Anda di halaman 1dari 8

NAMA : AZMAN

NOTAR 2201059
KELAS : TD 2.18
DOSEN : SAHAR ANDIKA. MH
MATA KULIAH : PERUNDANG-UNDANGAN TRANSDAR II

SARANA PRASARANA PERKERETAAPIAN


RESUME PERTEMUAN 3
1. DASAR HUKUM
a. UU No.23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian
b. PP No 33 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan bidang perkeretaapian

2. PENGERTIAN
a. UU No.23 Tahun 2007 pasal 1 ayat (1) Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem
yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria,
persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api
b. UU No.23 Tahun 2007 pasal 1 ayat (2) Kereta api adalah sarana perkeretaapian
dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana
perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait
dengan perjalanan kereta api.
c. UU No 56 Tahun 2009 Pasal 1 ayat ( 11 ) Prasarana perkeretaapian adalah jalur
kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat
dioperasikan.
d. UU No 56 Tahun 2009 Pasal 1 ayat ( 12 ) Jalur kereta api adalah jalur yang terdiri
atas rangkaian petak jalan rel yang meliputi ruang manfaat jalur kereta api, ruang
milik jalur kereta api, dan ruang pengawasan jalur kereta api, termasuk bagian atas
dan bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api
e. SUBSTANSI

Prasarana Perkeretaapian U U No 23 Tahun 2007

BAB VI
PRASARANA PERKERETAAPIAN

 Pasal 35 ( Ayat 1 )
Prasarana perkeretaapian umum dan perkeretaapian khusus meliputi :
a. jalur kereta api;
b. stasiun kereta api; dan
c. fasilitas operasi kereta api.
 Pasal 35 ( Ayat 3 )
Stasiun kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berfungsi sebagai
tempat kereta api berangkat atau berhenti untuk melayani :
a. naik turun penumpang;
b. bongkar muat barang; dan/atau
c. keperluan operasi kereta api.
 JALUR KERETA API
 Pasal 36
Jalur kereta api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) huruf a meliputi:
a. ruang manfaat jalur kereta api;
b. ruang milik jalur kereta api; dan
c. ruang pengawasan jalur kereta api.

Ruang manfaat jalur kereta untuk jalan rel pada permukaan tanah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) huruf a diukur dari sisi terluar
jalan rel beserta bidang tanah di kiri dan kanannya yang digunakan untuk
konstruksi jalan rel termasuk bidang tanah untuk penempatan fasilitas operasi
kereta api dan bangunan pelengkap lainnya. Batas ruang manfaat jalur kereta api
untuk jalan rel pada permukaan tanah yang masuk terowongan diukur dari sisi
terluar konstruksi
terowongan. Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan rel pada permukaan
tanah yang berada di jembatan diukur dari sisi terluar konstruksi jembatan.

o Rumaja memiliki lebar yang tergantung pada konstruksi rel nya


o Rumija lebarnya sekurang-kurang 6 m , sesuai dengan PP No 56 Tahun 2009
o Ruwasja lebarnya sekurang-kurangnya 9 m, sesuai dengan PP No. 56
tahun 2009

Keterangan Batas Ruang:


a. As Track - Rumaja : Ukuran Tergantun Konstruksi.
b. Rumaja - Rumija : 6 m.
c. Rumija - Ruwasja : 9 m.

 Pasal 49 (1)
Jalur kereta api untuk perkeretaapian umum membentuk satu kesatuan
jaringan jalur kereta api.
 Pasal 49 (2)
Jalur kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. jaringan jalur kereta api nasional yang ditetapkan dalam rencana induk
perkeretaapian nasional;
b. jaringan jalur kereta api provinsi yang ditetapkan dalam rencana induk
perkeretaapian provinsi; dan
c. jaringan jalur kereta api kabupaten/kota yang ditetapkan dalam rencana induk
perkeretaapian kabupaten/kota.

penyelenggaraan jalur kereta api dioperasikan oleh pihak lain,


penyelenggaraannya harus dilakukan atas dasar kerja sama antara penyelenggara
prasarana dan pihak lain tersebut. Jalur kereta api khusus yang jaringannya
melebihi satu provinsi ditetapkan oleh Pemerintah. Jalur kereta api khusus yang
jaringannya melebihi 1 (satu) wilayah kabupaten/kota dalam provinsi ditetapkan
oleh pemerintah provinsi. Jalur kereta api khusus yang jaringannya dalam wilayah
kabupaten/kota ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/ kota.

 STASIUN KERETA API


 Pasal 54 (1)
Stasiun kereta api untuk keperluan naik turun penumpang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 ayat (3) huruf a paling rendah dilengkapi dengan fasilitas:
a. keselamatan;
b. keamanan;
c. kenyamanan;
d. naik turun penumpang;
e. penyandang cacat;
f. kesehatan; dan
g. fasilitas umum.
 Pasal 54 (2)
Stasiun kereta api untuk keperluan bongkar muat barang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 ayat (3) huruf b dilengkapi dengan fasilitas:
a. keselamatan;
b. keamanan;
c. bongkar muat barang
d. fasilitas umum.

Pasal 56 ayat 1 Stasiun di kelompokan menjadi beberapa kelas diantaranya


kelas besar, kelas sedang dan kelas kecil. Pengelompokan kelas stasiun kereta api
berdasarkan fasilitas operasi, frekuensi lalu lintas, jumlah penumpang, jumlah
barang, jumlah jalur dan fasilitas penunjang

 FASILITAS PENGOPERASIAN PERKERETAPIAN


Fasilitas Pengoperasian Kereta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1)
huruf c meliputi:
a. peralatan persinyalan;
b. peralatan telekomunikasi;
c. instalasi listrik
 Pasal 60 ( 1 ) Peralatan persinyalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59
huruf a berfungsi sebagai:
a. petunjuk;
b. pengendali.
 Pasal 60 ( 2 ) Peralatan persinyalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari:
a. sinyal;
b. tanda;
c. marka
Peralatan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 huruf b
berfungsi sebagai penyampai informasi dan/atau komunikasi bagi kepentingan
operasi perkeretaapian.
 Pasal 63 ( 2 ) Instalasi listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
untuk:
a. menggerakkan kereta api bertenaga listrik;
b. memfungsikan peralatan persinyalan kereta api yang bertenaga listrik;
c. memfungsikan peralatan telekomunikasi
d. memfungsikan fasilitas penunjang lainnya.

Penyelenggara prasarana perkeretaapian wajib melakukan perawatan


agar prasaran tetap laik operasi , perawatan di lakukan berkala dan perbaikan
untuk mengembalikan fungsi nya, perawatan prasaran wajib standar dan tata
cara perawatan yang sudah di tetapkan oleh mentri dan wajib di laksakan oleh
tengata yang memenuhi syarat dan kualifikasi

Dalam Penyelenggaraan prasarana menurut PP NO 33 2021 Badan


usaha wajib memenuhi perizinan dalam penyelengggaraan prasaran di
antaranya izin usaha,izin Pembangunan dan izin operasi. Badan usaha dapat
berbentuk badan usaha milik negara badan usaha milik daerah dan badan
hukum Indonesia

Sebelum tahun 1992 pembinaan prasarana perkeretaapian dijadikan 1


dan dilakukan oleh pemerintah melalui DJKA. Setelah 1992 penyelenggaraan
dilakukan oleh Badan Hukum, bisa sarana saja, prasarana saja atau keduanya,
jika tidak ada yang mau maka akan dilakukan oleh pemerintah. Untuk sarana
oleh PT KAI. Untuk prasaran tanggung jawab masih dilakukan oleh
pemerintah karena Badan Hukum masih belum. ada yang mau.
penyelenggaraan perkeretaapian untuk sarana dan prasarana dapat
terpisah, sarana saja atau prasarana saja. Namun juga dapat dilakukan dua-
duanya oleh satu badan penyelenggara atau dua badan penyelenggara terpisah.
Untuk saat ini, penyelenggara dilakukan oleh pemerintah yang dilaksanakan
oleh bumn, yaitu PT KAI untuk sarananya. Sedangkan prasarana tetap menjadi
tanggung jawab pemerintah yang peraturannya dikerjakan oleh PT KAI dengan
bumn pemerintah dengan skema IMO, TAC dan PSO.
Adapun yang dimaksud dengan:
IMO → Infrastructure Maintenance and Operation → Biaya perawatan prasarana
TAC → Track Access Charge → Biaya penggunaan prasarana oleh operator kereta
api
PSO → Passenger Service Obligation → Subsidi biaya kepada operator yang untuk
angkutan tanggung jawab pemerintah.

f. KESIMPULAN

Prasaran perkeretaapian terdiri dari jalur kereta, stasiun kereta api dan fasilitas
pengoperasian , jalur kereta api terdiri dari rumaja, rumija dan ruwasja. Penyelenggaraan
prasaran perkereraapian di atur dalam UU Nomor 23 tahun 2007 dimana sarana
perkeretaapian terdiri dari jalur kereta api , stasiun kereta api dan fasilitas pengoperasian
kereta. Jalur kereta terdiri dari ruang manfaat jalur kereta, ruang milik jalur kereta dan
ruang pengawas jalur kereta.
Penetapan jalur kereta di lakukan sesuai dengan kelas yang di mana jalur kereta
nasional di tetapkan oleh rencana induk perkeraapian nasioanl, jalur kereta provinsi di
tetapkan oleh rencana induk provinsi dan jalur kereta kabupaten di tetapkan oleh rencana
induk kabupaten. Stasiun kereta api di kelompokan menjadi beberapa kelas diantaranya
kelas besar, kelas sedang dan kelas kecil. Pengelompokan kelas stasiun kereta api
berdasarkan fasilitas operasi, frekuensi lalu lintas, jumlah penumpang, jumlah barang,
jumlah jalur dan fasilitas penunjang. Fasilitas Pengoperasi terdiri dari peralatan
persinyalan, peralatan telekomunikasi dan instalasi listrik.
Penyelenggara prasarana perkeretaapian wajib melakukan perawatan agar
prasarana tetap laik operasi , perawatan di lakukan berkala dan perbaikan untuk
mengembalikan fungsi nya, perawatan prasaran wajib standar dan tata cara perawatan
yang sudah di tetapkan oleh mentri dan wajib di laksakan oleh tenaga yang memenuhi
syarat
dan kualifikasi. Prasarana di lakukan oleh Badan Usaha yang memenuhi syarat izin usaha,
izin Pembangunan dan izin operasi

Anda mungkin juga menyukai