Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Kemacetan lalu lintas adalah situasi dimana arus lalu lintas melebihi kapasitas jalan tersebut yang mengakibatkan
kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau melebihi 0 km/jam sehingga menyebabkan terjadinya antrian
kendaraan (MKJI, 1997).

Untuk kerja lalu lintas pada ruas jalan perkotaan dapat ditentukan melalui nilai VC rasio atau perbandingan antara
volume kendaraan yang melalui ruas jalan tersebut pada rentang waktu tertentu. Semakin besar nilai perbandingan
tersebut maka untuk pelayanan lalu lintas akan semakin buruk dan berpengaruh pada kecepatan operasional kendaraan
yang merupakan bentuk fungsi dari besaran waktu tempuh kendaraan.

Latar Belakang

Jalan Dr.Siwabessy merupakan salah satu jalan yang berada dalam kota ambon, Jalan Dr.Siwabessy merupakan salah
satu jalan yang berpengaruh karena menghubungkan antara pusat kota Ambon dan OSM,pada Jalan Dr.Siwabessy
terpantau banyak kendaraan yg melewati jalan tersebut karena jalan Dr.Siwabessy merupakan satu”nya jalan menuju
pusat kota dari OSM.

Pada saat terjadinya kemacetan, nilai derajat kejenuhan padda ruas jalan yang akan ditinjau dimana kemacetan terjadi
bila nilai derajat kejenuhan mencapai lebih dari 0,75 (MKJI,1997).

1.1. Rumusan Masalah

1.Berapa Kapasitas segmen jalan (smp/jam) ?

2. Berapa arus maksimum lalu-lintas (smp/jam) yang dapat dilalui pada kecepatan 30km/jam?

1.3 Maksud Dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah menganalisa, memperkirakan volume kendaraan, hambatan samping, kecepatan arus
bebas, kapasitas, derajat kejenuhan hingga tingkat pelayanan lalu lintas pada kondisi tertentu.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui volume kendaraan, hambatan samping, kecepatan arus bebas hingga
tingkat pelayanan lalu lintas di jalan Dr.Siwabessy sehingga dapat menyimpulkan dampak dan solusi berkaitan dengan
kondisi di lapangan agar dapat mengurangi angka kemacetan yang terjadi.
BAB 2
DAFTAR PUSTAKA
______.1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI). Direktorat Bina Marga. Jakarta

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj-
7d3hr6rwAhXGR30KHUlNAtUQFjADegQICRAE&url=http%3A%2F%2Frepository.um-palembang.ac.id%2Fid
%2Feprint%2F5207%2F1%2F112015014_BAB%2520I_DAFTAR
%2520PUSTAKA.pdf&usg=AOvVaw1Wm3Di0Rej_zthUdn8godV

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prosedur perhitungan jalan perkotaan

Tujuan analisa jalan operasional untuk segmen jalan tertentu dengan kondisi geometrik, lalu lintas dan
lingkungan yang ada atau di ramalkan, dapat berupa salah satu atau semua kondisi berikut : untuk
menentukan kapasitas, untuk menentukan derajat kejenuhan sehubungan dengan arus lalu-lintas sekarang
atau yang akan datang, dan untuk menentukan kecepatan pada jalan tersebut.

1. Langkah A: Data Masukan

A. Langkah A-1: data umum


 penentuan segmen
bagi jalan menjadi segmen, segmen jalan didefinisikan sebagai panjang jalan yang mempunyai
karateristik yang hampir sama. Titik dimana karateristik jalan berubah secara berarti menjadi batas
segmen. Setiap segmen dianalisa secara terpisah.
 Data identifikasi segmen
Berupa informasi mengenai data-data yang berfungsi untuk memberikan gambaran lokasi survei yang
telah di lakukan.
B. Langkah A-2: kondisi geomterik
A. Rencana situasi

Berupa sketsa jalan yang di amati dengan menggunakan ruang tersedia pada formulir UR-1 yang mencakup
informasi berikut ini

 Arah panah yang menejukkan utara


 Patok kilometer atau obyek lain yang digunakan untuk mengenal lokasi segmen jalan.
 Arah panah yang menunjukan arah I (biasanya ke utara atau timur) dan arah 2 (biasanya ke selatan
atau barat)
 Nama tempat yang dilalui/dihubungkan oleh segmen jalan
 Bangunan utama atau bangunan samping jalan yang lain dan tata guna lahan
 Marka jalan seperti garis sumus, garis dilarang mendahului, marka lajur, faris tepi dan sebagainya
B. Penampang melintang jalan
Berupa sketsa penampang melintang segmen jalan rata-rata dan tunjukkan lebat jalur lalu-lintas, lebar
median, kereb, lebar bahu dalam dan luar tak terganggu (jika jalan terbagi), jarak dari kereb ke penghalang
samping jalan seperti pohon, selokan, dan sebagainya seperti terlihat pada gambar berikut ini:

C. Kondisi pengaturan lalu-lintas

Berisi informasi tentang pengaturan lalu-lintas yang diterapkan pada segmen jalan yang di amati seperti:

 Batas kecepatan (km/jam)


 Pembatasan masuk dihubungkan dengan tipe kendaraan terntu:
 Pembatasan berhenti (termasuk periode waktu jika tidak sepanjang hari)
 Pembatasan berhenti (termasuk periode waktu jika tidak sepanjang hari)
 Alat/peraturan pengaturan lalu-lintas lainnya
D. Langkah A-3 : Kondisi lalu-lintas
A. Arus dan komposisi lalu-lintas

a.1 menentukan arus jam rencana dalam kendaraan/jam

dua alternatif diberikan di bawah, tergantung pada data masukan rinci yang tersedia. Alternatif B
sebaiknya diikuti jika memungkin.

a. Data tersedia hanya LHRT, pemisahan arah dan komposisi lalu-lintas


1. Masukkan data masukkan berikut pada kotak permulir UR-2:
- LHRT (kend/hari) untuk tahun/soal yang diamati:
- Faktor-k (rasio antara arus jam rencana dan LHRT ; nilai normal k = 0,009)
- Permisahan arah SP (arah 1/arah 2. Nilai normal 50/50%)
2. Hitung arus jam rencana (QDH = K * LHRT * SP/100) untuk masing-masing arah dan total (1+2).
Masukkan hasilnya ke dalam tabel untuk data arus kendaraan/jam pada kolom 9 baris 3, 4 dan 5.
3. Masukkan komposisi lalu-lintas dalam kotak, dan hitung jumlah kendaraan untuk masing-masing tipe
dan arah dengan mengalikannya dengan arus rencana pada kolom 9. Masukkan hasilnya pada kolom 2,
4 dan 6 dalam Baris 3, 4 dan 5.
a.2 menentukan ekivalensi mobil penumpang (emp)

tentukan emp untuk masing-masing tipe kendaraan dari tabel A-3:1 dan 2 di bawah, dan masukkan
hasilnya ke dalam Formulir UR-2 pada tabel untuk data arus kendaraan/jam, Baris 1.1 dan 1.2 (untuk
jalan tak terbagi emp selalu sama untuk kedua arah, untuk jalan terbagi yang arusnya tidak sama emp
mungkin berbeda)

Tabel A-3:1 emp jalan perkotaan tak-terbagi

a.3 menghitung parameter arus lalu-lintas yang diperlukan untuk analisa


- hitung arus lalu-lintas rencana per jam QDH dalam smp/jam dengan mengalikan arus dalam kend/jam
pada kolom 2, 4 dan 6 dengan emp yang sesuai pada baris 1.1 dan 1.2 , dan masukkan hasilnya pada
kolom 3, 5. Dan 7; Baris 3, 4 dan 5. Hitung arus total dalam smp/jam san masukkan hasilnya ke dalam
kolom 10
- hitung pemisah arah (SP) sebagai arus total (kend/jam) arah 1 pada kolom 9 dibagi dengan arus total
arah 1+2 (kend/jam) pada kolom yang sama. Masukkan hasilnya ke dalam kolom 9 Baris 6. SP =
QDH1/QDH1+2
- Hitung faktor satuan mobil penumpang F SMP= QSMP/QKEND dengan membafi jumlah arus pada kolom 10
baris 5 dengan jumlah arus pada kolom 9, Baris 5. Masukkan hasilnya ke dalam kolom 10 Baris 7.
E. Langkah A-4: hambatan samping
Tentukan kelas hambatan samping esbagai berikut dan masukkan hasilnnya pada Formulir UR-2
dengan melingkari kelas yang sesuai dalam tabel pada bagian paling bawah:
Jika data rinci hambatan samping tersedia, ikuti langkah 1-4 di bawah:
1. masukkan hasil pengamatan (atau perkiraan jika analisa untuk tahun yang akan datang) mengenadi
frekuensi hambatan samping per jam per 200 m pada kedua sisi segmen yang diamati, ke dalam kolom
23 pada Formulir UR-2:
- Jumlah pejalan kaki berjalan atau menyebrang sepanjang segmen jalan.
- Jumlah kendaraan berhenti dan parkir.
- Jumlah kenderaan bermotor yang masuk dan keluar ke/dari lahan samping jalan dan jalan sisi
- Arus kendaraan yang bergerak lambat, yaitu arus total (kend/jam) dari sepeda, becak, delman,
pedati, traktor, dan sebagainya
2. kalikan frekuensi kejadian pada kolom 23 dengan bobot relatif dari tipe kejadian pada kolom 22 dan
masukkan frekuesi berbobot kejadian pada kolom 24.
3. hitung jumlah kejadian berbobot termasuk semua tipe kejadian dan masukkan hasilnya pada baris
paling bawah kolom 24
4. tentukan kelas hambatan samping dari tabel A-4:1 berdasarkan hasil dari rangka 3.

Tabel A-4:1 kelas hambatan samping jalan perkotaan


Jika data rinci hambatan samping tidak tersedia, kelas hambatan samping dapat ditentukan sebagai
berkut:

1. periksa uraian tentang ‘kondisi khusus’dari Tabel A-4: 1 dan pilih salah satu yang paling tepat
untuk keadaan segmen jalan yang dianalisa.
2. amati foto pada Gambar A-4:1-5 yang menejukan kesan visual rata-rata yang khusus dari masing-
masing kelas hambatan samping, dan pilih salah satu yang paling sesuai dengan kondisi rata-rata
sesungguhnya pada lokasi untuk periode yang diamati.
3. pilih kelas hambatan samping berdasarkan pertimbangan dari gabungan langkah 1 dan 2 di atas.

2. LANGKAH B: ANALISA KECEPATAN ARUS BEBAS

a. Untuk jalan tak-terbagi, analisa dilakukan pada kedua arah lalu-lintas, untuk jalan terbagi, analisa
dilakukan terpisah pada masing-masinng arah lalu-lintas, seolah-olah masing-masing arah merupakan
jalan satu arah yang terpisah.
Perhatikan bahwa kecepatan arus bebas kendaraan ringan digunakan sebagai ukuran utama kinerja
dalam manual ini. Kecepatan arus bebas tipe kendaraan yang lain juga ditunjukan pada Tabel B-1:1 dan
digunakan untuk keperluan lain seperti analisa biaya pemakai jalan. Lihat juga Langkah B-5 di bawah.
Gunakan Formulir UR-3 untuk analisa penentuan kecepatan arus bebas, dengan data masukkan dari
Langkah A (Formulir UR-1 dan UR-2)
FV = (FV0 + FVW) x FFVSF x FFVCS
Dimana:
FV = kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jm)
Fv0 = kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jm)
FVw = penyesuaian lebar jalan lalu-lintas efektif ( km/jam) (penjumlahan)
FFVSF = faktor penyusuaian kondisi hambatan sampaaing (perkaian)
FFVCS = faktor penyusuaian ukuran kota (perkalian)
A. Langkah B-1 : Kecepatan arus bebas dasar
Tentukan kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan dengan menggunakan Tabel B-1:1, dan
masukkan hasilnya pada kolom 2 Formulir UR-3.

Tabel B-1:1 Kecepatan arus bebas dasar (FV0) untuk jalan perkotan

B. Langkah B-2: Penyesuaian kecepatan arus bebas untuk lebar jalur lalu-lintas (FV W)
Tentukan penyesaian untuk lebar jalur lalu-lintas dari tabel B-2:1 di bawah berdasarkan lebar jalur lalu-
lintas efektif (WC) yang dicatat pada Formulir UR-1. Masukkan penyesuaian FVW pada kolom 3, formulir
UR- 3. Hitung jumlah kecepatan arus dasar dan penyesuaian (FV O+FVW) dan masukkan hasilnya pada
kolom 4.

Tabel B-2:1 penyesuaian untuk pengaruh lebar jalur lalu-lintas (FV W) pada kecepatan arus bebas
kendaraan ringan, jalan perkotaan

Untuk jalan lebih ringan dari empat-lajur (banyak lajur), nilai penyesuaian pada Tabel B-2:1 untuk jalan
empat-lajur terbagi dapa digunakan
C. Langkah B-3: Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk hambatan (FFVSF)
a. jalan dengan bahu
tentukan faktor penyesuaian untuk hambatan samping dari tabel B-3:1 berdasarkan lebar bahu efektif
sesungguhnya dari Formulir UR-1 dan tingkat hambatan samping dari Formulir UR-2. Masukkan
hasilnya ke dalam kolom 5 formulir UR-3
Tabel B-3:1 faktor penyesuaian untuk pengaruh hambatan samping dan lebar bahu (FFV SF) pada
kecepatan arus bebas kendaraan ringan untuk jalan perkotaan dengan bahu
b. jalur dengan kereb
tentukan faktor penyesuaian untuk hambatan samping dari Tabel B-3:2 berdasarkan jarak antara kereb
dan penghalang pada trotoar sebagaimana di tentukan pada Formulir UR-1, dan tingkat hambatan
samping sesungguhnya dari Formulir UR-2. Masukkan hasilnya ke dalam kolom 5 Formulir UR-3

Tabel B-3:2 faktor penyesuaian untuk pengaruh hambatan samping dan jarak kereb-penghalang (FFV SF)
pada kecepatan arus bebas kendaraan ringan untuk jalan perkotaan dengan kereb
c. faktor penyesuaian FFVSF untuk jalan empat-lajur yang diberikan dalam tabel B-3:1 atau B-3:2
disesuaikan seperti di bawah ini:
FFV6.SF = 1-0,8 x (1-FFV4.SF)
Dimana:
FFV6.SF = Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk jalan enam-lajur
FFV4.SF = Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk jalan empat-lajur
BAB 3

SISTEMATIKA LAPORAN

LANGKAH A : DATA MASUKAN

A-1 : Data Umum


A-2 : Kondisi Geometrik
A-3 : Kondisi Lalu Lintas

PERUBAHAN LANGKAH B : KAPASITAS

B-1 : Analisa Kecepatan Arus Bebas


B-2 : Kecepatan Arus Bebas Dasar
B-3 : Penyesuian Kecepatan Arus Bebas untuk Lebar Jalur Lalu
Lintas.

LANGKAH C : PERILAKU LALU-LINTAS

C-1 : Kapasitas Dasar


C-2 : Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Lebar Jalan Lalu-Lintas
YA
C-3 : Faktor Penyesuian Kapasitas Untuk Pemisah Arah
C-4 : Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Ukuran Kota

LANGKAH D : PERILAKU LALU-LINTAS

D-1 : Derajat Kejenuhan

Perlu penyesuaian anggapan mengenai perencanaan tsb

TIDAK
Akhir analisa
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN


LAPORAN TUGAS TEKNIK LALU LINTAS

a. Penentuan segmen

segmen jalan didefinisikan sebagai panjang jalan yang mempunyai karakteristik yang hampir sama titik dimana
karakteristik jalan berubah secara berarti menjadi batas segmen. Setiap segmen dianalisi secara terpisah. Jika
alternative (keadaan) geometric sedang di amati untuk suatu segmen, masing-masing di beri kode khusus dan
di catat dalam formulir data masukan yang terpisah (UR-1 dan UR-2) formulir analisa terpisah (UR-3) juga
digunakan untuk masing-masing keadaan. Dan jika periode waktu terpisah akan dianalisa , maka nomor kode
yang khusus harus di berikan untuk masing-masing keadaan, dan formulir data masukan dan analiasa yang
terpisah harus digunakan.

-DATA UMUM

b. Data identifikasi segmen

Isi data umum berikut pada bagian atas formulir UR-1 dan juga bisa di lihat sebagi berikut:

Di tangani oleh kelompok II pada tanggal 28 april 2021

NAMA :

 MARLON TASANE (201973121)


 ODE SITI ALMARATUN (201973117)
 ETHA S.H MUKADAR (201973120)
 ALWAN FAHRIS M NUR (201973138)

JALAN PERKOTAAN Tanggal : 28 april 2021 Ditangai oleh : Kelompok II


FORMULIR UR-1 DATA Provinsi : maluku Diperiksa oleh: dosen
MASUKAN: Kota : ambon Ukuran kota : 347,7 ribu jiwa
-DATA UMUM No.ruas/nama jalan: Jl.dr siwabessy
Segmen antara : pusat kota dan OSM
Kode segmen : D02 Tipe daerah : pemukiman
Panjang (km) : 0,30 (km) Tipe jalan : 2/2UD
Periode waktu : 2021 Nomor soal : 2019
-KONDISI GEOMETRIK

a. rencana situasi

b. penampang melintang jalan

Sisi A Sisi B Total Rata-rata


Lebar jalur lalu-lintas rata-rata 3,0 3,0 6,0 3,0
Kerab (k) K K
Jarak kereb-penghalang (m) 1,0 1,0 2,0 1,0

c. jalan dengan kerab dan tampa median


-KONDISI LALU-LINTAS

a. arus dan komposisi lalu-lintas

nilai rormal untuk komposisi lalu-lintas


Ukuran kota LV% HV% MC%

<0,1 juta penduduk 45 10 45


0,1-0,5 juta penduduk 45 10 45
0,5-1,0 juta penduduk 53 9 38
1,0-3,0 penduduk 60 8 32
>3,0 juta penduduk 69 7 24

b. data arus lalu-lintas per jenis per jam

Tipe kendaraan Arah ( A ) Arah ( B) total :


kend/jam Kend/jam kend/jam
LV 1105 863 1968
HV 416 210 626
MC 1265 1432 2697

Keterangan :

 LHRT (kend/jam) untuk tahun/ soal yang diamati


 Factor –k ( rasio antara jam rencana dan LHRT : nilai normal k = (0,09)
 Pemisah arah SP (arah 1/arah 2 nilai normalnya 50/50%)

Rumus hitungan arus jam rencana (QDH =k x LHRT x SP/100)

Penyelasaian :

Tipe LV dan arah A Tipe LV dan arah B Total A + B

QDH =k x LHRT x SP/100 QDH =k x LHRT x SP/100 0,5% + 0,4%


=0,09 x 1105 x 50% / 100 =0,09 x 863 x 50% / 100 = 0,9 %

= 0,5 % = 0,4 %
Tipe HV dan arah A Tipe HV dan arah B Total A + B

QDH =k x LHRT x SP/100 QDH =k x LHRT x SP/100 0,2% + 0,1


=0,09 x 416 x 50% / 100 =0,09 x 210 x 50% / 100 = 0,3 %

= 0,2 % = 0,1 %

Tipe MC dan arah A Tipe MC dan arah B Total A + B

QDH =k x LHRT x SP/100 QDH =k x LHRT x SP/100 0,6% + 0,6%


=0,09 x 1265 x 50% / 100 =0,09 x 1432 x 50% / 100 = 1,2 %

= 0,6 % = 0,6 %

Jumlah keseluruhan LHRT pada tahun 2021/satu hari adalah 2,4%

b.. menentukan ekivalensi mobil penumpang ( emp )

Tipe jalan Arus lalu-lintas total emp


Jalan tak terbagi dua arah MC
HV Lebar jalur lalu-lintas Wc (m)
6 6
Dua-lajur tak terbagi 0 1,3 0,5 0,40
2/2 UD 1800 1,2 0,35 0,25

b.. menghitung parameter arus lalu-lintas yang di perlukan untuk analisa

arus total Qsmp Pemisah arah SP Factor satuan mobil


(smp/jam) (kend/jam) SP Fsmp

Qdh-A = 1440 smp/jam Qdh-A = 416 kend/jam SP = Qdh-A/Qdh-A+B Fsmp =


Qdh-B = 1440 smp/jam Qdh-B = 210 kend/jam = 416/(416+210) Qsmp/Qkend
Qsmp = Qdh-A + Qdh-B Qkend = 416 + 210 = 416/626 = 2880/626
= 1440+1440 = 626 = 0,6 % = 4,6
= 2880 smp/jam

Table perhitungan Qsmp,SP,Fsmp


-ANALISA KECEPATAN ARUS BEBAS

RUMUS : FV = (FVo + FVw) x FFVs x FFVcs

Dimana

FV = kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jam)

FVo = kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam)

FVw = penyesuaian lebar jalur lalu-lintas efektif (km/jam) (penjumlahan)

FFVSF = factor penyesuain kondisi hambatan sampaing ( perkalian )

FFVCS = factor penyusuain ukuran kota ( perkalian )

-KECEPATAN ARUS BEBAS DASAR

Tipe jalan Kecepatan arus


Kendaraan Kendaraan berat Sepeda motor Semua kendaraan
ringan LV HV MC rata rata
Dua lajur tak terbagi 44 40 40 42
(2/2UD)
Table : kecepatan arus bebaas dasar (FVo) untuk jalan perkotaan

-PENYESUAIN KECEPATAN ARUS BEBAS UNTUK LEBAR JALUR LALU-LINTAS

Lebar jalur lalu-lintas efektif


Tipe jalan (Wc) FVw (km/jam)
(m)
Dua lajur tak terbagi Total dua arah
6 3

Factor: penyesuaian kapasitas untuk pemisahan ( FCSP )

a.. jalan dengan kerab

Kelas hambatan Factor penyesuaian untuk hambatan samping dan jarak


sampiang (SFC) kerab – penghalang
Tipe jalan Jarak kerab penghalang WK (m)
1,0 m

Dua lajur tak terbagi Sangat rendah 0,99


2/2 UD atau Rendah 0,95
Jalan satu arah Sedang 0,89
Tinggi 0,81
Sangat tinggi 0,72
Tabal : factor penyesuaian untuk hambatan samping dan jarak kerab penghalang ( FCSF )
-ANALISA KAPASITAS

A. KAPASITAS DASAR

RUMUS : C = CO x FCw x FCSP x FCSF x FCcs (smp/jam)

Dimana :

C = kapasitas

Co = kapasitas dasar (smp/jam)

FCw = factor penyesuaian lebar jalur lalu-lintas

FCSP = factor penyesuaian pemisah arah

FCSF = factor penyesuaian hambatan samping

FCCS = factor penyesuaian ukuran kota

Tipe jalan Kapasitas dasar catatan


(smp/jam)
Dua lajur tak terbagi 2900 Total dua lajur

Table: kapasitas dasar jalan perkotaan (Co)

-FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS UNTUK LEBAR JALAN LALU-LINTAS (FC W )

Tipe jalan Lebar jalan lalu-lintas efektif (Wc) FCw


(m)
Dua lajur tak terbagi total dua lajur
6 0,87
Tabel: penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu-lintas untuk jalan perkotaan (FCw)

-FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS UNTUK PEMISAH ARAH ( FC WB )

Pemisah arah SP % % 50 - 50
FCSP Dua –jalur 2/2 1,00

Table: factor penyesuaian untuk pemisah arah (FCSP)

a.. jalan dengan kerab

Factor penyesuaian untuk hambatan samping dan jarak


kerab – penghalang FCSF
Tipe jalan Kelas hambatan samping Jarak kerab penghalang WK
1,0

2/2 UD atau jalan satu VL 0,95


arah L 0,92
M 0,88
H 0,81
VH 0,72
Table: factor kapasitas untuk pengaruh hambatan samping dan jarak kereb- penghalang (FCSF)

-FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS UNTUK UKURAN KOTA (FCCS)

Ukuran kota ( jumlah penduduk ) Factor penyesuaian untuk ukuran kota

0,5-1,0 0,94

Table : factor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota ( FCCS )

B. PENENTUAN KAPASITAS

RUMUS : C = CO x FCw x FCSP x FCSF x FCcs (smp/jam)

Dimana :

CO = 2900

FCw = 0,87

FCSP = -3

FCSF = 1,0

FCcs = 0,94

Penyelasaian :

C = CO x FCw x FCSP x FCSF x FCcs (smp/jam)

= 2900 x 0,87 x 3 x 0,94

= 7114,86 ( smp/jam)

-DERAJAT KEJENUHAN

RUMUS : DS = Q/C

Penyelasian :

Q = 2,4
C = 7114,86

DS = Q/C

= 2,4/7114,86

= 0,0005

-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai