Bagian ini menjelaskan metode prakiraan dampak penting yang digunakan untuk
memprakirakan besaran dan sifat penting dampak dalam studi Amdal untuk masing- masing
dampak penting hipotetik. Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu
aktifitas. Dengan kata lain dampak merupakan perbedaan yang ada antara keadaan lingkungan
yang diperkirakan tanpa adanya proyek dengan keadaan lingkungan jika ada proyek.
Metode yang akan digunakan untuk melakukan prakiraan dampak dapat memilih dari
salah satu metode yang ada ketergantungannya pada jenis komponen lingkungan yang
dimaksud. Adapun metode-metode yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Prakiraan Kebisingan
Perkiraan sebaran bising sebagai akibat aktivitas transportasi material ataupun
operasional perkerjaan sipil terhadap lingkungan disekitarnya menggunakan rumus
pendekatan sebagai berikut:
Keterangan:
L2 = Tingkat bising pada jarak R2 dari tapak proyek, sumber bising, dBA
Pengukuran kualitas udara memakai pengukuran kualitas udara di Jawa Timur dengan
Penentuan Indeks Standar Pencemar Udara Ambien secara perhitungan menurut Keputusan
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor :KEP- 107/KABAPEDAL/II/1997
tentang Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar
Udara:
Ia−Ib
I = Xa− Xb (Xx – Xb) + 1b
I = ISPU terhitung
Komponen Transportasi
Data lain yang diperlukan meliputi fasilitas kelengkapan jalan, yaitu meliputi
rambu dan marka jalan.
c) Kecepatan Setempat
Data kecepatan setempat (speed) diperoleh dengan pengukuran langsung
dengan cara mengamati waktu tempuh pada jarak 50 m pada ruas jalan untuk setiap
jenis kendaraan bermotor secara acak. Waktu pengukuran dilakukan bersamaan
dengan pengambilan data volume arus lalu lintas (traffic counting).
d) Jenis dan Kondisi Kerusakan Jalan
Mengamati secara langsung kondisi perkerasan jalan khususnya pada ruas
jalan yang akan dijadikan sebagai rute angkutan barang/material. Data lain yang
diperlukan adalah kondisi jembatan yang berada di sepanjang ruas jalan.
• Kapasitas Ruas Jalan
Kapasitas ruas jalan perkotaan dapat diketahui dengan mengacu
pedoman dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997 sebagai
berikut:
dengan :
C = Kapasitas ruas jalan (smp/jam) Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = Faktor penyesuaian kapasitas lebar jalur lalu lintas
FCsp = Faktor penyesuaian kapasitas penyesuaian arah lalu lintas
FCsf = Faktor penyesuaian kapasitas hambatan samping
FCcs = Faktor penyesuaian kapasitas ukuran kota
• Kinerja Ruas Jalan
Penilaian kinerja ruas jalan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
tingkat pelayanan yang ada saat ini dan kondisi setelah ada perubahan kondisi
arus lalu lintas berdasarkan perbandingan antara volume kendaraaan yang
lewat (V) dibandingkan kapsitas ruas jalan (C).
𝐷𝑆 = 𝑉⁄𝐶
dengan :
DS = Degree of Saturation (derajat kejenuhan)
V = Volume (smp/jam)
C = Kapasitas ruas jalan (smp/jam)
• Simpang Tidak Bersinyal
Berdasarkan pedoman dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
1997, kapasitas penimpangan untuk simpang tidak bersinyal dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut :
𝐶 = 𝐶𝑜 × 𝐹𝑤 × 𝐹𝑐𝑠 × 𝐹𝑅𝑆𝑈 × 𝐹𝐿𝑇 × 𝐹𝑀
dengan :
C = Kapasitas (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
Fw = Faktor penyesuaian lebar masuk
FCS = Faktor penyesuaian median jalan utama
FRSU = Faktor penyesuaian tipe ,ingkungan jalan, hambatan samping dan
kendaraan tak bermotor
Prakiraan dampak dengan metode ini adalah dengan mengkaji masalah lingkungan
yang timbul di suatu lokasi yang mempunyai perilaku ekosistem yang sama dengan
lokasi proyek yang akan diprakirakan dampaknya. Lokasi tersebut dipakai sebagai
suatu pembanding/analog dari suatu lokasi proyek yang akan dipakai sebagai studi,
sehingga dengan demikian akan didapatkan prakiraan masalah-masalah lingkungan
yang akan timbul dari kegiatan proyek ini. Komponen lingkungan yang prakiraan
dampaknya berdasarkan analogi adalah: kecelakaan kerja, kesempatan kerja,
pendapatan masyarakat, bangkitan lalu lintas, gangguan keamanan ketertiban
masyarakat, timbulan limbah dan peningkatan sedimentasi dalam kualitas air laut dll.
Prakiraan dampak dengan metode ini dengan menggunakan pendekatan pada standar
atau kriteria baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan berdasarkan pada peraturan
perundangan yang berlaku, baik yang berskala nasional, sektoral maupun regional.
Standar (baku mutu) ataupun kriteria ini umumnya dipergunakan sebagai
pembanding terhadap nilai parameter komponen lingkungan yang telah maupun
yang akan diperkirakan berubah terhadap nilai ambang batas yang diperbolehkan atau
diijinkan. Komponen lingkungan yang menggunakan baku mutu lingkungan adalah
kualitas air dan kualitas udara.