Anda di halaman 1dari 6

DASAR DASAR PERENCANAAN JALAN DAN SPESIFIKASINYA.

I. DESAIN JALAN HARUS MEMENUHI KRITERIA-KRITERIA:


1. Menjamin tercapainya tingkat layanan jalan sepanjang umur pelayanan jalan.
2. Merupakan Life Cycle Cost yang minimum.
3. Mempertimbangkan kemudahan pada saat pelaksanaan dan pemeliharaan,
4. Menggunakan material yang effisien dan memanfaatkan material local
semaksimal mungkin.
5. Mempertimbangkan factor keselamatan pengguna jalan.
6. Mempertimbangkan kelestarian lingkungan.

II. SISTEM JARINGAN DAN BAGIAN-BAGIAN JALAN.


A. Sistem Jaringan Jalan
1. Jaringan jalan adalah satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri atas system
jaringan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam
hubungan hirarkis.
2. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan,termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu-lintas, yang berada diatas permukaan tanah,
dibawah permukaan tanah dan serta diatas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori dan jalan kabel.
B. Bagian-Bagian Jalan.
1. Ruang manfaat Jalan.
Ruang manfaat jalan meliputi badan Jalan, saluran Tepi Jalan dan ambang
pengamannya. RUMAJA merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar,
tinggi dan kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang
bersangkutan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh kementerian yang
berwenang.
2. Ruang Milik Jalan.
Ruang milik jalan terdiri dari Ruang Manfaat Jalan dan sejalur tanah tertentu diluar
RUMAJA. RUMIJA merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar,
kedalaman, dan tinggi tertentu. RUMIJA diperuntukkan bagi RUMAJA, pelebaran
jalan, dan penambahan lajur Lalu-lintas dimasa yang akan datang serta kebutuhan
ruangan untuk pengamanan jalan.
3. Ruang Pengawasan Jaln
RWASJA merupakan ruang tertenru diluar Ruang Milik Jalan yang penggunaannya
ada dibawah ngawasan penyelenggara jalan. Ruang ngawasan Jalan diperuntukkan
bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi serta pengamanan
fungsi jalan.
Gambar 1. Bagian bagian jalan.

III. KARAKTERISTIK LALU LINTAS.


A. Prinsip Dasar Lalu Lintas
Pemahaman terhadap karakteristik lalu lintas dimulai dengan memperkirakan
volume lalu lintas yang akan melewati luas jalan yang dimaksut beserta
karakteristiknya selama masa desain perkerasan.
Analisis Lalu-lintas merupakan kegiatan awal untuk memahami karakteristik lalu-
lintas yang akan melintasi ruas jalan rencana, didasarkan pada survai lalu-lintas yang
factual.
Volume lalulintas untuk keperluan desain perkerasan dapat diperole!
dari sumber-sumber berikut :
1. Mengacu pada pencacahan lalu-lintas berdasarkan Manual Pd T-19-
2004-B, yaitu survai actual selama 7 x 24 jam.
2. Mengacu pada data-data lalu-lintas masa lalu.
3. Pada jalan dengan lalu-lintas rendah mengaacu pada nilai perkiraan Sub
Bab 4-10 MDP 2013 revisi 2016.

B. ESAL dan CESA.


Pada desain perkerasan, semua beban kendaraan yang berbeda-beda bergantung
pada jenis kendaraan dan muatannya, dikonversikan pada satu nilai beban standa
(ESAL) dengan menggunakan Faktor Ekivalen Beban (Vehicle Damage Faktor).
Penentuan nilai ESAL dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan sbb :
 Studi Jembatan Timbang pada ruas yang akan didesain.
 Studi Jembatan Timbang berdasarkan historical data pada ruas yang
akan didesain.
 Data WIM Regional yang dikeluarkan oleh Direktorat Bina Teknik.
 Nilai VDF diperoleh dari dari salah satu cara berikut ini :
 Data beban lalu-lintas yang diproses untuk mendapatkan VDF untuk
masing- masing Jenis kendaraan Niaga.
 VDF gabungan untuk kendaraan Niaga.
Nilai VDF diperoleh dari dari salah satu cara berikut ini :
 Data beban lalu-lintas yang diproses untuk VDF gabungan untuk
masing-masing kendaraan Niaga.
Cumulative Equivalen Single Load (CESAL)
Beban Sumbu Standar Kumulatif
Beban sumbu standar kumulatif atau Cumulative Eguivalent Single Axle Load
(CESA) merupakan jumlah kumulatif beban sumbu lalu lintas desain pada lajur
desain selama umur rencana, yang ditentukar sebagai berikut:
 Menggunakan VDF untuk masing-masing kendaraan niaga
ESAn: = (Somueeam LHRT x VDFx) x D:
CESA = ESAn x 365 x R

DimanaESA:.: : lintasan sumbu standar ekivalen (eguivalent standar axle) rata-rata


per hari pada tahun pertama
LHRT : lintas harian rata — rata tahunan untuk jenis kendaraan niaga tertentu pada
lajur rencana.
VDFJK : Vehicle Damage Factor untuk jenis kendaraan tertentu
DL : Faktor distribusi lajur (Tabel 4-2)
CESA : Kumulatif beban sumbu standar ekivalen selama umur rencana
R : faktor pengali pertumbuhan lalu lintas (sub bab 4.3)

 Menggunakan VDF Gabungan Kenderaan Niaga


ESATH-1 = LHRTTTL x PC x VDFG x DL
CESA = ESATH-1 x 365 x R

Dimana:
LHRTTTL: LHRT semua jenis kenderaan roda empat atau lebih pada lajur rencana
PC : Persentase kenderaan niaga (terhadap LHRTTTL)
VDFG : Vehicle Damage Factor Gabungan kenderaan niaga

IV. KONDISI SETEMPAT, IKLIM DAN DRAINASE.


Daya tahan dan mutu pelayanan struktur perkerasan jalan nga bergantung pada
kondisi lingkungan setempat. Degrndasi mutu material jalan tidak hanya dipengaruhi
oleh repetisi frekuensi pergerakan lalu-lintas pada lapis perkerasan namun juga
dipengaruhi oleh cuaca dan air pada dan sekitar struktur perkerasan. Perubahan
temperature karena perubahan musim, sangat mepengaruhi mutu struktur perkerasan
Infiltrasi air pada perkerasan jalan melalui celah keretakan permukaan perkerasan
jalan, baik dari atas maupun dari bawah perkerasan, mempengaruhi mutu struktur
lapis perkerasan.

Air yang terperan ada struktur perkerasan jalah dapat mengakibatkan:


 Ikatan antara agregat dan aspal terlepas.
 baya dukung tanah dasar berkurang.
 Efek Pumping.
Didalam desain perkerasan, iklim. mempengaruhi :
 Temperatur lapisan aspal dan nilai modulusnya.
 Kadar air di lapisan tanah dasar dan lapisan perkerasan berbutir

Drainase. :
Besarnya intensitas aliran air sangat ditentukan oleh
 Presipitasi dan Intesitas curah hujan.
 Sifat kapilarjtas tanah dasar.
 Sistem dan kondisi drainase disekitar badan jalan.

Gambar 2. Zona iklim di indonesia

Tabel Zona iklim di Indonesia.

V. LIFE CYCLE COST ANALYSIS (LCCA)


LCCA ADALAH Sebagai suatu penilaian ekonomi terhadap suatu lingkup, area,
sistem dan fasilitas dengan menggunakan berbagai desain alternatif yang bersaing
serta tetap mempertimbangkan semua biaya kepemilikan yang pening selama masa
hidup proyek tersebut. Komponen perhitungan LCCA adalah memperkirakan biaya
konstruksi, biaya pengelola, biaya pengguna dan biaya lingkungan.
a. Biaya pengelola jalan
Biaya pengelola jalan adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh pihak pengelola
jalan untuk melaksanakan semua kegiatan yang terkait dengan kegiatan pemeliharaan
jalan. Biaya proyek pemeliharaan jalan pada Kontrak Berbasis Kinerja (KBK)
meliputi biaya pengadaan penyedia jasa perencana dan pelaksana konstruksi beserta
biaya pelaksanaan pekerjaannya, dan biaya pengadaan konsultan pengawas beserta
biaya pekerjaan pengawasan.
Biaya yang dipertimbangkan hanya biaya pelaksanaan pekerjaan fisik/konstruksi,
yaitu biaya untuk pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jalan dan biaya administrasi
untuk pengadaan penyedia jasa tidak dimasukkan didalam perhitungan, karena nilai
biaya ini sangat kecil dan menjadi tidak signifikan jika dikonversi menjadi present
value pada Life Cycle Cost Analysis (LCCA)
b. Biaya Pengguna Jalan
Semua biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak pengguna jalan selama periode
analisis dan dinyatakan dalam terminologi moneter disebut sebagai biaya pihak
pengguna jalan.
Berdasarkan biaya pengguna jalan terdiri dari dua dimensi, yaitu komponen biaya
pengelola jalan serta kategori biaya pengguna jalan. Komponen biaya pengguna jalan
yang umum dinilai pada LCCA adalah :
 Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Biaya tundaan perjalanan, dan
 Biaya kecelakaan.
 Biaya tundaan perjalanan secara umum mendominasi biaya lain didalam
komponen biaya pengguna jalan.
Kategori biaya pengguna jalan terdiri dari :
 Work zone user cost atau biaya pengguna jalan pada saat adanya pekerjaan jalan
pada ruas jalan yang dilalui.
 In service user cost atau biaya pengguna jalan pada kondisi lalu lintas normal.
c. Biaya Eksternal
Komponen biaya eksternal meliputi biaya-biaya yang terkait dengan aspek
lingkungan atau sustainability,diantaranya dapat berupa biaya kebisingan, kualitas
udara atau emisi dsbg.

VI. ANALISA EKONOMI


Tujuan utama analisa ekonomi adalah untuk:
 Melakukan identifikasi tingkat kelayakan suatu proyek terhadap kepentingan
nasional, dan melakukan penilaian apakah investasi yang dilakukan akan
memberikan manfaat ekonomi yang cukup.
 Melakukan penilaian seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh oleh
penerima manfaat proyek tersebut bila dibandingkan dengan jika tidak ada
proyek.
 Melakukan justifikasi terhadap biaya yang diperlukan untuk pembangunan
proyek tersebut dan kemungkinan pengembalia nvestasi dalam kaitan dengan PE
mbayara MN kembali pinjaman ke pihak donor.
 Melakukan identifikasi terhadap resiko-resiko yang mungkin akan menjadi
kendala bagi proyek untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
 Melakukan identifikasi dampak proyek dalam mengurangi tingkat pengangguran
di lokasi proyek.
 Melakukan identifikasi dampak proyek terhadap penghematan devisa negara.
 Melakukan identifikasi dampak proyek terhadappemerataan pendapatan
masyarakat terutama dalam peingkatan pendapatan masyarakat berpenghasilan
rendah

Anda mungkin juga menyukai