Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER

MANAJEMEN ANGKUTAN KERETA API

Disusun Sebagai Tugas Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah Manajemen Angkutan Kereta Api

Dosen Pengampu :

Iwan Eka Putra, ST., M.Kom.

Disusun Oleh:

Ichbal Pangestu Wibowo


NRP 2242001

PROGRAM STUDI S1 TRANSPORTASI


SEKOLAH TINGGI MARITIM YOGYAKARTA
TAHUN 2023

1|MANAJEMEN ANGKUTAN KERETA API


UJIAN AKHIR SEMESTER MANAJEMEN ANGKUTAN KERETA API

1. Jalan rel kereta api atau biasa disebut dengan rel kereta api, merupakan prasarana
utama dalam perkeretaapian dan menjadi ciri khas moda transportasi kereta api.
Ya, karena rangkaian kereta api hanya dapat melintas di atas jalan yang dibuat
secara khusus untuknya, yakni rel kereta api. Rel inilah yang memandu rangkaian
kereta api bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Di bawah ini tipe-tipe rel
berdasarkan berat sebagai berikut :
• 25 Artinya setiap 1 meter rel tersebut memiliki berat 25kg
• 33 Artinya setiap 1 meter rel tersebut memiliki berat 33kg
• 41 Artinya setiap 1 meter rel tersebut memiliki berat 41kg
• 50 Artinya setiap 1 meter rel tersebut memiliki berat 50kg
• 54 Artinya setiap 1 meter rel tersebut memiliki berat 54kg
• 60 Artinya setiap 1 meter rel tersebut memiliki berat 60kg
2. Persinyalan kereta api adalah seperangkat fasilitas yang berfungsi untuk
memberikan isyarat berupa bentuk, warna atau cahaya yang ditempatkan pada
suatu tempat tertentu dan memberikan isyarat dengan arti tertentu untuk mengatur
dan mengontrol pengoperasian kereta api. Berikut macam-macam persinyalan :
• Sinyal mekanik
Adalah perangkat sinyal yang digerakkan secara mekanik, di sini ada papan/lengan
semapur yang dinaikkan dan diturunkan untuk memberi perintah kepada masinis
kereta api. Sistem ini masih digunakan di Indonesia pada lintasan dengan frekuensi
yang rendah namun mulai ditinggalkan dan digantikan dengan sistem yang lebih
modern.
• Sinyal mekanik dengan blok elektro mekanik

Hampir sama dengan sinyal mekanis namun lengan semapur dinaikkan dan
diturunkan dengan perangkat elektro mekanis. Peralatan sinyal antar stasiun satu
dengan lainnya dihubungkan oleh perangkat blok (kunci elektrik) untuk mencegah
pemberian indikasi aman saat jalur kereta sedang terisi. Urutan pemasangan sinyal:

1. Sinyal muka (semapur atau lampu elektrik)

2|MANAJEMEN ANGKUTAN KERETA API


2. Sinyal masuk (semapur)
3. Sinyal keluar (semapur)

• Sinyal elektrik

Sinyal elektrik adalah isyarat lampu seperti halnya lampu lalu lintas untuk mengatur
jalan tidak jalannya kereta api. Pada sistem persinyalan elektrik warna lampu:

• menunjukkan indikasi tidak aman (warna merah), sehingga kereta api harus
berhenti
• menunjukkan indikasi hati-hati (warna kuning), sehingga harus mengurangi
kecepatan dan siap untuk berhenti
• menunjukkan indikasi aman (warna hijau)

Untuk menghindari bola lampu putus, biasanya digunakan dua pasang lampu atau
setiap aspek dipasangi 2 lampu, sedang perkembangan terakhir yang sudah mulai
digunakan di Indonesia adalah penggunaan lampu LED.

3. Tata cara pemberangkatan Kereta Api Penumpang terdapat pada PM 121 Tahun
2017 Bagian ke 3
Persiapan dan Perjalanan Kereta Api
Pasal 15

(1) Penyelenggara sarana perkeretaapian harus mempersiapkan perjalanan kereta


api sesuai sistem pengoperasian sarana perkeretaapian.
(2) Persiapan perjalanan kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
penyelenggara sarana perkeretaapian sistem pengoperasian manual
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a dan huruf b harus:
a. Menyiapkan sarana perkeretaapian dengan atau tanpa rangkaiannya;
b. Menyiapkan awak sarana perkeretaapian;
c. Memeriksa sarana perkeretaapian;
d. Menyediakan waktu kereta api sesuai dengan jalur yang terjadwal di stasiun
e. Memasang tanda; dan

3|MANAJEMEN ANGKUTAN KERETA API


f. Menyiapkan dokumen perjalanan kereta api.
(3) Persiapan perjalanan kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
penyelenggara sarana perkeretaapian sistem otomatis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 huruf c, huruf d, dan huruf e harus:
a. Menyiapkan sarana perkeretaapian dengan atau tanpa rangkaiannya;
b. Menyiapkan awak sarana perkeretaapian apabila ada; dan
c. Memeriksa sarana perkeretaapian.
(4) Penyiapan sarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat
(3) huruf a, meliputi kegiatan:
a. Menyiapkan lokomotif, kereta atau gerbong, kereta dengan penggerak
sendiri, atau peralatan khusus yang telah dinyatakan laik operasi dan
dibuktikan dengan sertifikat kelaikan; dan
b. Menentukan susunan rangkaian sarana perkeretaapian untuk dirangkai oleh
penyelenggara prasarana perkeretaapian menjadi rangkaian kereta api yang
akan berangkat sesuai dengan persyaratan teknis operasi untuk
keselamatan perjalanan kereta api.
(5) Penyiapan awak sarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3) huruf b, paling sedikit meliputi kegiatan:
a. Memeriksa sertifikat kecakapan;
b. Memeriksa kesehatan; dan
c. Memberi surat tugas.
(6) Pemeriksaan sarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3) huruf c, paling sedikit meliputi pemeriksaan terhadap:
a. Perangkat pengereman;
b. Peralatan keselamatan;
c. Peralatan perangkai; dan
d. Kelistrikan.
Pasal 16
(1) Penyelenggara prasarana perkeretaapian dapat menjalankan kereta api setelah
penyelenggara sarana perkeretaapian melakukan persiapan perjalanan kereta
api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.

4|MANAJEMEN ANGKUTAN KERETA API


(2) Perjalanan kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. Pemberangkatan kereta api dari stabling/depo;
b. Perjalanan kereta api dari stabling/depo ke stasiun keberangkatan;
c. Pemberangkatan kereta api dari stasiun keberangkatan;
d. Perjalanan kereta api dari stasiun keberangkatan ke stasiun tujuan atau
stasiun akhir;
e. Kedatangan kereta api di stasiun tujuan atau stasiun akhir;
f. Perjalanan dari stasiun akhir ke stabling/depo;
g. Kedatangan kereta api di stabling/depo.

4. Menurut pandangan penulis,


Dengan menyempurnakan model yang sudah ada di Jakarta, mungkin sudah
cukup. Dengan mengandalkan MRT, LRT dan sejenisnya untuk jarak jauh utama
dalam kota, lalu menggunakan bus untuk menjangkau jalur-jalur yang lebih
pinggir, mobilitas warga dapat terakomodir.
Karena kotanya belum dibangun, peta koneksi yang bisa disediakan
harusnya bisa jauh lebih baik karena mengusung konsep SMART CITY dan
FOREST CITY mencakup semua wilayah penting di Ibukota baru (IKN). Peran
bus / angkutan kota yang bisa diandalkan dari jumlah armadanya dan ketepatan
waktunya sangat diharapkan.
Sangat penting untuk merubah sistem kendaraan masal seperti Bus yaitu
keberangkatan armada berdasarkan jadwal / waktu keberangkatan bukan
berdasarkan jumlah penumpang agar koneksi yang baik bisa di andalkan.
Kehadiran Ojek Online dan Taksi Online di ibu kota baru pasti juga tidak bisa
dihindari, sehingga pemerintah harus menerapkan regulasi yang tepat agar tidak
ada perselisihan antara ojek/taksi online dengan ojek/taksi konvensional seperti
yang sering terjadi di beberapa kota di Indonesia.
Semoga transportasi ibukota baru dapat berkembang dengan manusiawi.

“ SEKIAN DAN TERIMAKASIH “

5|MANAJEMEN ANGKUTAN KERETA API

Anda mungkin juga menyukai