Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tingginya angka kecelakaan lalu lintas menjadi keprihatinan bersama.
Apabila kita cermati berita tentang kecelakaan transportasi di berbagai media
massa akhir-akhir ini nampaknya sebagaian besar perhatian kita tertuju pada
kecelakaan yang terjadi karena kesalahan dari manusianya sendiri. Dengan
melihat fenomena perilaku masyarakat Indonesia dalam berlalu lintas saat ini,
penanaman pengetahuan tentang disiplin dan etika dalam berlalu lintas itu sangat
perlu diadakan, khususnya pada pelajar SMA dan SMK.
Kunjungan ini dilakukan oleh taruna/taruni D-IV MKTJ A Semester IV
untuk menambah pengetahuan mengenai bagaimana berkomunikasi dengan
pelajar SMA dan SMK dengan pemilihan media / sarana yang sesuai. Selain
itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk melatih kemampuan taruna/taruni dalam
bersosialisasi dengan pelajar SMA dan SMK tentang Keselamatan
Transportasi Jalan.

B. Tujuan
1. Meningkatkan pemahaman etika berlalu lintas untuk pembangunan
budaya keselamatan jalan pada pelajar SMA dan SMK.
2. Meningkatkan kemampuan taruna/taruni dalam memilih dan
memanfaatkan media komunikasi massa untuk kegiatan sosialisasi
Keselamatan Transportasi Jalan.

C. Manfaat
1. Manfaat kegiatan ini bagi taruna/taruni yaitu meningkatkan rasa percaya
diri pada saat bersosialisasi dan meningkatkan keahlian dalam
berkomunikasi.
2. Manfaat kegiatan ini bagi pelajar SMA dan SMK adalah meningkatkan
etika berlalu lintas di kalangan pelajar SMA dan SMK serta menurunkan
angka kecelakaan yang melibatkan pelajar SMA dan SMK.
BAB II
METODE

A. Lokasi dan Waktu


- Lokasi
SMK YPT ( Yayasan Perguruan Teknologi) Kota Tegal
- Waktu
Hari : Selasa
Tanggal : 31 Mei 2016
Waktu : Pukul 08.00 – 09.00 WIB

B. Sasaran
Sasaran yang kami tuju adalah masyarakat berusia 15-19 tahun. Usia ini
sering disebut dengan usia remaja yang berstatus sebagai pelajar Sekolah
Menengah Atas atau Kejuruan. Usia remaja memiliki karakteristik emosional
masih tinggi dan tidak stabil.

C. Metode
Metode yang kami gunakan yaitu komunikasi publik jenis sosialisasi.
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai
dan aturan dari suatu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok
atau masyarakat. Alasan mengapa kami memilih menggunakan sosialisasi
yaitu persuasi dapat dicapai oleh siapa anda, argument anda, dan dengan
memainkan emosi khalayak. Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan
peran dalam menentukan efek persuasif dalam komunikasi public meliputi, isi
pidato, susunanya, dan cara penyampaianya. Aristoteles juga menyadari peran
khalayak pendengar. Persuasi berlangsung melalui khalayak ketika mereka
diarahkan melalui pidato itu kedalam suatu keadaan emosi tertentu.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari sosialisasi langsung yaitu :
Kelebihan Kekurangan
a. Dapat merangsang partisipasi a. Memerlukan suatu pemusatan
aktif pendengaran siswa, serta perhatian dan pengertian pada
dapat mengembangkan daya suatu informasi yang
imajinasi seperti menulis, disampaikan.
menggambar, dan sebagainya. b. Komunikasi langsung dengan
media audio bersifat abstrak
sehingga hal-hal tertentu
memerlukan bantuan
pengalaman visual.
c. Tingkatan penguasaan
perbendaharaan kata-kata atau
bahasa, serta susunan kalimat
perlu diperhatikan saat
menyampaikan informasi
disesuaikan dengan sasaran
agar dapat diterima dengan
baik dan mudah.

 Tujuan Komunikasi Publik


Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi – dimensi
Komunikasi, tujuan komunikasi secara umum adalah sebagai berikut :
1. Perubahan Sosial Dan Partisipasi Sosial
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya
supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan
informasi itu disampaikan. Misalnya diadakannya sosialisasi oleh
taruna - taruni Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ) pada
tingkat SLTA tentang keselamatan berkendara agar siwa siswi SLTA
mampu menerapkan bagaimana cara berkendara yang berkeselamatan.
2. Perubahan Sikap
Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan
tujuan supaya masyarakat akan berubah sikapnya. Misalnya kegiatan
kampanye keselamatan berkendara oleh taruna - taruni Politeknik
Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ) Tegal yang bertujuan untuk
memberitahukan kepada siswa - siswi tingkat SLTA maupun
masyarakat agar dapat menerapkan cara berkendara yang baik dan
berkeselamatan serta mampu merubah pandangan masyarakat
mengenai tata cara berkendara yang baik.
3. Perubahan Pendapat
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya
supaya masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap
tujuan informasi itu disampaikan, misalnya diadakannya suatu
sosialisasi mengenai tata cara berkendara yang baik dan berkeselamatan
dari taruna – taruni Politeknik Keselamatan transportasi Jalan (PKTJ)
Tegal kepada siswa – siswi tingkat SLTA. Terutama informasi
mengenai cara memakai helm yang sesuai dengan peraturan maka
harus disertai penyampaian informasi dan praktek yang lengkap supaya
pendapat masyarakat tentang pemakaian helm bisa selaras dengan
peraturan yang ada.
4. Perubahan Perilaku
Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan
tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya. Misalnya
diadakannya sosialisasi dari taruna – taruni Politeknik Keselamatan
Transportasi Jalan (PKTJ) Tegal yang pada kegiatan tersebut
memberikan informasi mengenai tata cara berkendara yang baik dan
berkeselamatan tujuannya agar masyarakat mampu menerapkan tata
cara berkendara yang baik dan benar agar mampu diterapkan sesuai
dengan peraturan.
 Penyampaian Komunikasi Publik
Persiapan persentasi yang baik hendaklah diikuti dengan cara
penyampaian yang baik sehingga memungkinkan komunikasi itu efektif.
Kualitas penyampaian persentasi lisan ditentukan oleh pesan yang sengaja
dimaksudkan dan juga oleh pesan yang tidak sengaja disampaikan.
Pembicara bertanggung jawab memberikan persentasi yang berharga dan
karena itu bertanggung jawab untuk menyampaikan pesan/informasi
secara efektif. Untuk menyampaikan persentasi lisan dengan baik perlu
diperhatikan beberapa hal seperti berikut:
1. Kontak Mata
Kontak mata adalah teknik komunikasi nonverbal yang sangat
membantu si pembicara dalam menjelaskan idenya kepada pendengar.
Di samping mempunyai kekuasaan yang membujuk, kontak mata juga
membantu untuk menjaga perhatian pendengar. Seorang pembicara
yang berhasil haruslah menjaga kontak mata dengan pendengarnya.
Untuk mendapatkan hubungan dengan pendengar si pembicara
hendaklah menjaga kontak mata langsung dengan pendengar kira-kira
75% dari waktu persentasinya. Kontak mata dengan pendengar
membantu si pembicara mengetahui dan memonitor pemdengar dan
merupakan balikan bagi si pembicara mengenai pesan yang
disampaikan.
2. Vokalik
Kecepatan berbicara, nada dan irama suara, serta penekana pada
kata-kata tertentu perlu diperhatikan dalam penyampaian persentasi
lisan. Persentasi lisan yang disampaikan dengan suara yang jelas dan
enak didengar dapat memukau pendengar. Tetapi sebaliknya persentasi
yang disampaikan dengan suara yang tidak bervariasi, monoton akan
membosankan para pendengarnya, sehingga mengurangi perhatian
pendengar.
3. Ketepatan
Kadang-kadang suatu persentasi disampaikan dalam situasi informal
atau dalam suasana pendengar rileks, maka penyampaian persentasipun
hendaknya disesuaikan dengan situasi tersebut. Begitu juga sebaliknya,
bila kondisi formal maka cara penyampaian persentasi juga hendaknya
bersifat formal. Di samping mempertimbangkan kondisi dan topik
pembicaraan, juga dipertimbangkan apa yang diharapkan si pendengar
untuk didengar.
4. Perencanaan
Kunci strategi yang terbaik adalah perencanaan. Oleh karena itu
sebelum penyampaian persentasi, si pembicara terlebih dahulu telah
membuat perencanaan yang matang. Pilihan topik pembicaraan yang
cocok untuk diberikan pada pendengar dengan berdasarkan analisis
pendengar. Mempersiapkan materi yang diperlukan.
BAB III
Hasil dan Pembahasan

A. Isi Power Point


Isi dari power point terdiri dari 5 (lima) materi yaitu :

1. Helm Dan Spion


Helm merupakan bentuk perlindungan tubuh yang dikenakan dikepala.
Dengan menggunakan helm, para pengendara bisa terhindar dari benturan
jika terjadi kecelakaan
Fungsi :
1. Melindungi kepala dari benturan saat
kecelakaan
2. Melindungi mata dari angin, debu dan
kotoran serta benda keras lainnya
3. Melindungi kepala dari panasnya terik
matahari

Kaca Spion merupakan


perangkat penting bagi kendaraan
bermotor baik untuk mobil
maupun motor. Bahkan untuk
mobil, perangkat ini mutlak
diperlukan. Ibarat mengendarai
mobil tanpa kaca spion seperti
mengemudi di kegelapan
Fungsi :
1. Mencegah terjadinya tabrakan saat akan pindah jalur
2. Membantu maneuver saat parkir
3. Melihat kondisi lalu lintas di belakang
4. Sebagai pedoman posisi kendaraan
2. Rambu
Rambu lalu lintas terdiri dari 4 kategori yaitu :
a) Rambu Peringatan
Rambu ini berisi peringatan bagi para pengguna jalan bahwa di
depannya ada sesuatu yang berbahaya. Desain rambu dengan latar
kuning dan gambar atau tulisan berwarna hitam.

b) Rambu Larangan
Rambu ini berisi larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan
oleh pengguna jalan. Rambu ini di desain dengan latar putih dan
warna gambar atau tulisan merah dan hitam. Contoh :

c) Rambu Perintah
Rambu ini berisi perintah yang harus dilakukan oleh pengguna
jalan. Rambu perintah didesain dengan bentuk bundar berwarna biru
dengan gambar putih dan merah. Contoh :
d) Rambu Petunjuk
Rambu yang menunjukkan sesuatu/arah/tujuan. Contoh :

3. Marka
Sesuai dengan UU No.22 pasal 1 ayat 18 definisi marka jalan
adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas permukaan
jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garus
membujur, garis melintang, garis serong, serta lambang yang berfungsi
untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu
lintas.

a. Marka Garis Melintang


Bentuknya tegak lurus terhadap sumbu jalan. Marka ini digunakan
untuk mengingatkan pengendara untuk berhenti atau mengurangi
kecepatan. Marka ini juga berfungsi untuk menguatkan rambu dan
traffic light.
Marka garis melintang antara lain :
 Marka Garis Melintang utuh
 Marka Garis Melintang putus-putus

b. Marka Garis Membujur


Bentuknya sejajar dengan sumbu
jalan. 3 jenis marka garis membujur
yaitu :
1. Marka garis membujur penuh atau
tidak putus-putus,
2. Marka garis penuh dan
3. Marka garis kombinasi antara
garis penuh dan terputus.
c. Marka Serong
Berupa garis utuh dilarang dilintas kendaraan.

d. Marka Lambang
Marka Lambang adalah
tanda yang mengandung arti
tertentu untuk menyatakan
peringatan, perintah dan
larangan untuk melengkapi
atau menegaskan maksud
yang telah disampaikan oleh
rambu lalu lintas atau tanda
lalu lintas lainnya.
Bentuknya berupa panah,
segitiga, ataut tulisan
dipergunakan untuk mengulangi maksud rambu-rambu lalu lintas atau
untuk memberitahu pemakai jalan yang tidak dinyatakan dengan
rambu.

e. Marka Lainnya
Marka lainnya diantara lain
adalah marka untuk
menyebrangi jalan (Zebra
Cross) yaitu marka yang berupa
garus utuh yang membujur
tersusun melintang jalur lalu-
lintas dan marka berupa dua
garis untuh melintang jalur lalu-
lintas, sedang marka untuk menyatakan tempat penyebrangan sepeda
dipergunakan dua garis putus-putus berbentuk bujur sangkar atau
belah ketupat dan paku jalan yang memantulkan cahaya.
4. Potret
Berisi Foto yang menggambarkan pelanggaran remaja di Kota Tegal
1. Foto ini menggambarkan pelanggaran remaja, dimana pengemudi
sepeda motor dan yang membonceng tidak memakai helm serta
sepeda motor tidak dilengkapi dengan plat nomor kendaraan.

2. Foto ini menggambarkan dua pengemudi sepeda motor serta yang


membonceng tidak memakai helm selain itu kedua motor tersebut di
modifikasi

5. Sanksi Pelanggaran

1) Setiap pengendara kendaraan bermotor yang tidak memiliki


SIM dipidana dengan pidana kurungan paling lama 4 bulan atau denda
paling banyak Rp 1 juta (Pasal 281).
2) Setiap pengendara kendaraan bermotor yang memiliki SIM namun tak
dapat menunjukkannya saat razia dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu (Pasal 288
ayat 2).
3) Setiap pengendara kendaraan bermotor yang tak dipasangi Tanda
Nomor Kendaraan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2
bulan atau denda paling banyak Rp 500 ribu (Pasal 280).
4) Setiap pengendara sepeda motor yang tidak memenuhi persyaratan
teknis dan laik jalan seperti spion, lampu utama, lampu rem, klakson,
pengukur kecepatan, dan knalpot dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu (Pasal 285
ayat 1).
5) Setiap pengendara mobil yang tidak memenuhi persyaratan teknis
seperti spion, klakson, lampu utama, lampu mundur, lampu rem, kaca
depan, bumper, penghapus kaca dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp 500 ribu (Pasal 285
ayat 2).

B. Pertanyaan dari audience

1. Menurut anda dalam golongan usia mana pengendara yang peduli akan
keselamatan dalam berkendara?

Golongan usia dewasa, yaitu kisaran umur >30 tahun. Karena pada
usia ini pengendara cenderung mencari aman ketika berkendara, motivasi
berkendaranya juga berbeda dengan kalangan usia muda yang cenderung
ingin berkendara dengan kecepatan tinggi.

2. Menurut anda faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam


memodivikasi kendaraan agar berkeselamatan?

Pada dasarnya kendaraan bermotor yang telah di produksi oleh


pabrik sudah memennuhi standar keselamatan, tetapi karena rasa kurang
puas dari pemilik kendaraan tersebut sehingga timbul keinginan untuk
merubah tampilan kendaraannya. Banyak kekeliruan yang dilakukan
dalam modivikasi yaitu mengganti ukuran ban dengan yang tidak standar,
mengganti suspensi dan merubah bodi sehingga kurang ergonomis. Yang
ada tampilan menjadi lebih keren tetapi tidak nyaman ketika dipakai, atau
bahkan membahayakan pengemudinya sendiri.
Jadi ketika memodivikasi kendaraan baik itu roda 2 atau roda 4
lebih baik memperhatikan aspek keamanan untuk tidak mengganti ukuran
ban yang terlalukecil, merubah suspensi dengan tidak nyaman, dan jika
ingin merubah bentuk bodi, harus di sesuaikan dari sisi ergonomisnya.
3. Hal apa yang harus dilakukan ketika terjadi kecelakaan lalulintas ?

1) Melihat kodisi korban kecelakaan apakah tergolong luka berat atau


ringan.
2) Mengamankan korban agar tidak di kerubuti oleh orang banyak, karena
dapat mengganggu pernapasan korban.
3) Membawa korban ke tempat yang aman.
4) Apabila korban butuh penanganan darurat, segera hubungi ambulance
atau hentikan mobil yang melintas untuk dimintai pertolongan untuk
membawa korban ke rumah sakit.
5) Hubungi keluarga korban.
6) Laporkan kejadian kecelakaan ini ke pihak yang berwenang.

4. Bagaimana persyaratan untuk menjadi taruna/i PKTJ

Sebelumnya kami minta maaf karena pertanyaan yang adik ajukan


ini menyeleweng dari materi yang kami paparkan, jadi berhubung dengan
keterbatasan waktu nanti kalian bisa menanyakan persyaratan untuk
menjadi taruna PKTJ melalui kontak kami langsung atau lewat sosial
media.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari sosialisasi keselamatan yang telah dilakukan di SMK YPT Kota


Tegal diperoleh hasil yaitu :
1. Sosialisasi keselamatan mampu meningkatkan pemahaman etika berlalu
lintas untuk pembangunan budaya keselamatan jalan pada pelajar SMK
YPT Kota Tegal terbukti dengan adanya pertanyaan dari penyaji yang
dapat dijawab dengan benar oleh siswa-siswi SMK YPT Kota Tegal
serta adanya pertanyaan dari siswa-siswi SMK YPT Kota Tegal sebagai
respon terhadapa materi yang disampaikan.
2. Adanya sosialisasi mampu meningkatkan kemampuan taruna/taruni
dalam memilih dan memanfaatkan media komunikasi massa untuk
kegiatan sosialisasi Keselamatan Transportasi Jalan sesuai dengan
karakterisitik penerima materi. Adanya tanggapan positif dari siswa-
siswi SMK YPT Kota Tegal terihat dari komentar yang tertulis di form.

B. Saran

Sosialisasi kampanye keselamatan yang dilakukan taruna taruni


Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan di SMK YPT Kota Tegal harus
dilakukan lebih sering lagi minimal 1x dalam seminggu dan sasaran yang
dituju tidak hanya pada mahasiswa tetapi kampanye keselamatan harus sering
di adakan kepada seluruh masyarakat mulai dari anak kecil sampai orang
dewasa dengan tujuan masyarakat Indonesia yang belum begitu paham dan
mengerti tentang pentingnya keselamatan menjadi mengerti dan selalu
mengutamakan keselamatan dijalan setelah adanya sosialisasi kampanye
keselamatan. Waktu untuk sosialisasi dapat diperbanyakan agar taruna-
taruni PKTJ TEGAL dapat memarkan lebih banyak materi dan waktu sesi
tanya jawab untuk mengevaluasi daya serap siswa-siswi SMK YPT Kota
Tegal dalam menerima materi dapat lebih lama.
LAMPIRAN

Pada saat presentasi inilah kondisi ruang kelas Lab RPL disaat taruna
menjelaskan tentang keselamatan lalu lintas.

Setelah selesai memaparkan materi, para taruna mengajak pelajar SMK YPT
untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah
disampaikan. Misalkan gambar (kiri) pelajar menjelaskan tentang kembali
fungsi dari traffic count dan gambar (kanan) pelejar menjelaskan dan
menyebutkan apa saja kenakalan remaja dalam foto yang telah disajikan.
Karena kita bersekolah untuk mencari ilmu, bukan hanya berangkat dengan
seragam dan pulang jika suda petang. Inilah gambar (kiri) seorang pelajar
perempuan tengah menggambarkan salah satu rambu agar memudahkan
dimengerti dalam pemahamannya selain itu ini membuktikan bahwa pelajar
tersebut sudah mengerti tentang rambu – rambu lalu lintas dan gambar (kanan)
pelajar tersebut tengah menjawab salah satu gambar yang tertera dimonitor,
karena paku jalan sangatlah awam di kalangan masyarakat.

Bagaimana tanggapan anda dengan dua gambar tersebut ?


Ya, inilah salah satu potret yang berhasil kami abadikan. Dimana gambar (kiri)
pelajar tersebut terlihat antusias bertanya kepada kami sedangkan gambar
(kanan) pelajar tersebut enggan untuk maju disaat kami memberikan pertanyaan
dan memintanya maju kedepan untuk menjelaskan.
Bukan barang yang mewah tapi kami menghargai usaha den keberanian serta
rasa percaya diri kalian yang berani dan bertekad untuk bergerak maju dalam
prestasi.

Bukanlah manusia yang sempurna, kami juga memiliki banyak kekurangan


namun kami tak akan gentar dan menyerah begitu saja. Inilah salah satu yang
kami lakukan dengan meminta pelajar untuk mengisikan quisioner agar menjadi
bahan koreksi untuk kami dan juga apakah manteri yang kami sampaikan
bermanfaat dan dapat dicerna oleh pelajar tersebut.
Moment ini diambil setelah sosialisasi telah selesai kami laksanakan. Antusias
dari pelajar di Lab RPL sangat menajubkan mengingat hari ini sekolah mereka
sedang melaksanakan class metting dan remidial. Namun 33 pelajar bersedia
mengikuti sosialisasi yang kami laksanakan pada hari ini, Selasa, 31 Mei 2016.
Dan inilah potret pelajar perempuan dari peserta sosialisasi beserta Taruni PKTJ
dari kelompok 2.

Anda mungkin juga menyukai