HUKUM PENGANGKUTAN
Pengangkutan Dengan Kereta Api
Kebutuhan Pengangkutan Kereta
Api di Indonesia
KEADAAN GEOGRAFIS
MENUNJANG PEMBANGUNAN
Kenyamanan
Peningkatan Fasilitas / Alih Tekonologi
Perawatan:
a. Jalan Rel
b. Aset Tanah
c. Prasarana
Pelayanan Prima
Keselamatan Perjalanan
Kecepatan/Ketepatan waktu
Kemudahan Layanan
Kenyamanan
Permasalahan
1. Penyediaan & perawatan fasilitas (sarana &
prasarana) oleh pemerintah;
2. Kegiatan penyelenggaraan prasarana dan
sarana; dan
3. Perjanjian pengangkutan (operator &
pengguna);
4. Hak dan kewajiban para pihak (operator,
pengguna jasa);
5. Asuransi dan ganti kerugian.
Sarana & Prasana KA
• Prasarana: • Sarana:
Jalur kereta api, stasiun kendaraan yang dapat
kereta api, dan fasilitas bergerak di jalan rel.
operasi kereta api agar (Pasal 1 ayat 9)
kereta api dapat
dioperasikan.
(Pasal 1 ayat 3)
Tugas Pemerintah
1. Prasarana 2. Sarana
Pasal 18: Pasal 25:
Penyelenggaraan prasarana Penyelenggaraan sarana
perkeretaapian umum perkeretaapian umum
meliputi kegiatan: sebagaimana dimaksud
a. pembangunan dalam Pasal 17 ayat (1)
prasarana; huruf b meliputi kegiatan:
b. pengoperasian a. pengadaan sarana;
prasarana;
b. pengoperasian sarana;
c. perawatan prasarana;
c. perawatan sarana; dan
dan
d. pengusahaan sarana.
d. pengusahaan prasarana
Penyelenggaraan Prasarana
• Prasarana perkeretaapian umum dan
perkeretaapian khusus diselenggarakan oleh
Pemerintah (Pasal 35);
• Prasarana KA harus diuji dan diberikan
sertifikat uji kelaikan yang dilakukan oleh
Pemerintah dan dapat dilimpahkan kepada
badan hukum atau lembaga yang mendapat
akreditasi dari Pemerintah. (Pasal 68);
Penyelenggaraan Sarana KA
• Harus dilakukan oleh Badan Usaha, baik sendiri-
sendiri atau bekerja sama;
• Apabila tidak ada Badan Usaha, maka Pemerintah
dan Pemerintah Daerah lah yang harus
menyelenggarakan Sarana KA.
• Untuk menyelenggarakan Sarana KA, suatu Badan
Usaha harus memiliki:
a. Izin Usaha;
b. Izin Operasi.
(seluruh izin diterbitkan oleh Pemerintah)
Tanggung Jawab Penyelenggara Prasarana
Perkeretaapian
Pasal 87:
a. Penyelenggara prasarana bertanggung jawab kepada
Penyelenggara Sarana Perkeretaapian dan pihak ketiga atas
kerugian berupa: harta benda, luka-luka, atau meninggal
dunia, sebagai akibat kecelakaan yang disebabkan kesalahan
pengoperasian prasarana perkeretaapian;
b. Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian bertanggungjawab
terhadap Petugas Prasarana Perkeretaapian yang mengalami
luka-luka, atau meninggal dunia;
c. Tanggungjawab terbatas hanya pada sejumlah kerugian
nyata yang dialami.
Kewajiban Penyelenggara Prasana KA
a. Merawat prasarana perkeretaapian agar tetap laik
operasi yang meliputi perawatan berkala dan
perbaikan untuk mengembalikan fungsinya (Pasal
65);
b. Memenuhi standar dan tata cara perawatan yang
ditetapkan oleh Menteri;
c. Perawatan prasarana wajib dilakukan oleh tenaga
yang memenuhi syarat dan kualifikasi yang
ditetapkan oleh Menteri.
d. Menempatkan tanda-tanda di jalur kereta api
secara lengkap dan jelas; (Pasal 47 dan Pasal 81)
Hak Penyelenggara Prasarana
Pasal 90:
a. mengatur, mengendalikan, dan mengawasi perjalanan kereta api;
b. menghentikan pengoperasian sarana perkeretaapian apabila dapat
membahayakan perjalanan kereta api;
c. melakukan penertiban terhadap pengguna jasa kereta api yang
tidak memenuhi persyaratan sebagai pengguna jasa kereta api di
stasiun;
d. mendahulukan perjalanan kereta api di perpotongan sebidang
dengan jalan; e. menerima pembayaran dari penggunaan prasarana
perkeretaapian; dan
e. menerima ganti kerugian atas kerusakan prasarana perkeretaapian
yang disebabkan oleh kesalahan Penyelenggara Sarana
Perkeretaapian atau pihak ketiga.
Kesimpulan
Peluang besar angkutan kereta api didukung oleh
beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh moda
angkutan lainnya, antara lain: hemat energi, hemat
lahan, bersahabat dengan lingkungan, tingkat
keselamatan yang relatif lebih tinggi, mampu
mengangkut dalam jumlah yang besar & massal, serta
adaptif terhadap perkembangan teknologi terkini.
Oleh karena itu kereta Api dapat menjadi moda
angkutan yang sangat relevan untuk dikembangkan,
terutama di kota-kota yang padat.
Manfaat dalam skala nasional dari pengembangan
perkeretaapian di Indonesia dapat disebutkan
sebagai berikut:
1. Menekan Kerusakan Jalan Raya;
2. Menekan Kepadatan Lalulintas Jalan Raya;
3. Menekan biaya angkutan & distribusi logistik
nasional, sehingga mampu menekan biaya
produksi dan membuka peluang kompetisi
ekspor;
4. Optimalisasi kapasitas angkut KA yang selama ini
masih “idle capacity" khususnya untuk KA
Barang.
Peraturan perundangan yang mendukung
seluruh kegiatan penyelenggaraan
perkeretaapian di Indonesia pun telah banyak
mengalami peningkatan, sehingga diharapkan
seluruh kegiatan penyelenggaraan prasarana dan
sarana tidak lagi terkendala, terutama dalam
pengembangan rute dan bisnisnya.