Anda di halaman 1dari 6

3.

2 Metode Prakiraan Dampak Penting

Bagian ini menjelaskan metode prakiraan dampak penting yang digunakan untuk
memprakirakan besaran dan sifat penting dampak dalam studi Amdal untuk masing- masing
dampak penting hipotetik. Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu
aktifitas. Dengan kata lain dampak merupakan perbedaan yang ada antara keadaan lingkungan
yang diperkirakan tanpa adanya proyek dengan keadaan lingkungan jika ada proyek.

Metode yang akan digunakan untuk melakukan prakiraan dampak dapat memilih dari
salah satu metode yang ada ketergantungannya pada jenis komponen lingkungan yang
dimaksud. Adapun metode-metode yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

a. Metode Pendekatan Model Matematis


Melalui penggunaan rumus matematis yang sesuai dengan kegiatan proyek serta
keadaan alam di sekitar proyek yang akan diperkirakan seberapa jauh dampak yang terjadi.
Misalnya: tingkat kebisingan, besarnya sampah dan limbah, besarnya genangan, bangkitan
lalu lintas dan sebagainya. Metode model matematis dilakukan untuk memprediksi kualitas
udara dan kebisingan pada saat kegiatan. Prediksi kualitas udara dan kebisingan dilakukan
dengan model matematis sebagai berikut:

Prakiraan Kebisingan
Perkiraan sebaran bising sebagai akibat aktivitas transportasi material ataupun
operasional perkerjaan sipil terhadap lingkungan disekitarnya menggunakan rumus
pendekatan sebagai berikut:

L2 = L1 – 10 log R2/R1 – Ae, dBA (bising bergerak)

L2 = L1 – 20 log R2/R1 – Ae, dBA (bising diam)

Keterangan:

L2 = Tingkat bising pada jarak R2 dari tapak proyek, sumber bising, dBA

L1 = Tingkat bising pada jarak R1 dari tapak proyek, dBA

R1, R2 = Jarak dari sumber bising, m

Ae = Atenuasi bising karena kelembapan udara, dBA (kecil, diabaikan)


Konsentrasi Kualitas Udara Ambien

Pengukuran kualitas udara memakai pengukuran kualitas udara di Jawa Timur dengan
Penentuan Indeks Standar Pencemar Udara Ambien secara perhitungan menurut Keputusan
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor :KEP- 107/KABAPEDAL/II/1997
tentang Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar
Udara:

Ia−Ib
I = Xa− Xb (Xx – Xb) + 1b

I = ISPU terhitung

Ia = ISPU batas atas

Ib = ISPU batas bawah

Xa = Ambien batas atas

Xb = Ambien batas bawah

Xx = Kadar ambien nyata hasil perhitungan

Komponen Transportasi

Metode Pengumpulan Data


Jenis data yang digunakan untuk memperkirakan dampak pada komponen
transportasi meliputi volume kendaraan, geometri ruas jalan dan simpang, jenis dan
kondisi kerusakan jalan, kecelakaan lalu lintas serta kecepatan sesaat pada lokasi yang
berpotensi membangkitkan pejalan kaki. Jenis data dan metode pengumpulan data
dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Volume arus lalu lintas
Metode pengambilan data volume arus lalu lintas dilakukan dengan metode
pencacahan arus lalu lintas tiap jenis kendaraan (traffic counting) pada ruas jalan.
Pengamatan dilakukan dengan inerval waktu tiap 15 (lima belas) menit yang
mencakup periode waktu jam sibuk. Prakiraan jam sibuk didasarkan pada kondisi
tata guna lahan disekitar jalan simpang yang akan diamati. Dari hasil observasi
awal di lokasi, ditentukan periode jam pengamatan mulai jam 07.00 – 08.00 WIB ,
12.00 – 13.00 WIB dan 16.00 – 17.00 WIB.

Klasifikasi kendaraan yang di survei adalah :


a) Light Vehicle (LV) : Kendaraan ringan terdiri dari mobil pribadi, pickup
b) Heavy Vehicle (HV) : Kendaraan berat terdiri dari bus sedang, truk 2 As,
truk 3 As atau lebih dan bus besar
c) Motocycle (MC) : Sepeda motor
d) Unmotorized (UM) : Kendaraan tidak bermotor

b) Geometri ruas jalan dan simpang


Data geometri ruas diperoleh dengan cara pengukuran langsung maupun data
sekunder dari instansi berwenang, untuk mendapatkan data berupa :
a) Lebar laju
b) Lebar perkerasan total
c) Lebar bahu jalan

Data lain yang diperlukan meliputi fasilitas kelengkapan jalan, yaitu meliputi
rambu dan marka jalan.
c) Kecepatan Setempat
Data kecepatan setempat (speed) diperoleh dengan pengukuran langsung
dengan cara mengamati waktu tempuh pada jarak 50 m pada ruas jalan untuk setiap
jenis kendaraan bermotor secara acak. Waktu pengukuran dilakukan bersamaan
dengan pengambilan data volume arus lalu lintas (traffic counting).
d) Jenis dan Kondisi Kerusakan Jalan
Mengamati secara langsung kondisi perkerasan jalan khususnya pada ruas
jalan yang akan dijadikan sebagai rute angkutan barang/material. Data lain yang
diperlukan adalah kondisi jembatan yang berada di sepanjang ruas jalan.
• Kapasitas Ruas Jalan
Kapasitas ruas jalan perkotaan dapat diketahui dengan mengacu
pedoman dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997 sebagai
berikut:

𝐶 = 𝐶𝑜 × 𝐹𝐶𝑤 × 𝐹𝐶𝑠𝑝 × 𝐹𝐶𝑠𝑓 × 𝐹𝐶𝑐𝑠

dengan :
C = Kapasitas ruas jalan (smp/jam) Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = Faktor penyesuaian kapasitas lebar jalur lalu lintas
FCsp = Faktor penyesuaian kapasitas penyesuaian arah lalu lintas
FCsf = Faktor penyesuaian kapasitas hambatan samping
FCcs = Faktor penyesuaian kapasitas ukuran kota
• Kinerja Ruas Jalan
Penilaian kinerja ruas jalan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
tingkat pelayanan yang ada saat ini dan kondisi setelah ada perubahan kondisi
arus lalu lintas berdasarkan perbandingan antara volume kendaraaan yang
lewat (V) dibandingkan kapsitas ruas jalan (C).
𝐷𝑆 = 𝑉⁄𝐶
dengan :
DS = Degree of Saturation (derajat kejenuhan)
V = Volume (smp/jam)
C = Kapasitas ruas jalan (smp/jam)
• Simpang Tidak Bersinyal
Berdasarkan pedoman dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
1997, kapasitas penimpangan untuk simpang tidak bersinyal dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut :
𝐶 = 𝐶𝑜 × 𝐹𝑤 × 𝐹𝑐𝑠 × 𝐹𝑅𝑆𝑈 × 𝐹𝐿𝑇 × 𝐹𝑀
dengan :
C = Kapasitas (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
Fw = Faktor penyesuaian lebar masuk
FCS = Faktor penyesuaian median jalan utama
FRSU = Faktor penyesuaian tipe ,ingkungan jalan, hambatan samping dan
kendaraan tak bermotor

b) Metode Pendekatan berdasarkan Analogi

Prakiraan dampak dengan metode ini adalah dengan mengkaji masalah lingkungan
yang timbul di suatu lokasi yang mempunyai perilaku ekosistem yang sama dengan
lokasi proyek yang akan diprakirakan dampaknya. Lokasi tersebut dipakai sebagai
suatu pembanding/analog dari suatu lokasi proyek yang akan dipakai sebagai studi,
sehingga dengan demikian akan didapatkan prakiraan masalah-masalah lingkungan
yang akan timbul dari kegiatan proyek ini. Komponen lingkungan yang prakiraan
dampaknya berdasarkan analogi adalah: kecelakaan kerja, kesempatan kerja,
pendapatan masyarakat, bangkitan lalu lintas, gangguan keamanan ketertiban
masyarakat, timbulan limbah dan peningkatan sedimentasi dalam kualitas air laut dll.

c) Metode Pendekatan berdasarkan Empiris

Melalui metode yang berdasarkan hukum-hukum yang berlaku di lingkungan yang


menggambarkan sebab akibat misalnya timbulnya kesempatan kerja/kesempatan
berusaha, adanya peningkatan pendapatan dan sebagainya.

d) Metode Pendekatan dengan Penggunaan Baku Mutu Lingkungan

Prakiraan dampak dengan metode ini dengan menggunakan pendekatan pada standar
atau kriteria baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan berdasarkan pada peraturan
perundangan yang berlaku, baik yang berskala nasional, sektoral maupun regional.
Standar (baku mutu) ataupun kriteria ini umumnya dipergunakan sebagai
pembanding terhadap nilai parameter komponen lingkungan yang telah maupun
yang akan diperkirakan berubah terhadap nilai ambang batas yang diperbolehkan atau
diijinkan. Komponen lingkungan yang menggunakan baku mutu lingkungan adalah
kualitas air dan kualitas udara.

e) Metode Penilaian Para Ahli (Professional Judgement)


Dampak lingkungan yang akan timbul dari kegiatan, diprakirakan oleh para
anggota tim ahli sesuai dengan keahlian dari masing-masing anggota tim. Dengan
pengalaman dalam disiplin ilmu pakar yang bersangkutan mempunyai intuisi yang
kuat terhadap sesuatu hal dalam bidang atau komponen yang ditekuni dari alasan ini
maka pendugaan komponen lingkungan dapat didekati dengan kepakaran ahli
dibidangnya. Komponen lingkungan yang digunakan biasanya bukan komponen yang
detail, tetapi merupakan bidang yang luas. Komponen lingkungan yang prakiraan
dampaknya berdasarkan pendugaan (judgement) antara lain adalah: keresahan
masyarakat, kesehatan masyarakat serta persepsi dan sikap masyarakat. Dari
perhitungan terhadap perubahan rona lingkungan dengan dan tanpa adanya proyek
kemudian ditentukan ukuran/derajat dampaknya berdasarkan Undang-undang No.32
tahun 2009 Pasal 22 ayat 2 Tentang Pedoman Mengenai Dampak Penting dan kriteria
yang diberikan dalam Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 Tentang Izin
Lingkungan yang telah disesuaikan, yaitu meliputi:
• Jumlah penduduk yang akan terkena dampak;

• Luas wilayah persebaran dampak;

• Intensitas dampak dan lamanya dampak berlangsung;

Anda mungkin juga menyukai