Disusun Oleh :
NAMA : TOMMY KURNIAWAN SUBIANTO
NIM : 105040207111016
KELAS :B
Digital Elevation Model (DEM) merupakan salah satu data utama untuk mendukung
berbagai kegiatan, seperti pembuatan peta topografi, koreksi citra satelit, pemetaan daerah
rawan bencana (banjir, tsunami, longsor, dan gunung api) dan penyusunan tataruang wilayah.
Ketersediaan Data DEM yang digunakan saat ini berasal dari berbagai sumber, seperti DEM
dari peta topografi, DEM dari sensor Synthetic Aparture Radar (SAR) seperti Shutlle Radar
Topography Mission (SRTM) atau DEM yang diturunkan dari data stereo seperti data stereo
sensor Advanced Land Observation Satellite - The panchromatic Remote Sensing Instrument
for Stereo Mapping (ALOS PRISM). Masing-masing DEM memiliki kelebihan dan
kelemahan yang terkait dengan kedetilan informasi, cakupan wilayah dan tingkat akurasi.
Seperti contoh, DEM dari peta topografi mempunyai informasi yang detil pada daerah curam
tapi tidak detil pada daerah datar, DEM SRTM memiliki tingkat akurasi yang tinggi tapi
resolusi spasial yang rendah, sedangkan DEM dari citra stereo memiliki resolusi spasial dan
tingkat akurasi yang tinggi tapi bermasalah dengan awan dan cakupannya yang sempit.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dibutuhkan metode untuk menghilangkan kelemahan
dan menggabungkan kelebihan yang dipunyai oleh masing-masing DEM tersebut.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan metode penggabungan data DEM yang
berbeda (DEM dari peta topografi, DEM SRTM dan DEM dari ALOS PRISM) untuk
mendapatkan DEM dengan kedetilan informasi dan tingkat akurasi yang lebih baik
dibandingkan DEM awal.
Kegiatan ini telah dilaksanakan dari bulan Maret-November 2011. Kesimpulan yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Tahap penyiapan data yang meliputi penyamaan model referensi tinggi dan
normalisasi data DEM, dari sumber DEM yang berbeda, perlu dilakukan untuk
mendapatkan DEM gabungan dengan kualitas yang baik.
2. Pada penggabungan DEM dari peta topografi dan DEM SRTM, Metode DEM
integration merupakan pilihan terbaik untuk menghasilkan DEM gabungan yang detil
dan akurat. Karena DEM integration dapat mengisi kekurangan informasi di wilayah
datar sehingga memperbaiki Height Error Map) dan meningkatkan akurasi vertikal
DEM gabungan.
3. Pada penggabungan DEM ALOS PRISM dan DEM SRTM, metode DEM fusion dapat
memperbaiki bull eyes secara menyeluruh, sehingga meningkatkan akurasi vertikal
dari DEM gabungan.
4. Perlu penelitian/kajian untuk merubah model DSM (DEM citra satelit optik dan SAR)
menjadi model DTM (DEM dari peta topografi dan pengukuran lapangan), sehingga
dapat dihasilkan DEM gabungan yang lebih akurat