METODOLOGI PENELITIAN
Survei Pendahuluan
Pengumpulan Data
38
1
39
Gambar 3.2 Lokasi Pengamatan untuk Survei Volume Lalu lintas
40
sekunder adalah data-data yang diperoleh dari instansi terkait yang berwenang
memberikan data dan informasi sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
41
3. Data waktu tempuh perjalanan kendaraan
Data sekunder yang diperlukan pada penelitian ini adalah data jumlah
penduduk Lombok Barat Tahun 2017 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Kota Mataram.
3.5.1 Skanario 1
Skenario 1 merupakan upaya mengatasi masalah lalu lintas yang terjadi pada
Kawasan Meninting dengan menerapkan sistem manajemen lalu lintas, dimana tidak
ada perubahan struktur perkerasan yang diterapkan, namun dengan diterapkannya
42
skenario ini terjadi penambahan jarak tempuh dimana dari lokasi putaran awal hingga
akhir mencapai 357 m. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada skenario ini
ini adalah sebagai berikut :
Median
dengan kerb
Potongan A-A
3.5.2 Skenario 2
Skenario 2 ini lebih menerapkan rekayasa lalu lintas dalam mengatasi masalah
yang terjadi pada Kawasan Meninting, dimana skenario ini melalukan perencanaan
jalan baru dari jalan utama menuju jalan minor yang terletak 191 m dari simpang
43
tinjauan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada skenario ini adalah sebagai
berikut :
44
Potongan D-D Potongan E - E
Dari Potongan A sampai C menggambarkan marka dan arah pada setiap kaki
persimpangan dan pada potongan D E menggambarkan rambu penunjuk arah, rambu
tanda adanya pertigaan dan flash.
1. Peralatan
a. Stopwatch, digunakan sebagai alat untuk mengukur waktu tempuh
yang dibutuhkan kendaraan untuk melewati panjang lintasan yang
diamati.
b. Alat ukur jarak (Roll meter), digunakan sebagai alat pengukur
jarak.
c. Counter, digunakan sebagai alat untuk menghitung jumlah
kendaraan yang melewati lokasi pengamatan.
d. Papan alas kertas (Clip board) dan alat tulis yang digunakan untuk
mencatat data hasil pengamatan volume dan waktu tempuh
kendaraan.
45
e. Formulir survei berfungsi untuk mencatat data hasil survei
penelitian.
f. Jenis kendaraan uji yaitu sepeda motor tipe Honda Matic Vario
yang mempunyai kapasitas mesin 110 cc.
g. Kalkulator, digunakan untuk membantu proses perhitungan.
h. Kamera, digunakan sebagai alat dokumentasi untuk meliput situasi
lapangan pada saat proses pengambilan data berlangsung.
2. Lokasi yang ditinjau pada penelitian ini adalah pada kawasan Meninting,
yang meliputi ruas Jalan Saleh Sungkar dan ruas Jalan Ireng Jaya.
3. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini agar
lebih terurut adalah sebagai berikut:
a. Survei geometrik jalan
Survei geometrik dilakukan untuk mendapatkan data ukuran-
ukuran penampang melintang jalan, seperti panjang segmen jalan,
lebar jalur, lebar lajur, bahu jalan, serta berbagai fasilitas pelengkap
yang ada. Survei ini dilakukan pada saat keadaan arus lalu lintas
sedang sepi sehingga tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas
dan juga tidak membahayakan keamanan surveyor dari kecelakaan.
Pengukuran dilakukan minimal oleh 2 orang surveyor dengan
mengukur secara langsung dilapangan menggunakan alat ukur jarak
(Roll meter) dan mencatat hasil pengukuran dengan alat tulis yang
telah disediakan.
b. Survei volume lalu lintas
Survei volume lalu lintas dilakukan pada simpang tiga
Meninting, survei ini dilakukan dengan mengamati semua jenis
kendaraan yang termaksud katagori kendaraan ringan (LV), kendaraan
berat (HV), kendaraan sepeda motor (MC) serta kendaraan tak
bermotor (UM) yang melewati suatu titik tinjauan selama pengamatan
46
pada suatu ruas jalan. Pengambilan data volume lalu lintas untuk
kondisi eksisting (saat ini) dilakukan secara manual selama 3 hari
yaitu mewakili hari kerja, akhir pekan, dan hari libur. Untuk volume
lalu lintas saat disimulasikannya skenario 1 dan skenario 2 juga
menggunakan data volume lalu lintas pada kondisi eksisting, namun
untuk skenario 2, data volume yang digunakan ditambah dengan data
volume lalu lintas pada ruas jalan yang menjadi skenario 2 ini, karena
jalan tersebut sudah ada maka dirasa perlu untuk diamati dan dijadikan
data volume lalu lintas tambahan untuk skenario 2. Setiap kendaraan
yang melewati titik pengamatan dicatat pada formulir survei yang
telah disediakan berdasarkan jenis dan arah pergerakan. Cara
pengisian formulir survei dibagi dalam interval 15 menit dimana untuk
setiap pergerakan kendaraan dibutuhkan 1 orang surveyor untuk
mencatat semua jenis kendaraan, sehingga dibutuhkan 6 surveyor
untuk 6 jenis pergerakan, dan untuk menghitung data volume lalu
lintas pada ruas jalan yang digunakan sebagai skenario 2 dibutuhkan 2
orang surveyor dimana masing-masing surveyor mencatat jumlah
volume untuk 2 pergerakan, yaitu kendaraan dari jalan utama menuju
jalan minor dan kendaraan dari jalan minor menuju jalan utama.
Pencatatan untuk kondisi eksisting (saat ini) dilakukan sampai batas
waktu yang telah ditentukan (per 15 menit, selama 12 jam) kemudian
hasilnya dicatat pada formulir yang telah disediakan.
c. Survei waktu tempuh perjalanan kendaraan
Metode survei waktu tempuh perjalanan yang dilakukan pada
penelitian ini menggunakan metode pengukuran kecepatan kendaraan
uji yang bergerak pada suatu arus lalu lintas disuatu ruas jalan yang
dikenal dengan istilah metode survei kendaraan contoh. Metode ini
berbasis pada suatu teknik pengumpulan data kecepatan, waktu
tempuh, arah dan posisi suatu objek bergerak. Pada survei dengan
47
metode ini, sepeda motor contoh (kendaraan uji) dikendarai di arus
lalu lintas dengan mengikuti salah satu dari kondisi operasi sebagai
berikut :
48
d. Survei konflik lalu lintas
Survei ini membutuhkan 1 orang petugas survei, surveyor tersebut
harus mengamati bagaimana pergerakan kendaraan pada ruas jalan
yang diamati yang kemudian dicatat pada form survei yang telah
disediakan. Survei ini dilakukan selama 1 jam bersamaan dengan
pelaksanaan survei volume lalu lintas.
4. Waktu pelaksanaan penelitian
a. Survei geometrik jalan dilakukan pada saat arus lalu lintas sepi untuk
menhindari konflik dengan arus lalu lintas. Pengukuran dilakukan
secara langsung di lapangan selama 1 hari.
b. Survei volume lalu lintas pada kondisi eksisting (saat ini) dilakukan
selama 12 jam yang dilakukan selama 3 hari, yaitu hari Sabtu yang
mewakili akhir pekan, hari Minggu yang mewakili hari libur, dan hari
Senin yang mewakili hari kerja. Kemudian untuk ruas jalan yang
dijadikan alternatif skenario 2 dilakukan pada jam puncak sesuai hasil
survei volume lalu lintas pada kondisi eksisting (saat ini).
c. Survei waktu tempuh perjalanan kendaraan untuk kondisi eksisting
(saat ini) dan pada kondisi skenario 1 dilakukan selama 1 hari, yaitu
hari yang memiliki jumlah arus lalu lintas tertinggi berdasarkan survei
volume lalu lintas yang dilakukan pada kondisi eksisting (saat ini).
d. Survei konflik lalu lintas dilakukan 1 hari bersamaan dengan survei
volume lalu lintas.
5. Jumlah petugas survei lapangan/surveyor
a. Untuk survei geometrik jalan pada penelitian ini digunakan 2 orang
petugas survei untuk mengukur panjang segemn jalan, lebar jalur,
lebar lajur dan lain-lain.
b. Untuk survei volume lalu lintas digunakan 6 orang petugas survei
dimana 1 orang petugas survei mengamati 1 pergerakan arus lalu lintas
untuk semua jenis kendaraan. Sedangkan 2 petugas survei yang
49
dibutuhkan pada ruas jalan yang menjadi skenario 2, dimana masing-
masing surveyor mencatat jumlah kendaraan dari jalan utama menuju
jalan minor dan kendaraan dari jalan minor menuju jalan utama.
c. Untuk survei waktu tempuh kendaraan pada kondisi eksisting (saat
ini) dibutuhkan 2 orang petugas survei, 1 orang mengamati waktu
tempuh pada jalan minor dan 1 orang mengamati pada jalan utama.
Untuk skenario 1 digunakan kendaraan uji sehingga dibutuhkan 2
orang surveyor, 1 orang sebagai pengendara dan 1 orang lainnya
menghitung waktu tempuh dengan stopwatch. Sedangkan untuk
skenario 2 dengan menetapkan kecepatan observasi dan melakukan
pengukuran sederhana terhadap jalan rencana maka akan didapatkan
waktu tempuh untuk skenario 2.
d. Untuk survei konflik lalu lintas dibutuhkan 1 orang petugas survei
yang mengamati jenis pergerakan yang dilakukan oleh pengendara
pada ruas jalan yang diamati.
Untuk lebih jelasnya jumlah surveyor dan titik lokasi petugas survei
dilapangan maka pada saat dilakukan survei dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.5 Jumlah Surveyor dan Titik Lokasi Pengamatan Volume Lalu Lintas pada
Kondisi Eksisting (saat ini)
50
Gambar 3.6 Jumlah Surveyor dan Titik Lokasi Pengamatan Volume Lalu
Lintas pada Ruas Jalan Skenario 2.
Keterangan :
Pada titik A dibutuhkan 1 orang petugas survei yang mengamati volume lalu
lintas yang melakukan pergerakan lurus pada jalan utama.
Pasa titik B dibutuhkan 1 orang mengamati volume lalu lintas yang berbelok
kekiri dari jalan utama menuju jalan minor.
Pada titik C dibutuhkan 2 orang surveyor yang masing-masing surveyor
mengamati volume lalu lintas yang berbelok kiri dari jalan minor menuju
jalan utama dan volume lalu lintas yang berbelok kanan dari jalan utama
menuju jalan minor.
Pada titik D dibutuhkan 2 orang petugas survei yang masing-masing surveyor
mengamati volume lalu lintas yang melakukan pergerakan lurus pada jalan
utama dan berbelok kanan dari jalan minor menuju jalan utama
Pada titik E dibutuhkan 1 orang petugas survei yang mengamati volume lalu
lintas yang melakukan pergerakan belok kanan dari jalan utama menuju jalan
minor, dan pergerakan belok kiri dari jalan minor menuju jalan utama`.
51
Pada titik F dibutuhkan 1 orang petugas survei yang mengamati volume lalu
lintas yang melakukan pergerakan belok kiri dari jalan utama menuju jalan
minor dan pergerakan belok kanan dari jalan minor menuju jalan utama.
Gambar 3.7 Jumlah Surveyor dan Titik Lokasi Waktu Tempuh Kondisi Eksisting
(saat ini)
Keterangan :
52
3.7 Pembahasan dan Analisa Data
Gambar 3.8 Arus Lalu Lintas pada Kondisi Eksisting (saat ini)
53
A. Menganalisis dan mengevaluasi kinerja ruas jalan pada kondisi eksisting
(saat ini), yaitu ruas Jalan Saleh Sungkar dan ruas Jalan Ireng Jaya.
(Analisis Kinerja Ruas Jalan Persimpangan Tak Bersinyal menggunakan
MKJI, 1997)
1. Menentukan Arus Lalu Lintas Maximum pada Jam Puncak (Q)
Dari hasil survei volume lalu lintas, maka akan didapatkan jumlah arus
lalu lintas per jamnya dalam satuan kendaraan per jam (kend/jam),
sehingga untuk mendapat volume lalu lintas maksimum terlebih dahulu
mengkonversi data arus lalu lintas per jam masing-masing gerakan ke
dalam smp/jam yang dilakukan dengan mengalikan smp (satuan mobil
penumpang) dengan jumlah arus lalu lintas sesuai dengan Tabel 2.10
Konversi Kendaraan Terhadap Satuan Mobil Penumpang.
2. Kinerja Ruas Jalan
Dalam penelitian ini kinerja yang diperhitungkan antara lain besarnya
kapasitas (C), derajat kejenuhan (DS), tundaan lalu lintas simpang (DTi),
tundaan lalu lintas jalan utama (DMA), tundaan lalu lintas jalan minor
(DMI), tundaan geometrik simpang (DG), tundaan simpang (D), dan
peluang antrian (QP %).
a. Kapasitas Jalan (C)
Untuk menghitung kapasitas jalan maka digunakan persamaan
2.4, dimana pada persamaan tersebut terdapat beberapa variabel
seperti nilai kapasitas dasar (Co), factor koreksi lebar masuk (Fw),
factor koreksi median jalan utama (Fm), factor koreksi ukuran kota
(Fcs), Faktor koreksi tipe lingkungan dan hambatan samping (FRSU),
factor koreksi persentase belok kiri (FLT), factor koreksi persentase
belok kanan (FRT), dan factor koreksi rasio arus jalan minor (FMI).
Dimana nilai-nilai dari variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.10
Kapasitas Dasar untuk Co, Gambar 2.4 Faktor Penyesuaian Lebar
pendekat untuk Fw, Tabel 2.11 Faktor Penyesuaian Median Jalan
54
Utama untuk Fm, Tabel 2.12 Faktor Penyesuaian Ukuran Kota untuk
Fcs, Tabel 2.13 Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan Hambatan
Samping dan Kendaraan Tak Bermotor untuk FRSU, Gambar 2.5
Faktor Penyesuaian Belok kiri untuk FLT, Gambar 2.6 Faktor
Penyesuaian Belok Kanan untuk FRT, dan Gambar 2.7 Faktor
Penyesuaian Rasio Arus Jalan Minor untuk FMI.
b. Derajat Kejenuhan (DS)
Pada penelitian ini untuk menghitung nilai derajat kejenuhan
maka digunakan persamaan 2.7 dengan membandingkan nilai total
arus (Q) dengan kapasitas (C).
c. Tundaan Lalu Lintas Simpang (DTi)
Pada penelitian ini untuk mengdapatkan nilai tundaan lalu
lintas simpang maka digunakan Gambar 2.8 Tundaan Lalu Lintas
Simpang (DTi) dengan memplot nilai derajat kejenuhan dengan
gambar grafik tersebut.
d. Tundaan Lalu Lintas Jalan Utama (DMA)
Pada penelitian ini untuk mendapatkan nilai tundaan lalu lintas
jalan utama maka digunakan Gambar 2.9 Tundaan Lalu Lintas Jalan
Utama (DMA) dengan memplot nilai derajat kejenuhan dengan
gambar grafik tersebut.
e. Tundaan Lalu Lintas Jalan Minor (DMI)
Pada penelitian ini intuk menghitung nilai tundaan lalu lintas
jalan minor maka menggunakan persamaan 2.8.
f. Tundaan Geometrik Simpang (DG)
Pada penelitian ini untuk menghitung nilai tundaan geometrik simpang
maka digunakan persamaan 2.9.
55
g. Tundaan Simpang (D)
Pada penelitian ini untuk menghitung nilai tundaan simpang
maka digunakan persamaan 2.10.
h. Peluang Antrian (QP %)
Pada penelitian ini untuk mendapatkan nilau peluang antrian
(QP %) maka digunakan Gambar 2.10 dengan memplot nilai derajat
kejenuhan dengan gambar grafik tersebut.
B. Melakukan perencanaan persimpangan sederhana sebagai salah satu
alternatif dalam mengatasi konflik dan pelanggaran lalu lintas yang
terjadi.
(Tata Cara Perencanaan Persimpangan Sederhana Jalan Perkotaan
menggunakan Bina Marga No. 02/P/BNKT/1991)
Untuk melakukan perencanaan persimpangan ini, hal yang harus
diperhatikan pula dalam perencanaan simpang ini adalah jarak pandang henti
yang dapat dilihat pada Tabel 2.3 Jarak Pandang Henti Untuk Persimpangan
Sederhana (LPH) dan jarak pandang bebas kesamping yang dapat dilihat pada
Tabel 2.4 Jarak Pandang Bebas ke Samping (JPBS). Untuk lebar jalur pada
jalan yang menjadi alternatif dari skenario 2 tersebut digunakan 4,5 m dengan
menggunakan lebar jalan minor pada simpang tinjauan. Pada persimpangan
sederhana dirasa penting untuk dilengkapi dengan fasilitas pengaturan lalu
lintas jalan raya untuk menciptakan ketertiban, kelancaran dan keamanan
dalam berkendara.
C. Menghitung perbandingan waktu tempuh perjalanan kendaraan pada
kondisi eksisting (saat ini) dengan waktu tempuh setelah dilakukan
rekayasa lalu lintas 1 dan rekayasa lalu lintas 2 pada kawasan Meninting.
56
yang kemudian dihitung menggunakan rumus 2.11. Kecepatan rencana
didapatkan dari pengukuran langsung dilapangan, dimana dari survei
dilapangan akan didapatkan waktu tempuh dan jarak sehingga saat dimasukan
kedalam rumus 2.11 akan didapatkan kecepatan observasi. Survei dilapangan
dilakukan dengan mengamati kendaraan dari titik awal pengamatan sampai
menuju titik akhir pengamatan yang ditunjukan pada Gambar 3.5 Jumlah
Surveyor dan Titik Lokasi Waktu Tempuh Kondisi Eksisting (saat ini).
D. Mengetahui Perbandingan Konflik Lalu Lintas antara Kondisi Eksisting
(saat ini) dan Saat Diterapkan Kondisi Skenario 1 dan 2.
57