LALU LINTAS
OLEH
M. SARWANI
(NPM. 20.22.201.00016)
DOSEN PENGAJAR
Dr. Hj. DEWI YUNIAR, M.T.
Simpang 3
Simpang 4
• Arus lalu lintas yang dianalisis adalah arus lalu lintas pada saat jam puncak
normal
• Dilakukan dengan metode traffic counting
• Kendaraan dibagi menjadi 4 jenis :
a) Kendaraan ringan (light vehicle) – LV Contoh : mobil pribadi, bus kecil/
sedang
b) Kendaraan berat (heavy vehicle) – HV Contoh : truk, bus besar
c) Sepeda motor (motorcycle) – MC
d) Kendaraan tak bermotor (unmotorized) UM
2. Jumlah lajur
Jumlah lajur yang digunakan untuk keperluan perhitungan ditentukan dari lebar
rata-rata pendekat jalan minor dan jalan utama
Tentukan jumlah lajur berdasarkan lebar rata-rata pendekat jalan minor
dan jalan utama
3, Tipe simpang
Tipe simpang menentukan jumlah lengan simpang dan jumlah lajur pada jalan
utama dan jalan minor pada simpang tersebut dengan kode tiga angka
Jumlah lengan adalah jumlah lengan dengan lalu-lintas masuk atau keluar atau
keduanya.
Median disebut lebar jika kendaraan ringan standar dapat berlindung pada daerah
median tanpa mengganggu arus berangkat pada jalan utama, hal ini mungkin
terjadi jika lebar median 3 m atau lebih.
B-7 : Kapasitas(C)
Kapasitas dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
C = CO x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI
dimana :
C = Kapasitas (smp/jam)
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FW = Faktor penyesuaian lebar pendekat
FM = Faktor penyesuaian median
FCS = Faktor penyesuaian ukuran kota
FRSU = Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan bebas hambatan samping & kend. tak
bermotor FLT = Faktor penyesuaian belok-kiri
FRT = Faktor penyesuaian belok-kanan
FMI = Faktor penyesuaian rasio arus jalan minor
DS=QTOT/C
dimana :
QTOT = Arus total (smp/jam)
CONTOH PERHITUNGAN
SIMPANG TAK BERSINYAL 4 LENGAN
A. Tentukan kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan dan peluang antrian
simpang tak bersinyal antara Jl. Martadinata dan Jl. Anggrek dengan denah
dan lalu lintas seperti pada Gambar 1 berikut. Situasi lalu lintas pada
periode 7-8 pagi tanggal 7 Juni. Simpang ini terletak di Kota Bandung (2
juta orang) pada daerah komersial dengan hambatan samping. Jl.
Martadinata merupakan jalan utama.
B. Bila derajat kejenuhan (DS) > 0,85, usahakan untuk mengurangi nilai tersebut.
PENYELESAIAN SOAL-A
Arus Lalu-lintas
Analisa
PENYELESAIAN SOAL-b
Alternatif 1 : Dengan anggapan bahwa hambatan samping di simpang tersebut menjadi
rendah setelah dipasang rambu larangan berhenti, maka kapasitas
smpang menjadi 2663 smp/jam dan derajat kejenuhan menjadi 1,072
Alternatif 2 : Kapasitas simpang meningkat menjadi 3069 smp/jam, setelah pelebaran
pendekat jalan utama dari 3,9 – 4,0 menjadi 6,0 m. Derajat kejenuhan
(DS) menjadi 0,930 > 0, 85
Alternatif 3 : penggabungan alternatif 1 dan alternatif 2 : menghilangkan hambatan
samping dan pelebaran pendekat jalan utama, akan mengakibatkan
derajat kejenuhan menjadi 0,909
Alternatif 4 : - pelebaran pendekat jalan utama menjadi 6,0 m dan pendekat jalan
minor menjadi 3,5 m
- menghilangkan hambatan samping dan pengaturan jalan pada jalan
minor (pendekat C hanya merupakan jalan keluar, dan dianggap
bahwa arus lurus dari pendekatA berubah belok ke kiri).
Pendekat dan derajat kejenuhan simpang ini masing – masing menjadi 3420 smp/jam
dan 0,835.
B. JALAN LUAR PERKOTAAN
Segmen jalan luar kota adalah segmen jalan yang tidak ada perkembangan yang
menerus pada setiap sisi jalan, walaupun mungkin terdapat beberapa perkembangan
permanen seperti rumah makan, pabrik atau perkampungan.
e. Untuk tipe jalan enam-lajur dua-arah (6/2), nilai emp ditentukan dengan Tabel 5
berikut :
Kecepatan arus bebas (FV) didefinisikan sebagai kecepatan pada tingkat arus nol,
yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan bermotor
tanpat dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain di jalan
1. Yang dihitung adalah kecepatan arus bebas untuk kendaraan ringan
2. Dihitung dengan menggunakan Rumus 1 berikut :
Jika tipe jalan dua-lajur dua arah, pengaruh aliyemen horisontal dan vertikal
lebih besar dari pada tipe jalan lainnya. Gunakan Tabel 8 berikut :
2.2 Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Akibat Lebar Jalur Lalu Lintas (FVW)
Gunakan Tabel 9 berikut :
2.3 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Akibat Hambatan Samping (FFVSF)
Jika jalan dengan bahu, gunakan Tabel 10 berikut :
Dimana:
FFV4, SF = Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping untuk jalan 4 lajur
FFV6, SF = Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping untuk jalan 6 lajur
3.2 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw)
Gunakan Tabel 14 berikut :
3.3 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Pemisahan Arah (FCsp)
Jika jalan dua-lajur dua-arah (2/2) dan empat-lajur dua-arah(4/2) yang tak
terbagi, gunakan Tabel 15 berikut :
CONTOH PERHITUNGAN - 1
Analisa Operasional Jalan Dua-lajur Dua-Arah (2/2 UD)
Geometri : Lebar jalur lalu-lintas efektif 6,0 m. Perkerasan lentur kondisi baik,
bahu efektif pada kedua sisi 1,0 m (kerikil, rata dengan jalur lintas)
50% segmen dengan jarak pandang ≥ 300 m (SDC =B)
Alinyemen : datar
Lalu-lintas : perhitungan arus per jenis kendaraan pada kedua arah :
Jenis kendaraan kend/jam rencana
- Kendaraan ringan 1.168
- Kendaraan berat menengah 455
- Bus besar 139
- Truk besar + Truk kombinasi 59
- Sepeda motor 159
Pemisah arah 55 – 45
Guna lahan : Daerah pertanian pedalaman dengan pengembangan guna lahan
disamping jalan 25%
Hambatan Samping : Tidak tersedia pencatatan hambatan samping, tetapi tidak ada
kegiatan yang dapat menimbulkan hambatan samping yang
terlihat.
Pertanyaan1 : 1. Kecepatan arus bebas
2. Kapasitas
3. Derajat kejenuhan
4. Kecepatan
5. Derajat iringan
Pertanyaan 2 : Anggap pertumbuhan lalu-lintas tahunan 7%, tersebar merata
seluruh jenis kendaraan. Ramalkan parameter berikut untuk tahun
2000 (setelah enam tahun) (kondisi lainnya tetap) :
SOAL A Derajat kejenuhan, Kecepatan, Derajat iringan
Pertanyaan 3 : Dengan menggunakan data lalu-lintas untuk tahun 2000 (dari
pertanyaan 2 di atas) perkirakan pengaruhnya pada kapasitas,
derajat kejenuhan dan derajat iringan dari alternatif tindakan
berikut (kondisi lainnya tetap)
SOAL B Pelebaran jalur lalu-lintas menjadi 10 m (2/2 UD)
SOAL C Pelebaran jalur lalu-lintas menjadi 14 m (4/2 UD)
Penyelesaian Pertanyaan 1
Kecepatan arus lurus = 58 km/jam
Kapasitas = 2.709 smp/jam
Derajat kejenuhan = 0,81
Kecepatan = 34 km/jam
Derajat ringan = 0,80
Fsmp = 1,109
Q = 3.296 smp/jam
Derajat kejenuhan = 3.296 / 2.709 = 1,22
Kecepatan = tidak dapat dihitung kondisi lewat - jenuh
Derajat iringan = tidak dapat dihitung kondisi lewat - jenuh