Anda di halaman 1dari 20

Tugas

Perancangan Perkerasan Jalan

Pembangunan Jalan Raya


Nur Avni Tomayahu
511414004
Tahap Pembangunan Jalan
 Kegiatan transportasi terjadi karena adanya kegiatan, adanya
pergerakan, dan adanya teknologi.

 Program pembangunan dan pemeliharaan jalan me-rupakan


salah satu usaha pemerintah untuk mengem-bangkan jaringan
transportasi dalam mencapai sasa-ran pembangunan daerah
dan nasional.

 Pemerintah melakukan kebijakan untuk membuka ka-wasan


tertinggal serta kawasan potensial dengan cara membangun
jalan baru sehingga dapat menghubung-kan kawasan yang
berbeda serta mengurangi kemiski-nan dengan sejumlah
program.
Tahap Pembangunan Jalan
 Program-program tersebut antara lain
• Program Pengembangan Kecamatan (PPK)
• Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP)
• Program Bakti Tentara Nasional Indonesia Masuk Desa
• Program Tahunan Daerah.

 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sampai Badan


Perencanaan Pembangunan daerah berkewaji-ban menyusun
Program Perencanaan efektif dan efisi-en sehingga dapat
mengantisipasi kebutuhan yang di-akibatkan oleh pertumbuhan
berbagai sektor kegiatan dalam wilayah perencanaan.
Tahap Pembangunan Jalan
 Tahapan pembangunan jalan sudah diatur dalam Undang
Undang dan Peraturan pemerintah.

 Di dalam melakukan pembinaan dan penyelenggaraan jalan


terdapat beberapa tahapan utama, yaitu.
1. Tahap studi kelayakan
2. Tahap perencanaan teknik
3. Tahap pengadaan/procurement
4. Tahap kegiatan konstruksi
5. Tahap pemanfaatan
6. Tahap pengelolaan dan pemeliharaan
Tahap studi kelayakan
 Secara umum studi kelayakan adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kelayakan di lihat dari
segi ekonomi dari suatu rencana investasi sehingga diharapkan
terhindar dari kerugian yang tidak diharapkan.

 Beberapa parameter untuk menyatakan tingkat kelaya-kan


adalah BCR, IRR, NPV, dan sebagainya.
Lingkup dari studi kelayakan
 Desain awal (jalan), disiapkan sedemikian rupa sehing-ga jalan
rencana dapat menampung lalu lintas yang di-ramalkan selama
periode rencana dan harus bisa di-pakai untuk menghitung
perkiraan biaya investasi.
 Perkiraan/perhitungan biaya konstruksi dan engineering
terkait, dengan desain awal sebagai acuan, dan ketelitian
sekitar 10%
 Peramalan data terkait (pertumbuhan lalulintas, per-tumbuhan
ekonomi, dan lain-lain), umumnya menggu-nakan master plan
dan data statistik terkait sebagai acuan utama.
Lingkup dari studi kelayakan
 Rencana investasi sektor lain di daerah pengaruh jalan, dengan
master plan multi sektor sebagai acuan.
 Perhitungan B/C, IRR, NPV, FYB, dan besaran kelayakan
lainnya.
 Analisa sensitivitas, untuk menampung pengaruh uncertainty
dari parameter yang digunakan dalam studi.
 Tinjauan dampak lingkungan, untuk menilai dampak
lingkungan (sosial dan budaya, lingkungan alam seki-tar, dan
non teknik lainnya).
 Di dalam studi kelayakan ini diperlukan pendekatan, yakni :
• Pekerjaan persiapan.
• Survey lapangan, untuk mengungkapkan kondisi fisik ruas jalan
menggunakan alat ukur dan peralatan lainnya.
• Survey sosial ekonomi menggunakan format-format yang relevan.
• Analisis data hasil survey lapangan.
• Aplikasi pengungkapan hasil survey dalam bentuk gambar teknis dan
peta.
Kedudukan dan fungsi studi kelayakan
 Studi kelayakan memiliki kedudukan penting karena
merupakan bagian dari tahapan evaluasi kelayakan proyek,
yang dapat menghasilkan alternatif solusi kebijakan dalam
studi kelayakan dan perancangan teknik yang lebih rinci.

 Fungsi studi kelayakan adalah mengidentifikasi alter-natif


solusi dan membandingkan kinerja ekonomis suatu alternatif
terhadap alternatif lain.
Tahap perencanaan teknik
 Tahap ini adalah desain konstruksi dengan akurasi yang lebih
baik dari desain awal dan tetap mengacu pada desain awal
tersebut.

 Lingkup pekerjaannya:
• Survey topografi
• Desain konstruksi, mencakup jalan, bangunan pelengkap jalan,
perlengkapan jalan, dan sebagainya.
• Volume bagian pekerjaan, analisa harga satuan, analisa kebutuhan
peralatan dan perkiraan biaya total.
• Dokumen proyek atau dokumen lelang, terdiri dari:
Gambar rencana
Spesifikasi teknik
Tahap perencanaan teknik
Ketentuan/syarat umum
Daftar kuantitas dan harga
Formulir atau bentuk kontrak
Dokumen pendukung lainnya
Tahap pengadaan/procurement
 Tahap inni dilakukan dengan mengikuti ketentuan-ketentuan
terkait yang berlaku antara lain, Keppres, guide lines, UU jasa
konstruksi dan PP-nya, Kempmen, dan lain-lain. Pengadaan ini
diupayakan menganut prinsip keterbukaan, adil, non KKN, dan
lain-lain.
Tahap kegiatan konstruksi

 Kegiatan konstruksi meli-puti


segala kegiatan fisik dalam
rangka mewujudkan bentuk
fisik dari proyek konstruksi
yang tercakup dalam dokumen
kontrak khususnya gambar
rencana dan spesifikasi teknik,
yang terurai dalam bentuk ba-
han, peralatan dan metode
pelaksanaannya, serta ren-
cana anggaran biaya pe-
kerjaan.
Tahap pemanfaatan

 Setiap bangunan jalan yang telah selesai akan diman-faatkan


oleh pengguna dan pemanfaatan tersebut mempunyai nilai
benefit, baik yang merupakan benefit langsung maupun benefit
tidak langsung.

 Benefit langsung: penurunan BOK, accident cost


 Benefit tidak langsung: perkembangan sektor lainnya.
Tahap Pengelolaan dan Pemeliharaan

 Tahap ini meliputi segala aktifitas dalam cakupan pengelolaan


dan pemeliharaan dalam rangka menjaga dan mengupayakan
agar jalan berdaya guna secara optimal, yang dapat dilihat dari
kapasitas pelayanan sesuai desain dan masa pelayanan, biaya
maintenance, dan sebagainya.
Batasan Tahapan Kegiatan
 Study kelayakan
Secara umum batasan yang diterapkan dalam studi kelayakan
tercermin dalam analisis sensitivitas yang di dalamnya
terdapat tinjauan pengaruh terhadap tingkat kelayakan
apabila terjadi ketidaksesuaian dengan asumsi di kemudian
hari. Sehingga perlunya ada koridor perubahanyang
menghasilakn besaran tetap pada posisi layak. Koridor
perubahaninilah yang dimaksud sebagai batasan dalam studi
kelayakan.
Batasan Tahapan Kegiatan
 Perencanaan Teknik
Dalam tahap ini batasan-batasan pada beberapa parameter
desain dilakukan dalam rangka memperoleh hasil yang
optimal baik teknik ekonomi maupun lingkungan. Parameter
tersebut adalah:
 Batasan MST (beban sumbu standard)
 Batasan umur rencana tebal konstruksi perkerasan jalan
 Jaminan cepat, aman, dan nyaman, yang hanya diberikan oleh
produk desain dengan pemanfaatan yang tidak menyimpang, antara
lain:
1. Kondisi kendaraan dan pengemudi normal
2. Kondisi cuaca normal
3. Kondisi lalu lintas dalam koridor kapasitas rencana jalan
4. Manuver kendaraan sesuai rambu-rambu.
Batasan Tahapan Kegiatan
 Procurement
Ini merupakan proses penetapan pelaksana dan pengawas
konstruksi dengan acuan dokumen proyek. Melalui proses ini
diharapkan diperoleh pelaksana dan pengawas yang
menghasilkan produk fisik jalan yang sesuai ketentuan.
Beberapa indikasi yang akan membawa masalah dalam
perjalanan penyelenggaraan konstruksi, antara lain:
1. Jumlah sanggahan yang cukup banyak terhadap hasil proses pengadaan
2. Nilai kontrak jauh lebih kecil dari owner estimate.
3. Jumlah addendum dan show cause meeting cukup banyak.
Batasan Tahapan Kegiatan
 Konstruksi
Yang menjadi ruang lingkup tahap ini adalah aktivitas
konstruksi sendiri maupun pengawasannya. Kegiatan
konstruksi akan menghasilkan bangunan jalan dengan
dimensi dan kualitas yang sesuai ketentuan atau desain
bilamana pelaku kegiatan dalam dan pengawasan yaitu
pemimpin proyek, kontraktor dan konsultan memiliki
kualitas yang baik sebagai batasannya.
 Tahap Pemanfaatan
Pada konstruksi jalan batasan utama yang menentukan
keoptimalan pemanfaatan adalah batasan kapasitas eometrik
dan kapasitas konstruksi.
Batasan Tahapan Kegiatan
 Pengelolaan dan Pemeliharaan
Sampai saat ini kegiatan pengelolaan menjadi tanggung
jawab Dephub, Dirjen hubdat dan mintranya (polantas)
Pemeliharaan berkala dapat berhasil optimal bila terpenuhi
batasan-batasan berikut.
 Di dukung oleh dana yg cukup
 Didukung oleh program yang tepat
 Didikung oleh jaminan kualitas pelaksannaan yang memadai
 Lingkup atau tingkat kerusakan yang harus diperbaiki sesuai dengan
lingkup pemeliharaan.

Anda mungkin juga menyukai