui kinerja ruas jalan,
diambil dari hari kerja ini dengan secara detail memperhatikan volume
lalulintas pada jam sibuk (peak hour) sebagai volume jam perencanaan.
2.1.5. Metode Analisis Data
Keterangan:
Keterangan:
Keterangan:
C = S x g/c
Dengan:
C = kapasitas (smp/jam)
S = arus jenuh (smp/jam)
g = waktu hijau nyata (detik)
c = waktu siklus (detik)
2.1.5.4. Keselamatan Lalulintas
JKLi x 106
TKLi = ---------------
LHRi x 365
Keterangan:
TKLi : Tingkat kecelakaan lalulintas pada lokasi-i
JKLi : Jumlah kejadian kecelakaan per tahun lokasi-i
LHRi : Jumlah lalulintas harian rata-rata lokasi-i
Gangguan guna ruang jalan ditentukan dari besarnya bangkitan parkir yang
diprediksi akan muncul saat kegiatan operasional. Dikhawatirkan dampak
tersebut adalah saat kapasitas parkir yang disediakan saat kegiatan operasional
tidak mencukupi untuk kendaraan pengunjung. Berdasarkan Peraturan
Perhubdat No. 272/HK.105/DRJD/96, besaran Satuan Ruang Parkir (SRP) sudah
ditentukan pada masing-masing jenis kendaraan dan jenis kegiatannya.
Selain itu juga analisis bangkitan parkir ditentukan dari studi pembanding pada
kegiatan yang sama. Sehingga dari jumlah akumulasi parkir yang ada pada
kegiatan pembanding, maka dapat ditentukan besarnya nilai kebutuhan parkir
yang ada. Serta penentuan karakteristik parkir, berupa:
Volume Parkir = Nin + X
Dengan :
Nin : kendaraan yang masuk lokasi parkir
X : jumlah kendaraan yang sudah ada
Akumulasi Parkir = Ei - Ex + X
Dengan :
Ei : kendaraan yang masuk lokasi parkir
Ex : kendaraan yang keluar lokasi parkir
X : jumlah kendaraan yang sudah ada
Durasi = Tout – Tin
Tin waktu saat kendaraan masuk lokasi parkir
Tout waktu saat kendaraan keluar lokasi parkir
Turnover = Volume Parkir / Ruang Parkir Yang Tersedia
Index Parkir = (Akumulasi x 100%) / Petak Parkir Tersedia
Kondisi tingkat pelayanan ruas jalan yang ditinjau dapat diketahui dari
perbandingan antara volume kendaraan (V) yang lewat dengan kapasitas (C)
ruas jalan. Dari hasil hitungan kapasitas, dapat diidentifikasi derajat kejenuhan
(DS = degree of saturation) yang terjadi, yaitu perbandingan antara volume arus
lalu lintas kendaraan yang lewat dengan kapasitas ruas jalan. Derajat kejenuhan
merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kinerja ruas jalan pada
kondisi sebelum ada kegiatan, selama masa konstruksi dan masa operasional.
DS = V/C
Dengan:
C = kapasitas (smp/jam)
Tabel 3. Tingkat Pelayanan dan Karakteristik Operasi Terkait Ruas
Jalan
Batas
Tingkat
Karakteristik Lingkup
Pelayanan
V/C
A Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi, 0,00 – 0,20
pengemudi dapat memilih kecepatan yang
diinginkan tanpa hambatan
Studi eksternal lokasi meliputi studi terhadap usulan perbaikan geometrik dan
pengendalian akses keluar masuk, penanganan ruas jalan dan penanganan
persimpangan. Sedangkan análisis penanganan lalulintas internal meliputi
pengaturan sirkulasi internal dan penyediaan lahan parkir yang memadai untuk
mengantisipasi terjadinya parkir di badan jalan (on Street parking) pada jalan di
depan lokasi maupun pada ruas jalan di sekitarnya.
2.1.5.10. Rekomendasi
Kinerja Lalulintas
Dengan Pembangunan
(Dengan Potensi
Dampak Lalulintas)
Rekomendasi
Akhir