Bab ini memuat instruksi langkah demi langkah yang dikerjakan untuk
analisa operasional atau perencanaan, dengan menggunakan Formulir UR-
1, UR-2 dan UR-3. Formulir kosong untuk fotokopi diberikan pada
Lampiran 5:1.
5-1
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Bagan alir prosedur perhitungan untuk jalan perkotaan ditunjukkan pada Gambar 2.6:1 di bawah.
Berbagai langkah tersebut dijelaskan secara rinci pada Bagian 3 dan 4.
TIDAK
Akhir analisa
5-2
MKJI : JALAN PERKOTAAN
UR-3 Analisa
-Kecepatan arus bebas kendaraan ringan
-Kapasitas
-Kecepatan kendaraan ringan
5-3
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Bagi jalan menjadi segmen. Segmen jalan didefinisikan sebagai panjang jalan yang
mempunyai karakteristik yang hampir sama. Titik dimana karakteristik jalan
berubah secara berarti menjadi batas segmen. Setiap segmen dianalisa secara
terpisah. Jika beberapa alternatif (keadaan) geometrik sedang diamati untuk suatu
segmen, masing-masing diberi kode khusus dan dicatat dalam formulir data masukan
yang terpisah (UR-1 dan UR-2). Formulir analisa terpisah (UR-3) juga digunakan
untuk masing-masing keadaan. Jika periode waktu terpisah akan dianalisa, maka nomor
kode yang khusus harus diberikan untuk masing-masing keadaan, dan formulir data
masukan dan analisa yang terpisah harus digunakan.
Segmen jalan yang diamati sebaiknya tidak dipengaruhi oleh simpang utama atau
simpang susun yang mungkin mempengaruhi kapasitas dan perilaku lalu-lintasnya.
5-4
MKJI : JALAN PERKOTAAN
a) Rencana situasi
Buat sketsa segmen jalan yang diamati dengan menggunakan ruang yang tersedia
pada Formulir UR-1. Pastikan untuk mencakup informasi berikut:
Buat sketsa penampang melintang segmen jalan rata-rata dan tunjukkan lebar jalur
lalu-lintas, lebar median, kereb, lebar bahu dalam dan luar tak terganggu (jika jalan
terbagi), jarak dari kereb ke penghalang samping jalan seperti pohon, selokan, dan
sebagainya seperti terlihat pada Gambar A-2:1. Perhatikan bahwa Sisi A dan Sisi B
ditentukan oleh garis referensi penampang melintang pada rencana situasi.
Isi data geometrik yang sesuai untuk segmen yang diamati ke dalam ruang yang
tersedia pada tabel di bawah sketsa penampang melintang.
5-5
MKJI : JALAN PERKOTAAN
WCA, WCB: Lebar jalur lalu-lintas; WSAO: Lebar bahu luar sisi Adsb;
WSAI ; Lebar bahu dalam sisi A dsb;
Gambar A-2:1 Penjelasan istilah geometrik yang digunakan untuk jalan perkotaan
Isi informasi tentang pengaturan lalu-lintas yang diterapkan pada segmen jalan
yang diamati seperti:
- Batas kecepatan(km/jam);
- Pembatasan masuk dihubungkan dengan tipe kendaraantertentu;
- Pembatasan parkir (termasuk periode waktu jika tidak sepanjang hari);
- Pembatasan berhenti (termasuk periode waktu jika tidak sepanjang
hari);
- Alat/peraturan pengaturan lalu-lintaslainnya.
5-6
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Gunakan Formulir UR-2 untuk mencatat dan mereduksi data masukan arus dan
komposisi lalu-lintas.
a) Arus dan komposisi lalu-lintas
a.1) Menentukan arus jam rencana dalam kendaraan/jam
Dua alternatif diberikan di bawah, tergantung pada data masukan rinci yang tersedia.
Alternatif B sebaiknya diikuti jika memungkinkan.
1 Masukkan data masukan herikut pada kotak yang sesuai dalam FormulirUR-2:
• LHRT (kend/hari) untuk tahun/soal yang diamati.
• Faktor-k (rasio antara arus jam rencana dan LHRT; nilai normal k =0,09)
• Pemisahan arah SP (Arah 1/Arah 2, Nilai normal 50/50%)
Tentukan emp untuk masing-masing tipe kendaraan dari Tabel A-3:1 dan 2 di bawah,
dan masukkan hasilnya ke dalam Formulir UR-2 pada tabel untuk data arus
kendaraan/jam, Baris 1.1 dan 1.2 (untuk jalan tak-terbagi emp selalu sama untuk
kedua arah, untuk jalan terbagi yang arusnya tidak sama emp mungkin berbeda).
Tipe jalan: Arus lalu-lintas emp
Jalan tak terbagi total dua arah
MC
≤6 >6
Dua-lajur tak-terbagi 0 1,3 0,5 0,40
(2/2 UD) ≥1800 1,2 0,35 0,25
Empat-lajur tak-terbagi 0 1,3 0,40
(4/2 UD) ≥3700 1,2 0,25
• Hitung arus lalu-lintas rencana per jam QDH dalam smp/jam dengan
mengalikan arus dalam kend/jam pada Kolom 2, 4 dan 6 dengan emp
yang sesuai pada Baris 1.1 dan 1.2, dan masukkan hasilnya pada Kolom
3, 5 dan 7; Baris 3, 4 dan 5. Hitung arus total dalam smp/jam dan
masukkan hasilnya ke dalam Kolom10.
• Hitung pemisahan arah (SP) sebagai arus total (kend/jam) Arah 1 pada
Kolom 9 dibagi dengan arus total Arah 1+2 (kend/jam) pada Kolom yang
sama. Masukkan hasilnya ke dalam Kolom 9 Baris 6. SP = QDH,1/QDH,1+2
2. Kalikan frekwensi kejadian pada Kolom 23 dengan bobot relatif dari tipe kejadian
pada Kolom 22 dan masukkan frekwensi berbobot kejadian pada Kolom 24.
3. Hitung jumlah kejadian berbobot termasuk semua tipe kejadian dan masukkan
hasilnya pada baris paling bawah Kolom24.
4. Tentukan kelas hambatan samping dari tabel A-4:1 berdasarkan hasil dari
langkah3.
5-9
MKJI : JALAN PERKOTAAN.
Jika data rinci hambatan samping tidak tersedia, kelas hambatan samping
dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Periksa uraian tentang 'kondisi khusus' dari Tabel A-4:1 dan pilih salah satu
yang paling tepat untuk keadaan segmen jalan yangdianalisa.
2. Amati foto pada Gambar A-4:1-5 yang menunjukkan kesan visual rata-rata
yang khusus dari masing-masing kelas hambatansamping, dan pilih salah
satu yang paling sesuai dengan kondisi rata- rata sesungguhnya pada lokasi
untuk periode yangdiamati.
5 - 10
MKJI : JALAN PERKOTAAN
5 - 11
MKJI : JALAN PERKOTAAN
5 - 12
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Untuk jalan tak-terbagi, analisa dilakukan pada kedua arah lalu-lintas. Untuk jalan
terbagi,analisa dilakukan terpisah pada masing-masing arah lalu-lintas, seolah-
olah masing-masing arah merupakan jalan satu arah yang terpisah.
Perhatikan bahwa kecepatan arus bebas kendaraan ringan digunakan sebagai ukuran
utama kinerja dalam Manual ini. Kecepatan arus bebas tipe kendaraan yang lain
juga ditunjukkan pada Tabel B-1:1, dan dapat digunakan untuk keperluan lain
seperti analisa biaya pemakai jalan. Lihat juga Langkah B-5 b) di bawah.
Gunakan Formulir UR-3 untuk analisa penentuan kecepatan arus bebas, dengan
data masukan dari Langkah A (Formulir UR-1 dan UR-2).
5 - 13
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Tentukan kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan dengan menggunakan Tabel B-
1:1, dan masukkan hasilnya pada Kolom 2 Formulir UR-3.
Enam-lajur terbagi 61 52 48 57
(6/2 D) atau
Tiga-lajur satu-arah
(3/1)
Empat-lajur terbagi 57 50 47 55
(4/2 D) atau
Dua-lajur satu-arah
(2/1)
Empat-lejur tak-terbagi 53 46 43 51
(4/2 UD)
Dua-lajur tak-terbagi 44 40 40 42
(2/2 UD)
Tabel B-1:1 Kecepatan arus bebas dasar (FVO) untuk jalan perkotaan
Kecepatan arus bebas untuk jalan delapan-lajur dapat dianggap sama seperti
jalan enam-lajur dalam Tabel B-1:1.
5 - 14
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Tentukan penyesuaian untuk lebar jalur lalu-lintas dari Tabel B-2:1 di bawah
berdasarkan lebar jalur lalu-lintas efektif (WC) yang dicatat pada Formulir UR-1.
Masukkan penyesuaian FVW pada Kolom 3, Formulir UR-3. Hitung jumlah
kecepatan arus bebas dasar dan penyesuaian (FVO + FVW) dan masukkan hasilnya
pada Kolom 4.
Tabel B-2:1 Penyesuaian untuk pengaruh lebar jalur lalu-lintas (FVW) pada
kecepatan arus bebas kendaraan ringan, jalan perkotaan
Untuk jalan lebih dari empat-lajur (banyak lajur), nilai penyesuaian pada Tabel
B-2:1 untuk jalan empat- lajur terbagi dapat digunakan.
5 - 15
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Tentukan faktor penyesuaian untuk hambatan samping dari Tabel B-3:1 berdasarkan lebar bahu efektif
sesungguhnya dari Formulir UR-1 dan tingkat hambatan samping dari Formulir UR-2. Masukkan
hasilnya ke dalam Kolom 5 Formulir UR-3.
Tipe jalan Kelas hambatan Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan
samping lebar bahu
(SFC) Lebar bahu efektif rata-rata Ws (m)
5 - 16
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Tentukan faktor penyesuaian untuk hambatan samping dari Tabel B-3:2 berdasarkan jarak antara kereb
dan penghalang pada trotoar sebagaimana ditentukan pada Formulir UR-1, dan tingkat hambatan
samping sesungguhnya dari Formulir UR-2. Masukkan hasilnya ke dalam Kolom 5 FormulirUR-3.
Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan
Tipe jalan Kelas hambatan Jarak kereb-penghalan
samping
Jarak: kereb - penghalang WK (m)
(SFC)
d 0,5 m 1,0 m 1,5 m •2 m
Empat-lajur terbagi Sangat rendah 1,00 1,01 1,01 1,02
4/2 D Rendah 0,97 0,98 (),99 1,00
Sedang 0,93 0,95 0,97 0,99
Tinggi 0,87 0,90 0,93 0,96
Sangat tinggi 0,81 0,85 0,88 0,92
Empat-lajur tak-terbagi Sangat rendah 1,00 1,01 1,01 1,02
4/2 UD Rendah 0,96 0,98 0,99 1,00
Sedang 0,91 0,93 0,96 0,98
Tinggi 0,84 0,87 0,90 0,94
Sangat tinggi 0,77 0,81 0,85 0,90
Dua-lajur tak-terbagi Sangat rendah 0,98 0,99 0,99 1,00
2/2 UD atau Rendah 0,93 0,95 0,96 0,98
Jalan satu-arah Sedang 0,87 0,89 0,92 0,95
Tinggi 0,78 0,81 0,84 0,88
Sangat tinggi 0,68 0.72 0.77 0.82
Tabel B-3:2 Faktor penyesuaian untuk pengaruh hambatan samping dan jarak kereb-penghalang
(FFVSF) pada kecepatan arus bebas kendaraan ringan untuk jalan perkotaan dengan
kereb.
Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk jalan enam-lajur dapat ditentukan dengan menggunakan
nilai FFVSF untuk jalan empat-lajur yang diberikan dalam Tabel B-3:1 atau B-3:2, disesuaikan seperti di
bawah ini:
dimana:
FFV6,SF = faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk jalan enam-lajur
FFV4,SF = faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk jalan empat-lajur
5 - 17
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Tentukan faktor penyesuaian untuk Ukuran kota (Juta penduduk sebagaimana dicatat pada Formulir UR-
1) dan masukkan hasilnya ke dalam Formulir UR-3, Kolom 6.
Tabel B-4:1 Faktor penyesuaian untuk pengaruh ukuran kota pada kecepatan arus bebas kendaraan
ringan (FFVCS), jalanperkotaan
5 - 18
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Hitung kecepatan arus bebas kendaraan ringan (LV) dengan mengalikan faktor pada Kolom (4), (5) dan
(6) dari Formulir UR-3 dan masukkan hasilnya ke dalam Kolom 7:
dimana:
FV = Kecepatan arus bebas kend. ringan(km/jam)
FVo = Kecepatan arus bebas dasar kend. ringan (km/jam)
FVW = Penyesuaian lebar jalur lalu-lintas(km/jam)
FFVSF = Faktor penyesuaian hambatan samping
FFVcS = Faktor penyesuaian ukuran kota
Walaupun tidak dipakai sebagai ukuran kinerja lalu-lintas dalam Manual ini, kecepatan arus bebas tipe
kendaraan lain dapat juga ditentukan mengikuti prosedur yang dijelaskan di bawah:
1. Hitung penyesuaian total (km/jam) kecepatan arus bebas kendaraan ringan berupa perbedaan
antara Kolom 2 dan Kolom7:
dimana:
FFV = Penyesuaian kecepatan arus bebas LV (km/jam)
FVO = Kecepatan arus bebas dasar LV (km/jam)
FV = Kecepatan arus bebas LV(km/jam)
dimana:
F HVO = Kecepatan arus bebas dasar HV (km/jam) (dari Tabel B-1:1)
FVO = Kecepatan arus bebas dasar LV(km/jam)
FFV = Penyesuaian kecepatan arus bebas LV (km/jam) (lihat di atas)
5 - 19
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Gunakan data masukan dari Formulir UR-1 dan UR-2 untuk menentukan kapasitas, dengan
menggunakan FormulirUR-3.
dimana:
C =Kapasitas
CO = Kapasitas dasar(smp/jam)
FC W = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu-lintas
FCSP = Faktor penyesuaian pemisahanarah
FC SF = Faktor penyesuaian hambatan samping
FCCS = Faktor penyesuaian ukurankota
Tentukan kapasitas dasar (CO) dari Tabel C-1:1 dan masukkan nilainya ke dalam Formulir UR-3, Kolom
11.
Kapasitas dasar jalan lebih dari empat-lajur (banyak lajur) dapat ditentukan dengan menggunakan
kapasitas per lajur yang diberikan dalam Tabel C-1:1, walaupun lajur tersebut mempunyai lebar yang
tidak standar (penyesuaian untuk lebar dilakukan dalam langkah C-2 dibawah).
5 - 20
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Tentukan penyesuaian untuk lebar jalur lalu-lintas dari Tabel C-2:1 berdasarkan lebar jalur lalu-lintas
efektif (W.) (lihat Formulir UR-1) dan masukkan hasilnya ke dalam Formulir UR-3, Kolom 12.
TabelC-2:1 Penyesuaian kapasitas untuk pengaruh lebar jalur lalu-lintas untuk jalan perkotaan
(FCW)
Faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan lebih dari empat lajur dapat ditentukan dengan menggunakan nilai
per lajur yang diberikan untuk jalan empat-lajur dalam Tabel C-2:1.
5 - 21
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Khusus untuk jalan tak terbagi, tentukan faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisalan arah dari Tabel C-
3:1 di bawah berdasarkan data masukan kondisi lalu-lintas dari Formulir UR-2, Kolom 9, dan masukkan
nilainya ke dalam Formulir UR-3, Kolom 13.
Tabel C-3:1 memberikan faktor penyesuaian pemisahan arah untuk jalan dua-lajur dua-arah (2/2) dan
empat-lajur dua-arah (4/2) tak terbagi.
Untuk jalan terbagi dan jalan satu-arah, faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah tidak dapat
diterapkan dan nilai 1,0 sebaiknya dimasukkan ke dalam Kolom 13 .
5 - 22
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Tentukan faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping dari Tabel C-4:1 berdasarkan lebar
bahu efektif WS dari Formulir UR-1, dan kelas hambatan samping (SFC) dari Formulir UR-2, dan
masukkan hasilnya ke dalam Formulir UR-3, Kolom14.
Tipe jalan Kelas Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu
hambatan FCSF
samping
Lebar bahu efektif WS
≤0,5 1,0 1,5 ≥2,0
4/2 D VL 0,96 0,98 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,88 0,92 0,95 0,98
VH 0,84 0,88 0,92 0,96
4/2 UD VL 0,96 0,99 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,87 0,91 0,94 0,98
VH 0,80 0,86 0,90 0,95
2/2 UD VL 0,94 0,96 0,99 1,01
atau L 0,92 0,94 0,97 1,00
Jalan satu- M 0,89 0,92 0,95 0,98
arah
H 0,82 0,86 0,90 0,95
VH 0,73 0,79 0,85 0,91
TabelC-4:1 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pengaruh hambatan samping dan lebar bahu
(FCSF) pada jalan perkotaan denganbahu
5 - 23
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Tentukan faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping(FCSF) dariTabelC-4:2 berdasarkan jarak
antara kereb dan penghalang pada trotoar WKdari Formulir UR-1, dan kelas hambatan samping (SFC) dari
Formulir UR-2, dan masukkan hasilnya ke dalam Formulir UR-3, Kolom14.
Tipe jalan Kelas Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan jarak
hambatansa kereb-penghalang FCSF
mping
Jarak: kereb-penghalang WK
< 0,5 1,0 1,5 > 2,0
4/2 D VL 0,95 0,97 0,99 1,01
L 0,94 0,96 O,98 1,00
M 0,91 0,93 0,95 0,98
H 0,86 0,89 0,92 0,95
VH 0,81 0,85 0,88 0,92
4/2 UD VL 0,95 0,97 0,99 1,01
L 0,93 0,95 0,97 1,00
M 0,90 0,92 0,95 0,97
H 0,84 0,87 0,90 0,93
VH 0,77 0,81 0,85 0,90
2/2 UD VL 0,93 0,95 0,97 0,99
atau L 0,90 0,92 0,95 0,97
Jalan satu- M 0,86 0,88 0,91 0,94
arah H 0,78 0,81 0,84 0,88
VH 0,68 0,72 0,77 0,82
TabelC-4:1 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pengaruh hambatan samping dan jarak kereb-
penghalang (FCSF) jalan perkotaan dengankereb
Faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan 6-lajur dapat ditentukan dengan menggunakan nilai FCSF untuk
jalan empat-lajur yang diberikan pada Tabel C-4:1 atau C-4:2, sebagaimana ditunjukkan di bawah:
dimana:
FC6,SF = faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan enam-lajur
FC4,SF = faktor penyesuaian kapasitas untuk jalanempat-lajur
5 - 24
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Tentukan penyesuaian untuk ukuran kota dengan menggunakan Tabel C-5:1 sebagai fungsi jumlah
penduduk (Juta) dari Formulir UR-1, dan masukkan hasilnya ke dalam Formulir UR-3, Kolom 15.
Tentukan kapasitas segmen jalan pada kondisi lapangan dengan menggunakan data yang diisikan ke
dalam Formulir UR-3 Kolom 11-15 dan masukkan hasilnya ke dalam Kolom16.
dimana:
C =Kapasitas
CO = Kapasitas dasar(smp/jam)
FCQW= Faktor penyesuaian lebar jalur lalu-li ntas
FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah
FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping
FCCS = Faktor penyesuaian ukurankota
5 - 25
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Untuk jalan tak-terbagi, analisa dilakukan pada kedua arah lalu-lintas. Untuk jalan terbagi, analisa
dilakukan terpisah pada masing-masing arah lalu-lintas, seolah-olah masing-masing arah merupakan jalan
satu arah yang terpisah.
Gunakan kondisi masukan yang ditentukan dalam Langkah A-1 dan A-3 (Formulir UR-1 dan UR-2) dan
kecepatan arus bebas dan kapasitas yang ditentukan dalam Langkah B dan C (Formulir UR-3) untuk
menentukan derajat kejenuhan, kecepatan dan waktu tempuh. Gunakan Formulir UR-3 untuk analisa
perilaku lalu-lintas.
2. Dengan menggunakan kapasitas (C) dari Kolom 16 Formulir UR-3, hitung rasio antara Q dan C
yaitu derajat kejenuhan dan masukkan nilainya ke dalam Kolom22.
DS = Q/C
5 - 26
MKJI : JALAN PERKOTAAN
a) Masukkan nilai derajat kejenuhan (DS dari Kolom 22) pada sumbu horisontal (X) pada
bagian bawah gambar.
b) Buat garis sejajar dengan sumbu vertikal (Y) dari titik tersebut sampai berpotongan
dengan nilai kecepatan arus bebas sesungguhnya (FV dari Kolom7).
c) Buat garis horisontal sejajar dengan sumbu (X) sampai berpotongan dengan
sumbuvertikal (Y) pada bagian sebelah kiri gambar dan lihat nilai kecepatan kendaraan
ringan sesungguhnya untuk kondisi yang dianalisa.
3. Hitung waktu tempuh rata-rata untuk kendaraan ringan dalam jam untuk kondisi yang diamati,
dan masukkan hasilnya ke dalam Kolom25:
5 - 27
MKJI : JALAN PERKOTAAN
21,9 33,5
0.92
GambarD-2:1 Kecepatan sebagai fungsi dari DS untuk jalan 2/2UD
43,0
47,8
0.55
GambarD-2:2 Kecepatan sebagai fungsi dari DS untuk jalan banyak-lajur dan satu-arah
5 - 28
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Manual ini terutama direncanakan untuk memperkirakan kapasitas dan perilaku lalu-lintas pada
kondisi tertentu yang berkaitan dengan rencana geometrik, lalu-lintas dan lingkungan.
Karena hasilnya biasanya tidak dapat diperkirakan sebelumnya, mungkin diperlukan perbaikan
kondisi yang sesuai dengan pengetahuan para ahli, terutama kondisi geometrik, untuk
memperoleh perilaku lalulintas yang diinginkan berkaitan dengan kapasitas, kecepatan
dansebagainya.
Cara yang paling cepat untuk menilai hasilnya adalah dengan melihat derajat kejenuhan dari
kondisi yangdiamati,danmembandingkannyadenganpertumbuhanlalu-
lintastahunandan"umur"fungsionalyang diinginkan dari segmen jalan tersebut. Jika derajat
kejenuhan yang diperoleh terlalu tinggi (DS > 0,75), pengguna manual mungkin ingin meruhah
asumsi yang berkaitan dengan penampang melintang jalan dan sebagainya, dan membuat
perhitungan baru. Hal ini akan membutuhkan formulir baru dengan nomor soal yang baru.
Perhatikan bahwa untuk jalan terbagi, penilaian harus dikerjakan dahulu pada setiap arah
untuk sampai pada penilaian yangmenyeluruh.
5 - 29
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Analisa perancangan biasanya dikerjakan untuk dua arah, walaupun jalan tersebut diperkirakan akan
mempunyai median. (Tidak ada masalah dengan hal ini karena pemisahan arah 50/50 diasumsikan untuk
perancangan).
Anggapan yang digunakan untuk perancangan jalan dua-lajur dua-arah adalah sebagai berikut:
Penampang melintang: Lebar jalur lalu-lintas 7 m, lebar bahu efektif 1,5 m pada kedua sisi;
Tidak ada median
Alinyemen: Data
5 - 30
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Anggapan yang digunakan untuk perancangan jalan empat-lajur dua-arah adalah sebagai berikut:
a) Jalan empat-lajurterbagi
Alinyemen: Datar
Pemisahanarah: 50/50
b) Jalan empat-lajurtak-terbagi
Alinyemen: Datar
Pemisahanarah: 50/50
5 - 31
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Anggapan yang digunakan untuk perancangan jalan enam-lajur dua-arah adalah sebagai berikut:
Alinyemen: Datar
Pemisahanarah: 50/50
5 - 32
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Berdasarkan anggapan yang dicatat pada Bagian 4.1 di atas, prosedur yang diusulkan untuk analisa
operasional dan perencanaan telah digunakan untuk membuat Tabel 4.2:1 di bawah, yang
menghubungkan LHRT atau QDT, dengan perilaku lalu-lintas berupa:
Tabel 4-2:1 Perilaku lalu-lintas sebagai fungsi dari tipe jalan dan LHRT
5 - 33
MKJI : JALAN PERKOTAAN
Jika anggapan dasar mengenai faktor-k dan komposisi lalu-lintas tidak sesuai dengan
kondisi yang diamati, Tabel 4-2:1 dapat digunakan dengan memakai arus jam
rencana (QDH) sebagai berikut:
Hitung parameter berikut:
1. Hitung QDH = k × LHRT(kend/jam)
2. Hitung Faktor-smp untuk mengubah kend/jam menjadi smp/jam dengan menggunakan
komposisi lalu-lintas dan emp (lihat Formulir UR-2) sebagai berikut:
Kondisi lapangan:
Pact = (LVact % × empW + HVact% × empHV + MCact % × empMC)/100
4. Gunakan nilai QDhadj yang dihitung dan bukan QDH pada waktu menggunakan Tabel
4.2:1.
Formulir tidak diperlukan untuk melakukan evaluasi di atas. Walaupun demikian, jika
kondisi lapangan berbeda secara berarti dengan anggapan yang diberikan pada Bagian 4.1
di atas, maka nilai yang tepat harus digunakan dan sebagai gantinya analisa
operasional/perencanaan dilakukan sebagaimana dijelaskan pada Bagian 3. Hal ini
pertama memerlukan pengubahan LHRT menjadi jam puncak, dengan menggunakan
faktor LHRT (nilai normalnya: k = 0,09). Contoh soal dimana analisa operasional
diperlukanadalah:
• jika lalu-lintas diperkirakan sangat berbeda dengan anggapan, misalnya dalam nilai-k,
komposisi lalu-lintas dan pemisahan arahnya, Formulir UR-2 kemudian harus
digunakan untuk menghitung arus jam rencana, dan Formulir UR-3 digunakan untuk
perhitungan berbagai ukuran kinerja;
• jika lebar jalur lalu-lintas untuk segmen yang dianalisa sangat berbeda dengan
anggapan kondisi dasar;
• jika hambatan samping berbeda lebih dari satu kelas dengan anggapan yangdibuat.
5 - 34
MKJI : JALAN PERKOTAAN
3860\chap\example\UR1-X1.WQ!
11/09/95/KLB/Rev. 17/09/96/EN
Formulir UR - 1
JALAN PERKOTAAN Tanggal: Ditangani oleh:
FORMULIR UR-1: DATA MASUKAN Propinsi: Diperiksa oleh:
- DATA UMUM
- GEOMETRIK JALAN Kota: Ukuran kota:
No.ruas/Nama jalan:
Segmen antara.....................................................dan.......................................................
Kode segmen: Tipe daerah:
Paniang(km): Tipe jalan:
Periode waktu: Nomor soal:
Rencana situasi
Penampang melintang
5 - 97
MKJI : JALAN PERKOTAAN
3860\chap\example\UR1-X1.WQ!
11/09/95/KLB/Rev. 17/09/96/EN
Formulir UR – 2
JALAN PERKOTAAN Tanggal: Ditangani oleh:
FORMULIR UR-2: DATA MASUKAN No.ruas/Nama jalan:
- ARUS LALU LINTAS
- HAMBATAN SAMPING Kode segmen: Diperiksa oleh :
Periode waktu: Nomor soal:
Baris Tipe kend. Kend. rincan Kend, berat Sepeda motor Arus total Q
1,1 emp arah 1 LV: 1,00 HV: MC:
1,2 emp arah 2 LV: 1,00 HV: MC:
2 Arah kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam Arah % kend/jam smp/jam
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
3 1
4 2
5 1+2
6 Pemisahan arah, SP=Q1/(Q1+2) %
7 Faktor-smp FSMP =
Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekwensi berbobot kejadian, dan
selanjutnya gunakan tabel kedua. Bila tidak, gunakan hanya tabel kedua.
Perhitungan frekwensi ber- Tipe kejadian hambatan Simbol Faktor bobot Frekwensi kejadian Frekwensi
bobot kejadian per jam per samping berbobot
200 m dari segmen jalan
yang diamati, pada kedua (20) (21) (22) (23) (24)
sisi jalan. Pejalan kaki PED 0,5 /jam, 200m
Parkir, kendaraan berhenti PSV 1,0 /jam, 200m
Kendaraan masuk + keluar EEV 0,7 /jam, 200m
Kendaraan lambat SMV 0,4 /jam
Total:
5 - 98
MKJI : JALAN PERKOTAAN
3860\chap\example\UR1-X1.WQ!
11/09/95/KLB/Rev. 17/09/96/EN
Formulir UR - 3
JALAN PERKOTAAN Tanggal: Ditangani oleh:
FORMULIR UR-3: ANALISA No.ruas/Nama jalan:
KECEPATAN, KAPASITAS
Kode segmen: Tipe daerah:
Periode waktu: Nomor soal:
Soal/ Kecepatan arus Faktor penyesuaian Faktor penyesuaian Kecepatan arus bebas
Arah bebas dasar untuk lebar jalur
FVo + FVw Hambatan samping Ukuran kota
FVo FVw FV
Tabel B-1:1 Tabel B-2:1 (2)+(3) FFV SF FFVCS (4) x (5) x (6)
(km/jam) (km/jam) (km/jam) Tabel B-3:1 atau 2 Tabel B-4:1 (km/jam)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Soal/ Arus lalu lintas Derajat Kecepatan Panjang segmen Waktu tempuh
Arah Q kejenuhan V LV jalan TT
Formulir UR-2 DS Gbr.D-2:1 atau 2 L (24)/(23)
smp/jam (21)/(16) Km/jam km jam
(20) (21) (22) (23) (24) (25)
5 - 99