Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN TINGKAT PELAYANAN DAN EFEKTIFITAS FASILITAS

PENYEBERANGAN JALAN PADA RUAS JALAN


SEPUTARAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Dina Ayu Cahyani1), Rizhal Adi Rahmawan2), M. Zainul Arifin3), A. Wicaksono4)


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145-Telp (0341)567886
Email: dinaayucahyani@gmail.com1), rizhaladi@gmail.com2), mzaftub@gmail.com3),
wicaksono1968@yahoo.com4)

ABSTRAK

Ruas jalan di seputaran Universitas Brawijaya Malang merupakan pusat pendidikan, kampus,
perkantoran dan bisnis yang di mana banyak penyeberang jalan yang melintas serta volume lalu lintas
kendaraan yang tinggi menimbulkan konflik antara keduanya. Kurangnya penyeberang jalan yang
memanfaatkan fasilitas penyeberangan yang disediakan tentunya mempertanyakan mengenai
efektifitas fasilitas penyeberang tersebut. Untuk itu, penelitian ini akan mengakaji mengenai tingkat
pelayanan dan efektifitas serta pemilihan tipe fasilitas penyeberangan jalan pada Jl. MT Haryono, Jl.
Gajayana dan Jl. Veteran. Metode pengambilan data menggunakan hasil rekaman kamera dan
pengukuran secara langsung di lapangan yang dianalisis secara statistik. Hasil tingkat pelayanan
berdasarkan waktu tundaan penyeberang jalan rata-rata diperoleh nilai LOS C (10-15 detik). Waktu
kecepatan menyeberang jalan laki-laki sebesar 74,79 m/menit, wanita sebesar 67,46 m/menit dan
gabungan/campuran sebesar 70,94 m/menit. Kecepatan titik kendaraan pada lokasi fasilitas
penyeberangan yakni sebesar 30,71 km/jam serta sebesar 32,42 km/jam pada lokasi tanpa dilengkapi
fasilitas penyeberangan. Untuk tinjauan pelanggaran, tingkat pelanggaran secara berurutan mulai
dari prosentase terendah hingga yang paling tinggi yakni titik pada PKH, SMP 4, SMPN 13 dan
Swalayan Persada. Penentuan rekomendasi fasilitas penyeberangan berdasarkan PV 2 didapatkan
berupa pelican crossing dengan pelindung.
Kata kunci: fasilitas penyeberangan, penyeberang jalan, tingkat pelayanan, pemilihan
fasilitas penyeberangan

ABSTRACT

Urban Street around Brawijaya University is a center of education, colleges, offices and
businesses where many pedestrian crossing and the traffic condition is high which causing conflict
of both. The lack of pedestrian crossings that utilize the facilities provided questioned the
effectiveness of the pedestrian facilities. Therefore, this research will study the level of service,
effectiveness and the selection of the type of road crossing facilities on Jl. MT Haryono, Jl. Gajayana
and Jl. Veteran. The data collection method using a camera recording and directly measurement in
the field which statistically analyzed. The result of the level of service based on the time delay of
pedestrian crosser average values is obtained LOS C (10-15 seconds). Time speeds of male crosser
are 74.79 m/min, the female crosser are 67.46 m/min and combined/mixed are 70.94 m/min. The
point speed of the vehicle at the location of crossing facilities is 30.71 km/h and 32.42 km/h at the
location without pedestrian crossing facilities. To review the effectiveness, the violation rate in the
order of lowest percentage to the highest point are from PKH, SMPN 4, SMPN 13 and Persada
Swalayan. The recommendation of crossing facilities based on PV2 are obtained as pelican crossing
with protective.
Keywords: crossing facilities, pedestrian, level of service, the selection of pedestrian
crossing facilities

1. PENDAHULUAN tumbuh dan berkembang dengan pesat.


Kota Malang sebagai kota terbesar Dikenal pula sebagai kota pelajar,
kedua di Jawa Timur menjadikan kota ini menjadikan tingginya pergerakan manusia
dan barang pada daerah di sekitar pusat permasalah yang terjadi sebagai gambaran
pendidikan. Seperti yang tergambar pada mengenai data yang akan diperoleh pada
ruas jalan seputaran Universitas Brawijaya, pelaksanaan survei sesungguhnya.
dengan tata guna lahan sebagai area pusat
pendidikan, perkantoran dan area bisnis 2.4 Pengumpulan Data
menjadikan volume lalu lintas pada area ini Pengumpulan data berupa data primer
tergolong cukup tinggi serta ditambah berupa arus penyeberang jalan, volume lalu
banyaknya penyeberang jalan yang berlalu lintas kendaraan, kecepatan dan tundaan
lalang pada ruas jalan ini. penyeberang jalan, kecepatan titik
Dengan banyaknya pengguna jalan ini kendaraan serta data geometrik jalan dengan
maka konflik antara kendaraan bermotor waktu dan jadwal penelitian yang telah
dengan penyeberang jalan akan sulit untuk ditentukan berdasarkan tata guna lahan yang
dihindari. Untuk melindungi penyeberang terdiri dari daerah sekolahan, perguruan
jalan dari resiko kecelakaan maka perlu ada tinggi dan pekantoran serta bisnis. Dengan
fasilitas penyeberangan yang tepat dan lokasi meliputi Jl. MT Haryono, Jl. Gajayana
sesuai. dan Jl. Veteran yang terdiri dari 6 titik
Maka dari itu, diadakan penelitian penyeberangan berfasilitas dan 3 titik tanpa
mengenai kondisi fasilitas penyeberangan fasilitas. Sedangkan data sekunder berupa
yang berada pada ruas jalan seputaran data kecelakaan lalu lintas yang diperoleh
Universitas Brawijaya, yakni Jl. MT dari Polresta Kota Malang Unit Laka Lantas.
Haryono, Jl. Gajayana dan Jl. Veteran. Dalam pelaksanaan survei, data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui didapatkan dengan pengukuran secara
tingkat pelayanan dari fasilitas langsung dan hasil rekaman kamera.
penyeberangan yang tersedia, mengetahui Volume penyeberang jalan yang dihitung
keefektifan fasilitas penyeberangan dari segi dalam jarak 30 meter kanan dan kiri dari titik
pengendara kendaraan bermotor maupun yang ditentukan. Kecepatan kendaraan
dari segi penyeberang jalan serta diharapkan diambil saat akan berinteraksi dengan
dapat memastikan ketepatan pemilihan jenis penyeberang jalan yang melintas dengan
fasilitas penyeberangan berdasarkan analisis jarak pengamatan 30 meter sebelum fasilitas
PV2. penyeberangan.

2. METODE PENELITIAN 2.5 Tahapan Anlisis Data


Metode penelitian yang digunakan oleh Analisis data bertujuan untuk
peneliti dalam penelitian ini adalah metode mendapatkan hasil dari permasalahan yang
penelitian deskriptif. ada sehingga diperoleh usulan pemecahan.
Adapun langkah-langkah tahapan analisis
2.1 Studi Literatur data adalah sebagai berikut:
Studi literature digunakan sebagai a. Menghitung waktu tundaan
bahan pembantu bagi penulis untuk penyeberang jalan di fasilitas
melakukan penelitian dan pengerjaan penyeberangan dan tidak di fasilitas
laporan sebagai penilaian terhadap tingkat
pelayanan suatu fasilitas penyeberangan
2.2 Perumusan Masalah b. Menghitung kecepatan menyeberang
Merumuskan masalah-masalah yang jalan bagi laki-laki, perempuan,
terjadi yang nantinya akan dibahas. campuran dan total
c. Menghitung kecepatan titik kendaraan
2.3 Survei Pendahuluan saat akan berinteraksi dengan
Survei pendahuluan dilakukan untuk penyeberang jalan apakah terjadi
meninjau lebih dahulu objek yang kan pengurangan kecepatan atau tidak
diteliti dan mengamati permasalahan-
d. Menghitung efektifitas fasilitas 3.1.1 Tingkat Pelayanan Berdasarkan
penyeberangan berdasarkan pengguna Waktu Tundaan
dan pelanggar Pada saat menyeberang, salah satu
e. Menghitung PV2 pada titik faktor yang mempengaruhi penyeberang
penyeberangan yang ditinjau, dengan P jalan adalah jumlah dan volume lalu lintas
sebagai volume penyeberang dan V yang melintas. Semakin tinggi volume lalu
adalah volume kendaraan kemudian lintas maka akan berpengaruh kepada waktu
dicocokkan dengan standar nilai acuan. tunggu penyeberang jalan. Selain itu faktor
lain yang juga berpengaruh adalah kecepatan
2.6 Analisis Hipotesis kendaraan yang berinteraksi dengan
Data yang telah dikumpulkan dianalisis penyeberang jalan. Disebutkan bahwa waktu
dengan menggunakan statistik yaitu uji tundaan yang berkisar antara 30 hingga 40
perbedaan rerata sampel dan uji proporsi detik sudah tidak ditoleransi oleh pejalan
untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan kaki. Sehingga pejalan kaki penyeberang
antara kelompok satu dengan yang lainnya. jalan tersebut akan mengambil resiko untuk
menyeberang secara sembarangan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan data
Setelah memperoleh data-data yang diperoleh nilai rata-rata tundaan total dalam
dibutuhkan, data tersebut kemudian diolah 2 hari oleh penyeberang jalan di fasilitas
berdasarkan tahapan analisis data yang penyeberang yang disajikan pada Tabel 2.
kemudian diperoleh hasil data seperti di berikut.
bawah ini. Tabel 2. Tingkat Pelayanan Fasilitas
Penyeberangan
3.1 Waktu Tundaan Penyeberang Jalan RATA-
RATA /2
Waktu tunggu atau tundaan adalah TITIK SURVEI ARAH
HARI
LOS

waktu yang dihabiskan untuk penyeberang (detik)


SMA 8
menunggu sampai kesempatan (JL. VETERAN)
B-T 8.88 B
menyeberang tersedia. Waktu tundaan ini
T-B 8.60 B
dipengaruhi oleh interaksi dengan arus lalu
SMK 2
lintas kendaran saat melintasi fasilitas (JL. VETERAN)
B-T 11.57 C
penyeberangan serta waktu reaksi dari
T-B 10.94 C
penyeberang. Semakin besar tundaan yang
dialami oleh penyeberang jalan, maka MATOS
B-T 9.58 B
(JL. VETERAN)
mereka akan merasa tidak sabar. Hal
T-B 13.18 C
tersebut berpotensi bagi penyeberang jalan
untuk mengindahkan peraturan dan SMP 13
12.64 C
menyeberang secara sembarangan. (JL. GAJAYANA)
PKH
Data waktu tundaan diolah (JL. MT HARYONO)
10.48 C
menggunakan metode statistik distribusi PERSADA
14.46 C
frekuensi dengan interval waktu 5 detik. (JL. MT HARYONO)
Rata-Rata Total 11.15 C
Data hasil tundaan dapat dilihat pada Tabel
1. berikut.
Tabel 1. Perbandingan Rata-Rata Waktu 3.1.2 Analisis Hipotesis Waktu Tundaan
Tundaan Penyeberang Jalan Pengujian dilakukan dengan
RATA-RATA TOTAL WAKTU membandingkan dua kelompok sampel yang
N TUNDAAN (detik)
L P C TOTAL
berbeda rata-rata. Metode yang digunakan
DI
44 9.68 12.95 10.22 11.55
adalah Independent Sample T-Test
FASILITAS
TIDAK DI (parametik) untuk data yang berdistribusi
36 9.01 9.20 11.40 9.62
FASILITAS normal, sedangkan untuk data yang
berdistribusi tidak normal menggunakan
metode Mann-Whitney (non-parametik).
Untuk mempermudah perhitungan dalam Faktor tersebut diantaranya adalah faktor
pelaksanaan pengujian data, digunakan keramaian, gender, gerombolan pejalan kaki
software SPSS. Dengan hipotesis sebagai dan banyaknya anak kecil yang melintasi
berikut. jalan tersebut. Sedangkan untuk kecepatan
H0 = Rata-rata waktu tundaan antara di saat menyeberang dipengaruhi oleh interaksi
fasilitas penyeberangan dan tidak di atau konflik dengan arus kendaraan.
fasilitas penyeberangan adalah tidak Data kecepatan penyeberang jalan
berbeda secara signifikan diolah menggunakan metode statistik
H1 = Rata-rata waktu tundaan antara di distribusi frekuensi dengan kecepatan yang
fasilitas penyeberangan dan tidak di diambil yaitu kecepatan pada 50 percentile.
fasilitas penyeberangan adalah Data hasil kecepatan menyeberang jalan
berbeda dapat dilihat pada Tabel 4. berikut.
Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4. Perbandingan Rata-Rata
Tabel 3. berikut ini. Kecepatan Penyeberang Jalan
Tabel 3. Hasil Pegujian Uji Parameter Dua N
RATA-RATA TOTAL WAKTU
TUNDAAN (detik)
Beda Rerata Waktu Tundaan L P C TOTAL
ADA 78.22 71.70 72.64 72.25
Penyeberang Jalan FASILITAS
44
Sig. TIDAK ADA 71.87 64.52 67.39 66.23
No Parameter Hasil 20
(SPSS) FASILITAS
Waktu tunggu penyeberang
laki-laki di fasilitas
Tidak Data tersebut kemudian diuji dan hasil
1 .442 berbeda
penyeberangan dan tidak di
signifikan
pengujian dapat dilihat pada Tabel 5. di
fasilitas penyeberangan
Waktu tunggu penyeberang
bawah ini.
2
perempuan di fasilitas
.000 Berbeda
Tabel 5. Hasil Pegujian Uji Parameter Dua
penyeberangan dan tidak di Beda Rerata Kecepatan
fasilitas penyeberangan
Waktu tunggu penyeberang
Tidak
Penyeberang Jalan
campur di fasilitas Sig.
3 .397 berbeda No Parameter Hasil
penyeberangan dan tidak di (SPSS)
signifikan
fasilitas penyeberangan Kecepatan penyeberang laki-
Waktu tunggu penyeberang laki pada lokasi yang terdapat
rata-rata total di fasilitas 1 fasilitas penyeberangan dan .020 Berbeda
4 .012 Berbeda
penyeberangan dan tidak di tidak terdapat fasilitas
fasilitas penyeberangan penyeberangan
Jika dilihat dari faktor psikologis, Kecepatan penyeberang
perempuan pada lokasi yang
perempuan memiliki lingkup pandang yang 2 terdapat fasilitas penyeberangan .006 Berbeda
lebih luas dibandingkan pria. Oleh karena itu dan tidak terdapat fasilitas
penyeberangan
waktu tundaan yang didapatkan 3 Kecepatan penyeberang campur .155 Tidak
penyeberang perempuan lebih lama pada lokasi yang terdapat berbeda
fasilitas penyeberangan dan signifikan
dikarenakan perempuan akan melihat tidak terdapat fasilitas
keadaan sekitar hingga dirinya merasa aman penyeberangan
4 Kecepatan penyeberang rata- .012 Berbeda
untuk memulai menyeberang. Dengan waktu rata total pada lokasi yang
tundaan yang tinggi, pejalan kaki terdapat fasilitas penyeberangan
dan tidak terdapat fasilitas
penyeberang jalan tidak semuanya sabar penyeberangan
untuk menunggu. Hal ini berimbas pejalan Dari hasil pengolahan data pada Tabel
kaki untuk menyeberang secara 5. di atas, diperoleh hasil bahwa kecepatan
sembarangan. penyeberang yang menyeberang pada lokasi
yang terdapat fasilitas penyeberangan lebih
3.2 Kecepatan Menyeberang Jalan cepat dibandingkan yang menyeberang pada
Kecepatan pejalan kaki merupakan lokasi yang tidak terdapat fasilitas.
salah satu karakteristik penting untuk Kecepatan menyeberang jalan ditunjang
fasilitas penyeberangan yang berpengaruh oleh kondisi lalu lintas kendaraan. Semakin
terhadap tingkah laku pejalan kaki. Banyak ramai kendaraan melintas tentunya
faktor yang mempengaruhi karakteristik dan menghambat kelancaran pejalan kaki yang
daya tempuh seseorang dalam berjalan kaki. akan menyeberang jalan. Hal ini
dikarenakan kendaraan yang melintas pada Tabel 6. Perbandingan Kecepatan
lokasi fasilitas penyeberang akan cenderung Kendaraan Pada Lokasi Yang
mengurangi kecepatan dengan adanya Dilengkapi Dengan Fasilitas
rambu zebra cross. Oleh karena itu hambatan Penyeberangan Dan Tanpa
akibat lalu lintas kendaraan dalam Fasilitas Penyeberangan
menyeberang lebih rendah sehingga pejalan Kecepatan Kendaraan pada lokasi dengan Fasilitas
Penyeberangan (km/jam)
kaki dapat menyeberang dengan lebih lancar SMA 8 27,66
dan aman. SMK 2 34,43
Berdasarakan lokasi, penyeberang jalan SMP 13 27,53
30,71
di daerah sekolahan cenderung PKH 27,15
menyeberang lebih cepat jika dibandingkan PERSADA 32,11
MATOS 35,36
dengan lokasi lainnya. kondisi penyeberang Kecepatan Kendaraan pada lokasi tanpa Fasilitas
jalan yang kebanyakan dihuni oleh usia Penyeberangan (km/jam)
remaja secara fisik lebih kuat serta lebih SMP 4 33,67
FT 36,14 32,42
dominan untuk berlari ketika menyeberang
UIN 27,46
jalan, karena pada usianya berlari dianggap
merupakan cara teraman dalam 3.3.1 Analisis Kecepatan Kendaraan
menyeberang jalan. Selain itu adanya
Berdasarkan Lokasi
kondisi khusus sebagai siswa sekolah Data di atas kemudian diuji
dengan adanya jam batas masuk sekolah, menggunakan uji Independent T-Test
sehingga mayoritas dari mereka akan dengan hasil nilai Sig. sebesar 0,559.
menyeberang dengan berlari agar tidak Sehingga H0 diterima, yang mana
terlambat masuk sekolah. Sedangkan pada menunjukkan bahwa kecepatan titik
lokasi lainnya yang merupakan kawasan kendaraan di fasilitas penyeberangan dan
kampus ataupun perkantoran dan bisnis, tidak di fasilitas penyeberang tidak berbeda
penyeberang jalan lebih santai dan tidak secara signifikan. Hal ini menunjukkan
terburu-buru. bahwa tidak terjadi penurunan kecepatan
Berdasarkan gender, penyeberang laki- ketika kendaraan berinteraksi dengan
laki lebih cepat jika dibandingkan penyeberang jalan di fasilitas
penyeberang perempuan maupun campuran. penyeberangan. Oleh karena itu dari segi
fungsi serta keamanan dan keselamatan
3.3 Kecepatan Kendaraan penyeberang jalan di fasilitas
Kecepatan kendaraan yang dimaksud penyeberangan dapat dinilai cukup rendah.
adalah kecepatan sesaat kendaraan yang Dari perhitungan kecepatan kendaraan
akan berinteraksi dengan penyeberang jalan. secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa
Pada saat ada penyeberang jalan diharapkan kendaraan yang akan berinteraksi dengan
kendaraan akan memberi ruang pada penyeberang jalan telah memacu
penyeberang untuk menyeberang jalan kendaraannya di bawah syarat kecepatan
dengan menurunkan kecepatannya. rencana untuk jalan kolektor dalam kota
Kendaraan yang diukur juga dibedakan yakni dibawah 40 km/jam atau sebesar ±30
untuk setiap jenis kendaraannya ke dalam km/jam. Tidak adanya penurunan kecepatan
kelompok kendaraan ringan, kendaraan kendaraan yang melintas saat ada pejalan
berat dan sepeda motor. kaki yang menyeberang jalan
Data kecepatan titik kendaraan diolah mengindikasikan bahwa pengendara
menggunakan metode statistik distribusi kendaraan bermotor tidak memberikan
frekuensi dengan kecepatan yang diambil prioritas maupun memperdulikan
yaitu kecepatan pada 85 percentile. Data penyeberang jalan yang melintas serta
hasil kecepatan kendaraan dapat dilihat pada rendahnya tingkat kepatuhan terhadap
Tabel 6. berikut. rambu-rambu lalu lintas yang sudah
dipasang. Akibat fatal yang bisa terjadi
adalah kecelakaan lalu lintas antara pejalan mengenai efektifitas ini dibatasi hanya
kaki dengan pengemudi kendaraan dengan melihat apakah proporsi pengguna
bermotor. Oleh karena itulah diperlukan fasilitas dengan pelanggar adalah sama atau
penyuluhan bagi pengguna jalan, baik tidak dengan pengujian mengunakan uji
pejalan kaki maupun pengendara kendaraan beda proporsi.
bermotor untuk saling menghormati satu Dari hasil pengujian diperoleh pada
sama lainnya. Selain itu perlu adanya lokasi SMA 8 dan SMP 4 (Jl. Veteran),
peningkatan tindakan hukum agar dapat proporsi pengguna fasilitas penyeberangan
memberikan rasa aman dan nyaman bagi di pagi hari lebih tinggi, yaitu 75% karena
pejalan kaki yang akan menyeberang jalan. konsentrasi titik penyebererangan terpusat
pada satu titik, yaitu SMA 8. Sedangkan
3.3.2 Analisis Kecepatan Kendaraan berbalik di siang hari, di mana pengguna
Berdasarakan Jenis fasilitas lebih rendah, yakni sebesar 35%
Pengujian selanjutnya adalah menguji dibandingkan pelanggarnya 65%. Hal ini
apakah terdapat kesamaan kecepatan antara diindikasikan karena saat pulang sekolah
kendaraan ringan, berat ataupun sepeda tidak semua pelajar akan segera pulang,
motor. Untuk itu dilakukan uji Kruskal- selain itu lokasi yang berdekatan dengan
Wallis dikarenakan data tidak berdistribusi kawasan mall menjadi daerah tarikan
normal. Hasil pengujian ditabelkan pada tersendiri.
Tabel 7. berikut. Sedangkan untuk lokasi lain di Jl.
Tabel 7. Pengujian Kruskal-Wallis Veteran, yakni SMK 2 dan MATOS, tingkat
Terhadap Kecepatan Keseluruhan pengguna dinilai tinggi dengan prosentase
Kendaraan 100%. Hal ini dikarenakan tidak
KECEPATAN dimungkinkan untuk melanggar akibat
Chi-Square 148.438
df 3
adanya median jalan dengan tanaman-
Asymp. Sig. .000 tanaman.
Dari hasil pengujian di atas diperoleh Pada PKH UB (Jl. MT Haryono),
nilai Sig. sebesar 0.000 yang mana pengguna fasilitas dapat dikatakan tinggi
menyebutkan bahwa kecepatan antara dengan prosentase lebih dari 72%. Hal ini
masing-masing kendaraan adalah berbeda. ditunjang dengan penempatan fasilitas
Kecepatan sepeda motor cenderung lebih penyeberangan yang langsung berada di
tinggi dibandingkan kendaraan lain. Dari depan gerbang keluar masuk PKH UB
segi bentuk dan lebar, sepeda motor sehingga penyeberang jalan bisa langsung
cenderung bisa menyalip di berbagai menggunakan fasilitas yang tersedia. Selain
kondisi. itu kondisi existing berupa pelican crossing
dengan buzzer cukup efektif untuk
3.4 Efektifitas Penyeberangan menghindarkan konflik antara penyeberang
Tingkat pengetahuan terhadap peraturan jalan dengan kendaraan yang melintas.
serta kepatuhan dalam melaksanakannya Untuk Persada Swalayan (Jl. MT
sangat mempengaruhi jumlah pengguna Haryono), proporsi pengguna dan pelanggar
fasilitas penyeberangan yang ada. Di jalan tidaklah berbeda secara signifikan.
samping itu desain fasilitas yang tepat serta Tata guna lahan pada daerah ini adalah
penempatannya pada lokasi yang tepat juga kawasan bisnis dan perkantoran. Selain itu
mempengaruhi jumlah pengguna fasilitas banyaknya gang di kanan kiri jalan
penyeberangan yang ada. menyebebakan penyeberang tidak
Penilaian untuk efektifitas fasilitas terkonsentrasi pada satu titik saja.
penyeberangan ini masih belum dapat Di SMP 13 (Jl. Gajayana), pengguna
didapatkan nilai pasti seberapa besar fasilitas fasilitas di pagi hari tidak berbeda signifikan
tersebut dapat dikatakan efektif ataupun dengan proporsi pelanggarnya. Berbanding
tidak efektif. Untuk itu pada bahasan terbalik di siang hari di mana pengguna
didominasi pelajar yang banyak Sedangkan pada perhitungan PV2
menggunakan fasilitas tersebut, yakni berdasarkan satu jam terpuncaknya saja
hingga 78%. Selain itu penempatan yang diperoleh rekomendasi bagi keseluruhan
tepat di gang masuk menuju SMP 13 fasilitas penyeberangan berupa pelican
membuat pelajar dapat menjangkaunya dengan pelindung.
secara langsung saat akan menyeberang
jalan. 3.6 Rekomendasi Umum Pada
Secara keseluruhan, beberapa Keseluruhan Fasilitas
pelanggaran penyeberang jalan terjadi Penyeberangan
hanyalah berjarak 5 – 15 meter dari zebra Dalam pelaksanaannya penggunaan
cross yang tersedia. Dari segi keamanan pelican crossing tidaklah selalu efektif, baik
tentunya menyeberang secara sembarangan dari segi pengguna, pengurangan kecepatan
sangatlah berbahaya dan dapat merugikan maupun dari waktu tunggu. Seperti pada
pejalan kaki itu sendiri maupun pengendara fasilitas penyeberangan yang berada di SMA
kendaraan yang berinteraksi satu sama lain. 8 (Jl. Veteran), SMP 13 (Jl. Gajayana) dan
Di samping itu, menyeberang jalan secara Persada Swalayan, walaupun hanya
sembarangan dapat mengganggu arus lalu berfungsi sebagai zebra cross pada
lintas yang ada. umumnya, namun dari waktu tunggu atau
tundaan tidaklah berbeda jauh dibandingkan
3.5 Rekomendasi Fasilitas dengan penyeberang yang menyeberang
Penyeberangan secara sembarangan. Penggunaan rambu-
Perhitungan rekomendasi fasilitas rambu peringatan seperti running text dapat
penyeberangan menggunakan rumus PV2 dipasang dipinggir jalan sebelum memasuki
yang mana merupakan interaksi antara area fasilitas penyeberangan dengan harapan
jumlah penyeberang dengan volume lalu dapat memperingatkan pengendara yang
lintas. Perhitungan menggunakan 2 metode, melintas bahwa mereka memasuki area
yaitu berdasarkan empat jam puncak rata- penyeberangan jalan untuk dapat
rata dan 1 jam terpuncak. Hasil perhitungan mengurangi kecepatan ataupun memberikan
dapat dilihat pada Tabel 8. berikut ini. jalan dahulu kepada penyeberang jalan yang
Tabel 8. Analisis PV2 dengan Rata-Rata 4 melintas.
Jam Puncak Selain itu pemasangan speed bumps
JENIS ataupun rumble strips dapat digunakan
ARA
TITIK SURVEI PV2 PENYEBERANGAN
H
REKOMENDASI untuk mengurangi kecepatan kendaraan
SMP 4 B-T 1.75E+08 Pelican (P)
(JL. VETERAN) Pelican dengan
yang akan melintasi fasilitas penyeberangan.
T-B 2.12E+08
pelindung Sehingga saat terjadi interaksi dengan
SMA 8 Pelican dengan penyeberang jalan, diharapkan kecepatan
B-T 2.00E+08
pelindung
(JL. VETERAN)
T-B 2.42E+08
Pelican dengan kendaraan berkurang dari kecepatan
pelindung
SMK 2 B-T 1.60E+08 Pelican (P)
normalnya dan potensi kecelakaan dapat
(JL. VETERAN) T-B 1.50E+08 Pelican (P) dihindarkan.
MATOS
B-T 3.50E+08
Pelican dengan Di sisi lain, perlu adanya tindakan
pelindung
(JL. VETERAN) Pelican dengan hukum yang jelas untuk mengatur
T-B 3.63E+08
pelindung pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di
SMP 13
(JL. GAJAYANA)
1.54E+08 Pelican (P) sekitar area fasilitas penyeberang. Untuk
UIN Pelican dengan menunjang tindakan hukum yang jelas,
5.47E+08
(JL. GAJAYANA) pelindung pemasangan CCTV pada area penyeberang
FT & FIA Pelican dengan
1.70E+09
pelindung
dapat dilakukan untuk mengawasi
(JL. MT HARYONO)
PKH Pelican dengan
penggunaan fasilitas penyeberang tersebut.
1.13E+09
(JL. MT HARYONO) pelindung
PERSADA Pelican dengan
3.09E+08
(JL. MT HARYONO) pelindung
4. KESIMPULAN pedestrian-facilities.pdf. (diakses 9 Juni
Berikut ini beberapa kesimpulan yang 2016).
dapat ditarik dari penelitian ini, yaitu: Republik Indonesia. 1993. Peraturan
a. Fasilitas penyeberangan pada ruas jalan Pemerintah nomor 43 Tahun 1993
di seputaran Universitas Brawijaya rata- tentang Prasarana dan Lalu Lintas dan
rata tergolong dalam tingkat pelayanan Angkutan Jalan. Sekertariat Negara.
kategori LOS C. Jakarta.
b. Kecepatan menyeberang jalan di Roess, Roger P., Prassas, Elena S.,
fasilitas lebih cepat dibandingkan tidak McShane, William R. 2011. Trafic
di fasilitas, akibat adanya hambatan Engineering Fourth Edition. New
kendaraan yang melintas. Jersey: Pearson.
c. Kecepatan titik kendaraan di fasilitas Taufikkurahman. 2001. Studi Karakteristik
penyeberangan maupun tidak, tidak Penyeberangan Jalan dan Analisis
terjadi perbedaan yang signifikan. Kebutuhan Fasilitas Penyeberangan
Sehingga tidak ada penurunan Jalan di Pusat Kota Malang. Tesis.
kecepatan saat kendaraan berinteraksi Tidak Dipublikasikan. Malang:
dengan penyeberang jalan. Universitas Brawijaya.
d. Fasilitas penyeberangan dengan tingkat Transportation Research Board. 2000.
pengguna tertinggi yakni berada pada Highway Capacity Manual, HCM.
titik MATOS, SMK 2, PKH UB, SMA Washington, D.C.: National Academy
8 dan SMP 4, SMP 13 dan Persada of Sciences.
Swalayan.
e. Rekomendasi fasilitas penyeberangan
berdasarkan analisis PV2, pada metode
satu jam terpuncak saja adalah pelican
dengan pelindung. Sedangkan pada
rata-rata empat jam puncak berupa
pelican crossing pada SMP 4, SMK 2
dan SMP 13 serta pelican crossing
dengan pelindung pada titik lokasi
lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat
Bina Teknik. 1995. Tata Cara
Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki di
Kawasan Perkotaan. Jakarta: Direktorat
Jenderal Bina Marga, Direktorat Bina
Teknik.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
1997. Perekayasa Fasilitas Pejalan Kaki
di Wilayah Kota. Jakarta: Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat.
NZ Transport Agency. 2009. Guidelines for
the Selection of Pedestrian Facilities.
Wellington: NZ Transport Agency.
https://www.nzta.govt.nz/assets/resourc
es/ pedestrian-planning-
guide/docs/guidelines-selection-of-

Anda mungkin juga menyukai