Anda di halaman 1dari 20

Pertemuan 12

HUKUM PENGANGKUTAN
Pengangkutan Dengan Kereta Api
Kebutuhan Pengangkutan Kereta
Api di Indonesia

KEADAAN GEOGRAFIS

MENUNJANG PEMBANGUNAN

MENDEKATKAN DESA & KOTA

PERKEMBANGAN ILMU &TEKNOLOGI


ANGKUTAN KERETA API
• Mampu mengangkut muatan dalam jumlah yang besar;
• Mampu menempuh jarak yang jauh;
• Jadwal perjalanan dengan frekuensi tinggi dapat
dilaksanakan;
• Jarang sekali terjadi kepadatan karena semua fasilitas
dimiliki oleh satu perusahaan, sehingga penyediaan jasa
lebih terjamin kelancarannya;
• Dapat memberikan tingkat pelayanan yang lebih baik
dibandingkan dengan bus.
SUMBER HUKUM
1. UU No. 23 Tahun 2007
tentang Perkeretaapian.
2. PP No. 56 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Perkeretaapian.
3. PP No. 72 Tahun  2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Kereta api.
Jenis Pengangkutan Kereta Api

Kereta Api Barang Kereta Api Pengguna Jasa


Angkutan Orang/Pengguna Jasa
• Dilakukan dengan menggunakan kereta, namun
dalam keadaan tertentu pengangkutan orang dapat
dilakukan dengan gerbong (Pasal 130) dan wajib
memperhatikan keselamatan dan fasilitas minimal;
• Pengangkutan orang dilaksanakan dengan
menyediakan fasilitas Kegiatan turun naik, ruang
tunggu dan fasilitas khusus serta kemudahan bagi
penyandang cacat, wanita hamil, anak di bawah
lima tahun, orang sakit dan orang lanjut usia (Pasal
131).
Angkutan Barang
1.Angkutan barang dengan kereta api dilakukan dengan menggunakan gerbong {Pasal 139 ayat (1)}
2.Angkutan barang terdiri atas sebagai berikut:
a. Barang umum
b. Barang khusus
c. Bahan berbahaya dan beracun
d. Limbah bahan berbahaya dan beracun {Pasal 139 ayat (2)}.
3.Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan pengangkutan umum dan khusus yaitu :
a. Pemuatan, penyusunan dan pembongkaran barang pada tempat-tempat yang telah ditetapkan
sesuai klasifikasinya.
b. Keselamatan dan keamanan barang yang diangkut.
c. Gerbong yang digunakan sesuai dengan klasifikasi barang yang diangkut.
4.Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan pengangkutan bahan dan limbah
berbahaya serta beracun yaitu:
a. Memenuhi persyaratan dan keselamatan sesuai dengan sifat bahan berbahaya dan beracun
yang diangkut.
b. Menggunakan tanda sesuai dengan sifat bahan berbahaya dan beracun yang diangkut.
c. Menyertakan petugas yang memiliki kualifikasi tertentu sesuai dengan sifat bahan berbahaya
dan beracun yang diangkut.  {Pasal 140 ayat (1) dan (2)}.
Fungsi Kereta Api
B. Kereta Api khusus
A.Kereta api Umum
Perkeretaapian yang hanya digunakan
  Perkeretaapian yang digunakan untuk
untuk menunjang kegian pokok badan
melayani angkutan orang dan/atau barang
usaha tertentu dan tidak digunakan untuk
dengan dipungut biaya.  melayani masyarakat umum.
Penyelenggara perkeretaapian khusus
Kereta api umum dibagi menjadi 2 yaitu: adalah badan usaha yang mengusahakan
1.      Perkeretaapian perkotaan penyelenggaraan perkeretaapian
2.      Perkeretaapian antarkota khusus. Serta penyelenggaraannya berupa
sarana dan prasarana. Pengusahaan
sarana dan prasarana perkeretaapian
Sedangkan ketika ditinjau secara tatanan dilakukan berdasarkan norma, standard an
perkeretaapian umum (satu kesatuan kriteria perkeretaapian.
sistem perkeretaapian) dibagi menjadi 3 Badan usaha adalah badan usaha milik
yaitu: Negara, badan usaha milik daerah, atau
1.      Perkeretaapian nasional badan hukum indonesia yang khusus
2.      Perkeretaapian provinsi didirikan untuk perkeretaapian [Pasal 1
ayat (9)}.
3.      Perkeretaapian kabupaten/kota
Pemanfaatan prasarana kereta api harus mem-
pertimbangkan beberapa faktor

 Kenyamanan
 Peningkatan Fasilitas / Alih Tekonologi
 Perawatan:
a. Jalan Rel
b. Aset Tanah
c. Prasarana
 Pelayanan Prima
 Keselamatan Perjalanan
 Kecepatan/Ketepatan waktu
 Kemudahan Layanan
 Kenyamanan
Permasalahan
1. Penyediaan & perawatan fasilitas (sarana &
prasarana) oleh pemerintah;
2. Kegiatan penyelenggaraan prasarana dan
sarana; dan
3. Perjanjian pengangkutan (operator &
pengguna);
4. Hak dan kewajiban para pihak (operator,
pengguna jasa);
5. Asuransi dan ganti kerugian.
Sarana & Prasana KA
• Prasarana: • Sarana:
Jalur kereta api, stasiun kendaraan yang dapat
kereta api, dan fasilitas bergerak di jalan rel.
operasi kereta api agar (Pasal 1 ayat 9)
kereta api dapat
dioperasikan.
(Pasal 1 ayat 3)
Tugas Pemerintah
1. Prasarana 2. Sarana
Pasal 18: Pasal 25:
Penyelenggaraan prasarana Penyelenggaraan sarana
perkeretaapian umum perkeretaapian umum
meliputi kegiatan: sebagaimana dimaksud
a. pembangunan dalam Pasal 17 ayat (1)
prasarana; huruf b meliputi kegiatan:
b. pengoperasian a. pengadaan sarana;
prasarana;
b. pengoperasian sarana;
c. perawatan prasarana;
c. perawatan sarana; dan
dan
d. pengusahaan sarana.
d. pengusahaan prasarana
Penyelenggaraan Prasarana
• Prasarana perkeretaapian umum dan
perkeretaapian khusus diselenggarakan oleh
Pemerintah (Pasal 35);
• Prasarana KA harus diuji dan diberikan
sertifikat uji kelaikan yang dilakukan oleh
Pemerintah dan dapat dilimpahkan kepada
badan hukum atau lembaga yang mendapat
akreditasi dari Pemerintah. (Pasal 68);
Penyelenggaraan Sarana KA
• Harus dilakukan oleh Badan Usaha, baik sendiri-
sendiri atau bekerja sama;
• Apabila tidak ada Badan Usaha, maka Pemerintah
dan Pemerintah Daerah lah yang harus
menyelenggarakan Sarana KA.
• Untuk menyelenggarakan Sarana KA, suatu Badan
Usaha harus memiliki:
a. Izin Usaha;
b. Izin Operasi.
(seluruh izin diterbitkan oleh Pemerintah)
Tanggung Jawab Penyelenggara Prasarana
Perkeretaapian
Pasal 87:
a. Penyelenggara prasarana bertanggung jawab kepada
Penyelenggara Sarana Perkeretaapian dan pihak ketiga atas
kerugian berupa: harta benda, luka-luka, atau meninggal
dunia, sebagai akibat kecelakaan yang disebabkan kesalahan
pengoperasian prasarana perkeretaapian;
b. Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian bertanggungjawab
terhadap Petugas Prasarana Perkeretaapian yang mengalami
luka-luka, atau meninggal dunia;
c. Tanggungjawab terbatas hanya pada sejumlah kerugian
nyata yang dialami.
Kewajiban Penyelenggara Prasana KA
a. Merawat prasarana perkeretaapian agar tetap laik
operasi yang meliputi perawatan berkala dan
perbaikan untuk mengembalikan fungsinya (Pasal
65);
b. Memenuhi standar dan tata cara perawatan yang
ditetapkan oleh Menteri;
c. Perawatan prasarana wajib dilakukan oleh tenaga
yang memenuhi syarat dan kualifikasi yang
ditetapkan oleh Menteri.
d. Menempatkan tanda-tanda di jalur kereta api
secara lengkap dan jelas; (Pasal 47 dan Pasal 81)
Hak Penyelenggara Prasarana
Pasal 90:
a. mengatur, mengendalikan, dan mengawasi perjalanan kereta api;
b. menghentikan pengoperasian sarana perkeretaapian apabila dapat
membahayakan perjalanan kereta api;
c. melakukan penertiban terhadap pengguna jasa kereta api yang
tidak memenuhi persyaratan sebagai pengguna jasa kereta api di
stasiun;
d. mendahulukan perjalanan kereta api di perpotongan sebidang
dengan jalan; e. menerima pembayaran dari penggunaan prasarana
perkeretaapian; dan
e. menerima ganti kerugian atas kerusakan prasarana perkeretaapian
yang disebabkan oleh kesalahan Penyelenggara Sarana
Perkeretaapian atau pihak ketiga.
Kesimpulan
Peluang besar angkutan kereta api didukung oleh
beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh moda
angkutan lainnya, antara lain: hemat energi, hemat
lahan, bersahabat dengan lingkungan, tingkat
keselamatan yang relatif lebih tinggi, mampu
mengangkut dalam jumlah yang besar & massal, serta
adaptif terhadap perkembangan teknologi terkini.
Oleh karena itu kereta Api dapat menjadi moda
angkutan yang sangat relevan untuk dikembangkan,
terutama di kota-kota yang padat.
Manfaat dalam skala nasional dari pengembangan
perkeretaapian di Indonesia dapat disebutkan
sebagai berikut:
1. Menekan Kerusakan Jalan Raya;
2. Menekan Kepadatan Lalulintas Jalan Raya;
3. Menekan biaya angkutan & distribusi logistik
nasional, sehingga mampu menekan biaya
produksi dan membuka peluang kompetisi
ekspor;
4. Optimalisasi kapasitas angkut KA yang selama ini
masih “idle capacity" khususnya untuk KA
Barang.
Peraturan perundangan yang mendukung
seluruh kegiatan penyelenggaraan
perkeretaapian di Indonesia pun telah banyak
mengalami peningkatan, sehingga diharapkan
seluruh kegiatan penyelenggaraan prasarana dan
sarana tidak lagi terkendala, terutama dalam
pengembangan rute dan bisnisnya.

Anda mungkin juga menyukai