Anda di halaman 1dari 22

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu permasalahan yang sering terjadi di jalan raya adalah sering terjadi konflik lalu
lintas diantara pengguna kendaraan bermotor. Hal itu tentu tidak lepas dari tingkah laku atau
karakteristik pengguna jalan.Seperti hal nya di Kota Tegal,masih banyak persimpangan yang
rawan kecelakaan dan tentunya banyak terjadi konflik lalu lintas.

Salah satunya di pertigaan Jl Dr Setiabudi Kota Tegal.Pertigaan ini tergolong kedalam


persimpangan prioritasdan pertigaan ini menyambungkan antara jalan kolektor dengan jalan
lingkungan yang merupakan akses penting untuk kegiatan masyarakat seperti pasar,sekolah,serta
alun-alun. Karena pentingnya akses pertigaan tersebut sering terjadi konflik lalu lintas terutama
pada peak hours,sehingga kami sepakat untuk mengadakan survei serta menganalisis konflik lalu
lintas di pertigaan Jl Dr Setiabudi untuk mengelolah data survei kami menggunakan pengukuran
Sweedish serta Uji Chi square.

1.2 Maksud dan Tujuan

Secara umum penyelengaraan kegiatan ini bermaksud untuk:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan taruna/taruni Politeknik Keselamatan


Transportasi Jalan khususnya kelas MKTJ A semester III khususnya tentang
konflik lalu lintas di pertigaan/simpang prioritas.
2. Taruna/taruni dapat menghitung Konflik di persimpangan.
3. Taruna/taruni dapat menentukan tingkat keparahan konflik lalu lintas yang terjadi
di lapangan
4. Merekomendasikan hasil yang telah di dapat pada survey tersebut.

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 1


II. METODE
2.1Lokasi
Dalam mata kuliah Teori Konflik ,kelompok kami mendapatkan tugas penelitian untuk
mengetahui seberapa besar konflik yang ada pada sebuah persimpangan di ruas jalan di kota
Tegal. Kota Tegal berada di jalur pantai utara (pantura) Jawa Tengah, terletak 165 km
sebelah barat Kota Semarang atau 329 km sebelah timur Jakarta. terletak di antara 109°08’ -
109°10’ Bujur Timur dan 6°50’ - 6°53’ Lintang selatan, dengan wilayah seluas 39,68 Km²
atau kurang lebih 3.968 Hektar. Kota Tegal berada di wilayah Pantura, dari peta orientasi
Provinsi Jawa Tengah berada di Wilayah Barat, dengan bentang terjauh utara ke selatan 6,7
Km dan barat ke timur 9,7 Km. Dengan jumlah penduduk mencapai 253.072 jiwa.

Gambar 2.1 Tampak Citra Satelite

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 2


Gambar 2.2 Kondisi Eksisting Simpang Dr.Setiabudhi
Lokasi yang kami survey terletak pada ruas jalan Dr.Setiabudi kota Tegal. Pada ruas jalan
ini terdapat sebuah simpang tiga yang terletak di tengah tengah ruas jalan yang
menghubungkan antara jalan lokal serta jalan kolektor primer. Simpang ini mempunyai
masalah lalu lintas yang lumayan tinggi yaitu konflik lalu lintas. Hal ini terjadi karena
pertemuan antar lokal dengan kolektor sehingga konflik lalu lintas kerap terjadi.Selain itu
padatnya hambatan samping dikarenakan terdapat deretan toko-toko yang mengakibatkan
banyaknya kendaraan bermotor yang parkir di sepanjang jalan tersebut sehingga jalan tidak
berfungsi secara efektif. Serta terdapat pula bangunan sekolah SD dan SMP sehingga pada
jam tertentu banyak sekali yang berlalu lalang pada persimpangan tersebut baik itu manusia
maupun kendaraan bermotor.

Dengan menimbang hal tersebut , maka kami putuskan untuk melakukan survey konflik
lalu lintas dengan melalui arahan dosen kami. Setelah kami melakukan survey, kami akan
mengolah data tersebut dan berharap membawa dampak positif terhadap pertigaan tersebut.

2.2 Waktu

Pelaksanaan Kunjungan dilakukan pada :


hari/ tanggal : Sabtu, 5 Desember 2015,
pukul : 06.30 – 11.30 WIB

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 3


2.3 Alat

Nama Fungsi Gambar


Sebagai media yang digunakan oleh
pengamat untuk menulis data-data yang
Alat Tulis didapatkan dilapangan.

Sebagai media yang memudahkan


pengamat untuk menulis data-data hasil
Clip Board pengamatan.

Sebagai media yang digunakan untuk


memotret dan merekam kondisi
Kamera lapangan.

Sebagai media yang digunakan untuk


Walking mengukur panjang suatu lintasan /
Measuring jalan.
Wheels

Sebagai media yang dapat menunjukan


identitas, untuk menandakan bahwa
taruna/i sedang melaksanakan survey
Rompi guna menunjang keselamatan.
Keselamatan

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 4


2.4 Pengumpulan dan Analisa Data
2.4.1. Bagan (alur) prosedur survey

Pelaksanaan Survey Pendahuluan

Pelaksanaan Survey Pendahuluan

Pengumpulan Data

Data Hasil Kunjungan dan Survey

Laporan Hasil Kunjungan dan Survey

2.4.2. Tahapan Pengumpulan Data


1. Survey Pendahuluan
Sebelum melakukan survey yang sebenarnya, kami melakukan survey
pendahuluan terlebih dahulu. Adapun survey pendahuluan yang kami lakukan yaitu:
a) Survey inventarisasi jalan guna mengetahui gambaran eksisting lokasi yang
akan di survey.
b) Mencari dan menetapkan lokasi untuk penempatan kamera, sekiranya
ditempat itu konflik yang terjadi dapat terekam dengan jelas.
c) Menentukan lokasi untuk penempatan surveyor.
Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 5
2. Survey yang dilaksanakan
Tahapan survey yang dilaksanakan di lapangan, yaitu:
a) Menyatukan persepsi antar anggota kelompok.
b) Pembagian tugas untuk masing-masing anggota kelompok. Pembagian
tugas dilapangan yaitu 2 orang bertugas untuk melakukan pengamatan
secara langsung di titik konflik, 3 orang bertugas untuk pemantauan
kamera serta 1 orang melakukan inventarisasi simpang.
c) Memasang kamera di tempat yang telah kami tentukan pada survey
pendahuluan. Kamera-kamera tersebut merekam pergerakan lalu lintas
pada persimpangan tersebut selama 2 jam (saat on dan off peak hour).
d) Masing-masing surveyor menempatkan diri di lokasi pengamatan yang
telah ditentukan dan mencatat konflik yang terjadi secara langsung selama
2 jam.

2.4.3. Analisis Data


Setelah mendapatkan data dari pengamatan langsung dan rekaman lalu lintas dari
kamera, selanjutnya 2 orang observer akan melakukan pengamatan dari hasil rekaman
tersebut. Setelah data dari hasil rekaman juga telah di dapatkan, maka dilakukan
perhitungan konflik lalu lintas.
Pada kesempatan kali ini, kami menggunakan teknik Swedish dalam melakukan
perhitungan guna menentukan konflik tersebut tergolong serius konflik atau tidak.
Kami membedakan antara jenis konfliknya(merging/crossing/diverging/weaving),
waktunya(on/offpeak), serta data yang didapatkan(observer 1/2).
Setelah dilakukan pengukuran dengan teknik Swedish, maka hasil dari
pengukuran tersebut kemudian di rekap untuk mempermudah proses selanjutnya.

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 6


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Volume Lalu Lintas

Pada pertigaan jalan Setiabudhi Kota tegal , pada waktu yang telah kami tentukan
untuk survey yaitu pada jam sibuk dan non sibuk . Kami mendapatkan data volume lalu
lintas sebagai berikut :

GRAFIK ON PEAK

ON PEAK

5%

43%

52%

Dari grafik diatas, dapat kita pahami bahwasanya pada saat on peak kendaraan yang
belok ke kanan dari arah barat merupakan arah yang paling sedikit dilalui oleh kendaraan
karena hanya sebanyak 5% dari total jumlah kendaraan dari arah barat, sedangkan
kendaraan yang belok ke kiri dari arah timur merupakan arah yang paling banyak dilalui
oleh kendaraan karena dilalui sebanyak 52% dari total jumlah kendaraan. Hal ini
membuktikan bahwa akan banyak terjadi konflik pada kendaraan yang akan belok ke kiri
dari arah timur karena merupakan persentase kegiatan kendaraan yang paling tinggi.

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 7


GRAFIK OFF PEAK

OFF PEAK
5%

43%

52%

Dari grafik diatas dapat kita pahami bahwa pada saat off peak, kendaraan yang
belok ke kanan dari arah barat merupakan arah yang paling sedikit dilalui oleh kendaraan
yang datang dari arah barat karena dilalui sebanyak 5%. Sedangkan, gerakan belok ke kiri
dari arah timur merupakan arah yang paling sering dilalui oleh kendaraan dari arah timur
sebanyak 52% dari jumlah total jumlah kendaraan. Hal ini membuktikan bahwa akan
banyak terjadi konflik pada kendaraan yang akan belok ke kiri dari arah timur karena
merupakan persentase kegiatan kendaraan yang paling tinggi.

3.3Rekap Data Konflik

ON PEAK OFF PEAK


Tota
Merging Crossing Weaving Merging Crossing Weaving Total
l
S1 - 7 2 9 5 2 - 7
S2 - 9 3 12 - 6 3 9

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat serious konflik yang cukup banyak
pada simpang Dr.Setia Budi.

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 8


3.3.1 Grafik Konflik Lalu lintas

GRAFIK KONFLIK LALU LINTAS


10

WEAVING CROSSING MERGING DIVERGING

Dari tabel diatas, didapatkan hasil bahwa dari kedua surveyor baik itu untuk data on peak
dan off peak jenis konflik lalu lintas yang kerap terjadi adalah konflik berpotongan ( crossing ).

3.4 Uji Chi-Square

waktu pengamat1 pengamat2 total


On 10 12 22
Off 7 9 16
Total 17 21 38

Kesimpulan :Dari hasil perhitungan chi-squere , didapatkan hasil X² hitung < X² Tabel , 0.011
<3.84146 . Maka tidak ada perbedaan yang signifikan pada observer 1 dengan observer 2.

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 9


Dengan hal ini hasil dari kedua observer reliable. Jadi untuk analysis sub bab selanjutnya
menggunakan data observer 1

3.5Analisis Data

3.5.1 Kecepatan ( Percentil 85 )

Dalam lingkup transportasi, kecepatan kendaraan dan kecepatan rencana jalan


merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam ruang lingkup keselamatan jalan. Standart
kecepatan pada jalan kolektor yaitu Sebagai Taruna Politeknik Keselamatan Transportasi
Jalan, hal ini merupakan permasalahan yang sangat serius jika tidak ditangani secara
menyeluruh. Dari data yang disajikan pada sub bab sebelumnya , telah kita dapatkan hasil
dari pengamatan data survey dan hipotesis. Untuk mengukur kecepatan rata-rata yang di
gunakan pada ruas jalan tersebut maka digunakan perhitungan percentile 85 sebagai berikut

Langkah-langkah menentukan P.85 :

1. Urutkan kecepatan setiap kendaraan yang terlibat konflik masing-masing pada


peak hour/off hour yang di ukur oleh observer 1 dan 2 dari yang terkecil ke yang
terbesar pada MS.Excel
2. Masukkan rumus =PERCENTILE(BLOK SEMUA DATA YANG TELAH
DIURUTKAN,0.85) kemudian tekan enter untuk mendapatkan hasilnya.
3. Jalan Setiabudhi tergolong jalan kolektor sekunder , dengan batasan kecepatan
paling rendah 20km/jam. Dan jalan kaligung tergolong jalan lokal sekunder
dengan kecepatan paling rendah 10km/jam.

 On Peak Hour
Dari data table (lampiran), dapat disimpulkan melalui perhitungan percentile
mengenai perhitungan kecepatan pada suatu ruas Jalan sebagai berikut :
1. Kecepatan pada jalan kolektor menurut data yang didapatkan adalah
kecepatan rata-ratanya yaitu 22 km/jam

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 10


2. Sedangkan pada jalan lokal menurut data yang didapatkan kecepatan rata-
ratanya yaitu 20 km/jam

 Off Peak Hour


Dari data tabel(lampiran), dapat disimpulkan melalui perhitungan percentile
mengenai perhitungan kecepatan pada suatu ruas Jalan sebagai berikut :
1. Kecepatan pada jalan kolektor menurut data yang didapatkan adalah
kecepatan rata-ratanya yaitu 30 km/jam
2. Sedangkan pada jalan lokal menurut data yang didapatkan kecepatan rata-
ratanya yaitu 25 km/jam

3.5.2 Pembahasan Sket Simpang Setiabudhi

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 11


Dari analysis yang kita lakukan dari survey, didapatkan permasalahan konflik lalu
lintas pada persimpangan tersebut.Dari gambar diatas diatas didapatkan konflik crossing
yang sering terjadi, yaitu konflik crossing ( konflik berpotongan ).

Konflik Crossing

Konflik crossing ( berpotongan ) merupakan sebuah keadaan dimana antara


kendaraan 1 dengan kendaraan lainnya dalam hal ini kendaraan 2 bertemu tepat di titik
tengah persimpangan, apabila salah satu dari kendaraan tersebut tidak melakukan evasive
action maka hal terburuknya akan terjadi kecelakaan.
Pada gambar ini kita dapatkan bahwa kendaraan 1 dari jalan kolektor ( Jl.
Setiabudi ) melaju dengan kecepatan 20km/jam melaju lurus dan kendaraan 2 dari jalan

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 12


lokal ( Jl.Kaligung ) dengan kecepatan 10km/jam menuju jl.dr setiabudhi dengan belok
kanan dengan jarak titik konflik 2m. Didapatkan TA 0.4 , maka menurut teknik Sweedish
digolongkan menjadi serius konflik. Jika salah satu dari kendaraan tersebut tidak
melakukan evasive action maka dapat dipastikan akan terjadi kecelakaan.

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 13


3.6 Rekomendasi

Dari hasil data survey yang kami peroleh dan sangat minimnya data yang didapatkan,
beberapa rekomendasi yang dapat kami terapkan pada pertigaan tersebut yaitu :
1. Memasang rambu lalu lintas sepertirambu simpang prioritas, rambu orang
menyeberang, rambu anak sekolah.
2. Memasang traffic calming berupa rumble strip.
3. Mengadakan marka jalan berupa pembatas lajur satu sama lain.
4. Memasang cermin tikungan di jalan yang langsung menuju titik tengah
persimpangan.

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 14


IV. PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Pada pertigaan setiabudhi yang tergolong dalam simpang prioritas, dari analisis
data survey yang kita lakukan didapatkan bawha :
1. Kondisi volume lalu lintas yang sangat padat pada jam tertentu terutama saat
jam sibuk yang disebabkan dengan adanya took-toko yang buka sehingga
menyebabkan hambatan samping tinggi serta volume belok dari jalan lokal
kea rah kanan setiabudhi tergolong sangat tinggi yang didominasi oleh
sepeda motor.
2. Pada pertigaan tersebut didapatkan bahwa jumlah jenis konflik lalu lintas
yang kerap terjadi berupa konflik berpotongan ( crossing )
3. Menurut perhitungan chi-squere yang kita lakukan , tidak ada perbedaan
yang signifikan antara surveyor 1 dan 2 ketika melakukan survey lapangan.
4. Untuk Kecepatan, data survey dihitung menggunakan kecepatan percentile
85 guna menentukan hasil kecepatan rata tersebut.
5. Mendapatkan beberapa rekomendasi yang dapat diterapkan pada pertigaan
tersebut namun dengan catatan data yang kami dapat sangat terbatas.

4.2 KENDALA
Saat survey, dimanapun dan dikapanpun tentu tidak akan lepas dari sesuatu hal
yang akan menghambat kegiatan yang kita lakukan. Dalam hal ini ketika kita
mengadakan survey kita mengalami beberapa masalah, yaitu :
1. Susah dalam mengatasi penempelan kamera. Letak sudah terkordinasi
namun untuk meletakkan disananya lah yang sangat susah

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 15


2. Dari segi alat, jumlah kamera memadai namun dari segi baterai yang kurang
karena mengingat waktu survey yang sangat lama dan digunakan secara
bersamaan.
3. Kamera sempat terhalang oleh kendaraan bermotor yang parkir di pinggir
jalan.
4.3 SARAN
Untuk mengatasi kendala-kendala survey diatas, maka saran untuk survey
selanjutnya yaitu ;
1. Mengadakan survey pendahuluan secara matang dengan penuh persiapan
2. Membawa plang bahwasanya sedang diadakan survey sehingga survey kita
tidak terganggun dari segi teknis pengguna jalan
3. Membawa batrai cadangan serta mencari sumber listrik terdekat dari lokasi.

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 16


V. DAFTAR PUSTAKA

 PANDUAN MKJI (1997)


o Perubahan satuan volume lalu lintas dari Kendaraan/jam menjadi
SMP/jam
 POWER POINT KONFLIK TCT
o Lampiran tentang Teknik Sweedish

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 17


VI. LAMPIRAN

6.1 TABEL PERHITUNGAN SWEDISH

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 18


6.2 PERHITUNGAN CHI-SQUERE

Db = (2-1)(2-1) = 1 x 1 = 1

1. Ho = Hasil pengukuran pada on peak hour & off hour yang diukur antara P1 dan P2
adalah “sama”
2. HI = Hasil pengukuran pada on peak hour & off hour yang diukur antara P1 dan P2
adalah “tidak sama”
3. Statistic uji = X²
4. Nilai α = 0.05
5. Nilai table X² db = 1 ; α = 0.005
X² Tabel = 3.84146
6. Wilayah kritis : penolakan Ho  X² hitung > X² Tabe
 X² hitung >3.84146
7. Perhitungan
Frekuensi harapan (Fh) untuk
- Peak, P1 = 17x22/38 = 9.842 - off, P1 = 17x16/38 = 7.158
- Peak, P2 = 21x22/38 = 12.158 - off, P2 = 21x16/38 = 8.842

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 19


Tabel
  F0 Fh (F0-Fh) (F0-Fh)2 (F0-Fh)2/Fh
peak p1 10 9.842 0.158 0.025 0.003
peak p2 12 12.158 -0.158 0.025 0.002
off p1 7 7.158 -0.158 0.025 0.003
off p2 9 8.842 0.158 0.025 0.003
hasil x2 hitung 0.011

Ho diterima jika X² hitung < X² Tabel

0.011 <3.84146 Ho Diterima RELIABLE

6.3 TABEL VOLUME LALU LINTAS

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 20


6.4 TABEL PERUBAHAN KEND/JAM KE SMP/JAM

6.5 TABEL KECEPATAN (PERCENTIL 85)

 SURVEYOR 1 ON PEAK
Kecepatan Kendaraan Percentile Kecepatan Kendaraan di Percentile
di Kolektor Lokal
10 22 10 20
15 20
20 20
20 20
20 20
20
20
20
20
20
20

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 21


30
30

 SURVEYOR 1 OFF PEAK


Kecepatan Kendaraan di Percentil Kecepatan Percentile
Kolektor e Kendaraan di Lokal
10 30 10 25
10 20
20 25
20 25
20 25
30 25
30 10
60 20

Laporan Survey Pengukuran Konflik Lalu Lintas 22

Anda mungkin juga menyukai