2020/2021
X TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
DISUSUN OLEH: ALBA MALENDIA
ALAN SULAEMAN
FITRI NUR APTIANI
FITRIA SITI NUR KHALIFAH
INE SEVTIANI PUTRI
PANI WIDIYA
RENI SULISTIAWATI
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
‘Hasil Kebudayaan pada Masyarakat Praaksara Tingkat Lanjut; Tradisi Lisan’ ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas guru pada mata
pelajaran Sejarah Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Hasil Kebudayaan pada Masyarakat Praakasara
Tingkat Lanjut bagi para pembaca juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ayu Ajeng selaku guru mata
pelajaran sejarah Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
JUDUL………………..……..…………….………. i
KATA PENGANTAR………...………..…..……… ii
2. JENIS-JENIS FOLKLOR………..……..…..… 4
3. TRADISI LISAN
YANG MASIH LESTARI…………..…....….. 11
PENUTUP……………………..…………....….. 18
iii
HASIL KEBUDAYAAN PADA MASYARAKAT PRAAKSARA TINGKAT
LANJUT: TRADISI LISAN
https://www.google.com/url?
sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwiL48Co7qLnAhUt7HMBHXiZBw8QjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F
%2Fbernas.co.id%2Fkehidupan-sosial-kebudayaan-dan-teknoogi-masa-prasejarah-di-indonesia
%2F&psig=AOvVaw2uXZOmpUUnaq7o0JPJhmD6&ust=1580182867457940
2.
3.
Berikut ini ciri-ciri foklor:
Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan.
Bersifat tradisional, artinya terikat dalam bentuk dan aturan yang
baku.
Bersifat anonim, artinya nama penciptanya tidak diketahui.
Memiliki gaya Bahasa yang suka melebih-lebihkan (hiperbola),
serta sering menggunakan kata- kata klise, misalnya jika ingin
menggambarkan kecantikan seseorang akan dikatakan “wajahnya
bersinar seperti bulan purnama”.
Menggunakan kalimat pembuka dengan kata-kata, “menurut
empunya cerita” atau menurut sahibulhikayat”, dan menutupnya
dengan” … demikianlah mereka hidup berbahagia selamanya …”.
Memiliki fungsi penting dalam kahidupan bersama dalam suatau
masyarakat: selain sebagai hiburan, pendidikan nilai, juga untuk
menyampaikan protes sosial dan bahkan untuk mengungkapkan
keinginan yang terpendam.
Merupakan milik bersama masyarakat pendukungnya.
2. Jenis-jenis folklore
a. Mitos
https://www.google.com/url?
sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjKqfuH8aLnAhUNyzgGHUwFCkYQjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F
%2Fwww.sekolahan.co.id%2Fpengertian-ciri-jenis-fungsi-dan-contoh-mitos-mite-di-indonesia
%2F&psig=AOvVaw3itNGM99SMqZi-56POPcDi&ust=1580183631949440
4.
Mitos (dari kata Bahasa Yunani mythos; Inggris: mithology) adalah
cerita prosa rakyat yang tokohnya para dewa atau makhluk setengah
dewa yang terjadi di dunia lain pada masa lampau dan dianggap benar-
benar terjadi oleh yang empunya certita atau oleh penganutnya.
Mitos umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta,
dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa
dan kisah percintaan mereka, dan sebagainya.
Hampir setiap suku bangsa di Indonesia memiliki mitos, umumnya
terkait dengan asal usul masyarakat tersebut.
b. Legenda
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/2/2a/Jaka-tarub_%281%29.jpg
6.
Contoh lainnya: Sabai nan Aluih dan Sipahit Lidah dari Sumatra,
Si Pitung dan Nyai Dasima dari Jakarta, Lutung Kasarung dari Jawa
Barat, Rara Mendut dan Jaka Tingkir dari Jawa Tengah,
Suramenggolo dari Jawa Timur, serta Jayaprana dan Layonsari dari
Bali.
4. Legenda tempat (lokasi)
Adalah kisah yang berhubungan dengan nama tempat atau bentuk
topografi suatu daerah. Legenda ini berkembang hampir di semua
tempat di Indonesia. Contoh: legenda terjadinya Danau Toba di
Sumatra, legenda Gunung Tangkuban Perahu diJawa Barat, legenda
asal-usul nama kota banyuwangi.
c. Dongeng
https://www.google.com/url?
sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwj7pY6c_aLnAhWISH0KHXJrD2EQjRx6BAgBEAQ&url=https%3A
%2F%2Fthegorbalsla.com%2Fcerita-dongeng
%2F&psig=AOvVaw0miwR1ekBTEq6BbH6Ncplb&ust=1580186917519357
Dongeng adalah cerita fiktif atau imajinatif yang diceritakan turun-
temurun. Di dalam dongeng mungkin kita akan menemukan manusia bisa
terbang atau hewan dapat berbicara.
7.
Umunya dongeng tidak diketahui pengarangnya (anonim). Dongeng
diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga dongeng yang
mengajarkan tentang baik-buruk (ajaran moral) dan bahkan sindiran;
dengan demikian, selain menghibur, dongeng juga merupakan sarana
sosialisasi nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Salah satu jenis dongeng yang terkenal adalah fabel, yaitu dongeng yang
tokoh-tokohnya berupa hewan dengan perilaku seperti manusia.
Contoh dongeng: Si Kancil yang cerdik, Bawang Merah dan Bawang
Putih, Joko Kendil, dan sebagainya.
d. Nyanyian rakyat
https://2.bp.blogspot.com/-K4LTWLrGKUg/URXTsuEdqqI/AAAAAAAAODM/GG1BIobgO0k/s1600/Permainan-
didong-di-Gayo-Aceh.jpg
e. Upacara
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwj8uqP3-
6LnAhUDYysKHQ11CXwQjRx6BAgBEAQ&url=http%3A%2F%2Ftaniadeng.blogspot.com
%2F2009%2F11%2Fevent-upacara-panca-wali-
karma.html&psig=AOvVaw2c5Y5GUFSqlbxSWInDd_lD&ust=1580186572734194
9.
Contoh: upacara penguburan, mendirikan rumah, membuat perahu,
upacara memulai perburuan, dan upacara perkabungan, upacara
pengukuhan kepala suku, upacara sebelum
berperang. Setidaknya ada dua tujuan diadakannya upacara, yakni
sebagai berikut:
Berterima kasih kepada kekuatan-kekuatan yang diyakini telah
memberikan perlindungan dan pertolongan, serta menghindari
amarah kekuatan-kekuatan itu.
Memperkuat keberadaan dan pengakuan akan peran kekuatan-
kekuatan itu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Contoh:
upacara adat Penti di Manggarai, NTT, upacara ‘Kasodo’ oleh
masyarakat Tengger di sekitar Gunung Bromo, upacara’Larung
Samudra’ yaitu melarung makanan ketengah laut,
upacara’Seren Taun’ di daerah kuningan, dan sebagainya.
Ada bermacam-macam upacara, seperti upacara membuat rumah,
upacara kematian/penguburan, upacara perkawinan, pengukuhan
kepala suku, upacara sebelum maju kemedan perang, upacara tolak
bala, dan lain-lainnya. Upacara kematian berawal pada masa praaksara.
Upacara ini muncul ketika manusia pada saat itu menganggap bahwa
orang yang telah mati memiliki kekuatan untuk dimintai pertolongan,
oleh karena tu, mereka lalu memuliakan orang yang meninggal.
10.
a. Wayang
http://2.bp.blogspot.com/-lIOGUtRvd08/Vjm_MCKjjQI/AAAAAAAAAD8/o173lH5GBas/s1600/wayang%2Bkulit.png
11.
Mengapa wayang masih terus bertahan dan dipelihara? Pertunjukan
wayang sarat dengan ajaran moral, lakon dari tokoh-tokoh wayang
yang dihidupkan oleh dalang ini mengandung hiburan, dapat
digunakan sebagai media pendidikan, dan bahkan pada awal
perkembangan islam wayang juga digunakan sebagai media dakwah.
Wayang kulit
Tokoh- tokohnya terbuat dari kulit (kulit sapi ataupun
kambing), dengan tampilan warna-warni yang menarik untuk
menghidupkan karakter tokohnya.
Wayang wong
Tokoh –tokohnya manusia dengan kotum yang sesuai tuntunan
cerita.
Wayang golek
Tokoh-tokohnya dibuat dari kayu, seperti wayang dari Jawa
Barat.
b. Wayang Beber
https://www.google.com/url?
sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwijuujz96LnAhVIfH0KHVLIAUoQjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F
%2Fwww.pinterest.com%2Fpin%2F693835886312707108%2F&psig=AOvVaw2YlHJ-
_KCIeoWUccNqUSYl&ust=1580185425601146
12.
Wayang beber adalah bentuk wayang yang agak berbeda dengan
wayang-wayang yang lain. Wayang beber menggunakan media
gambar yang lakon-lakonnya dilukis diatas kertas (daluang) dengan
ukuran antara 200 x 70 cm, lalu dibentangkan (dibeber). Dalang
kemudian mulai menceritakan kisah yang sudah disiapkan. Wayang
beber tidak melakonkan epos-epos besar seperti Mahabharata dan
Ramayana, tetapi mengambil cerita dari kisah Panji yang terjadi pada
masa Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Kediri (sekitar abad ke-8
hingga awal abad ke-16).
Untuk menghidupkan cerita, baik dalam wayang beber maupun
wayang-wayang lain, dalang dibantu seperangkat gamelan. Dalang
harus mampu mengekspresikan setiap tokoh dalam gambar yang
dibeberkan tersebut. Sementara itu, suasana pertujukan dibangun
dengan kesan mistis dan gaib; sebab, selain sebagai pencerita, dalang
juga dipercaya memiliki kemampuan mengusir roh jahat.
c. Mak Yong
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjmhY7M-
aLnAhV9zTgGHeY6CHkQjRx6BAgBEAQ&url=http%3A%2F%2Ftariandaerahriau.blogspot.com
%2F2017%2F09%2Fteater-makyong-di-riau-
dan.html&psig=AOvVaw1TgqqY2YIqO9OBGAa6eMsQ&ust=1580185736803072
13.
Mak yong adalah sejenis pertunjukkan tradisi lisan yang berasal
dari Pattani, Thailand selatan. Mak yong masuk ke Indonesia melalui
Riau, lalu Sumatra Utara, kemudian Kalimantan Barat. Mak yong
kemudian menjadi bagian dari kebudayaan Melayu.
Ada banyak unsur seni dalam pementasan mak yong, seperti drama,
tari, musik, dan mimik. Dialog disampaikan dalam bentuk prosa dan
tanpa naskah. Beberapa tokoh utamanya adalah punakawan yaitu para
pengasuh, Wak Pedanda, yaitu orang bijak dan ahli ilmu pengetahuan;
Mak Yong sendiri berperan sebagai putri raja.
Cerita yang paling disukai dalam pertunjukan mak yong adalah kisah
cinta antara Mak Yong dan Dewa Muda. Meski melakonkan kisah
cinta, semua pelakonnya perempuan.
Pertunjukkan ini merupakan bentuk ucapan terima kasih kepada
Tuhan; dengan demikian, sering dianggap sebagai pertunjukkan suci.
Oleh karena itulah, awal pertunjukan selalu didahului pembacaan doa
yang dilakukan oleh panjak atau bomah.
d. Didong
https://www.google.com/url?
sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjhruSi9aLnAhW6_3MBHbueBLMQjRx6BAgBEAQ&url=
http%3A%2F%2Fcyberspaceandtime.com%2FFYYIEV3r88A.video
%2Brelated&psig=AOvVaw353MVPvyRw_vluVv8xxU-w&ust=1580184713821633
14.
Awalnya kesenian ini dipentaskan hanya untuk pesta perkawinan,
upacara tradisional, dan hari libur penting, namun dalam
perkembangannya telah menjadi seni pertunjukan untuk umum.
Unsur-unsur yang ada di dalam didong meliputi seni sastra, seni tari,
dan seni suara. Tokoh utama dalam tradisi ini adalah ceh yang
mempunyai kemampuan untuk menggubah lagu.
Untuk menghidupkan pertujukan, sajak-sajak yang disampaikan oleh
ceh akan diiringi dengan tepukan tangan, entakan kaki, dan ketukan
pada panci. Isi sajak yang dinyanyikan umumnya merupakan
gambaran kehidupan sehari-hari seorang petani yang sederhana.
e. Rabab Pariaman
https://www.google.com/url?
sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjYvN3f76LnAhVPaCsKHaJACjIQjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F
%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3DmkMdR-
qFn30&psig=AOvVaw0gMktMeD5iRzxEFsuEnKE4&ust=1580183211507982
Rabab pariaman adalah salah satu tradisi lisan yang berasal dari
Sumatra Barat. Rabab adalah sejenis alat musik gesek yang
menggunakan tempurung kelapa sebagai badannya, ditutup dengan
bambu dan diberi kayu dan hiasan bunga pada kepalanya. Cara
membunyikannya adalah dengan dipetik atau dimainkan dengan busur
gesek yang terbuat dari kawat nilon halus. Bentuknya secara
keseluruhan dan cara memainkannya persis seperti biola.
15.
Penyampaian cerita dilakukan oleh tukang rabab, yang selalu lelaki.
Pertunjukan rabab sering memakan waktu cukup lama, yaitu dimulai
sesudah waktu isya sampai menjelang waktu subuh. Pertunjukannya
sendiri berjalan sangat interaktif dan sering melibatkan penonton, yang
memberikan komentar secara langsung terhadap apa yang dipertunjukan.
Teks rabab dibagi dalam dua unsur, yaitu:
Dendang adalah syair yang dinyanyikan.
Kaba adalah cerita yang disampaikan.
Sebagian besar cerita berlatar belakang sebuah kerajaan, dengan tokoh
utama seseorang yang memiliki kekuatan gaib. Tema cerita kebanyakan
berisi konflik antaranggota keluarga kerajaan.
f. Tanggomo
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwiv-
8aM9KLnAhXRAnIKHSTRC00QjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F%2Fwww.genpi.co%2Fberita
%2F4798%2Ftanggomo-tradisi-lisan-pemikat-wisata-
gorontalo&psig=AOvVaw3ayU8tH5xAm1RdrIcAYqYH&ust=1580184411632022
16.
Mereka menggubah suatu cerita jadi untaian tanggomo, dilakukan
secara lisan, disela sela bekerja. Penyampaian tanggomo bisa diiringi alat
musik seperti gambus dan kecapi, bisa juga tanpa musik sehingga si
pembawa cerita harus mengandalkan ngerakan tangan, muka, kepala, dan
mimik wajah untuk menghidupkan cerita. Tanggomo bisa di sampaikan
dimana saja: di pasar, di tepi sungai, juga dalam hajatan pernikahan.
Keberadaan tanggamo sangat dekat dengan rakyat. Itu karena, sesuai
namanya yang artinya menampung, seorang to motanggomo harus siap
menampung keinginan penonton, biasanya berupa menyelingi cerita
dengan lagu- lagu. Sementara itu, kisah yang di sampaikan to
motanggomo bermacam-macam, bisa dari mitos dan legenda keagamaan,
bisa juga dari sejarah ataupun peristiwa yang tengah terjadi di masyarakat
saat itu.
17.
PENUTUP
KESIMPULAN
simpulan dari makalah ini kami dapat mengetahui dan mengenali
hasil kebudayaan pada masyarakat praaksara tingkat lanjut:tradisi lisan.
Kami juga bisa mengetahui tentang adanya mitos, legenda, dongeng,
nyanyian rakyat, dan upacara. Itu termasuk ke dalam jenis-jenis florklor
(bagian dari kebudayaan suatu masyarakat yang tersebar dan bersifat
tradisional yang di wariskan secara lisan dan turun-temurun) sebagai hasil
kebudayaan pada masyarakat praaksara tingkat lanjut dan kami juga bisa
mengetahui peninggalan-peninggalan tradisi lisan yang masih lestari di
antaranya wayang, wayang beber, mak yong, didong, rabab pariaman, dan
tanggomo termasuk kedalam peninggalan yang masih lestari sampai saat
ini.