Anda di halaman 1dari 38

3.

Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

a. Pendahuluan
Transportasi adalah hal selalu berjalan bersamaan dengan
mobilitas penduduk. Pergerakan manusia dari tempat asal ke tempat
tujuan dilakukan dengan menggunakan moda transportasi seperti sepeda,
kereta api, bus, becak, motor, mobil ataupun dengan berjalan kaki.
Dengan berbagai macam pilihan, masyarakat bebas memilih moda
transportasi sesuai keinginan mereka.
Kereta api adalah salah satu moda transportasi umum di darat
yang paling banyak diminati oleh masyarakat. Karena kereta api memiliki
karakteristik dan sistem khusus dibanding moda transportasi lain.
Keunggulan dari kereta api antara lain yaitu mampu mengangkut
penumpang atau barang secara massal dengan waktu yang singkat dan
cepat, mempunyai jalur sendiri dengan faktor keamanan dan keselamatan
yang tinggi, serta cocok digunakan untuk angkutan antarkota yang
memiliki lalu lintas padat.
Perkeretaapian memiliki sistem yang kompleks terdiri dari sarana,
prasarana, lalu lintas dan angkutan serta keselamatan. Seluruh sistem ini
harus bekerja sama agar terciptanya perjalanan kereta api yang aman
dan selamat. Selain itu, diperlukan juga awak sarana dan prasarana
perkeretaapian yang berkompeten dan memiliki sertifikat kecakapan demi
penyelenggaraan perkeretaapian yang baik.
Lalu lintas dan angkutan memiliki peran penting dalam
perkeretaapian karena bidang ini yang menentukan kelancaran dalam
perjalanan kereta api. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2009 dijelaskan bahwa Lalu lintas kereta api adalah gerak sarana
perkeretaapian di jalan rel, sedangkan Angkutan kereta api adalah
kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat
lain dengan menggunakan kereta api. Artinya, lancar tidaknya
pelaksanaan pengoperasian kereta api diatas rel ditentukan oleh lalu
lintas dan hasilnya adalah kepuasan penumpang mengenai jasa kereta
api.
Lalu lintas dalam kereta api harus memberikan keselamatan
secara mutlak dengan harapan penumpang mendapat kepuasan dalam
menggunakan jasa angkutan tersebut. Hal ini dapat dicapai dengan
menciptakan operasional kereta api yang maksimal dengan didukung oleh
awak perkeretaapian yang bersertifikasi. Maka dari itu, dilakukan
penelitian di Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Semarang Satuan
Pelayanan Yogyakarta untuk menganalisis permasalahan lalu lintas dan
angkutan kereta api mengenai pola operasi dan kepuasan penumpang
serta memberikan saran atau rekomendasi untuk memaksimalkan
kapasitas lintas yang ada dan meningkatkan kepuasan penumpang

b. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penelitian mengenai lalu lintas dan angkutan kereta api
ini adalah untuk melakukan pengamatan yang berhubungan dengan pola
operasi dan karakteristik penumpang kereta api. Adapun tujuan dari
penulisan laporan umum ini antara lain:
1) Mengetahui data-data sekunder dan primer yang didapat di
lapangan pada wilayah studi
2) Mengidentifikasi permasalahan yang ada mengenai lalu lintas dan
angkutan berdasarkan data yang didapat
3) Memberikan rekomendasi atau saran dari hasil analisis data yang
telah dilakukan
c. Metodologi Laporan Umum Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
Bagan alir penelitian

MULAI

PENGUMPULAN DATA LALU LINTAS DAN ANGKUTAN

DATA SEKUNDER
1. Lalu Lintas KA
a. Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA)
b. Peta tatak letak jalur
c. Peta jumlah KA dan kapasitas lintas atau
koridor Daop VI Yogyakarta
d. Data nama kereta api yang melintas
DATA PRIMER
e. Data keterlambatan, keberangkatan, dan
1. Lalu Lintas KA
data kedatangan kereta api
a. Waktu tempuh kereta dan gerbong
f. Jumlah KA yang beroperasi
b. Data keterlambatan KA
g. Daftar jarak pada petak jalan
c. Data kapasitas Lintas
h. Waktu tempuh masing – masing KA
d. Data kapasitas stasiun
i. Data gangguan operasi
2. Angkutan Penumpang
2. Angkutan Penumpang dan Barang
a. Data realisasi volume penumpang
a. Volume penumpang kereta api di Daop 6
b. Data kepuasan penumpang
Yogyakarta 5 tahun ke belakang
b. Jumlah penumpang per kereta api
c. Stamformasi kereta api
d. Okupansi penumpang kereta api
e. Kelas penumpang
f. Penumpang kilometer

IDENTIFIKASI MASALAH

REKOMENDASI PENINGKATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN

SELESAI
d. Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan laporan ini terdapat beberapa metode yang
digunakan dalam proses pengumpulan data. Metode pengumpulan
tersebut adalah pengumpulan data secara tidak langsung (data sekunder)
dan pengumpulan data secara langsung (data primer). Dari kedua data
tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan analisa yang kemudian
dapat ditarik kesimpulan.
1) Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari hasil
penelitian secara langsung di lapangan, data tersebut diperoleh
dari instansi terkait, dalam hal ini adalah PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) di Daerah Operasi 6 Yogyakarta. Data yang diperoleh
adalah:
a) Lalu Lintas KA
(1) Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA)
(2) Peta tatak letak jalur
(3) Peta jumlah KA dan kapasitas lintas atau koridor Daop VI
Yogyakarta
(4) Data nama kereta api yang melintas
(5) Data keterlambatan, keberangkatan, dan data kedatangan
kereta api
(6) Jumlah KA yang beroperasi
(7) Daftar jarak pada petak jalan
(8) Waktu tempuh masing – masing KA
(9) Data gangguan operasi
b) Angkutan
(1) Penumpang
(a) Volume penumpang kereta api di Daop 6 Yogyakarta 5
tahun ke belakang
(b) Jumlah penumpang per kereta api
(c) Stamformasi kereta api
(d) Okupansi penumpang kereta api
(e) Kelas penumpang
(f) Penumpang kilometer
2) Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan melihat secara
langsung kondisi lalu lintas dan angkutan kereta api yang ada
dilapangan. Sehingga didapat bagaimana gambaran kinerja lalu lalu
lintas dan angkutan kereta api yang ada. Adapun data primer yang
dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
a) Lalu Lintas KA
(1) Waktu perjalanan atau waktu tempuh masing masing KA
(KRL dan KA Bandara YIA) pada waktu / hari yang
ditentukan
(2) Data kelambatan dan kedatangan kereta api, kontribusi
terjadinya kelambatan (bidang sarana, prasarana, operasi,
alam dan eksternalitas) dan andil kelambatan daop 6
Yogyakarta pada waktu atau hari yang ditentukan
b) Penumpang
(1) Survei Kepentingan dan Kepuasan Penumpang KRL dan KA
Bandara YIA.
Merupakan survei yang dilakukan di dalam perjalanan
Kereta api dengan mewawancarai secara langsug
penumpang yang berada di dalam kereta api di DAOP 6
Yogyakarta baik KRL lintas Yogyakarta – Palur dan KA
Bandara YIA lintas Yogyakarta - YIA.
(a) Maksud dan Tujuan
Digunakan untuk menghitung jumlah penumpang
yang naik dan turun di setiap stasiun pemberhentian,
mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap
fasilitas dan pelayanan pada saat perjalanan serta
memperoleh data karakteristik penumpang
(b) Peralatan survei
 Alat Tulis
 Form Survei
 Clip Board
(c) Lokasi Survei
Survei dilaksanakan di dalam KRL relasi Yogyakarta –
Palur dan KA Bandara YIA relasi Yogyakarta - YIA
(d) Pelaksanaan survei
Survei dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 08 April
2023 pada KRL relasi Yogyakarta – Palur pada pukul
08.00 dan KA Bandara YIA pukul 21.25 dengan 2 orang
surveyor dari bidang lalu lintas dan angkutan KA
(e) Metodologi survei
 2 orang surveyor ada di dalam kereta untuk
melaksanakan wawancara dengan penumpang
 Penumpang akan diberikan barcode yang akan
di scan melalui hp responden dan langsung
masuk ke form survei
 Pengambilan dokumentasi selama pelaksanaan
dari awal sampai selesai mengisi form survei
(f) Teknik analisis survei
Analisis yang digunakan pada survei ini adalah analisis
IPA dan CSI
e. Kondisi Lalu Lintas dan Angkutan di Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1
Semarang Area III Yogyakarta
Ruang lingkup dari analisis survei di bidang lalu lintas meliputi survey
waktu tempuh kereta, survei keterlambatan kereta, survei kapasitas lintas
dan survei kapasitas stasiun. Sedangkan analisis survei angkutan
penumpang meliputi data volume penumpang (saat waktu sibuk dan
waktu normal) dan survei kepuasan penumpang di wilayah Balai Teknik
Perekeretaapian Kelas I Semarang Area III Yogyakarta
1) Peta Lintas Daerah Operasi 6 Yogyakarta
Daerah operasi 6 yogyakarta memiliki lintas jalur utama yang
beroperasi sepanjang 392,322 KM dengan total stasiun berjumlah
36. Terdapat beberapa stasiun yang memiliki status nnonaktif
atau nonoperasi. Pada wilayah studi di lintas YIA-
Yogyakarta_Palur ada beberapa stasiun yang tidak aktif
diantaranya Stasiun Kedundang, Stasiun Kalasan, Stasiun
Ketandan, Stasiun Ngawonggo, Stasiun Tegalgondo, Stasiun
Wonosari, Stasiun Mayang dan Stasiun Pajang.

Selain itu, terdapat lintas cabang pada stasiun kedundang


kearah stasiun Yogyakarta International Airport (YIA) sepanjang
5,3 km, solo balapan kearah stasiun Goprak sepanjang 35,684 km
dan stasiun Purwosari kearah stasiun wonogiri sepanjang 37,698
km. Jalur KA yang beroperasi dan menggunakan jalur ganda ada
pada lintas Kutoarjo-Kedungbanteng

JARAK ANTAR STASIUN


NO NAMA STASIUN
(METER)

1 YIA-Wates 12219

2 Wates-Sentolo 10159

3 Sentolo-Rewulu 9027

4 Rewulu-Patukan 4579

5 Patukan-Yogyakarta 4241
6 Yogyakarta-Lempuyangan 1307

7 Lempuyangan-Maguwo 6799

8 Maguwo-Brambanan 7905

9 Brambanan-Srowot 5850

10 Srowot-Klaten 6738

11 Klaten-Ceper 9279

12 Ceper-Delanggu 6271

13 Delanggu-Gawok 5543

14 Gawok-Purwosari 6639

15 Purwosari-Solobalapan 2936

16 Solobalapan-Solo Jebres 2086

17 Solo Jebres-Palur 4150

18 Purwosari-Solo Kota 5840

19 Solo Kota-Sukoharjo 13247

20 Sukoharjo-Pasarnguter 8031

21 Pasarnguter-Wonogiri 10580

Terdapat 18 stasiun aktif antara stasiun YIA – Palur


dengan jarak petak jalan yang berbeda-beda dimana jarak petak
jalan terjauh ada pada lintas YIA – Wates dengan jarak 12.219 m
dan yang terpendek adalah lintas Yogyakarta – Lempuyangan
dengan jarak 1.307 m. Namun demikian, untuk lintas Sentolo –
Patukan KRL dan KA Bandara YIA tidak berhenti pada stasiun
tersebut.

2) Kelas Stasiun
Pada Daerah Operasi 6 Yogyakarta terdapat berbagai macam
kelas stasiun diantaranya yaitu : Besar A, Besar B, Besar C, Kelas
1, Kelas 2, Kelas 3. Berikut adalah tabel daftar nama stasiun.

No Nama Kelas Singkatan Letak Di KM


Stasiun

1 Yogyakarta I YIA 5 + 348


International
Airport

2 Wates I WT 514 + 488

3 Sentolo III STL 524 + 647

4 Rewulu I RWL 533 + 674

5 Patukan III PTN 538 + 253

542 + 494
6 Yogyakarta BESAR YK
167 + 081

7 Lempuyangan BESAR LPN 165 + 774

8 Maguwo II MGW 159 + 634

9 Brambanan I BBN 151 + 070

10 Srowot III SWT 145 + 220

11 Klaten I KT 138 + 482

12 Ceper II CE 134 + 681

13 Delanggu III DL 129 + 203

14 Gawok III GW 122 + 932

15 Purwosari BESAR PWS 110 + 750

16 Solobalapan BESAR SLO 107 + 814

262 + 720

17 Solo Jebres BESAR SK 260 + 634

18 Palur III PL 256 + 484

19 Solo Kota III STA 0 + 000

20 Sukoharjo III SKH 13 + 247

21 Pasarnguter III PNT 21 + 278

22 Wonogiri III WNG 31 + 858

3) Stamformasi
Stamformasi merupakan susunan rangkaian kereta api dalm
perjalanan, dalam sekali perjalanan kereta api dapat terdiri dari 1
atau lebih lokomotif dan beberapa rangkaian yang bias terdiri dari
beberapa jenis kereta misalnya K1, K2, K3, MP1, MP2, KMP1,
KMP2, KMP3, M1, B, P.
a) K1; merupakan kereta yang dilengkapi dengan fasilitas
penumpang Kelas eksekutif
b) K2; merupakan kereta yang dilengkapi dengan fasilitas
penumpang Kelas bisnis
c) K3; merupakan kereta yang dilengkapi dengan fasilitas
penumpang Kelas ekonomi.
d) M; merupakan kereta yang dilengkapi dengan fasilitas untuk
makan dan dapur.
e) P; merupakan kereta yang dilengkapi dengan pembangkit
listrik untuk sumber daya bagi fasilitas penumpang (lampu,
AC, audio, tv, dll).
f) B; merupakan kereta yang dilengkapi dengan fasilitas untuk
mengangkut barang hantaran dan bagasi.

N NAMA
No KA STAMFORMASI RELASI
O RANGKAIAN

1 KA 5 / 6 ARGO WILIS 8K1SS - 1M1 - 1P SGU - BD

1LUXU - 9K1SS - 1M1 -


2 KA 7 / 8 ARGO LAWU SLO - GMR
1P

3 KA 9 / 10 ARGO DWIPANGGA 1SI - 9K1SS - 1M1 - 1P SLO - GMR

4 KA 71 / 72 GAJAYANA 1LUXU - 8K1 - 1M1 - 1P ML - GMR

5 KA 73 / 74 BRAWIJAYA 8K1 - 1M1 - 1P ML - GMR

6 KA 75 / 76 BIMA 8K1SS - 1M1 - 1P SGU - GMR

7 KA 79 / 80 TURANGGA 8K1SS - 1MP1 - 1P SGU - BD

1LUXU - 9K1SS - 1M1 -


8 KA 81 / 84 TAKSAKA YK - GMR
1P

9 KA 101 / 102 SINGASARI 3K1 - 6K3 - 1MP3 BL - PSE


GAYA BARU MALAM 3K1 - 6K3 - 1MP3
10 KA 103 / 104 SGU - PSE
SEL (GBMS)

11 KA 109 / 110 BRANTAS 3K1 - 6K3Split - 1MP2 BL - PSE

5K1 - 4K2 - 1M1 - 1P CN – SGU -


12 KA 111 / 114 RANGGAJATI
JR
4K1 - 3K3Prem - 1MP3 KTG – SGU
13 KA 115 / 118 WIJAYAKUSUMA
- CP
4K1 - 2K2 - 2K3 - 1MP1
14 KA 119 / 120 MALABAR ML - BD
- 1B

15 KA 121 / 122 BANGUNKARTA 4K1 - 5K3 - 1M1 - 1P JG - PSE

4K1SS - 4K3SS - 1M1 -


16 KA 131 / 132 MUTIARA SELATAN SGU - BD
1P
1K1SS - 7K3SS - 1M1 -
17 KA 133 SENJA UTAMA SOLO SLO - PSE
1P
FAJAR UTOMO 1K1SS - 7K3SS - 1M1 -
18 KA 134 PSE - SLO
SOLO 1P
1K1SS - 7K3SS - 1M1 -
19 KA 135 / 136 MATARAM SLO - PSE
1P

20 KA 139 / 140 GAJAHWONG 2K1 - 7K3 - 1M3 LPN - PSE

SENJA UTAMA 3K1SS - 5K3SS - 1M1 -


21 KA 141 / 142 YK - PSE
YOGYA 1P
6K1SS - 2K3SS - 1M1 -
22 KA 157 / 158 LODAYA SLO - BD
1P

23 KA 169 / 170 KARTANEGARA 5K1 - 3K3 - 1M1 - 1P ML - PWT

5K1SS - 4K3SS - 1M1 -


24 KA 175 / 176 SANCAKA II SGU - YK
1P
4K1SS - 3K3SS - 1M1 - YK - SGU -
25 KA 179 / 182 MUTIARA TIMUR
1P KTG
3K1 - 6K3 - 1MP3 PWT - TG -
26 KA 187 / 188 JOGLOSEMARKERTO
SMT - SLO
3K1 - 6K3 - 1MP3 - 1B SLO - SMT
- TG - PWT
27 KA 189 / 191 JOGLOSEMARKERTO
- SLO -
SMT
3K2 - 5K3Split - 1KMP3 PWT - SGU
28 KA 247 / 250 LOGAWA
- JR

29 KA 251 / 252 MAJAPAHIT 8K3 - 1MP3 - 1B ML - PSE


30 KA 253 / 254 JAYAKARTA 14K3 - Prem - 1MP3 - 1P SGU - PSE

31 KA 257 / 258 JAKA TINGKIR 8K3SS - 1MP3 PWS - PSE

32 KA 281 / 282 MATARMAJA 9K3Split - 1KP3 ML - PSE

33 KA 283 / 284 KAHURIPAN 7K3Split - 1KMP3 BL - KAC

34 KA 285 / 286 PADUNDAN 7K3Split - 1KMP3 SGU - KAC

35 KA 291 / 292 BENGAWAN 9K3Split - 1KMP3 PWS - PSE

36 KA 293 / 294 PROGO 8K3Split - 1KMP3 LPN - PSE

7K3Split - 1KMP3 - 1B LPN - SB -


37 KA 288 / 290 SRI TANJUNG
KTG

38 KA 602 / 619 PRAMEKS 5 KDE3 AC KTA - YK

39 KA 635 / 638 BATHARA KRESNA 3 KD3 WNG - PWS

2 Trainset (TC - M1 - M2
40 KA 643 / 672 COMMUTER LINE YK - PL
- TC)

41 KA 501 / 504 KA BANDARA YIA 4 KDE1 YK - YIA

4 KD13 AC KT - SLO -
42 KA 528 / 582 KA BANDARA SMO
SMO

4) Okupansi
Okupansi adalah tingkat pengisian penumpang selama
perjalanan. Sedangkan load faktor adalah pengisian penumpang
rata rata dibagi kapasitas tempat duduk penumpang. Terdapat
dua jenis okupansi terdiri dari:
a) Okupansi Statis
Okupansi ini digunakan untuk angkutan komuter
dihitung dari tempat asal ke tempat tujuan saja.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔
𝑂𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑆𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 = × 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘

Sumber : Buku Pedoman PKL Tahun 2022


b) Okupansi Dinamis
Okupansi ini biasanya digunakan intuk angkutan jarak
jauh dihitung disetiap stasiun tempat kereta api berhenti

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 × 𝑘𝑚
𝑂𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖 𝐷𝑖𝑛𝑎𝑚𝑖𝑠 = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 × 𝑘𝑚

Sumber : Buku Pedoman PKL Tahun 2022


5) Kapasitas Lintas
Kapasitas lintas di Daerah Operasi 6 Yogyakarta berdasarkan Grafik
Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) tahun 2021, Kapasitas lintas YIA -
Palur sesuai gapeka 2021 dapat dilihat pada gambar diatas dan
dideskripsikan sebagai berikut :
Lintas YIA - Kedundang
Progam : 20 KA Reguler
Kapasitas lintas : 265 KA
Lintas Kedundang - Rewulu
Progam : 100 KA Reguler dan 14 KA fakultatif
Kapasitas lintas : 266 KA
Lintas Rewulu - Yogyakarta

Progam : 102 KA Reguler dan 12 KA fakultatif


Kapasitas lintas : 229 KA
Lintas Yogyakarta - Lempuyangan
Progam : 108 KA Reguler dan 22 KA fakultatif
Kapasitas lintas : 466 KA
Lintas Lempuyangan - Brambanan

Progam : 90 KA Reguler dan 16 KA fakultatif


Kapasitas lintas : 273 KA
Lintas Brambanan - Klaten
Progam : 96 KA reguler dan 16 KA fakultatif
Kapasitas lintas : 297 KA

Lintas Klaten - Ceper

Progam : 16 KA regular dan 16 KA fakultatif


Kapasitas lintas : 221 KA

Lintas Ceper - Purwosari


Progam : 116 KA Reguler dan 16 KA fakultatif
Kapasitas lintas : 274 KA

Lintas Solo Balapan -Solo Jebres

Program : 52 KA Reguler dan 4 KA fakultatif


Kapasitas lintas : 457 KA
Lintas Solo Jebres - Palur

Program : 52 KA Reguler dan 4 KA fakultatif


Kapasitas lintas : 333 KA

Lintas Purwosari - Wonogiri

Program : 4 KA Reguler
Kapasitas lintas : 8 KA

Untuk menganalisa data primer yang diperolah dilakukan dengan


rumus rumus tertentu sehingga data primer mudah untuk dianalisis
dan dipahami.Rumus yang dipergunakan untuk pengolahan data yang
diperoleh adalah sebagai berikut :

a) Analisis Kapasitas Lintas Kereta Api


Kapasaitas lintas adalah banyaknya kereta api yang dapat
dioperasikan pada satu petak jalan persatuan waktu, pada
umumnya diambil dalam kurun waktu satu hari (24 jam).
Besarnya kapasitas lintas dipengaruhi oleh kapasaitas petak
jalan (di jalur tunggal) atau petak blok (di jalur ganda) di
lintas yang bersangkutan dengan syarat syarat tertentu
sesuai dengan system persinyalannya.
Adapaun faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas lintas
kereta api antara lain :
(1) Kecepatan, dimana semakin tinggi kecepatan kereta
api maka kapasitas lintas akan semakin besar.
Sebaliknya semakin rendah kecepatan kereta api akan
menyebabkan kapasitas lintas semakin kecil.
(2) Jarak antar stasiun (petak jalan), dimana semakin
dekat jarak antara stasiun maka kapasitas lintas akan
semakin besar. Sebalinya semakin jauh jarak antar
stasiun, maka semakin kecil kapasitas lintasnya.
(3) Waktu operasi sinyal,dimana semakin singkat waktu
pelayanan sinyal maka semakin besar kapasitas
lintasnya.Begitu pula sebaliknya, jika pelayanan sinyal
berlangsung lama maka kapasitas lintas akan kecil.
(4) Headway minimum petak jalan,dimana semakin besar
headway, maka semakin rendah kapasitas lintasnya.
Semakin kecil headway maka semakin besar kapasitas
lintasnya.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung
kapasitas lintas :
(1) Jalur Tunggal
1440
𝐶 = 𝑋 0,6
𝐻
Keterangan :
C = Kapasitas lintas
1440 = Konversi untuk 24 jam
H = Headway (menit)
0,6 = Waktu yang dipergunakan untuk operasi
KA hanya 60%,20% untuk cadangan hilang
karena menunggu persilangan
(2) Jalur Ganda

1440
𝐶 = 𝑋 0,7 𝑥 2
𝐻
Keterangan :
C = Kapasitas lintas
1440 = Konversi untuk 24 jam
H = Headway (menit)
0,7 = Waktu yang dipergunakan untuk operasi
KA hanya 70%, 20% untuk perawatan jalan
dan 10% untuk cadangan waktu hilang
karena menunggu persilangan
Dalam headway KA ditentukan berapa panjang
petak blok dan di jalur tunggal ditentukan oleh petak
jalan terpanjang atau waktu tempuh terlama pada
petak jalan yang ada pada lintas tersebut, ditentukan
oleh puncak kecepatan yang diterapkan dalam GAPEKA
(Grafik Perjalanan KA), ditentukan oleh jenis hubungan
blok dan ditentukan oleh prinsip operassi (single/mix
operation).
Terdapat rumus yang digunakan untuk menghitung
headway sesuai dengan kriteria :
(1) Hubungan Blok Manual
Menghitung headway pada suatu lintas persinyalan
mekanik dengan sistem hubungan blok manual adalah
penjumlahan dari waktu tempuh paling lama di lintas
tersebut ditambah waktu perjalanan persilangan dan
pelayanan blok. Jadi, memiliki rumus sebagai berikut :

60 × (𝑆𝑎𝑏 + 3)
𝐻= +1
𝑉

Sumber : Buku Pedoman PKL Tahun 2022


Keterangan :
H = Headway atau selang waktu antar dua KA
beriringan (dalam menit)
Sab = Jarak antara 2 stasiun terpanjang yang
dihitung dilintas yang bersangkutan
3 = 3 kilometer digunakan untuk persilangan
1 = 1 menit waktu dipergunakan untuk
hubungan blok persinyalan mekanik dengan
hubungan blok manual
(2) Hubungan Blok Otomatik Tertutup
Menghitung headway pada suatu lintas pesinyalan
elektrik dengan sistem hubungan blok otomatik
tertutup adalah penjumlahan dari waktu tempuh paling
lama dilintas tersebut ditambah waktu perjalanan
persilangan dan pelayanan blok. Jadi, memiliki rumus
sebagai berikut :

60 × (𝑆𝑎𝑏 + 1,5)
𝐻= + 0,25
𝑉

Sumber : Buku Pedoman PKL Tahun 2022


H = Headway atau selang waktu antar dua KA
beriringan (dalam menit)
Sab = Jarak antara 2 stasiun terpanjang yang
dihitung dilintas yang bersangkutan
1,5 = 1,5 kilometer digunakan untuk
persilangan
0,25 = 0,25 menit waktu dipergunakan sebagai
hubungan blok persinyalan elektrik dengan
hubungan blok otomatik tertutup
V = Kecepatan rata - rata
(3) Hubungan Blok Otomatik Terbuka
Menghitung headway pada suatu lintas persinyalan
Elektrik dengan sistem hubungan blok otomatik
terbuka adalah penjumlahan dari waktu tempuh paling
lama pada 2 (dua) petak blok berurutan ditambah
jarak tampak dan panjang rangkaian di lintas tersebut
ditambah perubahan aspek. Jadi, didapatkan rumus
sebagai berikut :

60 × (2𝑏 + 1)
𝐻= + 0,25
𝑉

Sumber : Buku Pedoman PKL Tahun 2022


H = Headway atau selang waktu antar dua KA
beriringan (dalam menit)
b = Jarak antara dua sinyal blok utama
2 = 2 petak blok
1 = 1 kilometer panjang rangkaian dan jarak
tampak setelah dibulatkan
0,25 = 0,25 menit waktu diperlukan diperlukan
untuk perubahan aspek sinyal dari aspek
sinyal merah ke aspek sinyal kuning dan
sinyal dibelakangnya dari aspek kuning
menjadi aspek hijau
V = Kecepatan rata - rata
Dalam perhitungan headway, kecepatan yang
digunakan adalah kecepatan rata-rata grafis,
sedangkan puncak kaecepatan yang digunakan untuk
menghitung kecepatan rata rata grafis yaitu 85%
untuk jalur tunggal dan 90% untuk jalur ganda dari
puncak kecepatan yang dihitung.
Sedangkan untuk menghitung kecepatan rata-rata
KA beroperasi adalah dengan rumus sebagi berikut :

∑ 𝐾𝐴𝑝𝑛𝑝 × 𝑉 + ∑ 𝐾𝐴𝑏𝑟𝑔 × 𝑉
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
∑ 𝐾𝐴𝑝𝑛𝑝 + ∑ 𝐾𝐴𝑏𝑟𝑔

Keterangan :
V pnp = Kecepatan KA penumpang
V brg = Kecepatan KA barang
∑ KA pnp = Jumlah KA penumpang yang beroperasi
∑ KA brg = Jumlah KA barang yang beroperasi
b) Perhitungan Kapasitas Lintas YIA-Kedundang
Lintas YIA-Kedundang menggunakan hubungan blok
elektrik tertutup jalur ganda. Dengan mengambil jarak petak
jalan yang terjauh yaitu YIA-Kedundang dilintas 5,346 km
dalam gapeka 2021. Mempunyai puncak kecepatan
maksimum 100 km/jam dan jumlah KA yang melintas
sebagai berikut :
Penumpang : 20 KA, Vmaks 105 km/jam

Barang : - KA, Vmaks - km/jam

(1) Perhitungan kecepatan rata – rata


V grafis KA pnp = 85% x 100 = 85 km/jam
Maka kecepatan rata-rata grafisnya yaitu :
20 ×85
Vrata−rata=
20
¿ 85 km/ jam

(2) Perhitungan Headway


60 ×( jarak +1,5)
H= +0,25
Vrata−rata
60 ×(5,346+1,5)
H= +0,25
85
H=5,08 menit

(3) Perhitungan kapasitas lintas


1440
C= ×0,7 × 2
H
1440
C= ×0,7 × 2
5,08
C=396,85 ≈ 397 KA/ hari

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil kapasitas lintas


antara stasiun YIA-Kedundang adalah 397 KA/hari dan masih
memungkinkan untuk menambah frekuensi perjalanan
karena untuk saat ini baru 20 perjalanan KA bandara YIA
dalam sehari
c) Perhitungan Kapasitas Lintas Kedundang-Rewulu
Lintas Kedundang-Wates menggunakan hubungan blok
elektrik tertutup jalur ganda. Dengan mengambil jarak petak
jalan yang terjauh yaitu Wates-Sentolo dilintas 10,145 km
dalam gapeka 2021. Mempunyai puncak kecepatan
maksimum 105 km/jam dan jumlah KA yang melintas
sebagai berikut :
Penumpang : 100 KA, Vmaks 105 km/jam

Barang : 14 KA, Vmaks 60 km/jam

(1) Perhitungan kecepatan rata – rata


V grafis KA pnp = 85% x 105 = 89,25 km/jam
V grafis KA brg = 85% x 60 = 51 km/jam
Maka kecepatan rata-rata grafisnya yaitu :
100× 89,25+14 × 51
Vrata−rata=
10 0+14
¿ 84,55 km/ jam
(2) Perhitungan Headway
60 ×( jarak +1,5)
H= +0,25
Vrata−rata
60 ×(10,145+1,5)
H= +0,25
84,55
H=8,51menit

(3) Perhitungan kapasitas lintas


1440
C= ×0,7 × 2
H
1440
C= ×0,7 × 2
8,51
C=236,89 ≈ 237 KA /hari

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil kapasitas lintas


antara stasiun Kedundang-Rewulu adalah 237 KA/hari
dan masih memungkinkan untuk menambah frekuensi
perjalanan karena untuk saat ini baru 114 perjalanan
KA di lintas Kedundang-Rewulu dalam sehari.
d) Perhitungan Kapasitas Lintas Rewulu-Yogyakarta
Lintas Rewulu-Yogyakarta menggunakan hubungan blok
elektrik tertutup jalur ganda. Dengan mengambil jarak petak
jalan yang terjauh yaitu Rewulu-Patukan dilintas 4,579 km
dalam gapeka 2021. Mempunyai puncak kecepatan
maksimum 105 km/jam dan jumlah KA yang melintas
sebagai berikut :
Penumpang : 102 KA, Vmaks 105 km/jam

Barang : 14 KA, Vmaks 60 km/jam

(1) Perhitungan kecepatan rata – rata


V grafis KA pnp = 85% x 105 = 89,25 km/jam
V grafis KA brg = 85% x 60 = 51 km/jam
Maka kecepatan rata-rata grafisnya yaitu :
102× 89,25+14 ×51
Vrata−rata=
10 2+ 14
¿ 84,63 km/ jam

(2) Perhitungan Headway


60 ×( jarak +1,5)
H= +0,25
Vrata−rata
60 ×(4,579+1,5)
H= + 0,25
84,63
H=4,55 menit

(3) Perhitungan kapasitas lintas


1440
C= ×0,7 × 2
H
1440
¿ ×0,7 × 2
4,55
C=443,07 ≈ 443 KA /hari
Da
ri hasil perhitungan didapatkan hasil kapasitas lintas
antara stasiun Rewulu-Yogyakarta adalah 443 KA/hari
dan masih memungkinkan untuk menambah frekuensi
perjalanan karena untuk saat ini baru 116 perjalanan
KA dilintas Rewulu-Yogyakarta dalam sehari.
e) Perhitungan Kapasitas Lintas Yogyakarta-Lempuyangan
Lintas Yogyakarta-Lempuyangan menggunakan hubungan
blok elektrik tertutup jalur ganda. Dengan mengambil jarak
petak jalan yang terjauh yaitu Yogyakarta-Lempuyangan
dilintas 1,379 km dalam gapeka 2021. Mempunyai puncak
kecepatan maksimum 105 km/jam dan jumlah KA yang
melintas sebagai berikut :
Penumpang : 102 KA, Vmaks 65 km/jam

Barang : 22 KA, Vmaks 60 km/jam

(1) Perhitungan kecepatan rata – rata


V grafis KA pnp = 85% x 65 = 55,25 km/jam
V grafis KA brg = 85% x 60 = 51 km/jam
Maka kecepatan rata-rata grafisnya yaitu :
102× 55,25+ 22× 51
Vrata−rata=
10 2+ 22
¿ 54,49 km/ jam

(2) Perhitungan Headway


60 ×( jarak +1,5)
H= +0,25
Vrata−rata
60 ×(1,379+1,5)
H= +0,25
54,49
H=3,42 menit

(3) Perhitungan kapasitas lintas


1440
C= ×0,7 × 2
H
1440
C= ×0,7 × 2
3,42
C=589,47 ≈ 589 KA / hari

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil kapasitas lintas


antara stasiun Yogyakarta-Lempuyangan adalah 589
KA/hari dan masih memungkinkan untuk menambah
frekuensi perjalanan karena untuk saat ini baru 124
perjalanan KA dilintas Yogyakarta-Lempuyangan dalam
sehari.
f) Perhitungan Kapasitas Lintas Lempuyangan-Brambanan
Lintas Lempuyangan-Brambanan menggunakan hubungan
blok elektrik tertutup jalur ganda. Dengan mengambil jarak
petak jalan yang terjauh yaitu Maguwo-Brambanan dilintas
7,905 km dalam gapeka 2021. Mempunyai puncak
kecepatan maksimum 105 km/jam dan jumlah KA yang
melintas sebagai berikut :
Penumpang : 90 KA, Vmaks 105 km/jam

Barang : 16 KA, Vmaks 60 km/jam

(1) Perhitungan kecepatan rata – rata


V grafis KA pnp = 85% x 105 = 89,25 km/jam
V grafis KA brg = 85% x 60 = 51 km/jam
Maka kecepatan rata-rata grafisnya yaitu :
90 ×89,25+16 × 51
Vrata−rata=
90+16
¿ 83,47 km/ jam

(2) Perhitungan Headway


60 ×( jarak +1,5)
H= +0,25
Vrata−rata
60 ×(7,905+1,5)
H= +0,25
83,47
H=7,01 menit

(3) Perhitungan kapasitas lintas


1440
C= ×0,7 × 2
H
1440
C= ×0,7 × 2
7,01
C=287,58 ≈ 288 KA/ hari

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil kapasitas lintas


antara stasiun Lempuyangan-Brambanan adalah 288
KA/hari dan masih memungkinkan untuk menambah
frekuensi perjalanan karena untuk saat ini baru 106
perjalanan KA dilintas Lempuyangan-Brambanan dalam
sehari.
g) Perhitungan Kapasitas Lintas Brambanan-Klaten
Lintas Brambanan-Klaten menggunakan hubungan blok
elektrik tertutup jalur ganda. Dengan mengambil jarak petak
jalan yang terjauh yaitu Srowot-Klaten dilintas 6,738 km
dalam gapeka 2021. Mempunyai puncak kecepatan
maksimum 105 km/jam dan jumlah KA yang melintas
sebagai berikut :
Penumpang : 96 KA, Vmaks 105 km/jam

Barang : 16 KA, Vmaks 60 km/jam

(1) Perhitungan kecepatan rata – rata


V grafis KA pnp = 85% x 105 = 89,25 km/jam
V grafis KA brg = 85% x 60 = 51 km/jam
Maka kecepatan rata-rata grafisnya yaitu :
96 ×89,25+16 × 51
Vrata−rata=
96+16
¿ 83,78 km/ jam

(2) Perhitungan Headway


60 ×( jarak +1,5)
H= +0,25
Vrata−rata
60 ×(6,738+1,5)
H= +0,25
83,78
H=6,14 menit

(3) Perhitungan kapasitas lintas


1440
C= ×0,7 × 2
H
1440
C= ×0,7 × 2
6,14
C=328,33 ≈ 328 KA / hari

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil kapasitas lintas


antara stasiun Brambanan-Klaten adalah 328 KA/hari
dan masih memungkinkan untuk menambah frekuensi
perjalanan karena untuk saat ini baru 112 perjalanan
KA dilintas Brambanan-Klaten dalam sehari.
h) Perhitungan Kapasitas Lintas Klaten-Ceper
Lintas Klaten-Ceper menggunakan hubungan blok elektrik
tertutup jalur ganda. Dengan mengambil jarak petak jalan
yang terjauh yaitu Klaten-Ceper dilintas 9,279 km dalam
gapeka 2021. Mempunyai puncak kecepatan maksimum 105
km/jam dan jumlah KA yang melintas sebagai berikut :
Penumpang : 116 KA, Vmaks 105 km/jam

Barang : 16 KA, Vmaks 60 km/jam

(1) Perhitungan kecepatan rata – rata


V grafis KA pnp = 85% x 105 = 89,25 km/jam
V grafis KA brg = 85% x 60 = 51 km/jam
Maka kecepatan rata-rata grafisnya yaitu :
116 ×89,25+16 ×51
Vrata−rata=
116+16
¿ 84,61 km/ jam

(2) Perhitungan Headway


60 ×( jarak +1,5)
H= +0,25
Vrata−rata
60 ×(9,279+1,5)
H= + 0,25
84,61
H=7,89 menit

(3) Perhitungan kapasitas lintas


1440
C= ×0,7 × 2
H
1440
C= ×0,7 × 2
7,89
C=255,51 ≈ 255 KA /hari

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil kapasitas lintas


antara stasiun Klaten-Ceper adalah 255 KA/hari dan
masih memungkinkan untuk menambah frekuensi
perjalanan karena untuk saat ini baru 132 perjalanan
KA dilintas Klaten-Ceper dalam sehari.
i) Perhitungan Kapasitas Lintas Ceper-Purwosari
Lintas Ceper-Purwosari menggunakan hubungan blok
elektrik tertutup jalur ganda. Dengan mengambil jarak petak
jalan yang terjauh yaitu Ceper-Delanggu dilintas 16,271 km
dalam gapeka 2021. Mempunyai puncak kecepatan
maksimum 105 km/jam dan jumlah KA yang melintas
sebagai berikut :
Penumpang : 116 KA, Vmaks 105 km/jam

Barang : 16 KA, Vmaks 60 km/jam

(1) Perhitungan kecepatan rata – rata


V grafis KA pnp = 85% x 105 = 89,25 km/jam
V grafis KA brg = 85% x 60 = 51 km/jam
Maka kecepatan rata-rata grafisnya yaitu :
116 ×89,25+16 ×51
Vrata−rata=
116+16
¿ 84,61 km/ jam

(2) Perhitungan Headway


60 ×( jarak +1,5)
H= +0,25
Vrata−rata
60 ×(16,271+ 1,5)
H= +0,25
84,61
H=12,85 menit

(3) Perhitungan kapasitas lintas


1440
C= ×0,7 × 2
H
1440
C= ×0,7 × 2
12,85
C=156,88 ≈ 157 KA/ hari

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil kapasitas lintas


antara stasiun Ceper-Purwosari adalah 157 KA/hari
dan masih memungkinkan untuk menambah frekuensi
perjalanan karena untuk saat ini baru 132 perjalanan
KA dilintas Ceper-Purwosari dalam sehari.
j) Perhitungan Kapasitas Lintas Purwosari-Solobalapan
Lintas Purwosari-Solobalapan menggunakan hubungan
blok elektrik tertutup jalur ganda. Dengan mengambil jarak
petak jalan yang terjauh yaitu Purwosari-Solobalapan dilintas
2,936 km dalam gapeka 2021. Mempunyai puncak
kecepatan maksimum 105 km/jam dan jumlah KA yang
melintas sebagai berikut :
Penumpang : 112 KA, Vmaks 105 km/jam

Barang : 16 KA, Vmaks 60 km/jam

(1) Perhitungan kecepatan rata – rata


V grafis KA pnp = 85% x 105 = 89,25 km/jam
V grafis KA brg = 85% x 60 = 51 km/jam
Maka kecepatan rata-rata grafisnya yaitu :
112× 89,25+16 ×51
Vrata−rata=
112+ 16
¿ 84,46 km/ jam

(2) Perhitungan Headway


60 ×( jarak +1,5)
H= +0,25
Vrata−rata
60 ×(2,936+1,5)
H= + 0,25
84,46
H=3,4 menit

(3) Perhitungan kapasitas lintas


1440
C= ×0,7 × 2
H
1440
C= ×0,7 × 2
3,4
C=592,94 ≈ 593 KA/hari

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil kapasitas lintas


antara stasiun Purwosari-Solobalapan adalah 593
KA/hari dan masih memungkinkan untuk menambah
frekuensi perjalanan karena untuk saat ini baru 128
perjalanan KA dilintas Purwosari-Solobalapan dalam
sehari
k) Perhitungan Kapasitas Lintas Solobalapan-Solo Jebres
Lintas Solobalapan-Solo Jebres menggunakan hubungan
blok elektrik tertutup jalur ganda. Dengan mengambil jarak
petak jalan yang terjauh yaitu Solobalapan-Solo Jebres
dilintas 2,086 km dalam gapeka 2021. Mempunyai puncak
kecepatan maksimum 80 km/jam dan jumlah KA yang
melintas sebagai berikut :
Penumpang : 52 KA, Vmaks 80 km/jam

Barang : 4 KA, Vmaks 60 km/jam

(1) Perhitungan kecepatan rata – rata


V grafis KA pnp = 85% x 80 = 68 km/jam
V grafis KA brg = 85% x 60 = 51 km/jam
Maka kecepatan rata-rata grafisnya yaitu :
52× 68+4 ×51
Vrata−rata=
52+4
¿ 66,78 km/ jam

(2) Perhitungan Headway


60 ×( jarak +1,5)
H= +0,25
Vrata−rata
60 ×(2,086+1,5)
H= + 0,25
66,78
H=3,47 menit

(3) Perhitungan kapasitas lintas


1440
C= ×0,7 × 2
H
1440
C= ×0,7 × 2
3,47
C=580,97 ≈ 581 KA /hari

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil kapasitas lintas


antara stasiun Solobalapan-Solo Jebres adalah 581
KA/hari dan masih memungkinkan untuk menambah
frekuensi perjalanan karena untuk saat ini baru 56
perjalanan KA dilintas Solobalapan-Solo Jebres dalam
sehari.
l) Perhitungan Kapasitas Lintas Solo Jebres-Palur
Lintas Solo Jebres-Palur menggunakan hubungan blok
elektrik tertutup jalur ganda. Dengan mengambil jarak petak
jalan yang terjauh yaitu Solo Jebres-Palur dilintas 4,150 km
dalam gapeka 2021. Mempunyai puncak kecepatan
maksimum 105 km/jam dan jumlah KA yang melintas
sebagai berikut :
Penumpang : 52 KA, Vmaks 105 km/jam

Barang : 4 KA, Vmaks 60 km/jam

(1) Perhitungan kecepatan rata – rata


V grafis KA pnp = 85% x 105 = 89,25 km/jam
V grafis KA brg = 85% x 60 = 51 km/jam
Maka kecepatan rata-rata grafisnya yaitu :
52× 89,25+4 ×51
Vrata−rata=
52+4
¿ 86,51 km / jam

(2) Perhitungan Headway


60 ×( jarak +1,5)
H= +0,25
Vrata−rata
60 ×(4,150+1,5)
H= + 0,25
86,51
H=4,16 menit

(3) Perhitungan kapasitas lintas


1440
C= ×0,7 × 2
H
1440
C= ×0,7 × 2
4,16
C=484,61 ≈ 485 KA /hari

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil kapasitas lintas


antara stasiun Solo Jebres-Palur adalah 485 KA/hari
dan masih memungkinkan untuk menambah frekuensi
perjalanan karena untuk saat ini baru 56 perjalanan KA
dilintas Solo Jebres-Palur dalam sehari.
m) Perhitungan Kapasitas Lintas Purwosari-Solo Kota
Lintas Purwosari-Solo Kota menggunakan hubungan blok
manual dan jalur tunggal. Dengan mengambil jarak petak
jalan yang terjauh yaitu Purwosari-Solo Kota dilintas 5,840
km dalam gapeka 2021. Mempunyai puncak kecepatan
maksimum 20 km/jam dan jumlah KA yang melintas sebagai
berikut :
Penumpang : 4 KA, Vmaks 20 km/jam

Barang : - KA, Vmaks - km/jam

(1) Perhitungan kecepatan rata – rata


V grafis KA pnp = 85% x 20 = 17 km/jam
Maka kecepatan rata-rata grafisnya yaitu :
4 × 17
Vrata−rata=
4
¿ 17 km / jam

(2) Perhitungan Headway


60 ×(Sab+ 3)
H= +1
V
60 ×(5,840+3)
H= +1
17
H=32,2 menit

(3) Perhitungan kapasitas lintas


1440
C= ×0,6
H
1440
C= ×0,6
32,2
C=26,83 ≈ 27 KA/hari

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil kapasitas lintas


antara stasiun Purwosari-Solo Kota adalah 27 KA/hari dan
masih memungkinkan untuk menambah frekuensi
perjalanan karena untuk saat ini baru 4 perjalanan KA
dilintas Purwosari-Solo Kota dalam sehari.
n) Perhitungan Kapasitas Lintas Solo Kota-Wonogiri
Lintas Solo Kota-Wonogiri menggunakan hubungan blok
manual dan jalur tunggal. Dengan mengambil jarak petak
jalan yang terjauh yaitu Solo Kota-Sukoharjo dilintas 13,247
km dalam gapeka 2021. Mempunyai puncak kecepatan
maksimum 20 km/jam dan jumlah KA yang melintas sebagai
berikut :
Penumpang : 4 KA, Vmaks 20 km/jam

Barang : - KA, Vmaks - km/jam

(4) Perhitungan kecepatan rata – rata


V grafis KA pnp = 85% x 20 = 17 km/jam
Maka kecepatan rata-rata grafisnya yaitu :
4 × 17
Vrata−rata=
4
¿ 17 km / jam

(5) Perhitungan Headway


60 ×(Sab+ 3)
H= +1
V
60 ×(13 ,247 +3)
H= +1
17
H=58 , 34 menit

(6) Perhitungan kapasitas lintas


1440
C= ×0 , 6
H
1440
C= × 0,6
58,34
C=14 , 8 0 ≈ 15 KA/hari

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil kapasitas lintas


antara stasiun Solo Kota-Wonogiri adalah 15 KA/hari
dan masih memungkinkan untuk menambah frekuensi
perjalanan karena untuk saat ini baru 4 perjalanan KA
dilintas Solo Kota-Wonogiri dalam sehari.
6) Keterlambatan Kereta Api
Keterlambatan kereta api merupakan kendala operasi yang
sangat signifikan karena akan mengganggu kenyamanan para
pengguna jasa kereta api. Andil Kelambatan pertahun di DAOP 6
Yogyakarta dari tahun 2020 – 2023 pada tabel hasilnya negatif,
dapat dilihat pada tahun 2020 sebesar -44.199 menit, untuk tahun
2021 sebesar -128.625 menit dan pada tahun 2022 sebesar -
82.459. ini menunjukan bahwa kinerja operasi pada DAOP 6
Yogyakarta lebih banyak kereta api datang lebih awal dari yang
sudah ditentukan di gapeka meskipun di setiap tahun ada
pengurangan waktu andil kelambatan.

AWAL
AWAL AWAL AKHIR AKHIR AKHIR
NO BULAN (TOTAL ANDIL
(PNP) (BRG) (PNP) (BRG) (TOTAL)
)
1 JAN 8698 -10641 -1943 3762 -12938 -9176 -7233
2 FEB 5282 -10738 -5456 2476 -11669 -9193 -3737
3 MAR 2912 -10416 -7504 242 -11886 -11644 -4140
4 APR -132 -25761 -25893 -529 -30141 -30670 -4777
5 MEI 0 -16499 -16499 0 -21817 -21817 -5318
6 JUN -4 -21582 -21586 28 -26559 -26531 -4945
7 JUL -161 -30516 -30677 -191 -35462 -35653 -4976
8 AUG -474 -23821 -24295 -1387 -26214 -27601 -3306
9 SEP -239 -26398 -26637 -1161 -30278 -31439 -4802
10 OKT 873 -22278 -21405 -694 -23346 -24040 -2635
11 NOV -143 -17076 -17219 -1737 -17609 -19346 -2127
12 DES -37 -14005 -20049 -1050 -15202 -16252 3797
TOTAL 16575 -229731 -219163 -241 -263121 -263362 -44199

AWAL AWAL AWAL AKHIR AKHIR AKHIR


NO BULAN ANDIL
(PNP) (BRG) (TOTAL) (PNP) (BRG) (TOTAL)
1 JAN 506 -22091 -21585 -1378 -26665 -28043 -6458
2 FEB -45 -5086 -5131 -203 -6964 -7167 -2036
3 MAR 654 -22479 -21825 1802 -25591 -23789 -1964
4 APR 298 -19916 -19618 2169 -22972 -20803 -1185
5 MEI -255 -13952 -14207 -820 -17887 -18707 -4500
6 JUN -264 -16476 -16740 -1285 -21089 -22374 -5634
7 JUL -249 11547 11298 -1453 -17329 -18782 -30080
8 AUG -221 -29716 -29937 -168 -37236 -37404 -7467
9 SEP -197 -30815 -31012 -349 -37721 -38070 -7058
10 OKT 900 -23136 -22236 -490 -29569 -30059 -7823
11 NOV 3000 -20414 -17414 1106 -25285 -24179 -6765
12 DES 932 21020 21952 -465 -25238 -25703 -47655
5059 - -166455 -1534 -293546 -295080 -128625
TOTAL
171514

AWAL
AWAL AWAL AKHIR AKHIR AKHIR
NO BULAN (TOTAL ANDIL
(PNP) (BRG) (PNP) (BRG) (TOTAL)
)
1 JAN -621 -18017 -18638 -2606 -23800 -26406 -7768
2 FEB -772 -19563 -20335 -2660 -23921 -26581 -6246
3 MAR -68 -20776 -20844 -1969 -25572 -27541 -6697
4 APR -468 -16862 -17330 -2392 -21932 -24324 -6994
5 MEI -322 -15769 -16091 -1926 -20275 -22201 -6110
6 JUN -332 -22060 -22392 -2592 -28353 -30945 -8553
7 JUL -450 -22013 -22463 -2545 -27609 -30154 -7691
8 AUG -578 -25458 -26036 -2293 -29510 -31803 -5767
9 SEP 455 -14840 -14385 -1654 -18613 -20267 -5882
10 OKT 7441 -19753 -12312 4781 -23603 -18822 -6510
11 NOV 2379 -23438 -21059 -463 -29066 -29529 -8470
12 DES 3199 -22169 -18970 1328 -26069 -24741 -5771
TOTAL 9863 -240718 -230855 -14991 -298323 -313314 -82459

7) Volume Angkutan
Pengoperasian angkutan kereta api di DAOP 6 Yogyakarta
dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Angkutan penumpang, permintaan angkutan penumpang
kereta api saat ini dapat dilayani dengan:
(1) Kereta api angkutan penumpang berjadwal, yaitu
angkutan penumpang dengan kereta api antarkota atau
angkutan kota, beroperasi setiap dan/atau hari tertentu
dalam trayek dan jadwal tetap dan teratur berdasarkan
GAPEKA. Kereta api penumpang berjadwal dapat dilayani
dengan kereta jarak jauh, KRL, KRDE, atau KA Lokal
(2) Kereta api angkutan penumpang tidak terjadwal,
merupakan angkutan orang dengan kereta api antarkota
atau angkutan kota dengan trayek dan jadwal yang tidak
tetap dan tidak teratur pada jaringan pelayanan yang
telah ditetapkan berdasarkan MALKA dan WAM.
Pelayanan angkutan penumpang Daop 6 Yogyakarta terdiri
dari pelayanan KA eksekutif, KA Bisnis, KA Ekonomi dan KA Lokal
(KRL dan KRDE)
b) Angkutan barang, jenis angkutan barang di DAOP 6
Yogyakarta saat ini dibagi menjadi:
(1) Kereta api angkutan barang berjadwal, yaitu angkutan
barang dengan kereta api antarkota yang beroperasi
setiap dan/atau hari tertentu dalam trayek dan jadwal
tetap dan teratur berdasarkan GAPEKA. Kereta api
angkutan barang berjadwal dapat dilayani dengan
kereta api barang cepat, kereta api barang biasa, kereta
api barang campuran
(2) Kereta api angkutan barang tidak berjadwal, yaitu
angkutan barang dengan kereta api antarkota yang
beroperasi dengan jadwal tidak tetap yang berdasarkan
MALKA) dan WAM.

Tabel Volume Penumpang KRL tahun 2021

Bulan Jenis KA Jumlah


JAN KRL 1.227
FEB KRL 99.239
MAR KRL 196.264
APR KRL 179.932
MEI KRL 175.669
JUN KRL 190.724
JUL KRL 45.697
AUG KRL 47.906
SEP KRL 105.780
OKT KRL 182.724
NOV KRL 219.696
DES KRL 290.627
Total 1.735.485

Tabel Volume Penumpang KRL tahun 2022

Bulan Jenis KA Jumlah


JAN KRL 286.175
FEB KRL 222.633
MAR KRL 263.990
APR KRL 227.535
MEI KRL 440.226
JUN KRL 423.600
JUL KRL 448.655
AUG KRL 342.783
SEP KRL 384.835
OKT KRL 447.559
NOV KRL 379.532
DES KRL 506.427
Total 4.373.950

Tabel Volume Penumpang KA Bandara YIA tahun 2021

Bulan Jenis KA Jumlah


SEP KA Bandara YIA 12.555
OKT KA Bandara YIA 21.215
NOV KA Bandara YIA 34.172
DES KA Bandara YIA 77.911
Total 145.853

Tabel Volume Penumpang KA Bandara YIA tahun 2022

Bulan Jenis KA Jumlah


JAN KA Bandara YIA 82.746
FEB KA Bandara YIA 65.925
MAR KA Bandara YIA 82.139
APR KA Bandara YIA 75.967
MEI KA Bandara YIA 106.302
JUN KA Bandara YIA 98.133
JUL KA Bandara YIA 109.331
AUG KA Bandara YIA 115.991
SEP KA Bandara YIA 120.645
OKT KA Bandara YIA 133.078
NOV KA Bandara YIA 139.725
DES KA Bandara YIA 172.071
Total 1.302.053

Anda mungkin juga menyukai