Anda di halaman 1dari 7

BAB II

METODOLOGI
II.1. Lokasi Pengamatan

Lokasi Penelitian dilakukan di kawasan Jl. Pulau Bunyu Kecamatan Kampung


1 Skip, Kelurahan Tarakan, Kota Tarakan,Kalimantan Utara.

Gambar 2.1 Lokasi Pengamatan


II.2 Pengumpulan Data

II.2.1 Pengumpulan Data Sekunder


Data sekunder menurut sugiyono (2018) merupakan data yang diperoleh
peneliti atau pengumpul data secara tidak langsung. Dikatakan tidak langsung
karena data diperoleh melalui perantara, yaitu bisa lewat orang lain, ataupun lewat
dokumen. Data sekunder merupakan data atau sebuah infomasi yang telah diperoleh
dengan data yang tersusun dan terstruktur dengan baik yang berasal dari refrensi
buku, jurnal-jurnal yang ada di dalam internet berupa data peta/map yang digunakan
untuk melengkapi kebutuhan data penelitian.
a. Metode Sekunder Literatur. Proses pengumpulan data yang berasal dari
referensi buku, jurnal-jurnal yang ada dalam internet dan instansi terkait
berupa data
peta/map yang akan di analisis untuk survei selanjutnya, dan data berupa
literatur untuk mengembangkan data tersebut.
b. Metode Dokumentasi. Pengumpulan data meliputi gambargambar atau
dokumentasi yang direncanakan oleh penulis pada objek yang diteliti.
Dokumentasi tersebut didapatkan dari kamera yang digunakan untuk membantu
pembuatan tugas.

II.2.2 Pengumpulan Data Primer

Data primer merupakan data yang didapatkan dengan melakukan pengamatan


secara langsung,berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data data lapangan
sebagai berikut:

1. Volume Lalu Lintas


Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik
atau garis tertentu pada suatu penampang melintang jalan. Data pencacahan volume
lalu lintas adalah informasi yang diperlukan untuk fase perencanaan, desain,
manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994). Variabel utama dara
primer pada volume lalu lintas yang akan diukur yaitu,jumlah kendaraan
bermotor,kendaraan ringan (mobil,pick up,taksi,dll),jumlah kendaraan berat
(truk,bis,mobil tangka,dll) yang melewati lajur kiri dan kanan dalam batas
tertentu.
2. Data kecepatan kendaraan
Data kecepatan kendaraan adalah data kecepatan rata rata kendaraan
yang melewati titik tertentu. Kecepatan merupakan parameter utama kedua
yang menjelaskan keadaan arus lalu lintas dijalan,data ini dicari pada jam
puncak dan akan menjadi data pendukung maupun parameter perencanaan
kecepatan kendaraan.
3. Karakteristik Geometrik
Karakteristik geometrik adalah kondisi atau keadaan suatu
daerah,kenyamanan berkendara akan tercipta apa bila kondisi geometrik
jalannya baik.

Abu bakar,dkk,.(1995), menyampaikan bahwa geometrik persimpangan harus


dirancang sehingga mengarahkan pergerakan (mamuver) lalu lintas kedalam lintasan
yang paling aman dan lebih efisien,dan juga dapat memberikan waktu yang cukup
bagi
pengendara untuk membuat keputusan dalam mengendalikan kendaraan. Perancangan
geometric pada simpang bertujuan untuk:

 Memberikan lintasan yang termudah bagi pengendara lalu lintas yang terbesar.
 Kendaraan dapat mengikuti lintasan secara alamiah.
 Membuat pengemudi dapat melihat secara mudah dan cepat terhadap lintasan

yang harus diikutinya serta dapat mengantisipasi pergerakan seperti berpotongan


(crossing),bergabung (marging),dan berpencar (diverging).

II.2.3 Pelaksanaan Survei

Pelaksanaan survei yaitu memperoleh data dengan cara survei langsung


kelapangan atau lokasi, yang pada penelitian ini adalah pengamatan Jl. Pulau Bunyu
Kecamatan Kampung 1 Skip, Kelurahan Tarakan, Kota Tarakan,Kalimantan Utara.
Dengan kondisi ini dapat di ketahui langsung dilapangan sehingga diperoleh
gambaran yang dapat dijadikan pertimbangan dalam Analisis Kinerja Ruas Jalan.
Kegiatan survei lalu lintas dilakukan dengan mengamati jenis kendaraan dan
menghitug jumlah kendaraan atau arus lalu lintas yang melewati suatu titik tinjau
dengan interval atau priode waktu tertentu, biasanya priode waktu yang ditentukan
minimal 15 menit.

Survei dilaksanakan selama 3 (tiga) hari,yaitu :


1. Jumat,24 November 2023 pada pukul 15.15 – 17.15 WITA dengan
cuaca hujan.
2. Sabtu,25 November 2023 pada pukul 08.00 – 10.00 WITA dengan cuaca
cerah berawan.
3. Senin,27 November 2023 pada pukul 19.00 – 21.00 WITA dengan
cuaca cerah.

Persiapan survei meliputi, persiapan alat – alat survei, seperti roll meter,
formulir survei, alat tulis, multi counter, stopwatch dan pembagian waktu serta
penyebaran lajur bagi mahasiswa pengamat.
Metode survei meliputi :
1. Mempersiapkan anggota dan peralatan
2. Penempatan surveyor di lajur yang telah ditetapkan
3. Surveyor mencatat setiap kendaraan yang melintasi lajur yang telah ditentukan.
II.3 Metode Analisis
II.3.1 Analisis Kinerja Ruas Jalan

Kinerja ruas jalan adalah ukuran kuantatif yang digunakan dalam Pedoman
Kapasitas Jalan Indonesia 2023. Berdasarkan PKJI 2023 fungsi jalan yaitu
memberikan pelayanan transportasi yang aman dan nyaman.

1. Kapasitas Jalan Luar Kota


C dihitung dari perkalian C0 dengan faktor-faktor koreksi lebar lajur
jalan, pemisahan arah lalu lintas, dan hambatan samping, dihitung
menggunakan Persamaan 3-1.
C = C0 × FCL × FCPA × FCHS
Keterangan:
 C adalah kapasitas segmen atau segmen khusus, SMP/jam.
 C0 adalah kapasitas dasar segmen, SMP/jam. C0 adalah C pada
kondisi ideal yaitu kondisi dimana FCL=1, FCPA=1, dan FCHS=1.
 FCL adalah faktor koreksi kapasitas akibat lebar lajur jalan yang
tidak ideal.
 FCPA adalah faktor koreksi kapasitas akibat pemisahan arah arus
lalu lintas. Faktor ini hanya berlaku untuk jalan tak terbagi.
 FCHS adalah faktor koreksi kapasitas akibat adanya hambatan
samping dan ukuran bahu jalan yang tidak ideal.

2. Derajat Kejenuhan ( 𝑫𝐽 )
𝐷𝐽 adalah ukuran utama yang digunakan untuk menentukan tingkat
kinerja segmen jalan. Nilai 𝐷𝐽 menunjukkan kualitas kinerja lalu lintas dan
bervariasi antara nol sampai dengan satu. Nilai yang mendekati nol
menunjukkan arus yang tidak jenuh yaitu kondisi arus yang lengang
dimana kehadiran kendaraan lain tidak mempengaruhi kendaraan yang
lainnya. Nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukkan kondisi arus pada
kondisi kapasitas. Untuk suatu nilai 𝐷𝐽, kepadatan arus dengan kecepatan
arusnya
dapat bertahan atau dianggap terjadi selama satu jam. 𝐷𝐽 dihitung
menggunakan Persamaan 3-2.
𝑫𝑱 𝒒
=𝑪

Keterangan:
- 𝑫𝑱 adalah derajat kejenuhan.
- C adalah kapasitas segmen jalan, dalam SMP/jam.
- q adalah volume lalu lintas, dalam SMP/jam, yang dalam analisis
kapasitas terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu 𝑞𝑒𝑘𝑠𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 hasil perhitungan
lalu lintas dan 𝑞𝐽𝑃 hasil prediksi atau hasil perancangan.
Dalam analisis kapasitas, q harus dikonversikan ke dalam satuan
SMP/jam menggunakan nilai-nilai EMP. Nilai EMP untuk MP adalah satu
dan EMP untuk jenis kendaraan-kendaraan yang lain.
3. Kecepatan Mobil Penumpang (vMP) dan Waktu Tempuh (wT)
Ukuran kinerja yang lain adalah kecepatan arus lalu lintas, vT
(km/jam) yang direpresentasikan oleh kecepatan rata-rata arus MP (v MP)
yang dihitung menggunakan diagram empiris kecepatan rata-rata MP yang
disajikan dalam Gambar 3-1 untuk tipe jalan 2/2-TT dan Gambar 3-2 untuk
tipe jalan 4 (empat) lajur berdasarkan nilai DJ dan kecepatan arus bebas
untuk jenis kendaraan MP (vB,MP). Nilai vB,MP ditetapkan sebagai fungsi
dari vBD,MP, lebar jalan, hambatan samping, lebar bahu, fungsi jalan, dan
tata guna lahan. vB,MP dihitung menggunakan Persamaan 3-3.

vB,MP = (vBD,MP + vBL,MP) × FvB,HS × FvB,KFJ


Keterangan:
vB,MP adalah kecepatan arus bebas MP pada kondisi lapangan, km/jam.
vBD,MP adalah arus bebas dasar MP yang nilainya dapat diperoleh dari Tabel
3-13. Jika diketahui data tentang θH dan θV segmen jalan, maka nilai arus
bebas dasar MP, vBD,MP, yang lebih akurat dapat diperoleh dari Tabel 3-
14. vBL,MP adalah koreksi kecepatan arus bebas MP akibat lebar lajur efektif
yang tidak ideal (Tabel 3-15), km/jam.
FvB,HS adalah faktor koreksi kecepatan arus bebas MP akibat hambatan
samping dan lebar bahu yang tidak ideal (Tabel 3-16).
FvB,KFJ adalah faktor koreksi kecepatan arus bebas MP akibat kelas fungsi
jalan dan guna lahan (Tabel 3-17).
Kecepatan arus bebas untuk jenis kendaraan yang lain (KS, BB,
TB, dan SM) dapat dihitung jika dibutuhkan misalnya untuk mengetahui
waktu tempuh TB. Tahap pertama adalah menghitung nilai penyesuaian
kecepatan arus untuk jenis kendaraan MP menggunakan Persamaan 3-4.
vV,MP = (vBD,MP − vB,MP)
Keterangan:
vV,MP adalah nilai penyesuaian kecepatan arus MP, km/jam.
vBD,MP adalah kecepatan arus bebas dasar jenis kendaraan MP, km/jam.
vB,MP adalah kecepatan arus bebas jenis kendaraan MP, km/jam.

Tahap kedua adalah menghitung kecepatan jenis kendaraan selain MP,


misalnya untuk jenis kendaraan TB, menggunakan Persamaan 3-5
vB,TB = vBD,TB – vV,MP x vBD,TB vBD,MP
Keterangan:
VB,TB adalah kecepatan arus bebas jenis kendaraan KS, km/jam.
VBD,TB adalah nilai kecepatan arus bebas dasar jenis kendaraan KS, km/jam.
VV,MP adalah nilai penyesuaian kecepatan arus MP, km/jam. vBD,MP
adalah kecepatan arus bebas dasar jenis kendaraan MP, km/jam.

II.4. Penyusunan Penanganan Dampak


Analisis dampak lalu lintas adalah suatu studi khusus yang dilakukan untuk
menilai pengaruh yang dapat mengakibatkan perubahan tingkat pelayanan pada ruas
dan/atau persimpangan jalan yang diakibatkan oleh lalu lintas jalan yang dibangkitkan
suatu kegiatan dan/atau usaha pada suatu kawasan tertentu. Analisis dampak lalu lintas
pada dasarnya merupakan analisis pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap
sistem pergerakan arus lalu lintas di sekitarnya yang diakibatkan oleh bangkitan lalu
lintas yang baru, lalu lintas yang beralih, dan oleh kendaraan keluar masuk dari/ke lahan
tersebut (Tamin 2000). Penanganan dampak lalu lintas terdiri dari :
1) Pengaturan sirkulasi arus lalu lintas internal
2) Pengaturan sirkulasi arus lalu lintas eksternal
3) Penyediaan fasilitas pejalan kaki (menyeberang dan menyusuri)
4) Penyediaan fasilitas keselamatan lalu lintas

Anda mungkin juga menyukai