METODE PENELITIAN
Gambar 3. 1 Lokasi penelitian di Jl. Gunung Tabur (Simpang Tiga Maluang) Kec. Gunung Tabur
Kab. Berau
Sumber: Arcgis
44
45
Survei Pendahuluan
Pengumpulan Data
Analisis Biaya
Pembahasan
Pengu
Selesai
2. Pengumpulan Data
Pada tahapan ini akan dilakukan proses pengumpulan data yang akan
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Data yang akan
digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu data primer
dan data sekunder.
A. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer merupakan salah satu cara pengumpulan data
yang mana data akan didapatkan secara langsung melalui penelitian atau
survey. Beberapa data yang digolongkan data primer dalam penelitian ini
yaitu:
Data LHR 2021 (Data Lalu Lintas Harian 2021)
Dalam melakukan survey untuk mendapatkan data lalu lintas
dilakukan selama 2 jam pada pagi dan sore dengan durasi masing-
masing 1 jam. Kemudian waktu 1 jam akan dibagi dengan durasi 15
menit untuk dilakukan mencatatan terhadap jumlah kendaraan yang
melintas pada segmen jalan yang diamati. Survey ini dilakukan pada
hari kerja dan hari libur dengan masing-masing sebanyak 2 hari.
Beberapa alat yang digunakan dalam pengambulan data ini yaitu: alat
tulis, form pengamatan, counter checker sebanyak tipe yang
dibutuhkan, kalkulator, Roll meter dengan panjang 50 m, form lalu
lintas dan kamera.
Jenis dan Dimensi Kerusakan
Dalam mendapatkan data jenis kerusakan ini terdapat beberapa
langkah yang harus dilakukan, yaitu pertama dilakukan pengamatan
visual kemudian dilakukan pengelompokan pada masing-masing
jenis dan tingkat kerusakan. Selanjutnya dilakukan pengukuran
mengenai panjang, lebar dan stationing untuk setiap jenis dan tingkat
kerusakan yang ada. Setelah itu dilakukan dokumentasi untuk
48
Tingkat
Identifikasi Kerusakan
Kerusakan
Halus, retak rambut / halus memanjang sejajar antara satu dengan yang
L lainnya, dengan atau tanpa berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
Jenis retakan tidak mengalami gompal.
Retak kulit buaya dengan tingkat ringan serta terus berkembang ke dalam
M
pola atau jaringan retakan yang diikuti oleh gompal ringan.
Jaringan serta pola retak yang telah berlanjut, sehingga pecahan-pecahan
yang terjadi dapat diketahui dengan mudah serta mengalami gompal
H
pinggir. Terdapat beberapa pecahan yang mengalami roacking akibat dari
lalu lintas.
Tabel 3. 2 Contoh pengkategorian untuk jenis kerusakan retak kulit buaya