Anda di halaman 1dari 17

KONSEP PAMALI TERHADAP LINGKUNGAN

VIVIEAN SEPTIANTY DEWI


ERIS LARAS PATIMAH
SURYATI
RIRIT FITRIANI
TRESA MEGA LESTARI

GUGUS DEPAN 19.116


AMBALAN PUTRI WATSIR
PANGKALAN SMA NEGERI 1 CIBEBER
KOTA/KABUPATEN LEBAK
TAHUN 2015
PERNYATAAN MENGENAI KARYA TULIS ILMIAH DAN
SOMBER INFORMASI

Dengan ini kami menyatakan bahwa karya ilmiah berjud u l "KONSEP PAMALI
TERHADAP LINGKUNGAN" adaJah benarkarya kam i dengan arahan dari guru pem
bim bing. Sumber informasi yang berasal atau d ikutip dari karya yang diterbitkan
maupun yang tidak d iterbitkan dari penulis lain telah d isebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir karya tulis i n i.

Cibeber, 25 Agustus 2015

iviean Septianti Dewi


ABSTRAK

Globalisasi mengharuskan generasi muda untuk dapat terus


mengembangkan dan meperbaiki pemikiran-pemikirannya dalam upaya
mengembangkan negaranya. Banyak hal yang mereka, para generasi muda
tinggalkan karena terus mengikuti perkembangan zaman seperti halnya
kebudayaan. Mereka cenderung lebih memilih mengikuti kebudayaan asing dari
pada kebudayaan lokal. Tidak banyak orang melestarikan kebudayaan daerahnya
sendiri, tapi banyak orang melestarikan budaya asing mulai dari cara berpakaian
sampai cara berbicara. Kebudayaan yang seharusnya mereka jaga dan lestarikan
terbengkalai begitu saja. Padahal kebudayaan yang dimiliki oleh daerah-daerah di
Negara Indonesia sangat banyak dan tentu nya dapat memberikan manfaat yang
jauh lebih besar baik itu untuk manusianya itu sendiri maupun untuk alam dan
lingkungannya. Tujuan dari pembuatan karya tulis ini yaitu mendeskripsikan,
memaparkan atau menginformasikan bahwa upaya menjaga lingkungan juga
berkaitan dengan kebudayaan bahkan sangat erat kaitannya dan banyak
manfaatnya. Metode dari pembuatan karya tulis ini dimulai dari pencarian ide,
merumuskan masalah, pecarian dan pengumpulan data baik dari internet, buku-
buku maupun dengan wawancara. Hasil yang didapat dari pembuatan karya tulis
ini, penulis memperoleh suatu kesimpulan bahwa kebudayaan yang ada dan
berkembang di masyarakat yang merupakan warisan dari nenek moyang adalah
sesuatu yang ternyata bersifat menjaga, baik menjaga masyarakatnya maupun
lingkungan. Banyak kebudayaan yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan
mulai dari adat Pamali, pantang dan pongokan. Itu semua ada dan berkambang
sejak zaman nenek moyang.
Kata kunci : Budaya, Tradisi, Pamali

ABSTRACT
Globalization requires young people to be able to continue to develop and refine
his ideas in an effort to develop their kingdom. Any thing, the younger generation left off
because it continues with the times as ever culture. Their tend to prefer to follow the foreign
cultures of the many local cultures. Preserve not the culture of their homeland, but many
people preserve foreign cultures ranging from how to dress to how to talk. They culture
should keep and preserve just cultural. even though abandoned once owned by the regions
in the State Indonesian very much and certainly can provide far greater benefits both for it
self and its man to nature and the environment. The objective of this paper is to describe,
explain or inform that safeguarding the environment is also related to culture even
very closely related and have many benefits. The method of manufacture
of this paper starts from the search of ideas, formulate problems, Searching and better data
observation collection from the Internet, books or interviews.
The results obtained from the manufacture of this paper, the authors obtained a conclusion
that cultures that exist and thrive in the community which is inherited from ancestors is
something that turns out to be keeping both keep people and the environment. Many
cultures that are beneficial to society and the environment from the customary Pamali,
abstinence and pongokan. That's all there and flower since the time of the ancestors.
Keywords : Culture, Tradition. Pamali

iii
Judul Karya Tulis : KONSEP PAMALI TERHADAP LINGKUNGAN
Nama : Viviean Septianty Dewi
Eris Laras Pati mah
Suryati
Ririt Fitrian i
Tresa Mega Lestari

Disetujui oleh :

Guru Pem bim bing Pembina Pendam ping

QP!Ap /

Wisnu Wirand i,S.Sn Wiwi Suherti, S.H


NI P.197701312008012005

Diketahui oleh

Kepala Sekolah

Ad. Suharda S.Pd


NI P. 19 308021987031006

Tanggal Pengesahan : 25 Agustus 2015

iii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkah,
rahmat, serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul
KONSEP PAMALI TERHADAP LINGKUNGAN dengan baik. Shalawat serta
salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan dan panutan umat manusia
yaitu Nabi Muhammad S.A.W.

Karya tulis ilmiah ini dibuat sebagai sumber pengetahuan bagi insan
akademis khususnya serta masyarakat pada umumnya.

Penulisan karya ilmiah ini juga merupakan sebagai salah satu bentuk
kepedulian kami terhadap budaya lokal yang kini sedikit demi sedikit tergeser oleh
perkembangan era globalisasi. Sehingga hal tersebut dapat berdampak buruk pada
lingkungan, selain itu penelitian ilmiah ini juga ditujukan untuk menjembatanai dan
memberikan saran terhadap fenomena budaya dan lingkungan yang terjadi.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada :

1. Kepala Sekolah SMA N 1 Cibeber, yang telah memberikan izin serta


dukungan terhadap penelitian.
2. Wakasek Kesiswaan, Bapak Bambang, K.S. S.Pd, sebagai pemeberi
motivasi-motivasi serta informasi-informasi terkait karya ilmiah.
3. Pembimbing Penulisan, Bapak Wisnu Wirandi, S.Sn yang telah
membimbing kami selama proses penelitian dan penyususnan karya
ilmiah.
4. Bapak Sutarya, selaku narasumber yang memberikan informasi terkait
fenomena budaya yang berpengaruh terhadap lingkungan.
5. Masyarakat Desa Cicarucub, yang memebantu memberikan informasi
terkait fenomena-fenomena budaya.
6. Serta pihak-pihak yang telah membantu dan melengkapi kekurangan-
kekurangan dari pembuatan karya tulis ini.

Semoga karya tulis ini dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan


kebudayaan khususnya yang berdampak baik bagi lingkungan.

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

PERNYATAAN MENGENAI KARYA TULIS ILMIAH DAN SUMBER


INFORMASI ......................................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
PENGESAHAN .................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................iv
DAFTAR ISI ...........................................................................................................v
PENDAHULUAN...................................................................................................1
Latar Belakang .............................................................................................1
Rumusan Masalah ........................................................................................2
Tujuan ..........................................................................................................2
Manfaat ........................................................................................................2
Sistematika Penulisan ..................................................................................3
LANDASAN TEORI ..............................................................................................4
Pengertian Budaya .......................................................................................4
Pengertian Pamali.........................................................................................5
Pengertian Lingkungan ................................................................................6
METODE PENELITIAN ......................................................................................6
HASIL PENELITIAN ...........................................................................................8
Pengaruh Konsep Pamali Terhadap Masyarakat
di Desa Cicarucub ........................................................................................ 8
Pengaruh Konsep Pamali Terhadap Lingkungan ......................................... 9
PENUTUP .............................................................................................................10
Kesimpulan ................................................................................................10
Saran...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10
LAMPIRAN ..........................................................................................................11

v
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Seiring perkembangan zaman khususnya di Negara Indonsia, mempengaruhi
arus Globalisasi pada segala sektor budaya. Hal tersebut membawa dampak yang
tidak hanya menguntungkan tetapi juga merugikan. Keuntungan yang didapat
tidaklah berbanding seimbang dengan kerugian yang diperoleh, diantaranya
sebagian besar masyarakat cenderung lebih menyukai dan bahkan melestarikan
kebudayaan asing dari pada kebudayaan lokal. Dalam hal ini terjadi sebuah
transformasi budaya secara global. Masyarakat cenderung hidup individualis dan
mengutamakan keegoisan diri sendiri dari pada kepentingan bersama, serta tidak
lagi dapat menjaga kebersihan lingkungan dengan sebuah alasan bahwa menjaga
kebersihan bukanlah tugas yang harus mereka kerjakan, karena sudah ada petugas
kebersihan. Padahal seyogyanya setiap orang memiliki kewajiban untuk menjaga
lingkungan. Seperti dikatakan oleh Koentjaraningrat bahwa :
kita memang belum mempunyai konsepsi nasional yang jelas mengenai
masyarakat seperti apa yang ingin kita tuju dengan usaha pembangunan kita
( kecuali bahwa kita semua ingin menjadi agak lebih makmur dan ingin agar
demokrasi kita lebih sempurna. Kalau demikian, maka guna member sedikit
penghargaan kepada pembangunan kita, sambil mulai mengembangkan
suatu konsepsi yang jelas mengenai tujuan dari usaha itu, kita harus
mencoba memahami akibat serta aspek-aspek negatif dan bahaya dari
kemakmuran serta demokrasi yang terlampau ekstrim. Akibat- akibat dan
bahaya itu menurut pandangan saya sendiri adalah : (1) individualisme
ekstrim serta isolasi individu; (2) keretakan prinsip-prinsip kekeluargaan;
(3) hilangnya nilai-nilai hidup rohaniah yang mempertinggi mutu hidup; (4)
penggunaan kelebihan harta dan waktu luang tak wajar;
dan (5) polusi dan pencemaran lingkungan hidup. 1
Jika terus menerus seperti ini bangsa Indonesia bisa kehilangan jati dirinya
yang memegang teguh hidup bermasyarakat, solidaritas serta menjaga lingkungan.
Baiknya, setiap daerah memiliki cara untuk membuat masyarakatnya tetap
memegang teguh hidup dalam kebersamaan, mementingkan kepentingan umum
dan memperdulikan lingkungan.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan melestarikan tradisi dan
kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang. Dengan meyakini dan memegang
teguh satu keyakinan bahwa apa yang telah diwariskan oleh nenek moyang adalah
hal yang baik serta dapat mendatangkan kebaikan. Meskipun makna dari setiap apa
yang telah diwariskan tidak sepenuhnya difahami makna yang sebenarnya.
Dari satu kata yang diucapkan pada zaman nenek moyang ternyata sangat
berpengaruh besar terhadap kebudayaan khususnya, dan untuk lingkungan

1
Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Kebudayaan,(Jakarta:PT Gramedia Purtaka
Utama, 1992),83-84.

1
umumnya. Kata pamali ternyata sangat berpengaruh terhadap lingkungan. Tidak
banyak orang mengetahui hal itu, yang mereka tahu kata itu bermakna sebuah
larangan atau sesuatu yang tidak boleh mereka lakukan, jika dilakukan akan
mendatangkan suatu masalah. Padahal setiap ucapan memiliki maksud dan tujuan
tertentu yang ingin dicapai.
Berdaskan atas ulasan latar belakang masalah di atas, maka penulis
mengambil judul Pengaruh Konsep Pamali Terhadap Lingkungan. Upaya untuk
mendeskripsikan sebuah konsepsi pamali terhadap lingkungan ini sebagai bahan
informasi dan kontribusi yang berarti bagi masyarakat, dengan harapan bahwa
dengan adanya konsep pamali pada budaya masyarakat desa, lingkungan tetap
terjaga dengan baik hingga ke generasi yang akan datang.

Rumusan Masalah
Penelitian mengenai sebuah konsep Pamali terhadap lingkungan adalah
suatu pekerjaan yang sangat kompleks, oleh karena itu penelitian ini dibatasi hanya
pada pengaruh konsep tersebut pada masyarakat yang berada di desa Cicarucub
kabupaten Lebak provinsi Banten.
Agar penelitian konsep pamali dapat dibahas secara lebih fokus, maka
dirumuskan beberapa pertanyaan berikut ini:
1) Mengapa terdapat istilah pamali di desa Cicarucub ?
2) Apa saja yang disebut pamali ?
3) Apa pengaruh konsep pamali bagi masyarakat desa Cicarucub ?
4) Apa pengaruh konsep pamali bagi lingkungan di desa Cicarucub ?

Tujuan Penelitian
Pemilihan materi pengkajian deskriptif konsep pamali di desa Cicarucub
kecamatan Cibeber kabupaten Lebak provinsi Banten memiliki tujuan untuk
mengetahui:
1) Mengetahui arti pamali.
2) Mengetahui apa saja yang termasuk dalam istilah pamali.
3) Mengetahui pengaruh konsep pamali terhadap masyarakat di desa
Cicarucub.
4) Mengetahui pengaruh konsep pamali terhadap lingkungan di desa
Cicarucub.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari pembuatan karya tulis ini yaitu :
A. Bagi Pembaca
1. Pembaca dapat lebih memahami tentang apa itu budaya pamali di
masyarakat desa Cicarucub
2. Dapat dijadikan referensi dalam mengetahui kebudayaan lokal
maupun luar.

2
3. Menambah wawasan mengenai konsep pamali yang ada di masyarakat
desa Cicarucub.
4. Menjadikan pembaca turut serta menjaga lingkungan sesuai dengan
adat istiadat yang ada di lingkungannya.
B. Bagi Penulis
1. Menambah wawasan penulis khususnya dalam hal yang berkaitan
dengan budaya pamali
2. Menjadikan penulis pribadi yang aktif,
3. Turut menjaga dan mempertahankan lingungan.
4. Menghargai budaya lokal yang telah tertanam di masyarakat,

C. Bagi Masyarakat Umum


1. Masyarakat dapat menjaga dan melestarikan kearifan lokal yang ada di
daerahnya serta tidak mudah terpengaruh oleh perubahan zaman.
2. Mengetahui bahwa budaya lokal itu patut dijaga.
3. Turut serta menjaga lingkungan.

D. Bagi Praktisi Pendidikan


1. Memberi inspirasi kepada para guru ataupun pihak lain agar
mengembangkan dan mengaplikasikan pentingnya kearifan lokal di
suatu daerah.
2. Menambah konsep atau metode belajar menganai pentingnya menjaga
lingkungan.
E. Bagi Pemerintah
1. Dapat memperoleh masukkan dalam merumuskan kebijakan- kebijakan
yang terkait dengan sistem pembelajaran berbasis budaya lokal di
Indonesia
2. Menjadi salah satu solusi alternative untuk menjaga lingkungan
berbasis budaya lokal bagi masyarakat.

Sistematika penulisan

Dari pokok-pokok pemikiran yang diuraikan di atas, berikut ini disusun suatu
kerangka dasar penulisan dalam pembahasan. Adapun sistematika penulisan untuk
menyusun karya ilmiah ini, adalah sebagai berikut:
a. Bagian Muka
Dalam bagian ini terdiri dari : halaman judul, halaman pengesahan, kata
pengantar dan daftar isi.
b. Bagian Isi
Bab I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan : latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika
penulisan.
Bab II : Landasan Teori. Pertama, pengertian budaya. Kedua, pengertian
pamali. Ketiga, pengertian lingkungan.

3
Bab III : Metodologi Penulisan, terdiri atas pencarian ide, merumuskan
masalah, pengumpulan informasi, pengolahan informasi serta pengambilan
kesimpulan dan saran.
Bab IV : Hasil dan pembahasan berisi analisa dan pembahasan dampak
konsep pamali terhadap lingkungan
Bab V : Penutup. Bab ini berisikan kesimpulan dan saran
c. Bagian akhir
Pada bagian ini terdiri dari : daftar pustaka dan biodata penulis.

LANDASAN TEORI

Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansakerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-
hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture
juga kadang diterjemahkan sebagai kultur dalam bahasa Indonesia. Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya merupakan suatu pola
hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek
budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-
budaya ini tersebar dan meliputi kegiatan sosial manusia.2
Dikatakan oleh Keesing yang dikutip oleh Achmad Fedyani Saepuddin dalam
Antropologi Kontemporer bahwa :
kebudayaan atau peradaban, diambil dalam pengertian etnografi yang luas
adalah keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, keyakinan, seni,
moral, hukum, adat istiadat, dan kapabilitas dan kebiasaan-kebiasaan lainnya
yang dimiliki manusia sebagai anggota masyarakat. Keesing:
mengidentifikasikan empat pendekatan terhadap kebudayaan, yang pertama
memandang kebudayaan sebagai system adaptif dari keyakinan dan perilaku
yang dipelajari. Kedua, adalah memandang kebudayaan sebagai system
kognitif yang tersusun dari apapun yang diketahui dalam berpikir menurut
cara tertentu. Ketiga, adalah memandang kebudayaan sebagai system struktur
dari simbol-simbol yang dimiliki bersama yang memiliki analogi dengan
struktur pemikiran manusia. Keempat, memandang kebudayaan sebagai
system simbol yang terdiri dari simbol-simbol dan makna-makna
yang dimiliki bersama yang dapat diidentifikasi, dan bersifat publik.3

2
Sumber Online : (www.wikipedia.com), diakses tanggal 23 Agustus 2015.
3
Achmad Fedyani Saifuddin,Antropologi kontemporer ,(Jakarta:Renada Media,2005),74-79.

4
Dalam hal yang sama, Koentjaraningrat menyebutkan tujuh unsur
kebudayaan universal4, yakni :
1. Sistem religi dan upacara keagamaan
2. System organisasi kemasyarakatan
3. System pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem mata pencaharian
7. System teknologi dan peralatan

Dipertegas pula oleh Clifford Geertz tentang konteks kebudayaan bahwa


Materialisme kebudayaan memusatkan perhatian pada persoalan umum mengenai
kausalitas kebudayaan, yakni komponen sistem sosial budaya yang mana yang
merupakan penentu, dan bukan merupakan proses dinamik. Clifford Geertz (1973)
mengemukakan suatu definisi kebudayaan sebagai suatu sistem keteraturan dari
makna dan symbol-simbol yang dengan makna dan simbol tersebut individu-
individu mendefinisikan dunia mereka, mengekspresikan perasaan-perasaan
mereka, dan membuat penilaian mereka. Merupakan suatu pola makna-makna yang
ditransmisikan secara historis yang terkandung dalam bentuk-bentuk simbolik.
Serta suatu peralatan simbolik bagi mengontrol perilaku dan kebudayaan adalah
suatu system symbol, makna proses kebudayaan harus dipahami, diterjemahkan,
dan diinterpretasi.
Secara sadar atau tidak, konsep kebudayaann sangat berpengaruh besar baik
bagi masyarakat maupun lingkungan. Sesuatu yang dianggap memiliki hal gaib
ternyata berpengruh besar bagi lingkungan, pemanfaatan lingkungan dan alam yang
digunakan secara tidak wajar dapat tercegah dengan adanya konsepsi budaya yaitu
istilah pamali di masyarakat.

Pengertian Pamali
Pamali merupakan sebuah siloka5 atau persamaan kata yang berarti tidak
boleh, larangan, aturan yang tidak boleh dilanggar, atau pantangan. Dalam bahasa
Arab Pamali sama artinya dengan thiyarah atau tathoyyur (mempercayai adanya)
yang merupakan salah satu dari bentuk-bentuk kesyirikan yang tersebar luas di
masyarakat. Pamali bisa disebut juga pantangan. Pantangan tersebut tentunya
berawal dari banyaknya kasus yang terjadi karena melanggar pantangan tersebut
meski segala sesuatunya adalah bersandarkan atas kehendak Tuhan. Kata pamali
sudah ada sejak zaman nenek moyang yang berarti ngaji diri ngaji rasa (satu
rasa). Merupakan aub lembur (titipan dari nenek moyang). Dalam bahasa lokal

44
Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Kebudayaan,(Jakarta:PT Gramedia Purtaka
Utama, 1992), 2.
5
Siloka merupakan bahasa sunda yang termasuk bahasa sindir, bahasa yang harus dipikirkan kembali
tentang isi sebenarnya yang mengandung arti mendalam. Siloka semacam ungkapan yang dikemas
dalam bentuk symbol dan metafora.
(Sumber Online :www.uinsgd.ac.id/front/detail/focus/siloka-sunda).

5
(sunda) pamali bermakna sarendek saigel, sabobot sapihadean, sabagja sacilaka
yang berarti bersama-sama dalam kebaikan, turut merasakan apa yang dirasakan
orang lain. Pantangan yang ada bertujuan untuk keselamatan masyarakat maupun
kelestarian alam. Konsep ini diturunkan secara oral atau lisan dari nenek moyang
yang hingga saat ini masih dipegang teguh oleh masyarakat.
Sebuah tutur kata nenek moyang tidak dapat lepas dari tradisi mitos-mitos.
Dipandang sevara kelembagaan religi, mitos adalah semacam sumber kepercayaan.
Seperti dikatakan oleh Jakob Sumardjo bahwa :
Mitos adalah pemersatu social, yang pada masyarakat primordial
merupakan religi suku. Bagaimana mitos-mitos pemersatu cara berfikir
suku ini dapat diwariskan secara turun temurun? Dengan cara lisan, yakni
dituturkan dalam sebuah cerita.6
Dengan kata lain, jika konsep pamali yang dalam konteks mitos sebagai
sebuah bentuk ungkapan untuk membuat sesuatu menjadi larangan atau pantangan,
maka lingkungan dapat terjaga kelestariannya.

Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna
yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang
meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan
fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.
Lingkungan terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Ilmu yang mempelajari
lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi.

METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan emik dan
etik. Artinya sumber pernyataan dari masyarakat asli desa Cicarucub sebagai pelaku
atau narasumber (emik) dijadikan rujukan, dan disaat yang sama informasi dan
pendapat dari para ahli dari luar masyarakat (etik) juga dijadikan sumber rujukan.
Kedua pendekatan ini berasal dari disiplin antropologi yang diambil dari cabang
ilmu linguistik, yaitu fonemik dan fonetik. Seperti dikatakan oleh Marvin Harris
yang dikutip oleh Achmad Fedyani bahwa:
Kerja emik mencapai tingkat tertinggi tatkkala mengangkat informan native
pada status penilai tertinggi bagi kecukupan deskripsi dan analisis
pengamat. Pengujian kecukupan dari analisis emik adalah kemampuannya
menghasilkan pernyataan-pernyataan yang dapat diterima native sebagai
nyata, bermakna, atau sesuaiKerja etik mencapai tingkat tertinggi

6
Jakob Sumardjo, Estetika Paradoks,(Bandung: STSI Bandung Sunan Ambu Press, 2006),134-
135.

6
tatkala mengangkat pengamat kepada status penilai tertinggi dari kategori-
kategori dan konsep-konsep yang digunakan dalam deskripsi dan analisis.7

Metode primer pendekatan emik dilakukan dengan wawancara secara intensif


dan sistematis kepada beberapa narasumber melalui bahasa asli mereka.
Singkatnya, pada proses kerja emik dapat menempatkan diri sebagai insider (orang
dalam) yang sangat percaya terhadap informasi verbal yang disampaikan oleh
narasumbernya.
Berbeda halnya dengan pendekatan etik, pendekatan ini lebih berorientasi
pada pengamatan terhadap perilaku manusia dalam mendeskripsikan kebudayaan.
Artinya, dengan pendekatan etik dapat melakukan pengamatan terhadap perilaku
manusia (masyarakat setempat) secara intensif dan informasi dari berbagai sumber
di luar masyarakat asli digunakan sebagai rujukan.
Pengumpulan data terkait dengan proses pendeskripsian konsep pamali ini
dilakukan dengan teknik-teknik penelitian sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan bahan-bahan,
sumber-sumber tertulis atau data yang berkaitan dengan kearifan lokal
konsep pamali yang ada.
2. Observasi
Observasi merupakan pengamatan langsung di lapangan secara
cermat dengan melihat atau meninjau hal-hal mengenai objek penelitian
untuk mendapatkan informasi yang terbaru. Untuk itu digunakan metode
participant observation di lokasi penelitian.
Pada observasi ini, peneliti terlibat langsung dalam kegiatan dan
keseharian masyarakat selama berhari-hari. Dalam hal ini penulis hanya
bertindak sebagai pengamat dari berbagai kegiatan yang berlangsung.
3. Wawancara
Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi dari individu-
individu tertentu yang memiliki pengetahuan tentang fenomena-fenomena
lingkungan yang berhubungan dengan sebuah konsep pamali di desa
Cicarucub kecamatan Cibeber kabupaten Lebak-Banten. Selama melakukan
wawancara, beberapa pertanyaan diajukan sehingga memungkinkan
informan memberikan keterangan terinci untuk melengkapi fokus penelitian
demi tercapainya sasaran penelitian.
4. Dokumentasi Visual
Dokumentasi visual pada objek penelitian didapatkan sebagai bukti
otentik yang dapat dipertanggungjawabkan tingkat validitasnya.
Dalam melakukan penelitian di lapangan digunakan beberapa alat
penunjang yang membantu pendokumentasian, terdiri atas:
a. Alat pengambilan gambar menggunakan kamera digital dengan
merk Nikon. Kamera ini digunakan untuk mendokumentasikan gambar
serta lokasi penelitian saat pelaksanaan observasi.

7
Achmad Fedyani, Antropologi Kontemporer. (Jakarta: Prenada Media, 2005), 91.

7
b. Satu unit computer Acer Aspire E1-410 series (laptop) dengan
spesifikasi intel Celeron processor N2820,Intel HD Graphics, 14.0 HD
LED LCD, 2 GB DDR3 L Memory, 320 GB HDD, DVD-Super Multi
DL drive, 4 cell li-on battery. Laptop ini digunakan sebagai media
penyusunan karya ilmiah dalam bentuk tulisan.
c. Alat transfer data, flash disk dengan merk Kingston 8 GB, media
transfer data ini digunakan untuk memindahkan data dari kamera ke
laptop dan juga sebagai media penyimpanan back up data.
d. Software atau perangkat lunak yang digunakan untuk mendukung
penelitian ini, yakni Microsoft Office Word 2007, dipergunakan sebagai
media pengetikan karya ilmiah.

HASIL PENELITIAN

Pengaruh Konsep Pamali Terhadap Masyarakat di Desa Cicarucub

Pada dasarnya setiap daerah memiliki kearifan lokal, adat istiadat, dan
tradisi dari nenek moyangnya masing-masing. Kearifan lokal yang ada berkembang
seiring perkembangan zaman, tidak sedikit yang masih tetap memegang teguh pada
kepercayaan adat tersebut. Anggapan bahwa apa yang nenek moyang jalani dan
yakini adalah suatu hal yang baik dan dapat memberi keselamatan baik dari
kehidupan maupun penghidupannya. Di era globalisasi semakin banyak orang-
orang terpelajar yang diantara mereka memiliki paham mengenai kepercayaan atau
menganggap bahwa percaya pada hal-hal yang tidak masuk akal adalah
menyekutukan Tuhan, tapi perbedaan paham itu dapat dipersatukan dengan satu
kejelasan bahwa kepercayaan terhadap Tuhan adalah sebuah hakikat sedangkan
hakikat harus disertai syariat dan syariat nya adalah percaya kepada orangtua
terdahulu. Kepercayaan dan keyakinan bahwa apa yang nenek moyang wariskan
adalah sesuatu yang baik.
Peran nenek moyang memang sangat besar, adat istiadat dan budaya sangat
mereka junjung tinggi. Seperti halnya konsep budaya pamali yang ada, tertanam,
dan berkembang di masyarakat desa Cicarucub. Mengapa mereka masih
mempercayai hal-hal seperti itu ? karena mereka percaya bahwa kata pamali itu
adalah sebuah pengikat antara manusia dengan manusia, manusia dengan
lingkungan maupun manusia dengan alam lain. Mereka meyakini bahwa apa yang
nenek moyang percayai adalah sebuah upaya untuk saling menjaga, saling
mengingatkan, saling memperdulikan antara satu sama lain. Konsep pamali adalah
cara untuk menjaga mereka dari bahaya, mendatangkan suatu manfaat yang besar
dan cara mempersatukan masyarakat dalam satu syariat.

8
Pengaruh Konsep Pamali terhadap Lingkungan

Konsep pamali tidak hanya berpengaruh terhadap masyarakat saja tetapi


juga berpengaruh terhadap lingkungan. Larangan akan melakukan hal-hal yang
dapat merusak alam dapat tersosialisasikan di masyarakat dengan baik. Cara yang
digunakanpun tidaklah sulit, cukup mempercayai istilah kata pamali sebagai
sesuatu yang akan mendatangkan musibah bila dilanggar. Secara sadar atau tidak,
masyarakat telah turut menjaga lingkungan dengan menjalankan konsep budaya
pamali itu sendiri.
Adapun konsep pamali yang bermanfaatan dengan lingkungan yaitu :

No. Pamali Makna atau Maksud Tujuan


1. Pantang 1) Tidak boleh mengambil 1) Agar air tidak tercemar
( setiap hari air pagi-pagi. karena makhluk hidup
selasa masih bermikroorganisme.
dibulan 2) Tidak boleh mengambil 2) Menjaga tumbuhan agar
Maulid Nabi kayu bakar. tumbuh-tumbuhan dapat
) memperbaharui dirinya
sendiri.
3) Tidak boleh masuk ke 3) Agar air tidak
daerah yang merupakan tercemar.
sumber mata air.
4) Tidak boleh mengambil 4) Agar alam bisa terus
hasil alam. melakukan pembaharuan, dan
mencegah kepunahan baik
flora maupun faunanya.
5) Tidak boleh menebang 5) Karena pohon adalah
pohon di sumber mata sumber mata air. Agartidak
air. mengalami kekeringan saat
musim kemarau yang
berkepanjangan
2. Pongokan Tidak boleh mengambil 1) Mengistirahatkan alam
(setiap hari hasil bumi 2) Mengurangi pemanfaatan
jumat) hasil bumi yang berlebihan
yang dapat menyebabkan
kelangkaan sumber daya.

Konsep pamali yang dilanggar dapat membawa pengaruh besar khususnya


bagi lingkungan. Diantaranya kekeringan saat kemarau berkepanjangan, minimnya
hasil bumi, ketersediaan sumber daya alam yang semakin minim, dan sumber-
sumber kehidupan yang tidak lagi memadai. Itu semua terjadi karena keserakahan
manusia, nafsu manusia yang tidak terkendali. Keserakahan dari sikap manusia
dapat diminimalisir dengan adanya konsep pamali ini. Adapun cara yang bisa
dilakukan untuk melestarikan konsep budaya pamali ini yaitu dengan pengarahan
secara lisan kepada anak cucu ataupun dengan memberikan contoh

9
dalam perbuatan. Sedangkan hal yang bisa dilakukan ketika konsep pamali ini
tidak lagi dibudayakan itu kembali kepada diri masyarakat itu sendiri.

PENUTUP

Kesimpulan

Pamali adalah salah satu kebudayaan yang ada dan berkembang sejak
zaman nenek moyang sampai sekarang.Kata pamali itu sendiri berarti sebuah
larangan yang bersifat menjaga, baik menjaga manusianya itu sendiri maupun
menjaga lingkungan.Kepercayaan manusia terhadap nenek moyang telah
membawa manusia kedalam sebuah budaya yang secra disadari atau tidak
membawa dampak yang baik.

Saran
Menjaga, memperbaharui dan memperbaiki lingkungan adalah suatu hal
yang baik daripada membiarkannya begitu saja.Semua itu kembali pada pribadi diri
masyarakat yang menjalani hidup.Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang
dijaga bukan hanya dimanfaatkan terus menerus tanpa melakukan pembaharuan.
Seharusnya setiap manusia menyadari bahwa masih ada kehidupan dimasa depan,
pada masa dimana anak cucunya hidup dan berkembang, sehingga mereka tidak
memiliki keegoisan yang tinggi untuk hidup berlebihan dimasa sekarang dan tidak
memperdulikan kelangsungan hidup keturunan-keturunannya dimasa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin,Achmad Fedyani
2005 Antropologi Kontemporer,Jakarta.PRENADA MEDIA.
Poerwanto,Hari
2000 Kebudayaan dan Lingkungan,Yogyakarta.Pustaka Pelajar.
Koentjaraningrat,
1992 Kebudayaan Mentalitas dan Kebudayaan,Jakarta:PT Gramedia Purtaka Utama.
Sumber Online : (www.wikipedia.com )

DAFTAR NARASUMBER

1. Bapak Sutarya, kasepuhan desa Cicarucub


2. Olot Rapendi, kaolotan desa Cidikit Girang
3. Mak Enoh, kaolotan desa Cidikit Hilir
4. Olot Dalim, kasepuhan desa Cibadak
5. Olot Acang, kaolotan desa Ciherang.

10
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Narasumber bersama Penyusun

Gambar 2 : Penyusun saat melakukan wawancara

Gambar 3 : Penyusun bersama Narasumber

11

Anda mungkin juga menyukai