TAWURAN DANGDUT
Kelompok 2 :
7. Meilina (20)
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kamu panjatkan kehadirat Allah SWT karena oleh Rahmat dan karunia-Nya lah tugas
ini dapat kami selesaikan dengan sebaik-baiknya.
Adapun tugas ini merupakan "Laporan Hasil Wawancara" untuk memenuhi nilai mata pelajaran
Sosiologi, yang kami buat setelah kami wawancara langsung di Koramil Pamotan dengan narasumber
terkait. Topik yang dipilih adalah "Tawuran Dangdut" dengan seorang TNI sebagai narasumber.
Terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini, baik
dari orang tua, guru, teman-teman, narasumber terkait, dan pihak-pihak lain yang telah turut
membantu. Tanpa bantuannya mungkin saja tugas ini tidak dapat terselesaikan seperti saat ini
Demikian kata pengantar dari kami, mohon maaf bila ada kesalahan dalam penyusunan laporan kami.
Kritik dan saran tidak henti-hentinya kami tunggu untuk kesempurnaan tugas ini. Atas perhatiannya
kami ucapkan terimakasih
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
A. Waktu Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
D. Pedoman Wawancara
E. Dokumentasi Wawancara
A. Profil Informan
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tawuran dangdut dapat dikategorikan sebagai bentuk perilaku menyimpang karena tidak sesuai dengan
norma yang ada dimasyarakat dan perbuatan tersebut juga dapat merugikan orang lain serta melanggar
hukum yang berlaku. Perilaku menyimpang yang kerap terjadi dan kerap dilakukan terkait dengan
tawuran dangdut adalah minum-minuman alkohol, dendam yang dibawa ke dangdut, aksi saling
senggol-senggolan, dan lain sebagainya. Konflik sosial merupakan pertentangan atau adanya gesekan di
dalam masyarakat yang dialami individu dengan individu, individu dengan kelompok serta kelompok
dengan kelompok, maupun konflik yang ada dalam diri individu itu sendiri. Konflik dan masyarakat
bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan karena konflik dapat menghasilkan integrasi dan
sebaliknya. Tawuran adalah suatu bentuk konflik dengan kekerasan antara dua kelompok atau lebih,
dimana dalam melakukan kekerasan masing-masing menggunakan peralatan untuk menghancurkan
manusia atau lawannya. Tawuran antara dua kelompok yang dibedakan oleh batas wilayah, adat
istiadat, dan kebudayaan yang berada dimana solidaritas kelompok timbul karena adanya hubungan
persaudaraan atau hubungan darah dan sejarah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka, tujuan yang hendak dicapai peneliti adalah :
1. Untuk mengetahui latar belakang terjadinya tawuran yang terjadi di arena dangdut.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut :
2. Mengetahui secara kritis tentang sebab akibat terjadinya tawuran dalam dangdut.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Berbagi pembahasan serta hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan
wawasan, dan dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
permasalahan terkait.
2. Sebagai pembelajaran untuk bertindak atau menangani jika terjadi tawuran di sekitar area
dangdut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Tawuran merupakan suatu bentuk konflik dengan kekerasan antara dua kelompok atau lebih, dimana
dalam melakukan kekerasan masing-masing menggunakan peralatan untuk menghancurkan manusia
atau lawannya. Tawuran antara dua kelompok yang dibedakan oleh batas wilayah, adat istiadat dan
kebudayaan yang berada dimana solidaritas kelompok timbul karena adanya hubungan persaudaraan
atau hubungan darah dan sejarah. Tawuran dapat dikategorikan sebagai bentuk kenakalan remaja atau
juvenile delinquency, juvenile diambil dari bahasa latin juvenilis yang artinya anak muda, sedangkan
delinquency berasal dari bahasa latin delinquere yang berarti terabaikan. Kartono (1998) menjelaskan
juvenile delinquency adalah kenakalan remaja yang merupakan gangguan perilaku sosial yang
disebabkan pengabaian sosial, sehingga mereka berperilaku menyimpang. Tawuran dangdut adalah
perkelahian yang dilakukan antar kelompok remaja laki-laki dalam bentuk kekerasan. Tindakan
kekerasan bisa diartikan sebagai kekerasan fisik atau kekerasan secara lisan, kekerasan fisik dilakukan
secara langsung.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian dalam jurnal ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu
penelitian berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah dimana peneliti sebagai instrumen kunci dengan pengambilan sampel sumber data digunakan
secara purposive, teknik pengumpulan data dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif dan
kuantitatif.
Data yang digunakan dalam jumlah ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Sumber data
primer diperoleh dari hasil pengumpulan informasi yang dilakukan secara langsung melalui observasi
dan wawancara.
A. Waktu Penelitian
Penelitian tentang konflik sosial tawuran dangdut di Desa Pamotan yang dilaksanakan pada hari
Sabtu, 4 Maret 2023.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor Koramil 09/Pamotan. Pemilihan tempat ini karena adanya bapak
TNI yang biasanya mengatasi konflik sosial tawuran dangdut.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian wawancara konflik sosial tawuran dangdut, kali ini yang menjadi subjek
(informan) yaitu bapak Ahmadi yang sekarang sedang menjabat sebagai Serda Koramil
09/Pamotan.
D. Pedoman Wawancara
Sebelum melakukan wawancara langkah pertama yang dilakukan yaitu mempelajari masalah yang
berkaitan dengan tawuran dangdut, langkah kedua yaitu menyusun daftar atau garis besar
pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber sebagai berikut :
Setelah dirasa pertanyaan cukup dan sesuai dengan topik maka selanjutnya yaitu menentukan
narasumber, jika dirasa semua sudah maka selanjutnya yaitu membuat janji kepada narasumber
dengan cara memberikan surat izin wawancara kepada beliau.
E. Dokumentasi Wawancara
Berikut adalah dokumentasi yang telah kita susun dalam bentuk video dokumenter
https://youtu.be/_x4MV9ft7mk
(Ket: proses wawancara di ruangan Koramil Kecamatan Pamotan yang dilakukan oleh pewawancara
dan narasumber.)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil Informan
Informan dalam penelitian ini adalah Bapak Ahmadi yang menjabat sebagai Serada di Koramil
09/Pamotan. Selama Bapak Ahmadi mengabdi sering kali terjadi tawuran dalam dangdut.
Faktanya yang lebih parah pelakunya rata-rata adalah anak dibawah umur (pelajar).
Banyak anak dibawah umur (pelajar) menjadi pelaku tawuran, hal ini disebabkan karena di
usianya yang masih muda masih semangat untuk menunjukkan ego atau kekuatannya, dengan
tujuan agar ditakuti oleh kelompok lain dan dianggap kuat, bisa juga karena faktor meminum
minuman keras, bisa karena krisis identitas, dengan perubahan fisik dan psikis remaja yang
cenderung tidak mengetahui jati diri mereka, ketidakmampuan remaja dalam mengenali dirinya
mendorong mereka untuk melakukan segala hal yang belum mereka rasakan dan ketahui,
biasanya dipicu karena pergaulan yang salah.
Dampak yang terjadi pasca tawuran dangdut adalah kerugian fisik, untuk para remaja yang ikut
serta dalam aksi tawuran dangdut kemungkinan akan menjadi korban. Baik cedera ringan, cidere
berat, bahkan bisa sampai kehilangan nyawa. Selain kerugian fisik untuk para remaja yang ikut
serta dalam tawuran dangdut mereka juga akan mengalami hilangnya perasaan peka, toleransi,
tenggang rasa dan saling menghargai. Tidak hanya remaja itu sendiri yang terkena dampaknya
tetapi warga sekitarpun yang merasakan dampak kerugian dari aksi tawuran dangdut tersebut.
Tawuran sendiri dapat menyebabkan psikis yaitu rasa takut warga yang ikut terkena sasaran
tawuran dangdut tersebut, dan dapat juga akan adanya tawuran selanjutnya ketika kelompok
tawuran tersebut bertemu kembali di acara dangdut.
Dampak yang terjadi pasca terjadi tawuran yaitu: kerugian fisik untuk para remaja yang ikut serta
dalam aksi tawuran dangdut kemungkinan akan menjadi korban. Baik cedera ringan, cedera
berat, bahkan biasa sampai kehilangan nyawa. Selain kerugian fisik untuk para remaja yang ikut
serta dalam tawuran dangdut, mereka juga akan mengalami hilangnya perasaan peka, toleransi,
tenggang rasa dan saling menghormati. Tidak hanya remaja itu sendiri yang terkena dampaknya
tetapi juga penonton lain pun merasakan dampak kerugian dari tawuran tersebut berhentinya
acara dangdut saat adanya tawuran terjadi.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan dalam judul yang "Penelitian
Konflik Sosial Tawuran Dangdut" dapat disimpulkan bahwa
a. Tawuran merupakan konflik sosial dengan kekerasan antara 2 kelompok atau kebih,
dimana dalam melakukan kekerasan masing-masing menggunakan peralatan untuk
menghancurkan manusia atau lawannya.
b. Tawaran sama sekali bukan perbuatan positif, karena dapat berdampak pada kerugian
warga sekitar, orang yang memiliki hajat, maupun pelaku tawuran itu sendiri.
c. Kelompok yang mendominasi melakukan tawuran adalah anak dibawah umur yang ingin
menunjukkan bahwa dirinya kuat dan ingin ditakuti oleh masyarakat atau kelompok lain.
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, peneliti memiliki saran-saran yang perlu
disampaikan, diantaranya
Dengan mengetahui adanya dampak negatif tawuran yang dapat dirasakan baik secara
fisik maupun mental, baik bagi pelaku maupun penonton sekitar. Diharapkan agar
kedepannya lebih berhati-hati dalam bertindak dan senantiasa menjaga kedamaian
saat terjadinya dangdut.
b. Bagi Masyarakat
Tetap menjaga keamanan dan sigap terhadap pelaku tawuran agar mereka jera akan
perbuatannya sehingga diharapkan kasus tawuran dapat berkurang dan menbangun
keharmonisan bermasyarakat.